Hubungan Prilaku Cara Mendapatkan Pengobatan Pada Penderita Uretritis Gonore Akuta Non Komplikata Pria Terhadap Resistensi Obat.

.

{n{TVENSTTAS AI{DAI,AS
- _ ._- s
-4,

-.
MENDAPATIGN
CARA
FENGOBATA]\T PADA
TRIIJ\KU CARI
HT}BI}NGA}T PENE"AKII
PE]\TDERTTA URFTRTrI$GIOI{ORE AI(r}TA NON I(OIUPLTKATA pRrA

.

TE*SAI}APRESIST

EI{TSI(}BAT

TESS


Yo+sElxz"a+

Gtzmol.

PRWRAM PEFTDETIKAN DOKTER SPESIALISI
F4I{UI,TAS'KE.POI(TE*AI{ UNrVERSTTAS AIYDATAS

2t'11

:

1

€H$MSSTTASAT{D=ALAS

Q4$4=@

rENGona"AH PAI}A
pssfDRITA UAETBITIpspNSre AIC{}TA $sI{ K{}III?bII{ATA r*IA

:=
'' r,rxfitArApRgsr$Tglsslo-qAr :'

S{ryrg11Sf{3E*g4HI

'

TSSI$

YOSSE RIZAL

fir228m1'

*nOC**ltl

r=
",sslqF.

PEISDImKAN nO-lrfSR ffPp$UAtI$
.I,(}KTEB^*g{


'

"

{tNrlcnsEAs'*$IDALAS

201r

,

:.
_:

..::
r :i r:.

.::

:.:;;;;;'',.,.;,:,,'.


,

._.:=:i:=:=.::=:j:r::i

::.

.:,...:

r::

ji:r:::...:i:r:

. _:a ._

: _ .,a

:...

r:


=,

-r.:,.,.,r1.,.'',;-,t..

S

ffiAilAN,PE|-*G'

a

':

;:

:.:,

'

:; ;,=,, .;'


=' : :

...n

: :': -

='

-l_
=

I.\
IT\

\l\

dr. Encep Kusnandar, SpKK(K)

N

II

aaI

I

,{_-/.

'-':

-' :

'

'::'

--:
Sakr€tnris:

:'=


UCAPAI\ TERIMA KASITI
Assalamu' alaikum warahmatullaahi wabarakatuh.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Terima kasih yang tak terhingga
kepada Ayahanda Yantje Buliyard (almarhum) dan Ibunda

Nufami

yang telah membesarkan

dan mendidik serta selalu memberi doa restu. Ucapan terima kasih kepada isteri tercinta dr.

Lydia Aswati dan ananda tersayang Azhara Dhiya Yosse Putri yang senantiasa memberi
semangat dan doa.


Pada kesempatan

ini penulis ingin menyarnpaikan

ucapan terima kasih kepada banyak pihak

yang telah membantu dalam menyelesaikan pendidikan dokter spesialis dan penyusunan tesis

ini.
Kepada Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Andatas DR.dr. Masrul, MSc, SpGK dan
Direlqtur Rumah Sakit dr. M. Djamil Padang dr.Hj. Aumas Pabuti, Sp.A(K),MARS atas izin
I

\

dan kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan
pendidikan speqialisasi

di Bagian Ilmu Kesehatan lion,


Auf, Kelamin

FK Unand/RS M

Djamil Padang.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besamya kepada Prof.dr.H. Zairrrl Hakim,Sp.KK(K) atas
kesediaan beliau menerima penulis untuk dapat mengikuti pendidikan spesialisasi semasa

menjadi Ketua Program Studi Ihnu Kesehatan Kulit dan Kelamin FK Unand. Terima kasih

kepada dr. Rina GustiaSp.KK sebagai Ketua Bagian, dr. Qaira Anum,Sp.KK sebagai
sekretaris Bagan,

dr. Hj.Sri Lestari,Sp.KK (K)

sebagai Ketua Program Studi dan

pembimbing tesis, dr. Satya Wydya Yenny,Sp.KK sebagai Sekretaris Program Studi
Kesehatan


Itnu

Kulit dan Kelamin yang telah banyak memberi bimbingan dan saran selama
lv

penulis menjalani pendidikan dan melakukan penelitian. Terima kasih yang setulus-tulusnya
kepada

dr. Encep Kusnandar,Sp.KK(K) sebagai pembimbing dalam penelitian ini,

atas

dorongan, motivasi dan nasehat yang diberikan sehingga penulis dapat meydlesaikan tesis ini.

