ProdukHukum BankIndonesia

No. 12/19/DInt

Jakarta, 22 Juli 2010

SURAT EDARAN

Kepada
BANK, BADAN USAHA BUKAN BANK, DAN PERORANGAN
DI INDONESIA

Perihal : Kewajiban Pelaporan Utang Luar Negeri
Sehubungan dengan berlakunya Peraturan Bank Indonesia Nomor
2/22/PBI/2000 tanggal 2 Oktober 2000 tentang Kewajiban Pelaporan Utang Luar
Negeri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 172;
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4007) sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/17/PBI/2009 tanggal 5
Mei 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor
2/22/PBI/2000 tentang Kewajiban Pelaporan Utang Luar Negeri (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 71) dan dilakukannya
penyempurnaan atas laporan dan sistem pelaporan, yang bertujuan untuk
meningkatkan efektifitas dan efisiensi laporan utang luar negeri, dipandang perlu

untuk mengatur kembali ketentuan pelaksanaan mengenai kewajiban pelaporan
utang luar negeri, sebagai berikut:
I. KETENTUAN UMUM
A. Definisi
Dalam Surat Edaran ini yang dimaksud dengan :
1. Utang Luar Negeri atau selanjutnya disebut ULN adalah utang
penduduk kepada bukan penduduk, dalam valuta asing dan/-atau
rupiah, berdasarkan perjanjian kredit (loan agreement) atau perjanjian
lainnya, kecuali giro, tabungan, dan deposito;
2. Penduduk…

2. Penduduk adalah orang, badan hukum, atau badan lainnya yang
berdomisili atau berencana berdomisili di Indonesia paling singkat 1
(satu) tahun,

termasuk perwakilan dan staf diplomatik Republik

Indonesia di luar negeri;
3. Utang Penduduk kepada bukan Penduduk adalah sejumlah nilai pada
periode dan posisi tertentu yang merupakan kewajiban penduduk

kepada bukan penduduk untuk melakukan pembayaran pokok dan/atau bunga di masa mendatang;
4. Perjanjian Kredit (Loan Agreement) adalah perjanjian tertulis yang
berisi syarat dan kondisi pinjaman yang antara lain mengatur besarnya
plafond kredit, suku bunga, jangka waktu, dan cara-cara pelunasannya;
5. Surat Utang (Debt Securities) adalah surat pengakuan utang yang
dapat diperdagangkan di pasar uang atau pasar modal di dalam
maupun di luar negeri;
6. Utang Dagang (Trade Credit) adalah utang yang timbul dalam rangka
kredit yang diberikan oleh supplier atas transaksi barang dan/-atau
jasa;
7. Utang lainnya (Other Loans) adalah seluruh utang yang tidak termasuk
utang berdasarkan Perjanjian Kredit (Loan Agreement), Surat Utang
(Debt Securities), dan Utang Dagang (Trade Credit);
8. Hari adalah hari kerja Bank Indonesia.
B. Tujuan
Pelaporan ULN dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai
ULN dalam rangka penyusunan Statistik ULN Indonesia dan Statistik
Neraca Pembayaran dalam upaya mendukung keberhasilan pengelolaan
cadangan devisa dan perumusan kebijakan moneter.
C. Pelapor

1. Berdasarkan jenis usaha, Pelapor terdiri dari :
a. Lembaga keuangan:
1) Bank…

1) Bank;
2) Lembaga Keuangan Non Bank.
b. Non Lembaga Keuangan.
2. Berdasarkan kepemilikan usaha, Pelapor terdiri dari :
a. Badan Usaha Milik Negara;
b. Badan Usaha Milik Daerah;
c. Badan Usaha Milik Swasta;
d. Koperasi;
e. Perorangan;
f. Yayasan;
g. Lainnya.
3. Dalam hal pelaporan ULN adalah Badan usaha, pelaporan dilakukan
oleh Kantor Pusat badan usaha yang bersangkutan.
4. Dalam hal pelaporan ULN adalah Perorangan, pelaporan dilakukan
oleh perorangan yang bersangkutan.
5. Dalam hal Pelapor ULN mempunyai Kantor Cabang Luar Negeri

