Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Parasit Pembangunan

PARASI T PEM BANGUNAN

Vincent(ius) H adi W iyono

Satya W acana University Press
2013

l)r,RpLlsr{KAAN U!ryl Rsr tAs

rffi

PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT
Saya yang bertanda tangan

di bawah ini:

Nama
NIM
Fakultas

:9O2aO7OOB


Email :vincent wiyono @yahoo.com

: PROCRAM PASCASARJANA

Program Studi

JUdUI DiSCrtAsi

: PARASIT PEMBAN6UNAN

:VINCENT HADI WIYONO

Pembimbing :1. Marthen L. Ndoen,5E.. MA.,
2. Marwata.

SE..

:


DOKTOR sTUDI PEMBANCUNAN

Ph- D.

M.5i.. Akt.. Ph.D.

3. Dr. Pamerdi Giri Wiloso. M.5i.
Dengan ini menyata

l.
2.
3.
4.

ka

n bahwa:

Hasil karya yang saya serahkan ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar
doktor baik di Universitas Kriiten Satya Wacana maupun di institusi pendidikan lainnya.

Hasil karya saya ini bukan saduran,/terjemahan melainkan merupakan gagasan. TUmusan, dan hasil

pelaksanaan penelitia n/implementa5i Jaya sendiri. tanpa bantuan pihak lain. kecuali arahan
pembimbing akademik dan narasumber penelitian.
Hasil karya saya ini merupakan hasil revisi ierakhir setelah diujikan. yang telah diketahui dan
d iset uju i o leh pembimbing.
Dalam karya saya ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan
orang lain, kecuali yang digunakan sebagai acuan dalam naskah dengan menyebutkan nama
pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila dikemudian hari terbukti ada penyimpangan
dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa
pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya saya ini. serta sanksi lain yang sesuai dengan
ketentuan yang berlaku di Universitas Krisien Satya Wacana.
5alatiga.23 Derem ber 2013

(

Pl l{Pll\ I AKA.\\


rffi

'

..,

u\lr

r. ' I
tr

,

I
,

RsttAs
r ,

.


PERNYATAAN PERSETUJUAN AKSES
Saya yang berianda tangan
N

di bawah ini:

: VINCENT HADI WIYONO

ama

NIM

: 9O2OO7OO8

Fakultas

: PRO6RAM

Email :vincent wiyono

Program studi

PASCASARJANA

:

@ ya

hoo. corn

DOKTOR STUDI PEMBANCUNAN

Judul Diseriasi : PARASIT PEMBANGUNAN

ini saya menyerahkan hak non-ekslusif'' kepada Perpustakaan Universitas Univer5ita5 Kristen
Satya Wacana untuk menyimpan, mengatur akses serta melakukan pengelolaan terhadap karya saya ini
dengan mengacu pada ketentuan akses tugas akhir elektronik sebagai berikut (beri tanda pada kotak
DenSan

yang


sesua

i):

5aya mengijinLan
llla.
L-----l

I r
L------

'

Larya tersebut diunggah ke dalam apiikasi Repositori Perpustakaan Universitas,

dan/alau porld 64RUDA.
U. Suyu tidak mengijinkan karya tersebut diunggah ke dalam aplikasi Repositori Perpurtakaan
Un'versitas. dan/alaJ porlal CARUDA.


Hdk yang tiddk terbatat hanya bagi tatu pihak taja. Pengq;ar peneliti. dan mdhaJitwa yang menyezhkan hak nbn-ektklurif kepada Reporitori
Perpunakaan UniverJitat raat mengumpu/kan hati/

't"

"

karq mercka tnatih tnet],i/iki hak .op\/right dtat karya tertebut.

Hanya dkan menanpilkan ha/dnan JLtdul dan ab\ttak. Pi/ihan it)i hatur di/anpiri dengan penjelann/ahtan tertulit dari penbinbntg Ditertatl
dan diketahui a/eh pinpinan fakultat (dekan/kaprogdr.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
06 Januari 2Ol4

Vincent Ha
Tandaiantan dan

Wiyono
Terang Maha5i5wa


MerSet.hui.

Marwata. Ph.D.

^N-tu4"":

Marthen L. Ndoen,
Promotor

Ph. D.

Dr. Pamerdi Ciri
Ko.Promotor

Katalog Dalam Terbitan

370.144

W iy

p

W iyono, Vincent(ius) Hadi
Parasit pembangunan / Vincent(ius) Hadi W iyono.-Salatiga : Satya W acana University Press, 2013.
xxx, 356p. ; 21 cm.
ISBN 978-979-8154-67-6
1. Colleges and universities--Study and teaching-Criticism 2. Teacher colleges--Criticism 3. Moral education
I. Tiltle
[ddc22,slsh17th]

Cetakan pertama: 2013.
ISBN 978-979-8154-67-6
Desain Cover: Sartono
©Vincent Hadi W iyono
E-mail: vincent_wiyono@yahoo.com
All rights reserved. Save exception stated by the law, no part of this
publication may be reproduced, stored in a retrieval system of any nature, or
transmitted in any form or by any means elctronic, mechanical,
photocopying, recording or otherwise, included a complete or partial
transcription, without the prior written permission of the author, application

for which should be addressed to author.

Diterbitkan oleh:
Satya W acana University Press
Universitas Kristen Satya W acana
Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga
Telp. (0298) 321212 Ext.229, Fax. (0298) 311995

Universitas Kristen Satya W acana

PARASI T PEM BANGUNAN

DI SERTASI
Diajukan untuk
memperoleh gelar Doktor
di Universitas Kristen Satya W acana.
Disertasi ini telah dipertahankan
dalam Ujian Terbuka Program Pascasarjana
D o k t o r St u d i P e m b a n g u n a n
Universitas Kristen Satya W acana,
yang dipimpin oleh
Rektor Magnificus
Prof. Pdt. John A. Titaley, Th.D
pada hari 5 Februari 2014, pukul 10.00 W IB
di Kampus Universitas Kristen Satya W acana,
Jalan Diponegoro 52 – 60 Salatiga Jawa Tengah Indonesia

Oleh:
V incent(ius) H adi W iyono
Lahir di Boyolali, Jawa Tengah, Indonesia

Promotor:

Marthen L. Ndoen, SE., MA., Ph.D.

