ANALISIS KONDISI FISIK DAN TEKNIK DASAR SEPAKBOLA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA SMAN 2 CIAMIS.

(1)

ANALISIS KONDISI FISIK DAN TEKNIK DASAR SEPAKBOLA

EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA SMAN 2 CIAMIS

SKRIPSI

DiajukanUntuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Sains Olahraga

Arief Sabar Mulyana 0807759

PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN

JURUSAN PENDIDIKAN KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013


(2)

ANALISIS KONDISI FISIK DAN TEKNIK DASAR SEPAKBOLA

EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA SMAN 2 CIAMIS

Oleh

Arief Sabar Mulyana

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Arief Sabar Mulyana 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

NAMA : ARIEF SABAR MULYANA

NIM : 0807759

JUDUL : ANALISIS KONDISI FISIK DAN TEKNIK DASAR SEPAKBOLA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA SMAN 2 CIAMIS

Disahkan dan Disetujui Oleh :

Pembimbing I

Iman Imanudin, S.Pd.,M.Pd. NIP.19750810200112 1 001

Pembimbing II

Sandey Tantra Paramitha, S.Si.,M.Pd. NIP.19820418200912 1 004

Mengetahui :

Program Studi Ilmu Keolahragaan

Ketua

Drs. Sumardiyanto, M.Pd NIP.19621222 198703 1 002


(4)

ABSTRAK

ANALISIS KONDISI FISIK DAN TEKNIK DASAR SEPAKBOLA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA SMAN 2 CIAMIS

Oleh :

Arief Sabar Mulyana 0807759

Cabang olahraga sepakbola merupakan olahraga yang banyak diminati oleh masyarakat di dunia, termasuk masyarakat Indonesia. Adanya ekstrakurikuler sepakbola merupakan pembinaan bagi siswa yang berbakat dalam olahraga sepakbola. Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dan dilatih secara seksama oleh atlet yaitu : latihan fisik, latihan teknik, latihan taktik dan latihan mental. Tujuan penelitian untuk menggambarkan 2 dari ke 4 aspek tersebut yaitu fisik dan teknik. Maka dilakukan penelitian menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif. Populasi adalah anggota ekstrakurikuler sepakbola SMAN 2 Ciamis yang berjumlah 25 orang dan sampel diambil dengan menggunakan teknik total sampling yang berjumlah 25. Instrumen menggunakan metode test. Hasil penelitian untuk aspek kondisi fisik secara keseluruhan 36% kategori cukup dan 64% kategori kurang. Sedangkan untuk aspek teknik dasar sepakbola 4% kategori baik, 64% kategori sedang, dan 32% kategori kurang. Kesimpulan penelitian yaitu secara garis besar baik aspek kondisi fisik maupun teknik dasar sepakbola memerlukan pembenahan secara serius dan segera dilakukan agar prestasi olahraga yang kelak dihasilkan dapat diperoleh secara maksimal.


(5)

ABSTRACT

PHYSICAL CONDITION AND TECHNICAL ANALYSIS OF FOOTBALL FOOTBALL Extracurricular SMAN 2 CIAMIS

by :

Ariel Sabar Mulyana 0807759

Sport of football is a sport that is much in demand by the people in the world, including the people of Indonesia . The existence of an extracurricular football coaching for students who are gifted in the sport of football . Aspects that need to be considered and carefully trained by athletes, namely : physical exercise, exercise technique, tactics and mental training exercises . The aim of the study for 2 to 4 illustrate the aspects of physical and engineering . Then conducted research using descriptive quantitative research methods . The population is a member of an extracurricular football SMAN 2 Kudat , amounting to 25 people and the samples were taken by using a sampling technique which amounts to a total of 25. Instruments using the test method. The results of the research to aspects of the overall physical condition of a 36% adequate and 64 % categories less categories . As for the technical aspects of football grounds both categories 4 %, 64 % moderate category , and 32 % less category. Conclusions of research that outlines both the physical and technical aspects of the basic conditions require revamping football seriously and promptly done so that later produced sporting achievements can be gained to the fullest.

Keywords : Analysis , Physical Condition , Basic Engineering , Extracurricular Football


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Batasan Penelitian ... 5

F. Anggapan Dasar ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakekat Sepakbola ... 7

B. Teknik Dasar Sepakbola ... 8

1. Menendang Bola (Kicking) ... 8

2. Menghentikan bola (Stopping) ... 9

3. Menggiring bola (Dribbling) ... 9

4. Merampas Bola (Tackling) ... 10

5. Lemparan ke dalam (Throw-in) ... 11

6. Menyundul bola (Heading) ... 11

7. Menjaga Gawang (Goal Keeping) ... 12

C. Kondisi Fisik ... 12

1. Komponen Kondisi Fisik ... 12

1.1Kekuatan (Strength) ... 12

1.2Kelentukan (Flexibility) ... 13

1.3Kecepatan (Speed) ... 14

1.4 Daya tahan (Endurance) ... 15

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kondisi Fisik ... 15

D. Kondisi Fisik Cabang Olahraga Sepakbola ... 16

E. Karakteristik Pelajar Sekolah Menengah Atas ... 18

BAB III METODE PENELITIAN A. Prosedur Penelitian ... 21

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 21

1. Populasi ... 21

2. Sampel ... 22

C. Definisi Operasional ... 22


(7)

E. Penilaian kemampuan kondisi fisik ... 31

F. Penilaian kemampuan teknik dasar sepakbola ... 34

G. Pelaksanaan Penelitian ... 36

H. Teknik Pengolahan Data ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 38

1. Analisis Deskriptif Persentase Kondisi Fisik ... 38

2. Analisis Deskriptif Persentase Teknik Dasar ... 41

3. Analisis Deskriptif Persentase Kondisi Fisik ... 44

dan Teknik dasar Sepakbola (Juara) B. Diskusi Penemuan ... 46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 48

B. Saran ... 48

DAFTAR PUSTAKA ... 49

LAMPIRAN ... 51


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Konversi Nilai Kategori Kondisi Fisik ... 31

