Hubungan Prilaku Cara Mendapatkan Pengobatan Pada Penderita Uretritis Gonore Akuta Non Komplikata Pria Terhadap Resistensi Obat.
.
{n{TVENSTTAS AI{DAI,AS
- _ ._- s
-4,
-.
MENDAPATIGN
CARA
FENGOBATA]\T PADA
TRIIJ\KU CARI
HT}BI}NGA}T PENE"AKII
PE]\TDERTTA URFTRTrI$GIOI{ORE AI(r}TA NON I(OIUPLTKATA pRrA
.
TE*SAI}APRESIST
EI{TSI(}BAT
TESS
Yo+sElxz"a+
Gtzmol.
PRWRAM PEFTDETIKAN DOKTER SPESIALISI
F4I{UI,TAS'KE.POI(TE*AI{ UNrVERSTTAS AIYDATAS
2t'11
:
1
€H$MSSTTASAT{D=ALAS
Q4$4=@
rENGona"AH PAI}A
pssfDRITA UAETBITIpspNSre AIC{}TA $sI{ K{}III?bII{ATA r*IA
:=
'' r,rxfitArApRgsr$Tglsslo-qAr :'
S{ryrg11Sf{3E*g4HI
'
TSSI$
YOSSE RIZAL
fir228m1'
*nOC**ltl
r=
",sslqF.
PEISDImKAN nO-lrfSR ffPp$UAtI$
.I,(}KTEB^*g{
'
"
{tNrlcnsEAs'*$IDALAS
201r
,
:.
_:
..::
r :i r:.
.::
:.:;;;;;'',.,.;,:,,'.
,
._.:=:i:=:=.::=:j:r::i
::.
.:,...:
r::
ji:r:::...:i:r:
. _:a ._
: _ .,a
:...
r:
=,
-r.:,.,.,r1.,.'',;-,t..
S
ffiAilAN,PE|-*G'
a
':
;:
:.:,
'
:; ;,=,, .;'
=' : :
...n
: :': -
='
-l_
=
I.\
IT\
\l\
dr. Encep Kusnandar, SpKK(K)
N
II
aaI
I
,{_-/.
'-':
-' :
'
'::'
--:
Sakr€tnris:
:'=
UCAPAI\ TERIMA KASITI
Assalamu' alaikum warahmatullaahi wabarakatuh.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Terima kasih yang tak terhingga
kepada Ayahanda Yantje Buliyard (almarhum) dan Ibunda
Nufami
yang telah membesarkan
dan mendidik serta selalu memberi doa restu. Ucapan terima kasih kepada isteri tercinta dr.
Lydia Aswati dan ananda tersayang Azhara Dhiya Yosse Putri yang senantiasa memberi
semangat dan doa.
Pada kesempatan
ini penulis ingin menyarnpaikan
ucapan terima kasih kepada banyak pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan pendidikan dokter spesialis dan penyusunan tesis
ini.
Kepada Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Andatas DR.dr. Masrul, MSc, SpGK dan
Direlqtur Rumah Sakit dr. M. Djamil Padang dr.Hj. Aumas Pabuti, Sp.A(K),MARS atas izin
I
\
dan kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan
pendidikan speqialisasi
di Bagian Ilmu Kesehatan lion,
Auf, Kelamin
FK Unand/RS M
Djamil Padang.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besamya kepada Prof.dr.H. Zairrrl Hakim,Sp.KK(K) atas
kesediaan beliau menerima penulis untuk dapat mengikuti pendidikan spesialisasi semasa
menjadi Ketua Program Studi Ihnu Kesehatan Kulit dan Kelamin FK Unand. Terima kasih
kepada dr. Rina GustiaSp.KK sebagai Ketua Bagian, dr. Qaira Anum,Sp.KK sebagai
sekretaris Bagan,
dr. Hj.Sri Lestari,Sp.KK (K)
sebagai Ketua Program Studi dan
pembimbing tesis, dr. Satya Wydya Yenny,Sp.KK sebagai Sekretaris Program Studi
Kesehatan
Itnu
Kulit dan Kelamin yang telah banyak memberi bimbingan dan saran selama
lv
penulis menjalani pendidikan dan melakukan penelitian. Terima kasih yang setulus-tulusnya
kepada
dr. Encep Kusnandar,Sp.KK(K) sebagai pembimbing dalam penelitian ini,
atas
dorongan, motivasi dan nasehat yang diberikan sehingga penulis dapat meydlesaikan tesis ini.
Terima kasih kepada dr. Isramiharti,Sp.KK(K) yang telah banyak memberi m.asukan dan
saran selama penulis menjalani pendidikan dan penelitian
ini. Terima kasih kepada
dr.
Edison,MPH sebagai pembimbing statistik dan dr. Early Indram4Sp.MK yang telah memberi
saran dan bimbingan dalam bidang
Mikrobiologi demi kesempurnaan tesis ini. Rasa terima
kasih juga penulis sampaikan kepada Dony Afrizal,SE Tata usaha Ilmu Kesehatan Kulit dan
Kelamin,
,i*of,
staf poliklinik dan staf Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran
Kepada rekan-rekan peserta PPDS
bantuan dan
Unaq
IKKK FK Unand penulis ucapkan terima kasih
atas
dorongTtyu dalam menyelesaikan pendidikan spesialisasi dan penelitian ini.
