ANALISIS SISWA BERKESULITAN BELAJAR : Studi Kasus di Jurusan Teknik Audio Video SMK Negeri 6 Bandung.

(1)

ANALISIS SISWA BERKESULITAN BELAJAR

(Studi Kasus di Jurusan Teknik Audio Video SMK Negeri 6 Bandung)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Teknik Elektro FPTK UPI

Oleh

NANA SURYANA E.0451.0607825

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

ANALISIS SISWA BERKESULITAN BELAJAR

(Studi Kasus di Jurusan Teknik Audio Video SMK Negeri 6 Bandung)

Oleh Nana Suryana

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© Nana Suryana 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

NANA SURYANA E.0451.0607825

ANALISIS SISWA BERKESULITAN BELAJAR

(Studi Kasus di Jurusan Teknik Audio Video SMK Negeri 6 Bandung)

Mengesahkan/Menyetujui, Pembimbing I

Prof. Dr. H. Bachtiar Hasan, ST, MSIE NIP. 19551204 198103 1 002

Pembimbing II

Erik Haritman, S.Pd, MT NIP. 19760527 200112 1 002 Mengetahui,

Ketua Tim Pembimbing Skripsi

Program S-1 Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia

Dr.Ade Gaffar Abdullah, M.Si NIP. 19721113 199903 1 001

Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia

Prof. Dr. H. Bachtiar Hasan, ST, MSIE NIP. 19551204 198103 1 002


(4)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Analisis Siswa berkesulitan Belajar (Studi Kasus di Jurusan Teknik Audio Video SMK Negeri 6 Bandung ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, 29 Agustus 2013 Yang membuat pernyataan,

Nana Suryana


(5)

ABSTRAK

Dalam proses pendidikan di sekolah, kerap kali para siswa dihadapkan pada kesulitan belajar. Disadari atau tidak, kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa dapat mendisorientasikan tujuan dan hasil belajar siswa. Seringkali, prestasi yang diperoleh tidak berbanding lurus dengan potensi yang dimilikinya. Oleh karenanya, sebagai pihak yang tergabung dalam unit pendidik, baik kiranya kita untuk memahami faktor-faktor apa saja yang bisa menyebabkan siswa mengalami kesulitan belajar dan bagaimana cara mencegah dan menanggulanginya agar dapat memaksimalkan potensi siswa dalam mencapai hasil belajar. Penelitian ini merupakan studi kasus terhadap tiga orang siswa jurusan TAV SMK Negeri 6 Bandung yang didiagnosis memiliki kesulitan belajar. Pengumpulan data pada penelitian ini diperoleh melalui beberapa instrument; yakni melalui angket, wawancara secara mendalam, observasi, dan studi dokumen. Kemudian data yang diperoleh melalui keempat instrument tersebut diolah secara kualitatif dan deskriptif. Setelah melalui proses penganalisisan data secara deskriptif, ditemukan bahwa faktor utama penyebab terjadinya kesulitan belajar siswa adalah motivasi belajar siswa yang sangat minim, hal itu disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya: strategi pembelajaran yang monoton di sekolah, lingkungan keluarga yang tidak suportif untuk kegiatan belajar di rumah, dan lingkup pergaulan yang tidak mendukung pada prestasi belajar. Untuk meminimalisir dan menanggulangi hal-hal tersebut diantaranya dengan adanya keterlibatan pihak keluarga, pihak sekolah, dan lingkungan sekitar dalam menciptakan ruang lingkup yang mendukung pada peningkatan motivasi belajar siswa sehingga membentuk pola belajar yang baik.


(6)

ABSTRACT

In educating process at school, students often face learning difficulties. Learning difficulties may disorder the learning goal. Because of that, students do not achieve the learning goal maximally. In line with this, as people who have eagerness in education field, it is better for us to know the causes of sudents’ learning difficulties and how to prevent and solve the problems in order maximizing students’ learning process in achieving the goal. This study was a qualitative study towards three vocational high school students in TAV major in SMK Negeri 6 Bandung. They were previously diagnosed as students with some learning difficulties. The data of this study were collected through several instruments. They are: questionaire, interview, observation, and document study. Moreover, the data were interpreted qualitatively and descriptively. This study shows that the main factor of learning difficulties faced by the students is lack of motivation. It is caused by several things, such as there are no vary learning stategies used by the teachers, there are no supporting learning situation from the families, and and social circle that does not support the learning achievement. To minimize and cope with such things, there must be involvement of the family, the school, and environment that supports students' motivation to have good learning habit.