Ko Promotor:

Marwata, SE., MSi., Akt., Ph.D.
Dr. Pamerdi Giri W iloso, MSi.

Penguji:

Prof. Daniel D. Kameo, SE., MA., Ph.D.
Dr. Gatot Sasongko, SE., MSi.
Neil Semuel Rupidara, SE., MSc., Ph.D

M OTTO

“RIGHT FIRST”
Utamakan yang Benar dan atau yang Berhak

PERSEM BAH AN

Karya tulis ini saya dedikasikan kepada ayah tercinta,
Almarhum Yohanes Sardjoe W ignjo Sapoetro,
yang bertobat dari madhat, ketika anggota keluarganya semakin sering
memerlukan obat;
yang rela miskin dan terjerat hutang, daripada menyalahgunakan
wewenang;
yang rela berbagi dengan orang lain yang berkekurangan, meskipun
keluarga sendiri masih pas-pasan;
yang mengharap anak-anaknya menyelesaikan universitas, karena ia
sendiri hanya berpendidikan terbatas;
yang mengimpikan anaknya menjadi guru yang ‘digugu lan ditiru’
karena ternyata tidak sedikit guru yang ‘digeguyu lan disaru’;
Yang mendoakan anaknya memiliki wawasan dan kompetensi
jempolan, karena ia sendiri masih seperti katak merindukan
bulan.
Rest in Peace, Dad.

DAFTAR ISI

Halaman
M OTTO
PERSEMBAHAN
DAFTAR I SI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR DI AGRAM
DAFTAR LAMPI RAN
KATA PENGANTAR
A BSTRACT

v
vi
vii
x
xii
xiv
xv
xvii
xxix

BAB 1. PROLOG: SALAH KAPRAH
Beberapa Realitas Pengalaman
Beberapa Realitas Kesepakatan
Struktur Penulisan

1
3
11
21

BAB 2. KONSEP M EMBURU RENTE
Sejarah Kelahiran Studi tentang M emburu Rente
Pengertian tentang Perilaku M emburu Rente
Empat Puluh Tahun Studi tentang M emburu Rente
Studi tentang M emburu Rente di Indonesia
Studi tentang M emburu Rente di Aras Lokal
Rangkuman

27
29
36
40
55
66
68

BAB 3. M EMI LI H KAMPUNG PAPRINGAN
M emilih Kampung Papringan sebagai Arena Studi
Proses Pengumpulan Data
Proses M engolah Data
Rangkuman

73
74
79
89
94

PARASIT PEMBANGUNAN

BAB 4. M ODAL SOSI AL KAMPUNG PAPRI NGAN
Profil Komunitas
Profil Rumahtangga
Profil Lembaga
Rangkuman

97
101
110
119
122

BAB 5. PENGETAHUAN, SI KAP DAN PRAKTI K M EMBURU
RENTE
M etode PSP dalam KKN
Karakteristik Para Partisipan FGD
Pengetahuan tentang KKN
Sikap terhadap KKN
Praktik dalam KKN
Rangkuman

125
126
127
136
147
155
164

BAB 6. PROSES M EMBURU RENTE
Proses M emburu Rente di Aras M ikro
Proses M emburu Rente di Aras M eso
Proses M emburu Rente di Aras M akro
Rangkuman

167
168
173
188
198

BAB 7. A LASAN M EMBURU RENTE
Alasan M emburu Rente di Aras M ikro
Alasan M emburu Rente di Aras M eso
Alasan M emburu Rente di Aras M akro
Rangkuman

201
202
206
216
220

BAB 8. DAMPAK PERI LAKU M EMBURU RENTE
Dampak Perilaku M emburu Rente di Aras M ikro
Dampak Perilaku M emburu Rente di Aras M eso
Dampak Perilaku M emburu Rente di Aras M akro
Rangkuman

223
226
232
243
258

BAB 9. M EMBURU RENTE SEBAGAI PARASI T
PEMBANGUNAN
M emburu Rente dan Teori Perilaku
M emburu Rente sebagai Sisi Gelap M odal Sosial

261
263
269

viii

Daftar Isi, Tabel, Gambar, Diagram, dan Lampiran

M emburu Rente sebagai M asalah Kelembagaan
Rangkuman

280
289

BAB 10. EPI LOG: PERGI UNTUK KEMBALI
Temuan Empiris
Implikasi

293
295
303

DAFTAR PUSTAKA

317

ix

PARASIT PEMBANGUNAN

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 3.1. Pertanyaan Penelitian, Data yang Diperlukan,
dan Cara Pengumpulan Data

80

Tabel 5.1. Pemahaman Partisipan FGD Kelompok-C
terhadap Korupsi menurut Umur, Pendidikan dan
Pekerjaan

137

Tabel 5.2. Pengetahuan Partisipan FGD Kelompok-A
tentang Kolusi menurut Umur, Pendidikan dan
Pekerjaan

140

Tabel 5.3. Pengetahuan Partisipan FGD Kelompok-B
tentang Kolusi menurut Umur, Pendidikan dan
Pekerjaan

142

Tabel 5.4. Pengetahuan Partisipan FGD Kelompok-C
tentang Kolusi menurut Umur, Pendidikandan
Pekerjaan

143

Tabel 5.5. Pengetahuan tentang Nepotisme Partisipan
Kelompok-A

145

Tabel 5.6. Pengetahuan tentang Nepotisme Partisipan
Kelompok-B

146

Tabel 5.7. Pengetahuan tentang Nepotisme Partisipan
Kelompok-C

147

Tabel 5.8. Sikap Partisipan FGD-C terhadap Korupsi

148

x

Daftar Isi, Tabel, Gambar, Diagram, dan Lampiran

Tabel 5.9. Sikap Partisipan FGD-A terhadap Kolusi

151

Tabel 5.10. Sikap Partisipan FGD-B terhadap Kolusi

152

Tabel 5.11. Sikap Partisipan FGD-C terhadap Kolusi

153

Tabel 5.12. Praktik Partisipan FGD-C dalam Korupsi

156

Tabel 5.13. Praktik Partisipan FGD-A dalam Kolusi

159

Tabel 5.14. Praktik Partisipan FGD-B dalam Kolusi

160

Tabel 5.15. Praktik Partisipan FGD-C dalam Kolusi

161

Tabel 5.16. Praktik Partisipan FGD-A dalam Nepotisme

162

Tabel 5.17. Praktik Partisipan FGD-B dalam Neoptisme

163

Tabel 5.18. Praktik Partisipan FGD-C dalam Nepotisme

164

Tabel 10.1. Tujuan dan Temuan Studi

297

Tabel 10.2. Klasifikasi Pemburu Rente menurut Modus
dan Ranah

309

xi

PARASIT PEMBANGUNAN

DAFTAR GAM BAR

Halaman
Gambar 1.1 Satu Konsep Hubungan antara Bidang Publik
dan Privat (Public and Private Spheres) dalam
M asyarakat Sipil