Penulis sangat bersyukur dengan selesainya penelitian
ini.
Semoga bermanfaat dan dapat
memberikan sumbangan dalam pengembangan ilmu kedokteran.
Padang, Maret 2011
Penulis
DAF"TAR ISI
LEMBARAI.I
PERSETUJUA]'I
""":"
r11
UCAPAN TERIMAKASIH
i'
DAFTARISI .........
vl
DAFTARBAGAN
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR SINGKATAN
xi
ABSTRAK
xii
BAB I.
BAB II.
PENDAHULUAN...........
I
1.1. Latar belakang
1.2. Rumusanmasalah
1.3. Hipotesispenelitian..
1.4. TujtranPenelitian
1.5. ManfaatPenelitian
I
6
7
7
TINJAUA}I KEPUSTAKAAN
8
2.1.
Gonore....
I
2.1.1 Definisi.........
8
2.1 .2
Epidemiologi.........
8
2.1.3
Etiologr,.........
9
2. 1,4
Biolo gi Neisseria gonorrhoeae . .. ......
2.1.5 Patogenesis
.........
.
t0
11
t2
2.1.6 Gejalaklinis
vl
15
Carakerjaantibiotik..
16
2.2.2. Resistensi antibiotik terhadap kuman.......
........... 19
2.2.3. Resistensi Neisseria gononhoeae
2.2.L.
2.2.4
penelitian....:.......... .........23
METODE PENELITIAN ...........
,.......... ...24
.... 24
3.1. Jenis penelitian.........
... 24
3.2. Populasi, sampel, darr besar sampel
........... 24
3.2.1. Poputasi....
................ 24
3.2.2. Sampel
2.3
BAB
III.
Hubungan perilaku dengan pemakaian antibiotik... 21
Kerangkakonsep
3.2.3. Besar sampel
3.3.
3.4.
3.5,
Teknikpengambilan
sampel
............ 25
Alur penelitian
Tempat dan waktu penelitian..
penelitian
27
................... 27
3.5.2. Wakhr penelitian .............,....
_3.6. Analisis da1a............,.....................:..i 28
/
28
3.7. Etikapenelitian..........
........ 28
3.8. Variabel penelitian..
........ 28
3.g Definisi operasional variabel....
31
BAB tV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBATIASAN..
40
IKIITISA& KESIMPULAN DAN SARA}.i
BAB V
43
DAFTARPUSTAKA
3.5.1. Tempat
Lampiran
l. Informasi untuk pasien......
Lampiran 2. Surat pemyataan persetujuan ikut datam
Lampiran 3. Status
penelitian
penelitian
......... 49
......... 50
vll
Lampiran 4. Teknik pengambilan
sampd...".;..................
..--.;--..-....... ....- 52
Larnpiran 5. Tabel lnduk penelitian
t ampiran
O.
Ketetangan lolos kaji etik
........
vrll
..............-
54
I}AFTARBAGAI\I
'..'.
tsagfln
2.3.
Kerangka konsep pe,nelitian .....d............
Bagnn3.4. Alurpenelitian
D(
DAFTARTABEL
Tabel 1. Umur penderita gonore.
Tabel 2. Tingkat pendidikan penderita gonore.
Tabel 3. Status perkawinan penderita gonore.
Tabel 4. Pekerjaan penderita goRore.
Tabel 5. Pola resistensi beberapa antibiotik terhadap N.Gonnorrhoea.
Tabel 6. Cara mendapatkan pengobatan.
Tabel 7. Hubungan cara mendapatkan pengobatan terhadap resistensi masing-masing
antibiotik.
Tabel 8. Hubungan cara mendapatkan pengobatan terhadap resistensi obat berdasar
jumlah obat pada hasil qii sensitivitas.
DATTAR SINGKATAI\
ft{s
Infeksi menular seksual
wHo
World health organization
NGPP
Neisseria gonnorrhoeae penghasil penisilinase
TR}IG
Tetracycline resistant neisseriq gormorrhoeae
KHM
Kadarhambat minimal
PSK
Pekerja seks komersial.
DNA
Deoryribonucleic acid
NADH
Nicotinamide adenine dinucleotide dehtdrogenase
ATP ase
A de no s in
RMP
Re duction mo difi abl e pr ote
LOS
Lipo oligo sakharida
OUE
Orifisium uretra ekstemum
PID
:
e
tr ipho sp at a s e
in
Pelvic inflammatory disease
chain reaction
PCR
P olymerase
PKBI
Perkumpulan Keluarga Berencana lrtdonesia
IKKK
Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
NCCLS
National committee for clinical laboratory stanfurdization
SD
Sekolah dasar
SMTP
Sekolah menengah tingkat pertama
SMTA
"
",
Sekolah menengah tingkat atas
n
'i
PT
Perguruan tinggi
PNS
Pegawai negeri sipil
TNI/POLRI
Tentara Nasional Indonesia/ Polisi Repubtik Indonesia
RT
Rumahtangga
BUMN
Badan usatra
milik negara
xl
HUBUNGAN PERILAKU CARA MENDAPATKAN PENCOSEIAN PADA
PENDERITA URETRITIS GONORE AKUTANON KOMPLIKATA PRIA TERHADAP
RESISTENSI OBAT
Yosse Rizal
Bagran Ilmu Kesehatan
Kulit itan Kelamin
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas/ RSUP Dr.M.Djamil, Padang
Abstrak
Latar belakang: Gonore adalah penyakit infeksi menular seksual yang disebabkan oleh
Neisseria gonorrhoeae. Angka kejadian gonore berkaitan dengan resistensi terhadap
mtibiotik yang digunakan dalam pengobatan gonore. Resistensi dapat dipengaruhi oleh
i
perilaku cara mendapatkan pengobatan, yaitu berobat ke dokter dan berobat sendiri.
