MAKALAH Pupuk

(1)

Makalah Pupuk dan Pemupukan

Pupuk UREA

Disusun oleh : Kelompok 1

Iin Darista Rahma Puspa Indah TH

Asrul Asrori

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO 2017


(2)

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya atas berkat rahmat dan petunjuk-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah pupuk dan

pemupukan yang berjudul “pupuk UREA “ ini dengan baik. Dengan

tersusunnya makalah ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam memahami mata kuliah pupuk dan pemupukan khususnya mengenai pupuk urea.

Makalah ini disusun secara sistematis dengan menggunakan kata-kata yang mudah dipahami sehingga lebih mudah dan cepat dipahami. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Muhammad Naim, S.P. M.P selaku dosen Mata Kuliah Pupuk dan Pemupukan yang telah memberikan tugas ini kepada kami dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca dan dosen Mata Kuliah demi perbaikan makalah ini. Demikian makalah ini disusun, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.

Palopo, 27 Mei 2017

Penyusun


(3)

HALAMAN SAMPUL... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii BAB I PENDAHULUAN

1.1... Latar Belakang... 1

1.2... Rumusan Masalah... 2

1.3... Tujuan ... 2 BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pupuk dan Pemupukan... 3 2.2. UREA... 8 2.3. Peran UREA terhadap Tanaman Jagung ... 10 BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan... 12 DAFTAR PUSTAKA


(4)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik. Material pupuk dapat berupa bahan organik ataupun non-organik (mineral). Pupuk berbeda dari suplemen. Pupuk mengandung bahan baku yang diperlukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, sementara suplemen seperti hormon tumbuhan membantu kelancaran proses metabolisme. Meskipun demikian, ke dalam pupuk, khususnya pupuk buatan, dapat ditambahkan sejumlah material suplemen.

Pemilihan jenis pupuk yang akan digunakan ditentukan oleh jumlah dan kandungan hara yang terdapat dalam pupuk, pengaruh terhadap kualitas tanaman, penentuan dosis pupuk, penentuan kebutuhan pupuk dan rekomendasi pemupukan, serta waktu aplikasi pemupukan (Gofar, 2015). Menurut Muyassir (2013), salah satu hara makro yang dibutuhkan tanaman khususnya jagung selama siklus hidupnya adalah hara nitrogen. Sumber hara tersebut dapat berasal dari pupuk sintetis atau non-organik seperti urea. Penggunaan pupuk yang efisien pada dasarnya adalah memberikan pupuk bentuk dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tanaman, dengan cara yang tepat dan pada saat yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan tingkat pertumbuhan tanaman tersebut. Tanaman dapat menggunakan pupuk hanya pada perakaran aktif, tetapi sukar menyerap hara dari lapisan tanah yang kering atau mampat.

Pemupukan merupakan salah satu usaha pengelolaan kesuburan tanah.

Pengelolaan hara terpadu antara pemberian pupuk dan pembenah akan meningkatkan efektivitas penyediaan hara, serta menjaga mutu tanah agar tetap berfungsi secara lestari. Tujuan utama pemupukan adalah menjamin ketersediaan hara secara optimum untuk mendukung pertumbuhan tanaman sehingga diperoleh peningkatan hasil panen. Efisiensi pemupukan dapat ditaksir berdasarkan kenaikan bobot kering atau serapan hara terhadap satuan hara yang ditambahkan dalam pupuk tersebut. Oleh karena, mengetahui jenis pupuk dan cara pemupukannya sangat diperlukan khususnya mengenai jenis pupuk urea.


(5)

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara pupuk bereaksi dalam tanah? 2. Apa itu pupuk urea?

3. Apa peran pupuk urea terhadap tanaman jagung? 1.3. Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini ialah :

1. Memberikan informasi kepada pembaca mengenai cara pupuk bereaksi dalam tanah

2. Memberikan informasi mengenai pengertian pupuk urea

3. Memberikan informasi mengenai peran pupuk urea terhadap tanaman jagung.

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pupuk dan Pemupukan

2.1.1 Pengertian Pupuk

Pupuk adalah suatu bahan yang digunakan untuk mengubah sifat fisik, kimia atau biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi pertumbuhan tanaman. Dalam

pengertian yang khusus, pupuk adalah suatu bahan yang mengandung satu atau lebih hara tanaman. Penggunaan materi yang berupa pupuk adalah mutlak untuk memacu tingkat produksi tanaman yang diharapkan. Seperti telah diketahui bersama bahwa pupuk yang diproduksi dan beredar dipasaran sangatlah beragam, baik dalam hal jenis, bentuk, ukuran, maupun kemasannya. Pupuk–pupuk tersebut hampir 90% sudah mampu


(6)

memenuhi kebutuhan unsur hara bagi tanaman, dari unsur makro hingga unsur yang berbentuk mikro.