18

Gambar 2.1 Biaya Sosial dari M onopoli dan Pencurian

33

Gambar 4.1. Jumlah KK menurut RT di Kampung
Papringan Tahun 2010

103

Gambar 4.2 Distribusi Rumahtangga Tercacah menurut
RT di Kampung Papringan Tahun 2010

110

Gambar 4.3. Proporsi Rumahtangga Tercacah menurut
RT di Kampung Papringan Tahun 2010

111

Gambar 4.4. KK Tercacah menurut Agama yang Dianut
di Kampung Papringan Tahun 2010

115

Gambar 4.5. Jumlah Organisasi yang Diikuti oleh
Rumahtangga Tercacah di Kampung Papringan
Tahun 2010

120

Gambar 5.1. Umur Partisipan FGD di
Papringan Tahun 2010 & 2012

Kampung
128

Gambar 5.2. Umur Partisipan FGD di
Papringan menurut Kelompok FGD

Kampung

Gambar 5.3. Partisipan FGD menurut Pendidikan yang
Ditamatkan di Kampung Papringan

xii

129

130

Daftar Isi, Tabel, Gambar, Diagram, dan Lampiran

Gambar 5.4. Pendidikan Partisipan menurut Kelompok
FGD

131

Gambar 5.5. Partisipan FGD menurut Pekerjaan di
Kampung Papringan

133

Gambar 5.6. Pekerjaan Partisipan menurut Kelompok
FGD di Kampung Papringan

133

Gambar 5.7. Partisipan FGD menurut Lama Tinggal

134

Gambar 5.8. Lama Tinggal Partisipan menurut Kelompok
FGD

135

Gambar 5.9. Sikap Para Partisipan FGD terhadap Kolusi

150

Gambar 5.10. Sikap Para Partisipan FGD terhadap
Nepotisme

155

Gambar 5.11. Praktik para Partisipan FGD dalam Kolusi

158

Gambar 5.12. Praktik Para Partisipan FGD dalam
Nepotisme

162

Gambar 9.1. M odel Bandura tentang Pengaruh Timbal
Balik antara Tingkah Laku, Faktor M anusia dan
Kognitif, dan Lingkungan

264

Gambar 9.2. Bentuk dan Cakupan M odal Sosial

274

Gambar 9.3. Perilaku M emburu Rente sebagai M asalah
Kelembagaan

282

xiii

PARASIT PEMBANGUNAN

DAFTAR DI AGRAM

Halaman
Diagram 2.1. Proses M emburu Keuntungan (Profit
Seeking) dan M emburu Rente (Rent Seeking)

38

Diagram 2.2. Teori M emburu Rente dalam Buku “40
Years of Research on Rent Seeking” menurur
Tema dan Subtema

43

Diagram 2.3. Terapan dari Teori M emburu Rente
dalam Buku “40 Years of Research on Rent
Seeking” menurut Tema dan Subtema

51

Diagram 8.1. Dampak Penerbitan Dokumen Asli tapi
Palsu (ASPAL) pada Pembangunan Bidang
Terkait

247

Diagram 9.1. Perilaku M emburu Rente sebagai Sisi
Gelap M odal Sosial

279

xiv

Daftar Isi, Tabel, Gambar, Diagram, dan Lampiran

DAFTAR LAM PIRAN

Halaman
Lampiran 2.1. Dua Puluh Dua Artikel yang
Diterbitkan dalam “Toward a Theory of the Rent
Seeking Society”.

335

Lampiran 2.2. Empat Puluh Delapan Artikel yang
Diterbitkan dalam “40 Years of Research on Rent
Seeking 1: Theory of Rent Seeking”.

339

Lampiran 2.3. Empat Puluh Enam Artikel yang
Diterbitkan dalam “40 Years of Research on Rent
Seeking 2: Application: Rent Seeking in
Practice”.

347

xv

KATA PENGANTAR

Kegundahan

hati atas kurang sedapnya aroma Indonesia di
udara jagad raya akibat pemerintahan otoriter yang penuh dengan
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) sudah lama diprihatinkan oleh
banyak orang, termasuk saya. Tetapi baru saya ungkapkan secara
publik dalam suatu Lokakarya Fakultas tempat saya bekerja pada
September 20031 melalui paper berjudul “M emperbaiki Inner Beauty
Perguruan Tinggi Indonesia”. Kesempatan itu saya peroleh dari
pimpinan fakultas saat itu, yaitu Dekan, Dra. Salamah W ahyuni, SU
dan Pembantu Dekan I, Drs. Atmaji, M M, yang meminta saya untuk
memaparkan suatu pemikiran dalam Bidang Pengajaran.
Inti dari paper saya itu adalah suatu kritik yang sebenarnya
sangat tajam atas betapa buruknya kinerja para pengajar di Lembaga
Pendidikan Tinggi Indonesia pada umumnya, dan di Fakultas tempat
saya bekerja pada khususnya. Kritik atau lebih tepatnya otokritik itu
berupa sebuah proposisi tentang ‘Tipologi Pengajar’ yang
mengombinasikan antara kepintaran dan kemoralan ke dalam suatu
kuadran, yang secara hipotetis menghasilkan empat kelompok
pengajar, yaitu Pengajar Bermoral dan Pintar (PBP), Pengajar Bermoral
Kurang Pintar (PBKP), Pengajar Kurang Bermoral Pintar (PKBP) dan
Pengajar Kurang Bermoral Kurang Pintar (PKBKP). Secara normatif,
orang-orang yang direkrut untuk menjadi pengajar (atau aparat negara
secara umum) seharusnya adalah dua kelompok pertama. Tetapi
faktanya, kedua kelompok terakhirlah yang mendominasi. Itulah
proposisi saya tentang mengapa kualitas pendidikan (tinggi) serta mutu
penyelenggara negara di Indonesia relatif rendah.
Kepada Ibu Salamah dan Bapak Atmaji itulah, pertama-tama,
ucapan terima kasih ini saya pantas sampaikan. Karena, tanpa
1 Momentum itu, saya kira, sangat dipengaruhi oleh kenyataan atas tumbangnya
pemerintahan otoriter Orde Baru di I ndonesia pada tahun 1998, yang telah menjadikan
kebebasan akademik semakin lebih dimungkinkan.

