11. Proseding EKSPLORASI TIMAH DAN REE Anambas Wahyu Widodo

EKSPLORASI TIMAH DAN REE
DI PULAU JEMAJA, KECAMATAN JEMAJA
KABUPATEN ANAMBAS, PROVINSI KEPULAUAN RIAU
Wahyu Widodo*, Rudy Gunradi* dan Juju Jaenudin**
*Kelompok Penyelidikan Mineral, **Sub Bidang Laboratorium
Pusat Sumber Daya Geologi
SARI
Penyelidikan yang dilakukan di Pulau Jemaja (Kecamatan Jemaja, Kabupaten
Anambas, Provinsi Kepulauan Riau ini dilatarbelakangi hasil penyelidikan terdahulu ditemukan
sejumlah daerah indikasi atau prospek temuan kasiterit, monasit dan xenotim di Sungai Raya
dan Sungai Kuku pada penyelidikan sebelumnya dan tidak ditemukan selama pendulangan
endapan alluvial pantai Air Raya dan pantai Pulau Kuku, sehingga tidak terbukti adanya
dugaan potensi timah di daereah ini.
Metodologi yang dilakukan dalam kegiatan ini adalah pengamatan geologi dan alterasi,
penyontohan geokimia tanah sepanjang punggungan, batuan, mineral berat serta endapan
pasir aluvial pantai.
Potensi sumber daya tereka REE di Desa Air Biru, Kecamatan Jemaja Masing-masing
adalah:
1. Pantai Air Raya 1: hipotetik 71.298 m3 dan tereka 68.425 m3 berkadar ∑ REE 79,82 gr/m3
2. Pantai Air Raya 2: hipotetik 75.348 m3 dan tereka 44.982 m3 berkadar ∑ REE 96,12 gr/m3
3. Pantai Kuku: hipotetik 84.150 m3 dan tereka 66.728 m3 berkadar ∑ REE 167,86 gr/m3

Kumpulan sebaran indikasi REE dan logam dasar bersamaan pada sepanjang
punggung di Desa Air Biru dan sebaran anomali unsur REE di Desa Ulu Maras disarankan
untuk dilakukan pemetaan geologi detil dan penyelidikan geokimia tanah system kisi interval
50 m dan belum layak untuk dijadikan WIUP.
PENDAHULUAN
Pendulangan sedimen sungai oleh
tim Pusat Sumber Daya Geologi tahun
2013 ditemukan adanya kasiterit, monasit,
xenotim dan di Pulau Jemaja, Pulau Matak
dan Pulau Siantan.
Tiga lokasi di Pulau Jemaja
direkomendasikan
untuk
dilakukan
penyelidikan geokimia tanah untuk REE
dan logam dasar serta kemungkinan
adanya potensi timah pada endapan aluvial
pantai. Ketiga lokasi tersebut masingmasing :
1. Area, anomali Al dan Li dan mineral
kasiterit dalam konsentrat dulang.

2. Area 2, anomali Sn dan mineral kasiterit,
monasit, xenotim dan kalkopirit dalam
konsentrat dulang.

3. Area 3, anomali Au, Fe dan Ag dengan
kasiterit dan monasit dalam konsentrat
dulang, (Gambar 1).
Penyelidikan dimaksudkan untuk
menindak lanjuti temuan mineral berat
(kasiterit, monasit dan xenotim) dan
adanya anomali kimia unsur-unsur Al, Cu,
Au, Ag, Fe, Ce, La, Y dan Yb dari endapan
sedimen sungai sedangkan tujuannya
untuk mengetahui kemungkinan adanya
potensi timah dan REE di pantai barat
Pulau Jemaja serta untuk mengetahui
korelasi anomali unsur-unsur conto
sedimen sungai dengan kondisi geologi
yang berkaitan dengan di bagian hulu
sungai-sungai tempat keberadaan anomali

di daerah 1 dan 2.
Lokasi
penyelidikan
secara
administratif berada di Desa Air Biru,

