Analisis hukum Islam terhadap pandangan Desi Sri Wulandari tentang sanksi atas keterlambatan pembayaran al-qard al-hasan.

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP
PANDANGAN DESI SRI WULANDARI TENTANG SANKSI
ATAS KETERLAMBATAN PEMBAYARAN AL-QARD} AL-H}ASAN

SKRIPSI
Oleh:
Saifulloh
NIM. C02213071

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Fakultas Syari’ah dan Hukum
Jurusan Hukum Perdata Islam
Prodi Hukum Ekonomi Syariah
Surabaya
2017

ABSTRAK
Skripsi ini adalah hasil penelitian verifikasi (verificative research) terhadap
hasil penelitian Desi Sri Wulandari,untuk menguji teori atau penelitian
sebelumnya, sehingga diperoleh hasil memperkuat atau menggugurian teori atau
hasil penelitian sebelumnya.Skripsi yang berjudul ‚Analisis Hukum Islam

terhadap Pandangan Desi Sri Wulandari tentang Sanksiatas Keterlambatan
Pembayaran Al-Qard{ Al-H{asan‛, bertujuan untuk menjawab rumusan masalah: 1.
Bagaimana pandangan Desi Sri Wulandari tentang sanksi atas keterlambatan
pembayaran al-qard{ al-h{asan, dan 2. Bagaimana analisis hukum Islam terhadap
pandangan Desi Sri Wulandari tentang sanksi atas keterlambatan pembayaran alqard{ al-h{asan.
Penelitian ini merupakan penelitian pustaka yang sebagian besar data yang
dikumpulkan berasal dari kepustakaan, yakni berupa dokumen. Selanjutnya
metode yang digunakan dalam penelitian ini deskriptif-analyzing,yaitu
menggambarkan objek yangditeliti secara sistematis sehingga lebih mudah untuk
difahami
dengan
mengumpulkan
fakta-fakta
terlebih
dahulu,
kemudianmemberikan analisis lanjutan terhadap hasil data yang telah diperoleh
dari sumber-sumber penelitian, dengan menggunakan teori dan dalil-dalil
lainnya, sehingga diperoleh kesimpulan
Penelitian inimenghasilkan beberapa kesimpulan:Pertama, Desi Sri
Wulandari dengan menggunakan teori hukum Islam dan Fatwa Dewan Syariah

Nasional berpandangan, bahwa penerapan sanksi atas keterlambatan pembayaran
al-qard{ al-h{asan diperbolehkan, dengan alasan untuk mendisiplinkan nasabah
dalam melakukan pembayaran al-qard{ al-h{asan, dan hanya boleh diberlakukan
kepada orang yang sengaja atau tidak menunjukkan keinginan untuk membayar,
serta tidak boleh diberlakukan kepada orang yang mengalami kesulitan atau
orang yang lupa melakukan pembayaran.Kedua, Pandangan Desi Sri Wulandari
tentang sanksi atas keterlambatan pembayaran qard{al-h{asan dibenarkan. Akan
tetapi pemahaman terhadap orang yang boleh diberikan sanksi masih terlalu
umum dan sempit, ketidakbolehan penerapan sanksi terhadap orang yang lupa
tidak dapat dibenarkan, karena orang yang lupa tidak termasuk dalam kategor
mu’sir (orang yang kesulitan) dan tidak tergolong force majeure.
Dari kesimpulan tersebut maka saran yang mungkin dapat dijadikan
pertimbangan: 1. Untuk Desi Sri Wulandari hendaknya lebih teliti dalam
mengambil danmemahami dasar hukum untuk menghukumi sebuah kasus yang
terjadi dilingkungan masyarakat. 2. Untuk Lembaga Keuangan Syariah yang
menerapkan sanksi pada pembiayaan al-qard{ al-h{asan diharapkan lebih teliti
dalam mempertimbangkan penyebab terjadinya keterlambatan atau kelalaian
yang dilakukan oleh nasabah.

v


digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM .............................................................................................

i

PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING .....................................................................

iii

PENGESAHAN .................................................................................................

iv


ABSTRAK ..........................................................................................................

v

KATA PENGANTAR ........................................................................................

vi

DAFTAR ISI .......................................................................................................

viii

DAFTAR TRANSLITERASI ............................................................................

xi

BAB I

PENDAHULUAN ..........................................................................


1

A. Latar Belakang Masalah .........................................................

1

B. Identifikasi dan batasan Masalah ...........................................

10

C. Rumusan Masalah ....................................................................

11

D. Kajian Pustaka .........................................................................

11

E. Tujuan Penelitian.....................................................................


13

F. Kegunaan Hasil Penelitian ......................................................

13

G. Definisi Operasional ................................................................

14

H. Metode Penelitian ....................................................................

15

I. Sistematika Pembahasan .........................................................

20

BAB IILANDASAN TEORI ..............................................................................


21

A. Al-Qard{ Al-H{asan ....................................................................

21

1. Pengertian al-qard{ al-h{asan ...............................................

21

viii

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB III

2. Dasar hukum al-qard{ al-h{asan ...........................................

23


3. Rukun al-qard{ al-h{asan ......................................................

27

4. Syarat al-qard{ al-h{asan ......................................................

27

B. Denda ......................................................................................

29

1. Pengertian ..........................................................................

29

2. Syarat denda ......................................................................

31


3. Denda keterlambatan pembayaran al-qard{ al-h{asan .........

34

PANDANGAN DAN ANALISIS DESI SRI WULANDARI
TERHADAP

SANKSI

ATAS

KETERLAMBATAN

PEMBAYARANAL-QARD{ AL-H{ASAN ....................................

42

A. Pandangan Desi Sri Wulandari terhadap sanksi atas
keterlambatan pembayaranal-Qard{ al-H{asan ..........................


42

B. Isi analisis Desi Sri Wulandariterhadap sanksi atas
keterlambatan pembayaranal-Qard{ al-H{asan ..........................
BAB IV

ANALISIS

HUKUM

ISLAM

TERHADAP

SANKSI

ATAS

KETERLAMBATAN PEMBAYARAN AL-QARD{ AL-H{ASAN ........


A. Analisis

Pandangan

Desi

Sri

Wulandari

44

52

tentang

Keterlambatan Pembayaran al-Qard{ al-H{asan ........................

52

B. Analisis Hukum Islam terhadap Pandangan Desi Sri
Wulandari tentang Keterlambatan Pembayaran al-Qard{ al-

BAB V

H{asan .......................................................................................

56

PENUTUP .....................................................................................

65

ix

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

A. Kesimpulan ..............................................................................

65

B. Saran ........................................................................................

66

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………. .......