PARASIT PEMBANGUNAN

kesempatan yang beliau berdua berikan dalam forum itu, saya mungkin
belum memikirkan dan menghasilkan “Tipologi Pengajar” itu. Ia
menjadi embrio bagi lahirnya studi tentang “Perilaku M emburu Rente
sebagai Parasit Pembangunan” sekarang ini.
Dalam proses selanjutnya, topik tentang memburu rente, yang
disederhanakan padanannya dengan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
(KKN) ini, sempat berebut perhatian (saya) dengan tema tentang
kemiskinan dan perilaku kelahiran, untuk menjadi topik disertasi saya.
Namun, persaingan, atau tepatnya dilema, itu tidak berlangsung lama.
M elalui proses diskusi panjang dengan kawan seangkatan, khususnya
Simon Pieter Soegijono (lulus 2011), M amik Indriyani (lulus 2013), dan
Boediyo Soepono (kini almarhum) dalam M ata Kuliah M etodologi
Penelitian Kualitatif pada Semester Februari – Agustus 2008, serta,
tentu saja, didorong oleh Prof. Dr. Kutut Suwondo, M S. (kini
almarhum), M arthen L. Ndoen, SE., MA., PhD., dan M arwata, SE.,
M Si., PhD., tema tentang “perilaku memburu rente” itulah yang
akhirnya saya pilih menjadi disertasi. M ulai 2008 sampai 2012 beliau
bertiga ini menjadi promotor dan kopromotor disertasi saya, yang
kemudian berubah sedikit komposisinya menjadi M athen L Ndoen,
SE., MA., PhD., M arwata, SE., M Si., PhD., dan Dr. Pamerdi Giri
W iloso, M Si., setelah wafatnya Prof. Kutut di tahun 2012.
Dibimbing oleh keempat promotor ini terasa seperti
didampingi oleh rekan seperjalanan. M eskipun memiliki ‘gaya’
uniknya sendiri-sendiri, masing-masing promotor dan kopromotor ini
selalu berusaha memahami alur pikir saya. Beliau masing-masing
secara kritis bertanya tentang pandangan dan keyakinan saya, yang
tidak jarang, bukan pada tempatnya. Pak Kutut banyak memerhatikan
ekspresi tulisan, sehingga saya yang seorang editor jurnal ilmiah pun
mendapatkan masukan yang luar biasa, terutama dalam hal ketelitian.
Kami setipe dalam berpandangan bahwa “pemikiran yang baik harus
diekspresikan dalam tulisan yang baik pula”. Karena hanya dengan cara
demikian pembaca bisa menangkap apa yang dimaksud oleh penulis.
Pak M arthen banyak memberi masukan tentang berbagai paradigma
pemikiran dan paradigma penulisan, yang sering mendorong saya
untuk merenungkan lebih lanjut tentang berbagai pemikiran itu.
xviii

Kata Pengantar

Kompleksitas pemikiran beliau sangat menstimulasi saya untuk
semakin menonjolkan unsur kemultidisiplinan karya tulis saya. Pak
M arwata banyak memberi contoh bagaimana menganalisis data
kualitatif secara sistematis, mulai dari diskripsi empiris sampai
interpretasi teoritis. Latar belakang akuntansi tampaknya menjiwai
beliau untuk selalu menawarkan solusi praktis ketika saya menghadapi
kebingungan dalam mengabstraksi suatu konsep. Pak Pamerdi
melengkapi semua cara pandang kami itu dengan perspektif studi
pembangunan yang multi disiplin, yaitu pembangunan yang
seharusnya ramah terhadap manusia dan terhadap lingkungan. Pak
Pam sangat menekankan bahwa para aktor memburu rente bukan
hanya parasit, tetapi bahkan predator yang menerkam ‘pembangunan’
sebagai korbannya.
Dengan kontribusi masing-masing seperti itu beliau berempat
membawa saya kembali ke jalur yang seharusnya saya jalani. Ketika
saya mengalami kemandekan, baik karena jenuh atau ‘kelelahan’,
beliau berempat tetap sabar untuk mendorong, memberikan semangat
dengan mengatakan: “kalau kawan yang lain bisa, saya juga bisa”. Para
mentor saya itu memberi kebebasan untuk menelusuri berbagai lorong
untuk menemukan “sesuatu” apa pun dan makna apa pun. M eskipun,
tidak jarang sesuatu dan makna yang saya angkat itu ternyata tidak
relevan dan tidak signifikan atau sarat dengan bias-bias personal. Para
wasit saya itu membiarkan, atau tepatnya membuat, saya menemukan
jawaban yang saya cari, meskipun beliau berempat sebenarnya sudah
memilikinya lewat studi dan pengalaman beliau masing-masing. Di
banyak kesempatan, di dalam kelas, di ruang diskusi, di forum seminar,
beliau berempat tidak tampak tersinggung ketika saya menyampaikan
argumentasi yang tidak jarang bertentangan dengan pendapat atau
pandangan beliau. Dari keempat promotor ini saya belajar bagaimana
menghargai kebebasan akademik. Pak W ondo, Pak M arthen, Pak
M arwata, dan Pak Pam, thank you very much for being my mentors.
M aaf apabila saya telah mengecewakan bapak berempat, karena tidak
mampu mengelaborasi ide-ide bapak semua dalam karya tulis ini, dan
tidak bisa menyelesaikan disertasi ini secepat yang bapak-bapak
harapkan.
xix

