PENGERTIAN LAUT LEPAS

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 2:37:17 2017 / +0000 GMT

PENGERTIAN LAUT LEPAS
Laut lepas adalah merupakan res nullius, dan kecuali apabila terdapat aturan-aturan dan batasan-batasan yang diterapkan untuk
kepentingan negara-negara, laut lepas tidak merupakan wilayah negara manapun. Doktrin laut bebas (Freedom of the seas) berarti
bahwa kegiatan-kegiatan di laut dapat dilakukan dengan bebas dengan mengindahkan penggunaan laut untuk keperluan
lainnya.Istilah laut lepas (high seas) pada mulanya berarti seluruh bagian laut yang tidak termasuk perairan pedalaman dan laut
teritorial dari suatu negaraPada konperensi Kodifikasi Den Haag 1930 atas prakarsa Liga Bangsa-Bangsa walaupun disetujui
mempertimbangkan laut teritorial sebagai bagian dari wilayah negara pantai, dan perairan di luarnya adalah laut lepas, tetapi
konperensi tersebut mengalami kegagalan dalam menentukan lebar laut teritorial.Kemudian konsepsi laut bebas ini lebih jelas
terlihat di dalam pasal 2 dari Konvensi Genewa 1958 tentang laut lepas, yang menyatakan bahwa laut lepas adalah terbuka untuk
semua bangsa, tidak ada suatu negarapun secara sah dapat melakukan pemasukan bagian dari laut lepas ke daerah kedaulatannya.
Laut lepas dimaksudkan untuk kepentingan perdamaian dan tidak suatu negarapun yang dapat melakukan klaim kedaulatannya atas
bagian laut lepas.Kebebasan di laut lepas dilaksanakan di bawah syarat-syarat yang ditentukan oleh pasal-pasal ini (dari konvensi)
dan oleh aturan-aturan hukum internasional. Negara pantai maupun bukan negara pantai memiliki kebebasan yang terdiri dari : Kebebasan berlayar- Kebebasan menangkap ikan- Kebebasan menempatkan kabel-kabel dan pipa bawah laut.- Kebebasan
untuk terbang di atas laut lepas.Kebebasan-kebebasan ini dan hal-hal lainnya yang dikenal oleh asas-asas umum hukum
internasional, akan dilaksanakan oleh semua negara dengan memperhatikan kepentingan negara-negara lain dalam melaksanakan
kebebasan di laut.Di dalam Konvensi Hukum Laut 1982, terlihat beberapa perubahan atas konsep laut lepas seperti yang
didefinisikan oleh Konvensi Jenewa 1958 tentang laut lepas. Keempat kebebasan yang disebutkan oleh pasal 2 Konvensi Jenewa
1958 tentang laut lepas tetap diakui dalam pasal 87 dari konvensi baru dan ditambahkan dengan dua macam kebebasan di laut lepas

lainnya, yaitu- Kebebasan untuk membangun pulau buatan dan instalasi lainnya yang diizinkan hukum internasional, sesuai dengan
ketentuan Bab VI.- Kebebasan riset ilmiah, sesuai ketentuan-ketentuan Bab VI dan XIII.Perubahan lainnya adalah munculnya
rejim baru zona ekonomi eksklusif dengan luas 2000 mil laut (Bab V, Pasal 55 ? 75 ) serta rejim sumber-sumber kekayaan alam
dasar laut dan tanah di bawahnya di luar batas yurisdiksi nasional di bawah Otorita Dasar Laut Internasional. terhadap laut lepas
tunduk pada rejim yang berbeda-beda, menyangkut perikanan dan sumber daya alamnya termasuk fungsinya zona ekonomi eksklusif
Sedangkan dasar laut dan tanah di bawahnya adalah di bawah rejim landas kontinen, serta wilayah laut di atasnya adalah rejim Laut
Lepas.Di dalam Konvensi Jenewa 1958 tentang Laut Lepas, dijumpai adanya definisi tentang laut lepas. Pasal 1 mengandung suatu
definisi negatif dari pada pengertian laut lepas dan mengartikannya sebagai ???.segala bagian laut yang tidak termasuk laut teritorial
atau perairan pedalaman suatu negara. Akan tetapi Konvensi Hukum Laut 1982 tidak menyebutkan suatu defenisi tentang laut lepas.
Dalam hal ini Konvensi Hukum Laut 1982 hanya menyatakan bahwa ketentuan-ketentuan dari Laut Lepas diterapkan terhadap
semua bagian dari laut yang tidak termasuk di dalam zona ekonomi eksklusif, Laut Teritorial, atau perairan pedalaman dari suatu
negara atau di dalam perairan kepulauan dari negara kepulauan.Apabila kita membandingkan kedua pasal dari kedua konvensi di
atas maka akan kita temukan perbedaan, yaitu dalam defenisi pasal satu Konvensi Jenewa 1958 hanya menyebutkan laut teritorial
dan perairan pedalaman sebagai bagian laut yang tidak termasuk Laut Lepas. Hal ini adalah masuk akal, karena pada waktu
berlakunya konvensi ini belum diatur tentang ZEE dan diakuinya prinsip Negara Kepulauan, sedangkan kedua rejim yang
disebutkan terakhir sudah diatur dalam Konvensi Hukum Laut 1982.Berikut ini akan diuraikan secara pokok-pokok saja pengaturan
dari kebebasan di Laut Lepas berdasarkan konvensi Hukum Laut 1982. LAUT LEPAS (HIGH SEAS) Macam-macam
kebebasan di Laut Lepas Pengaturan KHL 1982 A. Pelayaran1. Ketentuan Dasar- Setiap negara, baik berpantai maupun
tidak mempunyai hak untuk berlayar di Laut Lepas.- Setiap negara harus menetapkan persyaratan pemberian kebangsaan pada
kapal, pendaftaran kapal dan hak mengibarkan benderanya.- Kapal perang memiliki kekebalan penuh terhadap yurisdiksi negara