Menurut hasil penelitian setiap tanaman memerlukan paling sedikit 16 unsur (ada yang menyebutnya zat) agar pertumbuhannya normal. Dari ke 16 unsur tersebut, tiga unsur (Carbon, Hidrogen, Oksigen) diperoleh dari udara, sedangkan 13 unsur lagi tersedia oleh tanah adalah Nitrogen (N), Pospor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Sulfur atau Belerang (S), Klor (Cl), Ferum atau Besi (Fe), Mangan (Mn), Cuprum atau Tembaga (Cu), Zink atau Seng (Zn), Boron (B), dan Molibdenum (Mo). Tanah dikatakan subur dan sempurna jika mengandung lengkap unsur-unsur tersebut diatas. Ke-13 unsur tersebut sangat terbatas jumlahnya di dalam tanah. Terkadang tanah pun tidak mengandung unsur-unsur tersebut secara lengkap. Hal ini dapat diakibatkan karena sudah habis tersedot oleh tanaman saat kita tidak

henti-hentinya bercocok tanam tanpa diimbangi dengan pemupukan. Kalau dilihat dari jumlah yang disedot tanaman, dari ke-13 unsur tersebut hanya 6 unsur saja yang diambil tanaman dalam jumlah yang banyak. Unsur yang dibutuhkan dalam jumlah yang banyak tersebut disebut unsur makro. Ke-6 jenis unsur makro tersebut adalah N, P, K, S, Ca, dan Mg.

2.1.2 Fungsi dan Jenis Pupuk

Fungsi pupuk adalah sebagai salah satu sumber zat hara buatan yang diperlukan untuk mengatasi kekurangan nutrisi terutama unsur-unsur nitrogen , fosfor, dan kalium. Sedangkan unsur sulfur, kalsium, magnesium, besi, tembaga, seng, dan boron

merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit (mikronutrien). Berdasarkan asal atau kejadiannya, pupuk dapat digolongkan sebagai berikut: a. Pupuk Organik

Pupuk organik adalah semua sisa bahan tanaman, pupuk hijau, dan kotoran hewan yang mempunyai kandungan Unsur hara rendah. Pupuk organik tersedia setelah zat tersebut mengalami proses pembusukan oleh mikro organisme. Selain pupuk anorganik, pupuk organik juga harus dberikan pada tanaman. Macam-macam pupuk organik adalah sebagi berikut:


(7)

Pupuk kompos adalah pupuk yang dibuat dengan cara membusukkan sisa-sisa tanaman. Pupuk jenis ini berfungsi sebagai pemberi Unsur-unsur hara yang berguna untuk perbaikan struktur tanah.

2. Pupuk Hijau

Pupuk hijau adalah bagian tumbuhan hijau yang mati dan tertimbun dalam tanah. Pupuk organik jenis ini mempunyai perimbangan C/N rendah, sehingga dapat terurai dan cepat tersedia bagi tanaman. Pupuk hijau sebagai sumber nitrogen cukup baik di daerah tropis, yaitu sebagai pupuk organik sebagi penambah unsur mikro dan perbaikan struktur tanah.

3. Pupuk kandang

Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan. Kandungan haradalam puouk kandang rata-rata sekitar 55% N, 25% P2O5, dan 5% K2O (tergantung dari jenis hewan dan bahan makanannya). Makin lama pupuk kandang mengalamai proses pembusukan, makin rendah perimbangan C/N-nya.

b. Pupuk Anorganik

Pupuk anorganik atau pupuk buatan (dari senyawa anorganik) adlah puuk yang sengaja dibuat oleh manusia dalam pabrik dan mengandung Unsur hara tertentu dalam kadar tinggi. Pupuk anorganik digunakan untuk mengatasi kekurangan mineral murni dari alam yang diperlukan tumbuhan untuk hidup secara wajar. Puuk anorganik dapat menghasilkan bulir hijau dan yang dibutuhkan dalam proses fotosintesis. Berdasarkan kandungan unsur-unsurnya, pupuk anorganik digolongkan sebagai berikut :

1. Pupuk Tunggal

Pupuk tunggal yaitu pupuk yang mengandung hanya satu jenis unsur hara sebagai penambah kesuburan. Contoh pupuk tunggal yaitu pupuk N, P, dan K.

a. Pupuk Nitrogen

Nitrogen diserap tanaman dalam bentuk ion nitrat (NO3- ) dan ammonium (NH4+). Sebagian besar nitrogen diserap dalam bentuk ion nitrat karena ion tersebut

bermuatan negatif sehingga selalu berada didalam larutan tanah dan mudah terserap oleh akar. Karena selalu berada didalam larutan tanah, ion nitrat lebih mudah tercuci oleh aliran tanah. Sebaliknya, ion ammonium bermuatan positif sehingga terikat oleh koloid tanah. Ion tersebut dapat dimanfaatkan oleh tanaman setelah melalui proses pertukaran kation. Karena bermuatan positif ion ammonium tidak mudah hilang oleh proses pencucian. Nitrogen dapat kembali ketanah melalui pelapukan sisa makhluk


(8)

hidup (bahan organik). Nitrogen yang berasal dari bahan organik ini dapat dimanfaatkan oleh tanaman setelah melalui tiga tahap reaksi yang melibatkan aktivitas mikroorganisme tanah. Tahap reaksi tersebut sebagai berikut :

1) Penguraian protein yang terdapat pada bahan organik menjadi asam amino. Tahap ini disebut aminisasi.

2) Perubahan asam-asam amino menjadi senyawa-senyawa ammonia (NH3) dan ammonium (NH4). Tahap ini disebut reaksi amonifikasi.

