Gambaran Penderita Gastroesophageal Reflux Disease pada Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakita Immanuel Bandung Periode Januari - Desember 2014.

(1)

ABSTRAK

GAMBARAN PENDERITA GASTROESOPHAGEL REFLUX DISEASE PADA PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT IMMANUEL

BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2014

Muharom Dean Juniar, 2016.

Pembimbing 1 : July Ivone, dr.,MKK., MPd. Ked Pembimbing 2 : Teresa Lucretia, dr.,M.Kes

Latar Belakang.Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) adalah suatu kondisi refluksnya HCL dari gaster ke esofagus, mengakibatkan gejala klinis dan komplikasi yang menurunkan kualitas hidup seseorang. Angka kejadian GERD di Asia semakin meningkat pada tiap tahunnya.

Tujuan Penelitian. Untuk mengetahui gambaran penderita GERD di Rumah Sakit Immanuel Bandung tahun 2014 berdasarkan usia, jenis kelamin, keluhan utama, dan jenis terapi.

Metode Penelitian. Penelitian deskriptif menggunakan data sekunder dari rekam medis pasien rawat jalan yang menderita GERD di Rumah Sakit Immanuel Bandung tahun 2014 dan ditampilkan dalam bentuk tabel.

Hasil Penelitian. Terdapat 258 kasus GERD tetapi hanya 200 kasus yang memenuhi kriteria sampel penelitian dengan insidensi tersering pada kelompok usia 31-40 tahun (25,5%), 51,5% adalah perempuan, 33,5% pasien memiliki keluhan utama berupa nyeri ulu hati /epigastralgia, dan 75,0% pasien diberi terapi dengan penghambat pompa proton.

Simpulan. Penderita GERD di Rumah Sakit Immanuel Bandung pada tahun 2014 paling sering pada kelompok usia 31-40 tahun, lebih banyak pada perempuan, keluhan utama yang sering dikeluhkan adalah nyeri ulu hati, jenis terapi yang sering digunakan adalah penghambat pompa proton.

Kata Kunci : Gastroesophageal Refux Disease , Penyakit refluks , Rumah Sakit Immanuel Bandung


(2)

ABSTRACT

DESCRIPTION OF GASTROESOPHAGEL REFLUX DISEASE OUTPATIENT IN IMMANUEL HOSPITAL BANDUNG IN

JANUARY-DECEMBER 2014

Muharom Dean Juniar, 2016.

Tutor 1 : July Ivone, dr.,MKK., MPd. Ked Tutor 2 : Teresa Lucretia, dr.,M.Kes

Background.Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) is a condition where

gastric HCL refluxted into the esophagus, caused clinical symptoms and complications, ended in decreased quality of life. There is tendency of increased number of incidence in Asia.

Aim. To know the description of GERD patient in Immanuel Hospital Bandung

in 2014 based on age, gender, major symtomp, and the type of therapy.

Methods. Descriptive study used secondary data from medical records of

outpatients with GERD in Immanuel Hospital Bandung in 2014 and displayed in table.

Result. There were 258 cases of GERD but only 200 cases fulfill sample criteria

of this study with the incidence of the most common at the age of 31-40 years (25.5%), 51.5% were women, 33.5% of patients had major symptomp such as heartburn / epigastralgia, and 75.0% of patients were given therapy with a proton pump inhibitor.

Conclusions. Patients with GERD in Immanuel Hospital Bandung in 2014, most

frequently in the age of 31-40 years, women was more common, who often complained heartburn symptom, type of therapy that was often used was a proton pump inhibitor.

Keywords: Gastroesophageal reflux disease, reflux disease, Immanuel


(3)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN...i

SURAT PERNYATAAN... ii

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan ... 3

1.4 Manfaat Penelitian... 3

1.5 Landasan Teori ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 5

2.1 Esofagus ... 5

2.2 Gaster... 8

2.3 Gastroesophageal Reflux Disease ... 10

2.6 Patogenesis dan Patofisiologi dan Gejala Klinik GERD... 11

2.8 Pemeriksaan penunjang GERD ... 13

2.9 Penatalaksanaan GERD... 14

BAB III METODE PENELITIAN ... 15

3.1 Bahan dan Sampel Penelitian ... 15

3.1.1 Bahan Penelitian... 15

3.1.2 Sampel Penelitian... 15

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian... 15

3.3 Metode Penelitian... 16

3.4 Definisi Operasional... 16


(4)

