PENINGKATAN MOTIVASI BERWIRAUSAHA MELALUI METODE MIND MAPPING TENTANG PELUANG USAHA PADA SISWA KELAS X JURUSAN KULINER DI SMK BUDI MULIA DUA.

PENINGKATAN MOTIVASI BERWIRAUSAHA MELALUI METODE
MIND MAPPING TENTANG PELUANG USAHA PADA SISWA KELAS X
JURUSAN KULINER DI SMK BUDI MULIA DUA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh
Isnain Septiani Dhamayanti
NIM 09104241027

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
APRIL 2014


ii

iii

\

iv

MOTTO

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan
~QS. Al-Alaq: 1~
You don't have to be rich to achieve your potential and success
(Anda tidak perlu menjadi kaya untuk mencapai potensi dan kesuksesan)
~Marry Riana~
At the first you make habbits, at the last last habbits make you
(Pada awalnya Anda yang membuat kebiasaan, dan pada akhirnya kebiasaanlah
yang akan membuat / membentuk Anda)
~Rene Suhardono~


v

PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk :
1. Kedua orang tua tercinta (Ayah dan Ibu) yang tak henti-hentinya mendoakan
dan selalu memberi motivasi.
2. Keluarga

besarku

yang

selalu

memberi

semangat

dan


doa

demi

keberhasilanku.
3. Dosen yang telah mengajarkan segala macam ilmu untuk bekal masa depanku.
4. Sahabat-sahabatku yang selalu mendukungku dari dulu Sasa, Fafa, dan Rara.
5. Orang yang selalu memberiku semangat dan selalu membantu saya Anggun
Budiyawan.
6. Almamater Universitas Negeri Yogyakarta, Fakultas Ilmu Pendidikan,
khususnya Program Studi Bimbingan dan Konseling.

vi

PENINGKATAN MOTIVASI BERWIRAUSAHA MELALUI METODE
MIND MAPPING TENTANG PELUANG USAHA PADA SISWA KELAS X
JURUSAN KULINER DI SMK BUDI MULIA DUA
Oleh
Isnain Septiani Dhamayanti
NIM 09104241027

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi
berwirausaha melalui metode mind mapping pada siswa kelas X SMK Budi Mulia
Dua Yogyakarta.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan subyek
penelitian siswa kelas X jurusan kuliner SMK Budi Mulia Dua Yogyakarta yang
berjumlah 12 siswa. Subyek penelitian ini ditentukan dengan teknik purposive.
Penelitian ini dilakukan secara kolaborasi antara peneliti dan guru matapelajaran.
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah skala dan observasi. Instrument
yang digunakan adalah skala motivasi berwirausaha dan pedoman observasi.
Reliabilitas skala motivasi berwirausaha sebesar 0,918 artinya memiliki
reliabilitas yang tinggi. Penelitian ini terdiri dari dua siklus yang setiap siklusnya
terdiri dalam dua tindakan. Siklus I yaitu pembuatan mind mapping peluang
usaha, sedangkan siklus II yaitu merancang peluang usaha dengan bantuan lembar
kerja dan mind mapping. Analisis data menggunakan analisis deskriptif
kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa : (1) Kondisi awal motivasi
berwirausaha siswa kelas X jurusan kuliner SMK Budi Mulia Dua Yogyakarta
tergolong rendah. Kondisi ini dibuktikan dari hasil pre-test dengan skor rata-rata
motivasi berwirausaha 94 dan dikategorisasikan motivasi berwirausaha rendah,

(2) Motivasi berwirausaha siswa dapat ditingkatkan melalui metode mind
mapping. Dilihat dari hasil data kuantitatif rata-rata skor pre-test yaitu 94 dan
meningkat 48.26% sebanyak 45 skor sehingga rata-rata skor pada post-test I
menjadi 139. Selanjutnya rata-rata skor siswa meningkat lagi 18.68% sebanyak
23,5 skor sehingga rata-rata skor pada post-test II meningkat menjadi 162,5. (3)
Observasi pada saat pemberian tindakan untuk peningkatan motivasi berwirausaha
siswa menunjukkan antusias tinggi dalam metode mind mapping dari siklus I dan
siklus II.
Kata kunci: motivasi berwirausaha, mind mapping

vii

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah
melimpahkan rahmat serta karunia-Nya, sehingga skripsi ini dapat penulis
selesaikan. Skripsi yang berjudul “Peningkatan Motivasi Berwirausaha Melalui
Metode Mind Mapping Tentang Peluang Usaha Pada Siswa Kelas X Jurusan
Kuliner Di SMK Budi Mulia Dua”, merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Psikologi Pendidikan dan
Bimbingan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis tidak
terlepas dari bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, melalui kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang
telah memberikan izin penelitian.
2. Bapak Fathur Rahman, M. Si. Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan
Bimbingan yang sekaligus merupakan pembimbing skripsi II yang telah
memberikan waktu, pikiran, dan tenaga untuk membimbing dan mengarahkan
saya dalam penyusunan skripsi ini.
3. Bapak Sugihartono, M. Pd. selaku pembimbing skripsi I yang telah banyak
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing dan mengarahkan
dalam penyusunan skripsi ini.
4. Semua dosen Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yang selama ini
telah memberikan ilmu yang bermanfaat pada penulis.
5. Seluruh guru-guru SMK Budi Mulia Dua Yogyakarta yang telah memberikan
ijin sehingga penulis dapat melakukan penelitian di SMK Budi Mulia Dua
Yogyakarta.
6. Siswa-siswi SMK Budi Mulia Dua Yogyakarta atas kerjasamanya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
7. Ayah, Ibu, dan seluruh keluargaku tercinta yang senantiasa memberikan

motivasi, dukungan, doa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

viii

ix

DAFTAR ISI
hal
HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN..........................................................................

ii

HALAMAN PERNYATAAN...........................................................................

iii

HALAMAN PENGESAHAN...........................................................................

iv


HALAMAN MOTTO........................................................................................ v
HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................

vi

ABSTRAK.......................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR.......................................................................................

viii

DAFTAR ISI......................................................................................................

x

DAFTAR TABEL..............................................................................................

xiii

DAFTAR GAMBAR.........................................................................................


xiv

DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………………..

1

B.

Identifikasi Masalah………………………………………………………

11

C.

Batasan Masalah…………………………..…………………………….... 12

D. Rumusan Masalah………………………………………………………...


12

E.

Tujuan Penelitian…………………………………………………………. 13

F.

Manfaat Penelitian………………………………………………………... 13

BAB II KAJIAN TEORI
A. Kajian tentang Motivasi Berwirausaha......................................................

15

1. Pengertian Motivasi.............................................................................. 15
2. Pengertian Kewirausahaan...................................................................

