PENGEMBANGAN E-TOURISM BERBASISKAN SEMANTIC WEB DI KOTA BANDUNG.

(1)

No. Daftar FPIPS : 1241/UN40.2.5.1/PL/2012

PENGEMBANGAN E-TOURISM

BERBASISKAN SEMANTIC WEB DI KOTA BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pariwisata

Jurusan Manajemen Resort & Leisure

Oleh :

Lutfi Raudha

054477

PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

Lutfi Raudha,2013

Pengembangan E-Tourism Berbasiskan Semantic-Web Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

SKRIPSI INI TELAH DIUJI PADA : Hari, tanggal : Kamis, 30 Agustus 2012

Waktu : 08.00 WIB – selesai

Tempat : Program Studi Manajemen Resort & Leisure Gedung FPIPS Lt.3

Universitas Pendidikan Indonesia

Panitia ujian sidang terdiri dari :

Ketua : Prof. Dr. Karim Suryadi, M.Si. (Dekan) NIP. 19700814 199402 1 001

Sekretaris : Fitri Rahmafitria, SP., M.Si. NIP. 19741018 200812 2 001

Penguji : 1. Prof. Dr. Darsiharjo, MS. NIP. 19620921 198603 1 005 2. Meitri H.C. Daluarti, ST., MT.

3. Drs. Pramaputra, MM.


(3)

PENGEMBANGAN E-TOURISM

BERBASISKAN SEMANTIC WEB DI KOTA BANDUNG Lutfi Raudha

NIM 054477 ABSTRAK

Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat dalam berbagai bidang menuntut semua industri yang ada di Indonesia untuk dapat mengikutinya, tidak terkecuali pada bidang pariwisata yang ada di Kota Bandung. Pariwisata berbasis teknologi informasi dikenal sebagai e-tourism. Permasalahan e-tourism di Kota Bandung adalah belum optimalnya informasi yang diberikan pada website pariwisata, juga belum terintegrasinya website-website pariwisata dengan sistem informasi komponen lain dalam industri pariwisata.

Penelitian ini mengkaji pengembangan pariwisata berbasis teknologi informasi di Kota Bandung dan bagaimana pemanfaatan semantic web untuk membantu memecahkan permasalahan yang ada. Metode yang digunakan adalah deskriptif pada pendekatan kualitatif. Populasi adalah seluruh informasi tentang Kota Bandung. Sampel yang di ambil adalah jumlah wisatawan Kota Bandung sebagai analisis wisatawan.

Pengembangan teknologi semantic web pada e-tourism di Kota Bandung dapat menjadi solusi masalah pada e-tourism yang ada di Kota Bandung. Dengan langkah awal membuat suatu ontology pariwisata, sebagai dasar dari sistem informasi yang akan dikembangkan. Kemudian agar sistem informasi dapat terintegrasi dengan baik satu sama lain, diperlukan OWL (Web Ontology Language) sebagai bahasa pemograman yang dapat dimengerti oleh user maupun sistem, sehingga memungkinkan interoperabilitas dan integrasi antar sistem informasi pariwisata di Kota Bandung dapat terwujud.


(4)

PENGEMBANGAN E-TOURISM

BERBASISKAN SEMANTIC WEB DI KOTA BANDUNG Lutfi Raudha

NIM 054477 ABSTRACT

Rapid growth of information technology in various fields demanding all industries in Indonesia to be able to follow it, not least tourism industry in the city of Bandung. Tourism-based information technology known as tourism. The Problems of e-tourism in Bandung is lack of information on the e-tourism website, also the e-tourism websites has not been integrated with other components of systems information within the tourism industry.

This study examines the development of information technology-based tourism in the city of Bandung, and how to use semantic web to help solve existing problems. Method applied is descriptive in a qualitative approach. Population is all the information about the city of Bandung. Samples are taken is the number of tourists in the city of Bandung as tourists analysis.

Developing of semantic web technologies in e-tourism of Bandung City can be a solution to the problem that exist in e-tourism. First step is to make tourism ontology, as the basis of the information system to be developed. System Information can be integrated with one another, by developing an OWL (Web Ontology Language) ontology for e-tourism. With OWL as programming language that can be understood by the user and machine-understandable, thus enabling interoperability and integration between systems information in Bandung tourism can be realized.


(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK………...……… i

KATA PENGANTAR………. iii

UCAPAN TERIMA KASIH ……….. iv

DAFTAR ISI………... vi

DAFTAR TABEL………... ix

DAFTAR GAMBAR……….. x

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang ………..

B. Rumusan Masalah ……….

C.Tujuan Penelitian ………..

D.Manfaat Penelitian ………

E. Sistematika Penulisan ………

1 7 7 8 8 BAB II KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori ……….

1. Kepariwisataan ………...

2. E-Tourism ………..

3. Semantic Web ………

4. Ontologi ……….

5. OWL (Web Ontology Language) ………..

10 10 11 13 15 18


(6)

6. Protégé ………

B. Kerangka Pemikiran…..………

20 20 BAB III METODE PENELITIAN

A.Lokasi Penelitian………

B. Metode Penelitian………...

C.Pengambilan Contoh (Sampling) ………..