3.2 Norma Kondisi Fisik ... 32

3.3 Contoh Penilaian ... 32

3.4 Nilai Kondisi Fisik ... 33

3.5 Tes Sepak dan Tahan Bola (Passing dan Stopping) ... 34

3.6 Tes Memainkan Bola dengan Kepala (Heading) ... 34

3.7 Tes Menggiring Bola (Dribbling) ... 35

3.8 Tes Menembak / Menendang Bola ke Sasaran (Shooting) ... 36

3.9 Jadwal Tes Kondisi Fisik dan Teknik Dasar Sepakbola ... 37

4.1 Hasil Kondisi Fisik Keseluruhan ... 39

4.2 Hasil Test Push up ... 39

4.3 Hasil Test Shuttle run ... 39

4.4 Hasil Test Vertikal jump ... 40

4.5 Hasil Test Sprint 50 meter ... 40

4.6 Hasil Test Lari 15 menit ... 41

4.7 Hasil Teknik Dasar Keseluruhan ... 42

4.8 Hasil Test Passing dan Stopping ... 42

4.9 Hasil Test Heading ... 43

4.10 Hasil Test Dribbling ... 43

4.11 Hasil Test Shooting ... 43

4.12 Hasil Kondisi Fisik Keseluruhan (Juara) ... 44


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1 Diagram Lapangan Tes Sepak Tahan Bola ... 27

3.2 Tes Memainkan Bola Dengan Dahi ... 28

3.3 Diagram Lapangan Tes Menggiring Bola ... 30

3.4 Diagram Lapangan Tes Menembak Bola ke Sasaran ... 31

4.1 Grafik Hasil Kondisi Fisik Keseluruhan ... 38

4.2 Grafik Hasil Teknik Dasar Keseluruhan ... 41

4.3 Grafik Hasil Kondisi Fisik (Juara) ... 44


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1 Skor Hasil Tes Kondisi Fisik ... 51

Lampiran 2 Skor Hasil Tes Teknik Dasar Sepakbola ... 53

Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian ... 55

Lampiran 4 Surat Keputusan Penunjukan Pembimbing Skripsi ... 56

Lampiran 5 Surat Permohonan Izin Penelitian ... 58


(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Olahraga merupakan suatu kegiatan jasmani yang dilakukan dengan maksud untuk memelihara kesehatan dan kebugaran tubuh. Kegiatan ini pun dalam perkembangannya dapat dilakukan sebagai kegiatan yang menghibur, menyenangkan atau juga dilakukan dengan tujuan sebagai upaya meningkatkan prestasi.

Dengan melakukan kegiatan berolahraga, tentu dapat menjadikan tubuh seseorang sehat jasmani maupun rohani dan dapat membentuk manusia yang berkualitas. Disamping itu salah satu tujuan orang berolahraga adalah untuk mencapai prestasi. Untuk mencapai prestasi memerlukan proses latihan yang cukup lama dan dilakukan sejak usia dini baik teknik, taktik, mental maupun fisik.

Dalam setiap cabang olahraga, terutama yang bersifat kompetisi upaya pencapaian prestasi tertinggi adalah hal yang ingin dicapai. Untuk mencapai prestasi yang setinggi-tingginya hal yang harus dilakukan adalah dengan berlatih. Latihan yang benar dan berpedoman terhadap program latihan sesuai dengan kecabangan olahraganya.

Cabang olahraga sepakbola merupakan olahraga yang banyak diminati oleh masyarakat di dunia, termasuk masyarakat Indonesia. Dalam upaya pembinaan, diusahakan sedini mungkin dilakukan pada atlet yang berbakat agar tujuan dari pencapaian prestasi dapat terwujud. Dalam peningkatan kecakapan dalam sepakbola, keterampilan dasar sepakbola erat sekali hubunganya dengan koordinasi gerak. Dalam bermain sepakbola harus paham dan mengetahui teknik dasar yang benar, disamping itu faktor yang paling menunjang dalam meraih prestasi adalah faktor fisik dan teknik dasar bermain sepakbola.


(12)

Harsono (Imanudin, 2008: 64) mengatakan “Untuk mencapai prestasi yang tinggi dengan melakukan latihan harus pula mengetahui dan menguasai aspek-aspek yang perlu diperhatikan dan dilatih secara seksama oleh atlet yaitu : latihan fisik, latihan teknik, latihan taktik dan latihan mental”. Menurut Imanudin (2008: 66) “Seseorang dikatakan dalam kondisi fisik yang baik apabila ia mempunyai kesanggupan untuk melakukan kegiatan fisik tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan”.

Dalam kecabangan olahraga, kondisi fisik merupakan aspek penting dalam proses latihannya. Bompa (Imanudin, 2008: 66) mengatakan bahwa “Persiapan fisik merupakan salah satu yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan dari beberapa kasus penting sebagai unsur yang diperlukan dalam latihan untuk mencapai puncak penampilan”. Menurut Imanudin terdapat komponen kondisi fisik yang harus diperhatikan, diantaranya kekuatan (Strength), kelentukan (Flexibility), kecepatan (Speed), dan daya tahan (Endurance)

Upaya pengembangan dan pembinaan pada usia dini tentu sangat penting dilakukan. Dengan adanya ekstrakurikuler sepakbola yang ada di setiap sekolah, dapat dijadikan wadah bagi mereka yang mempunyai bakat dalam bidang sepakbola.

SMAN 2 Ciamis merupakan salah satu sekolah favorit di Kabupaten Ciamis. Terbukti dengan banyaknya prestasi yang telah diukir dalam perlombaan akademik maupun non akademik baik tingkat kabupaten, provinsi,nasional bahkan internasional. Dengan banyaknya sarana dan prasarana yang menunjang bagi perkembangan siswa, adanya kegiatan ekstrakurikuler pun menjadi salah satu faktor yang berperan dalam pencapaian prestasi sekolah. Terdapat banyak jenis kegiatan ekstrakurikuler yang dapat dipilih oleh siswa diantaranya basket, bola voli, badminton, pramuka, teater, karya ilmiah remaja dan juga sepakbola. Khusus dalam kegiatan ekstrakurikuler sepakbola, SMAN 2 Ciamis kerap menorehkan prestasi yang baik dalam setiap ajang kompetisi antar pelajar.


(13)

Maksud dan tujuan adanya ekstrakurikuler sepakbola adalah untuk mengarahkan, mengembangkan dan memfasilitasi bakat siswa – siswa dalam bermain sepakbola dengan program pelatihan yang terarah, teratur dan berkesinambungan. Diharapkan dengan adanya program pelatihan yang terarah, teratur dan berkesinambungan tersebut anak-anak tidak sekedar bermain sepakbola, dan tidak tetutup kemungkinan dapat pula menjadi pemain sepak bola yang professional.