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 17

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 18

4.1 Gambaran Penderita GERD Berdasarkan Kelompok Usia ... 18

4.2 Gambaran Penderita GERD Berdasarkan Kelompok Jenis Kelamin... 19

4.3 Gambaran Penderita GERD Berdasarkan Keluhan Utama ... 20

4.4 Gambaran Penderita GERD Berdasarkan Jenis Terapi ... 21

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 23

5.1 Simpulan... 23

5.2 Saran ... 23

DAFTAR PUSTAKA ... 24 LAMPIRAN


(5)

DAFTAR TABEL

Tabel 4. 1 Distribusi Pasien Gastroesophageal Reflux Disease Berdasarkan Usia di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode Januari-Desember 2014... 18 Tabel 4. 2 Distribusi Pasien Gastroesophageal Reflux Disease Berdasarkan... 19 Tabel 4.3Distribusi Pasien Gastroesophageal Reflux Disease Berdasarkan Keluhan Utama di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode Januari-Desember 2014 ... 20 Tabel 4. 4 Gambaran Pasien Gastroesophageal Reflux Disease Berdasarkan Jenis Terapi di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode Januari-Desember 2014 ... 21


(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Esofagus ... 5 Gambar 2. 2 Gaster ... 8 Gambar 2. 3 Lapisan Gaster... 10


(7)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) adalah suatu kondisi refluksnya HCL dari gaster ke esofagus, mengakibatkan gejala klinis dan komplikasi yang menurunkan kualitas hidup seseorang, GERD merupakan salah satu jenis gangguan pencernaan yang cukup sering dijumpai di masyarakat sehingga dapat menurunkan kualitas hidup (Ndraha, 2014).

Prevalensi GERD di Amerika Utara yaitu 18,1%-27,8% di Eropa yaitu 8,8%-25,9% di Asia Timur 2,5%-7,8%, Australia 11,6%, dan Amerika Selatan yaitu 23,0% (El-Serag, Sweet, Winchester, & Dent, 2014). Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Rumah sakit Cipto Mangunkusumo, didapatkan peningkatan prevalensi GERD dari 5,7% pada tahun 1997 sampai 25,18% pada tahun 2002, peningkatan ini terjadi akibat adanya perubahan gaya hidup yang dapat meningkatkan faktor risiko GERD seperti merokok dan obesitas (Simadibrata, Rani, & Adi, 2009).

GERD dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti faktor genetik, diet, rokok, nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAID), obesitas, faktor pelindung lambung dan faktor perusak gaster, faktor pelindung gaster diantaranya yaitu sekresi mukus, sekresi bikarbonat, aliran darah mukosa, dan regenerasi epitel, sedangkan faktor perusak gaster yaitu asam hidroklorida (HCL) lambung serta zat-zat yang dapat merangsang sekresi asam HCL gaster berlebihan dan dilatasi gaster. Tidak adanya keseimbangan faktor pelindung dan faktor perusak pada organ gaster merupakan inti dari permasalahan GERD. Dengan menghindari faktor perusak seperti makanan pedas, kopi, dan NSAID, diharapkan dapat menghindari kekambuhan GERD (Ndraha, 2014).

Pasien GERD biasanya mengeluhkan bermacam-macam keluhan, seperti heartburn, regurgitation, dan gangguan makan, tetapi terkadang pasien datang dengan keluhan sesak, nyeri dada, dan batuk. (Patti, 2016).


(8)

Rumah Sakit Immanuel Bandung adalah rumah sakit swasta kelas B. Rumah sakit ini mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis terbatas. Rumah sakit ini juga menampung pelayanan rujukan dari rumah sakit Kabupaten Bandung. Rumah sakit ini juga memiliki lokasi yang strategis sehingga pasien yang datang berobat ke Rumah Sakit Immanuel jumlahnya cukup banyak.

Masyarakat Kota Bandung saat ini memiliki beberapa perubahan gaya hidup salah satunya adalah pola makan yang disebabkan adanya wisata kuliner yang tersebar diseluruh penjuru Kota Bandung yang kebanyakan menjajakan makanan yang cepat saji. Selain itu, prevalensi perokok di Kota Bandung menurut data Riskesdas mengalami peningkatan (Riskesdas, 2013). Atas dasar latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti “Gambaran PenderitaGastroesophageal Reflux Disease pada Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode Januari–Desember 2014.