PARASIT PEMBANGUNAN

Namun, saya salah kalau penghargaan terhadap kebebasan
akademik dan norma ilmiah itu hanya dijunjung tinggi oleh beliau
berempat, para promotor saya itu. Para civitas academica UKSW ,
secara umum, dan pengajar di kelas Program Doktor Studi
Pembangunan Angkatan IV tahun 2007/08 seperti Prof. Liek W ilardjo,
PhD., Prof. Dr. Kris H. Timotius, Prof. Daniel D. Kameo, SE., MA.,
PhD., Prof. Dr. Ir. Sony H. Priyanto, M M., Dr. Soegeng Hardiyanto,
Dr. Agus Ign. Kristijanto, Ir. Rully Adi Nugroho, M Sc., PhD., juga
sangat terbuka terhadap siapa saja, termasuk mahasiswa. Kepada para
pengajar ini saya mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan
yang tinggi. Para pengajar ini meneguhkan proposisi saya tentang
“Tipologi Pengajar”, meski sedikit atau banyak, proposisi itu juga
menyinggung atau tepatnya peringatan bagi beliau semua untuk tidak
hanya semata-mata menjadi pengajar, tetapi lebih-lebih manjadi
pendidik. Beberapa pengajar berikut perlu saya apresiasi secara khusus
karena impresi pribadi saya yang mendalam.
Pertama, Prof. Kameo. Dalam berinteraksi dengan mahasiswa,
beliau selalu friendly, ramah dan tentu tidak menjaga jarak. Beliau
tidak jarang meminjamkan buku untuk difotokopi. Ketika mengkritik
dan bertanya, terdengar dan terasa halus, tidak menyalahkan, lebih
terkesan sebagai membantu, meskipun beliau adalah salah seorang
penguji saya. Pak Kameo tampaknya selalu berusaha untuk berempati
dengan keterbatasan atau kesulitan siapa pun. Suatu hari, kami
berpapasan di lift, ketika saya mau pulang dan beliau mau mendatangi
suatu ujian terbuka.
“Belum mulai kok sudah turun?” tanya pak Kameo.
“Saya mau pulang pak. Sudah bersusah payah dari Solo ke Salatiga,
eh...sampai di sini tidak dianggap sebagai undangan”, jawab
saya.
“Kenapa? tanya pak Kameo lebih lanjut.
“Buktinya...saya tidak diberi bukunya”, jawab saya terus terang.
“Tunggu sebentar”, kata beliau kemudian.

Saya tahu Pak Kameo mendatangi meja tamu untuk meminta
buku untuk saya, tetapi saya terlalu angkuh untuk menunggu, apalagi
xx

Kata Pengantar

membatalkan niat saya untuk pulang. Pak Kameo, you are such a good
lecturer. Thank you for all you have done to us, and more specifically
to me.
Kedua, Dr. Gatot Sasongko, SE., M Si. Kerendahhatian dan
ketelitian pak Gatot sangat mengesankan saya. Ketika menguji saya
pertama kali dalam Ujian Proposal, beliau baru saja menyelesaikan
studi doktornya, yang berparadigma deduktif kuantitatif, di Universitas
Diponegoro Semarang. Saya ingat komentar pertama yang beliau
sampaikan dalam ujian itu adalah tentang ‘sampling yang seharusnya
bersifat acak dan representatif, supaya hasilnya bisa digeneralisasi’.
Saya merasa kurang taktis waktu itu, ketika mengatakan, secara polos,
bahwa pertanyaan beliau yang berada dalam paradigma deduktif
kuantitatif itu tidak cocok untuk mempersoalkan rancangan studi saya
yang bersifat induktif kualitatif. Jawabab saya itu menurut ungkapan
Jawa disebut “bener ning ora pener”. M aaf ya pak Gatot atas kenaifan
saya itu. Pernyataan itu, bagaimana pun, telah mencerahkan kami
berdua. Di satu sisi, saya harus presentasi dengan struktur yang baik,
jelas dan lengkap, meskipun singkat, dan sebaliknya pak Gatot juga
telah mengubah perspektif deduktifnya dengan perspektif induktif,
sehingga kami berdua sudah bisa ‘tune in’ dalam mempersoalkan
berbagai kasus dalam karya tulis ini. Terima kasih pak Gatot atas
ketelitian dan pandangan positifnya sehingga pertanyaan, kritik dan
sarannya telah membantu perbaikan tulisan ini.
Ketiga, Neil Semuel Rupidara, SE., M Sc., Ph.D atau kami
panggil Pak Neil. Saya mengenal Pak Neil tidak lama sebelum beliau
menjadi penguji disertasi saya. Impresi saya terhadap beliau dalam
beberapa kali pertemuan hanyalah orangnya pendiam, no more no less.
Orang pendiam memang susah ditebak, oleh karena itu orang Jawa
dulu menggambarkan orang pendiam sebagai “nggembol watu item”.
Penggambaran itu akhirnya saya buktikan di dalam ujian tertutup
tanggal 30 Oktober 2013. Pak Neil mengajukan beberapa pertanyaan
sederhana, tetapi sangat mendasar, dan lebih celaka lagi, saya tidak bisa
menjawabnya secara meyakinkan. Akhirnya, beberapa pertanyaan itu
menjadi masukan bagi perbaikan karya tulis saya. Terima kasih Pak
xxi