Berdasarakan hasil wawancara saya dengan pelatih SMAN 2 Ciamis yaitu Bapak Nana ketika beliau masih melatih sekolah tersebut dalam setiap proses latihan selalu sesuai dengan program latihan yang telah ditentukan di awal agar proses latihan dapat bejalan lancar dan teratur. Dalam seminggu latihan dilakukan 3 kali yaitu Hari Senin, Kamis dan Jumat. Dalam setiap latihan didalamnya selalu diterapkan aspek-aspek penting dalam proses latihan diantaranya latihan teknik, taktik, fisik dan mental.

Dalam upaya mengetahui peningkatan dari hasil latihan, pelatih secara berjangka melakukan tes untuk aspek kondisi fisik dan teknik dasar sepakbola. Dan hasil dari tes tersebut didapat bahwa hasil tes kondisi fisik anggota ekstrakurikuler sepakbola SMAN 2 Ciamis secara keseluruhan untuk persentasenya 24% dalam kategori baik, 64% kurang dan sisanya 12% kurang. Untuk hasil tes teknik dasar sepakbola anggota ekstrakurikuler sepakbola SMAN 2 Ciamis secara keseluruhan untuk persentasenya 16% dalam kategori baik, dan sisanya 84% kurang.

Dengan hasil ini, SMAN 2 Ciamis dengan kepelatihan Bapak Nana, SMAN 2 Ciamis mampu menjuarai kompetisi antar SMA se-Kabupaten Ciamis.

Akhir-akhir ini SMAN 2 Ciamis dalam prestasi sepakbolanya cenderung menurun. Dengan tidak mampunya menjuarai di setiap ajang kompetisi. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi prestasi olahraga diantaranya ketiadaannya seorang pelatih bahkan mungkin dari segi aspek kondisi fisik dan teknik dasar sepakbola.


(14)

Berdasarkan uraian dan penjelasan tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul “Analisis Kondisi Fisik dan Teknik Dasar Sepakbola Ekstrakurikuler Sepakbola SMAN 2 Ciamis“.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas maka rumusan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran kondisi fisik anggota ekstrakurikuler sepakbola SMAN 2 Ciamis?

2. Bagaimana gambaran teknik dasar sepakbola anggota ekstrakurikuler sepakbola SMAN 2 Ciamis?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan suatu hal yang ingin dicapai setelah penelitian ini selesai. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui gambaran kondisi fisik anggota ekstrakurikuler sepakbola SMAN 2 Ciamis.

2. Untuk mengetahui gambaran teknik dasar sepakbola anggota ekstrakurikuler sepakbola SMAN 2 Ciamis.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberi manfaat baik di bidang olahraga khususnya sepakbola, dan hasil ini dapat dipergunakan untuk:

1. Secara teoritis

a. Dapat mengetahui mengenai gambaran maupun kesiapan kondisi fisik dan teknik dasar sepakbola anggota ekstrakurikuler sepakbola sebelum memasuki kompetisi.

b. Sebagai bahan evaluasi untuk menentukan program latihan yang selanjutnya.


(15)

2. Secara Praktis

a. Pelatih, khususnya pelatih sepakbola SMAN 2 Ciamis sebagai bahan untuk menambah pengetahuan dan ilmu dalam memberikan latihan fisik dan teknik dasar sepakbola kepada pemain dengan baik dan benar. b. Peneliti sebagai bahan referensi dan media informasi tentang manfaat

serta kegunaan tes kondisi fisik dan teknik dasar sepakbola.

E. Batasan Penelitian

Supaya penelitian ini lebih terarah dan tidak terlalu luas, maka peneliti membatasi ruang lingkup permasalahan penelitian ini sebagai berikut:

1. Masalah yang dikaji dalam penelitian hanya pada tingkat kondisi fisik dan teknik dasar sepakbola anggota ekstrakurikuler sepakbola SMAN 2 Ciamis.

2. Populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah anggota ekstrakurikuler sepakbola SMAN 2 Ciamis.

3. Menurut Timo (2012: 60)

U5 - U12 : Usia dini/grassroot U13 – U20 : Usia muda

U21 ke atas : Senior

Sesuai dengan pernyataan diatas maka yang anggota ekstrakurikuler sepakbola SMAN 2 Ciamis termasuk kategori usia muda yaitu anak usia 13 sampai 20 tahun.

F. Anggapan Dasar

Dalam menentukan anggapan dasar penelitian, penulis terlebih dahulu menentukan suatu anggapan dasar yang nantinya akan menjadi dasar pijakan untuk bahan penelitian selanjutnya. Adapun anggapan dasar yang penulis kemukakan adalah sebagai berikut:

1. Kondisi fisik merupakan salah satu faktor penting dalam pencapaian prestasi yang tinggi.


(16)

2. Atlet yang memiliki kondisi fisik yang baik akan lebih siap dalam menghadapi proses latihan maupun pertandingan.

3. “Kondisi fisik yang baik adalah dimana seorang atlet mempunyai kesanggupan untuk melakukan kegiatan fisik tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan” (Imanudin, 2008: 66).


(17)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Prosedur Penelitian

Penggunaan metode dalam penelitian adalah syarat mutlak untuk dapat melihat kedalaman dari sebuah permasalahan. Ketepatan penggunaan metode dalam penelitian merupakan cara atau alat untuk mencapai keberhasilan sebuah penelitian. Metode yang digunakan untuk mencapai keberhasilan adalah metode yang memiliki kesesuaian dengan masalah yang dihadapi. Pada dasarnya metode merupakan cara yang dapat digunakan untuk memcahkan permasalahan yang ada dalam penelitian. Menurut Surakhmad (1998: 131) bahwa “Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai tujuan”.

Dalam penelitian ini yang digunakan adalah metode deskriptif melalui tes karena sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti. Sebagaimana menurut Arikunto (2006: 234) bahwa, “Studi deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan”.

B. Populasi dan Sampel

Dalam melakukan penelitian seorang peneliti memerlukan subjek yang akan diteliti yang diantaranya berupa populasi dan sampel.

1. Populasi Penelitian

Populasi merupakan seluruh objek penelitian dari objek yang diselidiki, yang dapat memberikan informasi atau fakta yang dihadapi. Sebagaimana menurut Sugiyono (2011: 80) mengemukakan bahwa, “Populasi adalah wilayah yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan


(18)

benda-benda alam yang lain. Pupolasi penelitian adalah anggota extrakulikuler sepakbola SMAN 2 Ciamis yang berjumlah 25 orang.

