PENERAPAN MODEL STRATEGY MAPPING KEBIJAKAN BIDANG KESEHATAN.

(1)

LAPORAN AKHIR

JUDUL PENELITIAN

Penerapan Model Strategy Mapping Kebijakan Bidang Kesehatan

Ketua Peneliti:

Dr. Sintaningrum., M.T / 0013016402 Anggota :

Mas Dadang Enjat Munajat.,S.Si.,M.TI

UNIVERSITAS PADJADJARAN NOVEMBER 2014

Bidang Unggulan : Kebijakan, Budaya dan Informasi Kode/ Nama Rumpun Ilmu : 594/ Ilmu Administrasi (Niaga, Negara, Publik, Pembangunan, Dll)


(2)

(3)

Ringkasan

Penelitian ini merupakan kelanjutan dari penelitian sebelumnya tentang strategy mapping kebijakan bidang kesehatan di Jawa Barat menggunakan balance scorecard. Penelitian ini pada akhirnya menghasilkan aplikasi model strategy mapping dalam bentuk software sehingga bisa digunakan oleh Dinas Kesehatan di Indonesia sebagai instrumen untuk mencapai Visi dan Misi Provinsi-nya.

Dalam pengukuran indikator program kesehatan di Indonesia sangat mudah, yaitu menggunakan 19 alat pengukuran kinerja yang dijelaskan di atas. Hanya saja, Provinsi/ Kabupaten dan Kota sulit untuk mengindentifikasi faktor mana saja dari 19 indikator tersebut yang saling mempengaruhi satu yang lainnya. Dan perlu diyakini pula bahwa tidak hanya 19 faktor tersebut yang muncul ke permukaan, bahwa faktor infrastruktur, jumlah SDM hingga pada kualitas pelayanan nampaknya terlewatkan di dalam indikator tersebut.

Hal inilah yang menarik peneliti untuk mengaitkan faktor-faktor dibelakang layar dan impak-nya terhadap 19 indikator kinerja yang disebutkan diatas. Sehingga dapat dengan mudah terbaca keterkaitan antara faktor di belakang layar terhadap capaian 19 kinerja berikut bobot masing-masing komponen terkait dan komponen mana saja yang sebaiknya di push untuk menggenjot kinerja-kinerja tertentu. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan pemodelan dinamis dengan bantuan aplikasi software yang dibuat mandiri untuk melakukan pengukuran per-variabel yang terlibat.


(4)

DAFTAR ISI

RINGKASAN( III!

BAB(I( 1!

PENDAHULUAN( 1!

4.1.! LATAR(BELAKANG(PENELITIAN( 1!

4.2.! PENELITIAN(TERDAHULU( 6!

4.3.! RUMUSAN(MASALAH( 8!

4.4.! TUJUAN(PENELITIAN( 8!

4.5.! LUARAN(DAN(MANFAAT(PENELITIAN( 8!

BAB(II( 9!

TINJAUAN(PUSTAKA( 9!

4.1.! PEMODELAN(KEBIJAKAN(MENGGUNAKAN(SYSTEM(DYNAMIC( 9!

4.2.! SIMULASI(DAN(VARIABEL(DALAM(KAITANNYA(DENGAN(INTERVENSI(KEBIJAKAN( 11!

4.3.! VALIDASI(DAN(VERIFIKASI( 11!

4.4.! SYSTEM(DYNAMIC(UNTUK(PERENCANAAN(PENGEMBANGAN(WILAYAH(NASIONAL( 13!

BAB(III( 14!

METODE(PENELITIAN( 14!

BAB(IV( 15!

ANALISA(DAN(PERUMUSAN(STRATEGY(MAP( 15!

4.1.! ANALISA(DATA( 15!

4.2.! TINJAUAN(SISTEM(INFORMASI( 17!

4.2.1! BERBASIS!TEKNOLOGI!WEB! 17!

4.2.2! KEAMANAN!SISTEM! 17!

4.3.! BAHASA(PEMROGRAMAN(PHP( 18!

4.4.! MYSQL(DATABASE( 20!

4.5.! KEUNGGULAN(TEKNOLOGI( 21!

4.6.! FITUR(APLIKASI( 21!

4.7.! SCREENSHOOT(APLIKASI(YANG(DIKEMBANGKAN( 25!

4.8.! KONDISI(RENSTRA(DINAS(KESEHATAN(UNTUK(TAHUN(2013E2018.( 29!

BAB(V( 38!


(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar!1.!Proses!Permintaan!Laporan!hingga!Publikasi!...!16!

Gambar!3.!Usulan!Peta!Strategi!Dinas!Kesehatan!...!25!

Gambar!4.!Fitur!tiga!perspektif!utama!...!26!

Gambar!5.!Realisasi!kinerja!dalam!prosentase.!...!26!

Gambar!6.!Isian!inisiatif!kegiatan!...!27!

Gambar!7.!Scorecard(online!...!28!

Gambar!8.!Rumusan!SWOT!...!29!

Gambar!9.!Urutan!Perencanaan!Strategis!...!30!

Gambar!10.!Eksisting!Renstra!2013T2018!(rumit)!...!33!

Gambar!11.!Pemetaan!Renstra!2013T2018!dalam!tiga!perspektif!utama!...!34!

Gambar!13.!Tampilan!tiap!perspektif!...!35!

Gambar!14.!Capaian!kinerja!...!36!

Gambar!15.!Capaian!kinerja!...!36!


(6)

DAFTAR GRAFIK

Grafik!1.!Umur!Harapan!Hidup!...!49! Grafik!2.!Peserta!Keluarga!Berencana!Aktif!dan!Baru!Tahun!2007T2011!...!49! Grafik!3.!PHBS!tahun!2007T2011!...!50! Grafik!4.!Usia!Pernikahan!Tahun!2007T2010!...!50! Grafik!5.!Kematian!Bayi!tahun!2007T2011!...!51! Grafik!6.!Layanan!Kesehatan!Bayi!2007T2011!...!51! Grafik!7.!Layanan!Neonatal!2007T2013!...!51! Grafik!8.!Imunisasi!Bayi!Tahun!2007T2011!...!52! Grafik!9.!Kematian!Balita!Tahun!2007T2011!...!52! Grafik!10.!Universal!Child!Immunization!Tahun!2007T2011!...!53! Grafik!11.!Layanan!Balita!tahun!2007T2011!...!53! Grafik!12.!Kematian!Ibu!tahun!2007T2011!...!53! Grafik!13.!Layanan!Ibu!Hamil!tahun!2007T2011!...!54! Grafik!14.!Layanan!Ibu!Hamil!Beresiko!Tahun!2007T2011!...!54! Grafik!15.!Layanan!Ibu!Bersalin!2007T2011!...!54! Grafik!16.!Layanan!Ibu!Nifas!Tahun!2010T2011!...!55! Grafik!17.!Penyakit!Malaria!Tahun!2007T2011!...!55! Grafik!18.!Kematian!dan!Kasus!DBD!Tahun!2007T2011!...!56! Grafik!19.!Kasus!Rabies!Tahun!2007T2011!...!56! Grafik!20.!Kasis!Filaris!Tahun!2007T2011!...!57! Grafik!21.!Kasus!dan!Kematian!Diare!Tahun!2007T2011!...!57! Grafik!22.!Kasus!Kusta!Tahun!2008T2011!...!58! Grafik!23.!Kasus!Dan!Penyembuhan!TBC!Tahun!2008T2011!...!58! Grafik!24.!Kasus!dan!Kematian!Pneunomia!Tahun!2007T2011!...!59! Grafik!25.!Kasus!Difteri!tahun!2008T2011!...!59! Grafik!26.!Kasus!Campak!Tahun!2009T2011!...!60! Grafik!27.!Kasus!Tetanus!Neonatorum!...!60! Grafik!28.!Kematian!Penyakit!Tidak!Menular!Tahun!2007T2011!...!61! Grafik!29.!Kematian!Penyakit!Tidak!Menular!Tahun!2007T2011!(lanjutan)!...!62! Grafik!30.!Puskesmas!dan!Jejaring!Puskesmas!tahun!2007T2011!...!63! Grafik!31.!Ratio!Puskesmas!Terhadap!Wilayah!Administrasi!...!64! Grafik!32.!Rasio!Penduduk!per!Puskesmas!...!64! Grafik!33.!Rumah!Sakit!Umum!Tahun!2007!–!2011!...!65! Grafik!34.!Rumah!Sakit!Khusus!Tahun!2007T2011!...!65! Grafik!35.!Rumah!Sakit!Umum!dan!Khusus!Tahun!2007T2011!...!66! Grafik!36.!Jumlah!Sarana!Produksi!Kefarmasian!dan!Alat!Kesehatan!Tahun!2007T 2011!...!66! Grafik!37.!Ratio!Tenga!Kesehatan!per!100.000!Penduduk!...!67!


(7)

BAB I

PENDAHULUAN

4.1.Latar Belakang Penelitian

Indonesia sebagai salah satu negara yang meratifikasi Deklarasi Millennium Development Goals (MDG’s), menjadikan MDG’s sebagai orientasi pembangunan dan mengadopsi tujuan serta target sasarannya ke dalam rencana pembangunan nasional sehingga Kementerian Kesehatan dalam menjalankan kebijakan dan program pembangunan kesehatan tidak hanya pro poor dan pro justice, ‘berpihak pada kaum papa dan keadilan’ namun juga berorientasi pada pencapaian MDG’s.

Pembangunan kesehatan dilaksanakan melalui peningkatan: 1) Upaya kesehatan, 2) Pembiayaan kesehatan, 3) Sumber daya manusia kesehatan, 4) Sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan, 5) Manajemen dan informasi kesehatan, dan 6) Pemberdayaan masyarakat. Upaya tersebut dilakukan dengan memperhatikan dinamika kependudukan, epidemiologi penyakit, perubahan ekologi dan lingkungan, kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), serta globalisasi dan demokratisasi dengan semangat kemitraan dan kerja sama lintas sektoral. Penekanan diberikan pada peningkatan perilaku dan kemandirian masyarakat serta upaya promotif dan preventif. Pembangunan Nasional harus berwawasan kesehatan, yaitu setiap kebijakan publik selalu memperhatikan dampak pada kesehatan.

Dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan (RPJPK) 2005-2025 dalam tahapan ke–2 (2010–2014), kondisi pembangunan kesehatan diharapkan telah mampu mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang ditunjukkan dengan membaiknya berbagai indikator pembangunan Sumber Daya Manusia, seperti meningkatnya derajat kesehatan dan status gizi masyarakat, meningkatnya kesetaraan gender, meningkatnya tumbuh kembang optimal, kesejahteraan dan perlindungan anak,


(8)

terkendalinya jumlah dan laju pertumbuhan penduduk, serta menurunnya kesenjangan antar individu, antar kelompok masyarakat, dan antar daerah.

Kementerian Kesehatan mencatat bahwa derajat kesehatan masyarakat Indonesia meningkat secara bermakna yang ditunjukkan dari peningkatan pencapaian indicator kesehatan di tingkat nasional, namun disparitas pembangunan kesehatan di berbagai wilayah masih menjadi kendala dalam percepatan pembangunan kesehatan di Indonesia, dan hal ini berpengaruh terhadap pencapaian target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 dan MDG’s tahun 2015.

Peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia tercermin dari menurunnya Angka Kematian Bayi (AKB) dari 34 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2007 menjadi 32 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2012 (SDKI 2007 dan Laporan Awal SDKI 2012), Angka Kematian Ibu (AKI) menurun dari 307 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2003 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007 (SDKI 2003 dan 2007). Angka nasional Prevalensi Gizi Kurang dan Buruk menurun dari 18,4% pada tahun 2007 menjadi 17,9% pada tahun 2010 (Riskesdas 2007 dan 2010), dan Umur Harapan Hidup (UHH) meningkat dari 69,4 tahun di 2005 menjadi 70,7 tahun di 2009.