D.Perancangan Struktur Semantik ………

1. Ontologi ……….

2. OWL (Web Ontologi Language) ………...

E. Teknik Pengumpulan Data………

1. Alat Pengumpul Data ……….

2. Observasi Lapangan ………...

3. Teknik Wawancara ……….

4. Tinjauan Pustaka ………

22 23 24 24 24 26 26 27 27 27 27 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Hasil Penelitian ……….

1. Analisis Data ………...

2. Analisis Sistem Yang Berjalan ………

3. Analisis Masalah ……….

B. Pembahasan ………...

1. Pengembangan E-Tourism………..

2. Pengembangan E-Tourism Berbasis Semantic Web……….. 3. OWL Ontology untuk E-Tourism dengan Protégé ………

28 28 32 33 34 34 37 45


(7)

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.Kesimpulan ………

B. Rekomendasi ……….

53 54

DAFTAR PUSTAKA………. 55

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ……….. 57


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perkembangan Wisatawan Mancanegara ……….. Tabel 1.2 Pengguna Internet dan Populasi di Indonesia ………

Tabel 2.1 Evolusi Web ………..

Tabel 4.1 Data Informasi Kota Bandung ………... Tabel 4.2 Class dan SubClass Ontologi Bandung E-Tourism ………

Tabel 4.3 Object Properties ………

2 4 5 31 40 43


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Layer Semantic Web………...……… Gambar 2.3 Tiga Jenis OWL ………...……….. Gambar 3.1 Ontologi E-Tourism ………... Gambar 4.1 Klasifikasi Website Berdasarkan Penyedia …...……… Gambar 4.2 Klasifikasi Website Berdasarkan Tipe Layanan ……… Gambar 4.3 Sistem yang Berjalan Saat Ini………...………. Gambar 4.4 Pengembangan E-Tourism ………...………. Gambar 4.5 Pengembangan Sistem pada E-Tourism di Kota Bandung ………… Gambar 4.6 Ontologi E-Tourism di Kota Bandung ……….. Gambar 4.7 Tampilan Awal Protégé 4.1 ………..

Gambar 4.8 Anotasi ………..

Gambar 4.9 Class untuk Ontologi Pariwisata Kota Bandung ………... Gambar 4.10 SubClass untuk Ontologi Pariwisata Kota Bandung ………... Gambar 4.11 Object Prperties untuk Ontologi Pariwisata Kota Bandung ……… Gambar 4.12 Ilustrasi OWL Ontologi dengan Plugins OntoGraf ………

14 19 25 29 30 32 34 35 38 45 46 47 49 51 52


(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pariwisata sejak lama telah menjadi salah satu industri yang mendatangkan devisa bagi suatu negara, termasuk Indonesia. Pada tahun 2009, penerimaan Indonesia dari sektor pariwisata mencapai US$ 6.3 milyar, dengan jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung sebanyak 6.4 juta orang. Pemerintah Indonesia melalui Departemen Pariwisata dan Kebudayaan telah menetapkan target pada tahun 2014, penerimaan devisa dari sektor pariwisata mencapai US$10 milyar dan jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung mencapai 8.6 juta orang. Untuk mencapai tujuan ini pemerintah telah merencanakan pengembangan pemasaran pariwisata Indonesia, salah satunya dengan meningkatkan pelayanan informasi dan kelengkapan informasi pariwisata Indonesia (Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia, 2010).

Pariwisata dipandang sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan pendapatan daerah. Apalagi pengoptimalan potensi ini di dasari bahwa pariwisata merupakan sektor yang lebih menekankan pada penyediaan jasa dengan mengoptimalkan potensi kawasan wisata. Hal ini menyebabkan berbagai organisasi dunia seperti PBB, Bank Dunia dan World Tourism Organization (WTO), memberikan pengakuan bahwa pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari berbagai dimensi kehidupan manusia hal ini terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Lebih daripada itu, pariwisata juga


(11)

2

memberikan kesempatan kepada setiap individu atau kelompok untuk memanfaatkan waktu luang yang dimiliki dan memenuhi keingintahuan tentang dimensi lain diluar lingkungan mereka saat ini. Dalam kaitan dengan hal tersebut, secara berani dan tegas John Naisbitt (1994) dalam bukunya Global Paradoks menyatakan bahwa yang semula pariwisata hanya dinikmati oleh segelintir elit, namun sekarang pariwisata merupakan hal paling mendasar dan sudah merupakan aspek yang sangat diperhatikan.

Tabel 1.1 Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun 2007 – 2011

Tahun

Wisatawan mancanegara Rata-rata lama tinggal

(hari)

Rata-rata pengeluaran per

orang (USD) Penerimaan devisa Jumlah Pertumbuhan

(%) Per hari Per kunjungan

Jumlah (juta USD)

Pertumbuhan (%)

2007 5,505,798 13.02 9.02 107.70 970.98 5,345.98 20.19 2008 6,234,487 13.24 8.58 137.38 1.178.54 7.347.60 37.44 2009 6,323,740 1.43 7.69 129.57 995.93 6.297.99 -14.29 2010 7.002.944 10.74 8.04 135.01 1.085.77 7.603.45 20.73 2011 7.649.731 9.24 7.84 142.69 1.118.26 8.554.39 12.51

Sumber : Perkembangan Kunjungan Wisatawan Dalam Angka Tahun 2007/2011 - BPS

Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang mempunyai potensi wisata yang cukup tinggi, diperkirakan dapat mencapai 10 Triliun per tahun dilihat dari jumlah kunjungan wisata ke Jawa Barat yang mencapai 6 – 7 juta orang setiap tahunnya, jumlah itu termasuk wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara. Pengembangan pemasaran pariwisata di Indonesia dapat terus meningkatkan jumlah kunjungan wisata di daerah-daerah seperti Jawa Barat maupun provinsi lainnya. Salah satu programnya, yaitu meningkatan pelayanan informasi dan kelengkapan informasi pariwisata Indonesia dapat menjadikan


(12)

3

potensi-potensi pariwisata Jawa Barat dapat dikenal lebih luas oleh semua orang, dan itu semua dapat terwujud dengan pemanfaatan dan pengembangan sistem teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia khususnya di Jawa Barat.