3) Perubahan senyawa ammonia menjadi nitrat yang disebabkan oleh bakteri Nitrosomonas dan Nitrosococus. Tahap ini disebut reaksi nitrifikasi.

b. Pupuk Fosforus

Fosfor diserap tanaman dalam bentuk H2PO4-, HPO4, dan PO4 akan tergantung dari nilai pH tanah. Fosfor sebagian besar berasal dari pelapukan batuan mineral alami, sisanya dari pelapukan bahan organik. Walaupun sumber fosfor didalam tanah mineral cukup banyak tanaman masih bisa mengalami kekurangan fosfor. Pasalnya, sebagian besar fosfor terikat secara kimia oleh unsur lain menjadi senyawa yang sukar larut didalam air. Mungkin hanya 1% fosfor yang dapat dimanfaatkan tanaman. Fosforus (P) bagi tanaman berperan dalam proses:

- respirasi dan fotosintesis - penyusunan asam nukleat

- pembentukan bibit tanaman dan penghasil buah.

- Perangsang perkembangan akar, sehingga tanaman akan lebih tahan terhadap kekeringan, dan,

- Mempercepat masa panen sehingga dapat mengurangi resiko keterlambatan waktu panen.

Unsur fosfor diperlukan diperlukan dalam jumlah lebih sedikit daripada Unsur nitrogen. Fosfor diserap oleh tanaman dalam bentuk apatit kalsium fosfat, FePO4, dan AlPO4.

c. Pupuk Kalium

Seperti Unsur hara lainnya, kalium bukanlah komponen dari protein, karbohidrat atau beberapa substansi lainnya didalam tumbuhan. Kalium dengan mudah diserap oleh akar tanaman. Dan sebagian besar ion kalium (K+) disimpan didalam sel tumbuh-tumbuhan. Ion-ion K+ didalam air tanah dan ion-ion K+ yang diadsorpsi,


(9)

dapat langsung diserap. Disamping itu tanah mengandung juga persediaan mineral tertentu dalam bentuk berbagai macam silikat, dimana kalium membebaskan diri sebagai akibat dari pengaruh iklim. Persediaan kalium didalam tanah dapat berkurang karena tiga hal, yaitu pengambilan kalium oleh tanaman, pencucian kalium oleh air, dan erosi tanah. Biasanya tanaman menyerap kalium lebih banyak dari pada unsur hara lain kecuali nitrogen. Beberapa jenis tanaman khususnya rumput-rumputan dan kacang-kacangan akan terus menyerap kalium diatas kebutuhan normal. Kejadian ini disebut luxury consumption. Sering terjadi pada pemupukan kalium dengan dosis tinggi

Fungsi kalium bagi tanaman adalah

- Mempengaruhi susunan dan mengedarkan karbohidrat di dalam tanaman. - Mempercepat metabolisme Unsur nitrogen,

- Mencegah bunga dan buah agar tidak mudah gugur. 2. Pupuk Majemuk

Pupuk majemuk yaitu pupuk yang mengandung lebih dari satu unsur hara yang digunakan untuk menambah kesuburan tanah. Contoh pupuk majemuk yaitu NP, NK, dan NPK. Pupuk majemuk yang paling banyak digunakan adalah pupuk NPK yang mengandung senyawa ammonium nitrat (NH4NO3), ammonium dihidrogen fosfat (NH4H2PO4), dan kalium klorida (KCL). Kadar Unsur hara N, P, dan K dalam pupuk majemuk dinyatakan dengan komposisi angka tertentu. Misalnya pupuk NPK 10-20-15 berarti bahwa dalam pupuk itu terdapat 10% nitrogen, 20% fosfor (sebagai P2O5) dan 15% kalium (sebagai K2O). Penggunaan pupuk majemuk harus disesuaikan dengan kebutuhan dari jenis tanaman yang akan dipupuk karena setiap jenis tanaman

memerlukan perbandingan N, P, dan K tertentu. Di Indonesia beredar beberapa jenis pupuk majemuk dengan komposisi N, P, dan K yang beragam Pupuk NPK adalah pupuk buatan yang berbentuk cair atau padat yang. mengandung unsur hara utama nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K). Pupuk NPK merupakan salah satu jenis pupuk majemuk yang paling umum digunakan. Pupuk NPK mempunyai berbagai bentuk, yang paling khas adalah pupuk padat yang berbentuk granul atau bubuk.

2.1.3 Pemupukan

Kesuburan tanah adalah mutu tanah untuk bercocok tanam dimana kesuburan tanah ini dapat ditaksir secara langsung berdasarkan kedaan tanaman yang teramati.


(10)

Tanah yang subur adalah tanah yang mampu menyediakan unsur-unsur hara yang lengkap. Pasalnya, tanah bukan hanya sekedar tempat berdirinya tanaman tetapi lebih merupakan sarana penyedia nutrisi ysng dibutuhkan tanaman. Tanah dikatakan tidak subur apabila unsur-unsur penunjang yang dibutuhkan tanaman tidak ada atau tidak lengkap di dalamnya. Penyebanya antara lain karena proses alam atau kelalaian manusia. Misalnya akibat erosi, penguapan, atau karena dieksploitasi secara sengaja untuk tujuan tertentu. Bahkan di daerah tertentu keberadaan beberapa unsur hara dan senyawa di dalam tanah sudah habis, untuk menghadirkan kembali unsur hara dalam jumlah cukup, perlu dilakukn pemupukan. Pemupukan merupakan satu-satunya cara yang dapat dilakukan untuk memenuhi ketersediaan unsur hara didalam tanah yang dibutuhkan oleh tanaman. Dengan adanya pemupukan tanaman dapat tumbuh optimal dan berproduksi maksimal.