2. Sampel Penelitian

Sampel menurut Sugiyono (2009: 81) adalah “Bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh karakteristik tersebut”.

Dalam penelitian ini pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling yaitu semua anggota extrakulikuler sepakbola SMAN 2 Ciamis yang berjumlah 25 orang.

Menurut Suharsimi Arikunto (1996: 120), “Apabila subyeknya kurang dari 100 lebih baik populasi diambil semua sehingga penelitiannya meupakan penelitian populasi”. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10 – 15% atau 20 – 25% atau lebih, sehingga total sampling dalam penelitian ini adalah 25 orang.

C. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi salah penafsiran terhadap istilah yang digunakan, maka penulis membatasi berbagai istilah sebagai berikut:

1. Kondisi fisik. Sajoto (Imanudin, 2008: 66) menjelaskan bahwa “ Kondisi fisik merupakan persyaratan yang sangat diperlukan dalam usaha peningkatan prestasi seorang atlet bahkan dapat dikatakan sebagai keperluan yang tidak dapat ditawar-tawar lagi”

2. (Toho dan Ali, 2007: 2) mengatakan “Olahraga adalah segala aktifitas fisik yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk mendorong, membina dan mengembangkan potensi jasmani, rohani dan social”.

3. “Sepakbola adalah permainan yang dimainkan oleh dua regu yang masing-masing regu berjumlah 11 orang, yang mempunyai tujuan untuk memasukan bola ke gawang lawan sebanyak-banyaknya dan mempertahankan gawangnya agar tidak kemasukan”. (Soejadi, 1979: 103)


(19)

4. Menurut Lutan (1986: 12) bahwa ”Program ekstrakurikuler merupakan bagian integral dari proses belajar yang menekankan pada pemenuhan kebutuhan anak didik. Antara kegiatan intra dan ekstra kedua – duanya tak dapat dipisahkan. Bahkan kegiatan ekstrakurikuler perpanjangan, pelengkap atau penguat kegiatan intra untuk menyalurkan bakat atau pendorong perkembangan potensi peserta didik hingga mencapai taraf maksimal”.

5. Mielke (2007: 1), “Teknik sepakbola yang harus dikuasai antara lain: menggiring (dribbling), mengoper (passing), menembak (shooting), menyundul bola (heading), menimang bola (juggling), menghentikan bola (trapping), dan lemparan ke dalam (throw-in)

D. Instrumen Penelitian

Untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan, penulis menggunakan alat ukur sebagai media pengumpulan data yang disebut instrumen. Menurut Sugiyono (2009: 102) menjelaskan bahwa “Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Instrumen sebagai alat pengumpul data harus benar-benar dirancang dan dibuat sedemikian rupa sehingga menghasilkan data-data empiris sebagaimana adanya. Data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian (masalah).

Untuk memperoleh informasi atau data suatu objek yang akan diukur perlu digunakan suatu alat yaitu berupa tes. Dimana menurut Suharsimi (1995: 51) menjelaskan “Tes adalah suatu alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan”.

Tes dan pengukuran di setiap cabang olahraga satu dengan yang lainnya tentu berbeda, dikarenakan tes dan pengukuran disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing cabang olahraga.


(20)

Tes yang digunakan untuk mengukur tingkat kondisi fisik menurut Nurhasan (2008: 149-152) :

1. Lari 15 menit

Tujuan : Mengukur komponen daya tahan kardio vasculair. Alat / fasilitas :

a) Stop watch b) Peluit

c) Balok-balok kecil ( ukuran 4 x 4 cm ) d) Lintasan /Track

Pelaksanaan :

Orang coba berdiri dibelakang garis start. Pada saat aba-aba “ya” diberikan, orang coba mulai berlari selam 15 menit, sampai pada waktu 15 menit berakhir dan peluit dibunyikan.

Skor : Jarak yang ditempuh oleh orang coba tersebut selama 15 menit, dicatat dalam satuan meter, untuk kemudian dimodifikasi menjadi skor sesuai dengan tabel yang tersedia.

2. Shuttle Run 6 x 10 meter

Tujuan : Mengukur kelincahan dan koordinasi.

Alat / fasilitas : Stopwatch dan bidang datar selebar maksimal 15 meter. Pelaksanaan :

Orang coba berdiri dibelakang garis start dengan salah satu kaki diletakan di depan. Pada aba-aba “ya” diberikan, orang coba dengan segera secepat mungkin lari kedepan menuju garis akhir dan menyentuh garis tersebut, kemudian berputar lagi dan segera lari.Demikian seterusnya dilakukan dengan lari sebanyak 6 x 10 m. Orang coba diberi kesempatan melakukan tes tersebut sebanyak 2 (dua) kali.


(21)

Skor : Waktu terbaik dari dua kali kesempatan, yang dicatat sampai 1/10 detik.

3. Tes Lari Cepat (Sprint) 50 Meter

Adapun prosedur pelaksanaan pengukuran tes lari cepat (sprint) 50 meter adalah sebagai berikut :

Tujuan : Tes ini bertujuan untuk mengukur kecepatan lari seseorang. Alat / fasilitas :

a) Lintasan lurus, rata dan tidak licin serta jarak antara garis start dan finish 15 meter

b) Peluit c) Stop watch d) Bendera start Pelaksanaan :

Testee berdiri dibelakang garis start dengan sikap berdiri, pada waktu diberi aba-aba “ya”, testi lari kedepan secepat mungkin untuk menempuh jarak 15 meter. Pada saat testee menyentuh / melewati garis finish, stop watch dihentikan.

Kesempatan lari diulang apabila :

1) Pelari mencuri start dan berlari diluar lintasan 2) Pelari terganggu oleh pelari lainnya

Skor :

Skor hasil tes yaitu waktu yang dicapai oleh pelari untuk menempuh jarak 50 meter.Waktu di catat sampai persepuluh detik.

4. Push-ups

Tujuan : Mengukur komponen daya tahan otot lengan dan bahu. Alat / fasilitas : Bidang yang datar


(22)

Orang coba berbaring dengan sikap telungkup, kedua tangan dilipat di kedua samping badan.Kedua tangan menekan lantai dan diluruskan, sehingga badan terangkat, sedangkan sikap badan dan tungkai merupakan garis lurus.

Setelah itu diturunkan badan dengan cara membengkokan lengan pada siku, sehingga badan menyentuh lantai. Lakukan gerakan tersebut secara berulang-ulang dan konstan sampai orang coba tak dapat mengangkat badannya lagi.