PARASIT PEMBANGUNAN

Neil atas ketelitiannya untuk mengingatkan saya pada inti penelitian
ilmiah yang saya laporkan.
Keempat, Dr. Soegeng. Kenonformalan Pak Soegeng, dan dosen
umumnya, dan pandangan-pandangannya yang filosofis, tidak jarang
memprovokasi saya untuk menyampaikan pendapat, yang tidak jarang
berseberangan dengan beliau. Saya yang hanya berusaha berfikir secara
logis-empiris2, karena tidak berlatarbelakang filosofis, sering kali harus
terkesan berkonfrontasi dengan pak Soegeng yang normatif filosofis.
Pernah misalnya di suatu diskusi kelas beliau mengkritik pak Harto
dan Orde Baru, lalu saya mengatakan bahwa kita semua adalah produk
Orde Baru, hanya ada yang menyadarinya dan ada yang tidak. Dengan
berbagai cara Pak Sugeng memang selalu memancing orang lain untuk
menunjukkan argumentasi dan sikapnya terhadap suatu diskursus yang
sedang dibahas. Pak Sugeng juga sangat terbuka dan siap membantu
mahasiswa. Pernah, ketika mengumpulkan paper akhir untuk M ata
Kuliah yang beliau ampu, saya meminta beliau untuk
mengembalikannya disertai komentar, karena paper itu akan saya
terbitkan di suatu jurnal ilmiah, dan seperti diharapkan beliau
memenuhinya. Terima kasih Pak Soegeng ya. I am so greatful for
knowing somebody like you.
Kelima, Prof. Liek W ilardjo. Saya mengenal Pak Liek jauh hari
sebelum studi di UKSW , melalui tulisan-tulisan beliau di Kompas.
Beliau adalah role model saya sebagai ilmuwan. Tetapi, saya sempat
kecewa terhadap Pak Liek atas sikap super protektifnya terhadap
mahasiswa bimbingannya. Di dalam suatu seminar, saya berpendapat
bahwa penelitian salah seorang mahasiswanya itu memiliki signifikansi
teoritis yang sangat luar biasa, tetapi signifikansi empirisnya sangat
kurang, sebagai akibat dari kekeliruan dalam implementasi
metodologisnya (hal ini bukan hanya kesalahan mahasiswa sendiri,
bukan?!). Pak Liek dan saya sempat beradu argumentasi sedikit (mana
saya pantas?) tentang “celah” itu dan sebagai jalan keluar saya
mengusulkan penambahan satu kata saja dalam judul disertasinya,
2 Bukankah ciri keilmiahan dari suatu argumen itu terletak pada logico-empirico (logisempiris) itu? Oleh karena itu, saya berharap bahwa perbedaan perspektif itu untuk
saling melengkapi (komplementatif).

xxii

Kata Pengantar

tetapi, serta merta, ditolak di dalam forum itu. Kata beliau: “niat
peneliti tidak harus selalu bisa diimplementasikan dalam praktik”. Di
dalam hati saya sangat kecewa, karena usul saya itu sebenarnya untuk
mempertahankan integritas beliau (saya tahu beliau tidak perlu
pembelaan) dan membantu mahasiswa bimbingannya. Begitulah,
“tidak ada gading yang tidak retak”, pikir saya menghibur diri.
Belakangan saya tahu bahwa Pak Liek akhirnya mengakui kebenaran
dan mengakomodasi usulan saya. Thank you pak Liek for being honest.
Kemauan atau pandangan Pak Liek memang sering tidak tertangkap
dengan tepat oleh mahasiswa, sehingga saya juga pernah mendapatkan
nilai yang sangat rendah untuk tugas-tugas yang beliau berikan.
Begitulah Pak Liek mendidik kami untuk menjadi pelajar yang selalu
rendah hati dan terbuka. Pak Liek, terima kasih atas teladannya dalam
mempertahankan norma-norma ilmiah, sehingga hal itu telah
menetralisir kekecewaan saya terhadap bapak. You are really a wise
scientist.
Keenam, Prof. Timotius. Sebagai pengajar dan, waktu itu
sebagai rektor, Pak Tim pernah saya “permalukan” ketika mau
mengadakan “Kuliah Kebun”, yang ternyata bertempat di suatu hotel di
Bandungan, Ambarawa. Saya berpendapat bahwa PPS Studi
Pembangunan UKSW beraliran Pembangunan Berkelanjutan, yang
berarti “Pro Poor Development”. Oleh karena itu, saya meminta
“Kuliah Kebun” dibatalkan, karena tidak sesuai dengan visi
Pembangunan Berkelanjutan yang ‘pro poor development’ itu.
Sayangnya, kawan-kawan seangkatan tidak sepaham (atau tepatnya
barangkali tidak berani?) dengan saya. M eskipun demikian, akhirnya
saya pun menghadiri “Kuliah Kebun” itu, karena semua mahasiswa lain
juga datang. Bahkan isteri saya pun mengatakan kalau “saya tidak
konsekuen”. Biarlah! Hal itu juga sebuah pelajaran yang saya peroleh
dalam studi saya itu. Terima kasih Pak Tim, karena dengan sabar sudah
mau menjadi bulan-bulanan “kemarahan” saya lewat sms yang
sebenarnya sangat tidak pantas dilakukan oleh mahasiswa di dalam
budaya yang masih sangat patriarkal feodalistis ini. I know you were at
a point of no return. Hanya saja, sampai sekarang saya masih
penasaran, karena penolakan saya atas “Kuliah Kebun” itu hanya beliau
xxiii

PARASIT PEMBANGUNAN

anggap sebagai masalah finansial, bukan masalah ideologikal. W hat a
pitty. Jangan-jangan Program Pasca Sarjana Studi Pembangunan
UKSW juga sudah lupa dengan visi atas keberadaan lembaga ini.
Kecuali untuk para promotor dan para pengajar, kredit yang
tinggi saya sampaikan juga kepada banyak orang yang menjadikan
semua material yang saya perlukan bisa terkumpul. Kelompok pertama
adalah para asisten peneliti, yaitu Caecilia, Lista, Sisca, Stefani, dan
Yulia. Lima wanita hebat ini dengan mengorbankan kenyamanan
masing-masing, telah menjelajahi kampung untuk menyensus semua
rumahtangga yang berjumlah kurang lebih 512 KK (tidak termasuk 150
KK relokasi), meskipun sampai 30 Juni 2010 ‘hanya’ berhasil mendata
61,5%, yaitu 270 rumahtangga atau sebanyak 315 KK. Tidak terlupakan
juga Yulia, yang sejak awal telah menjadi penunjuk jalan bagi
terpilihnya Kampung Papringan ini menjadi daerah penelitian. Lista
juga demikian. Dalam kesibukannya kuliah dan mengerjakan berbagai
tugas, ia masih bersedia membantu sebagai pencacah sampai-sampai
harus beristirahat beberapa hari di rumah sakit akibat kelelahannya
membantu penelitian saya. Sisca juga demikian, yang dalam keadaan
hamil muda bersedia membantu saya untuk melakukan wawancara
dengan puluhan rumahtangga, yang pasti sangat melelahkan dan
membosankan. Jerih payah merekalah yang membuat saya bisa
menyusun bab tentang modal sosial, dan sekaligus menjadi informasi
awal bagi tahap penelitian selanjutnya. Thank you all, I owe you so
much.
Kelompok kedua adalah para partisipan yang berjumlah 39
orang untuk Diskusi Kelompok Terfokus (Focus Group Discussion –
FGD) dan 8 orang untuk Interview M endalam (In-depth Interview –
II). Tujuh nara sumber, yang saya biarkan anonimus, telah
membagikan sejarah hidupnya di Kampung Papringan. M ereka juga
telah memberikan dirinya untuk menjawab semua pertanyaan yang
berhubungan dengan Pengetahuan, Sikap, dan Praktik dalam Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme. M ereka mau dan rela membagikan berbagai
cerita tentang situasi dan kondisi bagaimana tindakan KKN itu mereka
lakukan atau alami. Apalagi Pak Kukuh; beliau telah berkenan berbagi
pengalamannya menjadi korban berbagai bentuk kesalah-kaprahan di
xxiv