1.2 Identifikasi Masalah

1. Berapa angka kejadian pasien GERD di Rumah Sakit Immanuel periode Januari 2014 - Desember 2014.

2. Bagaimana gambaran pasien GERD berdasarkan usia di Rumah Sakit Immanuel periode Januari 2014 - Desember 2014.

3. Bagaimana gambaran pasien GERD berdasarkan jenis kelamin di Rumah Sakit Immanuel periode Januari 2014 - Desember 2014.

4. Bagaimana gambaran pasien GERD berdasarkan keluhan utama di Rumah Sakit Immanuel periode Januari 2014 - Desember 2014.

5. Bagaimana gambaran pasien GERD berdasarkan jenis terapi di Rumah Sakit Immanuel periode Januari 2014 - Desember 2014.


(9)

1.3 Maksud dan Tujuan

1.3.1 Maksud Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik pasien dengan Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) di RS Immanuel periode Januari 2014 –Desember 2014.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Mengetahui lebih dalam mengenai gambaran GERD, diharapkan penyakit GERD dapat tercegah dan teratasi secara dini agar pengobatannya lebih optimal.

1.4 Manfaat Penelitian

Memberikan informasi mengenai angka kejadian GERD kelompok usia tersering, jenis kelamin, keluhan utama, dan jenis terapi yang sering digunakan pasien datang ke RS Immanuel periode Januari 2014 – Desember 2014, dengan mengetahui gambaran mengenai GERD diharapkan penanganan GERD dapat lebih baik lagi.

1.5 Landasan Teori

GERD adalah gangguan umum yang biasa terjadi yang berdampak menurunnya kualitas hidup dan produktivitas kerja, GERD disebabkan oleh adanya refluks asam HCL dari gaster ke esophagus, yang biasanya tidak diketahui oleh pasien GERD, sehingga diagnosis GERD tidak dapat tercapai. Prevalensi GERD di negara barat sebesar 10-20%, lebih banyak ditemukan pada laki-laki kulit putih dan usia yang relatif usia tua, prevalensi GERD di Asia sekitar 2-5%, secara umum lebih rendah dibandingkan dengan negara barat, termasuk Indonesia, namun data terakhir menunjukan bahwa prevalensinya semakin meningkat (Tielemans, 2013).


(10)

Prevalensi GERD secara gender tidak ada perbedaan signifikan secara statistik dengan rasio laki-laki/perempuan adalah 1:1,03. Terdapat perbedaan yang signifikan pada usia 30-70 tahun dibandingkan pada usia 18-29 tahun (Sudoyo, Setyohadi, Alwi, & Simadibrata, 2006).

Pasien GERD dapat datang dengan keluhan heartburn yang merupakan gejala tipikal dari GERD, penderita merasakan sensasi terbakar di area perut atau dada bagian bawah. Gejala khas lainnya yaitu regrgitasi dan disfagia, meskipun gejala khas GERD adalah heartburn namun gejala atipikal juga bisa timbul yang meliputi nyeri dada non kardiak, sendawa, cegukan, mual muntah, sesak dan batuk. Gejala tersebut biasanya terjadi setelah makan dan gejala ini menjadi lebih berat dengan posisi berbaring, membungkuk atau aktivitas fisik (Wilson, 2008).

Tujuan pengobatan GERD adalah menyembuhkan esofagitis, meringankan gejala, memperbaiki kualitas hidup dan mencegah komplikasi, terapi medikamentosa untuk GERD adalah pemberian obat golongan antasida, prokinetik, H2-reseptor antagonists dan proton pump inhibitor (PPI).

Cara kerja Obat golongan PPI adalah dengan menghambat/memblok pompa proton (H+, K+, ATPase) yang terdapat di membran sel parietal gaster, sehingga menghambat sekresi asam gaster oleh sel parietal secara irreversibel. Obat

golongan antagonis reseptor H2 bekerja dengan cara memblok reseptor histamine di membran sel parietal gaster. Obat golongan prokintik bekerja meningkatkan kekuatan sfingter esofagus bagian bawah, peristaltis esophagus, dan mempercepat waktu pengosongan lambung (Bestari, 2011).