Pemupukan adalah penambahan bahan berupa pupuk ke tanah agar tanah menjadi lebih subur. Bagi tanaman, pupuk sama seperti gizi makanan pada manusia. Oleh tanaman, pupuk digunakan untuk tumbuh, hidup, dan berkembang. Kandungan unsur dalam pupuk juga akan menghasilkan warna pupuk yang berlainan (Rosmarkam, 2002). Pemupukan diberikan pada tanaman untuk menambah unsur hara yang diperlukan oleh tanaman baik mikro maupun makro. Kalau tindakan pemupukan untuk menambah bahan-bahan yang kurang tidak segera dilakukan tanaman akan tumbuh kurang sempurna, misalnya menguning, tergantung pada jenis zat yang kurang. Pemupukan harus memperhatikan takaran karena kalau terlalu sedikit dapat menghambat

pertumbuhan tanaman, bila terlalu banyak bisa menyebabkan tanaman mati atau terlalu subur (Lingga dan Marsono, 2001). Bila unsur hara makro dan mikro tidak tersedia dalam jumlah yang cukup dan seimbang maka diperlukan bahan tambahan berupa pupuk, baik berupa pupuk organik maupun pupuk anorganik. Pemberian pupuk harus disesuaikan dengan status kandungan hara dalam tanah. Pemberian pupuk tanpa takaran yang jelas akan berdampak negatif pada tanah yang juga nantinya dapat dialami

tanaman (Setiadi, 2000). 2.2 UREA

2.2.1 Struktur Urea (CO(NH2)2) Gambar 2. 3. 1. 1Urea

Nama IUPAC : Diaminomethanal Rumus Molekul : (NH2)2CO


(11)

Rumus Bangun : NC(=O)N Massa Atom : 60, 07 g / mol 2.2.2 Sifat-sifat Pupuk Urea :

- Berat jenis 1, 33 × 103 kg/m3

- Kelarutan di dalam air 108 g/ 100 ml (200C) - Titik lebur 132, 7 0C (406 K)

- Keasaman (Pka) 0, 18 - Kebasaan (Pkb) 13, 82 - Kelembaban 81% (20 0C)

Urea adalah pupuk berbasis NH2 (amina) . Hidrolisis urea dalam tanah : (NH2)2CO + 2H2O ---> (NH4)2CO3

(NH4)2CO3 + 2H+ ---> 2NH4+ + CO2 + H2O

Pada kondisi tanah dengan pH tinggi, suhu dan kelembaban tanah tinggi, sebagian besar N-amonium (NH4+), yang terbentuk, diubah menjadi amonia (NH3):

NH4 + OH ---> NH3 + H2O

Ammonia adalah gas yang mudah menguap. Konsentrasi amonia yang tinggi beracun bagi akar, khususnya tanaman muda. Pada kondisi yg disebutkan diatas, N yang diaplikasikan dalam bentuk Urea, hilang ke atmosfer, sementara konsentrasi amonia yg tinggi di zona perakaran mencapai tingkat toksik. Selama hidrolisi urea, terbentuk bikarbonat (HCO3-), meningkatkan pH setempat. Pada tanaman muda, hal ini bisa menyebabkan defisiensi Fe.

Pupuk urea mengandung 45-46% nitrogen (N). Karena kandungan N yang tinggi menyebabkan pupuk ini menjadi sangat higroskopis. Urea dibuat dari gas amoniak dan gas asam arang. Sifat lainnya adalah mudah tercuci oleh air, mudah terbakar oleh sinar matahari dan bereaksi secara endoterm. Keuntungan menggunakan pupuk urea adalah mudah diserap tanaman. Selain itu, kandungan N yang tinggi pada urea sangat dibutuhkan pada pertumbuhan awal tanaman. Kekurangannya bila diberikan ke dalam tanah yang miskin hara akan berubah ke wujud atau bahan awalnya, yakni amonia dan karbondioksida yang mudah


(12)

menguap. % N urea secara teori adalah 46,666 % dapat dihitung dengan cara mengalikan 2 x Ar N/ Mr Urea x 100%.

Pupuk Urea bukan hanya untuk pertanian, tapi bisa untuk tambak, industri, makanan dan masih banyak lainnya. Makanya sangat dibutuhkan, kalau warnanya sama maka akan ada kecurangan. Pupuk berwarna disebut pupuk bersubsidi untuk menghindari kecurangan, pencurian, dan penimbunan. Pupuk Urea yang tidak berwarna disebut pupuk nonsubsidi. Kemurnian pupuk Urea dapat diketahui dengan cara % N secara praktek / % N secara teori x 100%. Berdasarkan bentuk fisiknya maka urea dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu urea prill dan urea nonprill. 1. Urea prill

Urea prill merupakan urea yang berbentuk butiran halus berwarna putih. Dibandingkan dengan bentuk lainnya, urea prill mempunyai beberapa kelebihan yakni: a. Dikenal luas di kalangan petani sehingga menjadi prioritas utama pemupukan

b. Mudah didapatkan di Koperasi Unit Desa(KUD), pengecer pupuk dan kios petani c. Harga terjangkau petani

d.Mudah diaplikasikan, yaitu dengan disebar atau dilarutkan e. Kandungan N cukup tinggi, yaitu sekitar 46%

f. Dapat digunakan untuk keperluan lain, seperti memupuk tambak, untuk campuran ransum atau pakan ternak

Selain kelebihan yang dimilikinya, urea bentuk prill mempunyai kekurangan sebagai berikut:

a. Sangat higroskopis sehingga unsur hara mudah hilang b. Sangat mudah larut sehingga unsur hara mudah dicuci

c. Mudah basah dan hancur sehingga butuh perlakuan khusus dalam penyimpanan dan packing

d. Unsur hara yang termanfaatkan hanya 30-50% saja 2. Urea nonprill

Urea nonprill terdiri dari beberapa jenis, diantaranya ialah urea ball fertilizer, urea super granule, urea briket, dan urea tablet.