(KCLN), utang KCLN tersebut wajib dilaporkan oleh Kantor Pusat.
6. Pelapor sebagaimana dimaksud pada angka 3 dan 4 dapat memberi
kuasa kepada pihak lain untuk melakukan pelaporan ULN.
II. RUANG LINGKUP LAPORAN
A. Ruang Lingkup ULN yang Wajib Dilaporkan
1. ULN yang wajib dilaporkan meliputi :
a. ULN berdasarkan Perjanjian Kredit (Loan Agreement);
b. ULN berdasarkan Perjanjian Lainnya yang terdiri dari:
1) Surat Utang (Debt Securities);
2) Utang Dagang (Trade Credit); dan/-atau
3) Utang Lainnya (Other Loans),
dalam valuta rupiah dan/-atau valuta asing.
2. Surat …

2. Surat Utang (Debt Securities) sebagaimana dimaksud pada butir 1.b.1)
meliputi antara lain Obligasi, Commercial Papers (CP), Promissory
Notes (PN), Medium Term Notes (MTN), Floating Rate Notes (FRN),
Letter of Credit (LC) impor yang diakseptasi oleh Bank (Bankers
Acceptance) dan transaksi Money Market (MM).
3. Utang lainnya sebagaimana dimaksud pada butir 1.b.3) antara lain

berupa pembayaran klaim asuransi dan deviden yang sudah ditetapkan
namun belum dibayar.
4. ULN Lembaga Keuangan dan Non Lembaga Keuangan wajib
dilaporkan seluruhnya tanpa batasan minimum.
5. ULN Perorangan yang wajib dilaporkan meliputi :
a. Setiap ULN dengan nominal paling sedikit USD 200.000,00 (dua
ratus ribu USD) atau ekuivalen dengan mata uang lain dengan kurs
yang berlaku pada saat dokumen utang ditandatangani atau
diterbitkan; dan/-atau
b. Beberapa ULN yang apabila dijumlahkan telah mencapai USD
200.000,00 (dua ratus ribu USD) atau ekuivalen dengan mata uang
lain dengan kurs yang berlaku pada saat dokumen utang
ditandatangani atau diterbitkan.
B. Jenis Laporan
Laporan ULN terdiri dari :
1. Laporan Data Pokok ULN dan/-atau perubahannya meliputi :
a. Profil Pelapor
Setiap pelapor yang baru pertama kali melaporkan ULN harus
menyampaikan Data Profil Pelapor.
Apabila terjadi perubahan Data Profil Pelapor


sebagaimana

dimaksud pada huruf a maka perubahan tersebut harus disampaikan
kepada Bank Indonesia.
Cakupan...

Cakupan informasi yang harus diisi adalah sebagaimana dimaksud
pada formulir Profil Pelapor (Lampiran 1).
b. Profil ULN
1) Atas dasar Perjanjian Kredit (Loan Agreement)
Cakupan informasi yang harus diisi adalah sebagaimana
dimaksud pada formulir PK01 (Lampiran 2).
2) Atas dasar Surat Utang (Debt Securities)
Cakupan informasi yang harus diisi adalah sebagaimana
dimaksud pada formulir SU01 (Lampiran 3).
3) Atas dasar Utang Dagang (Trade Credit)
Cakupan informasi yang harus diisi adalah sebagaimana
dimaksud pada formulir UD01 (Lampiran 4).
4) Atas dasar Utang Lainnya (Other Loans)

Cakupan informasi yang harus diisi adalah sebagaimana
dimaksud pada formulir UL01 (Lampiran 5).
2. Laporan Data Realisasi ULN
a. Atas dasar Perjanjian Kredit (Loan Agreement)
Cakupan informasi yang harus diisi adalah sebagaimana dimaksud
pada Formulir PK02 (Lampiran 6).
b. Atas dasar Surat Utang (Debt Securities)
Cakupan informasi yang harus diisi adalah sebagaimana dimaksud
pada Formulir SU02 (Lampiran 7).
c. Atas dasar Utang Dagang (Trade Credit)
Cakupan informasi yang harus diisi adalah sebagaimana dimaksud
pada Formulir UD02 (Lampiran 8).
d. Atas dasar Utang Lainnya (Other Loans)
Cakupan informasi yang harus diisi adalah sebagaimana dimaksud
pada Formulir UL02 (Lampiran 9).
III. PENYAMPAIAN …