(11)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

1.1 Simpulan

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:

1. Jumlah penderita GERD di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode Januari-Desember 2014 adalah 200 orang.

2. Jumlah penderita GERD di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode Januari-Desember 2014 lebih banyak pada usia 31 – 40 tahun.

3. Jumlah penderita GERD di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode Januari-Desember 2014 lebih banyak pada perempuan.

4. Jumlah penderita GERD di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode Januari-Desember 2014 lebih banyak mengeluhkan nyeri ulu hati (33.5%).

5. Jenis terapi yang diberikan kepada penderita GERD di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode Januari-Desember 2014 lebih banyak adalah golongan Proton Pump Inhibitor (32%).

1.2 Saran

1. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menambahkan variabel lain seperti body mass index dan komplikasi.

2. Penelitian selanjutnya dilakukan dengan metode cohort.


(12)

GAMBARAN PENDERITA GASTROESOPHAGEAL

REFLUX DISEASE

PADA PASIEN RAWAT JALAN

DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG

PERIODE JANUARI-DESEMBER TAHUN 2014

KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis Ilmiah Ini Dibuat Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

Muharom Dean Juniar

1310111


(13)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul : GAMBARAN PENDERITA GASTROESOPHAGEL REFLUX DISEASE PADA PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2014

Karya Tulis Ilimiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program sarjana kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung. Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. July Ivone, dr.,MKK.,MPd.Ked, selaku pembimbing utama dan Teresa Lucretia, dr.,M.Kes. selaku pembimbing kedua yang telah membimbing saya untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan memberikan banyak arahan, masukan, kesabaran, serta motivasi.

2. Kedua orangtua saya yang selalu memberikan doa, serta motivasi dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

3. Petugas di bagian DIKLIT Rumah Sakit Immanuel Bandung, terutama Ibu Lidya dan petugas di bagian Rekam Medik Rumah Sakit Immanuel Bandung yang telah membantu saya untuk mengambil data rekam medik pasien GERD. 4. Rekan-rekan angkatan 2013 lainnya yang selalu memberikan dukungan dalam

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis juga berharap Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan, baik para peneliti, pembaca, pihak fakultas, penulis sendiri, dan tentunya juga bermanfaat bagi perkembangan ilmu kedokteran.

Bandung, November 2016


(14)

DAFTAR PUSTAKA

Beasley. (1987). Anatomy Of The Pharynx And Oesophagus.

Bestari, M. B. (2011). Penatalaksanaan Gastroesophageal Reflux Disease. Countinuing Medical Education, 490-492.

Bloom, & Fawcett. (2002). Buku Ajar Histologi. EGC. Drake, R. L. (2011). Gray's Atlas of Anatomy .

Falerina, R. (2008). Respiratory UNAIR. Pertahanan Mukosa Terhadap Asam. Fitrie. (2007). Histologi Lambung. E-usu Respository.

Frank H. Netter, M. (2014). Atlas of Human Anatomy.

Gerson. (2009). Current Developments In The Management Of Acid. Journal of Gastroenterology, 395-396.

Hegar, B., & Mulyani, L. (2006). Esofagitis Refluks Pada Anak. Sari Pediatri, 43-53.

Hiltz, Black, Modlin, Jhonson, Schoenfeld, & Allen. (2008). American Gastroenterological Association Medical Position Stetment On The Management Of Gastroesophageal Reflux Disease. Journal of Gastroenerology.

Johnson. (2013). New Guideline on GERD. Retrieved from http://gastroenterology.jwatch.org/issue_pdf/JG1305.pdf

Jung. (2011). Epidemiology Of Gastroesophageal Reflux Disease In Asia. Journal of Neurogastroenterol, 14-27.

Kuo, B., & Urma , D. (2006). Anatomy and develoment. Goyal and Shaker GI Motility Online.

Lin M, G. L. (2004). Feature Of Gastroesophageal Reflux Disease In Women. The American Journal of Gastroenterology.


(15)

Nwokediuko, S. C. (2012). Current Trends in the Management of Gastroesophageal Reflux Disease. International Scholarly Research Notices, 11.

Patti, M. G. (2016). Retrieved January 3, 2016, from Medscape: http://emedicine.medscape.com/article/176595-overview#showall

PGI, P. G. (2014). National Consensus on the Management of Gastroesophageal Reflux Disease in Indonesia. Acta medica Indonesiana, 224-230.