Akan tetapi, peningkatan tersebut harus mengalami penurunan di beberapa bidang. Diantaranya hasil prevalensi gizi kurang dan gizi buruk sejak tahun 1989 – 2010 menunjukkan penurunan. Hasil Riskesdas 2010 menunjukkan prevalensi gizi Kurang menjadi 17,9% dan gizi buruk menjadi 4.9%. Artinya kemungkinan besar sasaran pada tahun 2014 sebesar 15,0% untuk gizi kurang dan 3,5% untuk gizi buruk dapat tercapai. Untuk mencapai sasaran pada tahun 2014, upaya perbaikan gizi masyarakat yang lakukan adalah peningkatan program ASI Ekslusif, upaya penanggulangan gizi mikro melalui pemberian Vit. A, Taburia, tablet besi bagi bumil, dan iodisasi garam, serta memperkuat penerapan tata laksana kasus gizi buruk dan gizi kurang di fasilitas kesehatan.

Selain masalah gizi, kesehatan anak Indonesia juga terus membaik. Angka kematian Balita, bayi, maupun neonatal terus menurun. Angka kematian Balita menurun dari 97


(9)

pada tahun 1991 menjadi 44 per 1.000 kelahiran hidup (KH) pada tahun 2007 (SDKI). Angka kematian bayi, menurun dari 68 menjadi 34 per 1.000 KH pada periode yang sama. Angka kematian neonatal menurun dari 32 menjadi 19 kematian per 1.000 KH. Sementara target Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015 adalah32/1.000 KH untuk Angka Kematian Balita dan 23 per 1.000 KH untuk angka kematian bayi, kata Menkes.

Angka kematian ibu menurun dari 307 per 100.000 KH pada tahun 2002 menjadi 228 per 100.000 KH pada tahun 2007 (SDKI). Target tahun 2014 adalah 110 per 100.000 KH. Salah satu cara yang paling efektif untuk menurunkan angka kematian ibu adalah dengan meningkatkan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih di fasilitas kesehatan. Ditambahkan, secara nasional persentase persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih meningkat dari 66,7 persen pada tahun 2002 menjadi 77,34 persen pada tahun 2009 (Susenas). Angka tersebut terus meningkat menjadi 82,3 persen pada tahun 2010 (Data Riskesdas, 2010).

Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit HIV/AIDS difokuskan pada upaya menekan angka prevalensi kasus HIV dan meningkatkan persentase orang dengan HIV/AIDS (ODHA) yang mendapat Anti Retroviral Treatment (ARV). Faktor risiko penularan HIV paling banyak melalui hubungan seksual sebesar 50,3% dan pengguna narkoba dengan jarum suntik (IDU) sebesar 40,2%. Saat ini angka prevalensi kasus HIV telah berhasil dipertahankan pada kisaran 0,2%. Sedangkan persentase penderita ODHA yang mendapat ARV sudah mencapai 76,8% pada tahun 2010. Artinya telah melebihi target yang ditetapkan sebesar 70% pada tahun 2010.

Dalam penemuan kasus malaria telah tercapai, 1,96 per 1.000 penduduk pada tahun 2010. Upaya yang telah dilakukan dalam pengendalian malaria diantaranya pembagian kelambu missal, penyemprotan rumah pada daerah yang terjadi peningkatan kasus, integrasi dengan program lain seperti KIA, dan pengobatan malaria.

Untuk Pengendalian TB, angka penemuan kasus mencapai 73,02% pada tahun 2010. Sedangkan angka keberhasilan pengobatan pada tahun 2009 mencapai 89,3%. Di bidang


(10)

sanitasi telah berhasil menggerakkan masyarakat di 2.510 desa untuk melaksanakan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat pada tahun 2010. Pada tahun 2011, sasarannya akan meningkat 2 kali lipat dari tahun 2010.

Di bidang kualitas air minum, hasil pemantauan tahun 2010 menunjukkan 85,18% rumah tangga yang mendapat air dari PDAM telah memenuhi syarat. Untuk memenuhi kebutuhan SDM kesehatan di daerah, Kemkes telah melaksanakan program pengiriman tenaga kesehatan tidak tetap (PTT) termasuk di Daerah Tertinggal, Perbatasan, dan Kepulauan Terpencil (DTPK). Saat ini jumlah tenaga kesehatan yang mengikuti program PTT berjumlah 3.020 dokter umum, 904 dokter gigi, 86 dokter spesialis/dokter gigi spesialis, dan 28.968 bidang. Di samping PTT, Kemkes telah melaksanakan program penugasan khusus 4 jenis tenaga kesehatan (perawat, analis, sanitarian, penata gizi) dan pendayagunaan residen senior di DTPK.

Di samping program pemenuhan dan pengembangan SDM Kesehatan, pemenuhan dan peningkatan sarana serta prasarana kesehatan merupakan bagian penting dari pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Untuk itu Kementerian Kesehatan pada tahun 2010 telah memfasilitasi pembangunan 44 Rumah Sakit baru di Kabupaten/Kota, 2.828 Posyandu, 283 Poskesdes, 377 Pustu, 17 Puskesmas Non Perawatan, dan 177 Puskesmas Perawatan melalui dana Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Tugas Perbantuan (TP).

Untuk mendukung pembangunan kesehatan di daerah, Kementerian Kesehatan telah mengalokasikan sebagian besar dana yang ada kepada Daerah. Distribusi anggaran APBN tahun 2009 – 2011 ke daerah sudah lebih dari 75%. Ditegaskan memang dalam Kepmenkes No. 021/MENKES/SK/1/2011 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2010 – 2014, telah ditetapkan sasaran strategis Kementerian Kesehatan, yaitu:

1. Meningkatnyastatuskesehatandangizimasyarakat. 2. Menurunnyaangkakesakitanakibatpenyakitmenular.

3. Menurunnya disparitas status kesehatan dan status gizi antar wilayah dan antar tingkat sosial ekonomi serta gender.


(11)

4. Meningkatnya penyediaan anggaran publik untuk kesehatan dalam rangka mengurangi risiko finansial akibat gangguan kesehatan bagi seluruh penduduk, terutama penduduk miskin.

5. Meningkatnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada tingkat Rumah Tangga.

6. Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan strategis di Daerah Tertinggal, Terpencil, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK).

7. Seluruhprovinsimelaksanakanprogrampengendalianpenyakittidakmenular. 8. SeluruhKabupaten/KotamelaksanakanStandarPelayananMinimal(SPM).

Dan guna mencapai sasaran strategis tersebut di atas, MENKES mengeluarkan sasaran program /kegiatan sebagai berikut :

1. Terpenuhinya ketersediaan obat dan vaksin.

2. Meningkatnya kualitas penelitian, pengembangan dan pemanfaatan di bidang kesehatan.

3. Meningkatnya koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan manajemen Kementerian Kesehatan.

4. Meningkatnya pengawasan dan akuntabilitas aparatur Kementerian Kesehatan. Sebagai bahan penilaian pencapaian sasaran strategis, Menteri Kesehatan menetapkan IKU Kementerian Kesehatan tahun 2010-2014 melalui Kepmenkes No.1099/Menkes/SK/VI/2011. Dengan keputusan tersebut, terdapat 19 (sembilan belas) indikator sebagai alat pengukuran kinerja, yaitu :

1. Persentase ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih (cakupan PN).

2. Persentase Cakupan Kunjungan Neonatal Pertama (KN1). 3. Persentase Balita ditimbang berat badannya (D/S).

4. Persentase kasus baru TB atau BTA positif yang disembuhkan.

5. Jumlah fasilitas pelayanan kesehatan (RS dan Puskesmas) yang memenuhi standar sarana, prasarana, dan peralatan kesehatan.


(12)

6. Jumlah kota yang memiliki RS memenuhi standar kelas dunia (world class). 7. Persentase fasilitas kesehatan yang mempunyai SDM kesehatan sesuai standar. 8. Jumlah Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) beroperasi.

9. Persentase penduduk yang mempunyai jaminan kesehatan. 10.Persentase Rumah Tangga yang melaksanakan PHBS.

11.Jumlah tenaga kesehatan yang didayagunakan dan diberi insentif di DTPK.

12.Persentase provinsi yang memiliki peraturan tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR).

13.Persentase kabupaten/kota yang telah menganggarkan APBD bidang kesehatan minimum 10 (sepuluh) persen dari APBD dalam rangka pencapaian SPM.

14.Persentase ketersediaan obat dan vaksin.

15.Jumlah produk/model/ intervensi/prototipe/standar/formula hasil penelitian dan pengembangan di bidang kesehatan.

16.Persentase provinsi dan kabupaten/kota yang memiliki bank data kesehatan. 17.Persentase produk administrasi kepegawaian yang dikelola melalui system

layanan kepegawaian.

18.Persentase pengadaan menggunakan e-procurement.

19.Persentase unit kerja yang menerapkan administrasi yang akuntabel. 4.2.Penelitian Terdahulu

Penelitian untuk mengukur tingkat kesehatan dan kualitas kehidupan kerja terhadap kinerja perawat di rumah sakit umum Tangerang yang dilakukan oleh Hafizurrachman, dkk. Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh dan besaran berbagai variabelkesehatan dan kualitas kehidupan kerja terhadap kinerja perawat di RumahSakit Umum (RSU) Tangerang. Variabel kesehatan tersebut meliputisejarah kesehatan keluarga, lingkungan kehidupan, perilaku gaya hidup,dan status kesehatan perawat. Desain penelitian yang digunakan padapenelitian ini adalah desain potong lintang. Data dianalisis dengan pendekatan Structural Equation Model (SEM) menggunakan softwareSmart-PLS. Populasi yang diamati adalah perawat yang bertugas di semuapelayanan RSU Tangerang dengan 250 perawat terpilih sebagai sampelyang dilakukan secara multistage random sampling. Hasil analisismenunjukkan bahwa kinerja perawat di RSU Tangerang


(13)

dipengaruhi olehsemua variabel, yang berarti model teoritis yang diusulkan pada penelitianini dapat digunakan sebagai variabel prediktor. Pada model, variabelkualitas kehidupan kerja perawat merupakan variabel prediktor terbesaryang memengaruhi kinerja perawat. Dengan demikian, variabel kinerjaperawat dipengaruhi oleh banyak variabel dengan pengaruh yang relatifkecil (6,16%). Intervensi terhadap semua variabel yang ditawarkan padapenelitian ini akan memberikan hasil yang kecil terhadap kinerja perawatsehingga memerlukan intervensi tambahan pada variabel lain.

Penelitian kedua, dilakukan oleh Jerico Franciscus Pardosi, dengan judul artikel The World Health Report 2000: A Case Study on The Indonesia National Health System yang menulis bahwa Laporan Kesehatan Dunia (LKD) tahun 2000, yang memfokuskan pada program peningkatan kinerja sistem kesehatan, mengundang banyak prodan kontra. Artikel ini menilai secara kritis laporan tersebut terhadap system kesehatan nasional Indonesia. Artikel ini membahas unsur-unsur modelevaluasi WHO, pembobotan indikator yang digunakan, ukuran variabel, dan sumber data. Sebanyak 191 negara di dunia, Indonesia telah mencapai total peringkat 106, dengan tingkat kesehatan dan distribusi kesehatan masing-masing pada posisi 103 dan 156. Lebih lanjut, ketanggapan dan keadilan pembiayaan kesehatan masing-masing berada pada peringkat 63-64dan 73. Sementara itu, indikator pengeluaran kesehatan berada pada peringkat 154 dengan kinerja Sistem Kesehatan Nasional Indonesia untuk tingkat kesehatan menduduki peringkat 90. Ssecara keseluruhan, system kinerja kesehatan Indonesia berada pada peringkat 92. Namun, ada 5 kritik terhadap LKD tahun 2000 untuk Indonesia yang meliputi masalah cara memperoleh data yang benar, metode menilai ketanggapan, perhitungan pembiayaan yang wajar, keterbatasan nilai ilmiah dan diskusi lebih lanjut tentang agenda politik dan metode untuk menilai kinerja sistem kesehatan. Meskipun memiliki keterbatasan metode dan kerangka yang digunakan, LKD 2000 telah mempengaruhi banyak negara untuk memprioritaskan pencapaiandan kinerja sistem kesehatan mereka. Artikel ini menyarankan perlunya pemantauan dan evaluasi sistem kesehatan yang komprehensif dengan kebijakan yang berkelanjutan.