Terima kasih kepada dr. Isramiharti,Sp.KK(K) yang telah banyak memberi m.asukan dan
saran selama penulis menjalani pendidikan dan penelitian

ini. Terima kasih kepada

dr.

Edison,MPH sebagai pembimbing statistik dan dr. Early Indram4Sp.MK yang telah memberi
saran dan bimbingan dalam bidang

Mikrobiologi demi kesempurnaan tesis ini. Rasa terima

kasih juga penulis sampaikan kepada Dony Afrizal,SE Tata usaha Ilmu Kesehatan Kulit dan

Kelamin,

,i*of,

staf poliklinik dan staf Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran

Kepada rekan-rekan peserta PPDS
bantuan dan

Unaq

IKKK FK Unand penulis ucapkan terima kasih

atas

dorongTtyu dalam menyelesaikan pendidikan spesialisasi dan penelitian ini.

Penulis sangat bersyukur dengan selesainya penelitian

ini.

Semoga bermanfaat dan dapat

memberikan sumbangan dalam pengembangan ilmu kedokteran.

Padang, Maret 2011

Penulis

DAF"TAR ISI

LEMBARAI.I

PERSETUJUA]'I

""":"

r11

UCAPAN TERIMAKASIH

i'

DAFTARISI .........

vl

DAFTARBAGAN

ix

DAFTAR TABEL

x

DAFTAR SINGKATAN

xi

ABSTRAK

xii

BAB I.

BAB II.

PENDAHULUAN...........

I

1.1. Latar belakang
1.2. Rumusanmasalah
1.3. Hipotesispenelitian..
1.4. TujtranPenelitian
1.5. ManfaatPenelitian

I
6
7
7

TINJAUA}I KEPUSTAKAAN

8

2.1.

Gonore....

I

2.1.1 Definisi.........

8

2.1 .2

Epidemiologi.........

8

2.1.3

Etiologr,.........

9

2. 1,4

Biolo gi Neisseria gonorrhoeae . .. ......

2.1.5 Patogenesis

.........

.

t0
11

t2

2.1.6 Gejalaklinis

vl

15
Carakerjaantibiotik..
16
2.2.2. Resistensi antibiotik terhadap kuman.......
........... 19
2.2.3. Resistensi Neisseria gononhoeae

2.2.L.

2.2.4

penelitian....:.......... .........23
METODE PENELITIAN ...........
,.......... ...24
.... 24
3.1. Jenis penelitian.........
... 24
3.2. Populasi, sampel, darr besar sampel
........... 24
3.2.1. Poputasi....
................ 24
3.2.2. Sampel

2.3
BAB

III.

Hubungan perilaku dengan pemakaian antibiotik... 21

Kerangkakonsep

3.2.3. Besar sampel

3.3.
3.4.
3.5,

Teknikpengambilan

sampel

............ 25

Alur penelitian
Tempat dan waktu penelitian..

penelitian
27
................... 27
3.5.2. Wakhr penelitian .............,....
_3.6. Analisis da1a............,.....................:..i 28
/
28
3.7. Etikapenelitian..........
........ 28
3.8. Variabel penelitian..
........ 28
3.g Definisi operasional variabel....
31
BAB tV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBATIASAN..
40
IKIITISA& KESIMPULAN DAN SARA}.i
BAB V
43
DAFTARPUSTAKA
3.5.1. Tempat

Lampiran

l. Informasi untuk pasien......

Lampiran 2. Surat pemyataan persetujuan ikut datam
Lampiran 3. Status

penelitian

penelitian

......... 49
......... 50

vll

Lampiran 4. Teknik pengambilan

sampd...".;..................

..--.;--..-....... ....- 52

Larnpiran 5. Tabel lnduk penelitian

t ampiran

O.

Ketetangan lolos kaji etik

........

vrll

..............-

54

I}AFTARBAGAI\I
'..'.

tsagfln

2.3.