Kota Bandung sebagai salah satu tujuan wisata di Provinsi Jawa Barat merupakan kawasan wisata yang terkenal dengan Wisata Belanja, Wisata Kuliner, Wisata Budaya, dan Wisata Alamnya. Dengan potensi tersebut industri pariwisata di Kota Bandung berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisata baik wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara. Peningkatan pariwisata di Kota Bandung tidak lepas dari penerapan sistem teknologi informasi yang dilakukan oleh pemerintah Kota Bandung serta pihak-pihak lain yang terlibat di dalam industri pariwisata di Kota Bandung, didasari oleh pariwisata berbasis teknologi informasi atau lebih dikenal dengan E-Tourism yang mana merupakan suatu konsep pemanfaatan teknologi informasi untuk meningkatkan daya guna dalam bidang pariwisata, memberikan berbagai jasa layanan pariwisata kepada wisatawan dalam bentuk telematika, dan menjadikan penyelenggaraan pemasaran pariwisata lebih mudah diakses. Dalam hal ini pemanfaatan teknologi infomasi yang digunakan adalah website sebagai media infomasi yang dapat di akses melalui internet. Cara ini sekarang dinilai lebih efektif dalam penerapannya sebagai media informasi bagi para wisatawan yang akan berkunjung, dikarenakan pengguna internet di Indonesia semakin bertambah dari tahun ke tahun mencapai 22,4 % dari penduduk Indonesia telah memanfaatkan internet hingga tahun 2011 (www.internetworldstats.com).


(13)

4

Table 1.2 Pengguna Internet dan Populasi Di Indonesia

Tahun Pengguna Populasi (jiwa) Penetrasi (%)

2007 20,000,000 224,481,720 8.9 %

2008 25,000,000 237,512,355 10.5 %

2009 30,000,000 240,271,522 12.5 %

2010 30,000,000 242,968,342 12.3 %

2011 55,000,000 245,613,043 22.4 %

Sumber : http://www.internetworldstats.com (data diolah )

Perkembangan sistem teknologi informasi dan komunikasi itu sendiri pada era saat ini semakin pesat yang berdampak sangat besar pada industri pariwisata. Dengan kemajuan di bidang teknologi informasi dan komunikasi, pemerintah Kota Bandung berusaha untuk memanfaatkan teknologi informasi sebagai sarana mempromosikan pariwisata Kota Bandung sehingga memungkinkan calon wisatawan memperoleh akses informasi terkini mengenai tujuan wisata di Kota Bandung. Pemanfaatan teknologi informasi untuk pemasaran pariwisata tidak hanya dilakukan oleh pemerintah, tetapi juga dilakukan oleh pihak-pihak lain yang terlibat di dalam industri pariwisata, misalnya perusahaan penerbangan, hotel, dan agen travel. Hal ini dapat dilihat dengan munculnya web site yang memberikan informasi mengenai pariwisata di Indonesia. Selain itu, saat ini hampir setiap perusahaan penerbangan, agen travel, dan hotel mempunyai sistem masing-masing untuk memungkinkan dilakukannya reservasi secara online (online reservation system) melalui internet.

Internet merupakan jaringan komputer luas yang menghubungkan jaringan-jaringan komputer lain di bawahnya, tujuannya adalah untuk pertukaran


(14)

5

World Wide Web (WWW) yang merupakan struktur utama dari informasi itu sendiri. Saat ini World Wide Web (WWW) umumnya terdiri dari dokumen-dokumen dan informasi yang diberikan dirancang hanya untuk konsumsi user (manusia), dengan kata lain, web saat ini tidak dirancang untuk memungkinkan interpretasinya oleh aplikasi komputer. Semantic Web merupakan pengembangan (ekstensi) dari web saat ini. Tujuannya adalah agar informasi pada web dapat didefinisikan tidak hanya dapat dimengerti oleh user (syntactic level to human user), tetapi juga dapat dimengerti oleh aplikasi (machine-understandable) pada level semantic, integrasi antar sistem dan aplikasi. Inventor dari Semantic Web menuliskan “The Semantic Web is not a separate Web but an extension of the

current one, in which information is given well-defined meaning, better enabling

computers and people to work in cooperation” Berners-Lee dkk., (2001).