(14)

4.3.Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti mencoba merumuskan masalah sebagai berikut : “ variabel apa saja yang berperan dalam mempengaruhi 19 indikator kinerja kesehatan di Indonesia, dan berapa sumbangsih masing-masing variabel dalam membentuk indikator yang dimaksud, sehingga sebaiknya variabel mana yang harus di tekan demi memperoleh capaian target indikator kinerja yang diinginkan “.

4.4.Tujuan penelitian

Tujuan penelitian adalah mengembangkan aplikasi berbasiskan web terkait penerapan model Strategy Mapping kebijakan dan program bidang kesehatan di jawa barat khususnya dan Indonesia pada umumnya.

4.5.Luaran dan Manfaat penelitian

1. Mampu manghasilkan model dinamis penerapan kebijakan dan program kesehatan dengan menggunakan tools hasil penelitian.

2. Alignment antara Corporate Strategi Dinas Kesehatan dengan Strategi Provinsi. 3. Aplikasi berbasiskan web mengenai penerapan model strategy mapping yang

dilengkapi dengan indikator strategic objective, measurement, target dan initiative sehingga organisasi akan dapat dengan mudah melakukan mapping strateginya dan mengukur indikator keberhasilannya.


(15)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

System Dynamic adalah metode pemodelan dengan simulasi komputer, dikembangkan di MIT pada tahun 1950an sebagai suatu alat yang digunakan oleh para manager untuk menganalisis permasalahan yang kompleks. System Dynamic mampu menciptakan suatu learning environment – suatu laboratorium yang berperan seperti miniatur dari sistem. System Dynamic adalah metodologi berfikir, metodologi untuk mengabstaksikan suatu fenomena di dunia sebenarnya ke model yang lebih explisit.

Suatu fenomena menyangkut dengan 2 (dua) hal yaitu Struktur dan Perilaku. Struktur adalah unsur pembentuk fenomena dan pola keterkaitan antar unsur tersebut, yang dipengaruhi oleh: (1) feedback (causal loop); (2) stock (level) dan flow (rate); (3) delay; dan (4) nonlinearity. Sedangkan perilaku (behaviour) adalah perubahan suatu besaran/variabel dalam suatu kurun waktu tertentu, baik kuantitatif maupun kualitatif atau catatan tentang magnitude (besar, nilai, angka) sesuatu dalam suatu kurun waktu tertentu (pertumbuhan, penurunan, osilasi, stagnan, atau kombinasinya). Pemahaman hubungan struktur dan perilaku sangat diperlukan dalam mengenali suatu fenomena. 4.1.Pemodelan Kebijakan menggunakan System Dynamic

Model yang memenuhi syarat dan mampu dijadikan sarana analisis untuk merumuskan (merancang) kebijakan haruslah merupakan suatu wahana untuk menemukan jalan dan cara intervensi yang efektif dalam suatu sistem (fenomena). Melalui jalan dan cara intervensi inilah perilaku sistem yang diinginkan dapat diperoleh (perilaku sistem yang tidak diinginkan dapat dihindari).

Dengan demikian, model yang dibentuk untuk tujuan seperti di atas haruslah memenuhi syarat-syarat berikut:

• Karena efek suatu intervensi (kebijakan), dalam bentuk perilaku, merupakan suatu kejadian berikutnya, maka untuk melacaknya unsur (elemen) waktu perlu ada (dinamik);


(16)

• Mampu mensimulasikan bermacam intervensi dan dapat memunculkan perilaku sistem karena adanya intervensi tersebut;

• Memungkinkan mensimulasikan suatu intervensi yang efeknya dapat berbeda secara dramatik dalam jangka pendek dan jangka panjang (kompleksitas dinamik);

• Perilaku sistem di atas dapat merupakan perilaku yang pernah dialami dan teramati (historis) ataupun perilaku yang belum pernah teramati (pernah dialami tetapi tidak teramati atau belum pernah dialami tetapi kemungkinan besar terjadi); dan

• Mampu menjelaskan mengapa suatu perilaku tertentu (transisi yang sukar misalnya) dapat terjadi.

• Dalam hubungannya dengan kesahihan (validity) model, suatu model haruslah sesuai (cocok) dengan kenyataan (realitas) empirik yang ada.

• Model merupakan hasil dari suatu upaya untuk membuat tiruan kenyataan tersebut (Burger, 1966).

• Upaya pemodelan haruslah memenuhi (sesuai dengan) metode ilmiah. Saeed (1984) telah melukiskan metode ilmiah ini berdasarkan kepada konsep penyangkalan (refutation) Popper (1969).

• Metode ini menyaratkan bahwa suatu model haruslah mempunyai banyak titik kontak (points of contact) dengan kenyataan (reality) dan pembandingan yang berulang kali dengan dunia nyata (real world) melalui titik-titik kontak tersebut haruslah membuat model menjadi robust.

Adapun prinsip-prinsip untuk membuat model dinamik dengan ciri-ciri seperti yang diuraikan di atas menurut Sterman (1981) adalah sebagai berikut:

a. Keadaan yang diinginkan dan keadaan yang sebenarnya terjadi harus dibedakan di dalam model;

b. Adanya struktur stok dan aliran dalam kehidupan nyata harus dapat direpresentasikan di dalam model;


(17)

d. Hanya informasi yang benar-benar tersedia bagi aktor-aktor di dalam sistem yang harus digunakan dalam pemodelan keputusannya;

e. Struktur kaidah pembuatan keputusan di dalam model haruslah sesuai (cocok) dengan praktek-praktek manajerial; dan

f. Model haruslah robust dalam kondisi-kondisi ekstrim.

4.2.Simulasi dan Variabel dalam kaitannya dengan Intervensi Kebijakan

Perilaku model sistem dinamis ditentukan oleh keunikan dari struktur model, yang dapat dipahami dari hasil simulasi model. Dengan simulasi akan didapatkan perilaku dari suatu gejala atau proses yang terjadi dalam sistem, sehingga dapat dilakukan analisis dan peramalan perilaku gejala atau proses tersebut di masa depan.

Simulasi dilakukan dengan memasukkan faktor kebijakan/intervensi kebijakan (sesuai skenario yang diinginkan) kedalam model yang telah dibangun. Perubahan kebijakan akan berpengaruh terhadap variabel yang lain sehingga secara keseluruhan akan mempengaruhi kinerja sistem. Kondisi ini merupakan gambaran tentang kondisi riil yang mungkin terjadi. Hasil dari perubahan ini akan diamati pada tabel atau grafik variabel yang diinginkan.

Simulasi merupakan salah satu kegiatan dalam analisis sistem yang secara garis besar meliputi tiga kegiatan:

a. Merumuskan model yang menggambarkan sistem dan proses yang terjadi di dalamnya;

b. Melakukan eksperimen; dan

c. Menggunakan model dan data untuk memecahkan masalah. Simulasi digunakan untuk membuat peramalan secara terintegrasi mengenai fenomena perilaku sistem yang akan terjadi berdasarkan nilai-nilai peubah dari model (Pramudya, 1989).

4.3.Validasi dan Verifikasi

Validasi bertujuan untuk mengetahui kesesuaian antara hasil simulasi dengan gejala atau proses yang ditirukan. Model dapat dinyatakan baik jika kesalahan atau simpangan hasil simulasi terhadap gejala atau proses yang terjadi di dunia nyata relatif kecil. Hasil


(18)

simulasi yang sudah divalidasi tersebut digunakan untuk memahami perilaku gejala atau proses serta kecenderungan di masa depan, yang dapat dijadikan sebagai dasar bagi pengambil keputusan untuk merumuskan suatu kebijakan di masa mendatang.

Suatu model dikatakan valid jika struktur dasarnya dan polanya dapat menggambarkan perilaku sistem nyata, atau dapat mewakili dengan cukup akurat, data yang dikumpulkan sehubungan dengan sistem nyata atau asumsi yang dibuat berdasarkan referensi sesuai cara sistem nyata bekerja. Walaupun validasi suatu sistem sangat dibatasi oleh mental model dari pemodel, namun demikian untuk memenuhi kaidah keilmuan, pada suatu sistem dinamik tetap tetap harus dilakukan uji validasi. Dalam pengujian validasi suatu model, saat ini terdapat beberapa teknik.

Selain itu, validasi model ini dilakukan pula terhadap kinerja atau keluaran model, yaitu membandingkan hasil keluaran model yang dirancang dan data lapangan pada periode waktu selama 10 tahun. Validasi kinerja ini dapat dilakukan dengan memverifikasi grafik keluaran model dan membandingkannya dengan grafik kecenderungan (trend) perubahan dari data lapangan berdasarkan suatu seri data, atau dengan memverifikasi data lapangan berdasarkan perhitungan standar penyimpangan data (root mean square error) pada masing-masing level keluaran model dengan tingkat perbedaan maksimal dari nilai rata-rata data empirik sebesar 10% berdasarkan persamaan standar deviasi.

Model dinyatakan valid jika hasil pengujian (verifikasi) sesuai dengan data lapangan. Hasilnya dianggap dapat digunakan untuk mensimulasikan atau memproyeksikan keadaan perubahan yang diperkirakan terjadi untuk periode selama 10 tahun ke depan. Salah satu teknik yang dapat digunakan adalah uji keyakinan yang dipaparkan oleg R.G Coyle dalam System Dinamics Modeling: A Practical Approach (1996):

1. Causal Loop diagram harus berhubungan dengan permasalahan,

2. Persamaan harus disesuaikan dengan causal loop diagram khususnya tanda + atau – harus konsisten diantara persamaan dengan causal loop.

3. Dimensi dalam model harus valid,


(19)

5. Perilaku model harus masuk akal, artinya apabila ada sesuatu yang seharusnya terjadi, maka harus sesuai dengan apa yang diharapkan dari model tersebut,

6. Massa model harus balance, artinya total kuantitas yang telah masuk dan keluar dari proses sistem tetap dapat dijelaskan.

4.4.System Dynamic untuk Perencanaan Pengembangan Wilayah Nasional

Model merupakan absraksi (penyederhanaan) dari sistem yang sesungguhnya. Secara umum Borshchev and A. Filippov mengklasifikasikan model simulasi berdasarkan tingkat abstraksinya menjadi :

• Model abstraksi tinggi /high abstraction dengan ciri-ciri : kurang detail, macro level dan strategic level),

• Model abstraksi sedang dengan ciri-ciri agak detail, meso level, tactical level • Model dengan abstraksi rendah den gan ciri-ciri lebih detail, micro level,

operation level

Model Simulasi untuk keperluan Perencanaan Wilayah dapat digolongkan sebagai model dengan abstraksi tinggi, karena menyangkut simulasi kebijakan publik, sedangkan model untuk keperluan detail engineering design (DED) dapat digolongkan sebagai model dengan abstraksi rendah.

Dalam sistem pengembangan wilayah secara nasional, Indonesia dibagi atas 7 wilayah pulau besar yaitu: Jawa-Bali, Nusa Tenggara, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua. Untuk menyusun model nasional dapat dilakukan 2 pendekatan :

1. Model nasional disusun berdasarkan agragasi variabel-variabel pada level nasional, dimana dalam hal ini keterkaitan antar pulau tidak terlihat

2. Model nasional disusun berdasarkan gabungan dari model-model dengan variabel pada level pulau. Dengan pendekatan kedua ini terlihat keterkaitan antar pulau.