18


3.

Karakteristik Kewirausahaan...............................................................

20

4.

Manfaat Berwirausaha.......................................................................... 25

5.

Tujuan Kewirausahaan.........................................................................

x

29

B.

C.

6.

Faktor Penyebab Kegagalan dan Keberhasilan Berwirausaha.............

7.

Pengertian Motivasi Berwirausaha....................................................... 34

Kajian Bimbingan Karir..............................................................................

29
40

1.

Pengertian Bimbingan Karir................................................................. 40

2.

Tujuan Bimbingan Karir......................................................................

3.

Metode Bimbingan Karir...................................................................... 46

4.

Penerapan Metode Mind Mapping pada Bimbingan Karir..................

48

Teknik Mind Mapping tentang Peluang Usaha..........................................

50

1.

Pengertian Mind Mapping....................................................................

50

2.

Keuntungan Mind Mapping.................................................................. 52

3.

Kegunaan Mind Mapping..................................................................... 53

4.

Langkah-langkah Membuat Mind Mapping......................................... 54

5.

Peluang Usaha......................................................................................

43

55

D. Peningkatan Motivasi Berwirausaha melalui Metode Mind Mapping
tentang Peluang Usaha................................................................................
E.

60

Hipotesis Tindakan...................................................................................... 62

BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian…………………………………………………….. 63
B.

Subyek Penelitian .......................................................................................

64

C.

Tempat dan Waktu Penelitian.……………………………………………

65

D. Desain Penelitian………………………………………………………..... 65
E.

Teknik Pengumpulan Data..........................................................................

71

F.

Instrumen Penelitian.................................................................................... 73
1.

Skala Motivasi Berwirausaha............................................................... 73

2.

Pedoman Observasi..............................................................................

78

G. Uji Validitas Dan Reliabilitas Instrumen..……………………………......

80

1. Uji Validitas Instrumen.……………………………….......................

80

2. Uji Reliabilitas Instrumen..……………………………......................

82

H. Teknik Analisis Data……………………………………………………...

84

I.

86

Kriteria Keberhasilan..................................................................................
xi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi dan Waktu Penelitian......................................................

88

1. Deskripsi Lokasi Penelitian………………………………………….. 88
2. Deskripsi Waktu Penelitian..................................................................

89

B.

Deskripsi Subjek Penelitian …………………………................................ 89

C.

Deskripsi Langkah Sebelum Pelaksanaan Tindakan……………………... 91

D. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan................................................................. 93
1. Kondisi Awal......................………………………………………….. 93
2. Perencanaan......................…………………………............................ 94
3. Pelaksanaan Tindakan...............……………………………………...

95

a. Siklus I............................................................................................. 95

E.

F.

b. Siklus II...........................................................................................

108

c. Observasi.........................................................................................

121

Deskripsi Hasil Pelaksanaan Tindakan.......................................................

123

1. Hasil Skala Motivasi Berwirausaha.....................................................

123

2. Refleksi dan Evaluasi………………………………………...............

131

Pembahasan Hasil Penelitian………………………...............………........ 133

G. Keterbatasan Penelitian…………………………………...........................

137

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan........……………………………………………...................... 139
B.

Saran..................……………………………………………...................... 140

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................

142

LAMPIRAN.......................................................................................................

146

xii

DAFTAR TABEL
hal
Tabel 1.

Penggunaan Otak pada Mind Mapping……………………............ 51

Tabel 2.

Kisi-kisi Skala Motivasi Berwirausaha…..……………………...... 76

Tabel 3.

Jawaban dan Skor Skala Motivasi Berwirausaha............................

Tabel 4.

Kisi-kisi Pedoman Observasi Guru………...................................... 78

Tabel 5.

Kisi-kisi Pedoman Observasi Siswa………....................................

79

Tabel 6.

Rumusan Kategori Skala Motivasi Berwirausaha….......................

85

Tabel 7.

Kategorisasi Skala Motivasi Berwirausaha.....................................

86

Tabel 8.

Subyek Penelitian............................................................................

90

Tabel 9.

Hasil Pre-Test Subyek Penelitian....................................................

92

Tabel 10.

Hasil Presentase Pre-test.................................................................

93

Tabel 11.

Perbandingan Hasil Pre-Test dengan Hasil Post-Test I................... 106

Tabel 12.

Perbandingan Hasil Post-Test I dengan Hasil Post-Test II.............. 119

Tabel 13.

Skor Motivasi Berwirausaha Sebelum dan Sesudah Tindakan…...

123

Tabel 14.

Perbandingan Peningkatan dan Presentase Skor Skala Motivasi
Berwirausaha Siswa Pre-Test, Post-Test I dan Post-Test II………

125

xiii

78

DAFTAR GAMBAR
hal
Gambar 1.

Penerapan Mind Mapping tentang Peluang Usaha……...............

Gambar 2.

Proses Penelitian Tindakan……………….…………….............. 66

Gambar 3.

Grafik Peningkatan Motivasi Berwirausaha Siswa……………..

xiv

58
126

DAFTAR LAMPIRAN
hal
Lampiran 1.

Skala Motivasi Berwirausaha Sebelum Uji Coba..…………… 146

Lampiran 2.

Angket Ahli Materi untuk Instrumen Motivasi Berwirausaha Siswa.

150

Lampiran 3.

Skala Motivasi Berwirausaha Setelah Uji Coba………………

157

Lampiran 4.

Data Uji Coba Instrument Skala Motivasi Berwirausaha.......... 161

Lampiran 5.

Uji Reliabilitas Skala Motivasi Berwirausaha...........................

Lampiran 6.

Satuan Layanan Bimbingan dan Konseling…………………... 163

Lampiran 7.

Lembar Kerja Siswa ….………………………………………. 179

Lampiran 8.

Hasil Observasi Guru..………………………………………... 181

Lampiran 9.

Hasil Observasi Siswa...………………………………………

185

Lampiran 10.

Data Hasil Skor Pre-Test..…………………………………….

193

Lampiran 11.

Data Hasil Skor Post-Test I …………………………………..

194

Lampiran 12.

Data Hasil Skor Post-Test II…...……………………………...

195

Lampiran 13.

Foto-foto Kegiatan Penelitian…...……………………………. 196

Lampiran 14.

Surat Ijin Penelitian Fakultas Ilmu Pendidikan…..…………...

199

Lampiran 15.

Surat Ijin Penelitian Bapeda Sleman.…………………………

200

Lampiran 16.