Kecamatan Jemaja dan Desa Ulu Maras,
Kecamatan Jemaja Timur, Kabupaten
Kepulauan Anambas, (Gambar 2).
Kecamatan Jemaja dapat ditempuh
dari Jakarta - Tanjung Pinang dengan
Pesawat komersial dan Tanjung Pinang Tarempa (ibu kota Kecamatan Jemaja)
dengan kapal feri sekitar 8 jam
Metodologi yang dilakukan antara
lain pengamatan geologi, pengambilan
conto-conto batuan, pemboran tangan
untuk mendapatkan conto konsentrat
dulang
dan
pasir

aluvial
pantai,
pengambilan conto geokimia tanah
sepanjang punggungan dengan interval
100 m.
HASIL EKSPLORASI
Selama kegiatan prospeksi masingmasing contoh yang terkumpul, masingmasing 32 conto konsentrat dulang dan 32
conto row material endapan aluvial pantai
(pengambilannya dengan bor tangan/
dormer), 236 conto tanah dan 11 conto
batuan.
Geologi daerah penyelidikan:
Morfologi daerah penyelidikan
berupa perbukitan yang dibentuk oleh
topografi dengan elevasi tertingginya 390
m dari muka laut untuk desa Air Biru,
Kecamatan Jemaja dan 350 m dari muka
laut di desa Ulu Maras, Kecamatan Jemaja
Timur.
Geologi Desa Air Biru

Geologi desa Air Biru, Kecamatan
Jemaja disusun oleh satuan batuan bersifat
basa - intermedier, satuan batuan bersifat
asam, dan endapan aluvial pantai,
(Gambar 3).
Batuan bersifat basa - intermedier
menempati punggungan di tepi pantai di
Desa Air Biru, terdiri dari basal dan andesit.
Basal umumnya masih fresh sedangkan
andesit umumnya menunjukkan gejala
pelapukan.

Batuan bersifat asam berbutir kasar
secara megaskopis komposisi mineralnya
terdiri dari ortoklas, plagioklas, kuarsa,
biotit dan mineral opak, satuan batuan ini
secara regional dapat disetarakan dengan
Kelompok Granit Anambas, berumur Kapur
(Hanang Samudra, 1995).
Endapan aluvial yang didominasi

pasir kuarsa dan lumpur terdapat di tiga
lokasi, pantai Pulau Kuku dan pantai Air
Raya 1 dan pantai Air Raya 2.
Struktur sesar berarah baratlaut tenggara dan timurlaut - baratdaya
berkembang di daerah ini pada kedua
satuan batuan tersebut di atas.
Secara
megaskopis
indikasi
mineralisasi yang teramati di lapangan
adalah piritisasi pada batuan intermedier
disekitar struktur sesar barat laut tenggara.
Geologi Desa Ulu Maras :
Geologi
Desa
Ulu
Maras,
Kecamatan Jemaja Timur disusun oleh
satuan batuan bersifat asam yang dapat
dipisahkan menjadi dua, bertekstur kasar

(granit) dan bertekstur halus (riolit)
(Gambar 4).
Granit umumnya tersingkap baik
pada dasar/dinding S. Maras sedangkan
batuan bersifat asam bertekstur halus
(riolit) tersingkap pada puncak ketinggian
400 m di atas permukaan laut.
Secara regional kedua satuan
batuan granit dan riolit dapat disejajarkan
dengan Kelompok Granit Anambas
(Hanang Samodra, 1995).
Struktur
geologi
yang
diinterpretasikan dari struktur kelurusan
morfologi dan diperkirakan sesar, terlihat
berarah baratlaut - tenggara dan timur barat.
Dari
pengamatan
secara

megaskopis di desa Ulu Maras tidak
ditemukan gejala mineralisasi dalam
singkapan batuan yang ada.
Pada
kegiatan prospeksi sebelumnya indikasi
yang ditemukan adalah adanya butiran

mineral kasiterit di dua lokasi pendulangan
di daerah ini.
Potensi Endapan Bahan Galian
Hasil analisis kimia unsur conto
tanah menggunakan tiga metoda berbeda,
yaitu : metoda AAS untuk unsur Au, Cu, Pb,
Zn dan Ag dan menggunakan metoda
Colorymetri untuk unsus Sn serta metoda
ICP untuk unsur-unsur Ce, Dy, Eu, Gd, Ho,
La, Lu, Nb, Nd, Pr, Sm, Tb, Y, Yb dan Al2O3.
Perhitungan statistik yang menghasilkan
mean, standart deviasi dan lain-lain yang
digunakan sebagai dasar penentuan nilai