Pilotto A, F. M. (2005). Rever Advance in the Treatment of Gerd in thr Elderly. International Journal of Clinical Practice.

Renaldi, K., Aulia, C., & Syam, A. (2013). Revisi Konsensus Nasional Penatalaksanaan Penyakit Refluks Gastroesofageal di Indonesia.

Riskesdas. (2013).

www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas%2020 13.pdf. Retrieved from www.depkes.go.id: http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas %202013.pdf

Sabotta Atlas of Human Anatomy. (2011). Urban & Fischer.

Simadibrata. (2009). Gastroesophageal Reflux Disease in Indonesia. The Indonesian Journal of Gastroenterology and Hepatology.

Simadibrata, M., Rani, A., & Adi, P. (2009). The Gastroesophageal Reflux Disease Questionnaire Using Indonesian Language. Medical Journal Of Indonesia, 125-130.

Sudoyo, Setyohadi, Alwi, & Simadibrata. (2006). Buku Ajar Ilmu Pengetahuan Dalam. Jakarta: Pusat penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Sun, K. Y. (2016). Sex And Gender Differences In Gastroesophageal Reflux

Disease. Journal of Neurogastroenterology and Motility, 575-588.

Tielemans, M. M. (2013). Online Follow-up of Individual with Gastroesophageal Reflux Disease Using a Patient-Reported Outcomes Instrument. BMC Gastroenterology, 144.

Vakil, van, Z., Kahrilas, Dent, & Jones. (2006). The Montreal Definition and Classification of Gastroesophageal Reflux Disease. The American Journal of Gastroenterology.


(16)

Wilson, J. F. (2008). Gastroesophageal Reflux Disease. Annals of Internal Medicine.

Winchester, & Dent. (2014). Epidemiology of Gastroesophageal Reflux Disease. GUT Journal, 871-880.


(1)

Universitas Kristen Maranatha BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

1.1 Simpulan

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:

1. Jumlah penderita GERD di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode Januari-Desember 2014 adalah 200 orang.

2. Jumlah penderita GERD di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode Januari-Desember 2014 lebih banyak pada usia 31 – 40 tahun.

3. Jumlah penderita GERD di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode Januari-Desember 2014 lebih banyak pada perempuan.

4. Jumlah penderita GERD di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode Januari-Desember 2014 lebih banyak mengeluhkan nyeri ulu hati (33.5%).

5. Jenis terapi yang diberikan kepada penderita GERD di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode Januari-Desember 2014 lebih banyak adalah golongan Proton Pump Inhibitor (32%).

1.2 Saran

1. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menambahkan variabel lain seperti body mass index dan komplikasi.

2. Penelitian selanjutnya dilakukan dengan metode cohort.


(2)

GAMBARAN PENDERITA GASTROESOPHAGEAL

REFLUX DISEASE

PADA PASIEN RAWAT JALAN

DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG

PERIODE JANUARI-DESEMBER TAHUN 2014

KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis Ilmiah Ini Dibuat Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

Muharom Dean Juniar

1310111

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BANDUNG


(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul : GAMBARAN PENDERITA GASTROESOPHAGEL REFLUX DISEASE PADA PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2014

Karya Tulis Ilimiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program sarjana kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung. Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. July Ivone, dr.,MKK.,MPd.Ked, selaku pembimbing utama dan Teresa Lucretia, dr.,M.Kes. selaku pembimbing kedua yang telah membimbing saya untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan memberikan banyak arahan, masukan, kesabaran, serta motivasi.

2. Kedua orangtua saya yang selalu memberikan doa, serta motivasi dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

3. Petugas di bagian DIKLIT Rumah Sakit Immanuel Bandung, terutama Ibu Lidya dan petugas di bagian Rekam Medik Rumah Sakit Immanuel Bandung yang telah membantu saya untuk mengambil data rekam medik pasien GERD. 4. Rekan-rekan angkatan 2013 lainnya yang selalu memberikan dukungan dalam

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis juga berharap Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan, baik para peneliti, pembaca, pihak fakultas, penulis sendiri, dan tentunya juga bermanfaat bagi perkembangan ilmu kedokteran.