(13)

Pupuk urea dengan bentuk bola-bola kecil ini memiliki daya respon cukup tinggi terhadap pertumbuhan tanaman unsur N-nya dapat dilepas secara lambat dan diikat kuat oleh partikel tanah dan kemudian akan diserap akar tanaman. b) Urea super granule (USG)

Bentuk USG hampir sama dengan urea prill hanya ukuran butirannya sedikit lebih besar. USG mampu meningkatkan produksi tanaman (padi) 3,4-20,4% lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan urea prill.

c) Urea briket

Urea briket dihasilkan dari proses pemadatan urea prill dan penyempurnaan urea granule. Bentuknya pipih seperti cakram, bersifat rapuh, mudah ecah, dan cepat lengket. Kelebihan urea briket, yaitu mudah larut dan unsur hara cepat tersedia. Sementara kekurangan urea ini diantaranya rapuh, lengket, dan harganya relatif mahal.

d) Urea tablet

Urea tablet juga berbahan dasar urea prill. Dengan proses pengempaan bertekanan tinggi, urea prill berubah bentuk mejadi tablet. Bila dibandingkan dengan urea prill, urea tablet lebih banyak memiliki keunggulan seperti efisien, gulma, mengurangi terjadinya pencemaran mikro, dan menciptakan usha baru bagi usahawan pupuk. Urea padat lebih stabil pada temperatur kamar dan juga pada tekanan atmosfer. Bila urea padat ini dipanaskan dengan mengalirkan gas ammonia pada tekanan dan suhu tertentu maka urea akan mengalami sublimasi dan terurai sebagian menjadi asam sianida dan amonium sianat. Bila urea padat dilarutkan di dalam ammonia cair akan membentuk senyawa urea-amonia yang tidak stabil dan akan terurai pada suhu di atas 450C (Kirk-Othmer, 1970).

2.3 Peran UREA terhadap Tanaman Jagung

Pupuk adalah bahan yang memberikan zat hara pada tanaman. Akhir-akhir ini telah disintesa sejumlah bentuk dari persenyawaan-persenyawaan organik menganung N (urea, cynamid). Walaupun pupuk-pupuk tersebut dalam artian kimia bersifat organik, tetapi mereka tidak berasal dari sistem kehidupan. Zat hara dalam pupuk organik alam dan beberapa organik sintetik, seperti bentuk-bentuk urea, mengalami perubahan tersedia secara lambat laun, pupuk-pupuk ini memperpanjang perioda ketersediaan hara. Hubungan antara tingkat hara dan penyerapan tanaman berbeda-beda menurut spesies


(14)

tanaman dan jenis hara. Tingkatan defisiensi menghasilkan gejala tertentu dari

kelaparan hara. Pada tingkatan lebih atasnya, walaupun gejala defisiensi mungkin belum tampak tanaman-tanaman memberikan tanggapan terhadap pemupukan dengan

kenaikan hasil atau penampilannya. Pada tingkat hara tanah yang tidak memberikan respon nyata terhadap pupuk, tanaman dapat terus-menerus menjukkan kenaikan tingkat absorpsi hara, yang dikenal dengan konsumsi mewah (luxury consumption). Pada tingkat tinggi yang secara tidak normal atau tingkat keracunan (toxic level), 16

pertumbuhan berkurang dan bahkan mungkin terjadi kematian. Tingkatan keracunan ini berbeda-beda untuk tiap hara (Harjadi, 1978).

Nitrogen merupakan unsur hara utama bagi pertumbuhan tanaman yang pada umumnya sangat diperlukan untuk pembentukan atau pertumbuhan bagian-bagian vegetatif tanaman seperti daun, batang dan akar. Namun, jika terlalu banyak terdapat dalam tanaman nitrogen juga dapat menghambat pembungaan dan pembuahan pada tanaman. Fungsi N selengkapnya pada tanaman adalah: 1. Untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman. 2. Dapat menyehatkan pertumbuhan daun, daun tanaman lebih lebar dan lebih hijau, kekurangan N menyebabkan klorosis (pada daun muda berwarna kuning). 3. Meningkatkan kadar protein dalam tubuh tanaman. 4. Meningkatkan kualitas tanaman penghasil daun-daunan. 5. Meningkatkan berkembangbiaknya mikroorganisme didalam tanah. Sebagaimana diketahui hal itu penting sekali bagi kelangsungan

pelapukan bahan organik. N diserap oleh akar tanaman dalam bentuk NO3- (nitrat) dan NH4+ (amonium).