simpangan baku (anomali). Sebaran
anomali unsur-unsur logam Au, Cu, Pb, Zn,
Ag, Ce, Dy, Eu, Gd, Ho, La, Lu, Nb, Nd, Pr,
Sm, Tb, Y dan Yb serta elemen Al2O3
(Gambar 5/Air Biru dan Gambar 6/Ulu
Maras).
Sebaran endapan aluvial pantai dari
dua lokasi masing-masing satu lokasi di
pantai Pulau Kuku dan dua lokasi di pantai
Air Raya dengan luas pengaruh sebaran
data bor, kedalaman rata-rata bor di atas
muka air laut, Berat Jenis rata-rata, maka
volume dan tonase endapan aluvial pantai
terlihat pada Tabel 1.
Kadar rata-rata REE pada endapan
aluvial pantai di Pantai Kuku dan Pantai Air
Raya seperti terlihat pada Tabel 2.
Walaupun
dari
pengamatan

mineralogi butir endapan aluvial pantai
tidak ditemukan adanya bijih timah
(spalerit)
namun
dari
pengamatan
mineragrafi batuan andesit terubah
teridentifikasi adanya spalerit bersamasama dengan kalkopirit dan kovelit.
Hasil analisis kimia REE rata-rata
pada endapan aluvial pantai dan
sebarannya dapat dilihat pada Gambar 7.
Interpretasi model endapan logam
di
Kecamatan
Jemaja,
Kabupaten
Kepulauan Riau adalah endapan plaser
dan endapan laterit REE.
Endapan plaser yang diharapkan
adalah timah dan REE, namum pada

kenyataannya timah nihil pada endapan

aluvial pantai, walaupun pendulangan
sedimen sungai pada kegiatan prospeksi
sebelumnya teridentifikasi berdasarkan
analisis mineralogi butir conto konsentrat
dulang, sehingga diduga dalam endapan
plaser
kemungkinannya
terkandung
adanya unsur-unsur REE.
Pelapukan batuan bersifat asam
(granit)
maupun
batuan
bersifat
intermedier, yang umumnya menunjukkan
warna kemerahan diduga merupakan
gejala lateritisasi (akumulasi oksida besi).
Berdasarkan
informasi
yang
didapatkan adanya butiran kasiterit (timah)
dari pendulangan sedimen sungai Kuku
dan sungai Air Raya, pada kenyataannya
tidak tersebar di dalam endapan aluvial
pantai.Hasil pengamatan rinci dengan
pengambilan conto endapan pasir pantai,
karena peralatan pengambilannya tidak
bekerja sempurna maka yang terambil
pasir yang posisinya di atas permukaan air
(di atas muka air laut), dari hasil analisis
mineralogi butir konsentrat dulangnya tidak
teridentifikasi adanya kasiterit, sehingga
boleh dikatakan potensi timah di daerah ini
sangat kecil (nihil).
Namun dari hasil analisis kimia
unsur REE endapan aluvial dengan luas
keseluruhan Pantai Air Raya 1, Pantai Air
Raya 2 dan Pantai Kuku masing-masing
79.860 m2, 66.850 m2 dan 81.870 m2 ,
sedangkan luas pengaruh data bor tangan
masing-masing pantai adalah 40.250 m2,
24.250 m2 dan 35.120 m2 , maka luas di
luar pengaruh data bor masing-masing
39.610 m2, 41.860 m2 dan 46.750 m2
dengan ketebalan rata-rata di atas muka
air laut 1,8 m.
Sehingga sumber daya REE
endapan aluvial pantai di Kecamatan
Jemaja, Kabupaten Kepulauan Anambas
dapat dihitung seperti yang disampaikan
pada Tabel 3.
Sedangkan untuk endapan laterit
potensi sumber dayanya belum bisa
diketahui karena sebarannya masih
sebatas sebaran anomali disepanjang

lintasan pengambilan conto tanah dan
masih perlu untuk dilakukan tindak lanjut
penyelidikan lebih rinci.
KESIMPULAN
Dugaan adanya potensi timah di
daerah ini berdasarkan temuan kaseterit
dalam pendulangan pasir S. Air Raya dan
S. Kuku pada kegiatan prospeksi
sebelumnya, pengamatan rinci pada
endapan aluvial pantai di bagian atas
permukaan air laut dari kedua daerah
tersebut tidak terbukti adanya potensi
timah.
Potensi sumber daya tereka REE di
Desa Air Biru, Kecamatan Jemaja masingmasing adalah :
1. Pantai Air Raya 1: hipotetik 71.298 m3
dan tereka 68.425 m3 berkadar ∑ REE
79,82 gr/m3
2. Pantai Air Raya 2: hipotetik 75.348 m3
dan tereka 44.982 m3 berkadar ∑ REE
96,12 gr/m3