Surat Keterangan SMK Budi Mulia Dua…………………....... 201

xv

162

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap manusia bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan
mencapai keinginan dalam hidupnya. Dalam mencapai tujuan tersebut
manusia perlu berjuang dengan cara bekerja. Namun pada kenyataannya
lapangan pekerjaan yang tidak memadai dengan jumlah penduduk usia
produktif masih menjadi permasalahan penting yang ada di Indonesia.
Ketidakseimbangan

lapangan

pekerjaan

dengan

pencari

kerja

menyebabkan banyaknya pengangguran di Indonesia.
Permasalahan pengangguran di Indonesia memang selalu menjadi
prioritas pemerintah Indonesia, tetapi faktanya angka pengangguran
tersebut masih sulit untuk dikurangi. Hal tersebut dapat dilihat dari data
Badan Pusat Statistik (BPS) edisi Februari 2014 yang menunjukkan bahwa
tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Indonesia pada Agustus 2013
mencapai 6,25 persen, mengalami peningkatan dibanding TPT Februari
2013 sebesar 5,92 persen dan TPT Agustus 2012 sebesar 6,14 persen. Pada
Agustus 2013, jumlah pengangguran mencapai 7,39 juta orang, mengalami
kenaikan sebanyak 150 ribu orang jika dibandingkan Agustus 2012.
Dari jumlah pengangguran pada Agustus 2013 dilihat dari tingkat
pendidikannya,, TPT untuk pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan
menempati posisi tertinggi yaitu sebesar 11,19 persen disusul oleh TPT
Sekolah Menengah Atas sebesar 9,74 persen. Jika dibandingkan keadaan
Agustus 2012, TPT pada semua tingkat pendidikan mengalami penurunan

1

kecuali pada tingkat pendidikan Sekolah Menengah Atas dan Sekolah
Menengah Kejuruan.
Sehubungan dengan fenomena pengangguran tersebut, salah satu
permasalahan ketenagakerjaan yang saat ini sedang dihadapi Negara
Indonesia yaitu besarnya angka pengangguran terdidik. Pengangguran
terdidik adalah sekelompok orang yang mempunyai kualifikasi lulusan
pendidikan yang cukup, tetapi masih belum memiliki pekerjaan. Penyebab
utama terjadinya pengangguran terdidik adalah kurang selarasnya
perencanaan pembangunan pendidikan dengan perkembangan lapangan
kerja, sehingga lulusan berbagai institusi pendidikan tidak terserap oleh
lapangan kerja. Dengan menganalisis tingginya angka pengangguran
tersebut, perubahan mindset dari job seeker/pencari kerja menjadi job
maker/pencipta

kerja

atau

yang

sering

kita

sebut

dengan

wirausaha/entrepreneur menjadi sebuah keharusan.
Menurut Barnawi dan Mohammad Arifin (2012: 16) untuk
mencetak masyarakat dengan karakter wirausaha tidak dapat dilakukan
secara instan, tetapi harus melalui proses pendidikan yang panjang dan
tersistematis. Nilai-nilai entrepreneurship harus diintegrasikan ke dalam
lingkungan sekolah mulai dari jenjang pendidikan formal anak usia dini
hingga sekolah menengah atas serta pendidikan non formal. Salah satu
pendidikan formal yang memiliki tujuan untuk menyiapkan lulusannya
agar mampu mandiri dan memiliki ketrampilan yang bermanfaat untuk

2

menumbuhkan karakter wirausaha adalah Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK).
Sekolah menengah kejuruan (SMK) adalah salah satu bentuk
satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan
pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau
bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui
sama/setara SMP/MTs. SMK sering disebut juga STM (Sekolah Teknik
Menengah). Di SMK terdapat banyak Program Keahlian yang dapat
mengembangkan ketrampilan peserta didiknya secara maksimal.
Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20
tahun 2003, pasal 15 dijelaskan bahwa:
Pendidikan umum merupakan pendidikan dasar dan menengah
yang mengutamakan perluasan pengetahuan yang diperlukan oleh
peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi. Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang
mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang
tertentu.
Kurikulum

Sekolah

Menengah

Kejuruan

secara

khusus

menjelaskan tujuan Sekolah Menengah Kejuruan antara lain:
1) Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia yang produktif
mampu kerja mandiri, menguasai lowongan pekerjaan yang ada
didunia usaha dan industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah
sesuai denga kompetnsi dalam program keahlian yang dipilihnya;
2) Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karir, ulet dan
gigih dalam berkompetensi, beradaptasi di lingkungan kerja, dan
mengembangkan sikap professional dalam bidang keahlian yang
diminatinya; 3) Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan
tekhnologi dan seni agar mampu mengembangkan diri dikemudian
hari baik secara mandiri/melalui jenjang pendidikan yang lebih
tinggi; 4) Membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi
yang sesuai dengan program keahlian.

3

Tujuan

SMK

di

atas

dapat

disimpulkan

bahwa

SMK

mempersiapkan peserta didiknya untuk mampu menjadi tenaga mandiri
yang kompeten dalam bidangnya, SMK membekali para siswanya untuk
bekerja secara mandiri atau menjadi wirausaha sesuai kompetensi yang
dipilihnya dan tentu saja dapat bersaing di dunia global. Untuk
mewujudkan tujuan tersebut, maka sekolah perlu mengadakan berbagai
program untuk mendukung mengarahkan ketertarikan siswa pada hal-hal
yang berhubungan dengan wirausaha. Salah satu usaha untuk mewujudkan
hal tersebut adalah dengan memberikan program Bimbingan dan
Konseling dalam bidang karir kepada siswa agar memiliki gambaran masa
depan tentang karirnya dalam bidang kewirausahaan.
Program tersebut dapat berupa bimbingan karir yang diberikan
secara klasikal kepada siswa agar siswa memiliki motivasi untuk
berwirausaha. Bimbingan karir itu sendiri adalah suatu proses bantuan,
layanan dan pendekatan terhadap siswa, agar siswa yang bersangkutan
dapat mengenal dirinya, memahami dirinya, dan mengenal dunia kerja.
Selain itu siswa dapat merencanakan masa depannya, dengan bentuk
kehidupan yang diharapkannya, untuk menentukan pilihannya, dan
mengambil suatu keputusan bahwa keputusannya tersebut adalah yang
paling tepat; sesuai dengan keadaan dirinya dihubungkan dengan
persyaratan- persyaratan dan tuntutan pekerjaan/karir yang dipilihnya
(Ruslan A Gani 1996: 11). Menurut Danang D. Joedonagoro dalam Ruslan
A Gani (1996: 22) bimbingan karir dapat memberikan dorongan-dorongan