Tabel 1.3 Evolusi Web

Static Dynamic Syntax Semantic

Encoding HTML +RDBMS +XML +RDF/OWL

Creation Manually Generated by server-side applications Generated by applications based on schema Generated by applications based on model

Users Humans Humans Humans and

applications

Humans and applications Paradigm Browse Create / Query /

Update

Integrate Interoperate Application Browsers Browsers Process

Integration, EAI, BPMS, Workflow

Intelligent agents, Semantic engine Sumber : Cardosso, (2007:2) Semantic Web Services Theory, Tools, and Applications

Salah satu contoh aplikasi yang menggunakan semantic-web adalah integrasi semantic dari sumber-sumber informasi pariwisata. Pariwisata dianggap


(15)

6

sebagai salah satu domain yang cocok untuk penerapan Semantic Web karena banyaknya sumber informasi dan pertukaran data yang terlibat di dalamnya. Keuntungan dari penggunaan semantic adalah (Cardoso dan Amit, 2006):

• Dapat mengorganisasikan dan melakukan pertukaran informasi pariwisata.

• Menyediakan keseragaman interpretasi terhadap data dan layanan sistem informasi pariwisata.

• Memungkinkan interoperabilitas dan integrasi yang lebih baik antar sistem informasi pariwisata baik di dalam suatu perusahaan pariwisata itu sendiri maupun dengan perusahaan pariwisata lainnya.

Permasalahan yang ada pada E-Tourism di Kota Bandung adalah belum terintegrasinya website pariwisata Kota Bandung dengan komponen-komponen lain yang terlibat dalam industri pariwisata di Kota Bandung seperti, perusahaan penerbangan, travel agent, dan objek wisata itu sendiri. Sebagai akibat dari tersebarnya informasi ini, untuk memperoleh informasi yang cukup lengkap sebelum melakukan kunjungan wisata ke Kota Bandung, calon wisatawan harus mengunjungi berbagai web site, misalnya web site hotel, web site agen travel, web site perusahaan penerbangan, web site obyek wisata, dan web site lain yang relevan. Teknologi Semantic Web dapat digunakan sebagai pengembangan E-Tourism di Kota Bandung, karena teknologi ini dapat memfasilitasi integrasi informasi pariwisata yang tersebar dan mempunyai format data yang


(16)

berbeda-7

penerbangan, dan pihak lain yang terlibat dalam industri pariwisata di Kota Bandung.

Berdasarkan permasalahan integrasi antara website Kota Bandung dengan komponen-komponen lain dalam industri pariwisata di Kota Bandung, maka

penelitian ini mengambil judul “Pengembangan E-Tourism berbasiskan

Semantic-Web di Kota Bandung”.

B. Rumusan Masalah

Pengembangan E-Tourism di Kota Bandung memang perlu dilakukan dalam mengikuti perkembangan teknologi informasi saat ini. Salah satu pengembangannya adalah dengan menggunakan media informasi web site yang berbasiskan Semantic-Web, sehingga informasi-informasi yang didapatkan calon wisatawan dapat terintegrasi dengan baik. Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu:

a. Bagaimana perkembangan E-Tourism pada media web site yang ada di Kota Bandung pada saat ini?

b. Bagaimana penerapan teknologi Semantic-Web pada E-Tourism di Kota Bandung?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian Pengembangan E-Tourism berbasiskan Semantic-Web di Kota Bandung diantaranya, adalah:


(17)

8

a. Mengidentifikasi teknologi informasi pariwisata dalam bentuk web site pada perkembangan E-Tourism di Kota Bandung.

b. Menganalisa penerapan teknologi informasi pariwisata dalam bentuk Semantik-Web pada perkembangan E-Tourism di Kota Bandung.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

a. Sebagai sumbangsih nyata dan masukan untuk pemanfaatan teknologi informasi pada bidang pariwisata.

b. Dengan adanya penelitian ini diharapkan akan terintegrasinya informasi-informasi pariwisata yang ada sehingga dapat memecahkan masalah interoperabilitas data yang ada pada web site pariwisata yang ada di Kota Bandung.

E. Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan

Bab ini menguraikan tentang latar belakang, pokok permasalahan, maksud dan tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, dan sistematika penelitian.

Bab II Tinjauan Pustaka


(18)

9

Bab III Metodologi Penelitian

Bab ini merupakan penjabaran lebih rinci mengenai metode yang digunakan dalam penelitian.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini menguraikan tentang pembahasan atas penelitian berdasarkan teori dan data yang diperoleh melalui wawancara dan kuesioner.

Bab V Kesimpulan dan Implikasi

Bab ini menguraikan resume atau rangkuman dari penelitian yang berupa kesimpulan dari penulis mengenai Pengembangan E-Tourism berbasiskan Semantic-Web di Kota Bandung.


(19)

BAB III

Metodologi Penelitian

A. Lokasi Penelitian

Kota Bandung merupakan salah satu kota yang berada di Provinsi Jawa Barat yang sekaligus menjadi ibukota dari provinsi tersebut. Pada awalnya kota Bandung sekitarnya secara tradisional merupakan kawasan pertanian, namun seiring dengan laju urbanisasi menjadikan lahan pertanian menjadi kawasan perumahan serta kemudian berkembang menjadi kawasan industri dan bisnis, sesuai dengan transformasi ekonomi kota umumnya. Sektor perdagangan dan jasa saat ini memainkan peranan penting akan pertumbuhan ekonomi kota ini disamping terus berkembangnya sektor industri.