Nitrogen organik berasal dari sisa-sisa tanaman atau sampah tanaman yang melapuk dan nitrogen buatan berasal dari pupuk buatan misalnya pupuk Urea atau ZA (Sutedjo, 2008). Kekurangan N pada tanaman jagung dapat mengakibatkan

terbentuknya garis V berwarna kuning pada daun muda. Warna kuning ini berasal dari bagian bawah dan menyebar kebagian atas daun, dan tanaman berubah menjadi hijau pucat atau kuning (Subedi dan Ma, 2009). Menurut Zhang dkk (2012) nitrogen adalah salah satu elemen penting untuk pertumbuhan tanaman, yang tidak hanya digunakan untuk pertumbuhan tanaman tapi juga perperan sebagai bagian pembangun protein. Nitrogen merupakan salah satu unsur hara utama yang diperlukan tanaman jagung dalam jumlah relatif besar. Apabila unsur N yang tersedia tinggi, klorofil yang terbentuk akan meningkat. Klorofil memiliki fungsi untuk esensial dalam proses fotosintesis yaitu berfungsi menyerap energi sinar matahari dan kemudian mentraslokasikan keseluruh


(15)

bagian tanaman. Peningkatan tinggi tanaman dan jumlah daun dapat menyebabkan pembentukan biomassa tanaman meningkat sehingga menghasilkan berat kering tanaman jagung yang tinggi (Zakariah, 2012). Ketersediaan N sebelum pembungaan (anthesis) memiliki dua efek penting untuk tanaman jagung, yaitu (1) ukuran tanaman dan (2) berat kering tanaman. N yang tinggi pada saat inisiasi bunga dapat

meningkatkan jumlah biji per tanaman dan per luas lahan (Subedi dan Ma, 2009).

BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan

Pupuk adalah suatu bahan yang digunakan untuk mengubah sifat fisik, kimia atau biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi pertumbuhan tanaman. Tanaman

memerlukan paling sedikit 16 unsur. Tanah dikatakan subur dan sempurna jika

mengandung lengkap ke 16 unsur-unsur tersebut. 6 unsur yang diambil tanaman dalam jumlah yang banyak adalah N, P, K, S, Ca, dan Mg. Fungsi pupuk adalah sebagai salah satu sumber zat hara buatan yang diperlukan untuk mengatasi kekurangan nutrisi terutama unsur-unsur nitrogen, fosfor, dan kalium. Pemupukan adalah penambahan bahan berupa pupuk ke tanah agar tanah menjadi lebih subur. Urea adalah pupuk

anorganik berbasis NH2 (amina). Pupuk urea mengandung 45-46% nitrogen (N).

Nitrogen merupakan salah satu unsur hara utama yang diperlukan tanaman jagung dalam jumlah relatif besar. Ketersediaan N sebelum pembungaan (anthesis) memiliki dua efek penting untuk tanaman jagung, yaitu (1) ukuran tanaman dan (2) berat kering tanaman. N yang tinggi pada saat inisiasi bunga dapat meningkatkan jumlah biji per tanaman dan per luas lahan.


(16)

DAFTAR PUSTAKA

Gofar, Nuni. 2015. Pupuk dan Pemupukan di Lahan Suboptimal. Jakarta : Polimedia Publishing. Hlm 45 dan 86.

Harjadi, S.S. dan S. Yahya. 1978. Fisiologi Stres Tanaman. PAU IPB, Bogor.

Kirk and Othmer. 1970. “Kirk-Othmer Encyclopedia of Chemical Technology”, Vol. 17, John Wiley and Sons, Inc., Canada.

Lingga, P, dan Marsono. 2001. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Jakarta: Penebar Swadaya Muyassir. 2013. Respon Jagung Tongkol Ganda (Zea mays L.) terhadap Pemupukan

Urea dan Kompos. J. Manajemen Sumberdaya Lahan 2, (3): 250-254. Rosmarkam, A. dan N. W. Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius.

Yogyakarta.

Setiadi, Y. 2000. Status Penelitian dan Pemanfaatan Cendawan Mikoriza Arbuskula dan Rhizobium untuk Merehabilitasi Lahan Terdegradasi. Prosiding Seminar Nasional Mikoriza I. Asosiasi Mikoriza Indonesia. Pusat Antar Universitas (PAU) Bioteknologi IPB. Badan Litbang Kehutahan dan Perkebunan. The British Council (Jakarta). Bogor. Hal : 15-23.

Subedi, KD dan B. L. Ma. 2009. Corn Crop Production : growth, Fertilization and Yield. Canada: Nova Science Publishers. 84 Hlm.


(17)

Sutedjo, Mul Mulyani. 2008. Pupuk dan Cara Pemupukan. Jakarta: Rineka Cipta Hlm 23-25.

Zakariah, Askari. 2012. Pengaruh Dosis Pemupukan Urea Terhadap Pertumbuhan dan Produksi serta Kecernaan Hijauan Jagung. (Skripsi). Universitas Gadjah mada Yogyakarta. 23 hlm.

Zhang, Jin. Zhao- Hua Li. Kun-Li. Wei-Huang dan Lian-hai Sang. 2012. Nitrogen Use Efficiency under Different Field Treatments on Maize Fields in CentralChina: A Lysimeter and N Study. Journal of Water Resource and Protection, 12 (4): 590-596


(1)

menguap. % N urea secara teori adalah 46,666 % dapat dihitung dengan cara mengalikan 2 x Ar N/ Mr Urea x 100%.