Kata Pengantar

dalam masyarakat. Pak Kukuh bahkan bersedia menurunkam SIM B-1
nya ke A hanya untuk menunjukkan kepada saya kalau proses
penerbitan SIM di Kota Adikarta tidak berubah selama 35 tahun.
Kepada 47 orang nara sumber ini saya sungguh berhutang budi dan
menyampaikan rasa terima kasih yang tidak terhingga.
Tidak bisa diabaikan juga peran sebuah Kedai M inum, yang
disebut W arung Hijau. Saya hampir setiap malam mangkal di sana,
berbagi cerita dengan banyak orang, menyaksikan banyak bapak yang
suka begadang main catur. Di warung itu, saya mendapatkan banyak
pertanyaan untuk ditindaklanjuti atau pun memperoleh jawaban
terhadap persoalan yang masih mengganjal dari wawancara atau
obrolan dengan anggota komunitas sebelumnya. Pak Sabar, pemilik
warung itu, telah membantu melancarkan penelitian saya, termasuk
membuatkan kamar di rumahnya untuk saya tinggali. Terima kasih
banyak pak Sabar atas keterbukaannya untuk menerima saya.
Selama proses perencanaan, pelaksanaan dan pengolahan serta
penulisan hasil penelitian saya sangat dibantu oleh pimpinan Jurusan
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebalas M aret
Surakarta (EP-FE-UNS), yaitu Drs. Kresno Sarosa Pribadi, M Si dan Dra.
Izza M afruhah, M Si., dan pimpinan Pusat Penelitian Kependudukan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada M asyarakat Universitas
Sebelas M aret Surakarta (PPK-LPPM -UNS), Dra. Endang Sahir, M Sc.,
dan Rahayu Subekti, SH., M H. Pimpinan Jurusan telah membebaskan
saya dari tugas mengajar selama studi. M ereka menginisiasi dua kali
Seminar Jurusan khusus untuk saya, pada 30 M ei 2009 untuk
membahas proposal disertasi dan 29 November 2012 untuk
memaparkan hasil studi saya. Kedua lembaga ini juga telah
menyisihkan dana penelitian Jurusan EP dan PPK untuk membantu
biaya penelitian saya. Pada tahap akhir penulisan disertasi, saya juga
mendapat pinjaman laptop (ketika laptop saya rusak mainboard-nya)
pada saat yang tepat, dari pimpinan Fakultas Ekonomi, melalui Dr.
W isnu Untoro, M Si dan Drs. M uhammad Agung Prabowo, PhD. Ketiga
lembaga itu telah mengalokasikan bantuan kepada saya, yang tidak
berhasil saya peroleh dari Dikti atau pun sumber lain. Kepada Dekan
dan Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi, para kolega di Jurusan
xxv

PARASIT PEMBANGUNAN

Ekonomi Pembangunan dan anggota peer group PPK-LPPM -UNS, saya
menyampaikan rasa terima kasih. Anda semua telah membantu
meringankan beban saya dengan satu dan lain cara. Untuk semua
uluran tangan itu saya mengucapkan banyak terima kasih.
Di Fakultas Ekonomi UNS saya juga berterima kasih secara
khusus kepada semua kolega, khususnya Drs. BRM . Bambang Irawan,
M Si., yang meminjami buku “Indonesia: The Rise of Capital”-nya
Richard Robison, Dr. AM . Susilo, M Sc., yang telah memberi fotokopi
referensi (Institutions, Contracts and Organizations-nya Claude
M enard). Demikian pula kepada Heru Agustanto, SE., M E., partner
saya dalam mengelola Jurnal Perspektif Ekonomi, dan Drs. Bambang
Sarosa, M Si, yang tidak hanya telah meminjami banyak buku, tetapi
juga selalu bersedia mendengarkan keluh kesah saya, serta membantu
memecahkan berbagai masalah yang saya hadapi. Terima kasih Pak
BRM, Pak Sus, Pak Heru & Pak Bambang atas keterbukaannya.
Pada tahap akhir studi, saya sangat terbantu oleh keterampilan
M bak Ayu dalam mengorganisasi semua yang saya perlukan. M engatur
waktu konsultasi dengan promotor, menentukan hari dan jam untuk
ujian, baik Kelayakan, Tertutup, maupun Terbuka, telah dikerjakan
oleh mbak Ayu dengan luar biasa. Saya sungguh berterima kasih atas
semua itu. Dalam kesempatan ini saya juga berterima kasih kepada
M bak Raras yang telah mengatur penerbitan karya tulis ini. Semoga
buku ini layak disimpan sebagai dokumen yang berharga.
Tidak ketinggalan, terima kasih penuh syukur dan cinta, yang
sebenarnya jarang terucap, saya sampaikan kepada M aria Sri
Siswantini, ibu yang melahirkan, membesarkan, dan menghantar
empat anaknya, termasuk saya, untuk menjadi guru. M eskipun hanya
berpendidikan terbatas (lulus SD), beliau dengan berbagai
keterbatasannya telah menghantarkan kami berempat menjadi orangorang yang bermanfaat. Semoga kami benar-benar menjadi orangorang yang pantas “digugu lan ditiru”.
Last but not least, puji syukur yang tidak ada habisnya atas
anugerah Tuhan yang paling istimewa, yaitu Caecilia, isteri yang telah
dengan setia mendampingi saya selama 30 tahun. Ia telah melahirkan,
xxvi