Skor :

Jumlah gerakan push-ups yang benar, yang dapat dilakukan orang tersebut.

5. Vertical Jump

Tujuan : Mengukur komponen power otot tungkai. Alat / fasilitas :

Pelaksanaan :

Orang coba berdiri menghadap dinding dengan salah satu lengan diluruskan ke atas.Lalu dicatat tinggi jangkauan tersebut.Kemudian orang coba berdiri dengan bagian samping tubuhnya kea rah tembok, dan salah satu lengan yang terdekat dengan tembok lurus ke atas, kemudian dia mengambil sikap jongkok sehingga lututnya membentuk sudut 45 derajat.

Setelah itu orang coba berusaha melompat ke atas setinggi mungkin. Pada saat titik tertinggi dan lompatan itu, ia segera menyentuhkan ujung jari dai salah satu tangannya pada papan ukuran kemudian mendarat dengan kedua kaki. Orang coba diberi kesempatan sebanyak 3 (tiga) kali percobaan.

Skor : Selisih yang terbesar antara tinggi jangkauan sesudah melompat dengan tinggi jangkauan sebelum melompat, dari tiga kali percobaan. Tinggi jangkauan yang diukur dalam satuan cm.


(23)

Tes yang digunakan untuk mengukur keterampilan gerak dasar bermain Sepak bola menurut Nurhasan (2001: 157-163) adalah sebagai berikut :

1. Tes Sepak dan Tahan Bola (Passing dan Stopping)

Tujuan :Mengukur keterampilan menyepak dan menahan bola. Alat yang digunakan :

1) Bola 2) Stop watch

3) Bangku swedia 4 buah atau papan ukuran 3m x 60 cm sebanyak 2 buah 4) Kapur

Petunjuk pelaksanaan :

1) Testi berdiri dibelakang garis tembak yang berjarak 4 meter dari sasaran atau papan dengan posisi kaki kanan atau kaki kiri siap menembak sesuai dengan kebiasan pemain.

2) Pada aba-aba “ya”, testi mulai menyepak bola kesasaran, pantulannya ditahan kembali dengan kaki dibelakng garis tembak.

3) Lakukan tugas ini secara bergantian dengan kaki kiri dan kanan selama 30 detik

4) Apabila bola keluar dari daerah sepak, maka testi menggunakan bola cadangan yang telah disediakan.

5) Gerakan tersebut dinyatakan gagal apabila :

(1) Bola ditahan atau disepak didepan garis sepak pada setiap kali tugas menyepak bola.

(2) Bola ditahan dan disepak hanya dengan satu kaki saja. Skor :

Jumlah menyepak dan menahan bola secara sah selama 30 detik. Hitungan 1, diperoleh dari satu kali kegiatan menendang dan menahan bola.


(24)

Gambar 3.1 Diagram lapangan tes sepak tahan bola 2. Tes Memainkan Bola dengan Kepala (Heading)

Tujuan :Mengukur keterampilan menyundul dan mengontrol bola dengan kepala

Alat yang digunakan : a. Bola

b. Stop watch

Petunjuk pelaksanaan :

a. Pada aba-aba “siap”, testi berdiri bebas dengan bola berada pada penguasaan tangannya.

b. Pada aba-aba “ya”, testi melempar bola keatas kepalanya dan kemudian memainkan bola tersebut dengan bagian dahi.

c. Lakukan tugas gerak ini di tempat selama 30 detik.

d. Apabila bola tersebut jatuh maka testi mengambil bola itu dan memainkannya kembali ditempat bola tersebut diambil.

e. Gerakan tersebut dinyatakan gagal bila : 1) Testi memainkan bola tidak dengan dahi.


(25)

Skor :

Skor adalah jumlah bola yang dimainkan dengan dahi yang benar (sah) selama 30 detik.

Gambar 3.2 Tes memainkan bola dengan kepala

3. Tes Menggiring Bola (Dribbling)

Tujuan :Mengukur keterampilan menggiring bola dengan kaki secara cepat disertai perubahan arah

Alat yang digunakan : a. Bola

b.Stop watch

c. 6 buah rintangan (kerucut) d. Kapur

Petunjuk pelaksanaan :

a. Pada aba-aba “siap”, testi berdiri di belakang garis start dengan bola dalam penguasaan kakinya.

b. Pada aba-aba “ya”, testi mulai menggiring bola kearah kiri melewati rintangan pertama dan berikutnya menuju rintangan berikutnya sesuai


(26)

dengan arah panah yang telah ditetapkan sampai ia melewati garis finish.

c. Bila salah arah dalam menggiring bola ia harus memperbaikinya tanpa menggunakan anggota badan selain kaki di tempat kesalahan terjadi dan selama itu pula stop watch tetap berjalan.

d. Bola digiring oleh kaki kanan dan kaki kiri secara bergantian, atau paling tidak salah satu kaki pernah menyentuh bola satu kali sentuhan. e. Gerakan tersebut dinyatakan gagal bila :

1) Testi menggiring bola hanya dengan menggunakan satu kaki saja 2) Testi menggiring bola tidak sesuai dengan arah panah

3) Testi menggunakan anggota badan lainnya selain kaki, untuk menggiring bola

Skor :

Waktu yang ditempuh oleh testi dari mulai aba-aba “ya” sampai ia melewati garis finish. Waktu dicatat sampai persepuluh detik.

Gambar 3.3 Diagram lapangan tes menggiring bola


(27)

Tujuan :Mengukur keterampilan menembak bola yang cepat dan tepat kearah sasaran gantung.

Alat yang digunakan : a. Bola

b. Stop watch c. Gawang d. Nomor-nomor e. Tali

Petunjuk pelaksanaan :

a. Testi berdiri dibelakang bola yang diletakan pada sebuah titik yang berjarak 16.5 meter didepan gawang/sasaran.

b. Pada saat kaki testi mulai menendang bola, maka stop watch dijalankan dan berhenti saat bola mengenai sasaran.

c. Testi diberi 3 (tiga) kali kesempatan. d. Gerakan tersebut dinyatakan gagal bila :

1) Bola keluar dari daerah sasaran

2) Menempatkan bola tidak pada jarak 16,5 meter dari sasaran Skor :

a. Jumlah skor dan waktu yang ditempuh bola pada sasaran dalam tiga kali kesempatan.

b. Bila bola hasil tendangan bola mengenai tali atau garis pemisah skor pada sasaran, maka diambil skor terbesar dari kedua sasaran tersebut.