Tujuan: Untuk mengetahui hubungan perilaku cara mendapatkan pengobatan pada penderita
rnetritis gonore akuta non komplikata pria terhadap resistensi obat dan untuk mengetahui pola
resistensi antibiotik terhadap Neisseria gonorrhoeae.
Subyek dan metoda: Sfudi observasional dengan disain cross sectional pasiengonore pria.
Pada pasien dilalcukan anamnesis, pemeriksaan
fisik, pewarnaan Gram, kultw dan tes
sensitivitas. Hubungan perilaku cara mendapatkan y'engobtilan pada penderita uretritis gonore
akuta non komplikata pria terhadap resistensi obat diuji dengan Chi-square test dan Mann-
Vhitney test. Pengolahan dan analisis data menggunakan statistical programme for social
rcience (SPSS)for windows versi i,3,0.
Hasil: Pada penelitian ini j"mlah sampel 26 orutg, kelompok umur terbanyak 20 -24 tahun
(46,l{0), tingkat pendidikan terbanyak SLTA (6l,5%0), sudah menikah 69,3yo, pekerjaan
terbanyak pelajar/mahasiswa(34,6Yo). Antibiotik yang paling sensitif kanamisin (76,9%) dan
siprofloksasin (69,2Vo), paling banyak resisten sefiksim dan levofloksasin (73,1%0). Tidak
terdapat perbedaan yang signifikan cara mendapatkan pengobatan antara pasien yang berobat
ke dokter dengan pasien berobat sendiri terhadap resistensi N.gonorchoeae, p)0,05.
Krta kunci: gonore, antibiotik, resistensi.
x11
BAB
I
PENDAHULUAN
l.l Latar belakang.
Gonore adalah penyakit infeksi menular seksual
(MS) yang disebabkan
oleh Neisseria
gonorrhoeae, bakteri diplokokus negatif Gram, anaerob fakultatif; yang umunmya ditularkan
melalui kontak seksual dengan masa inkubasi 2-5 hari namun dapat juga ditularkan kepada janin
pada saat proses kelahiran berlangsung.t Walaupun semua golongan umur rentan terinfeksi
penyakit ini, tetapi insiden tertingginya pada usia 15-35 tahuni
Gonore masih merupakan infeksi menular seksual yang paling sering ditemukan di
negara berkembang. Epidemiologi gonore berboda pada tiap
- tiap negara. Di Swedia, insiden
gonore dilaporkan sebanyak 4871100.000 orang pada tahun 1970, sedangkan pada tahun 1994
penderita gonore semakin berkurang yaitu hanya sekitar 31/100.000 orang.
Di Amerika Serikat,
insiden kasus gonore mulai mengalami penumnan dari tahun ke tahun.3 Di dunia diperkirakan
terdapat 200
juta kasus baru gonore setiap tahunnya. Data World Health Organisation flMHO)
'+
menunjukan irisiden gonore antara 62 jtfta kasus baru pada tahun 1999, sebagian besar berasal
dari Asia Selatan, Asia Timur, Afrika, Amerika Selatan dan Amerika Tengah.a Hal ini
diperkirakan antara lain karena peningkatan prevalensi resistensi galur Neisseria gonorrhoeae
terhadap arrtibiotik.s
MS.
Di Indonesia infeksi gonore menempati urutan tertinggi dari semua jenis
Beberapa penelitian
di Surabaya, Jakarta dan Bandung
torhadap wanita peke{a seks
komersial mpnunjukkan bahwa prevalensi gonor€ berkisar antara 7,4-50yo.6 Sedangkan data
Depkes RI tahun lggT-lgg&didapatkirn infeksi gonore sebanyak 13.000 kasus pada tahun 1997
drn 20240kasus pada tahun 1993.? Di RS Dr. M Djamil Padang dari tahun 2007 sampai tahun
orang kunjungan ke
2009 jumlah pasien yang menderita gonore sebanyak 76 orang dari 5200
poliklinik Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamindengan proporsi 0,014.8
Tingginya angka kejadian gonore erat kaitannya dengan kejadian resistensi terhadap
termasuk
antibiotik yang digunakan dalam pengobatan gonore. Resistensi terhadap antibiotik
tahun terakhir
multidrug resistentmerupakan suafir evolusi umum yang telah terjadi lebih dari 60
antibiotik erat
pada bakteri maupun pada patogen lain.e Resistensi N.gonorrhoeae tsthaclap
genetik darr pola penggunaan
kaitannya dengan mutasi pada struktur atau gen pengatur informasi
antibiotik dari penderita gonore.