Pupuk Urea bukan hanya untuk pertanian, tapi bisa untuk tambak, industri, makanan dan masih banyak lainnya. Makanya sangat dibutuhkan, kalau warnanya sama maka akan ada kecurangan. Pupuk berwarna disebut pupuk bersubsidi untuk menghindari kecurangan, pencurian, dan penimbunan. Pupuk Urea yang tidak berwarna disebut pupuk nonsubsidi. Kemurnian pupuk Urea dapat diketahui dengan cara % N secara praktek / % N secara teori x 100%. Berdasarkan bentuk fisiknya maka urea dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu urea prill dan urea nonprill. 1. Urea prill

Urea prill merupakan urea yang berbentuk butiran halus berwarna putih. Dibandingkan dengan bentuk lainnya, urea prill mempunyai beberapa kelebihan yakni: a. Dikenal luas di kalangan petani sehingga menjadi prioritas utama pemupukan

b. Mudah didapatkan di Koperasi Unit Desa(KUD), pengecer pupuk dan kios petani c. Harga terjangkau petani

d.Mudah diaplikasikan, yaitu dengan disebar atau dilarutkan e. Kandungan N cukup tinggi, yaitu sekitar 46%

f. Dapat digunakan untuk keperluan lain, seperti memupuk tambak, untuk campuran ransum atau pakan ternak

Selain kelebihan yang dimilikinya, urea bentuk prill mempunyai kekurangan sebagai berikut:

a. Sangat higroskopis sehingga unsur hara mudah hilang b. Sangat mudah larut sehingga unsur hara mudah dicuci

c. Mudah basah dan hancur sehingga butuh perlakuan khusus dalam penyimpanan dan packing

d. Unsur hara yang termanfaatkan hanya 30-50% saja 2. Urea nonprill

Urea nonprill terdiri dari beberapa jenis, diantaranya ialah urea ball fertilizer, urea super granule, urea briket, dan urea tablet.


(2)

Pupuk urea dengan bentuk bola-bola kecil ini memiliki daya respon cukup tinggi terhadap pertumbuhan tanaman unsur N-nya dapat dilepas secara lambat dan diikat kuat oleh partikel tanah dan kemudian akan diserap akar tanaman. b) Urea super granule (USG)

Bentuk USG hampir sama dengan urea prill hanya ukuran butirannya sedikit lebih besar. USG mampu meningkatkan produksi tanaman (padi) 3,4-20,4% lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan urea prill.

c) Urea briket

Urea briket dihasilkan dari proses pemadatan urea prill dan penyempurnaan urea granule. Bentuknya pipih seperti cakram, bersifat rapuh, mudah ecah, dan cepat lengket. Kelebihan urea briket, yaitu mudah larut dan unsur hara cepat tersedia. Sementara kekurangan urea ini diantaranya rapuh, lengket, dan harganya relatif mahal.

d) Urea tablet

Urea tablet juga berbahan dasar urea prill. Dengan proses pengempaan bertekanan tinggi, urea prill berubah bentuk mejadi tablet. Bila dibandingkan dengan urea prill, urea tablet lebih banyak memiliki keunggulan seperti efisien, gulma, mengurangi terjadinya pencemaran mikro, dan menciptakan usha baru bagi usahawan pupuk. Urea padat lebih stabil pada temperatur kamar dan juga pada tekanan atmosfer. Bila urea padat ini dipanaskan dengan mengalirkan gas ammonia pada tekanan dan suhu tertentu maka urea akan mengalami sublimasi dan terurai sebagian menjadi asam sianida dan amonium sianat. Bila urea padat dilarutkan di dalam ammonia cair akan membentuk senyawa urea-amonia yang tidak stabil dan akan terurai pada suhu di atas 450C (Kirk-Othmer, 1970).

2.3 Peran UREA terhadap Tanaman Jagung

Pupuk adalah bahan yang memberikan zat hara pada tanaman. Akhir-akhir ini telah disintesa sejumlah bentuk dari persenyawaan-persenyawaan organik menganung N (urea, cynamid). Walaupun pupuk-pupuk tersebut dalam artian kimia bersifat organik, tetapi mereka tidak berasal dari sistem kehidupan. Zat hara dalam pupuk organik alam dan beberapa organik sintetik, seperti bentuk-bentuk urea, mengalami perubahan tersedia secara lambat laun, pupuk-pupuk ini memperpanjang perioda ketersediaan hara. Hubungan antara tingkat hara dan penyerapan tanaman berbeda-beda menurut spesies


(3)

tanaman dan jenis hara. Tingkatan defisiensi menghasilkan gejala tertentu dari

kelaparan hara. Pada tingkatan lebih atasnya, walaupun gejala defisiensi mungkin belum tampak tanaman-tanaman memberikan tanggapan terhadap pemupukan dengan

kenaikan hasil atau penampilannya. Pada tingkat hara tanah yang tidak memberikan respon nyata terhadap pupuk, tanaman dapat terus-menerus menjukkan kenaikan tingkat absorpsi hara, yang dikenal dengan konsumsi mewah (luxury consumption). Pada tingkat tinggi yang secara tidak normal atau tingkat keracunan (toxic level), 16

pertumbuhan berkurang dan bahkan mungkin terjadi kematian. Tingkatan keracunan ini berbeda-beda untuk tiap hara (Harjadi, 1978).

Nitrogen merupakan unsur hara utama bagi pertumbuhan tanaman yang pada umumnya sangat diperlukan untuk pembentukan atau pertumbuhan bagian-bagian vegetatif tanaman seperti daun, batang dan akar. Namun, jika terlalu banyak terdapat dalam tanaman nitrogen juga dapat menghambat pembungaan dan pembuahan pada tanaman. Fungsi N selengkapnya pada tanaman adalah: 1. Untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman. 2. Dapat menyehatkan pertumbuhan daun, daun tanaman lebih lebar dan lebih hijau, kekurangan N menyebabkan klorosis (pada daun muda berwarna kuning). 3. Meningkatkan kadar protein dalam tubuh tanaman. 4. Meningkatkan kualitas tanaman penghasil daun-daunan. 5. Meningkatkan berkembangbiaknya mikroorganisme didalam tanah. Sebagaimana diketahui hal itu penting sekali bagi kelangsungan

pelapukan bahan organik. N diserap oleh akar tanaman dalam bentuk NO3- (nitrat) dan NH4+ (amonium).