67

x

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Islam mengajarkan pada pemeluknya untuk berperan aktif dalam
mengembangkan ekonomi umat. Sistem ekonomi Islam merupakan ilmu
ekonomi yang dilaksanakan dalam praktik (penerapan ilmu ekonomi)
sehari-harinya bagi individu, keluarga, kelompok masyarakat atau
pemerintah/penguasa dalam rangka mengorganisasi faktor produksi,
distribusi, dan pemanfaatan barang dan jasa yang tunduk dalam
peraturan/perundang-undangan Islam. Sistem ekonomi Islam adalah
sistem ekonomi yang mandiri dan terlepas dari sistem ekonomi lainnya.
Dari berbagai aspek pemikiran mengenai praktik ekonomi Islam dan
dalam konteks perbandingan dengan ekonomi konvensional, ada tiga hal
yang menjadi isu utama. Pertama, praktik transaksi keuangan dan posisi
mengenai sistem bunga. Kedua, pemikiran mengenai keadilan distributif
dan implikasi kebijakannya. Ketiga, pemikiran mengenai landasan moral
dalam setiap kegiatan dan keputusan ekonomi.1 Sistem ekonomi Islam
memiliki sejumlah karakteristik yang sama baiknya dengan kapitalisme
dan sosialime. Dibolehkannya hak milik pribadi dan kebebasan untuk
melakukan pertukaran merupakan elemen yang ada dalam kapitalisme.
Selain itu, para proponen ekonomi Islam juga menekankan pentingnya

1

Rianto Al Arif Nur, Lembaga Keuangan Syariah (Bandung: CV Pustaka Setia), 50.

1

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

intervensi negara, terutama dalam hal keadilan distibutif, yang juga
menjadi semangat utama sosialisme.
Oleh sebab itu, banyak bermunculan lembaga keuangan yang
berbasis syariah, antara lain bank syariah. Bank syariah secara umum
adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan
jasa-jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang
beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.2 Bank syariah didirikan
dengan tujuan mengarahkan kegiatan ekonomi umat untuk bermuamalat
secara islami, khususnya muamalat yang berhubungan dengan perbankan
agar terhindar dari praktik-praktik riba atau janis-jenis usaha/perdagangan
lain yang mengandung unsur ghara>r.
Seiring perkembangan zaman, tidak hanya lembaga bank yang
berbasis syariah, tetapi lembaga non bank pun juga banyak bermunculan
yang juga berbasis syariah, antara lain baitulmal wattamwil. Baitulmal
wattamwil (BMT) adalah lembaga keuangan mikro yang dioperasikan
dengan prinsip bagi hasil yang berbasis syariah.3 Istilah baitulmal
wattamwil saat ini diartikan sebagai suatu badan atau institusi keuangan
yang memadukan fungsi baitulmal dan baitultamwil. Baitulmal lebih
mengarah pada suatu pengumpulan dan penyaluran dana yang non-profit,
seperti: zakat, infak, dan sedekah, sedangkan baitultamwil sebagai usaha
pengumpulan dan penyaluran komersial. Usaha-usaha tersebut menjadi

2

Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan Ilustrasi (Yogyakarta:
ekonisia, 2003), 27.
3
Rianto Al Arif Nur, Lembaga Keuangan Syariah (Bandung: CV Pustaka Setia, t.t.), 317.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

bagian yang tidak terpisahkan dari BMT sebagai lembaga pendukung
untuk kegiatan ekonomi masyarakat kecil dengan berlandaskan syariah.4
Salah satunya BMT An-Nur Rewwin yang terletak di Sidoarjo. Sejak
didirikan tanggal 16 Mei 2007, BMT An-Nur Rewwin menyediakan
produk-produk yang sesuai syariah. Ada tiga produk simpanan: yakni
Simpanan Mud}a>rabah, Simpanan Kurban dan Akikah, dan Simpanan
Pendidikan.
Musyarakah,

Ada

empat

produk

Pembiayaan

pembiayaan:

Mura>bah}ah/} Bai’

bi

yaitu

Pembiayaan

al-Tsaman

‘Ajil,

Pembiayaan al-Qard{ al-H{asan, dan Gadai syari’ah (al-Rah}n), semua
pembiayaan ini terdapat sistem bagi hasil yang diterapkan dan disepakati
pada awal akad, kecuali pembiayaan al-qard{ al-h{asan, pembiayaan ini
merupakan pembiayaan lunak yang diberikan atas dasar kewajiban sosial
semata, penerima pembiayaan hanya dituntut mengembalikan pokok
pembiayaan.
Dalam

Fatwa

Dewan

Syari’ah

Nasional

Nomor:17/DSN-

MUI/IX/2000 tentang sanksi atas nasabah mampu yang menunda-nunda
pembayaran disebutkan sanksi dapat berupa denda sejumlah uang yang
besarnya ditentukan atas dasar kesepakatan dan dibuat saat akad
ditandatangani. Sementara di BMT An-Nur Rewwin menerapkan sanksi
denda pada produk al-qard{ al-h{asan berupa uang yang disebut infak dan
ketentuan ini tidak ada perjanjian sebelumnya, baik besar kecilnya jumlah
yang harus dibayarkan oleh nasabah. Pada dasarnya menurut Syafi’i
4

Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan Ilustrasi , edisi-2
(Yogyakarta: Ekonisia, 2003), 96.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

Antonio, akad al-qard{ al-h{asan merupakan pemberian harta kepada orang
lain yang dapat ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain
meminjamkan tanpa mengharap imbalan.5 Akan tetapi BMT An-Nur
Rewwin menerapkan sanksi denda pada akad al-qard{ al-h{asan tanpa
adanya pemberitahuan atau kesepakatan yang dibuat saat akad
ditandatangani.
Hal ini pernah dibahas oleh Desi Sri Wulandari dengan menggunakan
teori hukum Islam dan Fatwa Dewan Syariah Nasional menyimpulkan
bahwa penerapan sanksi denda atau penarikan infak atas keterlambatan
pembayaran pada al-qard{ al-h{asan di BMT An-Nur Rewwin tersebut
diperbolehkan dengan tujuan mendisiplinkan nasabah dalam melakukan
ansuran.6 Kesimpulan yang mendasari Desi Sri Wulandari dalam
memperbolehkan penarikan infak atas keterlambatan pembayaran al-qard{

al-h{asan adalah hasil analisisnya kepada beberapa nasabah yang terlambat
melakukan pembayaran dengan dasar hukum sebagai berikut;

Pertama kepada bapak Mujianto yang memiliki kemampuan untuk
membayar dan biasanya membayar dua bulan sekali, namun terlambat
dalam melakukan pembayaran dikarenakan malas. Menurut Desi Sri
Wulandari menerapan sanksi kepada bapak Mujianto berdasarkan hukum

5

M. Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah: Dari Teori Ke Praktik (Jakarta: Gema Insani, 2001), 35.
Desi Sri Wuandari, ‚Penerapan Sanksi Denda atas Keterlambatan Pembayaran pada Qardh
Hasan di BMT An-Nur Rewwin Sidoarjo‛ (Skripsi--Universitas Islam Negeri Sunan Ampel,
2014), 54.
6