Pemanfaatan teknologi informasi pada sektor indutstri pariwisata Kota Bandung semakin berkembang dengan adanya website yang mendukung sarana informasi untuk para wisatawan, Namun dalam perkembangannya sampai saat ini, sistem informasi yang masih belum terintegrasi masih sangat menyulitkan para wisatawan untuk mencari informasi tentang Kota Bandung itu sendiri. Para wisatawan masih harus mencari informasi tentang pariwisata Kota Bandung dengan mengunjungi beberapa website, sehingga waktu yang diperlukan cukup lama hingga wisatawan dapat memutuskan tujuan wisata nya. Belum lagi data yang ada masih harus dipahami karena perbedaan format data pada setiap website


(20)

23

B. Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penilitian deskriptif. Menurut Wardiyanta (2006: 5) yang menerangkan bahwa “penelitian deskriptif

adalah penelitian yang bertujuan membuat deskriptif atas suatu fenomena

sosial/alam secara sistematis, faktual, dan akurat”. Dimana setiap permasalahan

yang ada dianalisis secara teori sehingga dapat dipahami dan diinterprestasikan.

Pendekatan penelitian dengan metode penelitian kualitatif yang mana telah dijelaskan oleh Sugiyono (2009:9) bahwa metode penelitian kualitatif merupakan ”metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat pospositivisme,

digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.”

Dijelaskan oleh Miles dan Huberman (1994) yang dikutip Levent Altinay dan Alexandros Paraskevas (2008:168) bahwa “Qualitative studies aim to

describe and explain a patterns of relationships and interactions”, dalam

terjemahan berarti penelitian kualitatif bertujuan untuk menjelaskan hubungan dan interaksi diantara faktor-faktor yang ada. Karena permasalahan yang ditemukan pada penelitian bersifat kompleks dan dinamis yang mana melibatkan lebih dari dua faktor, maka peneliti mengambil metode penelitian deskriftif dengan pendekatan secara kualitatif.


(21)

24

C. Pengambilan Contoh (Sampling)

Untuk teknik sampling (contoh) peneliti menggunakan teknik purposive sampling dan snowball sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sample sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini berdasarkan pada kebutuhan penelitian akan sumber data, yang ditunjukkan kepada orang atau lembaga tertentu yang dianggap tahu. Sedangkan snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data, yang pada awal jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi besar. Hal ini dilakukan ketika sumber data yang sedikit belum mampu memberikan data yang memuaskan, maka mencari orang/data yang lain yang dapat digunakan sebagai sumber data Sugiyono, (2008 : 215 - 219). Narasumber yang dijadikan sebagai sumber data untuk penelitian adalah: Dinas Pariwisata Kota Bandung dan beberapa website yang menyediakan informasi pariwisata tentang Kota Bandung.

Adapun untuk klasifikasi website pariwisata yang ada di Kota Bandung peneliti menggunakan framework dari Woodroof dan Kesper (1998), yaitu dengan mengelompokan website pariwisata berdasarkan penyedia layanan dan berdasarkan tipe layanan.

D. Perancangan Struktur Semantik 1. Ontologi

Sebuah ontologi merupakan sesuatu yang formal, yang menjelaskan secara eksplisit sebuah konsep untuk saling berbagi pada domain. Dimana konsep tersebut berupa hal abstrak yang memiliki nilai di dunia nyata.


(22)

25

Ontologi pada dasarnya berfungsi sebagai alat perekayasa pengetahuan, yaitu membakukan suatu pengetahuan pada suatu sistem dalam bentuk tertentu sehingga dapat dimanfaatkan secara terpadu oleh sistem yang lain. Pada dasarnya ontologi masih dalam tahap pengembangan sehingga pengertian, konsep, dan definisi dan penerapan belum mencapai kesepakatan yang baku.

Gambar 3.1 Ontologi E-Tourism

Mengacu pada Cardoso (2005) ontologi dari E-Tourism dapat dijelaskan dengan menjawab empat pertanyaan, yaitu :

a. Apa (What), merupakan sesuatu yang dapat dilakukan oleh wisatawan yang didefinisikan berupa kegiatan wisata.


(23)

26

b. Dimana (Where), merupakan dimana suatu kegiatan wisata itu dilakukan yang pada penelitian ini adalah Kota Bandung.

c. Kapan (When), merupakan waktu berlangsungnya kegiatan pariwisata dilakukan. Dalam hal ini berkaitan dengan availability dari beberapa komponen seperti akomodasi maupun kegiatan wisata yang diselenggarakan pada waktu-waktu tertentu seperti acara budaya.

d. Bagaimana (How), merupakan sarana dan prasarana untuk para wisatawan yang datang berupa transportasi maupun akomodasi.

2. OWL (Web Ontologi Language)

Web Ontologi Language (OWL) adalah suatu bahasa yang dapat digunakan oleh aplikasi-aplikasi yang bukan sekedar menampilkan informasi tersebut pada manusia, melainkan juga yang perlu memproses isi informasi ini. Dengan menggunakan OWL, kita dapat menambah vocabulary tambahan disamping semantiks formal yang telah dibuat sebelumnya dengan menggunakan ontologi. Pembuatan OWLdengan menggunakan Protégé 4.1 berdasarkan komponen utama dari sebuah OWL, yaitu:

a. Class, merupakan konsep utama dari sebuah ontologi yang akan dibuat dan dapat menjelaskan tentang konsep ontologi itu sendiri sehingga dapat mendieskripsikan sebuah ontologi yang akan dibuat.

b. Properties, merupakan fungsi yang ditambahkan untuk menghubungkan Class yang telah dibuat, agar terintegrasi dan dapat dimengerti oleh user


(24)

27

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendukung peneliti sebagai instrument utama dalam penelitian, maka diperlukan alat bantu penelitian yang digunakan. Adapun alat yang digunakan dalam mendukung penelitian ini adalah :

1) Alat Pengumpul Data

Alat yang digunakan dalam melakukan penelitian website yang ada di Kota Bandung yaitu berupa hardware (Notebook), dan software yang menunjang untuk penelitian, yaitu: Operating Sistem dan Browser Mozilla Firefox.