(7)

DAFTAR ISI

Abstrak ... i

Daftar isi ... ii

BAB I Pendahuluan ... 1

I.1. Latar Belakang ... 1

I.2. Rumusan Masalah ... 3

I.3. Tujuan Penelitian ... 3

I.4. Batasan Masalah ... 4

I.5. Manfaat Penelitian ... 5

I.6. Metode Penelitian ... 5

I.7. Sistematika Penulisan ... 6

BAB II Landasan Teori ... 8

II.1. Konsep Belajar ... 8

II.2. Kesulitan Belajar ... 10

II.3. Faktor Pendukung Kesuksesan Belajar ... 14

BAB III Metoda Penelitian ... 25

III.1. Rumusan Masalah ... 25

III.2. Metoda ... 25

III.3. Partisipan ... 26

III.4. Instrumen ... 27


(8)

III.6. Analisis Data ... 30

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 31

IV.1. Temuan Penelitian ... 31

IV.2. Solusi Teoretis ... 39

BAB V Kesimpulan dan Saran ... 49

V.1. Kesimpulan ... 49

V.2. Saran ... 50

Daftar Pustaka ... 52


(9)

1

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu jalan manusia untuk meningkatkan taraf hidupnya. Ilmu yang diperoleh selama masa pendidikan merupakan modal untuk menapaki jalan hidup dan meraih tujuan hidup itu sendiri. Dalam UU RI no. 20 tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional (Sugiyono, 2010:42) disebutkan bahwa pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Penyelenggaraan sekolah menengah dimaksudkan untuk menghasilkan lulusan yang memiliki karakter, kecakapan, dan keterampilan yang kuat untuk digunakan dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya, dan alam sekitar, serta mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam dunia kerja atau pendidikan lebih lanjut (Depdiknas, 2002). Sedangkan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan sekolah lanjutan tingkat atas yang mempersiapkan lulusannya untuk terjun dalam dunia kerja, sebagaimana yang diuraikan dalam Peraturan Pemerintah (PP) no. 29 tahun 1990 yang menyatakan bahwa pendidikan menengah kejuruan merupakan pendidikan pada jenjang menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu. Sedangkan tujuan instruksional dari SMK itu sendiri adalah mempersiapkan siswanya agar menjadi tenaga kerja


(10)

2

profesional yang memiliki keterampilan memadai, produktif, kreatif, dan mampu berwirausaha.

Dalam proses pendidikan di sekolah, kerap kali para siswa dihadapkan pada kesulitan belajar. Surya (1992) menjelaskan bahwa “kesulitan belajar siswa adalah suatu kondisi yang ditandai oleh adanya hambatan-hambatan tertentu dalam rangka mencapai hasil belajar, sehingga prestasi belajarnya tidak sesuai dengan potensi yang dimilikinya”. Ia pun menambahkan bahwa masalah belajar yang dihadapi siswa disebabkan oleh berbagai faktor baik yang terdapat dalam dirinya (intern) maupun di luar dirinya (ekstern). Faktor-faktor intern, yaitu: kurangnya kemampuan dasar yang dimiliki oleh murid, kurangnya bakat khusus untuk suatu situasi belajar tertentu, kurangnya motivasi atau dorongan untuk belajar, situasi pribadi terutama emosional yang dihadapi murid-murid tertentu, faktor-faktor jasmaniah, dan faktor-faktor bawaan (herediter). Sedangkan faktor

ekstern, diantaranya: faktor lingkungan sekolah yang kurang memadai bagi situasi belajar, situasi dalam keluarga yang kurang mendukung situasi belajar dan situasi lingkungan sosial yang mengganggu keadaan siswa.

Mata pelajaran yang diberikan di SMK disesuaikan dengan suatu keahlian tertentu. Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti pada salah satu SMK di kota Bandung membuktikan bahwa penguasaan siswa SMK pada mata pelajaran produktif menunjukan pencapaian rata-rata yang tidak mencapai kriteria kelulusan minimum. Surya (1992) mengungkapkan bahwa kesulitan belajar adalah suatu kondisi yang ditandai oleh adanya hambatan-hambatan tertentu dalam rangka mencapai hasil belajar, sehingga prestasi belajarnya tidak maksimal dan tidak sesuai dengan potensi yang dimiliki.


(11)

3

Berdasarkan hasil dari observasi awal pada sample siswa, hal ini mengindikasikan terdapat kesulitan belajar yang dihadapi siswa dalam menguasai mata pelajaran produktif.

Kesulitan belajar yang muncul dapat diminimalisir jika diketahui penyebabnya. Oleh karena itu, berdasarkan uraian inilah penelitian ini berfokus pada “Analisis Siswa dengan Kesulitan Belajar, studi kasus di Jurusan Teknik Audio Video SMK Negeri 6 Bandung.

I.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latarbelakang yang sudah diuraikan sebelumnya, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Apa faktor yang menyebabkan tiga siswa jurusan TAV SMK Negeri 6 Bandung mengalami kesulitan belajar?

b. Apa solusi teoretis untuk meminimalisir kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa-siswa tersebut?

I.3. Tujuan Penelitian

Sebagai acuan, maka tujuan penelitian ini dikategorikan dalam dua poin utama, yaitu:

a. Menggali faktor-faktor yang menyebabkan tiga siswa jurusan TAV SMK Negeri 6 Bandung mengalami kesulitan belajar.

b. Mencari teori pendukung sebagai solusi alternatif untuk meminimalisir terjadinya kesulitan belajar pada siswa.