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

Islam dan fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 19/DSN-MUI/IV/2001
sebagai berikut;7
Diriwayatkan oleh Bukhari, bahwa Rasulullah bersabda;

ِ ‫حدثَ ا عب ُد الْع ِزي ِز بن عب ِد‬
َِِ‫اَ ْاْ َُويْ ِسي َحدثََا ُسلَْي َما ُن بْ ُن بََِ ٍل َع ْن ثَ ْوِر بْ ِن َزيْ ٍد َع ْن أ‬
َْ ُ ْ َ َْ َ َ
ِ
ِ
ِ
ِ
‫َخ َذ أ َْم َو َال‬
َ َ‫صلى اَُ َعلَْي ِ َو َسل َم ق‬
َ ‫ال َم ْن أ‬
َ ‫ب‬
ِّ ‫الْغَْيث َع ْن أَِ ُ َريْ َرةَ َرض َي اَُ َعْ ُ َع ْن ال‬
ِ ُ ‫َخ َذ ي ِر‬
ِ ‫ال‬
ُ ‫اس يُِر‬
َُ‫يد إتْ ََفَ َها أَتْ لَ َف ُ ا‬
ُ َ ‫يد أ ََداءَ َ ا أَدى اَُ َعْ ُ َوَم ْن أ‬
Diceritakan Abdul Aziz bin Abdullah al-Uwaisi, diceritakan
Sulaiman bin Bilal dari Tur bin Zaid dari Abi Ghayts dari Abi
Hurairah ra. dari Nabi saw. bersabda ‚barangsiapa yang mengambil
harta manusia agar ia menunaikan kewajibannya, niscaya Allah
memenuhinya. Dan barang siapa yang mengambilnya tetapi dia
menghabiskannya, niscaya Allah akan menghabiskannya.8
Diriwayatkan oleh Bukhari, bahwa Rasulullah bersabda;

ِ
ِّ َِِ‫ك َع ْن أ‬
َ‫الزنَ ِاد َع ِن اْ َْعَرِج َع ْن أَِِ ُ َريْ َرَة َر ِضي ا‬
ٌ ِ‫َخبَ َرنَا َمال‬
ْ‫فأ‬
َ ‫وس‬
ُ ُ‫َحدثََا َعْب ُداَ بْ ُن ي‬
ِ َ ‫عْ أَن رس‬
ِ
ِ
‫َح ُد ُك ْم َعلَى َملِ ٍّي‬
َ َ‫صلى اَ َعلَْي ِ َو َسل َم ق‬
َ
َ َ‫ول ا‬
َ ‫ فَإ َذا أُتْبِ َع أ‬،‫ن ظُْل ٌم‬
َُ
ِّ َ‫ َمطْ ُل الْغ‬:‫ال‬
‫فَ ْليَْتبَ ْع‬
Diceritakan Abdullah bin Yusuf dikabarkan Malik dari Abi Zibad
dari A’raj dari Abi Hurairah ra sesungguhnya Rasulullah saw.
bersabda ‚penundaan pembayaran bagi orang yang mampu
membayar adalah suatu kedzaliman. Jika salah seorang diantara
kalian yang dihalahkan kepada orang kaya maka hendaklah ia terima
ihalah (pengalihan pengembalian hutang) tersebut.9
Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor. 19/DSN-MUI/IV/2001
sebagai berikut;

7

Ibid., 55.
Muhammad ibn Ismail al-Bukhari, Sahih Bukhari, Juz 6 (Bairut: Da>r al-Kutub al-Alami>ah,) 132.
9
Ibid., 94.
8

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

a. Dalam hal nasabah tidak menunjukkan keinginan mengembalikan
sebagian atau seluruh kewajibannya dan bukan karena
ketidakmampuannya, LKS dapat menjatuhkan sanksi kepada
nasabah.
b. Sanksi yang dijatuhkan kepada nasabah sebagaimana dimaksud
pada butir 1 dapat berupa – dan tidak terbatas pada – penjualan
barang jaminan.
c. Jika barang jaminan tidak mencukupi, nasabah harus tetap
memenuhi kewajibannya secara penuh.10
Menurut penulis hadis tersebut bukan dasar hukum untuk
memperbolehkan pemberian sanksi dengan melakukan penarikan infak
atas keterlambatan pembayaran al-qard{ al-h{asan, melainkan kebolehan
mengambil barang jaminan untuk melunasi hutangnya, begitupun juga
fatwa Dewan Syariah Nasional bukan ketetapan dalam memperbolehkan
penarikan infak, tetapi kebolehan menyita barang jaminan dan melakukan
penjualan terhadap barang jaminan. Hal itu pun sebagai sanksi dan
diberlakukan kepada nasabah

yang tidak menunjukkan keinginan

mengembalikan sebagian atau seluruh kewajibannya.

Kedua, kepada ibu Nurlaila yang terlambat melakukan pembayaran
disebabkan lupa karena faktor usia yang sudah tua dan kesibukan dalam
pekerjaannya. Menurut Desi Sri Wulandari penerapan sanksi atas
keterlabatan pembayaran pada al-qard{ al-h{asan seharusnya tidak
diberlakukan, karena keterlambatan tersebut tidak ada unsur kesengajaan
sesuai dengan hukum Islam sebagai berikut;11

10

Barlinti, Yeni Salma, Kedudukan Fatwa Dewan Syariah Nasional dalam Sistem Hukum

Nasional, 268.

11

Desi Sri Wuandari, ‚Penerapan Sanksi Denda atas Keterlambatan Pembayaran pada Qardh
Hasan di BMT An-Nur Rewwin Sidoarjo‛ (Skripsi--Universitas Islam Negeri Sunan Ampel,
2014), 57.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

ِ ‫ولَيس علَي ُكم جَاح فِيما أَخطَأْ ُُ بِِ ولَ ِكن ما تَعم َدت قُلُوب ُكم وَكا َن اَ َغ ُف‬
‫يما‬
ً ‫ورا َرح‬
ً ُ
َ ْ ُ ْ َ َ ْ َ ْ ْ َ ٌ ُ ْ َْ َ َْ
Dan tidak ada dosa atasmu terhadap apa yang kamu khilaf padanya,
tetapi (yang ada dosanya) apa yang disengaja oleh hatimu. Dan
adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, (Qs. Al-ahzab
ayat: 5).

