ProdukHukum BankIndonesia

FREQUENTLY ANSWERS AND QUESTIONS (FAQ)
ATAS SE BI NO.12/17/DPM TANGGAL 6 JULI 2010 TENTANG
KORIDOR SUKU BUNGA (STANDING FACILITIES)

1. Apa latar belakang dan tujuan penerbitan ketentuan Koridor Suku Bunga (Standing Facilities)?
Penerbitan ketentuan tentang koridor suku bunga (standing facilities) ditujukan untuk
menyelaraskan penggunaan istilah instrumen standing facility dalam operasi moneter yang terdiri
dari penyediaan dana rupiah oleh Bank Indonesia kepada Bank (lending facility) dan penempatan
dana rupiah oleh Bank kepada Bank Indonesia (deposit facility).
2. Apa yang dimaksud dengan koridor suku bunga (standing facilities) dan bagaimana mekanisme
pelaksanaannya?
Standing Facilities adalah instrumen yang digunakan Bank Indonesia untuk injeksi (lending facility)
dan absorpsi likuiditas (deposit facility) likuiditas di pasar uang, dengan jangka waktu 1 (satu) hari
kerja (overnight). Pengajuan standing facility dilakukan melalui BI-SSSS, dengan mekanisme sebagai
berikut :
1) Lending facility dilakukan dengan cara repurchase agreement (repo) surat berharga sesuai
dengan harga dan jangka waktu yang disepakati dengan mekanisme non lelang.
2) Deposit facility dilakukan melalui penempatan dana rupiah peserta standing facility di Bank
Indonesia melalui mekanisme non lelang.
3. Kapan Bank Indonesia menyediakan fasilitas standing facility?
Standing facility disediakan oleh Bank Indonesia pada setiap hari kerja, termasuk hari kerja terbatas

Bank Indonesia, dengan window time dari pukul 16.00 s.d 18.00 WIB.
4. Surat berharga apa saja yang dapat direpokan untuk transaksi lending facility dan bagaimana
ketentuan jumlah surat berharga yang dapat direpokan?
Surat berharga yang dapat direpokan adalah SBI dan SBN, dengan jumlah paling banyak sebesar nilai
nominal surat berharga yang dimiliki oleh bank yang tercatat dalam rekening surat berharga.
5. Bagaimana perlakuan atas kupon surat berharga yang direpokan ke Bank Indonesia?
Dalam hal surat berharga yang direpokan memiliki kupon/imbalan, maka hak atas penerimaan
kupon/imbalan dimaksud merupakan milik bank.

DPM