manapun selain negara bendera.- Kapal yang dimiliki atau dioperasikan oleh suatu negara dan hanya untuk dinas pemerintah,
memiliki kekebalan penuh terhadap yurisdiksi negara lain kecuali negara bendera.1.
Yurisdiksi dan Kewajibana.
Negara
Bendera Kapal- Kapal harus berlayar di bawah bendera suatu Negara saja, tidak boleh merobah bendera kebangsaannya sewaktu
dalam pelayaran atau sewaktu berada dipelabuhan.- Harus melaksanakan secara efektif yurisdiksi dan pengawasannya dalam
bidang administratif, teknis dan sosial atas kapal.- Setiap negara harus memelihara suatu daftar register kapal dan menjalankan
yurisdiksi di bawah perundang-undangannya atas setiap kapal yang mengibarkan benderanya.- Setip negara harus mengambil
tindakan yang diperlukan bagi kapal yang memakai benderanya, untuk menjamin keselamatan.- Bahwa setiap kapal diperiksa
seorang surveyor kapal yang berwenang, tersedia peta, penerbitan pelayaran dan peralatan navigasi.- Kapal ada dalam
pengendalian seorang nahkoda dan perwira yang memiliki persyaratan yang tepat.- Mengikuti peraturan dan prosedur dan
praktek internasional yang umum.- Mengadakan pemeriksaan yang dilakukan oleh atau di hadapan orang yang berwenang setiap

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 1/3 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 2:37:17 2017 / +0000 GMT


kecelakaan kapal atau insiden pelayaran.- Tuntutan pidana atau pertanggungjawaban disiplin terhadap kapten kapal atau petugas
kapal lainnya, hanyalah dilakukan pada pengadilan atau di depan pejabat administrasi negara pemilik bendera kapal atau negara
dimana petugas-petugas tersebut adalah adalah warga negara.Dalam Konvensi Jenewa 1958 tentang laut lepas hal ini diatur dalam
pasal 6 yang menentukan bahwa kapal- kapal berlayar hanya dengan memaki bendera dari dari satu negara saja dan berada
sepenuhnya dibawah yurisdiksinya di laut lepas. Pengaturan pasal tersebut diatas dikaitkan dengan prinsip yang dikemukakan
oleh Mahkamah Internasional Permanen dalam mengadili kasusThe Lotus yang mengatakan bahwa kapal-kapal yang berada dilaut
lepas tidak tidak berada di bawah kekuasaan dari negara yang benderanya dipakai kapal tersebut. Uraian tentang kasus The Lotus
ini akan dikemukakan pada bagian akhir dari bab ini.- Kewajiban untuk melindungi dan melestarikan lingkungan hidup.Mengambil tindakan yang diperlukan sesuai dengan konvensi, secara individual atau bersama-sama untuk mencegah, mengurangi
dan mengendalikan pencemaran lingkungan hidup.- Mencegah, mengurangi dan mengendalikan pencemaran lingkungan laut
yang berasal dari kendaraan air.- Menjamin bahwa kapal menaati ketentuan atau standar internasional untuk mencegah,
mengurangi dan pengendalian pencemaran lingkungan laut.- Mewajibkan (meminta) nahkoda kapal untuk memberikan
pertolongan kepada setiap orang yang ditemukan di laut dalam bahaya akan hilang, menuju secepatnya menolong, memberikan
bantuan pada kapal lain yang bertubrukan.b.
Negara Pelabuhan (Negara Pantai)- Negara pantai harus menggalakkan
diadakannya pengoperasian dan pemeliharaan dinas Search and Rescue (SAR) yang memadai dan efektif berkenaan dengan
keselamatan di dalam dan di atas laut.- Harus bekerjasama sepenuhnya dalam penindasan pembajakan di laut lepas.- Hak
melakukan pengejaran seketika (hat pursuit) apabila mempunyai alasan yang cukup dengan cara yang sesuai dengan ketentuan
konvensi.c.
Negara-negara lain- Setiap negara mewajibkan (meminta) nahkoda suatu kapal untuk memberikan pertolongan
kepada setiap orang yang ditemukan di laut dalam bahaya akan hilang, menuju secepatnya menolong orang dalam kesulitan apabila