Baik menggunakan pendekatan pertama maupun kedua, model pada level pulau ataupun nasional terdiri dari 4 aspek bahasan (sub model) yaitu : ekonomi, sosial, lingkungan dan ruang (penataan ruang).


(20)

BAB III

METODE PENELITIAN

Sesuai dengan tujuannya, bahwa penelitian ini mencoba membangun aplikasi berbasiskan web terkait penerapan model Strategy Maps dalam membantu Dinas Kesehatan mencapai Visi Misi-nya, maka metode penelitian yang digunakan adalah mix-methods. Dengan metode ini maka dapat diindentifikasi model eksisting, data kualitatif yang dijelaskan dalam bentuk model kuantitatif untuk kemudian direkonstruksikan kedalam model idealnya.

Informan yang akan diteliti diambil dari stakeholder yang terkait dengan penyelenggaraan kesehatan di provinsi Jawa Barat, seperti Kepala dan atau pegawai Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, Kepala dan aparatur Rumah Sakit, Kepala dan aparatur Puskesmas, Ketua Bappeda Provinsi Jawa Barat, legislatif, dan perwakilan masyarakat.

Teknik pengumpulan menggunakan metode observasi dan wawancara (depth interview). Teknik analisa data yang akan digunakan menggukan teknik triangulasi data dan analisa data dibantu dengan software statistik untuk mempertajam analisa.

Lokasi penelitian dilakukan di lingkungan provinsi Jawa Barat, utamanya pada Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat.

Waktu dan jadwal penelitian seperti terlihat pada sub-tema waktu dan jadwal di halaman akhir pada proposal ini.


(21)

BAB IV

ANALISA DAN PERUMUSAN STRATEGY MAP

!

4.1.Analisa Data

Berbagai data yang diperoleh berdasarkan penelitian kami sebelumnya (lihat lampiran), mengindikasikan bahwa situasi derajat kesehatan di Provinsi Jawa Barat yang semakin membaik yang ditandai oleh beberapa faktor diantaranya :

1. Peningkatan angka umur harapan hidup, 2. Peningkatan layanan keluarga berencana

3. Peningkatan pelaksanaan Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS 4. Peningkatan angka kesadaran menikah pada umur diatas 19 tahun.

5. Penurunan angka kematian bayi per-1000 kelahiran hidup (KH) pada tiap tahunnya

6. Peningkatan angka layanan kesehatan

7. Peningkatan angka layanan neonatal (bayi kurang dari 1 bulan) 8. Dst (lihat lampiran).

Hanya saja, dalam proses pengumpulan data ini, kami memperolehnya secara terpisah dalam bentuk laporan tiap tahunnya, belum ada versi rekap per-tahunnya. Sehingga laporan yang diperoleh cenderung sulit untuk membandingkan peningkatan atau penurunan tiap tahunnya. Disamping bahan laporan diperoleh secara manual/ konvensional berdasarkan laporan unit kesehatan di wilayah Kabupaten/ Kota di Jawa Barat. Adapun proses pengiriman laporan di tiap unitnya bervariasi. Antara 1 higga 3 minggu mereka baru selesai merekap laporan yang dibutuhkan. Skema pada Gambar! 1 menggambarkan proses pengumpulan laporan tiap unit hingga menjadi laporan Provinsi.


(22)

! Gambar 1. Proses Permintaan Laporan hingga Publikasi

!

Berdasarkan skema ini dapat dibayangkan berapa lama waktu yang dibutuhkan mulai dari proses laporan hingga publikasi minimal membutuhkan waktu 1 bulanan. Waktu yang cukup lama untuk proses ini sementara kebijakan yang dibutuhkan memerlukan data hasil rekapitulasi ini. Sehingga dapat dipastikan kebijakan yang dikeluarkan membutuhkan waktu yang cukup lama hingga proses pengambilan keputusan. Pada akhirnya dapat terjadi kebijakan yang diperlukan tidak tepat sasaran bahkan tidak tepat waktu.

Oleh karena itu, sistem yang dibuat ini mampu menjembatani kebutuhan data terkini dalam bentuk tampilan website capaian kinerja unit / Dinas di Kabupaten / kota pada Provinsi Jawa Barat, yang pada akhirnya mampu membantu pengambil keputusan untuk secara cepat dan tepat menentukan arah kebijakan yang dibutuhkan. Sistem ini kami rumuskan dalam bentuk aplikasi sistem informasi capaian kinerja berbasiskan strategy maps dan balance scorecard.

• Unit!Kesehatan! Kab/!Kota! • Dinas!Kesehatan!

Kab/!Kota!

A.!Permintaan! laporan!dari!pusat!

(2T3!Minggu)!

• Berdasarkan! indikator! • Berdasarkan!

Capaian!Realisasi! vs!Target!

B.!Proses! Rekapitulasi!(2T3!

Minggu)! • PerTIndikasi!

• Rekap!Keseluruhan!


(23)

4.2.Tinjauan Sistem Informasi

4.2.1 Berbasis Teknologi Web

Sistem Informasi ini dibangun berdasarkan teknologi web dan terintegrasi dengan database MySQL pada Application Server. Alasan menggunakan teknologi ini adalah sebagai berikut :

a. Instalasi software sangat mudah karena hanya akan diinstal di server dan dapat diakses melalui browser oleh user di manapun selama ada akses internet.

b. Sistem dapat diakses melalui jaringan intranet ataupun internet pada Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat.

c. Pengelolaan sistem akan sangat mudah karena sifatnya yang terpusat (server based).

4.2.2 Keamanan Sistem

Sistem Informasi Fasilitas dibangun dengan terminologi keamanan sebagai berikut : a. Authentication : adalah proses identifikasi suatu pengguna sehingga bisa dikenali

oleh sistem yang dimasukinya. Proses identifikasi ini menggunakan langkah validasi bahwa pengguna sistem merupakan pengguna yang berhak mengakses sistem.

b. Authorization : adalah cara untuk membatasi akses pengguna terhadap suatu protected resource, sehingga pengguna yang tidak berhak, tidak diperkenankan melihat workspace dari pengguna lain yang berbeda hak aksesnya. Selain itu, pengguna juga lebih fokus pada tugasnya masing-masing sesuai aturan yang sudah ditentukan.

c. User credential : adalah data yang dibutuhkan suatu pengguna untuk dapat dikenali oleh sistem sehingga bisa diizinkan menggunakan atau mendapatkan pelayanan dari sistem.

d. Role : adalah suatu jenis hak akses yang diberikan kepada setiap pengguna. Role akan membatasi hak akses pengguna terhadap beberapa protected resource tertentu.


(24)

1) Intranet, Intranet yaitu akses terhadap sistem yang hanya bisa dilakukan secara internal dalam jaringan intranet Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. Akses intranet akan diimplementasikan pada fitur-fitur yang mempunyai sifat transaksi rahasia, terbatas dan perlu otorisasi tertentu serta berhubungan dengan data yang sangat crucial.

2) Internet, Internet yaitu akses terhadap sistem yang dilakukan melalui jaringan internet, sehingga aplikasi bisa diakses dari manapun bahkan di luar kawasan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. Untuk akses melalui internet akan dijaga dengan security jaringan yang lebih baik seperti firewall.

4.3.Bahasa Pemrograman PHP

Sistem ini akan dibangun menggunakan PHP, dimana PHP adalah bahasa pemrogaman Server-Side berbasiskan web, yang merupakan juga salah satu bahasa pemrograman embeded yaitu bahasa pemrograman yang dapat disisipkan pada tag" html atau scripting language lainnya. PHP dibuat pertama kali oleh Rasmus Lerdford untuk menghitung jumlah pengunjung pada homepagenya pada akhir tahun 1994. PHP terus berkembang dari PHP 1 yang ditulis ulang Rasmus dalam bahasa C pada tahun 1995 sampai PHP 4 yang diluncurkan tanggal 22 Mei 2000 hingga sekarang. PHP 5. PHP mendukung konektifitas yang tinggi dengan database dan kecepatan pemrosesan data pada sisi server, begitu banyak database yang support oleh PHP diantaranya Oracle, PostgreeSQL, MS Access, MS-SQL, dan masih banyak lagi database yang dapat berintegrasi dengan PHP dan pastinya database andalan para Web Developer "MySQL".

Kelebihan menggunakan PHP adalah sebagai berikut : • Tidak berbayar/ gratis digunakan oleh siapapun.

• PHP menjadi popular karena kesederhanaannya dan kemampuannya dalam menghasilkan berbagai aplikasi web seperti counter, system artikel/ CMS, e-commerce, bulletin board, dll.

• PHP adalah salah satu bahasa server-side yang didesain khusus untuk aplikasi web.


(25)

• Aplikasi PHP cukup cepat dibandingkan dengan aplikasi CGI dengan Perl atau Phyton bahkan lebih cepat disbanding dengan ASP maupun Java dalam berbagai aplikasi web.

• Tersedia baik di Windows maupun Linux, walau saat ini paling efektif di web server Apache dan OS Linux.

• Sintaks mirip C dan mudah dipelajari.

• Komunitas yang ramai dan saling membantu baik nasional maupun internasional, seperti diskusiweb.com, phpbuilder.com, phpindo.com, dll.

• Berbagai script atau aplikasi yang gratis telah tersedia.

• Bahasa Pemrograman PHP mendukung komunikasi dengan layanan seperti protocol IMAP, SNMP, NNTP, POP3 bahkan HTTP.

• Securiry : Tingkat keamanan yang cukup tinggi dan Stabil.

• Access : Akses ke sistem Database yang lebih fleksibel, seperti MySQL.

• Easy & Faster : Dalam sisi pemahamanan, PHP adalah bahasa scripting yang paling mudah karena memiliki referensi yang banyak dan berkecepatan tinggi. • Cross platform yaitu PHP dapat berjalan lintas platform, yaitu dapat berjalan

dalam sistem operasi seperti Windows, Linuz, MacOS dan OS lainnya dan web server apapun.

• Termasuk Jenis server side programming, sehingga kode asli/source code PHP tidak dapat dlihat di browser pengguna, yang terlihat hanya kode dalam format HTML.

• PHP dapat melakukan semua aplikasi program CGI, seperti mengambil nilai form, menghasilkan halaman web yang dinamis, mengirimkan dan menerima cookies.

• On The Fly : PHP sudah mendukung on the fly, artinya dengan php dapat membuat document text, Word, Excel, PDF, menciptakan image dan flash, juga menciptakan file-file seperti zip, XML, dan banyak lagi.

• Dalam sisi pengembangan lebih mudah, karena banyaknya milis - milis dan developer yang siap membantu dalam pengembangan.


(26)

4.4.MySQL Database

Penanganan data dalam jumlah besar membutuhkan sistem database yang handal. Sistem database juga harus mampu melayani beberapa permintaan data secara hampir bersamaan. Data integrity dan constraint harus mampu pula ditangani oleh sistem database. Sistem ini akan dibangun menggunakan konsep Relational Database Manajemen System (RDBMS). Kami akan membangun sistem ini dengan menggunakan sistem database MySQL dengan pertimbangan cukup handal dan memiliki berbagai fitur yang lengkap untuk pengelolaan database yang kompleks. MySQL adalah sistem manajemen database SQL yang bersifat Open Source dan paling populer saat ini. Sistem Database MySQL mendukung beberapa fitur seperti multithreaded, multi-user, dan SQL database managemen sistem (DBMS). Database ini dibuat untuk keperluan sistem database yang cepat, handal dan mudah digunakan.

Berikut ini beberapa kelebihan MySQL sebagai database server antara lain : • Source MySQL dapat diperoleh dengan mudah dan gratis.