(12)

4

Selain daripada itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi suatu konstribusi positif khususnya untuk guru-guru mata pelajaran produktif pada konsentrasi TAV. Penelitian ini ditujukan untuk mengkaji kondisi dilapangan mengenai kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa. Dengan cara ini, penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi dalam memenuhi kebutuhan bidang pendidikan saat ini.

I.4. Batasan Masalah

Batasan masalah pada penelitian ini mengacu pada penggolongan faktor pendukung kegiatan belajar yang dikategorikan oleh Syah (2001) dimana disebutkan bahwa terdapat dua faktor utama dalam menentukan kesuksesan proses belajar, yaitu faktor internal dan eksternal dari siswa itu sendiri. Oleh karenanya, kesulitan belajar yang akan digali dalam penelitian ini dibatasi oleh faktor pendukung belajar intern dan ekstern dari siswa yang diteliti. Sedangkan solusi alternatif yang diajukan berlandaskan pada solusi teoretis yang sudah terbukti keefektifannya. Penelitian ini pun dilakukan terhadap tiga orang siswa kelas XI jurusan Teknologi Audio Video, SMK Negeri 6 Bandung.

I.5. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan pengembangan pelaksanaan pengajaran. Teori-teori dan temuan pada penelitian ini akan memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai pentingnya mengenali karakteristik siswa dan mengidentifikasi masalah yang dihadapi siswa, baik dari faktor intern dan ekstern


(13)

5

siswa itu sendiri. Hasil gambaran mengenai karakteristik kesulitan belajar dapat memberikan masukan yang bersifat konstruktif dalam upaya pemberian bantuan kepada siswa, yang pelaksanaannya tidak hanya mencapai target kurikulum saja tetapi sesuai dengan kebutuhan dan harapan siswa. Dengan demikian, guru dapat memberikan strategi pembelajaran yang sesuai untuk meminimalisir adanya kesulitan belajar siswa.

I.6. Metode Penelitian

Penelitian ini ditujukan untuk menggali informasi secara lebih dalam mengenai fenomena kesulitan belajar siswa di SMK, oleh karenanya metode qualitatif deskriptif dianggap metode penelitian yang paling tepat untuk menyajikan temuan secara rinci.

Mendukung penggunaan metode kualitatif pada penelitian di ranah pendidikan, Sugiyono (2010: 41) mengemukakan beberapa manfaat bagi peneliti pada penelitian kualitatif, yaitu: peneliti akan memiliki wawasan yang luas dan mendalam mengenai bidang pendidikan yang diteliti, memiliki kepekaan untuk melihat gejala sosial pada objek penelitian, mampu menggali sumber data melalui observasi partisipan serta wawancara mendalam secara triangulasi, dan mampu menganalisis data kualitatif secara induktif yang berkesinambungan.

Pemilihan metode penelitian inipun dipertegas oleh Sukmadinata (2009: 72) yang menyatakan bahwa metode penelitian deskriptif merupakan suatu bentuk penelitian yang paling dasar yang ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alami ataupun rekayasa manusia. Penelitian deskriptif dalam bidang pendidikan


(14)

6

dan kurikulum pengajaran merupakan hal yang cukup penting, mendeskripsikan fenomena-fenomena kegiatan pendidikan, pembelajaran, implementasi kurikulum pada berbagai jenis, jenjang dan satuan pendidikan.

I.7. Sistematika Penulisan

Penyajian laporan pada penelitian ini disusun berdasarkan sistematika penulisan berikiut ini:

Bab I Pendahuluan, mengemukakan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian, gambaran umum metode penelitian, dan sistematika penelitian.

Bab II Landasan teoris, yang memaparkan teori-teori yang digunakan sebagai dasar penelitian ini, yang mencakup pemahaman konsep belajar dan kesulitan belajar.

Bab III Metodologi Penelitian, pada bab ini dipaparkan metode penelitian yang digunakan dan disertai teori-teori pendukung penggunaan metode tersebut, partisipan penelitian, instrument penelitian, teknik pengumpulan data, dan metode analisis data.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, pada bab ini diuraikan dan dideskripsikan segala bentuk temuan penelitian yaitu beberapa faktor penyebab terjadinya kesulitan belajar pada masing-masing partisipan, kemudian pada bagian pembahasan dikaitkan dengan teori-teori yang dianggap sebagai teori solutif untuk meminimalisir kesulitan belajar tersebut.


(15)

7

Bab V Kesimpulan dan Saran, kesimpulan dipaparkan secara singkat dan jelas kemudian disuguhkan saran yang membangun bagi peneliti selanjutnya di ranah yang sama.

Halaman selanjutnya akan dilampirkan seluruh lampiran yang merupakan data-data yang diperoleh dari beberapa instrument penelitian yang digunakan.


(16)

25

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1. Rumusan Masalah

Sebagaimana sudah diuraikan latar belakang penelitian ini pada bab I, maka penelitian ini difokuskan untuk menemukan jawaban dari rumusan masalah sebagai berikut:

a. Apa faktor yang menyebabkan tiga siswa jurusan TAV SMK Negeri 6 Bandung mengalami kesulitan belajar?

b. Apa solusi teoretis untuk meminimalisir kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa-siswa tersebut?