Nitrogen organik berasal dari sisa-sisa tanaman atau sampah tanaman yang melapuk dan nitrogen buatan berasal dari pupuk buatan misalnya pupuk Urea atau ZA (Sutedjo, 2008). Kekurangan N pada tanaman jagung dapat mengakibatkan

terbentuknya garis V berwarna kuning pada daun muda. Warna kuning ini berasal dari bagian bawah dan menyebar kebagian atas daun, dan tanaman berubah menjadi hijau pucat atau kuning (Subedi dan Ma, 2009). Menurut Zhang dkk (2012) nitrogen adalah salah satu elemen penting untuk pertumbuhan tanaman, yang tidak hanya digunakan untuk pertumbuhan tanaman tapi juga perperan sebagai bagian pembangun protein. Nitrogen merupakan salah satu unsur hara utama yang diperlukan tanaman jagung dalam jumlah relatif besar. Apabila unsur N yang tersedia tinggi, klorofil yang terbentuk akan meningkat. Klorofil memiliki fungsi untuk esensial dalam proses fotosintesis yaitu berfungsi menyerap energi sinar matahari dan kemudian mentraslokasikan keseluruh


(4)

bagian tanaman. Peningkatan tinggi tanaman dan jumlah daun dapat menyebabkan pembentukan biomassa tanaman meningkat sehingga menghasilkan berat kering tanaman jagung yang tinggi (Zakariah, 2012). Ketersediaan N sebelum pembungaan (anthesis) memiliki dua efek penting untuk tanaman jagung, yaitu (1) ukuran tanaman dan (2) berat kering tanaman. N yang tinggi pada saat inisiasi bunga dapat

meningkatkan jumlah biji per tanaman dan per luas lahan (Subedi dan Ma, 2009).

BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan

Pupuk adalah suatu bahan yang digunakan untuk mengubah sifat fisik, kimia atau biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi pertumbuhan tanaman. Tanaman

memerlukan paling sedikit 16 unsur. Tanah dikatakan subur dan sempurna jika

mengandung lengkap ke 16 unsur-unsur tersebut. 6 unsur yang diambil tanaman dalam jumlah yang banyak adalah N, P, K, S, Ca, dan Mg. Fungsi pupuk adalah sebagai salah satu sumber zat hara buatan yang diperlukan untuk mengatasi kekurangan nutrisi terutama unsur-unsur nitrogen, fosfor, dan kalium. Pemupukan adalah penambahan bahan berupa pupuk ke tanah agar tanah menjadi lebih subur. Urea adalah pupuk anorganik berbasis NH2 (amina). Pupuk urea mengandung 45-46% nitrogen (N). Nitrogen merupakan salah satu unsur hara utama yang diperlukan tanaman jagung dalam jumlah relatif besar. Ketersediaan N sebelum pembungaan (anthesis) memiliki dua efek penting untuk tanaman jagung, yaitu (1) ukuran tanaman dan (2) berat kering tanaman. N yang tinggi pada saat inisiasi bunga dapat meningkatkan jumlah biji per tanaman dan per luas lahan.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Gofar, Nuni. 2015. Pupuk dan Pemupukan di Lahan Suboptimal. Jakarta : Polimedia Publishing. Hlm 45 dan 86.

Harjadi, S.S. dan S. Yahya. 1978. Fisiologi Stres Tanaman. PAU IPB, Bogor.

Kirk and Othmer. 1970. “Kirk-Othmer Encyclopedia of Chemical Technology”, Vol. 17, John Wiley and Sons, Inc., Canada.

Lingga, P, dan Marsono. 2001. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Jakarta: Penebar Swadaya Muyassir. 2013. Respon Jagung Tongkol Ganda (Zea mays L.) terhadap Pemupukan

Urea dan Kompos. J. Manajemen Sumberdaya Lahan 2, (3): 250-254. Rosmarkam, A. dan N. W. Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius.

Yogyakarta.

Setiadi, Y. 2000. Status Penelitian dan Pemanfaatan Cendawan Mikoriza Arbuskula dan Rhizobium untuk Merehabilitasi Lahan Terdegradasi. Prosiding Seminar Nasional Mikoriza I. Asosiasi Mikoriza Indonesia. Pusat Antar Universitas (PAU) Bioteknologi IPB. Badan Litbang Kehutahan dan Perkebunan. The British Council (Jakarta). Bogor. Hal : 15-23.

Subedi, KD dan B. L. Ma. 2009. Corn Crop Production : growth, Fertilization and Yield. Canada: Nova Science Publishers. 84 Hlm.


(6)

Sutedjo, Mul Mulyani. 2008. Pupuk dan Cara Pemupukan. Jakarta: Rineka Cipta Hlm 23-25.

Zakariah, Askari. 2012. Pengaruh Dosis Pemupukan Urea Terhadap Pertumbuhan dan Produksi serta Kecernaan Hijauan Jagung. (Skripsi). Universitas Gadjah mada Yogyakarta. 23 hlm.

Zhang, Jin. Zhao- Hua Li. Kun-Li. Wei-Huang dan Lian-hai Sang. 2012. Nitrogen Use Efficiency under Different Field Treatments on Maize Fields in CentralChina: A Lysimeter and N Study. Journal of Water Resource and Protection, 12 (4): 590-596