• Sintaksnya lebih mudah dipahami dan tidak rumit. • Pengaksesan database dapat dilakukan dengan mudah.

• MySQL merupakan program yang multithreaded, sehingga dapat dipasang pada server yang memiliki multiCPU.

• Didukung program-program umum seperti C, C++, Java, Perl, PHP, Python, dsb. • Bekerja pada berbagai platform. (tersedia berbagai versi untuk berbagai sistem

operasi).

• Memiliki jenis kolom yang cukup banyak sehingga memudahkan konfigurasi sistem database.

• Memiliki sistem sekuriti yang sangat baik dengan verifikasi host. • Mendukung ODBC untuk sistem operasi Windows.

• Mendukung record yang memiliki kolom dengan panjang tetap atau panjang bervariasi.

MySQL dan PHP merupakan sistem yang saling terintegrasi. Maksudnya adalah pembuatan database dengan menggunakan sintak PHP dapat langsung dimasukkan ke database MySQL yang ada di server dan tentunya web tersebut berada di sebuah web server.


(27)

4.5.Keunggulan Teknologi

Keunggulan sistem informasi aplikasi Strategy Maps dari sisi teknologi antara lain adalah:

a. Fully integrated. Sistem Informasi Fasilitas memberikan solusi dalam satu kesatuan sistem secara keseluruhan sehingga meningkatkan efisiensi operasional dan menghasilkan informasi dan laporan yang komprehensif (Front desk – Back End). b. Modular. Sistem Informasi Fasilitas terdiri dari modul-modul dengan fleksibilitas

yang tinggi sehingga memudahkan implementasi, pemeliharaan dan penambahan modul baru.

c. Client-Server Architecture. Sistem Informasi Fasilitas dirancang dengan arsitektur yang difungsikan untuk pengaksesan data dan transaksi dengan kapasitas besar yang meliputi business rules, user level, security dan metodologi programming.

d. Multi User-Multi Tasking. Sistem Informasi Fasilitas dapat dioperasikan oleh pengguna (user) secara bersama-sama (concurrent) tanpa menimbulkan interupsi sehingga proses data lebih cepat dan efektif.

e. Scalable. Sistem Informasi Fasilitas memiliki tingkat skalabilitas tinggi. Kemampuan menyimpan data dan skalabilitas dapat ditingkatkan dan dikembangkan sesuai dengan teknologi.

f. Reliable. Sistem Informasi Fasilitas dilengkapi dengan tool auto repair, backup, dan restore untuk perbaikan data secara otomatis jika terjadi kerusakan database sehingga menimimalkan ketergantungan dengan vendor.

4.6.Fitur Aplikasi

Berdasarkan pengguna, fitur aplikasi (aktifitas-aktifitas yang ada) pada sistem ini dapat kita kelompokkan menjadi tiga (3) kelompok, yaitu:

a. Fitur Administrator

Fitur Administrator adalah kelompok fitur yang mengelola aktifitas-aktifitas awal yang perlu ada pada Sistem Informasi Fasilitas (SIFA) ini. Kelompok fitur inilah yang menjembatani aktifitas-aktifitas pengguna yang ada pada sistem. Kelompok Fitur Administrator terdiri dari beberapa aktifitas, diantaranya :


(28)

1) Memberikan informasi detail secara online terkait stretegi, program dan kegiatan yang dibangun

2) Menyiapkan jadwal terkait kalender availabilitas Fasilitas (schedule antrian) 3) Pengaturan Pengguna

4) Pendataan input data

5) Pengelolaan laporan fasilitas/ peralatan kepada Negara b. Fitur Top Management (Kepala Dinas)

Fitur Top Management adalah kelompok fitur yang menampilkan dashboard executive information system, yaitu sistem yang di disain sedemikian rupa sehingga berisi resume, laporan, statistic dan aktivitas dalam bentuk grafik/ table atau gambar. Fitur ini dibutuhkan bagi para pengambil keputusan dalam menentukan strategi demi keberlangsungan organisasi terkait fasilitas.

Kelompok Fitur Top Management terdiri dari beberapa aktifitas, diantaranya:

1) Penyetujuan usulan rencana kegiatan, aktivitas dan pendanaan yang dibutuhkan 2) Pemantauan segala aktivitas terkait fasilitas yang dilakukan, seperti okupansi

kinerja, program dan kegiatan berikut aktivitas yang dilakukan 3) Fitur monitoring pekerjaan seluruh unit/ Dinas Kab/ Kota terkait. c. Fitur Middle Management (Kepala Unit)

Fitur Middle Management adalah kelompok fitur yang mengelola aktifitas-aktifitas peralatan yang diperlukan pada Sistem Informasi Fasilitas (SIFA) ini.

Kelompok fitur ini meliputi aktifitas sebagai berikut :

1) Melakukan cross-check terkait kelengkapan dan kesiapan data juga terkait bahan pendukungnya secara online dan realtime.

2) Plotting tenaga operator yang akan melaksanakan

3) Pemantauan aktivitas secara online terhadap proses berlangsung d. Fitur Unit Kerja (Operator dan Administrator Unit)

Fitur Staff ini menerima pelimpahan wewenang dari Middle Management. Kelompok fitur ini akan melaksanakan perintah hirarki Sistem dan bertanggung jawab untuk


(29)

memproses, mengawasi, melaporkan status pekerjaan terkait program dan sasaran secara real time dan online sampai pada akhir pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan strategi yang ditetapkan.

Kelompok fitur ini meliputi aktifitas sebagai berikut :

1) Memberikan sinyal bahwa pelaksanaan akan, sedang dan telah dilakukan secara periodic dan online kepada Middle Management berikut nilai capaian dalam prosentase.

2) Mengawasi pelaksanaan pekerjaan.

3) Melaporkannya setiap pekerjaan secara periodik melalui website aplikasi.

4) Memberikan informasi terkait kendala yang dihadapi berikut antisipasi yang akan dilakukan.

5) Menyiapakan bahan pendukung laporan bagi Middle Management terkait pelaksanaan pekerjaan.

e. Topologi Jaringan

Seperti terlihat pada Gambar!2 diatas, sistem yang diusulkan akan terpusat menggunakan server sebagai pusat data yang ditunjang oleh database-database yang handal, sehingga untuk jaringan lokal akan terhubung reuter/ hub/ switch. Untuk kebutuhan stakeholder, perlu menyiapkan koneksi untuk ke internet dengan memanfaatkan (memodifikasi atau


(30)

membeli baru) server agar mampu diakses secara online dan realtime oleh para stakeholder dengan memanfaatkan berbagai peralatan seperti smartphone maupun PC dan Notebook. Pada tahap ini, kami akan mengembangkan aplikasi ini dalam bentuk mobile application sehingga tidak memberatkan stakeholder untuk mengakses konten.

f. Tahap Pengembangan

Pengembangan sistem ini dibagi dalam beberapa tahapan :

a. Business Survey : Bertujuan untuk mengetahui business process yang berjalan di dalam organisasi.

b. Requirements Gathering : Bertujuan untuk mengetahui kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan dalam membangun sistem/software.

c. Analysis and Design : Bertujuan untuk menganalisis hasil requirement dan menghasilkan design arsitektur yang optimal untuk membangun sistem/software. d. Development and Testing : Bertujuan untuk melakukan pengembangan

sistem/software serta melakukan pengujian untuk menjamin sistem/software yang dikembangkan sesuai dengan business process, requirement specification dan rancangan yang telah ditetapkan.

e. Deployment : Bertujuan untuk melakukan instalasi akhir sistem, ke dalam environment sebenarnya di instansi.

f. Training : Bertujuan untuk memberikan pelatihan penggunaan sistem kepada pengguna di instansi, sehingga pemanfaatan sistem yang telah dibangun bisa optimal dan sesuai dengan tujuan dari awal.

g. Support & Maintenance : Bertujuan untuk memberikan layanan paska instalasi dan serah terima, untuk menjamin sistem dapat berjalan dan digunakan secara optimal untuk kegiatan operasional organisasi.


(31)

4.7.Screenshoot Aplikasi yang Dikembangkan !

! Gambar 3. Usulan Peta Strategi Dinas Kesehatan

!

Seperti ditunjukkan pada Gambar! 3, seluruh proses pemetaan strategi difasilitas oleh aplikasi online pada url http://strategisintaenjat.org . Terlihat pada Gambar! 3 pemetaan strategi dan ada pada Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. Sedangkan pada Gambar!4 tampak tiga perspektif utama dalam konsep balance scorecard yang kita online-kan sehingga lebih mudah dalam memanage.

Lain halnya dengan Gambar! 5, merupakan tampilan online capaian kinerja tiap unit/ Dinas Kesehatan di wilayah Kab/ Kota di Provinsi Jawa Barat. Capaian kinerja diperlihatkan dalam satuan prosentase, artinya capaian adalah target dibagi dengan realisasi. Sehingga dapat dengan mudah memonitor seluruh capaian akhir secara update. !


(32)

! Gambar 4. Fitur tiga perspektif utama

! Gambar 5. Realisasi kinerja dalam prosentase.


(33)

! Gambar 6. Isian inisiatif kegiatan

Gambar! 6 memperlihatkan inisiatif masing-masing unit di Kab/ Kota dalam mendukung program/ strategi yang dicanangkan. Terlihat bahwa masing-masing Kab/ Kota dapat menginputkan inisiatif yang tentunya disesuaikan dengan kemampuan mereka berdasarkan kebijakan yang telah ditetapkan oleh pusat sebelumnya. Sehingga tiap inisiatif kegiatan tetap berjalan pada rel yang seharusnya, karena dipandu oleh kebijakan yang telah ditetapkan sebelumnya. Selanjutnya, kewajiban para stakeholder di daerah untuk mengisikan realisasi yang dijanjikan di awal secara tepat waktu. Hal ini penting mengingat pimpinan akan selalu membutuhkan data real time untuk mendukung kebijakan yang tiap waktu dapat dikeluarkan kapanpun.

Terlihat pada Gambar! 7, rincian inisiatif, target dan realisasi yang merupakan pekerjaan sehari-hari stakeholder Dinas Kesehatan dimanapun untuk mengupdate-nya. Sehingga pada akhirnya capaian kinerja dapat terlihat berdasarkan prosentase target versus realisasi. Sehingga dapat dengan mudah para pengambil keputusan untuk mendapatkan informasi lengkap terkait kinerja unit-nya.


(34)

! Gambar 7. Scorecard online


(35)

4.8.Kondisi Renstra Dinas Kesehatan untuk Tahun 2013-2018.

Selanjutnya, kami diminta untuk menganalisa Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2013-2018. Berdasarkan hasil analisa, terlihat bahwa tidak ada koordinasi yang baik antar unit di lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. Strategi! menggambarkan! bagaimana! menyesuaikan! kapabilitas! yang! dimiliki! organisasi! dengan! peluang.! Strategi! dibutuhkan! organisasi! untuk! meningkatkan! kinerja! organisasi.

Gambar 8. Rumusan SWOT

Gambar 8 memperlihatkan proses umum dalam pembuatan renstra untuk organisasi, sedangkan pada Gambar 9 adalah bagaimana proses perumusan strategi berdasarkan beberapa analisis lingkungan. Selanjutnya Renstra Diskes kami coba olah menggunakan pemahaman ini.


(36)

Gambar 9. Urutan Perencanaan Strategis

Strategy Map adalah sebuah diagram yang menunjukan visi, misi, strategi organisasi diimplementasikan dalam aktivitas sehari-hari pada setiap unit bisnis dengan menggunakan KPI. Dengan menggunakan strategy map bisa dilihat dengan jelas keterkaitan antar visi, misi organisasi dengan Kpi. Strategy Map dibuat dengan menghubungkan strategic objectif organisasi secara eksplisit dengan masing-masing KPI yang dikelompokan dalam ke empat perspektif balance scorecard (financial, customer, internal business process dan Learning & growth ).