III.2. Metode

Ranah pendidikan tak akan pernah ada habisnya untuk dikaji dan diteliti. Dalam hal ini, penelitian kali ini yang ditujukan untuk menggali informasi secara lebih dalam mengenai fenomena kesulitan belajar siswa di SMK, oleh karenanya metode qualitatif deskriptif dianggap metode penelitian yang paling tepat untuk menyajikan temuan secara rinci.

Mendukung penggunaan metode kualitatif pada penelitian di ranah pendidikan, Sugiyono (2010: 41) mengemukakan beberapa manfaat bagi peneliti pada penelitian kualitatif, yaitu: peneliti akan memiliki wawasan yang luas dan mendalam mengenai bidang pendidikan yang diteliti, memiliki kepekaan untuk melihat gejala sosial pada objek penelitian, mampu menggali sumber data melalui


(17)

26

observasi partisipan serta wawancara mendalam secara triangulasi, dan mampu menganalisis data kualitatif secara induktif yang berkesinambungan.

Pemilihan metode penelitian inipun dipertegas oleh Sukmadinata (2011: 72) yang menyatakan bahwa metode penelitian deskriptif merupakan suatu bentuk penelitian yang paling dasar yang ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alami ataupun rekayasa manusia. Penelitian deskriptif dalam bidang pendidikan dan kurikulum pengajaran merupakan hal yang cukup penting, mendeskripsikan fenomena-fenomena kegiatan pendidikan, pembelajaran, implementasi kurikulum pada berbagai jenis, jenjang dan satuan pendidikan. Proses penelitian dengan metode kualitatif ini secara singkat dapat digambarkan oleh skema berikut ini:

Gambar III.1.

Proses penelitian kualitatif (modifikasi dari Tuckman) (Sugiyono, 2007: 15)

III. 3. Partisipan

Penentuan sampel pada penelitian kualitatif sangat berbeda dengan penentuan sampel pada penelitian kuantitatif. Penentuan sampel pada penelitian kualitatif tidak berdasarkan pada perhitungan statistik, karena sampel yang dipilih

Sumber masalah (Empiris dan Teoritis)

Rumusan Masalah

Membaca dan berfikir

Penelitian

Konsep dan teori yang relevan Penemuan yang relevan Pengajuan hipotesis penemuan kesimpulan Praduga terhadap hubungan antar variabel

Menyusun instrumen penelitian Metoda/ strategi pendekatan penelitian


(18)

27

berfungsi untuk mendapatkan informasi yang maksimum dan bukan untuk digeneralisasi (Lincoln & Guba, 1985 dalam Sugiyono (2007: 54).

Penentuan partisipan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, yaitu pengambilan sample dengan pertimbangan atas tujuan tertentu (Sugiyono, 2010: 300). Pengambilan sample dalam penelitian ini yaitu, peneliti melakukan tindakan pra-penelitian untuk menentukan sample penelitian yang merupakan siswa yang mengalami kesulitan belajar dengan cara mendiagnosis kesulitan belajar (Hakim, 2005: 22) bersama guru yang bersangkutan.

Oleh karenanya, penelitian ini dilakukan terhadap tiga orang siswa kelas XI konsentrasi TAV, yang merupakan siswa SMK Negeri 6 kota Bandung. Ketiga siswa tersebut merupakan siswa yang didiagnosis menghadapi kesulitan belajar, yang sebelumnya sudah diidentifikasi pada saat pra-penelitian.

III.4. Instrumen Penelitian

Untuk mengumpulkan data, penelitian ini menggunakan instrumen observasi, wawancara mendalam, kuesioner dan studi dokumen. Marshal & Rossman (dikutip oleh Sugiyono, 2010: 309) mengatakan bahwa metode pengumpulan data yang paling mendasar yang seringkali dilakukan oleh para peneliti kualitatif merupakan observasi yang membaur di lapangan, wawancara secara mendalam, dan kilas balik dokumen.

III.4.1. Observasi

Terdapat beberapa keuntungan yang diperoleh melalui observasi lapangan, seperti yang dipaparkan oleh Nasution (1988) dikutip oleh Sugiyono (2010) bahwa melalui observasi;


(19)

28

a. Peneliti akan lebih mampu memahami konteks data secara keseluruhan b. Peneliti akan memperoleh pengalaman langsung sehingga

memungkinkan digunakannya pendekatan induktif

c. Peneliti dapat melihat hal-hal baru yang tidak terungkap oleh instrumen penelitian lainnya

d. Peneliti bukan saja hanya mendapatkan data yang kaya, tetapi juga turut merasakan situasi sosial yang diteliti

Marshal (1995) dalam Sugiyono (2010) pun menambahkan bahwa melalui observasi, peneliti mempelajari mengenai suatu prilaku dan makna dari prilaku tersebut. Dalam penelitian ini, observasi dilakukan untuk mengkategorikan siswa yang mengalami kesulitan belajar dan mengkaji lebih dalam mengenai faktor penyebab dari kesulitan belajar tersebut.