(28)

Gambar 3.4 Diagram lapangan tes menembak bola ke sasaran

E. Penilaian Kemampuan Kondisi Fisik

Kriteria penilaian yang akan digunakan mengacu pada norma-norma yang telah dipakai untuk memberikan nilai-nilai dari setiap skor butir-butir, dengan kategori (1) baik sekali, (2) baik, (3) sedang, (4) kurang, (5) kurang sekali.

Konversi nilai dari setiap kategori komponen kondisi fisik adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Konversi Nilai Kategori Kondisi Fisik

Kategori Konversi Nilai

Sempurna Baik Sekali

Baik Cukup Kurang

10 8 6 4 2

Untuk menentukan nilai secara keseluruhan kondisi fisik dilakukan dengan cara:

1. Menjumlahkan konversi nilai skor dari setiap komponen kondisi fisik atlet tersebut.


(29)

2. Hasil jumlah tersebut dalam butir di atas dibagi dengan banyaknya komponen fisik dasar dari cabang olah raga yang bersangkutan.

3. Hasil ini kemudian dinotasikan ke dalam tabel kategori status kondisi fisik atlet seperti tersebut dalam tabel berikut:

Tabel 3.2 Norma Kondisi Fisik

Tabel 3.3 Contoh Penilaian

Komponen Fisik Teknik Pengukuran Hasil Kategori Konversi

Nilai 1.Daya Tahan

Umum

Lari 15 menit 47 K 2

2.Kelincahan Shuttle run 17,66 K 2

3.Daya Tahan Otot Push up 14 C 4

4.Speed Lari 50 meter 7,79 C 4

5.Power Vertikal jump 55 B 6

Total Konversi Nilai 18

Nilai Kondisi Fisik = Total konversi nilai dibagi jumlah komponen fisik yang di test kan

Nilai Kondisi Fisik = 18/5 = 3,6

Hasil ini kemudian dinotasikan ke dalam Tabel Kondisi Fisik. No Jumlah Nilai Klasifikasi

1 2 3 4 5

9,6 – 10 8,0 – 9,5 6,0 – 7,9 4,0 – 5,9 2,0 – 3,9

Sempurna Baik Sekali

Baik Cukup Kurang


(30)

Tabel 3.4 Nilai Tes Kondisi Fisik

No. Komponen Teknik

Pengukuran

Kategori

Kurang Cukup Baik Baik

Sekali Sempurna 1 2 3 4 5 6 7 Kekuatan - Otot lengan dan

bahu - Otot punggung

- Otot tungkai

Daya Tahan Otot - Otot perut - Otot lengan - Otot tungkai

Speed

Kelincahan

Fleksibilitas

Power - Otot tungkai

Daya tahan umum (Cardiovascular)

Hand Dynamometer Back Dynamometer Leg Dynamometer Sit-ups Push-ups Squat Jumps

Lari 50 meter

Shuttle run

Flexometer

Vertical Jumps

a. Lari 15 menit b. Lari Multy tahap

23 -29 59 – 79,5 77 – 145

20 - 29 4 - 11 4 - 24

9 - 8

17,7 – 17,2

1 - 5

38 - 45

<= 49 <= 36

30 – 36 80 – 100,5

146 - 214

30 - 49 12 - 19 25 - 45

7,9 – 6,9

17,1 – 16,7

6 - 11

48 - 52

50 - 52 37 - 47

37 – 43 101 – 122 215 - 282

50 - 69 20 - 28 46 - 66

6,8 – 5,6

16,6 - 16,1

12 - 17

53 - 61

53 - 55 48 - 57

44 – 50 122,5 – 143

>= 283

70 - 89 29 - 37 67 - 87

5,7 – 4,7

16 – 15,6

18 - 23

62 - 69

56 - 58 58 - 74

>= 51 >= 143,5 >= 90 >= 38 >= 88 <=4,5 <=15,5 >= 24 >= 70 >= 59 >= 75


(31)

F. Penilaian Kemampuan Teknik Dasar Sepakbola

Instrumen Tes Keterampilan Gerak Dasar Sepak Bola : 1. Tes Sepak dan Tahan Bola (Passing dan Stopping) : Tabel 3.5 Tes Sepak dan Tahan Bola (Passing dan Stopping)

Kategori Deskripsi Kemampuan Nilai

Baik

a) Bola disepak dan ditahan di belakang garis tembak

b) Bola disepak dan ditahan secara bergantian antara kaki kanan dan kiri secara berurutan

c) Menyepak dan menahan bola selama 30 detik sebanyak 20 kali atau lebih

3

Sedang

a) Bola disepak dan ditahan tepat di garis tembak

b) Bola disepak dan ditahan dengan kaki kanan dan kiri dengan tidak berurutan

c) Menyepak dan menahan bola selama 30 detik sebanyak 11-19 kali

2

Kurang

a) Bola disepak dan ditahan di depan garis sepak pada setiap kali tugas menyepak bola

b) Bola disepak dan ditahan hanya dengan satu kaki saja

c) Menyepak dan menahan bola selama 30 detik kurang dari 10 kali

1

2. Tes Memainkan Bola dengan Kepala (Heading) : Tabel 3.6 Tes Memainkan Bola dengan Kepala (Heading)

Kategori Deskripsi Kemampuan Nilai

Baik

a) Memainkan bola dengan kepala selama 30 detik sebanyak 25 kali atau lebih

b) Dalam memainkan bola tidak berpindah tempat dari daerahnya


(32)

Sedang

a) Memainkan bola dengan kepala selama 30 detik sebanyak 11-24 kali

b) Dalam memainkan bola sedikit berpindah tempat dari daerahnya

2

Kurang

a) Memainkan bola dengan kepala selama 30 detik kurang dari 10 kali

b) Dalam memainkan bola selalu berpindah-pindah tempat dari daerahnya

1

3. Tes Menggiring Bola (Dribbling) : Tabel 3.7 Tes Menggiring Bola (Dribbling)

Kategori Deskripsi Kemampuan Nilai

Baik

a) Menggiring bola dengan menggunakan dua kaki secara berturut-turut dan terus menerus

b) Menggiring bola sesuai dengan arah yang ditentukan c) Menggiring bola dengan waktu kurang dari 19 detik

3

Sedang

a) Menggiring bola dengan menggunakan dua kaki tidak dengan berurutan dan tidak terus menerus

b) Menggiring bola sesuai arah tetapi jauh dari rintangan c) Menggiring bola dengan waktu 20 detik – 24 detik