Kaplan memperkenalkan strategy map sebagai transformasi balance scorecard dari sistem pengelolaan kinerja menjadi sistem manajemen strategik. Konsep ini diperkenalkan pada tahun 2001. Strategic objectif di deploy menjadi beberapa strategi pada setiap perspektif. Strategi-strategi tersebut saling terkait dalam hubungan yang disebut sebagai cause effect relationship. Beberapa strategi akan mensupport strategi yang lain, demikian pula sebaliknya beberapa strategi didukung oleh strategi yang lain. Dalam strategy map tidak ada strategi yang berdiri sendiri.


(37)

Strategy Map menjadi bagian dari framework balance scorecard untuk mendapatkan tampilan visual dari strategi untuk value creation organisasi.Saat ini balance scorecard dinilai sebagai alat manajemen modern untuk menciptakan keunggulan kompetitif secara berkesinambungan.

1. Strategy is based on a differentiated customer value proposition. 2. Value is created through internal business processes.

3. Strategy consists of simultaneous, complementary themes. 4. Strategic alignment determines the value of intangible assets.

Dengan menghubungkan strategy objectif dengan shareholder value creation, customer management process, human capital, product strategy, growth strategy dan lainya dalam satu diagram mempermudah untuk menghubungkan setiap strategi sesuai strategy objectif serta memudahkan komunikasi strategi diantara pengambil keputusan dengan bawahan. Dengan menggunakan strategy map maka implementasi strategi organisasi akan lebih mudah dilakukan.

Dengan memperhatikan Renstra Propinsi Jawa Barat 2013-2018, Program-program Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dan data-data lainnya maka penulis mencoba merumuskan Strategy Maps Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. Dinas Kesehatan harus memiliki Sumberdaya kesehatan yang berkualitas dan IPTEK literate, selain itu harus didukung oleh penataan sistem kesehatan dan Tenaga kesehatannya. Di lain hal, harus pula ditunjang oleh peningkatan sarana dan prasarana dasar dimana dengan bekal itu semua diharapkan pemulihan krisis dan pembangunan kesehatan di propinsi Jawa Barat dapat dipercepat. Demi mempecepat pembangunan kesehatan, maka Dinas Kesehatan perlu menggalang persatuan, partisipasi dan kemitraan sinergis dengan para stakeholder-nya. Dengan dukungan stakeholder diharapkan dapat memperkuat jaringan kerjasama dan promosi demi mendorong laju pertumbuhan kesehatan. Dari data-data yang ada sebelumnya bahwa permasalahan kesehatan Jawa Barat sangatlah kompleks dimana segala bentuk layanan kesehatan harus dilakukan secara keseluruhan.


(38)

Dari Renstra Propinsi Jawa Barat 2008-2013, Penulis masih belum dapat menemukan peta strategi yang seharusnya pada Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dibeberapa bidang. Semua ini sangat penting untuk diketahui agar sistem kesehatan dapat lebih sinkron atas unit-nya. Kerja sama sinergis yang tidak dimiliki atau tercantum oleh Dinas Kesehatan dengan instansi terkait yang mungkin melemahkan kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. Seharusnya kerjasama sinergis ini menjadi hal yang sangat penting agar meringankan capaian setiap instansi terkait. Pada akhirnya masyarakatlah bisa merasakan pelayanan prima yang diberikan oleh pemerintah Jawa Barat.

Penulis melihat penjabaran Renstra Propinsi Jawa Barat 2013-2018 yang dilakukan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat terlalu rumit. Dalam renstra yang penulis lihat Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat membagi rencana strategis mulai dari tujuan, sasaran program dan kegiatan. Dan dalam setiap bagian tersebut masih terbagi lagi menjadi beberapa bagian yang meliputi indikator sasaran, indikator program, dan indikator kegiatan dan juga masing-masing target dari bagian-bagian tersebut. Dari hal tersebut penulis mencoba menyederhanakan Rencana Strategi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dengan mengacu kepada konsep Balance Scorecard. Dari rencana strategis tersebut, penulis melihat rencana strategis yang lebih bisa dan mudah untuk dijalankan adalah melalui program dan kegiatan. Sehingga melihat hal ini penulis mencoba memngambil point Program dan Kegiatan kedalam 4 perspektif balance scorecard.


(39)

Gambar 10. Eksisting Renstra 2013-2018 (rumit)

Dengan menyederhanakan penjabaran Renstra Propinsi Jawa Barat 2013-2018 penulis mencoba memetakan rencana-rencana tersebut berdasarkan empat aspek balance scorecard diatas yang meliputi Program (Objective), Indikator Program/Measurement/KPI, Target, dan Initiative. Namun dari hasil pemetaan yang penulis coba lakukan, penulis masih menemukan program-program dan kegiatan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat masih terpisah-pisah berdasarkan tanggungjawab masing-masing bagian.


(40)

Gambar 11. Pemetaan Renstra 2013-2018 dalam tiga perspektif utama

Dari hasil pemetaan tersebut penulis menemukan kendala bahwa masing-masing kegiatan diatas masih berdiri sendiri, seharusnya berdasarkan konsep strategy maps yang telah penulis jabarkan diatas, setiap kegiatan yang dilakukan harus saling berhubungan dan berkesinambungan, sehingga kita bisa melihat progres dari masing-masing kegiatan dan memudahkan untuk mencapai sasaran. Untuk itu dari pemetaan diatan diperlukan panah atau penghubungan dari masing-masing kegiatan, dan juga dalam setiap kegiatan tidak diketahui sasaran umum yang ingin dicapainya seperti apa, seharusnya penulis menilai selain dibutuhkan panah untuk menghubungkan strategy maps yang ada juga perlu adanya muara atau tujuan akhir dari setiap kegitan dan program yang dilakukan sehingga akan lebih mudah untuk menilai kinerja suatu organisasi.

Hingga saat ini program dan kegiatan pada Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat masih didukung oleh masing-masing unit, seharusnya ada keterkaitan antara satu unit dengan unit lainnya sehingga akan lebih maksimal dalam pencapaian tujuan. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya menurut Kaplan strategi-strategi tersebut harus saling terkait dalam hubungan yang disebut sebagai cause effect relationship. Beberapa strategi akan mensupport strategi yang lain, demikian pula sebaliknya beberapa strategi didukung oleh strategi yang lain. Dalam strategy map tidak ada strategi yang berdiri sendiri. Saat ini


(41)

proses pelaporan evaluasi pencapaian target masih dilakukan secara manual oleh masing-masing unit. Sehingga Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Masih mengalami kesulitan dalam hal memonitoring kinerja dalam mencapai sasaran yang telah ditentukan. Oleh karena itu akami berusaha membuat program yang bisa memberikan kemudahan pada Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dalam hal memonitoring kinerja dalam upaya pencapaian target, program ini akan memudahkan setiap unit untuk melaporkan hasil kinerja dan realisasi program dan kegiatan yang telah dilakukan. Dengan adanya sistem ini diharapkan dapat membuat Rencana Strategis yang baik. Dengan adanya program ini semua unit akan dengan mudah mengakses dan memaksukan laporan kinerja dan realisasi program yang telah dilakukan. Semua pihak yang terlibat dapat mengakses peogram yang tersedia. Pada sistem ini, pimpinan bisa melihat keseluruhan unit maupun masing-masing unit untuk melihat pencapaiannya dan memudahakan dalam memonitornya.

Gambar 12. Tampilan tiap perspektif

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, strategi-strategi tersebut harus saling terkait dalam hubungan yang disebut sebagai cause effect relationship., atau hubungan dari satu program atau kegiatan aga bisa melihat hubungan satu dan lainnya. Sehingga mudah untuk dimonitoring. Setiap unit dapat memberikan report dengan mudah memberikan report, dengan memasukan laporan kegiatan (initiative) dan realisasi pelaksanaannya.


(42)

Gambar 13. Capaian kinerja

Jika setiap kegiatan dan program terhubungan satu dengan lainnya akan dengan mudah melihat akumulasi dari program-program yang telah dilaksanakan sehingga mudah untuk melihat ketercapaian setiap unit dan juga keseluruhan sasaran.


(43)

Dengan adanya sistem ini, akan membantu memonitor ketercapaian setiap program maupun keseluruhan program. Oleh karena ini hal yang paling dibutuhkan sekarang adalah pembuatan Strategy Map yang jelas sehingga akan mudah menjalankan sistem ini. Sistem ini tidak hanya menjadi kemudahan dalam melakukan evaluasi setiap tahunnya tetapi akan memudahkan untuk melihat pencapaian-pencapaian sebagai acuan pada tahun berikutnya.

Gambar 15. Tahun capaian

Dengan adanya sistem ini akan dapat membantu mewujudkan rencana strategi Dinas Kesehatan Jawa Barat yang baik dan dapat terlaksana dengan baik.


(44)

BAB V

KESIMPULAN

Bagi para pemangku kepentingan, sistem ini merupakan jembatan menuju ketertiban data dalam menunjang kelengkapan data sebagai dasar pengambil keputusan. Pada kenyataannya tidaklah mudah untuk menerapkan sistem yang dibangun. Ada beberapa permasalahan yang harus diselesaikan mulai dari kebijakan, cara menentukan strategi dan program, dan yang paling utama adalah para stakeholder yang akan mengoperasikan sistem yang dibangun.

Tentunya tidak semua orang akan mendukung sistem yang dibangun, terutama orang-orang yang sudah dalam kondisi ‘mapan’ tentu merasa terganggu dengan kehadiran sistem ini. Kembali lagi disinilah dibutuhkan kemampuan leadership pimpinan dalam menggunakan sistem ini. Pilihannya hanya dua, yaitu digunakan atau tidak, pun apabila digunakan maka dapat membantu Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dalam pencapaian Visi dan Misi yang terukur dan terarah. Apabila sebaliknya, maka dengan mudah dikatakan akan sangat sulit untuk mencapai Visi dan Misi.


(45)

DAFTAR PUSTAKA

1. Sri Handoyo Mukti, Metode Sistem Dinamis (Systems Dynamic) Untuk Perencanaan Pembangunan Wilayah, 2010

2. Kementrian Kesehatan RI, Laporan Kinerja Kesehatan 2012, 2013

3. Kementrian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, Grand Design Pembangunan Kependudukan Tahun 2011-2035, 2012

4. Assessment GAVI - HSS Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA Provinsi Jawa Barat, kerjasama antara Kementrian Kesehatan RI, GAVI Alliance dan Universitas Padjadjaran, 2011

5.

http://www.gizikia.depkes.go.id/wp-content/uploads/downloads/2012/02/Buku%20Jabar.pdf !

! ! !

! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! !


(46)

!

Lampiran 1. Justifikasi Anggaran Penelitian (Lampiran 2).

No# Uraian# Jumlah# Satuan# Harga#Satuan# Jumlah2#

1" Fotocop"Jurnal"dan"Buku" 10" Paket" 150,000" 1,500,000" 2" Honor"Enumerator" 15" Buku" 700,000" 10,500,000" 3" Tinta"Printer" 3" Orang" 150,000" 450,000"

4"

Konsumsi/"Transport"Lapangan"(5"org"x"3"

lokasi)" 7" Orang" 700000" 4900000" 5" FGD"(2x"20"org)" 20" Orang" 350000" 7000000" 5" Seminar"dan"Jurnal"Ilmiah" 3" Orang" 4,000,000" 12,000,000" 6" Jilid" 5" Paket" 450,000" 2,250,000" 7" Key"In"data"Statistik" 5" Paket" 1,000,000" 5,000,000" 8" Peralatan"Pendukung" !! !! !! 0!

!

Laptop" 1" Unit" 13,000,000" 13,000,000" !! Modem" 2" Unit" 545,000" 1,090,000"

!