III. PENYAMPAIAN LAPORAN
A. Batas Waktu Penyampaian Laporan ULN
1. Masa Penyampaian Laporan ULN

a. Laporan Data Pokok ULN dan/-atau Perubahannya
1) Profil ULN baru atau perubahannya wajib disampaikan kepada
Bank Indonesia paling lambat 10 hari setelah penandatanganan
atau penerbitan ULN dan/-atau perubahannya untuk ULN atas
dasar Perjanjian Kredit (Loan Agreement), Surat Utang (Debt
Securities), Utang Dagang (Trade Credit) dan Utang Lainnya
(Other Loans). Apabila tanggal batas waktu tersebut jatuh pada
hari Sabtu atau hari libur, maka laporan ULN disampaikan pada
hari sebelumnya.
Contoh: ULN yang ditandatangani pada tanggal 6 April 2010
paling lambat wajib disampaikan pada tanggal 20 April 2010.
2) Dalam hal penarikan ULN atas dasar Perjanjian Kredit (Loan
Agreement), Surat Utang (Debt Securities), Utang Dagang
(Trade Credit) dan Utang Lainnya (Other Loans) dilakukan
sebelum tanggal penandatanganan atau penerbitan ULN,
Laporan Data Pokok ULN Baru wajib disampaikan kepada
Bank Indonesia paling lambat 10 hari setelah tanggal penarikan
atau penerbitan ULN. Apabila tanggal batas waktu tersebut
jatuh pada hari Sabtu atau hari libur, maka disampaikan pada
hari sebelumnya.

Contoh: ULN yang ditandatangani pada tanggal 9 April 2010
tetapi penarikannya dilakukan pada tanggal 5 April 2010 paling
lambat wajib disampaikan pada tanggal 19 April 2010.
b. Laporan Data Realisasi ULN
Laporan Data Realisasi ULN wajib disampaikan kepada Bank
Indonesia mulai tanggal 1 s.d. 10 pada bulan berikutnya. Apabila
tanggal …

tanggal batas waktu tersebut jatuh pada hari Sabtu atau hari libur,
maka disampaikan pada hari sebelumnya.
Contoh: Data realisasi selama bulan April 2010, wajib disampaikan
paling lambat pada tanggal 10 Mei 2010.
2. Masa Penyampaian Koreksi Laporan ULN
a. Koreksi Laporan Data Pokok ULN dan/-atau Perubahannya
Batas waktu penyampaian koreksi Laporan Data Pokok ULN
sampai dengan 20 hari setelah penandatanganan atau penerbitan
ULN atas dasar Perjanjian Kredit (Loan Agreement), Surat Utang
(Debt Securities), Utang Dagang (Trade Credit) dan Utang Lainnya
(Other Loans) atau setelah tanggal penarikan ULN. Apabila
tanggal tersebut jatuh pada hari Sabtu atau hari libur, maka

disampaikan pada hari sebelumnya.
Contoh : Koreksi Data Pokok ULN yang ditandatangani pada
tanggal 6 April 2010 paling lambat harus disampaikan pada tanggal
4 Mei 2010.
b. Koreksi Laporan Data Realisasi ULN.
Batas waktu penyampaian koreksi Laporan Data Realisasi ULN
disampaikan paling lambat tanggal 20 pada bulan penyampaian
laporan.
Contoh : Koreksi data realisasi selama bulan April 2010, harus
disampaikan paling lambat pada tanggal 20 Mei 2010.
3. Keterlambatan Penyampaian Laporan ULN
a. Keterlambatan Penyampaian Laporan Data Profil ULN
Laporan Data Profil ULN dianggap terlambat disampaikan ke Bank
Indonesia, apabila laporan disampaikan melebihi 10 hari setelah
penandatanganan atau penerbitan ULN dan/-atau perubahannya
untuk ULN atas dasar Perjanjian Kredit (Loan Agreement), Surat
Utang (Debt Securities), Utang Dagang (Trade Credit) dan Utang
Lainnya…