2) Observasi lapangan

Observasi lapangan dilakukan dengan mendatangi dan mengamati secara langsung ke Dinas Pariwisata Kota Bandung. Teknik ini bertujuan untuk mendapatkan data mengenai situs pariwisata yang ada di Kota Bandung baik itu milik pemerintah maupun swasta yang akan diteliti.

3) Teknik Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti. Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan pada Dinas Pariwisata Kota Bandung.

4) Tinjauan pustaka baik melalui internet maupun buku-buku referensi Melalui teknik ini, peneliti mendapatkan konsep-konsep yang relevan sesuai dengan obyek yang diteliti.


(25)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.Kesimpulan

Dari hasil dan pembahasan penelitian yang telah dipaparkan pada Bab IV, maka sampailah pada kesimpulan hasil penelitian. Berikut beberapa poin – poin kesimpulan yang bisa didapat.

1. Pengembangan E-Tourism yang ada di Kota Bandung sudah di dukung oleh berbagai pihak dalam penyediaan informasi pariwasata, baik itu pemerintah, swasta, maupun individu. Situasi ini cukup baik karena informasi pariwisata tentang Kota Bandung yang tersedia cukup beragam.

2. Data informasi tentang pariwisata Kota Bandung masih tersebar dan tidak terstruktur, sehingga akan menyulitkan para wisatawan untuk pencarian informasi. Data informasi yang tersebar masih banyak yang berupa teks paragraph pada suatu halaman, yang mana membutuhkan waktu yang cukup lama untuk para wisatawan dalam pencarian data yang dibutuhkan sebagai bahan acuan untuk pengambilan keputusan dalam berwisata.

3. Dalam Pengembangan E-Tourism berbasis Semantic Web di Kota Bandung, dapat dimulai dengan pembuatan dari struktur semantic itu sendiri. Dimana salah satu nya adalah perancangan ontology dan OWL yang merupakan perancangan dasar Semantic Web, agar informasi pariwisata tentang Kota


(26)

54

B.Rekomendasi

Beberapa rekomendasi yang dapat menjadi pertimbangan dalam pengembangan E-Tourism Berbasiskan Semantic Web di Kota Bandung adalah sebagai berikut:

1. Pengembangan E-Tourism yang dapat dilakukan oleh semua komponen pariwisata yang ada di Kota Bandung, dengan pemodelan struktur data pada informasi yang akan disampaikan pada wisatawan ataupun pihak lain yang membutuhkan, sehingga suatu informasi dapat dengan mudah dimengerti baik itu oleh para user maupun system yang berjalan.

2. Pemerintah sebaiknya melakukan langkah awal dalam pengembangan E-Tourism berbasiskan Semantic Web, karena sistem ini merupakan sistem pemusatan data yang harus didukung oleh semua pihak industri. Sehingga diperlukan otoritas dari pemerintah dalam melibatkan pihak-pihak yang terkait.

3. Perlu adanya kerjasama dari semua pihak yang ada dalam industri pariwisata di Kota Bandung, karena sistem ini merupakan sistem yang terbuka dimana semua pihak dapat memanfaatkan teknologi sebagai bahan pengambilan keputusan.


(27)

55

DAFTAR PUSTAKA

Altinay, Levent dan Paraskevas, Alexandros. (2008). Planning Research in Hospitality and Tourism. Elsevier Ltd., Hungary.

Badan Pusat Statistik (BPS), (2011). Perkembangan Kunjungan Wisatawan Dalam Angka Tahun 2007/2011. Indonesia

Berners-Lee, T., Hendler, J., dan Lassila, O. (2001). The Semantic Web. USA: Scientific American.

Buhalis, Dimitrios. (2003). E-Tourism: Information Technology for Strategic Tourism Management. Prentice Hall, London.

Cardoso, Jorge. (2005). E-Tourism: Creating Dynamic Packages using Semantic Web Processes.

Cardoso, Jorge dan Amit, S. (2006). Semantic Web Services, Processes and Applications. Springer, United States.

Cardoso, Jorge. (2007). Semantic Web Services Theory, Tools, and Applications. IGI Global.

Caribbean Tourism Organization. (2004). Caribbean Tourism Organisation’s 5th Tourism Educators’ Forum. St. Maarten.

Gruber, Thomas. (1995). Towards Principles for the Design of Ontologies for Knowledge Sharing. International Journal of Human Computer Studies. Guarino, Nicola. (1998). Formal Ontology and Information Systems. In Proceedings

of the First International Conference on Formal Ontologies in Information Systems (FOIS). IOS Press, Amsterdam.