3. Pantai Kuku: hipotetik 84.150 m3 dan
tereka 66.728 m3 berkadar ∑ REE
167,86 gr/m3
Permasalahannya apakah dengan
teknologi yang ada di Indonesia saat ini
mampu untuk memisahkan unsur-unsur
REE tersebut dan mempunyai nilai
ekonomis ?
Sebaran anomali logam dasar dan
REE primer ditemukan di Desa Air Biru
sedangkan
sebaran
anomali
REE
ditemukan di Desa Ulu Maras, (Gambar 9).
Saran
Pada sebaran anomali REE serta
logam dasar di Desa Air Biru dan sebaran
anomali REE di Desa Ulu Maras
disarankan untuk dilakukan pemetaan
geologi detil dan penyelidikan geokimia
tanah sistem kisi interval 50 m.

DAFTAR PUSTAKA
Bappeda Kabupaten Kepulauan Anambas, 2011; Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah (RPJPD), Kabupaten Kepulauan Anambas 2005-2025,
Hanang Samodra, 1995; Peta Geologi Lembar Tarempa dan Jemaja - Riau, sekala 1: 250.000,
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi.
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Kepulauan Anambas, 2010., Studi
Kelayakan Potensi Sumber Daya Mineral Dalam Rangka Penetapan Wilayah
Pertambangan (WP) Sesuai UU No.4 Tahun 2009 di Kabupaten Kepulauan Anambas
Provinsi Kepulauan Riau.
Tim Prospeksi Pusat Sumber Daya Geologi, 1913; Laporan Prospeksi Mineral Logam di
Kabupaten Kepulauan Anambas Provinsi Kepulauan Riau.

Gambar 1. Peta Rekomendasi Daerah-daerah Untuk Dilakukan Penyelidikan Geokimia
Tanah di Pulau Jemaja, Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepulauan Riau

Gambar 2. Peta Lokasi Eksplorasi Timah dan REE di Kecamatan Jemaja (1) dan
Kecamatan Jemaja Timur (2), Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepulauan Riau

Gambar 3. Peta Geologi Desa Air Biru, Kecamatan Jemaja, Kabupaten Kepulauan
Anambas, Provinsi Kepulauan Riau

Gambar 4. Peta Geologi Desa Ulu Maras, Kecamatan Jemaja, Kabupaten Kepulauan
Anambas, Provinsi Kepulauan Riau

Gambar 5. Peta Sebaran Anomali Unsur-unsur Logam Di Desa Air Biru, Kecamatan Jemaja,
Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepulauan Riau

Gambar 6. Peta Sebaran Anomali Unsur-unsur Logam di Desa Air Biru, Kecamatan Jemaja,
Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepulauan Riau

No.

A. Lokasi Pulau Kuku
1 BPK 1
2 BPK 2
3 BPK 3
4 BPK 4
5 BPK 5
Rata-rata BPK

No.

Lokasi

Ce

B. Lokasi Air Raya -1
6 BPA 2
12.46
7 BPA 3
3.74
8 BPA 4
9.30
9 BPA 5
1.96
10 BPA 6
119.28
11 BPA 7
3.25
12 BPA 8
2.38
Rata-rata BPA-A
21.77
C. Lokasi Air Raya -2
13 BPA 9
3.05
14 BPA 10
2.98
15 BPA 11
29.74
16 BPA 12
20.06
Rata-rata BPA-B
13.96