Lainnya (Other Loans) sebagaimana dimaksud pada butir 1.a.1)

atau 10 hari setelah tanggal penarikan ULN sebagaimana dimaksud
pada butir 1.a.2)
Contoh : Data profil ULN yang ditandatangani pada tanggal 6 April
2010 dianggap ‘terlambat’ apabila disampaikan setelah tanggal 20
April 2010.
b. Keterlambatan Penyampaian Laporan Data Realisasi ULN
Laporan Data Realisasi ULN bulan yang bersangkutan dianggap
terlambat, jika disampaikan ke Bank Indonesia melebihi tanggal 10
bulan berikutnya, sebagaimana dimaksud pada butir 1.b.
Contoh : Data realisasi selama bulan April 2010, dianggap
‘terlambat’ apabila disampaikan setelah tanggal 10 Mei 2010.
c. Keterlambatan Penyampaian Koreksi Laporan Profil ULN
Laporan Koreksi Profil ULN dianggap terlambat, jika disampaikan
ke Bank Indonesia melebihi batas waktu 20 hari setelah
penandatanganan atau penerbitan ULN dan/-atau perubahannya
untuk ULN atas dasar Perjanjian Kredit (Loan Agreement), Surat
Utang (Debt Securities), Utang Dagang (Trade Credit) dan Utang
Lainnya (Other Loans) sebagaimana dimaksud pada butir 1.a.1)
atau setelah tanggal penarikan ULN sebagaimana dimaksud pada
butir 1.a.2).
Contoh : Koreksi Profil ULN yang ditandatangani 6 April 2010,
dianggap ‘terlambat’ apabila disampaikan setelah tanggal 4 Mei
2010.
d. Keterlambatan Penyampaian Koreksi Laporan Data Realisasi ULN
Laporan Koreksi Data Realisasi ULN dianggap terlambat, jika
disampaikan ke Bank Indonesia melebihi tanggal 20 bulan
berikutnya, sebagaimana diatur dalam butir 2.b.
Contoh …

Contoh : Koreksi Data Realisasi ULN bulan April 2010, dianggap
terlambat apabila disampaikan setelah tanggal 20 Mei 2010.
4. Tidak Menyampaikan Laporan ULN
a. Apabila pelapor terlambat atau tidak menyampaikan Laporan Data
Pokok ULN melampaui 6 (enam) bulan terhitung sejak batas akhir
penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada butir 1.a maka
pelapor dianggap tidak menyampaikan laporan.
b. Apabila pelapor terlambat atau tidak menyampaikan Laporan Data
Realisasi ULN melampaui 6 (enam) bulan terhitung sejak batas
akhir penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada butir 1.b,
maka pelapor dianggap tidak menyampaikan laporan.
5. Batas Waktu Penyampaian Pelaporan Menggunakan Media Off line
a. Tanggal penerimaan laporan dengan menggunakan media off line
berupa disket/CD, media penyimpanan lainnya, atau hard copy
oleh Bank Indonesia adalah sesuai dengan tanggal penerimaan di
Bank

Indonesia.

Untuk

pengiriman

dengan

pos,

tanggal

penerimaan laporan adalah tanggal stempel pos.
b. Laporan ULN dengan media off line berupa disket/CD, media
penyimpanan lainnya, atau hard copy harus sudah diterima di
Bank Indonesia dengan batas waktu paling lambat pukul 16.00
WIB.
B. Media Penyampaian Laporan
Laporan disampaikan kepada Bank Indonesia menggunakan media on line
(web technology) atau media off line berupa lampiran e-mail, Disket/CD,
media penyimpanan lainnya, atau hard copy melalui kurir atau jasa
ekspedisi dengan alamat :
1. Media on line (web technology) :
https://www.bi.go.id/siulweb/
2. Media …