Software"Statistik" 1" Paket" 2,550,000" 2,550,000" 9" Honor"Peneliti":" !! !! !! 0!

!

A."Lektor"Kepala" 1" Orang" 2,000,000" 2,000,000" !! B."Asisten"Ahli" 1" Orang" 1,000,000" 1,000,000"

!

Total"

! ! !


(47)

Lampiran 2. Dukungan sarana dan prasarana penelitian menjelaskan fasilitas yang menunjang penelitian, yaitu prasarana utama yang diperlukan dalam penelitian ini dan ketersediannya di perguruan tinggi pengusul. Apabila tidak tersedia, jelaskan bagaimana cara mengatasinya.

Salama ini kami sudah mempersiapkan apa-apa saja yang tersedia di Universitas dan kami dapat dengan leluasa mengakses-nya.


(48)

Lampiran 3. SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN PEMBAGIAN WAKTU KETUA DAN ANGGOTA TIM PENELITI, SERTA MAHASISWA PASCASARJANA

No. Nama Jabatan Dalam Tim

Tugas Penelitian (diuraikan dengan rinci) NIP/NRP Alokasi Waktu,

Jam/Minggu

1.

Dr. Sintaningrum.,M.T Ketua Peneliti - Collecting data internal + external - Analisa dokumen dan

berkas internal + ekternal

- Benchmarking - Analisa literature - Menyusun questioner

dan angket

- Melakukan observasi wawancara dan depth interview - Analisa angket +

questioner - Menyusun model - Melakukan ujicoba

model menggunakan software analisa - Melakukan FGD

pertama

- Analisa hasil FGD - Melakukan FGD

kedua

- Menyusun model final + kelengkapan dokumen


(49)

2.

M.D. Enjat M.MTI Anggota Peneliti - Collecting data internal + external - Analisa dokumen dan

berkas internal + ekternal

- Benchmarking - Analisa literature - Menyusun questioner

dan angket

- Melakukan observasi wawancara dan depth interview - Analisa angket +

questioner - Menyusun model - Melakukan ujicoba

model menggunakan software analisa - Melakukan FGD

pertama

- Analisa hasil FGD - Melakukan FGD

kedua

- Menyusun model final + kelengkapan dokumen

197808232001121002 30 jam/ minggu


(50)

Lampiran 4. Biodata ketua dan anggota (Lampiran 5). (

BIODATA(KETUA(PENELITI(

1. Nama : Dr. Sintaningrum.,M.T

2. Tempat dan Tanggal lahir : Cianjur, 13 Januari 1969 3. Program Studi : Ilmu Administrasi Negara

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Perguruan Tinggi : Universitas Padjadjaran

4. Alamat : Jalan Raya Bandung – Sumedang Km.21 No. Telpon/Fax : 08122011423

5. Status Akademik : ( ) Dosen Pembimbing ( ) Mahasiswa S-2/S-3

6. Nama Jabatan Struktural : Sekretaris Program Magister Administrasi Publik dan Program Doktor Ilmu Administrasi

7. Pendidikan Terakhir : Program Pascasarjana (S3) UNPAD, Bidang Ilmu Sosial, Jurusan Ilmu Administrasi. Lulus 2008

9. Pengalaman Penelitian : Tahun Judul Penelitian

2011 Penataan Taman di Kota Bandung

2011 Public Service Motivation Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bandung Dalam Penataan Pedagang Kaki Lima Untuk Penegakan Perda No.11 Tahun 2005 2011 Human Service Organization in Bandung

2010 Analisis Beban Kerja Kementrian Komunikasi dan Informatika

2009 Penyusunan Kebijakan Tata Ruang Desa dan Zonasi Peruntukkan Lahan di Kab. Bandung

2008 Pengaruh Implementasi Kebijakan Pertanahan Terhadap Kesejahteraan Petani di Jawa Barat (Studi Kasus di Kab Garut dan Kab. Subang)

2007 Restukturisasi Organisasi Pemerintah Daerah Kabupaten Ciamis 2007 Performansi Manajemen Pelayanan Publik di Provinsi Jawa Barat 2006 Grand Design Pelayanan Publik Provinsi Jawa Barat

2006 Pemetaan Perijinan di Jawa Barat

2005 Kajian Batas Usia Pensiun Pegawai Daerah Provinsi Jawa Barat

2004 Pola Pengembangan Karier PNS di Lingkungan Pemerintah Propinsi Jabar. Kerjasama Pemda Prop Jabar dan FISIP Unpad


(51)

TAHUN JUDUL dan PENERBIT

2005 Pengembangan Sistem Pelayanan Publik, Cetak intern

2006 Penyamaan Persepsi Kebijakan Pengembangan Sistem Pelayanan Publik di Provinsi Jawa Barat, Cetak intern

2007 Pemikiran Kotemporer Administrasi Publik karya Prof. H.A. Djadja Saefullah, Drs. MA. Ph.D. Editor, LP3AN

2008 Pengaruh Implementasi Kebijakan Pertanahan Terhadap Struktur Penguasaan Tanah dan Dampaknya Terhadap Kesejahteraan Petani di Kab. Garut dan Subang Jurnal Kependudukan Padjadjaran. Terakreditasi SK No : 55/DIKTI/Kep/2005. ISSN 1411-5034

2009 Pengembangan Pelayanan Publik. Chaptering Books dalam buku Administrasi Negara Kontemporer, Penerbit Graha Ilmu. Yogyakarta.

2009 Perencanaan dan Ilmu Politik. Jurnal Public Sphere. Jurusan Ilmu Pemerintahan FISIP Unpad

2010 Transformasi Administrasi Negara Konferensi Administrasi Negara III 2010 Reformasi Pelayanan Publik Bidang Perizinan Jurnal JANE Unpad, ISSN 2086-1338

2010 Bureaucracy Culture and Leadership in Indonesian E-Administration

Implementation: Based on Perspective of Knowing and Learning Organization The 28th International Congress of Administrative Sciences. IIAS-IASIA. 12- 17 Juli 2010

2011 Mengukuhkan Eksistensi Ilmu Administrasi Negara Dalam Memenuhi Tuntutan Globalisasi FISIP Unisma Bekasi

2011 Implementasi Kebijakan Publik dan Feminism Konferensi Administrasi Negara IV ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( (


(52)

BIODATA(ANGGOTA(PENELITI(1( ( Nama!Lengkap! :!Mas!Dadang!Enjat!Munajat! N!I!P! :!197808232001121002! Tempat/Tanggal!Lahir! :!Serang,!23!Agustus!1978! Jenis!Kelamin! :!LakiTlaki! Bidang!Keahlian! :!Information!System/!Information!Technology! Email! :!mdenjatm@unpad.ac.id!/!mdenjatm@yahoo.com!! Kantor/Unit!Kerja! :!Jurusan!Administrasi!Negara!–!FISIP!UNPAD! Alamat!Kantor! :!Jalan!Raya!Bandung!–!Sumedang,!Km.21!Jatinangor!–!Jawa!Barat! Alamat!Rumah! :!Perumahan!Selaras!Cihanjuang,!No.!6!.!! ! Jalan!Kompleks!Budi!Asri!–!Parongpong,!Bandung!Barat! No.!Telepon!Genggam! :!08164215955! Pendidikan((S1(ke(atas)! ( ( ( ( ( No.( Perguruan( Tinggi(

Kota(&(Negara( Tahun(Lulus( Bidang(Studi(

( ( ( ( (

1! UNPAD! Indonesia! 2004! S1!Matematika!bidang!minat!Ilmu! Komputer!

2! UI! Jakarta! 2007! S2!Magister!Teknologi!Informasi!! ( Pengalaman(Penelitian(:( Kemukakan!minimal!3!penelitian!yang!sudah!dilakukan!dan!dianggap!paling!relevan!dengan!usulan! penelitian!yang!diajukan.! No.( Judul%Penelitian% Tahun( 1! Pengembangan!IT!Strategi!Maps!Studi!Kasus!Kantor!KPDE!&!ArDa! Pemerintah!Provinsi!Banten! 2006T2007! 2! Urgensi!Implementasi!Enterprise!Resources!Planning!(ERP)!di!Universitas! Padjadjaran! 2009!


(53)

3! Penyusunan!Rencana!!Strategis!Dinas!Perindustrian!dan!Perdagangan! Provinsi!Banten!

2010!

4! Penyusunan!Grand!Desain!dan!Road!Map!Reformasi!Birokrasi!Departemen! Pekerjaan!Umum!

2009!

5! Penyusunan!instrumen!penilaian!kinerja!pegawai!Kementrian!Kominfo! 2010! Publikasi):)

Tuliskan! karya! ilmiah! penulis! utama! dalam! 2! tahun! terakhir,! terutama! yang! relevan! dengan! usulan! penelitian,!dengan!menggunakan!format!seperti!penulisan!Daftar!Pustaka.!

!

1. 2009,! Simposium! Kebudayaan! Indonesia! –! Malaysia! (SKIM),! Urgensi! Implementasi! Enterprise! Resources!Planning!(ERP)!di!Universitas!Padjadjaran!menuju!Good!Unpad!Governance.!!

2. 2009,!Jurnal!Administrasi!Negara,!PengembanganIT!Strategy!Maps!Study!Kasus!Kantor!KPDE!&! ArDa!Pemerintahan!Provinsi!XYZ!

3. 2010,! Konferensi! Administrasi! negara! seTIndonesia,! Information! Technology! sebagai! jembatan! pemersatu!di!Linkungan!Universitas!Padjadjaran!

! ! ! ! !


(54)

(55)

Lampiran 6. Profil Kesehatan Jawa Barat Saat Ini (Hasil Olahan Peneliti)

Grafik 1. Umur Harapan Hidup

Grafik 2. Peserta Keluarga Berencana Aktif dan Baru Tahun 2007-2011

!

( 67.6!

67.8!

68!

68.2!

68.4!

2007! 2008! 2009! 2010! 2011!

Umur(Harapan(Hidup(

76.24%! 77.90%! 74.43%! 78.70%! 99.61%!

2007! 2008! 2009! 2010! 2011!

KB(AKTIF(

Peserta!

15.51%! 16.94%! 16.86%! 18.80%! 24.30%!

2007! 2008! 2009! 2010! 2011!

KB(Baru(

PESERTA!


(56)

Grafik 3. PHBS tahun 2007-2011

(

Grafik 4. Usia Pernikahan Tahun 2007-2010

( 38.40%!

32.13%! 41.42%! 41.02%!

47.38%!

2007! 2008! 2009! 2010! 2011!

Perilaku(Hidup(Bersih(dan(Sehat(

(PHBS)(

0.00%! 10.00%! 20.00%! 30.00%! 40.00%! 50.00%!

2007! 2008! 2009! 2010!

Usia(10tahun(keatas(yg(menikah(pertama(


(57)

Grafik 5. Kematian Bayi tahun 2007-2011

Grafik 6. Layanan Kesehatan Bayi 2007-2011

Grafik 7. Layanan Neonatal 2007-2013

5.33! 5.8! 6.8! 5.43! 5.6!

2007! 2008! 2009! 2010! 2011!

Kematian(bayi(per(1000(KH(

Kematian!bayi!per!1000!KH!

70.83%! 75.30%! 77.31%! 82.48%! 90.04%!

2007! 2008! 2009! 2010! 2011!

KESEHATAN(BAYI(

LAYANAN!

80.96%! 82.02%!

86.45%!

82.92%!

87.65%!

2007! 2008! 2009! 2010! 2011!

LAYANAN(NEONATAL((bayi(krg(dari(1(

bulan)(


(58)

Grafik 8. Imunisasi Bayi Tahun 2007-2011

Grafik 9. Kematian Balita Tahun 2007-2011 0!

50! 100! 150!

2007! 2008! 2009! 2010! 2011!