Ce

Dy

Eu

Gd

Ho

La

Lu

ppm
Nd Pr

Sm

Tb

Tm

Y

Yb

∑REE

19.31
6.78
4.83
2.01
22.59
11.10

0.31
0.13
0.15
0.07
0.36
0.20

0.06
0.04
0.00
0.00
0.06
0.03

2.54
1.36
1.02
1.16
2.46
1.71

0.04
0.00
0.06
0.00
0.08
0.04

9.62
5.85
4.53
4.10
14.88
7.79

0.68
0.39
0.32
0.36
0.49
0.45

4.49
2.65
2.25
1.67
3.21
2.85

1.96
0.01
0.57
0.41
1.25
0.84

0.54
0.38
0.42
0.33
0.36
0.40

0.11
0.01
0.15
0.11
0.14
0.10

6.75
2.96
2.43
2.06
5.06
3.85

1.14
0.57
0.47
0.48
1.00
0.73

48.76
21.11
17.19
12.75
54.72
30.91

Lokasi

Dy

Eu

Gd

Ho

La

Lu

0.16
0.13
0.19
0.14
0.91
0.15
0.13
0.26

0.04
0.01
0.13
0.03
1.36
0.02
0.03
0.23

1.66
1.33
1.24
0.94
16.20
0.96
0.92
3.32

0.12
0.14
0.02
0.04
0.17
0.14
0.00
0.09

7.86
4.44
15.98
5.01
76.28
12.32
6.06
18.28

0.40
0.29
0.30
0.40
2.57
0.36
0.26
0.65

0.07
0.04
0.31
0.29
0.17

0.01
0.01
0.56
0.33
0.23

1.27
1.18
22.69
9.85
8.74

0.00
0.00
0.00
0.00
0.00

3.48
4.09
14.72
15.14
9.35

0.50
0.30
4.53
2.10
1.86

ppm
Nd

1.26
0.01
0.01
0.01
2.80
0.82

Pr

Sm

Tb

Tm

Y

Yb

∑REE

4.13
1.69
3.44
1.34
39.68
1.59
1.25
7.59

2.66
0.01
1.63
0.01
34.31
1.09
0.01
5.67

1.31
0.02
0.36
0.75
8.38
0.55
0.01
1.62

0.21
0.73
0.72
0.21
2.58
0.51
0.36
0.76

0.02
0.07
0.01
0.13
0.09
0.06
0.04
0.06

3.58
2.05
4.98
2.40
10.57
2.39
2.10
4.01

0.71
0.30
0.70
0.44
1.81
0.46
0.46
0.70

35.28
14.93
38.99
13.78
314.16
23.81
13.98
64.99

1.66
1.91
8.64
5.74
4.49

0.01
1.76
18.15
7.33
6.81

1.24
0.09
3.27
1.69
1.57

0.21
0.52
4.29
2.03
1.76

0.29
0.06
0.01
0.01
0.09

2.75
1.98
5.38
5.26
3.84

0.59
0.42
1.87
1.54
1.10

15.09
15.31
114.14
71.35
53.97

Gambar 7. Peta Sebaran Endapan Aluvial Pantai Pulau Kuku dan Air Raya Serta Hasil
Analisis Kimia REE

(A)

(B)
Gambar 9. Peta Lokasi Rekomendasi Yang Disarankan Untuk Ditindaklanjuti Desa Air Biru,
Kecamatan Jemaja (A) dan Desa Ulu Maras, Kecamatan Jemaja Timur (B)

Tabel 1. Volume dan Tonase Endapan Aluvial Pantai di Desa Air Biru
No.

Lokasi

Luas sebaran
pasir pantai
(ribu m 2)

Luas
Kedalaman
pengaruh rata-rata bor di
data bor
atas muka air
tanah (M)
(ribu m 2)

Volume
(ribu M3)

1

Air Raya 1

79,860

40,250

1.7

68,425

2

Air Raya 2

66,850

24,990

1.8

44,982

3

P.Kuku

81,870

35,120

1.9

66,728

Berat Bijih
(ribu Ton)

B.J.

180,642
2.64

118,752
176,162

Tabel 2. Kadar Rata-rata REE Pada Endapan Aluvial Pantai
No.
1
2
3

Lokasi
Air Raya 1
Air Raya 2
P.Kuku

Dy

Eu

Gd

Ho

Lu

Nd

Pr

Sm

Tb

Tm

Y

Yb

∑REE
(ppm)

21.77 0.26
13.96 0.17
11.10 0.20

0.23
0.23
0.03

3.32
8.74
1.71

0.09 18.28 0.65
0.00 9.35 1.86
0.04 7.79 0.45

7.59
4.49
2.85

5.67
6.81
0.82

1.62
1.57
0.84

0.76
1.76
0.40

0.06
0.09
0.10

4.01
3.84
3.85

0.70
1.10
0.73

64.99
53.97
30.91

Berat Bijih
(ribu Ton) Ce
180,642
118,752
176,162

Kadar rata-rata (ppm)
La

Tabel 3. Sumber Daya REE Endapan Aluvial Pantai di Desa Air Biru, Kecamatan Jemaja
Sumber Daya
∑REE rata-2
No
Lokasi
Hypotetik
Tereka
(gr/m3)
1
Pantai Air Raya 1
71,298 m3
68.425 m3
79,82 gr/m3
2
Pantai Air Raya 2
75,348 m3
44.982 m3
96,12 gr/m3
3
3
3
Pantai Kuku
84,150 m
66.728 m
167,86 gr/m3