4

positif dan merupakan usaha yang sangat berarti dalam membentuk tenaga
kerja masa depan. Oleh karena itu bimbingan karir sangat diperlukan
dalam memberikan motivasi dan mengenalkan dunia kerja khususnya
dunia wirausaha kepada siswa.
Menurut Kemendiknas 2010 (dalam Sujinah, 2012: 48)
Kewirausahaan adalah suatu sikap, jiwa dan kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru yang sangat bernilai dan berguna,
baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain. Kewirausahaan
ini merupakan sikap mental dan jiwa yang selalu positif dan
kreatif, berdaya, bercipta, berkarya, bersahaja dalam rangka
meningkatkan pendapatan atas kegiatan usahanya. Sementara
wirausaha adalah orang yang terampil memanfaatkan peluang
dalam mengembangkan usahanya dengan tujuan untuk
meningkatkan kehidupannya.
Dalam menumbuhkan jiwa wirausaha pada masyarakat Indonesia,
pemerintah mendukung hal tersebut melalui berbagai skema dan program
untuk memfasilitasi kelompok anak muda untuk berkiprah dalam dunia
usaha dan bisnis. Salah satu upaya pemerintah untuk mendorong
munculnya wirausaha-wirausaha baru di Tanah Air diantaranya dengan
Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN) yang terdiri dari paket
penumbuhan wirausaha baru termasuk pelatihan dan pemberian modal
awal sebagai "start up". Menteri Koperasi dan UKM, Syarief Hasan juga
mengajak segmen mahasiswa dan pelajar untuk memulai usaha serta
merintis wirausaha baru sebagai wirausahawan muda. Hal tersebut
dikarenaka para generasi muda ini memiliki nilai dan posisi yang strategis
untuk membangun pertumbuhan ekonomi.

5

Pengembangan kewirausahaan di generasi muda merupakan
keharusan untuk membuat Indonesia lebih maju dan mandiri. Adapun
syarat dari negara maju salah satunya adalah memiliki jumlah wirausaha
minimal 2% dari total populasi. Dibandingkan dengan negara-negara lain,
perkembangan kewirausahaan di Indonesia masih sangat kurang. Sebagai
pembanding, kewirausahaan di Amerika Serikat tercatat mencapai 11%
dari total penduduknya, Singapura sebanyak 7%, dan Malaysia sebanyak
5%. Jadi, pengembangan SDM dengan kompetisi semacam ini dari para
generasi muda tepat dan relevan untuk membibitkan para pelajar agar
menjadi wirausaha dan menciptakan lapangan kerja (Tempo, 15
September 2013).
Pelajar merupakan remaja yang memiliki tugas perkembangan
yang perlu dilalui. Menurut Havigurst dalam Hurlock (1980: 10) tugas
perkembangan remaja adalah mencapai kemandirian emosional serta
mempersiapkan karir ekonominya. Salah satu karir yang dapat
dipersiapkan sejak dini adalah berwirausaha. Berwirausaha merupakan
salah satu jalan keluar untuk mengatasi kesulitan mencari pekerjaan. Tidak
tertutup kemungkinan seseorang yang menjalankan wirausaha akan
membuat lapangan pekerjaan baru yang sangat diharapkan oleh para
pencari kerja.
Oleh karena itu pentingnya sejak dini ditekankan tentang
manfaatnya berwirausaha kepada siswa/siswi sekolah tingkat menengah
mengenai berwirausaha sehingga mereka akan mempunyai motivasi

6

berwirausaha yang tinggi. Sedangkan motivasi berwirausaha sendiri
menurut Herawaty (dalam Andwiani Sinarasri dan Ayu Noviani Hanum,
2012: 344) adalah perhatian, kesenangan dan kemauan seseorang untuk
melakukan kegiatan usaha yang mandiri berdasar pada kemampuan,
kekuatan dan ketrampilan yang dimiliki.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, sebagian
besar siswa kelas X jurusan kuliner SMK Budi Mulia Dua memiliki
motivasi berwirausaha yang rendah. Terbukti pada tanggal 20 Januari
peneliti mewawancarai wali kelas dan siswa kelas X jurusan kuliner.
Peneliti merasa perlu mewawancarai wali kelas karena di SMK Budi
Mulia ini tidak ada peran guru bimbingan dan konseling dan peran
tersebut digantikan oleh wali kelas. Wali kelas di SMK Budi Mulia ini
memiliki tugas membimbing dan menyelesaikan masalah siswa sehingga
peneliti perlu mewawancarai beliau. Hasil wawancara dengan wali kelas
tersebut mengemukakan bahwa siswa-siswanya memang kurang antusias
dengan matapelajaran Bussiness and Social Science karena pelajaran
tersebut hanya berupa teori dan ceramah yang diberikan guru
matapelajaran. Hal tersebut diperkuat dengan pengamatan yang dilakukan
peneliti saat proses pembelajaran Bussiness and Social Science. Pada
proses tersebut siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran pada
materi kewirausahaan, hal ini disebabkan oleh pembelajaran yang kurang
memotivasi siswa dalam berwirausaha. Matapelajaran Bussiness and
Social Science adalah salah satu matapelajaran yang dapat memberikan

7

pengetahuan dan memotivasi dalam berwirausaha pada siswa SMK Budi
Mulia Dua. Salah satu materi dalam matapelajaran tersebut memberikan
materi-materi tentang kewirausahaan. Namun dalam kenyataannya
motivasi siswa dalam berwirausaha masih sangat rendah.
Wali kelas tersebut juga mengemukakan bahwa sebagian besar
siswa kelas X jurusan kuliner SMK Budi Mulia Dua adalah anak dari
keluarga menengah keatas sehingga hampir sebagian besar siswa betujuan
untuk

melanjutkan

sekolah

ke

perguruan

tinggi.

Hal

tersebut

memperlihatkan minat untuk menjadi wirausaha setelah lulus SMK
tergolong rendah. Hal tersebut diperkuat dengan hasil wawancara terhadap
siswa kelas kuliner tentang cita-cita yang ingin diraih. Dari wawancara
tersebut hanya tiga siswa yang bercita-cita menjadi wirausaha, dan sisanya
bercita-cita sebagai pegawai atau chef disebuah restoran atau hotel.
Peneliti juga melakukan observasi terkait proses pembelajaran di
kelas X jurusan kuliner SMK Budi Mulia Dua dalam matapelajaran
Bussiness and Social Science. Dalam proses belajar mengajar tersebut
guru hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab yang kurang
menekankan pada praktek berwirausaha atau perencanaan dalam
berwirausaha. Sehingga proses pembelajaran kurang melibatkan siswa
secara maksimal dalam proses berwirausaha. Siswa yang kurang memiliki
motivasi dalam berwirausaha akan cenderung tidak memperhatikan saat
pelajaran dan lebih sering gaduh didalam kelas. Hal tersebut didukung
dengan hasil wawancara yang memperlihatkan kurang mengertinya siswa