ِ
ِ ‫ حدثََا اَْوز‬، ‫يد بن مسلِ ٍم‬
ِ ِْ ‫حدثََا ُُم ُد بن الْمصفى‬
‫ َع ْن‬، ‫اعي‬
َْ
َ ُ ُْ َ
َ
َ
ْ ُ ُ ْ ُ ‫ َحدثََا الْ َول‬، ‫اْ ْمصي‬
ِ
ٍ ِ ِ ٍ
ِ ِ
ِِ ‫ض َع َع ْن أُم‬
َ َ‫ ق‬، ‫وسل َم‬
َ ‫ إِن اََ َو‬: ‫ال‬
َ ‫ب‬
َ ‫صلى ه َع ْلي‬
ِّ ‫ َعن ال‬، ‫ َعن ابْن َعباس‬، ‫َعطَاء‬
ِ ‫ وما استُ ْك ِر وا علَي‬، ‫ والِّسيا َن‬، َ‫اْطَأ‬
ْ َ ُ ْ َ َ َ ْ َ َْ
Diceritakan Muhammad bin Mustafa, diceritakan Walid bin Muslim
berkata, diceritakan Awza’i dari ‘Atha’ dari Ibnu Abbas dari Nabi
saw. bersabda: Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla memaafkan
kesalahan (yang tanpa sengaja) dan (kesalahan karena) lupa dari
umatku serta kesalahan yang terpaksa dilakukan.
Pada kasus inilah Desi Sri Wulandari menyatakan ketidak setujuan
pemberian

sanksi

terhadap

nasabah

yang

terlambat

melakukan

pembayaran dengan alasan al-qard{ al-h{asan adalah pembiayaan tanpa
adanya bagi hasil yang diberikan BMT An-Nur Rewwin kepada nasabah
sebagai bakti sosial kepada masyarakat sebagai lembaga keuangan
syariah, sesuai dengan hukum Islam sebagai berikut;12

ِ ‫من َذا ال ِذي ي ْق ِرض اَ قَرضا حسًا فَي‬
ٌ‫َجٌر َك ِرم‬
َُ ََ ًْ َ ُ ُ
ْ ‫ضاع َف ُ لَ ُ َولَ ُ أ‬
َْ
Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik,
maka Allah akan melipat-gandakan (balasan) pinjaman itu untuknya,
dan dia akan memperoleh pahala yang banyak, (Qs. Al-hadid ayat:
11).
Hal ini menunjukkan ketidak konsistenan Desi Sri Wulandari dalam
berpendapat, satu sisi menyatakan al-qard{ al-h{asan merupakan akad
12

Ibid., 58.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

ta’a>wun, sementara disisi lain memperbolehkan pemberlakuan sanksi
berupa penarikan infak atas keterlambatan pembayaran al-qard{ al-h{asan,
seperti halnya yang terjadi pada kasus yang pertama dan ketiga.

Ketiga kepada ibu Netty Herlyana juga terlambat dalam melakukan
pembayaran al-qard{ al-h{asan disebabkan ada pekerjaan yang tidak bisa
ditinggal, sehingga dengan terpaksa beliau terlambat membayar. Menurut
Desi Sri Wulandari penerapan sanksi kepada kepada ibu Netty Herlyana
sudah sesuai dengan hukum Islam dan fatwa Dewan Syariah Nasional
sebagai berikut;13

ِ
‫صدقُوا َخْي ٌر لَ ُك ْم إِ ْن ُكْتُ ْم تَ ْعلَ ُمو َن‬
َ َ‫َوإِ ْن َكا َن ذُو عُ ْسَرٍة فََظَرةٌ إِ ََ َمْي َسَرةٍ َوأَ ْن ت‬
Dan jika (orang berutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh
sampai dia berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian atau
semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui, (Qs. Albaqarah ayat:280).

ٍ
ِ ‫َحدثََا أَبُو ا َِْْيثَ ِم َخالِ ُد بْ ُن ِخ َد‬
‫وب َع ْن ََْ ََ بْ ِن‬
ُ ََ ‫اش بْ ِن َع ْجََ َن َحدثََا‬
َ ‫اد بْ ُن َزيْد َع ْن أَي‬
ِ ِ
ٍِ
‫ال‬
َ ‫ب َغ ِرمًا لَ ُ فَتَ َو َارى َعْ ُ ُث َو َج َد ُ فَ َق‬
َ َ‫أَِب َكثر َع ْن َعْبد اَ بْ ِن أَِب قَتَ َاد َة أَن أَبَا قَتَ َاد َة طَل‬
ِ ‫ول‬
ِ
‫ول َم ْن‬
ُ ‫اَ صلى ه علي وسلم يَ ُق‬
َ ‫ فَ َق‬.‫إِِّّ ُم ْع ِسٌر‬
َ َ‫ال آَِ ق‬
َ َ‫ ق‬.َِ‫ال آ‬
َ ‫ت َر ُس‬
ُ ‫ال فَِإِّّ ََ ْع‬
ِ ِ ِ ِ ِ
ِ
ِ
ِ
َ َ‫س َع ْن ُم ْعس ٍر أ َْو ي‬
ُ ْ‫ض ْع َع‬
ْ ‫َسرُ أَ ْن يُْجيَ ُ اَُ م ْن ُكَرب يَ ْوم الْقيَ َامة فَ ْليَُ ّف‬
Diceritakan Abu Haytsam bin Khidas bin Ajlan diceritakan Hammad
bin Zaid dari Ayyub dari Yahya bin Abi Katsir dari Abdullah bin Abi
Fatadah sesungguhnya mendengar Rasulullah bersabda: Barang siapa
yang memberikan kemudahan, maka Allah akan menyelamatkan dari
duka dan kesulitan pada hari kiamat nanti. Oleh karena itu,
hendaklah ia mau memberikan kelapangan dan kemudahan terhadap
orang yang dalam kesulitan atau membebaskannya.
13

Ibid., 60.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor. 19/DSN-MUI/IV/2011 pasal
6 yang berbunyi:
a. Jika nasabah tidak dapat mengembalikan sebagian atau seluruh
kewajibannya pada saat yang telah disepakati dan Lembaga
Keuangan Syariah telah memastikan ketidakmampuannya,
Lembaga Keuangan Syariah dapat;
1) Memperpanjang jangka waktu pengembalian atau,
2) Menghapus (write off) sebagian atau seluruh kewajibannya.
Menurut penulis terjadi kekeliruan oleh Desi Sri Wulandari dalam
menafsirkan ayat al-quran, hadis serta fatwa Dewan Syariah Nasional.
Ayat al-quran, hadis serta fatwa Dewan Syariah Nasional di atas tidak
menjelaskan kebolehan memberikan sanksi terhadap nasabah yang
terlambat melakukan pembayaran, tetapi menjelaskan bahwa apabila
seseorang mengalami kesulitan dalam melaksanakan kewajibannya
(pengembilian

hutang),

maka

harus

diberikan

kelapangan

serta

keringanan terhadap nasabah, dan tidak melakukan penarikan infak
sebagai sanksi atas keterlambatan pembayaran al-qard{ al-h}asan.
Berdasarkan di atas, penulis memandang perlu untuk melakukan
studi penelitian terkait skripsi yang ditulis oleh Desi Sri Wulandari
dengan mengambil judul ‚Analisis Hukum Islam terhadap Pandangan
Desi Sri Wulandari tentang Sanksi atas Keterlambatan Pembayaran al-