Naisbitt, Jhon. (1994). Global Paradox: Semakin Besar Ekonomi Dunia, Semakin Kuat Perusahaan Kecil. Binarupa Aksara, Jakarta.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif, dan R & D. Alfabeta, Bandung.


(28)

56

Tosqui-Lucks, Patrícia and Carlos Dias Da Silva, Bento. (2012). Structuring an Ontology of the Basic Vocabulary of Tourism. International Journal of Information and Education Technology, Vol. 2, No. 4, August 2012.

Undang-undang Republik Indonesia No.10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan. UNTACT. (2004). E-Tourism Initiative.

Wardiyanta. (2006). Metode Penelitian Pariwisata. Penerbit Andi, Yogyakarta. Wellem, Theophilus. (2009). Semantic Web Sebagai Solusi Masalah Dalam

E-Tourism Di Indonesia. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2009 (SNATI 2009). Yogyakarta.

Woodroof, Jonathan B. dan Kesper, George M. (1998). Conceptual Development of Process and Outcome User Satisfaction. Information Resources Management Journal, Vol. 11, No. 2, 1998. Idea Group Publishing.

Yildiz, Burcu dan Miksch, Silvia. (2005). Ontology-Driven Information Systems: Challenges and Requirements.

http://www.w3.org/ (20-03-2012 : 03.00 PM) http://ewawan.com/ (21-03-2012 : 04.00 PM)

http://www.internetworldstats.com (23-03-2012 : 10.00 AM)

http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Bandung (26-04-2012 : 01.00 AM) http://disparbud.jabarprov.go.id/ (26-04-2012 : 01.30 AM)

http://www.bandungtourism.com/ (26-04-2012 : 02.00 AM) http://www.tripadvisor.co.id/ (26-04-2012 : 02.30 AM)

http://www.tempatwisatadibandung.org/ (26-04-2012 : 03.00 AM) http://bandung.panduanwisata.com/ (26-04-2012 : 03.30 AM) http://www.deri.org/ (07-05-2012 : 03.00 PM)


(1)

b. Dimana (Where), merupakan dimana suatu kegiatan wisata itu dilakukan yang pada penelitian ini adalah Kota Bandung.

c. Kapan (When), merupakan waktu berlangsungnya kegiatan pariwisata dilakukan. Dalam hal ini berkaitan dengan availability dari beberapa komponen seperti akomodasi maupun kegiatan wisata yang diselenggarakan pada waktu-waktu tertentu seperti acara budaya.

d. Bagaimana (How), merupakan sarana dan prasarana untuk para wisatawan yang datang berupa transportasi maupun akomodasi.

2. OWL (Web Ontologi Language)

Web Ontologi Language (OWL) adalah suatu bahasa yang dapat digunakan oleh aplikasi-aplikasi yang bukan sekedar menampilkan informasi tersebut pada manusia, melainkan juga yang perlu memproses isi informasi ini. Dengan menggunakan OWL, kita dapat menambah vocabulary tambahan disamping semantiks formal yang telah dibuat sebelumnya dengan menggunakan ontologi. Pembuatan OWLdengan menggunakan Protégé 4.1 berdasarkan komponen utama dari sebuah OWL, yaitu:

a. Class, merupakan konsep utama dari sebuah ontologi yang akan dibuat dan dapat menjelaskan tentang konsep ontologi itu sendiri sehingga dapat mendieskripsikan sebuah ontologi yang akan dibuat.

b. Properties, merupakan fungsi yang ditambahkan untuk menghubungkan Class yang telah dibuat, agar terintegrasi dan dapat dimengerti oleh user maupun sistem.


(2)

27

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendukung peneliti sebagai instrument utama dalam penelitian, maka diperlukan alat bantu penelitian yang digunakan. Adapun alat yang digunakan dalam mendukung penelitian ini adalah :

1) Alat Pengumpul Data

Alat yang digunakan dalam melakukan penelitian website yang ada di Kota Bandung yaitu berupa hardware (Notebook), dan software yang menunjang untuk penelitian, yaitu: Operating Sistem dan Browser Mozilla Firefox.

2) Observasi lapangan

Observasi lapangan dilakukan dengan mendatangi dan mengamati secara langsung ke Dinas Pariwisata Kota Bandung. Teknik ini bertujuan untuk mendapatkan data mengenai situs pariwisata yang ada di Kota Bandung baik itu milik pemerintah maupun swasta yang akan diteliti.

3) Teknik Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti. Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan pada Dinas Pariwisata Kota Bandung.

4) Tinjauan pustaka baik melalui internet maupun buku-buku referensi Melalui teknik ini, peneliti mendapatkan konsep-konsep yang relevan sesuai dengan obyek yang diteliti.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.Kesimpulan

Dari hasil dan pembahasan penelitian yang telah dipaparkan pada Bab IV, maka sampailah pada kesimpulan hasil penelitian. Berikut beberapa poin – poin kesimpulan yang bisa didapat.

1. Pengembangan E-Tourism yang ada di Kota Bandung sudah di dukung oleh berbagai pihak dalam penyediaan informasi pariwasata, baik itu pemerintah, swasta, maupun individu. Situasi ini cukup baik karena informasi pariwisata tentang Kota Bandung yang tersedia cukup beragam.