8

tentang materi-materi wirausaha yang selama ini diajarkan. Maka dari itu
guru perlu menerapkan metode pembelajaran yang lain agar siswa dapat
termotivasi dalam berwirausaha.
Dalam proses belajar mengajar penggunaan metode pembelajaran
yang tepat, sangat menentukan keberhasilan belajar siswa. Penggunaan
metode pembelajaran yang tepat, dapat mengembangkan potensi yang
tersimpan dalam dirinya, sehingga mereka akan lebih termotivasi untuk
berwirausaha. Dalam pembelajaran siswa akan lebih termotivasi jika apa
yang dipelajarinya menarik perhatiannya, relevan dengan kebutuhan
siswa, menyebabkan mereka puas, dan menambah kepercayaan dirinya.
Salah satu metode yang diduga mampu membuat suasana
pembelajaran yang menarik, memotivasi siswa dan menyenangkan adalah
mind mapping (peta pikiran). Menurun Iwan Sugiarto (2004: 75) mind
mapping merupakan suatu metode pembelajaran yang sangat baik
digunakan oleh guru untuk meningkatkan daya hafal siswa dan
pemahaman konsep siswa yang kuat, siswa juga dapat meningkatkan daya
kreatifitasnya melalui kebebasan imajinasi. Mind mapping juga merupakan
metode meringkas bahan yang akan dipelajari dan memproyeksikan
masalah yang dihadapi ke dalam bentuk peta atau teknik grafik sehingga
lebih mudah memahaminya. Seperti yang diungkapkan Buzan (2006: 171)
menyatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode mind
mapping ini akan membantu anak untuk mudah mengingat sesuatu;

9

mengingat fakta, angka, dan rumus dengan mudah; meningkatkan motivasi
dan konsentrasi; mengingat dan menghafal menjadi lebih cepat.
Beberapa penelitian tentang metode mind mapping antara lain
penelitian dari Hadi Wahyanto dengan judul “Penggunaan Metode Mind
Mapping untuk Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran Chasis Di SMK
1 Sedayu 2011 (Tek. Otomotif)” , penerapan pembelajaran dengan metode
mind mapping ternyata dapat meningkatkan aktivitas positif siswa,
pembelajaran tersebut juga lebih efektif digunakan sehingga siswa cepat
beradaptasi karena aktivitas positif meningkat terutama dalam berdiskusi,
mencatat, dan bertanya, selain itu pembelajaran menggunakan metode
mind mapping dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan
penelitian dari Agung Aji Tapantoko dalam skripsinya yang berjudul
“Penggunaan Metode Mind Mapping (Peta Pikiran) untuk Meningkatkan
Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VIII
SMP Negeri 4 Depok” memaparkan bahwa metode mind mapping berhasil
meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. Selain itu menurut Arika
Noormala Sari, Farida Hidayati, Hastaning Sakti dalam penelitiannya yang
berjudul “Pengaruh Mind Map dalam Program “Bizz For Teens” terhadap
Sikap Berwirausaha pada Siswa SMK”, mengemukakan adanya perbedaan
perubahan sikap berwirausaha yang signifikan antara sebelum dan sesudah
perlakuan menandakan ada pengaruh mind mapping dalam program “Bizz
for Teens” terhadap sikap berwirausaha.

10

Terkait hasil penelitian dan pernyataan diatas tentang metode mind
mapping, maka metode mind mapping untuk meningkatkan motivasi
berwirausaha ini belum teraplikasikan di SMK Budi Mulia Dua
Yogyakarta. Adanya penerapan metode mind mapping ini diharapkan
dapat meningkatkan motivasi berwirausaha siswa kelas X jurusan kuliner
SMK Budi Mulia Dua Yogyakarta.
Berdasarkan data tentang banyaknya pengangguran dari tingkat
pendidikan SMK di Indonesia dan rendahnya motivasi berwirausaha pada
siswa kelas X jurusan kuliner SMK Budi Mulia Dua, maka penelitian ini
dimaksudkan untuk berupaya mengkaji tentang peningkatan motivasi
berwirausaha melalui metode mind mapping tentang peluang usaha pada
siswa kelas X jurusan kuliner di SMK Budi Mulia Dua.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka identifikasi
masalah yang dapat dikemukakan sebagai berikut :
1. Banyaknya jumlah pengangguran terdidik di Indonesia.
2. Lulusan SMK menduduki urutan pertama jumlah pengangguran
terbanyak di Indonesia.
3. Kurangnya wirausaha di Indonesia.
4. Rendahnya motivasi berwirausaha pada siswa kelas X jurusan kuliner
di SMK Budi Mulia Dua.

11

5. Metode

pembelajaran

kewirausahaan

sehingga

yang

monoton

menyebabkan

pada

siswa

pembelajaran

kurang

antusias

mengikuti pelajaran tersebut.
6. Belum diterapkannya metode mind mapping untuk meningkatkan
motivasi berwirausaha di SMK Budi Mulia Dua.

C. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang
telah dijabarkan oleh peneliti, maka peneliti membatasi penelitian ini
hanya pada poin ke-4, ke-5, dan ke-6, yaitu rendahnya motivasi
berwirausaha pada siswa kelas X jurusan kuliner di SMK Budi Mulia,
metode pembelajaran yang monoton pada pembelajaran kewirausahaan
sehingga menyebabkan siswa kurang antusias mengikuti pelajaran
tersebut, dan belum diterapkannya metode mind mapping untuk
meningkatkan motivasi berwirausaha di SMK Budi Mulia Dua.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah penggunaan metode
mind mapping dapat meningkatkan motivasi berwirausaha siswa kelas X
jurusan kuliner SMK Budi Mulia Dua.

12

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang ada dalam penelitian ini, maka
tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana meningkatkan
motivasi berwirausaha siswa kelas X jurusan kuliner SMK Budi Mulia
Dua dengan penerapan metode mind mapping pada materi peluang usaha.

F. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini, manfaat yang dapat diambil sebagai
berikut:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian

ini

bermanfaat

untuk

mengembangkan

ilmu

pengetahuan serta dapat memberikan kontribusi terhadap teori
pembelajaran yang melandasi penelitian ini.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
Penelitian ini dapat meningkatkan motivasi berwirausaha
peserta didik sehingga dapat membantu mereka dalam kehidupan
karir mereka nantinya.
b. Bagi Guru
Penelitian ini dapat memberikan saran kepada guru
matapelajaran kewirausahaan dalam merancang pembelajaran dan
melaksanakan pembelajaran dengan metode yang bervariasi.

13

c. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai pengetahuan dan
bekal sebagai pendidik dalam menerapkan metode pembelajaran di
dalam kelas.