2

Kurang

a) Menggiring bola hanya dengan menggunakan satu kaki saja

b) Menggiring bola tidak sesuai dengan arah yang ditentukan c) Menggunakan anggota badan lainnya selain kaki untuk

mengiring bola

d) Menggiring bola dengan waktu lebih dari 25 detik


(33)

4. Tes Menembak / Menendang Bola ke Sasaran (Shooting) : Tabel 3.8 Tes Menembak / Menendang Bola ke Sasaran (Shooting)

Kategori Deskripsi Kemampuan Nilai

Baik

a) Bola mengenai sasaran no.5 dan no.7

b) Menempatkan bola pada jarak 16,5 meter dari sasaran, tepat di depan mistar gawang

c) Berhasil menembak bola ke sasaran sebanyak 3 kali atau 2 kali dari 3 kali kesempatan yang diberikan d) Kecepatan menembak dengan waktu kurang dari 1-2

detik

3

Sedang

a) Bola mengenai sasaran no.3 dan no.1

b) Menempatkan bola pada jarak 16,5 meter dari sasaran, tidak lurus atau sedikit melenceng dari mistar gawang c) Berhasil menembak bola ke sasaran sebanyak 1 kali dari

3 kali kesempatan yang diberikan

d) Kecepatan menembak dengan waktu 3-4 detik

2

Kurang

a) Menempatkan bola pada jarak 16,5 meter dari sasaran b) Tidak berhasil menembak bola ke sasaran pada 3 kali

kesempatan yang diberikan

c) Kecepatan menembak dengan waktu lebih dari 5 detik 1

Sumber :Teknik Dasar Bermain Sepak Bola, 1984. Sukatamsi, dan

Tes dan Pengukuran dalam Pendidikan Jasmani, 2001. Nurhasan.

Keterangan: 3 : Baik 2 : Sedang 1 : Kurang


(34)

G. Pelaksanaan Penelitian

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di lapangan sepakbola bulldozer Kecamatan Ciamis. Lama penelitian yang dilakukan yaitu selama 2 hari.

Dengan jadwal tes kondisi fisik dan teknik dasar sepakbola sebagai berikut :

Tabel 3.9 Jadwal Tes Kondisi Fisik dan Teknik Dasar Sepakbola No Tes Teknik Dasar

Sepakbola Tes Kondisi Fisik Lokasi

1 Hari Rabu,

pukul 16.00-17.30

Hari Kamis, pukul 16.00-17.30

Lapangan Sepakbola

Buldozer

H. Teknik Pengolahan Data

Analisis data atau penggolongan data merupakan satu langkah penting dalam penelitian.Dalam pelaksanaanya terdapat dua jenis analisa data yang dikatakan Sutrisno Hadi (1981: 221), bahwa “dalam suatu penelitian seorang peneliti dapat menggunakan dua jenis analisis yaitu analisis statistik dan non statistic”.

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan perhitungan statistik menggunakan analisis deskriptif prosentase menggunakan SPSS 16.


(35)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Sesuai dengan rumusan masalah mengenai analisis kondisi fisik dan teknik dasar sepakbola ekstrakurikuler Sepakbola SMAN 2 Ciamis. Berdasarkan pengolahan data dan analisis data yang sudah dilakukan maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa terjadi penurunan dalam segi kualitas kondisi fisik dan teknik dasar sepakbola yang bisa menjadi salah satu faktor menurunnya prestasi olahraga sepakbola.

Bagi pelatih diharapkan dalam memberikan pelatihan harus lebih terprogram secara terarah, teratur dan berkesinambungan dan program latihan yang tidak teratur memungkinkan menjadi salah satu faktor penurunan kualitas fisik maupun teknik yang dialami pemain.

B. Saran-saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis dalam hal ini mengajukan saran-saran yang dapat dijadikan bahan pertimbangan. Saran penulis adalah sebagai berikut :

1. Kondisi fisik dan teknik dasar sepakbola pada dasarnya dapat dimiliki secara maksimal melalui berbagai latihan secara teratur dan terprogram dengan baik. Dengan dukungan pembina maupun pelatih sepakbola yang mempunyai pengetahuan serta pemahaman baik memberikan dampak yang baik pula untuk kemajuan kualitas khusunya seorang pemain dan umumnya sebuah tim sepakbola.

2. Dalam setiap pelaksanaan latihan, dengan adanya bantuan dari tenaga pelatih yang spesifik diantaranya pelatih fisik dan teknik dapat menjadi solusi untuk lebih memaksimalkan peningkatan pemain dalam segi kualitas.


(36)

(37)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta.

Hafid Febrianto. (2007). Survey Kondisi Fisik dan Keterampilan Gerak Dasar Sepakbola Bagi Anak Usia Remaja Pada Klub Sepakbola Persera di Kecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang . Skripsi. UNES.

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-Aspek Psikologi Dalam Coaching. Jakarta:

C.V. Tambak Kusumah.

Herwin. (2004). “Keterampilan Sepakbola Dasar.” Diktat. Yogyakarta: FIK Herwin. (2006 ). Latihan Fisik Untuk Pembinaan Usia Muda. JORPRES

(Vol.2. Nomor 1, Tahun 2006). Hal 78-91.UNY.

Imanudin, Iman. (2008). Teori Ilmu Kepelatihan. Bandung: UPI

Lingling dan Entang. Pelatihan Cabang Olahraga Sepakbola. Bandung : UPI

Mielke, Danny. (2007). Dasar-dasar Sepakbola. Bandung: Pakar Raya

Mutohir, Toho Cholik. ( 2007). Sport Development Index. Jakarta: PT Indeks.

M. Sajoto, 1995. Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Jakarta : Dahara Prize

Nurhasan. (2001). Tes Dan Pengukuran Dalam Pendidikan Jasmani. Jakarta: Dirjen Olahraga.

Scheunemann, Timo. (2012) Kurikulum Sepakbola Indonesia. Jakarta: ...

Sidik, Dikdik Zafar. (2010) Pembinaan Kondisi Fisik. Bandung: UPI


(38)

Sugiyono (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.