10't
1
galur gonokokus
Galur Neisseria gonoTlneae penghasil penisilinase (NGPP) merupakan
merusak penisilin
yang mampu menghasilkan enzim penisilinase atau beta-laktamase yang dapat
menjadi senyawa
inaktil
sehingga sukar diobati dengan penisilin dan derivatny4 walaupun
terhadap tetrasiklin
dengan peninggian dosis.ll Galur Neisseria gonowhoeae yang resisten
(IRNG
:
Di
tetracycline resistant Neisseria gononhoeae) telatr dilaporkan di berbagai negara.
g0-g5yo.r2'13 Resistensi Neisseria
Indonesia TRNG pada beberapa kota ditemukan antara
gonorrhoeae terhadap spektinomisin juga telah terjadt
t:,0"
halnya resistensi terhadap
resistensi tinggi
antimikroba y6ng lain. Beberapa strain Neisseria gonorrhoeae dengan leYel
kaclar hambat minimal
terhadap siprofloksasin juga telatr dilaporkan pada tahun 1994 dengan
(KHM) >0,06 ug/ml sebanyak 0,3 sampai 2,3yo- Sebelumnya tahun 1990 di United Stated'
Neisseria gonorrhoeae
Hongkong, Thailand, Jepang dan Filipina telah dilaporkan adanya strain
tatrun 1998-2003
yang resisten terhadap antibiotik golongan fluorokuinolon. Sedangkan selama
gonore terdapat 4,1 yo pasien
hasil penelitian wang sA et al. di Hawai dari 82.064 pasien
re
s
isten terhadap sefi ksim, azitromi sin dan speltinomis in.
I
3' I a
Resistensi Neiseruia gonnorhoeae terhadap penisilin
di Turki
selama 1995-1998
didapatkan sebanyak 55yo, diRwanda tahun 1995 sebanyak 64a/odan di Dhaka India tahun 1997
resistensi penisilin 66%. Sedangkan di negara Asia seperti Vietram resistensi terhadap tetrasiklin
g}yq diChina 84Yo dan Malaysia
Resistensi
7
5oh.1s
Neisetia gonnorhoeae tsrhadap spektinomisin telah dilaporkan di
beberapa
negara seperti Finlandia, Yunani dan Thailand dengan persentase resisten 87,3yo dan 85%.
Untuk fluorokuinolon resistensinya cendrung meningkat pada beberapa negara dengan insiden
kasus gonore yang meningkat seperti Kanada dengan resistensi terhadap siprofloksastn 4,4oA
tahun 2001, di Inggris 9,8o/o tahun20Q2, di Jepang 24,4yo tahun 1999. Di negara Asia selatan
seperti Bangladesh resistensi Neiserria gonnorhoeae terhadap siprofloksasin cenderung
meningkat dari tahun ke tahun yuitu 9Yo tahun 1997 dan
4f/o
tr;h'url. 1999. Karena
tingginya
angka resistensi ini pada tahun 2003, WHO telah merekomendasi pemakaian antibiotik sefiksim,
seftriakson, siproflokasasin atau spektinomisin dosis tunggal untuk mengobati gonore tanpa
komplikasi.r6
Sampai saat ini data tentang resistensi N. goltorrho.ele di berbagai kota
di Indonesia
menunjukkan''hampir semua telah resisten terhadap penisilin dan tetrasiklin, spektinomisin,
siprofloksasin dan tiamfenikol pada beberapa daerah sudah mulai menurun keefektifannya, tetapi
masih sedikit laporan resistensi terhadap fluorokuinolon.
17
Data mengenai resistensi Neiserria gonorrhoeae terhadap penisilin di Indonesia telah
dilaporkan oleh Joesoef di Surabaya tahun 1991 yaitu {!,4o/o, sedangkan tahun 1996 didapatkan
89%o resisten tertradap
penisilin, 987o resisten terhadap tetrasikilin, l8.,lyo resisten terhadap
spektinomisin dan 98olo resisten terhadap tiamfenikol sehingga antibiotik tersebut tidak dipakai
lagi sebagai terapi gonore.l8
Di
Jawa barat tahun 1999 dilakukan penelitian oleh Yuwono DJ dkk. terhadap 73 isolat
gonore dari wanita pekerja seks komersial dengan hasil 96Yo resisten terhadap penisilin,
snrlfametoksazol dan tetrasiklin, 8olo resisten terhadap kanamisin dan spektinomisin, 1,47o
resisten terhadap siprofloksasin dan tidak satupun isolht yang resisten terhadap sefiksim dan
seflriakson.6 Sedangkan penelitian dengan menggunakan isolat wanita pekerja seks
di
Jakarta
tahun 1996 oleh tesmeq didapatkan hasil seluruhnya resisten terhadap tetrasiklin dan sejumlah
isolat menunjukJ41 tmn, sefuiakson >35 rnm, sefiksim >31 mrn, ofloksasin
>
31 ffiffi,
hvofloksasin >"36 mm, kanamisin > 36 mm, tiamfenikol Z 32 mm.