Pada penelitian ini, peneliti melakukan observasi kilas dokumen yang merupakan catatan tertulis mengenai seseorang. Dalam penelitian ini, yang dimaksud dokumen adalah histori prestasi siswa di sekolah, catatan prilaku siswa, dan catatan latar belakang siswa. Observasi kilas dokumen ini dianggap penting dalam menganalisis kesulitan belajar siswa, karena situasi yang diteliti merupakan faktor yang dimungkinkan muncul atau berasal dari beberapa sisi diluar sekolah.

III.4.2. Kuesioner

Kuesioner merupakan salah satu instrumen penelitian yang terdiri dari serangkaian pertanyaan yang dimaksudkan untuk mendapatkan informasi dari responden penelitian (Sugiyono, 2010). Pada penelitian ini, kuesioner digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai apa saja faktor yang menyebabkan


(20)

29

mereka mengalami kesulitan belajar. Jenis kuesioner yang digunakan merupakan skala respon Likert. Pertanyaan yang digunakan pada kuesioner ini berlandaskan pada teori kesulitan belajar yang diusung oleh Djamarah (2008). Kuesioner terdiri dari empat kategori utama yaitu faktor dari individu siswa itu sendiri, faktor dari lingkungan sekolah, faktor dari lingkungan keluarga, dan faktor dari lingkungan masyarakat. Untuk mengkategorikan respon siswa, maka jawaban dikategorikan menjadi „sangat tidak setuju‟ (STS), „tidak setuju‟ (TS), „ragu-ragu‟ (R), „setuju‟ (S), dan „sangat setuju‟ (SS).

III.4.3. Wawancara

Wawancara dalam sebuah penelitian diartikan sebagai sebuah interaksi antara dua orang untuk saling bertukar informasi melalui tanya jawab sebagai hasil dari sebuah komunikasi yang terfokus pada sebuah topik (Esterberg 2002, dikutip oleh Sugiyono 2010). Pada penelitian ini, wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi lebih mendalam dari partisipan. Wawancara ini merupakan teknik pengumpulan data yang berdasarkan pada self-report partisipan, atau setidaknya pada pengetahuan atau keyakinan pribadi. Stainback (1988, dikutip oleh Sugiyono 2010) menyatakan bahwa melalui wawancara, peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam mengenai partisipan dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi, dimana hal ini tidak bisa dilakukan melalui observasi.


(21)

30

III.5. Teknik Pengumpulan Data

Berdasarkan pemilihan instrumen pada penelitian ini, maka data akan didapatkan dengan memberikan kuesioner kepada partisipan. Kemudian hasil dari kuesioner tersebut kemudian dianalisis. Selain itu, data pun diperoleh dari hasil wawancara secara mendalam dengan siswa dan guru yang bersangkutan. Sebagai langkah triangulasi untuk memperkuat data yang diperoleh sebelumnya, data pun diperoleh dari observasi dokumen terkait siswa yang menjadi partisipan.

III.6. Analisis Data

Data-data yang diperoleh dari ketiga instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, kemudian dianalisis dan disusun suatu kesimpulan yang diperkuat oleh data-data yang ada. Analasis data pada penelitian ini melalui dua tahap. Yaitu analisis domain dan analisis taksonomi (Spradley 1980 dalam Sugiyono (2007: 102). Pada tahapan analisis domain, penelitian ini mengkategorikan faktor-faktor yang pada umumnya menjadi penyebab munculnya kesulitan belajar mengacu pada teori Djamarah (2008: 201), kemudian pada tahap analisis taksonomi data-data yang diperoleh dijabarkan dan dikategorikan secara lebih rinci. Analisis data-data pada tahap ini digunakan untuk memecahkan rumusan masalah yang pertama, yaitu “Apa faktor yang menyebabkan tiga siswa jurusan TAV SMK Negeri 6 Bandung mengalami kesulitan belajar?”

Setelah muncul jawaban dari rumusan masalah tersebut, maka peneliti melakukan studi ulas balik teori untuk menjawab rumusan masalah kedua yang merupakan solusi dari kesulitan belajar yang ditemukan di lapangan.


(22)

49

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V.1. Kesimpulan

Melalui sejumlah instrument penelitian, ditemukan bahwa faktor utama penyebab terjadinya kesulitan belajar pada ketiga siswa tersebut adalah motivasi belajar yang sangat minim, hal itu disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya: strategi pembelajaran yang monoton di sekolah, lingkungan keluarga yang tidak suportif untuk kegiatan belajar di rumah, dan lingkup pergaulan yang tidak mendukung pada prestasi belajar. Ketiga faktor tersebut menyebabkan siswa memiliki motivasi yang rendah untuk belajar dan memiliki pola belajar yang tidak tersusun atau semerawut.