Qard{ al-H{asan‛.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

B. Identifikasi dan Batasan Masalah
1. Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat beberapa hal yang
menjadi masalah dalam penelitian ini, antara lain:
a. Konsep al-qard{ al-h{asan.
b. Metode mengembalian utang-piutang dalam hukum Islam.
c. Dasar pembolehan Desi Sri Wulandari tentang sanksi atas
keterlambatan pembayara al-qard{ al-h{asan.
d. Pandangan Desi Sri Wulandari tentang sanksi atas keterlambatan
pembayara al-qard{ al-h{asan oleh Desi Sri Wulandari.

e. Analisis hukum Islam terhadap pandangan Desi Sri Wulandari
tentang sanksi atas keterlambatan pembayaran al-qard{ al-h{asan.
2. Batasan masalah
Batasan masalah diperlukan agar fokus pada permasalahan
tertentu. Batasan masalah dalam penelitian ini sebagaimana berikut:
a. Pandangann Desi Sri Wulandari tentang sanksi atas keterlambatan
pembayaran al-qard{ al-h{asan.
b. Analisis hukum Islam terhadap pandangan Desi Sri Wulandari
tentang sanksi atas keterlambatan pembayaran al-qard{ al-h{asan.

C. Rumusan Masalah
Dari uraian diatas permasalahan yang ingin dibahas atau dikaji dalam
penelitian ini adalah:

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

1. Bagaimana pandangan Desi Sri Wulandari tentang sanksi atas
keterlambatan pembayaran al-qard{ al-h{asan?
2. Bagaimana analisis hukum Islam terhadap pandangan Desi Sri
Wulandari tentang sanksi atas keterlambatan pembayaran al-qard{ al-

h{asan?

D. Kajian Pustaka
Kajian pustaka adalah deskripsi ringkas tentang penelitian yang
sudah dilakukan pada seputar masalah yang akan diteliti sehingga terlihat
jelas bahwa kajian yang akan dilakukan ini tidak merupakan pengulangan
atau duplikasi dari kajian atau penelitian yang telah ada.
Beberapa penelitian yang telah ada berkaitan dengan judul yang
peneliti teliti antara lain adalah karya:
1. Erma Winarti yang berjudul ‚Infak sebagai Ganti Rugi atas
Keterlambatan Ansuran di BMT (Studi Kasus di BMT Subulussalam
Sleman)‛. Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang
terletak pada pembahasan mengenai penarikan infak dalam akad al-

qard.} Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang
yaitu pada penelitian sekarang membahas penarikan infak atas
keterlambatan pembayaran hutang yang tidak ditentukan berdasarkan
kesepakatan yang dibuat saat akad ditanda tangani.14

14

Erma Winarti, ‚Infak sebagai Ganti Rugi atas Keterlambatan Ansuran di BMT (Studi Kasus di
BMT Subulussalam Sleman)‛ (Skripsi--Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2012), 24.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

2. Sutarmi yang berjudul ‚Penetapan Dana Infak dalam Akad al-Qard
al-Hasan (Studi Kasus di BMT Bina Ihsanul Fikri (BIF) Kotagede
Yogyakarta)‛. Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian
sekarang terletak pada pembahasan mengenai infak dalam akad al-

qard}. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang
yaitu pada penelitian terdahulu membahas pembebanan biaya
administrasi sekaligus pembebanan dana infak kepada nasabahnya
denggan seketika, sementara pada penelitian sekarang dana infak
hanya dapat dibebankan ketika nasabah terlambat dalam membayar
ansuran.15

E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Mendeskripsikan pandangan Desi Sri Wulandari tentang sanksi atas
keterlambatan pembayaran al-qard{ al-h{asan
2. Mendeskripsikan analisis hukum Islam terhadap pandangan Desi Sri
Wulandari tentang sanksi atas keterlambatan pembayaran al-qard{ al-

h{asan.

15

Sutarmi, ‚Penetapan Dana Infak dalam Akad Al-Qard Al-Hasan (Studi Kasus di BMT Bina
Ihsanul Fikri (BIF) Kotagede Yogyakarta)‛ (Skripsi--Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga,
2014), 32.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

F. Kegunaan Hasil Penelitian
Adapun kegunaan pembahasan permasalahan dan penulisan ini,
diharapkan berguna dan memiliki nilai guna sebagai berikut:
1. Secara teoritis
a. Diharapkan berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
b. Diharapkan

dapat

memberi

sumbangan

pemikiran

bagi

perkebangan hukum Islam terhadap mahasiswa fakultas syariah
dan hukum pada umumnya dan mahasiswa prodi hukum ekonomi
syariah pada khususnya.
2. Secara praktis
a. Sebagai bahan informasi ataupun rujukan bagi peneliti berikutnya
untuk membuat karya tulis yang lebih sempurna.
b. Sebagai sumbangan ilmu pengetahuan dan bahan pertimbangan
mengenai sanksi atas keterlambatan pembayaran hutang di
lembaga-lembaga keuangan syariah, khususnya di BMT An-Nur
Rewwin, Sidoarjo.

G. Definisi Operasional
Penelitian ini berjudul ‚Analisis Hukum Islam terhadap pandangan
Desi Sri Wulandari tentang Sanksi atas Keterlambatan Pembayaran al-

Qard{ al-H{asan‛
Beberapa istilah yang perlu mendapatkan penjelasan dari judul
tersebut adalah:

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

1. Hukum Islam

: Aturan yang menyangkut pendapat
para ulama tentang aturan dan
larangan

yang

sesuai

dengan

aturan Fatwa Dewan Syari’ah
Nasional.
2. Denda/Sanksi

: Hukuman yang diterapkan

dalam

bentuk keharusan untuk membayar
sejumlah uang disebabkan karena
adanya

pelanggaran

terhadap

undang-undang yang berlaku atau
pengingkaran

terhadap

sebuah

perjanjian yang telah disepakati
sebelumnya.
3. Keterlambatan pembayaran hutang: Kelalaian Nasabah dalam melunasi
hutang-piutangnya

baik

dalam

keadaan

atau

tidak,

sengaja

mampu atau pun tidak mampu.