Kerangka konsep pe,nelitian .....d............

Bagnn3.4. Alurpenelitian

D(

DAFTARTABEL

Tabel 1. Umur penderita gonore.
Tabel 2. Tingkat pendidikan penderita gonore.
Tabel 3. Status perkawinan penderita gonore.
Tabel 4. Pekerjaan penderita goRore.
Tabel 5. Pola resistensi beberapa antibiotik terhadap N.Gonnorrhoea.
Tabel 6. Cara mendapatkan pengobatan.
Tabel 7. Hubungan cara mendapatkan pengobatan terhadap resistensi masing-masing

antibiotik.
Tabel 8. Hubungan cara mendapatkan pengobatan terhadap resistensi obat berdasar

jumlah obat pada hasil qii sensitivitas.

DATTAR SINGKATAI\

ft{s

Infeksi menular seksual

wHo

World health organization

NGPP

Neisseria gonnorrhoeae penghasil penisilinase

TR}IG

Tetracycline resistant neisseriq gormorrhoeae

KHM

Kadarhambat minimal

PSK

Pekerja seks komersial.

DNA

Deoryribonucleic acid

NADH

Nicotinamide adenine dinucleotide dehtdrogenase

ATP ase

A de no s in

RMP

Re duction mo difi abl e pr ote

LOS

Lipo oligo sakharida

OUE

Orifisium uretra ekstemum

PID

:

e

tr ipho sp at a s e

in

Pelvic inflammatory disease
chain reaction

PCR

P olymerase

PKBI

Perkumpulan Keluarga Berencana lrtdonesia

IKKK

Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin

NCCLS

National committee for clinical laboratory stanfurdization

SD

Sekolah dasar

SMTP

Sekolah menengah tingkat pertama

SMTA

"

",

Sekolah menengah tingkat atas

n

'i

PT

Perguruan tinggi

PNS

Pegawai negeri sipil

TNI/POLRI

Tentara Nasional Indonesia/ Polisi Repubtik Indonesia

RT

Rumahtangga

BUMN

Badan usatra

milik negara

xl

HUBUNGAN PERILAKU CARA MENDAPATKAN PENCOSEIAN PADA
PENDERITA URETRITIS GONORE AKUTANON KOMPLIKATA PRIA TERHADAP
RESISTENSI OBAT

Yosse Rizal
Bagran Ilmu Kesehatan

Kulit itan Kelamin

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas/ RSUP Dr.M.Djamil, Padang

Abstrak

Latar belakang: Gonore adalah penyakit infeksi menular seksual yang disebabkan oleh
Neisseria gonorrhoeae. Angka kejadian gonore berkaitan dengan resistensi terhadap

mtibiotik yang digunakan dalam pengobatan gonore. Resistensi dapat dipengaruhi oleh
i

perilaku cara mendapatkan pengobatan, yaitu berobat ke dokter dan berobat sendiri.

Tujuan: Untuk mengetahui hubungan perilaku cara mendapatkan pengobatan pada penderita
rnetritis gonore akuta non komplikata pria terhadap resistensi obat dan untuk mengetahui pola
resistensi antibiotik terhadap Neisseria gonorrhoeae.

Subyek dan metoda: Sfudi observasional dengan disain cross sectional pasiengonore pria.
Pada pasien dilalcukan anamnesis, pemeriksaan

fisik, pewarnaan Gram, kultw dan tes

sensitivitas. Hubungan perilaku cara mendapatkan y'engobtilan pada penderita uretritis gonore
akuta non komplikata pria terhadap resistensi obat diuji dengan Chi-square test dan Mann-

Vhitney test. Pengolahan dan analisis data menggunakan statistical programme for social
rcience (SPSS)for windows versi i,3,0.

Hasil: Pada penelitian ini j"mlah sampel 26 orutg, kelompok umur terbanyak 20 -24 tahun

(46,l{0), tingkat pendidikan terbanyak SLTA (6l,5%0), sudah menikah 69,3yo, pekerjaan
terbanyak pelajar/mahasiswa(34,6Yo). Antibiotik yang paling sensitif kanamisin (76,9%) dan
siprofloksasin (69,2Vo), paling banyak resisten sefiksim dan levofloksasin (73,1%0). Tidak
terdapat perbedaan yang signifikan cara mendapatkan pengobatan antara pasien yang berobat
ke dokter dengan pasien berobat sendiri terhadap resistensi N.gonorchoeae, p)0,05.