Strategi pembelajaran yang monoton di sekolah bisa diatasi dengan adanya metoda yang variatif yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi ajar disesuaikan dengan tujuan pembelajaran itu sendiri, dengan harapan siswa lebih antusias dan tidak mudah merasa bosan. Metode pengajaran yang variatif, suasana belajar yang menyenangkan, dan sikap yang ramah tamah diyakini bisa meningkatkan motivasi belajar siswa, sehingga dapat meminimalisir munculnya kesulitan belajar siswa.

Selain daripada itu, sebagai seorang guru ataupun orangtua, kitapun bisa melakukan beberapa hal sederhana namun berpengaruh besar dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Yang pertama adalah dengan memberikan nilai, pujian, ataupun hadiah ketika siswa mencapai hasil yang baik. Selain itu, ada saatnya kita perlu mengadakan kompetisi di dalam kelas untuk menumbuhkan


(23)

50

daya juang mereka dalam meraih prestasi di lingkungannya. Kemudian, menanamkan landasan akan pentingnya menjalani proses belajar dengan baik dan bertapa bermanfaatnya ilmu yang ia peroleh untuk masa depannya, sehingga akan tumbuh motivasi internal dalam diri siswa tersebut.

Hal yang tidak kalah penting yaitu dari faktor keluarga, perhatian dan dorongan orang tua. Orang tua wajib memberikan pengertian dan dorongan apabila anak sedang mengalami lemah semangat agar dapat membantu kesulitan anak dalam pembelajaran di sekolah. Diperlukan juga komunikasi dengan guru sekolah untuk mengetahui sejauh mana perkembangan anak. Dan alangkah baiknya jika orangtua ataupun guru membatasi dan memilah-milih lingkungan pergaulan anak untuk membentuk kepribadian siswa dan membentuk pola belajar yang baik.

Sedangkan permasalahan yang muncul akibat faktor ekonomi keluarga yang rendah, sebaiknya keluarga tidak melibatkan siswa dalam mencukupi perekonomian, karena baik secara langsung ataupun tidak, hal itu memungkinkan terjadinya kesulitan proses belajar pada siswa. Sebagai salah satu solusinya, baik instansi pemerintah ataupun swasta sudah banyak melakukan program beasiswa yang bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan belajar siswa.

V.2. Saran

Saran ditujukan kepada guru SMK, khususnya mata pelajaran produktif dan peneliti selanjutnya yang akan meneliti di ranah yang serupa. Kesulitan belajar bisa diakibatkan oleh beberapa faktor, penting bagi guru dan orang tua memahami karakter siswa dan menggali lebih dalam mengenai penyebab


(24)

51

utamanya. Karena jika kita salah mendiagnosa, kemudian salah memberikan tindakan, maka kesulitan belajar akan tetap terjadi dan akan menghambat siswa dalam meraih prestasi belajar.

Penelitian ini menemukan beberapa faktor penyebab kesulitan belajar yang sesungguhnya masih bisa digali informasi jauh lebih mendasar dari temuan-temuan tersebut. Oleh karenanya, penelitian selanjutnya yang berada pada ranah yang serupa, penelitian bisa dilakukan secara lebih mendalam pada salah satu faktor penyebab terjadinya kesulitan belajar, seperti faktor individu, sekolah, keluarga, ataupun lingkungan pergaulan. Dengan penelitian pada salah satu faktor saja, diyakini akan menggali informasi yang lebih mendalam.


(25)

DAFTAR PUSTAKA

Abdulhak, Ishak. (1995). Metodologi Pembelajaran pada Pendidikan Orang Dewasa. Bandung: Cipta Intelektual

Abdurrahman, Mulyono. (2003). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.

Jakarta: Rineka Cipta

Djamarah, Syaiful Bachri. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Faturrohman, Pupuh & Sutikno, Sobry. (2009). Strategi Belajar Mengajar.

Bandung: PT. Rafika Aditama

Hakim, Thursan. (2005). Belajar Secara Efektif. Jakarta: Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara

Herijulianti, Eliza et. al. (2001). Pendidikan Kesehatan Gigi: Konsep Dasar Belajar Mengajar. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Petunjuk Teknis Tahun 2013: Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Sekolah Menengah Kejuruan. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

Mappa, Syamsu. (1994). Teori Belajar Orang Dewasa. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Depdikbud.

Moedjiono & Dimyati. (1999). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Prayitno, Elida. (1989). Motivasi dalam Belajar. Jakarta: Proyek Pengembangan

Lembaga Pendidikan Tenaga Pendidikan Dirjen Pendidikan Tinggi. Depdikbud

Sadirman, AM. (2001). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindi Persada.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, Nana. (2000). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sugiyono. (2007). Memahami Penelitian kualitatif. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan: pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta

Sukmadinata, N. S, (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Cetakan ke 7. Bandung : Remaja Rosdakarya.


(26)

Sutikno, M. Sobry. (2004). Menuju Pendidikan Bermutu. Mataram: NTP Press. Syah, Muhibbin. (2001). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.

Bandung: Rosda.