14

BAB II
KAJIAN TEORI
A. Motivasi Berwirausaha
1. Pengertian Motivasi
Motivasi merupakan proses psikologi yang mendasar, dan
merupakan salah satu unsur yang dapat menjelaskan perilaku
seseorang. Motivasi berhubungan dengan dorongan atau kekuatan
yang berada dalam diri manusia. Motivasi berada dalam diri manusia
yang tidak terlihat dari luar. Dalam pengertian tersebut motivasi adalah
kekuatan atau dorongan yang berada dalam diri seseorang yang dapat
menjelaskan perilaku seseorang (Yuyus Suryana dan Kartib Bayu,
2011: 98).
Menurut Ngalim Purwanto (2006: 60), motif adalah suatu
dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang yang menyebabkan
orang tersebut mau bertindak melakukan sesuatu. Sedangkan motivasi
menurut Ngalim Purwanto (2006: 71) adalah pendorong yaitu suatu
usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar
ia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga
mencapai suatu hasil atau tujuan tertentu. Tujuan yang ingin dicapai
tiap

individu

mungkin

hampir

sama

tetapi

bagaimana

cara

mencapainya dan mengapa ia ingin mencapai tujuan tersebut yang
berbeda-beda. Dengan demikian, motivasi merupakan dorongan untuk
melakukan sesuatu sehingga mencapai suatu hasil atau tujuan. Dari
kedua teori di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian motivasi

15

adalah kekuatan atau dorongan yang berada dalam diri seseorang yang
menyebabkan

seseorang melakukan

suatu

perbuatan

sehingga

mencapai suatu hasil atau tujuan tertentu.
Menurut Walgito (dalam Refal Di Zetta, Rina Mariana, dan
Isna Asyri Syahrina, 2012: 2) motif tidak berdiri sendiri, tetapi
saling berkaitan dengan faktor-faktor lain, baik faktor eksternal
maupun faktor internal. Hal-hal yang mempengaruhi motif tersebut
disebut dengan motivasi. Sesuai dengan pendapat Djamarah (dalam
dalam Refal Di Zetta, Rina Mariana, dan Isna Asyri Syahrina, 2012: 3)
yang menjelaskan bahwa motivasi terdiri dari :
a. Motivasi intrinsik
Motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak
perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu
sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Motivasi intrinsik
datang dari hati sanubari umumnya karena kesadaran. Faktorfaktor yang mempengaruhi motivasi intrinsik yaitu kebutuhan,
harapan, dan minat.
b. Motivasi ekstrinsik
Motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya
perangsang atau pengaruh dari orang lain sehingga seseorang
berbuat sesuatu. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi
ekstrinsik adalah dorongan keluarga, lingkungan, dan media.

16

Jadi dari pemaparan teori diatas dapat disimpulkan bahwa
motivasi adalah kekuatan atau dorongan yang berada dalam diri
seseorang yang menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan
sehingga mencapai suatu hasil atau tujuan tertentu. Kekuatan atau
dorongan yang kuat tersebut timbul dari diri individu itu sendiri atau
dari luar individu tersebut. Oleh karena itu untuk menumbuhkan
motivasi dibutuhkan faktor dari luar dan dari dalam diri seseorang.
Faktor dari dalam antara lain berupa kemampuan seseorang
memunculkan potensi agar dapat memacu untuk memiliki sesuatu
keinginan. Sedangkan faktor dari luar adalah faktor yang dapat
mendorong kemampuan seseorang agar potensi yang dimiliki dapat
memberikan pengaruh dalam mewujudkan keinginannya. Hal tersebut
dapat diimplementasikan dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling
karir yang dilakukan oleh guru BK. Jika siswa memiliki motivasi
dalam suatu karir tertentu maka kehidupanya pun akan lebih baik
karena siswa tersebut memiliki dorongan untuk berhasil dalam
perjalanan karirnya. Faktor dari luar terutama di sekolah adalah guru,
dalam hal ini adalah guru BK. Usaha guru dalam pelaksanaan
bimbingan dan konseling dalam hal karir akan mempengaruhi siswa
dalam menentukan tindakan dan keinginannya. Oleh karena itu
perlulah pemahaman yang lebih mendalam untuk dapat melakukan
bimbingan dan konseling yang lebih efektif dan menarik.

17

2. Pengertian Kewirausahaan
Menurut John J. Kao (dalam Leonardus Saiman 2009: 41)
kewirausahaan adalah usaha untuk menciptakan nilai melalui
pengenalan kesempatan bisnis, manajemen pengambilan risiko yang
tepat, dan melalui ketrampilan komunikasi dan manajemen untuk
memobilisasi manusia, uang, dan bahan-bahan baku atau sumber daya
lain yang diperlukan untuk menghasilkan proyek supaya terlaksana
dengan baik. Berdasarkan pengertian ini dapat disimpulkan bahwa
kewirausahaan memiliki empat aspek penting yaitu pengenalan
kesempatan bisnis, manajemen pengambilan risiko yang tepat,
ketrampilan komunikasi dan manajemen untuk memobilisasi sumber
daya.
Kewirausahaan adalah ilmu, seni maupun perilaku, sifat, ciri
dan watak seseorang yang memiliki kemampuan dalam mewujudkan
gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif (R. Heru
Kristanto, 2009: 3). Pengertian ini menjelaskan bahwa kewirausahaan
bukan hanya sekedar menciptakan produk, tetapi merupakan ilmu, seni
maupun perilaku, sifat, ciri, dan watak seseorang untuk menciptakan
produk nyata.
Ropke (dalam Yuyus Suryana dan Kartib Bayu 2011: 25)
menyatakan bahwa kewirausahaan merupakan proses penciptaan
sesuatu yang baru (kreasi baru) dan membuat sesuatu yang berbeda
dari yang telah ada (inovasi), tujuannya adalah tercapainya

18

kesejahteraan individu dan nilai tambah bagi masyarakat. Menurut
pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kewirausahaan
merupakan proses penciptaan sesuatu yang baru (kreasi baru) dan
membuat sesuatu yang berbeda dari yang telah ada (inovasi).
Menurut Instruksi Presiden RI No. 4 Tahun 1995 (dalam Abas
Sunarya, Sudaryono, dan Asep Saefullah, 2011: 35) dijelaskan bahwa :
Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku, dan
kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan atau kegiatan yang
mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja,
teknologi, dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam
rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh
keuntungan lebih besar.
Berdasarkan Instruksi Presiden tersebut maka kewirausahaan
lebih mengarah pada kemampuan individu dalam menangani usaha
untuk memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh
keuntungan lebih besar.
Berdasarkan

uraian

di atas

maka

disimpulkan

bahwa

kewirausahaan merupakan ilmu, seni, perilaku, sifat, ciri, dan watak
seseorang dalam menciptakan sesuatu yang baru (kreasi baru) dan
membuat sesuatu yang berbeda dari yang telah ada (inovasi) melalui
pengenalan kesempatan bisnis, manajemen pengambilan risiko yang
tepat, ketrampilan komunikasi dan manajemen untuk memobilisasi
sumber daya untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar.