H. Metode Penelitian
Metode penelitian yaitu seperangkat pengetahuan tentang langkahlangkah yang sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

dengan masalah tertentu yang diolah, dianalisis, diambil kesimpulan dan
selanjutnya dicarikan cara pemecahannya.16
Studi ini merupakan penelitian pustaka (library research) yang
menjadikan bahan pustaka sebagai dasar utama kajiannya, sedangkan
metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Metode deskriptif
adalah menggambarkan objek yang diteliti secara sistematis sehingga
lebih mudah untuk difahami dan disimpulkan.
Selanjutnya untuk dapat memberikan deskripsi dengan baik,
dibutuhkan serangkaian langkah yang sistematis. Langkah tersebut terdiri
atas penentuan data yang dikumpulkan, sumber data, teknik pengumpulan
data, teknik pengolahan data, dan teknik analisis data.
1. Data yang dikumpulkan
Sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan, maka upaya
pengumpulan data untuk menjawab penelitian ini meliputi:
a. Data terkait penarikan infak atas keterlambatan pembayaran al-

qard{ al-h{asan.
b. Data terkait hukum Islam dan fatwa Dewan Syariah Nasional
tentang penarikan infak atas keterlambatan pembayaran al-qard{ al-

h{asan.
c. Data terkait dengan kesimpulan Desi Sri Wulandari tentang
penarikan infak atas keterlambatan pembayaran al-qard{ al-h{asan.
2. Sumber data
16

Wardi Bahtiar, Metode Penelitian Ilmu Dakwah (Jakarta : Logos, 2001), 1.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

Penelitian ini merupakan penelitian pustaka, karena sebagian
besar data yang dikumpulkan berasal dari kepustakaan baik dokumen,
buku, artikel, majalah, dan lain sebagainya yang berhubungan dengan
judul penelitian.
Sumber data yang akan dijadikan pegangan dalam penelitian ini
agar mendapat data yang konkrit serta ada kaitannya dengan masalah
di atas meliputi:
a. Sumber primer
Sumber primer adalah subjek penelitian yang dijadikan
sebagai sumber informasi penelitian dengan menggunakan alat
pengukuran atau pengambilan data secara langsung.17
Dalam penelitian ini bahan primer berupa skripsi Desi Sri
Wulandari yang berjudul ‚Analisis Hukum Islam terhadap

Penerapan Sanksi Denda atas Keterlambatan Pembayaran Qard alHasan‛, serta dasar hukum yang digunakannya.
b. Sumber sekunder
Sumber sekunder, yaitu data yang diperoleh peneliti dari
sumber yang sudah ada. Adapun yang termasuk bahan sekunder
bisa berupa buku, artikel, karangan ilmiah, dan lain-lain yang
berkaitan dengan obyek penelitian.
3. Teknik pengumpulan data

17

Saifuddin Azwar, Metode Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Belajar, Cetakan VIII, 2007), 91.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

Teknik pengumpulan data merupakan proses pengadaan data
primer untuk keperluan penelitian. Pengumpulan data merupakan
langkah yang amat penting dalam penelitian ilmiah.18
Terdapat beberapa macam teknik pengumpulan data, salah
satunya adalah teknik dokumentasi. Dalam teknik dokumentasi,
peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah,
dokumen, dan lain sebagainya.19
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik
dokumentasi. Teknik ini digunakan untuk mempermudah data yang
rinci mengenai data yang terkait dengan skripsi Desi Sri Wulandari
tentang sanksi atas keterlambatan pembayaran al-qard{ al-h{asan dan
data tentang dasar hukumnya.
4. Teknik pengolahan data
Setelah seluruh data terkumpul perlu adanya pengolahan data
dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
a. Editing, yaitu memeriksa kembali data-data yang diperoleh dengan
memilih dan menyeleksi data tersebut dari berbagai segi yang
meliputi kesesuaian dan keselarasan satu dengan yang lainnya,
keaslian, kejelasa serta relevansinya dengan permaslahan.20 Teknik
ini digunakan penulis untuk memeriksa kelengkapan data-data

18

Moh. Nazir, Metode Penelitian (Jakarta : Ghalia Indonesia, 1998), 74.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Jakarta : Rineika Cipta, 2006), 158.
20
Chalid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian (Jakarta: Bumi Aksara. 1997), 153.
19

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

yang sudah penulis dapatkan, dan akan digunakan sebagai sumbersumber studi dokumentasi.
b. Organizing,

yaitu

dokumentasi
gambaran

mengatur

sedemikian

yang

sesuai

rupa

dan

menyusun

sehingga

dengan

data

dapat

rumusan

sumber

memperoleh

masalah,

serta

mengelompokkan data yang diperoleh.21 Dengan teknik ini,
diharapkan penulis dapat memperoleh gambaran tentang pemberian
sanksi atas keterlambatan pembayaran al-qard{ al-h{asan.
c. Analyzing, yaitu dengan memberikan analisis lanjutan terhadap
hasil editing dan organizing data yang telah diperoleh dari sumbersumber penelitian, dengan menggunakan teori dan dalil-dalil
lainnya, sehingga diperoleh kesimpulan.22
5. Teknik analisis data
Teknik analisis data adalah proses mencari dan menyusun data
secara sistematis dengan cara mengorganisasikannya ke dalam
beberapa kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa,
menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan akan
dipelajari, dan terakhir memuat kesimpulan sehingga mudah dipahami
oleh diri sendiri maupun orang lain.23
Untuk menganalisis data yang telah diperoleh, digunakan
pendekatan deskriptif-analisis dengan menggunakan pola pikir

21

Ibid., 154.
Ibid., 196.
23
Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung : Alfabeta, 2005), 41.
22

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

induktif.

Pendekatan

deskriptif-analisis

digunakan

untuk

menggambarkan secara sistematis konsep pengembalian utang dalam
Islam, konsep umum tentang sanksi denda, dan skripsi tentang sanksi
denda atas keterlambatan pembayaran al-qard{ al-h{asan.
Setelah menggambarkan secara sistematis konsep pengembalian
hutang dalam Islam, konsep umum tentang sanksi denda, dan skripsi
tentang sanksi denda atas keterlambatan pembayaran al-qard{ al-h{asan,
tahap selanjutnya adalah melakukan analisis nutuk menemukan
relevansi antara skripsi tentang sanksi denda atas keterlambatan
pembayaran al-qard{ al-h{asan dan tinjauan umum mengenai sanksi
denda dengan teori pengembalian hutang dalam Islam. Analisis
dilakukan dengan menggunakan pola pikir induktif, yakni pengambilan
kesimpulan dimulai dari pernyataan atau fakta khusus menuju
kesimpulan yang bersifat umum.
Pola pikir induktif dalam penelitian ini diwujudkan dalam bentuk
analisis terhadap fakta-fakta khusus berupa kesimpulan oleh Desi Sri
Wulandari dalam skripsinya dan pilihan dalil yang digunakan. Dari
sinilah dapat diketahui relevansi antara teori yang digunakan oleh Desi
Sri Wulandari dengan teori hukum dalam Islam. Setelah diketahui
terdapat relevansi antara keduanya, penulis selanjutnya melakukan
analisis terhadap kesimpulan yang dihasilkan oleh Desi Sri Wulandari
tantang sanksi denda atau penarikan infak atas keterlambatan
pembayaran al-qard{ al-h{asan tersebut.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