Krta kunci: gonore, antibiotik, resistensi.

x11

BAB

I

PENDAHULUAN

l.l Latar belakang.
Gonore adalah penyakit infeksi menular seksual

(MS) yang disebabkan

oleh Neisseria

gonorrhoeae, bakteri diplokokus negatif Gram, anaerob fakultatif; yang umunmya ditularkan

melalui kontak seksual dengan masa inkubasi 2-5 hari namun dapat juga ditularkan kepada janin
pada saat proses kelahiran berlangsung.t Walaupun semua golongan umur rentan terinfeksi
penyakit ini, tetapi insiden tertingginya pada usia 15-35 tahuni

Gonore masih merupakan infeksi menular seksual yang paling sering ditemukan di
negara berkembang. Epidemiologi gonore berboda pada tiap

- tiap negara. Di Swedia, insiden

gonore dilaporkan sebanyak 4871100.000 orang pada tahun 1970, sedangkan pada tahun 1994
penderita gonore semakin berkurang yaitu hanya sekitar 31/100.000 orang.

Di Amerika Serikat,

insiden kasus gonore mulai mengalami penumnan dari tahun ke tahun.3 Di dunia diperkirakan
terdapat 200

juta kasus baru gonore setiap tahunnya. Data World Health Organisation flMHO)
'+

menunjukan irisiden gonore antara 62 jtfta kasus baru pada tahun 1999, sebagian besar berasal

dari Asia Selatan, Asia Timur, Afrika, Amerika Selatan dan Amerika Tengah.a Hal ini
diperkirakan antara lain karena peningkatan prevalensi resistensi galur Neisseria gonorrhoeae
terhadap arrtibiotik.s

MS.

Di Indonesia infeksi gonore menempati urutan tertinggi dari semua jenis

Beberapa penelitian

di Surabaya, Jakarta dan Bandung

torhadap wanita peke{a seks

komersial mpnunjukkan bahwa prevalensi gonor€ berkisar antara 7,4-50yo.6 Sedangkan data
Depkes RI tahun lggT-lgg&didapatkirn infeksi gonore sebanyak 13.000 kasus pada tahun 1997

drn 20240kasus pada tahun 1993.? Di RS Dr. M Djamil Padang dari tahun 2007 sampai tahun

orang kunjungan ke
2009 jumlah pasien yang menderita gonore sebanyak 76 orang dari 5200

poliklinik Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamindengan proporsi 0,014.8
Tingginya angka kejadian gonore erat kaitannya dengan kejadian resistensi terhadap
termasuk
antibiotik yang digunakan dalam pengobatan gonore. Resistensi terhadap antibiotik
tahun terakhir
multidrug resistentmerupakan suafir evolusi umum yang telah terjadi lebih dari 60

antibiotik erat
pada bakteri maupun pada patogen lain.e Resistensi N.gonorrhoeae tsthaclap
genetik darr pola penggunaan
kaitannya dengan mutasi pada struktur atau gen pengatur informasi

antibiotik dari penderita gonore.

10't

1

galur gonokokus
Galur Neisseria gonoTlneae penghasil penisilinase (NGPP) merupakan
merusak penisilin
yang mampu menghasilkan enzim penisilinase atau beta-laktamase yang dapat

menjadi senyawa

inaktil

sehingga sukar diobati dengan penisilin dan derivatny4 walaupun

terhadap tetrasiklin
dengan peninggian dosis.ll Galur Neisseria gonowhoeae yang resisten

(IRNG

:

Di
tetracycline resistant Neisseria gononhoeae) telatr dilaporkan di berbagai negara.

g0-g5yo.r2'13 Resistensi Neisseria
Indonesia TRNG pada beberapa kota ditemukan antara

gonorrhoeae terhadap spektinomisin juga telah terjadt

t:,0"

halnya resistensi terhadap

resistensi tinggi
antimikroba y6ng lain. Beberapa strain Neisseria gonorrhoeae dengan leYel
kaclar hambat minimal
terhadap siprofloksasin juga telatr dilaporkan pada tahun 1994 dengan