19

3. Karakteristik Kewirausahaan
Karakter

sangat

penting

dalam

kewirausahaan

karena

merupakan fondasi bagi kecerdasan dan pengetahuan seorang
wirausaha. Proses membangun karakter itu memerlukan disiplin tinggi
karena tidak pernah mudah dan seketika atau serta merta. Menurut
McGraith & Mac Milan (2000), ada tujuh karakter dasar yang perlu
dimiliki setiap calon wirausaha. Ketujuh karakter tersebut adalah
sebagai berikut:
a. Action oriented
Seorang wirausaha selalu ingin segera bertindak, sekalipun
situasinya tidak pasti. Prinsip yang mereka anut adalah see and do.
b. Berpikir simple
Mereka melihat persoalan dengan jernih dan menyelesaikan
masalah satu demi satu secara bertahap.
c. Mereka selalu mencari peluang-peluang baru
Mereka mencari berbagai peluang, baik itu peluang usaha
yang benar-benar baru, atau peluang dari usaha yang sama. Selain
itu mereka meraih keuntungan bukan hanya dari bisnis atau produk
baru, melainkan juga dengan cara-cara baru.
d. Mengejar peluang dengan disiplin tinggi
Seorang wirausaha memiliki mata yang tajam dalam
melihat peluang atau memiliki penciuman yang kuat terhadap
keberadaan peluang itu. Peluang bukan hanya dicari, melainkan

20

perlu diciptakan, dibuka, dan diperjelas. Karena wirausaha
melakukan investasi dan menanggung resiko, maka seorang
wirausaha harus memiliki disiplin yang tinggi.
e. Hanya mengambil peluang yang terbaik
Cara penilaian peluang tersebut ada pada nilai-nilai
ekonomis yang terkandung didalamnya, masa depan yang lebih
cerah, kemampuan menunjukkan prestasi, dan perubahan yang
dihasilkan. Semua itu biasanya dikaitkan dengan "rasa suka"
terhadap objek usaha atau kepercayaan bahwa dia "mampu"
merealisasikannya.
f. Fokus pada eksekusi
Manusia

dengan

entrepreneur

mindset

mampu

mengeksekusi, yaitu melakukan tindakan dan merealisasikan yang
dipikirkan daripada menganalisa ide-ide baru sampai mati. Mereka
juga adaptif terhadap situadi, yaitu mudah menyesuaikan diri
dengan fakta-fakta baru atau kesulitan di lapangan.
g. Memfokuskan energi setiap orang pada bisnis yang digeluti
Seorang

wirausaha

tidak

bekerja

sendirian.

Dia

menggunakan tangan dan pikiran setiap orang, baik dari dalam
maupun luar perusahaannya.
Selain itu beberapa karakteristik yang melekat pada diri
wirausahawan

juga

telah

dikempokan

oleh

Suryana

Rusli Mohammad Rukka 2011: 38) adalah sebagai berikut:

21

(dalam

a. Percaya diri
Karakter yang masuk dalam ciri percaya diri adalah
optimis, mandiri, jujur berintegritas, matang seimbang, berfokus
pada diri, dan bertekad kuat. Dengan karakter-karakter tersebut,
seorang

wirausahawan

percaya

bahwa

dirinya

memiliki

kemampuan-kemampuan tertentu yang dapat digunakan untuk
mencapai sasaran-sasaran yang hendak dicapainya. Ia juga tidak
akan goyah menghadapi gangguan-gangguan di tengah perjalanan
untuk mencapai tujuan. Memiliki harga diri yang tinggi dan tidak
mudah menyerah.
b. Berani Mengambil Resiko
Ciri berani mengambil resiko meliputi karakter pengambil
resiko yang moderat dan dapat diperhitungkan, mampu belajar
dari kegagalan, toleran terhadap

ketidakpastian, menyukai

tantangan dan agresif. Nilai resiko bagi seorang wirausahawan
dapat diperhitungkan atau diperkirakan secara intuitif. Bila nilai
kerugian dari resiko terlalu kecil, bagi seorang wirausahawan tidak
menarik untuk diambil, karena kurang menantang. Sebaliknya bila
kemungkinan untuk berhasil terlalu kecil, ia pun tidak akan nekad
untuk menghadapinya. Seorang wirausahawan hanya akan
mengambil pilihan dengan resiko yang wajar dan realistis.

22

c. Kreatif-Inovatif
Energik, banyak akal (resourcefull), pengetahuan dan
keterampilan luas, berdayacipta dan imajinatif dan luwes
(fleksibel) adalah karakter yang menjadi ciri kreatif dan
inovatifnya seorang wirausahawan. Tidak menyukai kerutinan
maupun kemapanan yang menyebabkan seorang wirausahawan
selalu kreatif menemukan hal-hal baru (inovatif).
d. Berorientasi Tugas dan Hasil
Karakter

wirausahawan

yang

termasuk

dalam

ciri

berorientasi tugas dan hasil meliputi kebutuhan berprestasi (need
for Achievement), tekun dan teliti, berorientasi

pada sasaran,

efektif dan produktif, serta berorientasi laba.
e. Kepemimpinan
Ciri kepemimpinan pada seorang wirausahawan dapat
dilihat dari berbagai karakter yang dimilikinya, yaitu: pengambil
keputusan yang cepat dan sistematis, berinisiatif dan proaktif,
dinamis, tanggap terhadap kritikan dan saran, kepribadian yang
menarik dan mudah bergaul, kooperatif, bertanggung jawab, sadar
pengaruh/kekuasaan serta berorientasi pada pelayanan.
f. Sadar Arus Waktu
Seorang wirausahawan harus sadar arus waktu yang
ditandai

dengan adanya karakter berupa memanfaatkan waktu

dengan efisien, terarah ke masa depan, perspektif.