35
Tempat f
{n{TVENSTTAS AI{DAI,AS
- _ ._- s
-4,
-.
MENDAPATIGN
CARA
FENGOBATA]\T PADA
TRIIJ\KU CARI
HT}BI}NGA}T PENE"AKII
PE]\TDERTTA URFTRTrI$GIOI{ORE AI(r}TA NON I(OIUPLTKATA pRrA
.
TE*SAI}APRESIST
EI{TSI(}BAT
TESS
Yo+sElxz"a+
Gtzmol.
PRWRAM PEFTDETIKAN DOKTER SPESIALISI
F4I{UI,TAS'KE.POI(TE*AI{ UNrVERSTTAS AIYDATAS
2t'11
:
1
€H$MSSTTASAT{D=ALAS
Q4$4=@
rENGona"AH PAI}A
pssfDRITA UAETBITIpspNSre AIC{}TA $sI{ K{}III?bII{ATA r*IA
:=
'' r,rxfitArApRgsr$Tglsslo-qAr :'
S{ryrg11Sf{3E*g4HI
'
TSSI$
YOSSE RIZAL
fir228m1'
*nOC**ltl
r=
",sslqF.
PEISDImKAN nO-lrfSR ffPp$UAtI$
.I,(}KTEB^*g{
'
"
{tNrlcnsEAs'*$IDALAS
201r
,
:.
_:
..::
r :i r:.
.::
:.:;;;;;'',.,.;,:,,'.
,
._.:=:i:=:=.::=:j:r::i
::.
.:,...:
r::
ji:r:::...:i:r:
. _:a ._
: _ .,a
:...
r:
=,
-r.:,.,.,r1.,.'',;-,t..
S
ffiAilAN,PE|-*G'
a
':
;:
:.:,
'
:; ;,=,, .;'
=' : :
...n
: :': -
='
-l_
=
I.\
IT\
\l\
dr. Encep Kusnandar, SpKK(K)
N
II
aaI
I
,{_-/.
'-':
-' :
'
'::'
--:
Sakr€tnris:
:'=
UCAPAI\ TERIMA KASITI
Assalamu' alaikum warahmatullaahi wabarakatuh.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Terima kasih yang tak terhingga
kepada Ayahanda Yantje Buliyard (almarhum) dan Ibunda
Nufami
yang telah membesarkan
dan mendidik serta selalu memberi doa restu. Ucapan terima kasih kepada isteri tercinta dr.
Lydia Aswati dan ananda tersayang Azhara Dhiya Yosse Putri yang senantiasa memberi
semangat dan doa.
Pada kesempatan
ini penulis ingin menyarnpaikan
ucapan terima kasih kepada banyak pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan pendidikan dokter spesialis dan penyusunan tesis
ini.
Kepada Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Andatas DR.dr. Masrul, MSc, SpGK dan
Direlqtur Rumah Sakit dr. M. Djamil Padang dr.Hj. Aumas Pabuti, Sp.A(K),MARS atas izin
I
\
dan kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan
pendidikan speqialisasi
di Bagian Ilmu Kesehatan lion,
Auf, Kelamin
FK Unand/RS M
Djamil Padang.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besamya kepada Prof.dr.H. Zairrrl Hakim,Sp.KK(K) atas
kesediaan beliau menerima penulis untuk dapat mengikuti pendidikan spesialisasi semasa
menjadi Ketua Program Studi Ihnu Kesehatan Kulit dan Kelamin FK Unand. Terima kasih
kepada dr. Rina GustiaSp.KK sebagai Ketua Bagian, dr. Qaira Anum,Sp.KK sebagai
sekretaris Bagan,
dr. Hj.Sri Lestari,Sp.KK (K)
sebagai Ketua Program Studi dan
pembimbing tesis, dr. Satya Wydya Yenny,Sp.KK sebagai Sekretaris Program Studi
Kesehatan
Itnu
Kulit dan Kelamin yang telah banyak memberi bimbingan dan saran selama
lv
penulis menjalani pendidikan dan melakukan penelitian. Terima kasih yang setulus-tulusnya
kepada
dr. Encep Kusnandar,Sp.KK(K) sebagai pembimbing dalam penelitian ini,
atas
dorongan, motivasi dan nasehat yang diberikan sehingga penulis dapat meydlesaikan tesis ini.
Terima kasih kepada dr. Isramiharti,Sp.KK(K) yang telah banyak memberi m.asukan dan
saran selama penulis menjalani pendidikan dan penelitian
ini. Terima kasih kepada
dr.
Edison,MPH sebagai pembimbing statistik dan dr. Early Indram4Sp.MK yang telah memberi
saran dan bimbingan dalam bidang
Mikrobiologi demi kesempurnaan tesis ini. Rasa terima
kasih juga penulis sampaikan kepada Dony Afrizal,SE Tata usaha Ilmu Kesehatan Kulit dan
Kelamin,
,i*of,
staf poliklinik dan staf Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran
Kepada rekan-rekan peserta PPDS
bantuan dan
Unaq
IKKK FK Unand penulis ucapkan terima kasih
atas
dorongTtyu dalam menyelesaikan pendidikan spesialisasi dan penelitian ini.