2. Media off line :
a. Disket/CD, media penyimpanan lainnya atau hard copy :
Bagian Penatausahaan dan Publikasi Pinjaman Luar Negeri
Bank Indonesia
Menara Sjafruddin Prawiranegara Lt.5
Jalan MH. Thamrin No.2 Jakarta.
b. E-mail : aplnsiul@bi.go.id
C. Prosedur Penyusunan dan Penyampaian Laporan ULN
Prosedur dan penyusunan penyampaian laporan ULN tercantum dalam
Petunjuk Teknis Tata Cara Pelaporan Utang Luar Negeri sebagaimana
tecantum dalam Lampiran 13 Surat Edaran Bank Indonesia ini.
IV. TATA CARA PENGENAAN SANKSI
A. Sanksi Administratif Berupa Denda
1. Sanksi adminstratif bagi pelapor yang terlambat menyampaikan
laporan data pokok sebagaimana dimaksud butir III.A.1.a.1), dan butir
III.A.2.a. adalah denda sebesar Rp.100.000,00 (seratus ribu rupiah)
untuk setiap 1 hari keterlambatan. Jumlah hari keterlambatan dihitung
mulai 1 hari setelah berakhirnya masa penyampaian laporan sampai
dengan tanggal diterimanya laporan oleh Bank Indonesia.
Contoh : ULN yang ditandatangani pada tanggal 6 April 2010 paling
lambat harus sudah disampaikan pada tanggal 20 April 2010. Apabila
pelapor menyampaikan laporan tersebut pada tanggal 23 April 2010,
maka akan dikenakan denda sebesar Rp. 100.000,00 (seratus ribu
rupiah) x 3 hari = Rp. 300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah).
2. Sanksi administratif bagi pelapor yang terlambat menyampaikan
laporan data Realisasi ULN sebagaimana dimaksud pada butir
III.A.1.b. adalah denda sebesar Rp.100.000,00 (seratus ribu rupiah)
untuk setiap 1 hari keterlambatan. Jumlah hari keterlambatan dihitung
mulai …

mulai satu hari setelah berakhirnya masa penyampaian laporan sampai
dengan tanggal diterimanya laporan oleh Bank Indonesia.
Contoh : Data realisasi selama bulan April 2010, harus sudah
disampaikan paling lambat pada tanggal 10 Mei 2010. Apabila pelapor
menyampaikan laporan tersebut pada tanggal 12 Mei 2010, maka akan
dikenakan denda sebesar Rp. 100.000,00 (seratus ribu rupiah) x 2 hari
= Rp. 200.000,00 (dua ratus ribu rupiah).
3. Sanksi administratif bagi pelapor yang tidak menyampaikan Laporan
Data Pokok ULN sebagaimana dimaksud pada butir III.A.4.a. adalah
denda sebesar 1 ‰ (satu per mil) dari jumlah ULN yang diterima,
ditambah dengan denda keterlambatan sebagaimana dimaksud pada
angka 1.
4. Sanksi administratif bagi pelapor yang tidak menyampaikan Laporan
Data Realisasi ULN sebagaimana dimaksud pada butir III.A.4.b.
adalah denda sebesar 1 ‰ (satu per mil) dari jumlah ULN yang
diterima,

ditambah

dengan

denda

keterlambatan

sebagaimana

dimaksud pada angka 2.
5. Bagi pelapor yang menyampaikan laporan ULN tidak lengkap dan/atau tidak benar dikenakan sanksi administratif berupa denda sebesar
Rp.1.000.000,00 (satu juta rupiah).
B. Pembayaran Sanksi Administratif Berupa Denda
1. Pembayaran sanksi administratif berupa denda sebagaimana dimaksud
pada huruf A disetorkan ke Rekening Kas Negara No. 501.000.000
yang ada di Bank Indonesia.
2. Pelaksanaan

pembayaran

sanksi

administratif

berupa

denda

sebagaimana dimaksud pada angka 1 dilakukan setelah adanya surat
pemberitahuan secara tertulis dari Bank Indonesia dengan tembusan
kepada Kantor Kas Negara yang antara lain berisi tentang penetapan
besarnya denda yang harus dibayar dan tata cara penyetorannya.
3. Bukti…

3. Bukti

pembayaran

sanksi

administratif

berupa

denda

harus

disampaikan kepada Bank Indonesia.
Dengan diberlakukannya Surat Edaran Bank Indonesia ini maka:
a. Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/51/DLN tanggal 31 Desember 2004
perihal Kewajiban Pelaporan Utang Luar Negeri; dan
b. Surat Edaran Bank Indonesia No.7/22/DLN tanggal 7 Juli 2005 perihal
perubahan atas Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/51/DLN tanggal 31
Desember 2004.
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Ketentuan dalam Surat Edaran ini mulai berlaku pada tanggal 22 Juli 2010.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Surat
Edaran ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Demikian agar Saudara maklum.

BANK INDONESIA

NELSON TAMPUBOLON
DIREKTUR INTERNASIONAL