Bandung, November 2016


(4)

Universitas Kristen Maranataha DAFTAR PUSTAKA

Beasley. (1987). Anatomy Of The Pharynx And Oesophagus.

Bestari, M. B. (2011). Penatalaksanaan Gastroesophageal Reflux Disease.

Countinuing Medical Education, 490-492.

Bloom, & Fawcett. (2002). Buku Ajar Histologi. EGC. Drake, R. L. (2011). Gray's Atlas of Anatomy .

Falerina, R. (2008). Respiratory UNAIR. Pertahanan Mukosa Terhadap Asam. Fitrie. (2007). Histologi Lambung. E-usu Respository.

Frank H. Netter, M. (2014). Atlas of Human Anatomy.

Gerson. (2009). Current Developments In The Management Of Acid. Journal of

Gastroenterology, 395-396.

Hegar, B., & Mulyani, L. (2006). Esofagitis Refluks Pada Anak. Sari Pediatri, 43-53.

Hiltz, Black, Modlin, Jhonson, Schoenfeld, & Allen. (2008). American Gastroenterological Association Medical Position Stetment On The Management Of Gastroesophageal Reflux Disease. Journal of Gastroenerology.

Johnson. (2013). New Guideline on GERD. Retrieved from http://gastroenterology.jwatch.org/issue_pdf/JG1305.pdf

Jung. (2011). Epidemiology Of Gastroesophageal Reflux Disease In Asia. Journal

of Neurogastroenterol, 14-27.

Kuo, B., & Urma , D. (2006). Anatomy and develoment. Goyal and Shaker GI Motility Online.

Lin M, G. L. (2004). Feature Of Gastroesophageal Reflux Disease In Women. The

American Journal of Gastroenterology.

Naomi, D. A. (2014). Obesitas sebagai Faktor Risiko Penyakit Refluks Gastroesofageal. Journal Majority, 22-26.

Ndraha, S. (2014). Penyakit Reflux Gastroesofageal. Medicinus (Scientific Journal


(5)

Universitas Kristen Maranataha

Nwokediuko, S. C. (2012). Current Trends in the Management of Gastroesophageal Reflux Disease. International Scholarly Research Notices, 11.

Patti, M. G. (2016). Retrieved January 3, 2016, from Medscape: http://emedicine.medscape.com/article/176595-overview#showall

PGI, P. G. (2014). National Consensus on the Management of Gastroesophageal Reflux Disease in Indonesia. Acta medica Indonesiana, 224-230.

Pilotto A, F. M. (2005). Rever Advance in the Treatment of Gerd in thr Elderly.

International Journal of Clinical Practice.

Renaldi, K., Aulia, C., & Syam, A. (2013). Revisi Konsensus Nasional Penatalaksanaan Penyakit Refluks Gastroesofageal di Indonesia.

Riskesdas. (2013).

www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas%2020 13.pdf. Retrieved from www.depkes.go.id: http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas %202013.pdf

Sabotta Atlas of Human Anatomy. (2011). Urban & Fischer.

Simadibrata. (2009). Gastroesophageal Reflux Disease in Indonesia. The

Indonesian Journal of Gastroenterology and Hepatology.

Simadibrata, M., Rani, A., & Adi, P. (2009). The Gastroesophageal Reflux Disease Questionnaire Using Indonesian Language. Medical Journal Of Indonesia, 125-130.

Sudoyo, Setyohadi, Alwi, & Simadibrata. (2006). Buku Ajar Ilmu Pengetahuan

Dalam. Jakarta: Pusat penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.

Sun, K. Y. (2016). Sex And Gender Differences In Gastroesophageal Reflux Disease. Journal of Neurogastroenterology and Motility, 575-588.

Tielemans, M. M. (2013). Online Follow-up of Individual with Gastroesophageal Reflux Disease Using a Patient-Reported Outcomes Instrument. BMC

Gastroenterology, 144.

Vakil, van, Z., Kahrilas, Dent, & Jones. (2006). The Montreal Definition and Classification of Gastroesophageal Reflux Disease. The American Journal


(6)

Universitas Kristen Maranataha

Wilson, J. F. (2008). Gastroesophageal Reflux Disease. Annals of Internal

Medicine.

Winchester, & Dent. (2014). Epidemiology of Gastroesophageal Reflux Disease.