Penulis sangat bersyukur dengan selesainya penelitian
ini.
Semoga bermanfaat dan dapat
memberikan sumbangan dalam pengembangan ilmu kedokteran.
Padang, Maret 2011
Penulis
DAF"TAR ISI
LEMBARAI.I
PERSETUJUA]'I
""":"
r11
UCAPAN TERIMAKASIH
i'
DAFTARISI .........
vl
DAFTARBAGAN
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR SINGKATAN
xi
ABSTRAK
xii
BAB I.
BAB II.
PENDAHULUAN...........
I
1.1. Latar belakang
1.2. Rumusanmasalah
1.3. Hipotesispenelitian..
1.4. TujtranPenelitian
1.5. ManfaatPenelitian
I
6
7
7
TINJAUA}I KEPUSTAKAAN
8
2.1.
Gonore....
I
2.1.1 Definisi.........
8
2.1 .2
Epidemiologi.........
8
2.1.3
Etiologr,.........
9
2. 1,4
Biolo gi Neisseria gonorrhoeae . .. ......
2.1.5 Patogenesis
.........
.
t0
11
t2
2.1.6 Gejalaklinis
vl
15
Carakerjaantibiotik..
16
2.2.2. Resistensi antibiotik terhadap kuman.......
........... 19
2.2.3. Resistensi Neisseria gononhoeae
2.2.L.
2.2.4
penelitian....:.......... .........23
METODE PENELITIAN ...........
,.......... ...24
.... 24
3.1. Jenis penelitian.........
... 24
3.2. Populasi, sampel, darr besar sampel
........... 24
3.2.1. Poputasi....
................ 24
3.2.2. Sampel
2.3
BAB
III.
Hubungan perilaku dengan pemakaian antibiotik... 21
Kerangkakonsep
3.2.3. Besar sampel
3.3.
3.4.
3.5,
Teknikpengambilan
sampel
............ 25
Alur penelitian
Tempat dan waktu penelitian..
penelitian
27
................... 27
3.5.2. Wakhr penelitian .............,....
_3.6. Analisis da1a............,.....................:..i 28
/
28
3.7. Etikapenelitian..........
........ 28
3.8. Variabel penelitian..
........ 28
3.g Definisi operasional variabel....
31
BAB tV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBATIASAN..
40
IKIITISA& KESIMPULAN DAN SARA}.i
BAB V
43
DAFTARPUSTAKA
3.5.1. Tempat
Lampiran
l. Informasi untuk pasien......
Lampiran 2. Surat pemyataan persetujuan ikut datam
Lampiran 3. Status
penelitian
penelitian
......... 49
......... 50
vll
Lampiran 4. Teknik pengambilan
sampd...".;..................
..--.;--..-....... ....- 52
Larnpiran 5. Tabel lnduk penelitian
t ampiran
O.
Ketetangan lolos kaji etik
........
vrll
..............-
54
I}AFTARBAGAI\I
'..'.
tsagfln
2.3.
Kerangka konsep pe,nelitian .....d............
Bagnn3.4. Alurpenelitian
D(
DAFTARTABEL
Tabel 1. Umur penderita gonore.
Tabel 2. Tingkat pendidikan penderita gonore.
Tabel 3. Status perkawinan penderita gonore.
Tabel 4. Pekerjaan penderita goRore.
Tabel 5. Pola resistensi beberapa antibiotik terhadap N.Gonnorrhoea.
Tabel 6. Cara mendapatkan pengobatan.
Tabel 7. Hubungan cara mendapatkan pengobatan terhadap resistensi masing-masing
antibiotik.
Tabel 8. Hubungan cara mendapatkan pengobatan terhadap resistensi obat berdasar
jumlah obat pada hasil qii sensitivitas.
DATTAR SINGKATAI\
ft{s
Infeksi menular seksual
wHo
World health organization
NGPP
Neisseria gonnorrhoeae penghasil penisilinase
TR}IG
Tetracycline resistant neisseriq gormorrhoeae
KHM
Kadarhambat minimal
PSK
Pekerja seks komersial.
DNA
Deoryribonucleic acid
NADH
Nicotinamide adenine dinucleotide dehtdrogenase
ATP ase
A de no s in
RMP
Re duction mo difi abl e pr ote
LOS
Lipo oligo sakharida
OUE
Orifisium uretra ekstemum
PID
:
e
tr ipho sp at a s e
in
Pelvic inflammatory disease
chain reaction
PCR
P olymerase
PKBI
Perkumpulan Keluarga Berencana lrtdonesia
IKKK
Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
NCCLS
National committee for clinical laboratory stanfurdization
SD
Sekolah dasar
SMTP
Sekolah menengah tingkat pertama
SMTA
"
",
Sekolah menengah tingkat atas
n
'i
PT
Perguruan tinggi
PNS
Pegawai negeri sipil
TNI/POLRI
Tentara Nasional Indonesia/ Polisi Repubtik Indonesia
RT
Rumahtangga
BUMN
Badan usatra
milik negara
xl
HUBUNGAN PERILAKU CARA MENDAPATKAN PENCOSEIAN PADA
PENDERITA URETRITIS GONORE AKUTANON KOMPLIKATA PRIA TERHADAP
RESISTENSI OBAT
Yosse Rizal
Bagran Ilmu Kesehatan
Kulit itan Kelamin
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas/ RSUP Dr.M.Djamil, Padang
Abstrak
Latar belakang: Gonore adalah penyakit infeksi menular seksual yang disebabkan oleh
Neisseria gonorrhoeae. Angka kejadian gonore berkaitan dengan resistensi terhadap
mtibiotik yang digunakan dalam pengobatan gonore. Resistensi dapat dipengaruhi oleh
i
perilaku cara mendapatkan pengobatan, yaitu berobat ke dokter dan berobat sendiri.