Tn. (2011). Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja. {online}. Tersedia: http://umptbo2011.wordpress.com/2011/12/13/pertumbuhan-dan-perkembangan-remaja/ / [20 September 2013]


(1)

Arief Sabar Mulyana, 2013

Analisis Kondisi Fisik Dan Teknik Dasar Sepak Bola Ekstrakulikuler Sepak Bola SMAN 2 Ciamis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Tes Menembak / Menendang Bola ke Sasaran (Shooting) : Tabel 3.8 Tes Menembak / Menendang Bola ke Sasaran (Shooting)

Kategori Deskripsi Kemampuan Nilai

Baik

a) Bola mengenai sasaran no.5 dan no.7

b) Menempatkan bola pada jarak 16,5 meter dari sasaran, tepat di depan mistar gawang

c) Berhasil menembak bola ke sasaran sebanyak 3 kali atau 2 kali dari 3 kali kesempatan yang diberikan d) Kecepatan menembak dengan waktu kurang dari 1-2

detik

3

Sedang

a) Bola mengenai sasaran no.3 dan no.1

b) Menempatkan bola pada jarak 16,5 meter dari sasaran, tidak lurus atau sedikit melenceng dari mistar gawang c) Berhasil menembak bola ke sasaran sebanyak 1 kali dari

3 kali kesempatan yang diberikan

d) Kecepatan menembak dengan waktu 3-4 detik

2

Kurang

a) Menempatkan bola pada jarak 16,5 meter dari sasaran b) Tidak berhasil menembak bola ke sasaran pada 3 kali

kesempatan yang diberikan

c) Kecepatan menembak dengan waktu lebih dari 5 detik 1

Sumber :Teknik Dasar Bermain Sepak Bola, 1984. Sukatamsi, dan

Tes dan Pengukuran dalam Pendidikan Jasmani, 2001. Nurhasan.

Keterangan: 3 : Baik 2 : Sedang 1 : Kurang


(2)

G. Pelaksanaan Penelitian

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di lapangan sepakbola bulldozer Kecamatan Ciamis. Lama penelitian yang dilakukan yaitu selama 2 hari.

Dengan jadwal tes kondisi fisik dan teknik dasar sepakbola sebagai berikut :

Tabel 3.9 Jadwal Tes Kondisi Fisik dan Teknik Dasar Sepakbola

No Tes Teknik Dasar

Sepakbola Tes Kondisi Fisik Lokasi

1 Hari Rabu, pukul 16.00-17.30

Hari Kamis, pukul 16.00-17.30

Lapangan Sepakbola

Buldozer

H. Teknik Pengolahan Data

Analisis data atau penggolongan data merupakan satu langkah penting dalam penelitian.Dalam pelaksanaanya terdapat dua jenis analisa data yang dikatakan Sutrisno Hadi (1981: 221), bahwa “dalam suatu penelitian seorang peneliti dapat menggunakan dua jenis analisis yaitu analisis statistik dan non statistic”.

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan perhitungan statistik menggunakan analisis deskriptif prosentase menggunakan SPSS 16.


(3)

Arief Sabar Mulyana, 2013

Analisis Kondisi Fisik Dan Teknik Dasar Sepak Bola Ekstrakulikuler Sepak Bola SMAN 2 Ciamis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Sesuai dengan rumusan masalah mengenai analisis kondisi fisik dan teknik dasar sepakbola ekstrakurikuler Sepakbola SMAN 2 Ciamis. Berdasarkan pengolahan data dan analisis data yang sudah dilakukan maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa terjadi penurunan dalam segi kualitas kondisi fisik dan teknik dasar sepakbola yang bisa menjadi salah satu faktor menurunnya prestasi olahraga sepakbola.

Bagi pelatih diharapkan dalam memberikan pelatihan harus lebih terprogram secara terarah, teratur dan berkesinambungan dan program latihan yang tidak teratur memungkinkan menjadi salah satu faktor penurunan kualitas fisik maupun teknik yang dialami pemain.

B. Saran-saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis dalam hal ini mengajukan saran-saran yang dapat dijadikan bahan pertimbangan. Saran penulis adalah sebagai berikut :

1. Kondisi fisik dan teknik dasar sepakbola pada dasarnya dapat dimiliki secara maksimal melalui berbagai latihan secara teratur dan terprogram dengan baik. Dengan dukungan pembina maupun pelatih sepakbola yang mempunyai pengetahuan serta pemahaman baik memberikan dampak yang baik pula untuk kemajuan kualitas khusunya seorang pemain dan umumnya sebuah tim sepakbola.

2. Dalam setiap pelaksanaan latihan, dengan adanya bantuan dari tenaga pelatih yang spesifik diantaranya pelatih fisik dan teknik dapat menjadi solusi untuk lebih memaksimalkan peningkatan pemain dalam segi kualitas.


(4)

(5)

107

Arief Sabar Mulyana, 2013

Analisis Kondisi Fisik Dan Teknik Dasar Sepak Bola Ekstrakulikuler Sepak Bola SMAN 2 Ciamis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta.

Hafid Febrianto. (2007). Survey Kondisi Fisik dan Keterampilan Gerak Dasar Sepakbola Bagi Anak Usia Remaja Pada Klub Sepakbola Persera di Kecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang . Skripsi. UNES.

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-Aspek Psikologi Dalam Coaching. Jakarta: C.V. Tambak Kusumah.

Herwin. (2004). “Keterampilan Sepakbola Dasar.” Diktat. Yogyakarta: FIK Herwin. (2006 ). Latihan Fisik Untuk Pembinaan Usia Muda. JORPRES

(Vol.2. Nomor 1, Tahun 2006). Hal 78-91.UNY.

Imanudin, Iman. (2008). Teori Ilmu Kepelatihan. Bandung: UPI

Lingling dan Entang. Pelatihan Cabang Olahraga Sepakbola. Bandung : UPI Mielke, Danny. (2007). Dasar-dasar Sepakbola. Bandung: Pakar Raya

Mutohir, Toho Cholik. ( 2007). Sport Development Index. Jakarta: PT Indeks. M. Sajoto, 1995. Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik Dalam

Olahraga. Jakarta : Dahara Prize

Nurhasan. (2001). Tes Dan Pengukuran Dalam Pendidikan Jasmani. Jakarta: Dirjen Olahraga.

Scheunemann, Timo. (2012) Kurikulum Sepakbola Indonesia. Jakarta: ... Sidik, Dikdik Zafar. (2010) Pembinaan Kondisi Fisik. Bandung: UPI


(6)

Sugiyono (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.

Tn. (2011). Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja. {online}. Tersedia: http://umptbo2011.wordpress.com/2011/12/13/pertumbuhan-dan-perkembangan-remaja/ / [20 September 2013]