IMUNISASI(BAYI(

BCG! DPT3+HB3! Polio4! Campak! HB!0! DO!

0.1!

0.5!

0.6!

0.54!

0.4!

2007! 2008! 2009! 2010! 2011!

Kematian(balita(/(1000(KH(

Kematian!balita!/!1000!KH!


(59)

Grafik 10. Universal Child Immunization Tahun 2007-2011

Grafik 11. Layanan Balita tahun 2007-2011

Grafik 12. Kematian Ibu tahun 2007-2011

67.17%! 69.99%!

81.13%! 84.47%! 82.45%!

2007! 2008! 2009! 2010! 2011!

CAKUPAN!

83.55%!

79.91%!

2010! 2011!

95.81!

92.4!

97.87!

87.59!

92.9!

2007! 2008! 2009! 2010! 2011!


(60)

Grafik 13. Layanan Ibu Hamil tahun 2007-2011

! Grafik 14. Layanan Ibu Hamil Beresiko Tahun 2007-2011

! Grafik 15. Layanan Ibu Bersalin 2007-2011

! 0.00%!

20.00%! 40.00%! 60.00%! 80.00%! 100.00%! 120.00%!

2007! 2008! 2009! 2010! 2011!

Layanan(Kesehatan(Ibu(Hamil(

K1! K4! DO! FE!3! TT! TT1! TT2!

76.00%!

55.11%!

73.32%!

2009! 2010! 2011!

Ibu(Hamil(Resiko(Tinggi(Ditangani(

71.35%! 74.34%! 82.47%! 81.94%!

87.20%!

2007! 2008! 2009! 2010! 2011!


(61)

Grafik 16. Layanan Ibu Nifas Tahun 2010-2011

!

Grafik 17. Penyakit Malaria Tahun 2007-2011

!

!

75.50%! 87.35%!

75.86%!

69.20%!

2010! 2011!

IBU(NIFAS(

Layanan! Vitamin!A!

0.67!

0.58!

0.48! 0.55! 0.54!

2007! 2008! 2009! 2010! 2011!

MALARIA(/(1000((API)(

Penderita!/!1000!(API)!


(62)

Grafik 18. Kematian dan Kasus DBD Tahun 2007-2011

Grafik 19. Kasus Rabies Tahun 2007-2011

!

!

0.94%! 0.99%!

0.81%!

0.69%!

0.42%!

2007! 2008! 2009! 2010! 2011!

Kematian(DBD(

73.83!

54.25!

89.41!

59.06!

31.87!

2007! 2008! 2009! 2010! 2011!

Incident(Rate((IR)(DBD(

Kasus!DBD/100.000!

528! 619!

388!

573! 549!

2007! 2008! 2009! 2010! 2011!


(63)

Grafik 20. Kasis Filaris Tahun 2007-2011

!

Grafik 21. Kasus dan Kematian Diare Tahun 2007-2011

!

61!

100! 110!

67!

54!

2007! 2008! 2009! 2010! 2011!

KASUS(FILARIS(

80.90%!

62.00%! 74.00%!

76.00%! 80.20%!

2007! 2008! 2009! 2010! 2011!

KASUS(DIARE(

0.004! 0.005!

0.013!

0.009!

0.002!

2007! 2008! 2009! 2010! 2011!


(64)

Grafik 22. Kasus Kusta Tahun 2008-2011

(

Grafik 23. Kasus Dan Penyembuhan TBC Tahun 2008-2011 4.5!

3.7! 3.8!

5!

2008! 2009! 2010! 2011!

KASUS(KUSTA((PER(100(RIBU)(

68.76%! 69.62%!

71.71%!

75.29%!

2008! 2009! 2010! 2011!

KASUS(TBC(

81.55%!

86.36%!

85.82%!

2008! 2009! 2010!


(65)

Grafik 24. Kasus dan Kematian Pneunomia Tahun 2007-2011

Grafik 25. Kasus Difteri tahun 2008-2011

(

48.80%! 50.30%! 49.40%! 50.90%!

43.20%!

2007! 2008! 2009! 2010! 2011!

Kasus(Pneunomia(

71!

122!

98!

54!

2007! 2008! 2009! 2010!

Kematian(Pneunomia(

30! 28! 27!

45!

2008! 2009! 2010! 2011!


(66)

Grafik 26. Kasus Campak Tahun 2009-2011

(

Grafik 27. Kasus Tetanus Neonatorum

( 5!

25!

47!

2009! 2010! 2011!

Frekuensi(Kasus(CAMPAK(

44!

62!

19! 20!

2008! 2009! 2010! 2011!


(67)

Grafik 28. Kematian Penyakit Tidak Menular Tahun 2007-2011

#

0! 50! 100! 150! 200! 250!

2010! 2011!

Kematian((CFR)(%(

!HIPERTENSI! Ca.!Saluran!Pencernaan!

Ca.!Serviks! Ca.!Sakuran!Pernafasan!

Ca.!Kulit! Ca.!Kulit!


(68)

Grafik 29. Kematian Penyakit Tidak Menular Tahun 2007-2011 (lanjutan)

(

0.4! 1.86! 0.43! 1.058!

12.01!

0.4!

1.86!

0.43! 1.058!

12.01!

11.87!

3.02!

3.12!

5.12!

5.95!

2007! 2008! 2009! 2010! 2011!

Kematian((CFR)(%(


(69)

Grafik 30. Puskesmas dan Jejaring Puskesmas tahun 2007-2011 ( ( ( ( ( ( ( ( ( (

1007! 1017! 1029! 1039! 1045!

1475! 1534! 1572! 1579! 1579!

612! 713! 768!

781! 789! 0! 500! 1000! 1500! 2000!

2007! 2008! 2009! 2010! 2011!

Puskesmas(dan(jejaring(puskesmas(

Puskesmas! puskesmas!pembantu! Puskesmas!keliling!K4!

45427! 46231! 47215! 50046! 50266! 43000! 44000! 45000! 46000! 47000! 48000! 49000! 50000! 51000!

1! 2! 3! 4! 5!

Puskesmas(dan(jejaring(puskesmas(

posyandu!


(70)

Grafik 31. Ratio Puskesmas Terhadap Wilayah Administrasi

( (

Grafik 32. Rasio Penduduk per Puskesmas

(

1.7!

1.6!

1.7! 1.7! 1.7!

2007! 2008! 2009! 2010! 2011!

Ratio(puskesmas(terhadap(wilayah(administrasi(( puskesmas/kecamatan!

41195!

41489! 41491! 41438!

41978!

2007! 2008! 2009! 2010! 2011!


(71)

Grafik 33. Rumah Sakit Umum Tahun 2007 – 2011

Grafik 34. Rumah Sakit Khusus Tahun 2007-2011

89! 96!

149!

179! 193!

7!16! 7!16! 7!16! 5!17! 5!17!

28! 28! 32! 38! 40!

5! 5! 5! 5! 5!

2007! 2008! 2009! 2010! 2011!

Swasta! BUMN! TNI!POLRI! Pemda! Depkes!

Jumlah(Rumah(Sakit(Umum(

2!3!1! 3!3!1! 3!3!1! 2!3!1! 2!3!1!

7! 7! 7! 5!

4!

1! 1! 1! 1! 1!

41! 41! 44!

51!

47!

0! 10! 20! 30! 40! 50! 60!

2007! 2008! 2009! 2010! 2011!

Jumlah(Rumah(Sakit(Khusus(


(72)

Grafik 35. Rumah Sakit Umum dan Khusus Tahun 2007-2011

(

Grafik 36. Jumlah Sarana Produksi Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2007-2011

20.107! 20.861! 23.382!

28.116! 26.431!

2007! 2008! 2009! 2010! 2011!

Rumah(sakit(umum(dan(khusus(

jumlah!tmpat!tidur!


(73)

Grafik 37. Ratio Tenga Kesehatan per 100.000 Penduduk

50.95!

36.41!

1.68! 1.95!

0.1!2.39!0.27!2.94!3.26! 3.3!2.77!2.69!3.63! 5.93! 61!

81.5!

10.04! 9.87!

0! 10! 20! 30! 40! 50! 60! 70! 80! 90!

2010! 2011!

Rasio(Tenaga(Kesehatan(/(100.000(Penduduk(

Non!Kesehatan! ketehnisian!medis! Keterapian!Fisik!

Gizi! Sanitasi! Kesehatan!Masyarakat!

Kefarmasian! Keperawatan! Medis!


(1)

Grafik 29. Kematian Penyakit Tidak Menular Tahun 2007-2011 (lanjutan)

(

0.4! 1.86! 0.43! 1.058!

12.01!

0.4!

1.86!

0.43! 1.058!

12.01!

11.87!

3.02!

3.12!

5.12!

5.95!

2007! 2008! 2009! 2010! 2011!

Kematian((CFR)(%(


(2)

Grafik 30. Puskesmas dan Jejaring Puskesmas tahun 2007-2011

(

(

(

(

(

(

(

(

(

(

1007! 1017! 1029! 1039! 1045!

1475! 1534! 1572! 1579! 1579!

612! 713! 768!

781! 789! 0! 500! 1000! 1500! 2000!

2007! 2008! 2009! 2010! 2011!

Puskesmas(dan(jejaring(puskesmas(

Puskesmas! puskesmas!pembantu! Puskesmas!keliling!K4!

45427! 46231! 47215! 50046! 50266! 43000! 44000! 45000! 46000! 47000! 48000! 49000! 50000! 51000!

1! 2! 3! 4! 5!

Puskesmas(dan(jejaring(puskesmas(


(3)

Grafik 31. Ratio Puskesmas Terhadap Wilayah Administrasi

(

(

Grafik 32. Rasio Penduduk per Puskesmas

(

1.7!

1.6!

1.7! 1.7! 1.7!

2007! 2008! 2009! 2010! 2011!

Ratio(puskesmas(terhadap(wilayah(administrasi((

puskesmas/kecamatan!

41195!

41489! 41491! 41438!

41978!

2007! 2008! 2009! 2010! 2011!


(4)

Grafik 33. Rumah Sakit Umum Tahun 2007 – 2011

Grafik 34. Rumah Sakit Khusus Tahun 2007-2011

89! 96!

149!

179! 193!

7!16! 7!16! 7!16! 5!17! 5!17!

28! 28! 32! 38! 40!

5! 5! 5! 5! 5!

2007! 2008! 2009! 2010! 2011!

Swasta! BUMN! TNI!POLRI! Pemda! Depkes!

Jumlah(Rumah(Sakit(Umum(

2!3!1! 3!3!1! 3!3!1! 2!3!1! 2!3!1!

7! 7! 7! 5!

4!

1! 1! 1! 1! 1!

41! 41! 44!

51!

47!

0! 10! 20! 30! 40! 50! 60!

2007! 2008! 2009! 2010! 2011!

Jumlah(Rumah(Sakit(Khusus(


(5)

Grafik 35. Rumah Sakit Umum dan Khusus Tahun 2007-2011

(

Grafik 36. Jumlah Sarana Produksi Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2007-2011

20.107! 20.861! 23.382!

28.116! 26.431!

2007! 2008! 2009! 2010! 2011!

Rumah(sakit(umum(dan(khusus(


(6)

Grafik 37. Ratio Tenga Kesehatan per 100.000 Penduduk

50.95!

36.41!

1.68! 1.95!

0.1!2.39!0.27!2.94!3.26! 3.3!2.77!2.69!3.63! 5.93! 61!

81.5!

10.04! 9.87!

0! 10! 20! 30! 40! 50! 60! 70! 80! 90!

2010! 2011!

Rasio(Tenaga(Kesehatan(/(100.000(Penduduk(

Non!Kesehatan! ketehnisian!medis! Keterapian!Fisik!

Gizi! Sanitasi! Kesehatan!Masyarakat!

Kefarmasian! Keperawatan! Medis!