Tujuan: Untuk mengetahui hubungan perilaku cara mendapatkan pengobatan pada penderita
rnetritis gonore akuta non komplikata pria terhadap resistensi obat dan untuk mengetahui pola
resistensi antibiotik terhadap Neisseria gonorrhoeae.
Subyek dan metoda: Sfudi observasional dengan disain cross sectional pasiengonore pria.
Pada pasien dilalcukan anamnesis, pemeriksaan
fisik, pewarnaan Gram, kultw dan tes
sensitivitas. Hubungan perilaku cara mendapatkan y'engobtilan pada penderita uretritis gonore
akuta non komplikata pria terhadap resistensi obat diuji dengan Chi-square test dan Mann-
Vhitney test. Pengolahan dan analisis data menggunakan statistical programme for social
rcience (SPSS)for windows versi i,3,0.
Hasil: Pada penelitian ini j"mlah sampel 26 orutg, kelompok umur terbanyak 20 -24 tahun
(46,l{0), tingkat pendidikan terbanyak SLTA (6l,5%0), sudah menikah 69,3yo, pekerjaan
terbanyak pelajar/mahasiswa(34,6Yo). Antibiotik yang paling sensitif kanamisin (76,9%) dan
siprofloksasin (69,2Vo), paling banyak resisten sefiksim dan levofloksasin (73,1%0). Tidak
terdapat perbedaan yang signifikan cara mendapatkan pengobatan antara pasien yang berobat
ke dokter dengan pasien berobat sendiri terhadap resistensi N.gonorchoeae, p)0,05.
Krta kunci: gonore, antibiotik, resistensi.
x11
BAB
I
PENDAHULUAN
l.l Latar belakang.
Gonore adalah penyakit infeksi menular seksual
(MS) yang disebabkan
oleh Neisseria
gonorrhoeae, bakteri diplokokus negatif Gram, anaerob fakultatif; yang umunmya ditularkan
melalui kontak seksual dengan masa inkubasi 2-5 hari namun dapat juga ditularkan kepada janin
pada saat proses kelahiran berlangsung.t Walaupun semua golongan umur rentan terinfeksi
penyakit ini, tetapi insiden tertingginya pada usia 15-35 tahuni
Gonore masih merupakan infeksi menular seksual yang paling sering ditemukan di
negara berkembang. Epidemiologi gonore berboda pada tiap
- tiap negara. Di Swedia, insiden
gonore dilaporkan sebanyak 4871100.000 orang pada tahun 1970, sedangkan pada tahun 1994
penderita gonore semakin berkurang yaitu hanya sekitar 31/100.000 orang.
Di Amerika Serikat,
insiden kasus gonore mulai mengalami penumnan dari tahun ke tahun.3 Di dunia diperkirakan
terdapat 200
juta kasus baru gonore setiap tahunnya. Data World Health Organisation flMHO)
'+
menunjukan irisiden gonore antara 62 jtfta kasus baru pada tahun 1999, sebagian besar berasal
dari Asia Selatan, Asia Timur, Afrika, Amerika Selatan dan Amerika Tengah.a Hal ini
diperkirakan antara lain karena peningkatan prevalensi resistensi galur Neisseria gonorrhoeae
terhadap arrtibiotik.s
MS.
Di Indonesia infeksi gonore menempati urutan tertinggi dari semua jenis
Beberapa penelitian
di Surabaya, Jakarta dan Bandung
torhadap wanita peke{a seks
komersial mpnunjukkan bahwa prevalensi gonor€ berkisar antara 7,4-50yo.6 Sedangkan data
Depkes RI tahun lggT-lgg&didapatkirn infeksi gonore sebanyak 13.000 kasus pada tahun 1997
drn 20240kasus pada tahun 1993.? Di RS Dr. M Djamil Padang dari tahun 2007 sampai tahun
orang kunjungan ke
2009 jumlah pasien yang menderita gonore sebanyak 76 orang dari 5200
poliklinik Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamindengan proporsi 0,014.8
Tingginya angka kejadian gonore erat kaitannya dengan kejadian resistensi terhadap
termasuk
antibiotik yang digunakan dalam pengobatan gonore. Resistensi terhadap antibiotik
tahun terakhir
multidrug resistentmerupakan suafir evolusi umum yang telah terjadi lebih dari 60
antibiotik erat
pada bakteri maupun pada patogen lain.e Resistensi N.gonorrhoeae tsthaclap
genetik darr pola penggunaan
kaitannya dengan mutasi pada struktur atau gen pengatur informasi
antibiotik dari penderita gonore.