23

Dalam kamus Poerwadarminta (dalam Yuyus Suryana dan
Kartib Bayu 2011: 50) dijelaskan bahwa: Karakter diartikan sebagai
tabiat, watak, sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang
membedakan seseorang daripada yang lain. Adapun karakteristik
kewirausahaan yang harus dimiliki oleh seseorang wirausaha yang
dibagi ke dalam lima golongan besar yaitu:
a. Memiliki motivasi yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan hidup,
karakteristik ini terdiri dari pekerja keras, tidak pernah menyerah,
memiliki semangat, dan memiliki komitmen yang tinggi.
b. Orientasi ke masa depan, karakteristik ini terdiri dari visioner,
berpikir positif, dan memiliki pengetahuan yang luas.
c. Memiliki jiwa kepemimpinan yang unggul, karakteristik ini terdiri
dari keberanian untuk bertindak, membangun tim yang baik,
berpikir dan berjiwa besar, berani mengambil resiko, having
mentor, pikiran yang terbuka, serta kepercayaan.
d. Memiliki jaringan usaha yang luas, karakteristik ini terdiri atas
jaringan kerja, teman, dan kerja sama.
e. Tanggapan dan kreatif menghadapi perubahan, karakteristik ini
terdiri atas berpikir kritis, menyenangkan, proaktif, kreatif,
inovatif, efisiensi, produktif, dan orisinal.
Dari

beberapa

pemaparan

ahli

diatas

karakteristik

kewirausahaan yang memenuhi keseluruhan karakteristik yang
seharusnya ada pada diri wirausaha adalah menurut Poerwadarminta

24

(dalam Yuyus Suryana dan Kartib Bayu 2011: 50) yaitu: 1) memiliki
motivasi yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan hidup, 2) orientasi ke
masa depan, 3) memiliki jiwa kepemimpinan yang unggul, 4) memiliki
jaringan usaha yang luas, 5) tanggapan dan kreatif menghadapi
perubahan. Dengan memiliki karakteristik- karakteristik tersebut siswa
akan mampu dikatakan memiliki potensi yang kuat untuk menjadi
wirausaha yang sukses.

4. Manfaat Berwirausaha
Beberapa penelitian menunjukan bahwa pemilik bisnis mikro,
kecil, dan atau menengah percaya bahwa mereka cenderung bekerja
lebih

keras,

menghasilkan

lebih

banyak

uang,

dan

lebih

membanggakan daripada bekerja di suatu perusahan besar atau bekerja
dengan orang lain. Sebelum mendirikan usaha, setiap calon wirausaha
sebaiknya mempertimbangkan manfaat kepemilikan bisnis mikro,
kecil, dan ata menengah terlebih dahulu.
Thomas W. Zimmerer et al (dalam Abas Sunarya, Sudaryono,
dan Asep Saefullah, 2011: 37) merumuskan manfaat kewirausahaan
sebagai berikut:
a. Memberi peluang dan kebebasan untuk mengendalikan nasib
sendiri. Dengan memiliki usaha sendiri akan memberikan
kebebasan dan peluang bagi pebisnis untuk mencapai tujuan
hidupnya.

25

b. Memberikan peluang melakukan perubahan. Semakin banyak
pebisnis yang memulai usahanya karena mereka dapat menangkap
peluang untuk melakukan berbagai perubahan yang menurut
mereka sangat penting.
c. Memberikan peluang untuk mencapai potensi diri sepenuhnya.
Bagi wirausaha tidak banyak perbedaan antara bekerja dan
menyalurkan hobi atau bermain. Bisnis yang mereka miliki
merupakan

alat

aktualisasi

diri.

Memiliki

usaha

sendiri

memberikan kekuasaan, kebangkitan spiritual, dan membuat
mereka mampu mengikuti minat dan hobinya sendiri.
d. Memiliki peluang untuk meraih keuntungan seoptimal mungkin.
Walaupun pada tahap awal uang bukan daya tarik utama bagi
wirausaha, keuntungan berwirausaha merupakan sumber motivasi
yang penting bagi seseorang untuk membuat usaha sendiri.
Kebanyakan pebisnis tidak ingin menjadi kaya raya, tetapi banyak
di antara mereka yang memang menjadi berkecukupan.
e. Memiliki peluang untuk berperan aktif dalam masyarakat dan
mendapatkan pengakuan atas usahanya. Pengusaha kecil atau
pemilik usaha kecil seringkali merupakan warga masyarakat yang
paling dihormati dan paling dipercaya. Kesepakatan usaha
berdasarkan kepercayaan dan saling menghormati merupakan ciri
pengusaha kecil. Peran penting yang dimainkan dalam sistem
bisnis dilingkungan setempat serta kesadaran bahwa kerja memiliki

26

dampak nyata dalam melancarkan fungsi sosial dan ekonomi
nasional merupakan imbalan bagi manajer perusahaan kecil.
f. Memiliki peluang untuk melakukan sesuatu yang disukai dan
menumbuhkan rasa senang dalam mengerjakannya. Hal yang
dirasakan oleh pengusaha kecil atau pemilik perusahaan kecil
adalah bahwa kegiatan usaha mereka sesungguhnya bagi mereka
bukanlah kerja. Kebanyakan wirausaha yang berhasil memilih
masuk dalam bisnis tertentu karena mereka t

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEKNIK PEMESINAN BUBUT MELALUI METODE PEMBELAJARAN MIND MAPPING PADA SISWA KELAS XI SMK GKPS 2 PEMATANGSIANTAR.

3 35 22

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI METODE PETA PIKIRAN ( MIND MAPPING ) PADA MATA Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Melalui Metode Peta Pikiran ( Mind Mapping ) Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV Di SD Negeri 03 Kalisoro Kec.

0 1 15

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI METODE PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) PADA MATA PELAJARAN Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Melalui Metode Peta Pikiran ( Mind Mapping ) Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV Di SD Negeri 03 Kaliso

0 1 11

MOTIVASI BERWIRAUSAHA DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN PERSEPSI PELUANG KERJA PADA SISWA KELAS XI JURUSAN MOTIVASI BERWIRAUSAHA DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN PERSEPSI PELUANG KERJA PADA SISWA KELAS XI JURUSAN AKUNTANSI SMK N 1 BOYOLALI TAHUN AJARAN 2012/201

0 1 16

MOTIVASI BERWIRAUSAHA DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN PERSEPSI PELUANG KERJA PADA SISWA KELAS XI JURUSAN MOTIVASI BERWIRAUSAHA DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN PERSEPSI PELUANG KERJA PADA SISWA KELAS XI JURUSAN AKUNTANSI SMK N 1 BOYOLALI TAHUN AJARAN 2012/201

0 0 13

PENGARUH MOTIVASI DAN PELUANG USAHA TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA : Studi pada Peserta Didik di SMK Purnawarman Purwakarta.

3 5 40

Peningkatan motivasi dan prestasi belajar sejarah siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping di kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Ngaglik

0 0 194

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI METODE MIND MAPPING.

0 0 4

EFEKTIVITAS METODE MIND MAPPING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FOTOGRAFI PADA SISWA KELAS X MULTIMEDIA DI SMK NEGERI 2 SEWON.

0 6 192

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BERWIRAUSAHA MELALUI METODE PROJECT-BASED LEARNING PADA SISWA KELAS X IPA 6 SMA MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA.

0 1 175