Kata Pengantar

mengasihi, mengasuh dan mengasah dua anak perempuan kami, Sylvia
dan Stefani, yang kini sedang berjuang utuk menjadi sarjana yang
unggul di bidangnya masing-masing. Isteri dan anak-anak saya ini
telah berkorban secara luar biasa dalam mendampingi saya untuk
menyelesaikan studi S-3, baik di Australia tahun 1993-1998 maupun di
UKSW tahun 2007-2013 ini. M ereka dengan rela hati mengorbankan
kenyamanannya, dengan hidup secara pas-pasan bahkan cenderung
kurang, demi selesainya studi saya ini. Oleh karena itu, ketiga orang
tercinta ini, layak dan pantas untuk menikmati kegembiraan ini. Untuk
Sylvia,...tetaplah tekun seperti biasanya untuk mengoptimalkan
potensimu di Universitas Cornell sana, dan untuk Stefani,...jadilah
psikolog handal seperti yang kamu cita-citakan di Universitas Gadjah
M ada sana. Thank you all, I love you and God bless you always.
Akhirnya, bapak, ibu, dan saudara yang terberkati, saya merasa
kalau kita sekarang ini berada dalam suatu metafora yang dituliskan
oleh M atius 9: 1-8 tentang “Orang Lumpuh Disembuhkan”. Saya adalah
si lumpuh yang terbaring di atas tilam. Anda semua, baik yang telah
disebutkan maupun yang belum, yang ada di sini maupun di tempat
lain, adalah orang-orang yang telah bersusah payah dengan kritik dan
saran, pertanyaan dan jawaban, tenaga dan biaya serta doa, membawa
saya kepada Sang Penyembuh. Hari ini, di sini, saat ini adalah hari
penyembuhan itu, hari bagi saya yang lumpuh (berusaha memperoleh
gelar PhD) sejak tahun 1993 akhirnya memperoleh kesembuhan
(lulus), setelah 20 tahun berlalu. M aka tugas panggilan saya selanjutnya
adalah memuliakan Sang Penyembuh itu melalui hidup dan karya saya
sehari-hari, demi gereja dan tanah air (pro ecclesia et patria), seperti
tertulis dalam M atius 9: 6 itu. Ijinkan saya mengartikan ayat itu
sebagai: “Bangunlah, angkatlah ‘beban’ kenyamananmu dan kembalilah
ke habitatmu sebagai pengajar yang patut ‘digugu lan ditiru’!”. Semoga
Tuhan senantiasa memberkati semua niat baik kita semua, Amin.
Salatiga, Oktober 2013
W ritten with love,
Vincent(ius) Hadi W iyono
xxvii

ABSTRACT

This study investigated a phenomenon that locally called Salah
Kaprah, in the forms of corruption, collusion and nepotism (CCN) or
rent seeking behavior (RSB). Salah Kaprah is a kind of tolerated wrongdoing that is repeated until the wrong is perceived as right, and in the
end this behavior is taken for granted. The CCN or RSB in Kampung
Papringan and in Adikarta City has proved that such wrong-doing
behavior has been happening.

There were 2 to 3 ordinal motives or reasons for the rent
seekers to involve in the CCN or RSB, namely survival motive, comfort
motive, and hedonic motive. These 3 classes of motives represented
low, medium, and high levels of rent seekers’ social and economic
statuses (SES). These motives could be traced back from the history of
human kind who always fought for getting statuses in their social
space, through the possession of some or all of many forms of capital –
economic, social, cultural, and symbolic. This natural human motive
has encouraged people to chose more pragmatic means of getting or
doing things. This means was represented by 3 keywords of ‘light, easy,
and quick ’ so that people tend to behave according to the ‘light, easy,
and quick’ paths even though they had to break the laws.
The wrong-doing behavior, like any other behavior, was
practiced by individuals in the process of modeling or imitation. Thus,
the CCN or RSB, ceteris paribus, might initially be experienced by an
individual and when succeeded, then repeated again and again. The
success attracted others to imitate. Remember that the ‘light, easy, and
quick’ behavior was easier to copy than the ‘hard, difficult, and long’
behavior mandated by any standard operating procedure (SOP). So, the
Salah Kaprah has eventually become common practices.
That is not all. To increase their production scale, the CCN or
RSB was then undertaken in groups of family and relatives, friends,
members of any associations or organizations. This was to improve

PARASIT PEMBANGUNAN

their bargaining position in the games (CCN or RSB) they were
playing. They developed an ‘in-group’ mentality as oppose to the other
as ‘out-group’, because the CCN or RSB was a kind of clandestine
activity or black market operation. So that norms of trust and
reciprocity adopted within group was more specialized than
generalized. Specialized trust and reciprocity was good in building
bonding social capital between members of the group, but bad for
those who were ‘out-group’. This was why the CCN or RSB was an
activity in the dark side of social capital , because the social capital
being used by the group produced social costs.
Finally, the continuing wrong-doing eventually evolved to
becoming one of many social values in the cultural sphere. This new
evolving values joint perfectly with materialism, consumerism, and
hedonism brought by economic, social and cultural globalization, has
become a new emerging values. Then, the CCN or RSB found a new
modern and powerful vehicle and has increased its capacity to lobby
and even insist the policy makers to accommodate their interests into
policies they were promulgating. W hen norms and values (informal
rules) and laws and policies (formal rules) have been interfered for
their favor, everything else could have been taken care of more easily.
The foregoing description of motives, processes, and impacts of
the CCN or RSB on development outcome of the community and the
city was a portrait of weak institutions under the present rulers. This
study indicates that new institutions needed to be initiated and
implemented resolutely in order for the community and society to be
free from any parasitic mentality of many agencies which have been
breaking the laws thus far and have been sacrificing the overall social
welfare.

*

xxx