10't
1
galur gonokokus
Galur Neisseria gonoTlneae penghasil penisilinase (NGPP) merupakan
merusak penisilin
yang mampu menghasilkan enzim penisilinase atau beta-laktamase yang dapat
menjadi senyawa
inaktil
sehingga sukar diobati dengan penisilin dan derivatny4 walaupun
terhadap tetrasiklin
dengan peninggian dosis.ll Galur Neisseria gonowhoeae yang resisten
(IRNG
:
Di
tetracycline resistant Neisseria gononhoeae) telatr dilaporkan di berbagai negara.
g0-g5yo.r2'13 Resistensi Neisseria
Indonesia TRNG pada beberapa kota ditemukan antara
gonorrhoeae terhadap spektinomisin juga telah terjadt
t:,0"
halnya resistensi terhadap
resistensi tinggi
antimikroba y6ng lain. Beberapa strain Neisseria gonorrhoeae dengan leYel
kaclar hambat minimal
terhadap siprofloksasin juga telatr dilaporkan pada tahun 1994 dengan
(KHM) >0,06 ug/ml sebanyak 0,3 sampai 2,3yo- Sebelumnya tahun 1990 di United Stated'
Neisseria gonorrhoeae
Hongkong, Thailand, Jepang dan Filipina telah dilaporkan adanya strain
tatrun 1998-2003
yang resisten terhadap antibiotik golongan fluorokuinolon. Sedangkan selama
gonore terdapat 4,1 yo pasien
hasil penelitian wang sA et al. di Hawai dari 82.064 pasien
re
s
isten terhadap sefi ksim, azitromi sin dan speltinomis in.
I
3' I a
Resistensi Neiseruia gonnorhoeae terhadap penisilin
di Turki
selama 1995-1998
didapatkan sebanyak 55yo, diRwanda tahun 1995 sebanyak 64a/odan di Dhaka India tahun 1997
resistensi penisilin 66%. Sedangkan di negara Asia seperti Vietram resistensi terhadap tetrasiklin
g}yq diChina 84Yo dan Malaysia
Resistensi
7
5oh.1s
Neisetia gonnorhoeae tsrhadap spektinomisin telah dilaporkan di
beberapa
negara seperti Finlandia, Yunani dan Thailand dengan persentase resisten 87,3yo dan 85%.
Untuk fluorokuinolon resistensinya cendrung meningkat pada beberapa negara dengan insiden
kasus gonore yang meningkat seperti Kanada dengan resistensi terhadap siprofloksastn 4,4oA
tahun 2001, di Inggris 9,8o/o tahun20Q2, di Jepang 24,4yo tahun 1999. Di negara Asia selatan
seperti Bangladesh resistensi Neiserria gonnorhoeae terhadap siprofloksasin cenderung
meningkat dari tahun ke tahun yuitu 9Yo tahun 1997 dan
4f/o
tr;h'url. 1999. Karena
tingginya
angka resistensi ini pada tahun 2003, WHO telah merekomendasi pemakaian antibiotik sefiksim,
seftriakson, siproflokasasin atau spektinomisin dosis tunggal untuk mengobati gonore tanpa
komplikasi.r6
Sampai saat ini data tentang resistensi N. goltorrho.ele di berbagai kota
di Indonesia
menunjukkan''hampir semua telah resisten terhadap penisilin dan tetrasiklin, spektinomisin,
siprofloksasin dan tiamfenikol pada beberapa daerah sudah mulai menurun keefektifannya, tetapi
masih sedikit laporan resistensi terhadap fluorokuinolon.
17
Data mengenai resistensi Neiserria gonorrhoeae terhadap penisilin di Indonesia telah
dilaporkan oleh Joesoef di Surabaya tahun 1991 yaitu {!,4o/o, sedangkan tahun 1996 didapatkan
89%o resisten tertradap
penisilin, 987o resisten terhadap tetrasikilin, l8.,lyo resisten terhadap
spektinomisin dan 98olo resisten terhadap tiamfenikol sehingga antibiotik tersebut tidak dipakai
lagi sebagai terapi gonore.l8
Di
Jawa barat tahun 1999 dilakukan penelitian oleh Yuwono DJ dkk. terhadap 73 isolat
gonore dari wanita pekerja seks komersial dengan hasil 96Yo resisten terhadap penisilin,
snrlfametoksazol dan tetrasiklin, 8olo resisten terhadap kanamisin dan spektinomisin, 1,47o
resisten terhadap siprofloksasin dan tidak satupun isolht yang resisten terhadap sefiksim dan
seflriakson.6 Sedangkan penelitian dengan menggunakan isolat wanita pekerja seks
di
Jakarta
tahun 1996 oleh tesmeq didapatkan hasil seluruhnya resisten terhadap tetrasiklin dan sejumlah
isolat menunjukJ41 tmn, sefuiakson >35 rnm, sefiksim >31 mrn, ofloksasin
>
31 ffiffi,
hvofloksasin >"36 mm, kanamisin > 36 mm, tiamfenikol Z 32 mm.
35
Tempat f