(KHM) >0,06 ug/ml sebanyak 0,3 sampai 2,3yo- Sebelumnya tahun 1990 di United Stated'
Neisseria gonorrhoeae
Hongkong, Thailand, Jepang dan Filipina telah dilaporkan adanya strain
tatrun 1998-2003
yang resisten terhadap antibiotik golongan fluorokuinolon. Sedangkan selama
gonore terdapat 4,1 yo pasien
hasil penelitian wang sA et al. di Hawai dari 82.064 pasien
re

s

isten terhadap sefi ksim, azitromi sin dan speltinomis in.

I

3' I a

Resistensi Neiseruia gonnorhoeae terhadap penisilin

di Turki

selama 1995-1998

didapatkan sebanyak 55yo, diRwanda tahun 1995 sebanyak 64a/odan di Dhaka India tahun 1997
resistensi penisilin 66%. Sedangkan di negara Asia seperti Vietram resistensi terhadap tetrasiklin

g}yq diChina 84Yo dan Malaysia
Resistensi

7

5oh.1s

Neisetia gonnorhoeae tsrhadap spektinomisin telah dilaporkan di

beberapa

negara seperti Finlandia, Yunani dan Thailand dengan persentase resisten 87,3yo dan 85%.

Untuk fluorokuinolon resistensinya cendrung meningkat pada beberapa negara dengan insiden
kasus gonore yang meningkat seperti Kanada dengan resistensi terhadap siprofloksastn 4,4oA

tahun 2001, di Inggris 9,8o/o tahun20Q2, di Jepang 24,4yo tahun 1999. Di negara Asia selatan

seperti Bangladesh resistensi Neiserria gonnorhoeae terhadap siprofloksasin cenderung
meningkat dari tahun ke tahun yuitu 9Yo tahun 1997 dan

4f/o

tr;h'url. 1999. Karena

tingginya

angka resistensi ini pada tahun 2003, WHO telah merekomendasi pemakaian antibiotik sefiksim,

seftriakson, siproflokasasin atau spektinomisin dosis tunggal untuk mengobati gonore tanpa
komplikasi.r6
Sampai saat ini data tentang resistensi N. goltorrho.ele di berbagai kota

di Indonesia

menunjukkan''hampir semua telah resisten terhadap penisilin dan tetrasiklin, spektinomisin,
siprofloksasin dan tiamfenikol pada beberapa daerah sudah mulai menurun keefektifannya, tetapi
masih sedikit laporan resistensi terhadap fluorokuinolon.

17

Data mengenai resistensi Neiserria gonorrhoeae terhadap penisilin di Indonesia telah
dilaporkan oleh Joesoef di Surabaya tahun 1991 yaitu {!,4o/o, sedangkan tahun 1996 didapatkan
89%o resisten tertradap

penisilin, 987o resisten terhadap tetrasikilin, l8.,lyo resisten terhadap

spektinomisin dan 98olo resisten terhadap tiamfenikol sehingga antibiotik tersebut tidak dipakai
lagi sebagai terapi gonore.l8

Di

Jawa barat tahun 1999 dilakukan penelitian oleh Yuwono DJ dkk. terhadap 73 isolat

gonore dari wanita pekerja seks komersial dengan hasil 96Yo resisten terhadap penisilin,
snrlfametoksazol dan tetrasiklin, 8olo resisten terhadap kanamisin dan spektinomisin, 1,47o
resisten terhadap siprofloksasin dan tidak satupun isolht yang resisten terhadap sefiksim dan
seflriakson.6 Sedangkan penelitian dengan menggunakan isolat wanita pekerja seks

di

Jakarta

tahun 1996 oleh tesmeq didapatkan hasil seluruhnya resisten terhadap tetrasiklin dan sejumlah
isolat menunjukJ41 tmn, sefuiakson >35 rnm, sefiksim >31 mrn, ofloksasin

>

31 ffiffi,

hvofloksasin >"36 mm, kanamisin > 36 mm, tiamfenikol Z 32 mm.

35

Tempat f