mendapat pemberitahuan, memberikan bantuan pada kapal yang mengalami tabrakan.- Mengambil tindakan yang efektif untuk
mencegah dan menghukum pengangkutan budak belian.- Harus bekerjasama sepenuhnya dalam penindasan pembajakan di laut
lepas.- Setiap negara dapat menyita suatu kapal atau pesawat udara perompak atau kapal atau pesawat udara perompak yang
telah diambil oleh perompak dan menangkap orang-orang dan menyita barang yang ada di kapal serta dpat menetapkan hukuman
yang akan dikenakan oleh pengadilan negaranya.- Bekerjasama dalam penumpasan perdagangan gelap obat narkotik dan
bahan-bahan psikotropis di laut lepas.Bekerjasama dalam menumpas siaran gelap dari laut lepas. Pasal 90Pasal 91Pasal 95Pasal
96Pasal 92Pasal 94(1)Pasal 94(2)Pasal 94(3)Pasal 94(4) huruf aPasal 94(4) huruf bPasal 94(4) huruf cPasal 94(7)Pasal 94(3)Pasal
192Pasal 194Pasal 211Pasal 217Pasal 98Pasal 98(2)Pasal 100Pasal 111Pasal 98(1)Pasal 99Pasal 100-101Pasal 105Pasal 108Pasal
109 B. PenerbanganSemua negara baik negara pantai maupun tidak berpantai mempunyai kebebasan untuk melakukan
penerbangan di ruang udara di atas laut lepas, dengan memperhatikan kepentingan negara lain. Pasal 87 (1),(2) C. Pemasangan
Kabel dan Pipa di Dasar LautSemua negara memiliki kebebasan untuk memasang kabel dan pipa di bawah laut dengan tunduk
pada Bab VI tentang Landas Kontinen, di laut lepas, dengan memperhatikan kepentingan negara lain dan ketentuan konperensi
ini.Semua negara mempunyai hak untuk memasang kabel dan pipa bawah laut diatas dasar laut lepas di luar landas
kontinen.Setiap negara harus menetapkan peraturan perundang-undangan yang diperlukan untuk mengatur bahwa pemutusan
atau kerusakan pada kabel atau pipa bawah laut karena sengaja atau kelalaian merupakan suatu pelanggaran yang dapat
dihukum.Setiap negara harus menetapkan peraturan perundang-undangan dengan tentang ganti rugi untuk kerugian yang diderita
dalam usaha untuk mencegah kerusakan pada kabel atau pipa bawah laut. Pasal 87 (1), (2)Pasal 112Pasal 113Pasal 115 D.
Pembangunan Pulau Buatan dan Instalasi LainSemua negara mempunyai kebebasan untuk membangun pulau dan instalasi
lainnya yang diperoleh berdasarkan hukum internasional, dengan tunduk pada ketentuan Bab VI.Penempatan dan
penggunaan setiap jenis instalasi riset ilmiah atau peralatan di kawasan lingkungan laut harus tunduk pada syarat-syarat yang sama

yang ditentukan oleh konvensi untuk penyelenggaraan riset ilmiah kelautan di setiap kawasan tersebut.Penelitian ilmiah kelautan
di kawasan baru dilakukan semata-mata untuk maksud damai untuk kemanfaatan umat manusia Pasal 87Pasal 258, 256, 262Pasal
143 E. Penangkapan Ikan- Semua negara mempunyai kebebasan untuk menangkap ikan, dengan memperhatikan
sebagaimana mestinya kepentingan negara lain dan hak-hak dalam konvensi ini yang berkenaan dengan kegiatan di Kawasan.Semua negara mempunyai hak bagi warga negaranya untuk melakukan penangkapan ikan di laut lepas.- Kewajiban negara
untuk mengadakan tindakan-tindakan dengan warga negaranya untuk konservasi sumber kekayaan hayati di laut lepas.Kewajibaan
konservasi dan pengelolaan mamalia laut di laut lepas. Pasal 8(1) ,(2)Pasal 116Pasal 117Pasal 120 F. Riset Ilmiah- Setiap
negara memiliki kebebasan untuk mengadakan riset ilmiah, dengan tunduk pada ketentuan Bab VI dan XIII, di laut lepas.Penelitian ilmiah kelautan di kawasan harus dilakukan semata-mata untuk maksud damai dan untuk kemanfatan umat manusia.Negara-negara, secara langsung atau melalui organisasi internasional yang berkompeten, bekerjasama menggalakkan
pengembangan dan alih teknologi kalautan.Kerjasama internasional untuk mengembangkan dan alih teknologi kelautan. Pasal

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 2/3 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 2:37:17 2017 / +0000 GMT

87Pasal 143 (1)Pasal 266 (1)Pasal 270

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com


| Page 3/3 |