2. Data informasi tentang pariwisata Kota Bandung masih tersebar dan tidak terstruktur, sehingga akan menyulitkan para wisatawan untuk pencarian informasi. Data informasi yang tersebar masih banyak yang berupa teks paragraph pada suatu halaman, yang mana membutuhkan waktu yang cukup lama untuk para wisatawan dalam pencarian data yang dibutuhkan sebagai bahan acuan untuk pengambilan keputusan dalam berwisata.

3. Dalam Pengembangan E-Tourism berbasis Semantic Web di Kota Bandung, dapat dimulai dengan pembuatan dari struktur semantic itu sendiri. Dimana salah satu nya adalah perancangan ontology dan OWL yang merupakan perancangan dasar Semantic Web, agar informasi pariwisata tentang Kota Bandung dapat terintegrasi dengan baik.


(4)

54

B.Rekomendasi

Beberapa rekomendasi yang dapat menjadi pertimbangan dalam pengembangan E-Tourism Berbasiskan Semantic Web di Kota Bandung adalah sebagai berikut:

1. Pengembangan E-Tourism yang dapat dilakukan oleh semua komponen pariwisata yang ada di Kota Bandung, dengan pemodelan struktur data pada informasi yang akan disampaikan pada wisatawan ataupun pihak lain yang membutuhkan, sehingga suatu informasi dapat dengan mudah dimengerti baik itu oleh para user maupun system yang berjalan.

2. Pemerintah sebaiknya melakukan langkah awal dalam pengembangan E-Tourism berbasiskan Semantic Web, karena sistem ini merupakan sistem pemusatan data yang harus didukung oleh semua pihak industri. Sehingga diperlukan otoritas dari pemerintah dalam melibatkan pihak-pihak yang terkait.

3. Perlu adanya kerjasama dari semua pihak yang ada dalam industri pariwisata di Kota Bandung, karena sistem ini merupakan sistem yang terbuka dimana semua pihak dapat memanfaatkan teknologi sebagai bahan pengambilan keputusan.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Altinay, Levent dan Paraskevas, Alexandros. (2008). Planning Research in Hospitality and Tourism. Elsevier Ltd., Hungary.

Badan Pusat Statistik (BPS), (2011). Perkembangan Kunjungan Wisatawan Dalam Angka Tahun 2007/2011. Indonesia

Berners-Lee, T., Hendler, J., dan Lassila, O. (2001). The Semantic Web. USA: Scientific American.

Buhalis, Dimitrios. (2003). E-Tourism: Information Technology for Strategic Tourism Management. Prentice Hall, London.

Cardoso, Jorge. (2005). E-Tourism: Creating Dynamic Packages using Semantic Web Processes.

Cardoso, Jorge dan Amit, S. (2006). Semantic Web Services, Processes and Applications. Springer, United States.

Cardoso, Jorge. (2007). Semantic Web Services Theory, Tools, and Applications. IGI Global.

Caribbean Tourism Organization. (2004). Caribbean Tourism Organisation’s 5th

Tourism Educators’ Forum. St. Maarten.

Gruber, Thomas. (1995). Towards Principles for the Design of Ontologies for Knowledge Sharing. International Journal of Human Computer Studies. Guarino, Nicola. (1998). Formal Ontology and Information Systems. In Proceedings

of the First International Conference on Formal Ontologies in Information Systems (FOIS). IOS Press, Amsterdam.

Naisbitt, Jhon. (1994). Global Paradox: Semakin Besar Ekonomi Dunia, Semakin Kuat Perusahaan Kecil. Binarupa Aksara, Jakarta.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif, dan R & D. Alfabeta, Bandung.


(6)

56

Tosqui-Lucks, Patrícia and Carlos Dias Da Silva, Bento. (2012). Structuring an Ontology of the Basic Vocabulary of Tourism. International Journal of Information and Education Technology, Vol. 2, No. 4, August 2012.

Undang-undang Republik Indonesia No.10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan. UNTACT. (2004). E-Tourism Initiative.

Wardiyanta. (2006). Metode Penelitian Pariwisata. Penerbit Andi, Yogyakarta. Wellem, Theophilus. (2009). Semantic Web Sebagai Solusi Masalah Dalam

E-Tourism Di Indonesia. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2009 (SNATI 2009). Yogyakarta.

Woodroof, Jonathan B. dan Kesper, George M. (1998). Conceptual Development of

Process and Outcome User Satisfaction. Information Resources

Management Journal, Vol. 11, No. 2, 1998. Idea Group Publishing.

Yildiz, Burcu dan Miksch, Silvia. (2005). Ontology-Driven Information Systems: Challenges and Requirements.

http://www.w3.org/ (20-03-2012 : 03.00 PM) http://ewawan.com/ (21-03-2012 : 04.00 PM)

http://www.internetworldstats.com (23-03-2012 : 10.00 AM)

http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Bandung (26-04-2012 : 01.00 AM) http://disparbud.jabarprov.go.id/ (26-04-2012 : 01.30 AM)

http://www.bandungtourism.com/ (26-04-2012 : 02.00 AM) http://www.tripadvisor.co.id/ (26-04-2012 : 02.30 AM)

http://www.tempatwisatadibandung.org/ (26-04-2012 : 03.00 AM) http://bandung.panduanwisata.com/ (26-04-2012 : 03.30 AM) http://www.deri.org/ (07-05-2012 : 03.00 PM)