I. Sistematika Pembahasan
Agar penulisan dalam penelitian ini tidak keluar dari jalur yang
telah ditentukan dan lebih mudah untuk dipahami serta lebih sistematis
dalam penyusunannya, maka penulis membagi lima bab dalam penulisan
pada penelitian ini yang sistematikanya sebagai berikut:
Bab pertama, berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang
masalah, identifikasi dan batasan masalah, rumusan masalah, kajian
pustaka, tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian, definisi operasional,
metode penelitian, dan sistematika pembahasan.
Bab kedua, berisi pemaparan tentang landasan teori yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu pengertian al-qard{ al-h{asan, serta prosedur
pengembaliannya dalam Islam.
Bab ketiga, berisi tentang konsep sanksi denda dan skripsi Desi Sri
Wulandari tentang sanksi atas keterlambatan pembayaran al-qard{ al-

h{asan.
Bab keempat, berisi tentang analisis hukum Islam terhadap
pandangan Desi Sri Wulandari tentang sanksi atas keterlambatan
pembayaran al-qard{ al-h{asan.
Bab kelima, berisi kesimpulan dan saran yang menyangkut
penelitian yang diteliti oleh penulis.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II
TEORI AL-QARD{ AL-H{ASAN DAN SANKSI/DENDA

A. Al-Qard{ Al-H{asan
1. Pengertian al-qard{ al-h{asan

Al-qard{ al-h{asan terdiri dua suhu kata, yakni al-qard{ dan al-h{asa.
Secara etimologi, al-qard{

yang berarti memotong atau potongan,

menurut syarak ialah menyerahkan uang kepada orang yang bisa
memanfaatkannya, kemudian ia meminta pengembalian sebesar uang
tersebut. Sedangkan h{asan yang berarti baik.1
Pengertian al-qard{ menurut termenologi, perjanjian pinjaman dalam

al-qard{ ada pemberi pinjaman (kreditur) memberikan pinjaman kepada
pihak lain dengan ketentuan penerima pinjaman (muqtarid{) akan
mengembalikan pinjaman tersebut dengan jumlah yang sama pinjaman
itu diberikan.2

Al-qard{ al-h{asan adalah pemberian pinjaman harta kepada orang lain
yang dapat ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjam
tanpa mengharapkan imbalan. Inilah yang disebut al-qard{ al-h{asan atau
akad yang saling membantu dan bukan transaksi komersial. Pinjaman

1

Ahmad Warson Munawir, Al-Munawir Kamus Besar Bahasa Arab-Indonesia (Surabaya: Pustaka
Progresif, 1997), 1108.
2
Sutan Remy Sjadeni, Perbankan Islam Dan Kedudukannya Dalam Tata Hukum Perbankan Indonesia
(Jakarta: Pustaka Utama Graffiti, 1999), 75.

21

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

dapat diberikan untuk tujuan kesejahteraan, seperti pendidikan,
pengusaha kecil dan kebutuhan darurat lainnya.3
Dalam buku yang berjudul apa dan bagaimana bank Islam karya
Karnaen Perwataatmadja dan Muhammad Syafi’i Antonio menyatakan
bahwa pembiayaan al-qard{ al-h{asan adalah perjanjian pembiayaan antara
bank dengan nasabah yang dianggap layak menerima yang diprioritaskan
bagi pengusaha kecil pemula yang potensial, akan tetapi tidak
mempunyai modal apapun selain kemampuan berusaha serta perorangan
lainnya yang berada dalam keadaan terdesak dimana penerima kredit
hanya diwajibkan mengembalikan pokok pinjaman pada waktu jumlah
tempo dan bank membebani nasabah atas biaya administrasi.4
Dari definisi tersebut tampaklah bahwa sesungguhnya al-qard{
merupakan salah satu jenis pendekatan untuk mendekatkan diri kepada
Allah dan merupakan jenis muamalah yang bercorak ta‘a>wun (saling
tolong-menolong) kepada pihak lain untuk memenuhi kebutuhannya.
Sumber ajaran Islam (al-quran dan hadis) sangat kuat menyerukan prinsip
hidup gotong royong seperti yang sudah tertera dalam firman Allah Swt.:

ِْ ‫َوتَ َع َاونُوا َعلَى الِْ ِّْ َوالت ْقوى َوَل تَ َع َاونُوا َعلَى‬
‫اْ ِْث َوالْ ُع ْد َو ِان‬
َ

3

Moh. Rifai, Konsep Perbankan Syariah (Semarang: CV. Wicaksana, 2002), 91.
Karnaen Perwataatmadja dan Muhammad Syafi’i Antonio, Apa dan Bagaimana Bank Islam
(Yogyakarta: Dana Bhakti Prima Yasa, 1992), 106.
4

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan
takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. (Almaidah: 2).5
Menghutangkan

sesuatu

kepada

seseorang

berarti

telah

menolongnya, karena orang yang hendak hutang adalah orang yang
benar-benar membutuhkan tetapi ia tidak mempunyai barang yang
dibutuhkannya sehingga ia hutang kepada orang lain.
2. Dasar hukum al-qard{ al-h{asan
a. Alquran
Menurut

Dr. Kamil Musa dalam karangannya yang berjudul

ah{ka>m al-mu‘a>mala>t menyatakan bahwa al-qard{ merupakan perkara
yang disyariatkan, dan mashru>‘iyah al-qard{ (disyariatkannya qard{)
sudah ditetapkan dalam Alquran dan sunah.6 Sebagaimana firman
Allah Swt. :

‫ط‬
ُ ‫ض َويَْب ُس‬
ُ ِ‫َواَُ يَ ْقب‬

ِ ‫من َذا ال ِذي ي ْق ِرض اَ قَرضا حسًا فَيض‬
‫َض َعافًا َكثِ َرًة‬
ْ ‫اع َف ُ لَ ُ أ‬
َُ ََ ًْ َ ُ ُ
َْ
‫َوإِلَْي ِ تُ ْر َجعُو َن‬

Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman
yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah
akan melipatgandakan pembayaran kepadanya dengan lipat
ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan
(rezeki) dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan, (QS. Albaqarah
: 245).7
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya
(Bandung:
Diponegoro, 2006), 106.
6
Kamil Musa, Ahkam Al-Mu‘Amalat (Bairut: Da>r al-Fikri, 1994), 271.
7
Departemen Agama RI, Al-Qur’an…, 31.
5

CV

Penerbit

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

ِ ‫من َذا ال ِذي ي ْق ِرض اَ قَرضا حسًا فَي‬
ٌ‫َجٌر َك ِرم‬
َُ ََ ًْ َ ُ ُ
ْ ‫ضاع َف ُ لَ ُ َولَ ُ أ‬
َْ
Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang
baik, maka Allah akan melipat-gandakan (balasan) pinjaman itu
untuknya, dan dia akan memperoleh pahala yang banyak, (Qs.
Alhadid: 11).8