Yulistiawan. (2012). Analisis Kesulitan Belajar Siswa dan Pemecahan dalam Pembelajaran Mata Pelajaran Mengoperasikan Sistem Pengendali Elektromagnetik di Kelas XXI SMK Karya Bhakti Cimahi. UPI: Tidak dipublikasikan.


(1)

III.5. Teknik Pengumpulan Data

Berdasarkan pemilihan instrumen pada penelitian ini, maka data akan didapatkan dengan memberikan kuesioner kepada partisipan. Kemudian hasil dari kuesioner tersebut kemudian dianalisis. Selain itu, data pun diperoleh dari hasil wawancara secara mendalam dengan siswa dan guru yang bersangkutan. Sebagai langkah triangulasi untuk memperkuat data yang diperoleh sebelumnya, data pun diperoleh dari observasi dokumen terkait siswa yang menjadi partisipan.

III.6. Analisis Data

Data-data yang diperoleh dari ketiga instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, kemudian dianalisis dan disusun suatu kesimpulan yang diperkuat oleh data-data yang ada. Analasis data pada penelitian ini melalui dua tahap. Yaitu analisis domain dan analisis taksonomi (Spradley 1980 dalam Sugiyono (2007: 102). Pada tahapan analisis domain, penelitian ini mengkategorikan faktor-faktor yang pada umumnya menjadi penyebab munculnya kesulitan belajar mengacu pada teori Djamarah (2008: 201), kemudian pada tahap analisis taksonomi data-data yang diperoleh dijabarkan dan dikategorikan secara lebih rinci. Analisis data-data pada tahap ini digunakan untuk memecahkan rumusan masalah yang pertama, yaitu “Apa faktor yang menyebabkan tiga siswa jurusan TAV SMK Negeri 6 Bandung mengalami kesulitan belajar?”

Setelah muncul jawaban dari rumusan masalah tersebut, maka peneliti melakukan studi ulas balik teori untuk menjawab rumusan masalah kedua yang merupakan solusi dari kesulitan belajar yang ditemukan di lapangan.


(2)

49

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V.1. Kesimpulan

Melalui sejumlah instrument penelitian, ditemukan bahwa faktor utama penyebab terjadinya kesulitan belajar pada ketiga siswa tersebut adalah motivasi belajar yang sangat minim, hal itu disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya: strategi pembelajaran yang monoton di sekolah, lingkungan keluarga yang tidak suportif untuk kegiatan belajar di rumah, dan lingkup pergaulan yang tidak mendukung pada prestasi belajar. Ketiga faktor tersebut menyebabkan siswa memiliki motivasi yang rendah untuk belajar dan memiliki pola belajar yang tidak tersusun atau semerawut.

Strategi pembelajaran yang monoton di sekolah bisa diatasi dengan adanya metoda yang variatif yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi ajar disesuaikan dengan tujuan pembelajaran itu sendiri, dengan harapan siswa lebih antusias dan tidak mudah merasa bosan. Metode pengajaran yang variatif, suasana belajar yang menyenangkan, dan sikap yang ramah tamah diyakini bisa meningkatkan motivasi belajar siswa, sehingga dapat meminimalisir munculnya kesulitan belajar siswa.

Selain daripada itu, sebagai seorang guru ataupun orangtua, kitapun bisa melakukan beberapa hal sederhana namun berpengaruh besar dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Yang pertama adalah dengan memberikan nilai, pujian, ataupun hadiah ketika siswa mencapai hasil yang baik. Selain itu, ada saatnya kita perlu mengadakan kompetisi di dalam kelas untuk menumbuhkan


(3)

daya juang mereka dalam meraih prestasi di lingkungannya. Kemudian, menanamkan landasan akan pentingnya menjalani proses belajar dengan baik dan bertapa bermanfaatnya ilmu yang ia peroleh untuk masa depannya, sehingga akan tumbuh motivasi internal dalam diri siswa tersebut.

Hal yang tidak kalah penting yaitu dari faktor keluarga, perhatian dan dorongan orang tua. Orang tua wajib memberikan pengertian dan dorongan apabila anak sedang mengalami lemah semangat agar dapat membantu kesulitan anak dalam pembelajaran di sekolah. Diperlukan juga komunikasi dengan guru sekolah untuk mengetahui sejauh mana perkembangan anak. Dan alangkah baiknya jika orangtua ataupun guru membatasi dan memilah-milih lingkungan pergaulan anak untuk membentuk kepribadian siswa dan membentuk pola belajar yang baik.

Sedangkan permasalahan yang muncul akibat faktor ekonomi keluarga yang rendah, sebaiknya keluarga tidak melibatkan siswa dalam mencukupi perekonomian, karena baik secara langsung ataupun tidak, hal itu memungkinkan terjadinya kesulitan proses belajar pada siswa. Sebagai salah satu solusinya, baik instansi pemerintah ataupun swasta sudah banyak melakukan program beasiswa yang bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan belajar siswa.