ِ ‫اع ْف لَ ُكم وي ْغ ِفر لَ ُكم واَ ش ُك‬
ِ ‫إِ ْن تُ ْق ِرضوا اَ قَرضا حسًا ي‬
‫يم‬
َُ ََ ًْ َ ُ
ٌ َ ُ َ ْ ْ ََ ْ ُ ‫ض‬
ٌ ‫ور َحل‬
Jika kamu menjamkan kepada allah pinjaman yang baik, niscaya
Allah melipatgandakan balasannya kepadamu dan mengampuni
kamu. Dan allah maha pembalas jasa lagi maha penyantun, (Qs.
Al-tagha>bun: 17).9
Ayat-ayat tersebut pada dasarnya berisi anjuran untuk melakukan
perbuatan al-qard{ (memberi utang) kepada orang lain, dan imbalannya
adalah akan dilipatgandakan oleh Allah Swt. Dari sisi muqrid{ (orang
yang member utang), Islam menganjurkan kepada umatnya untuk
memberikan bantuan kepada orang lain yang membutuhkan dengan
cara member utang. Dari sisi muqtarid{, utang bukan perbuatan yang
dilarang, melainkan dibolehkan karena seseorang yang berutang
dengan tujuan untuk memanfaatkan barang atau uang yang
diutangnya itu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dan ia akan
mengembalikannya persis seperti yang diterimanya.10
b. Hadis
8

Ibid., 430.
Ibid., 557.
10
Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalat (Jakarta: Ikrar Mandiriabadi, 2013), 275.
9

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

Al-qard{ merupakan salah satu bentuk takarub kepada Allah Swt.,
karena al-qard{ berarti berlemah-lembut dan mengasihi sesama
manusia, memberikan kemudahan dan solusi dari duka dan kesulitan
yang menimpa orang lain. Islam menganjurkan dan menyukai orang
yang meminjamkan (qard){ , dan membolehkan bagi orang yang
diberikan qard,{ serta tidak menganggapnya sebagai sesuatu yang
makruh, karena dia menerima harta untuk dimanfaatkan dalam upaya
memenuhi

kebutuhan

hidupnya,

dan

peminjam

tersebut

mengembalikan harta seperti semula.11

ِ
ٍِ
ِ
ِ ‫ك عن أَبِي‬
ٍِ
َ ‫َحدثََا َش ُام بْ ُن َخالد َحدثََا َخال ُد بْ ُن يَِز‬
ْ َ ‫يد بْ ِن أَِِ َمال‬

ٍِ ‫َحدثََا أَبُو َح‬
ُ‫ا‬

ِ ُ ‫ال رس‬
ِ
ٍ ِ‫س ب ِن مال‬
‫ي ِِ َعلَى‬
َ َ‫ك ق‬
ُ ْ‫صلى اَُ َعلَْي َو َسل َم َرأَي‬
ْ ‫ت لَْي لَ َة أ‬
َ َ‫ول ا‬
َ ْ ِ َ‫َع ْن أَن‬
ُ َ َ َ‫ال ق‬
َ ‫ُس ِر‬
ِ
ِ ْ ‫اب‬
ِ ‫ب‬
ِ
ِ ِ ُ ‫ض بِثَمانِيَةَ َع َشر فَ ُق ْل‬
‫ال‬
ُ َ‫يل َما ب‬
َ
َ ُ ‫اَْ ة َمكْتُوبًا الص َدقَةُ ب َع ْش ِر أ َْمثَاَِا َوالْ َق ْر‬
َ
ُ ْْ ‫ت يَا ج‬
ِ
ِ
ِ َ َ‫ض أَفْضل ِمن الص َدقَِة ق‬
‫ض إِل‬
ُ ‫ض َل يَ ْستَ ْق ِر‬
ُ ‫ال َْن السائ َل يَ ْسأ َُل َوعْ َد ُ َوالْ ُم ْستَ ْق ِر‬
ْ ُ َ ِ ‫الْ َق ْر‬
12

ِ
.‫اج ٍة‬
َ ‫م ْن َح‬

Diceritakan Abu Hatim berkata, diceritakan Hisyam bin Kholid
berkata diceritakan kholid bin Yazid bin Abi Malik dari ayahnya
dari Anas bin Malik berkata, Rasulullah bersabda : pada waktu
aku isra di malam hari, aku melihat di pintu surga sebuah tulisan
yang berbunyi: sedekah mendapat pahala sepuluh kali lipat dan
al-qard{ mendapat pahala delapan belas kali lipat. Aku katakan,
Wahai Jibril, kenapa pahala al-qard{ itu lebih afdhal dari pada
sedekah? Jibril menjawab: pada umumnya orang yang meminta
11
12

Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, terj. Kamaluddin A. Marzuki (Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2008), 181.
Yazid Al-Qaswini, Sunan Ibnu Majah, Juz 2 (Bairut: Da>>r al-Fikri, 2004), 814.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

sedekah, ia sendiri punya. Sedangkan orang yang memohon qard{,
ia tak akan meminta al-qard{ kecuali karena ia butuh, (HR. Ibnu
Majah).
Dari Ibnu Mas’ud, Rasulullah saw. bersabda:

ِ
ٍ
ِ
ِ
‫ض ُم ْسلِ ًما‬
َ َ‫وسل َم ق‬
ُ ‫ َما م ْن ُم ْسل ٍم يُ ْق ِر‬: ‫ال‬
َ ‫ أَن ال ِب‬، ‫َع ِن ابْ ِن َم ْسعُود‬
َ ‫صلى ه َع ْلي‬
13

ِ ْ َ‫ضا َمرت‬
.ً‫ص َدقَتِ َها َمرة‬
ً ‫قَ ْر‬
َ ‫ْ إِل َكا َن َك‬

Ibnu Mas’ud meriwayatkan bahwa Nabi saw. bersabda: bukan
seorang muslim yang meminjamkan mulim (lainnya) dua kali
kecuali yang satunya adalah (senilai) sedekah, (HR. Ibnu Majah).

ٍ
ِ ِ
ِ
ِ ِ
َ ‫صلى ه َعلَْي َو َسل َم َكا َن يَ ُق ْو ُل َم ْن أَقْ َر‬
َ ‫َع ْن َعْبد ه بْ ِن َم ْسعُ ْود أَن نَِب ه‬
َ‫ض ه‬
ِ ِ ‫ْ كان لَ ِمثل أَج ِر أ‬
.ِِ‫دق ب‬
َ ‫ص‬
َ َ‫َحدَِا لَ ْو ت‬
َ ْ ُ ْ ُ َ َ ِ ْ َ‫َمرت‬
Dari Abdullah ibnu mas‘ud bahwa sesunguhnya Rasulullah saw.
Bersabda: Barang siapa yang memberikan utang kepada allah dua
kali, maka ia akan memperoleh pahala seperti pahala salah
satunya andaikata ia menyedekahkannya. (HR. Ibnu Hibban)14
Dari hadis-hadis tersebut dapat dipahami bahwa al-qard{
(utang/pinjaman) merupakan perbuatan yang dianjurkan, yang akan
diberikan imbalan oleh