V.2. Saran

Saran ditujukan kepada guru SMK, khususnya mata pelajaran produktif dan peneliti selanjutnya yang akan meneliti di ranah yang serupa. Kesulitan belajar bisa diakibatkan oleh beberapa faktor, penting bagi guru dan orang tua memahami karakter siswa dan menggali lebih dalam mengenai penyebab


(4)

51

utamanya. Karena jika kita salah mendiagnosa, kemudian salah memberikan tindakan, maka kesulitan belajar akan tetap terjadi dan akan menghambat siswa dalam meraih prestasi belajar.

Penelitian ini menemukan beberapa faktor penyebab kesulitan belajar yang sesungguhnya masih bisa digali informasi jauh lebih mendasar dari temuan-temuan tersebut. Oleh karenanya, penelitian selanjutnya yang berada pada ranah yang serupa, penelitian bisa dilakukan secara lebih mendalam pada salah satu faktor penyebab terjadinya kesulitan belajar, seperti faktor individu, sekolah, keluarga, ataupun lingkungan pergaulan. Dengan penelitian pada salah satu faktor saja, diyakini akan menggali informasi yang lebih mendalam.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abdulhak, Ishak. (1995). Metodologi Pembelajaran pada Pendidikan Orang Dewasa. Bandung: Cipta Intelektual

Abdurrahman, Mulyono. (2003). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Djamarah, Syaiful Bachri. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Faturrohman, Pupuh & Sutikno, Sobry. (2009). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: PT. Rafika Aditama

Hakim, Thursan. (2005). Belajar Secara Efektif. Jakarta: Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara

Herijulianti, Eliza et. al. (2001). Pendidikan Kesehatan Gigi: Konsep Dasar Belajar Mengajar. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Petunjuk Teknis Tahun 2013: Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Sekolah Menengah Kejuruan. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

Mappa, Syamsu. (1994). Teori Belajar Orang Dewasa. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Depdikbud.

Moedjiono & Dimyati. (1999). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Prayitno, Elida. (1989). Motivasi dalam Belajar. Jakarta: Proyek Pengembangan

Lembaga Pendidikan Tenaga Pendidikan Dirjen Pendidikan Tinggi. Depdikbud

Sadirman, AM. (2001). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindi Persada.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, Nana. (2000). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sugiyono. (2007). Memahami Penelitian kualitatif. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan: pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta

Sukmadinata, N. S, (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Cetakan ke 7. Bandung : Remaja Rosdakarya.


(6)

Sutikno, M. Sobry. (2004). Menuju Pendidikan Bermutu. Mataram: NTP Press. Syah, Muhibbin. (2001). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.

Bandung: Rosda.

Yulistiawan. (2012). Analisis Kesulitan Belajar Siswa dan Pemecahan dalam Pembelajaran Mata Pelajaran Mengoperasikan Sistem Pengendali

Elektromagnetik di Kelas XXI SMK Karya Bhakti Cimahi. UPI: Tidak


Dokumen yang terkait

Pembangunan aplikasi E-Learning elektronika dasar berbasis android untuk siswa Jurusan Teknik Audio-Video di SMK Karnas Kuningan

1 21 187

MODEL IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN DI LABORATORIUM SMK BERSTANDAR ISO 9001:2008 PADA KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK AUDIO VIDEO DALAM IMPLIKASI BIDANG TEKNOLOGI DAN REKAYASA : Studi Kasus pada SMK Negeri Program Keahlian Teknik Audio Video di Kota Bandung.

0 1 58

MODEL IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN DI LABORATORIUM SMK BERSTANDAR ISO 9001:2008 PADA KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK AUDIO VIDEO DALAM IMPLIKASI BIDANG TEKNOLOGI DAN REKAYASA: Studi Kasus pada SMK Negeri Program Keahlian Teknik Audio Video di Kota Bandung.

0 7 57

PENGARUH KONSEP DIRI DAN SIKAP KERJA TERHADAP SOFT SKILL SISWA KELAS XI JURUSAN TEKNIK AUDIO VIDEO SMK NEGERI 3 YOGYAKARTA.

3 15 129

PENGEMBANGAN MODUL INSTALASI SOUND SYSTEM PADA JURUSAN TEKNIK AUDIO VIDEO SMK N3 YOGYAKARTA.

2 26 179

PENGARUH KONSEP DIRI DAN KEDISIPLINAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA JURUSAN TEKNIK AUDIO VIDEO DI SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA.

0 0 118

PENGARUH MOTIVASI, LINGKUNGAN DAN DISIPLIN TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA JURUSAN TEKNIK AUDIO VIDEO SMK NEGERI 3 YOGYAKARTA.

0 0 157

PENGEMBANGAN KAMUS TEKNIK ELEKTRONIKA DASAR SEBAGAI MEDIA BELAJAR UNTUK SISWA JURUSAN AUDIO VIDEO SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN.

0 1 151

ANALISIS SISWA BERKESULITAN BELAJAR : Studi Kasus di Jurusan Teknik Audio Video SMK Negeri 6 Bandung - repositoryUPI S TE 0607825 Title

0 1 4

533 Teknik Elektronika Audio Video SMK

1 7 15