TINJAUAN YURIDIS PENDIRIAN KOPERASI OLEH NOTARIS Afrianto Abd. Karim Uddin Syamsu Thamrin Abstrak - TINJAUAN YURIDIS PENDIRIAN KOPERASI OLEH NOTARIS

  

TINJAUAN YURIDIS PENDIRIAN KOPERASI

OLEH NOTARIS

Afrianto

Abd. Karim Uddin

  

Syamsu Thamrin

Abstrak

  

Profesi Notaris adalah profesi yang semi publik. Jabatan Notaris adalah jabatan publik

namun lingkup kerjanya berada dalam konstruksi hukum privat. Setelah keluarnya

Keputusan Menteri Nomor 98/KEP/M.UKM/IX/2004, Notaris berwenang untuk

membuat akta koperasi.Keterlibatan Notaris tidak semata-mata membantu proses

pembuatan akta-akta (akta otentik) koperasi saja, tetapi turut peduli terhadap prospek

perkembangan koperasi yang menjadi kliennya dan bersedia memberikan bimbingan

dan konsultasi hukum yang berkaitan dengan pembuatan akta notaris. Tujuannya agar

kalangan gerakan koperasi dan kalangan masyarakat koperasi semakin memahami dan

tidak awam dengan hal-hal yang berbau hukum.Penelitian ini dilakukan melalui

pendekatan normatif.dengan mengajukan pokok permasalahan dalam penelitian ini

  Notaris dalam Pembuatan Akta Pendirian Koperasi adalah:Bagaimanakah peran dan

  Peranan Notaris pada

Bagaimanakah kegiatan koperasi dalam hal penyaluran kredit

bagi anggotanya ?

Kesimpulan : “Peranan Notaris pada proses pendirian Koperasi adalah pada akta

pendiriran Koperasi, yaitu harus dibuat oleh Notaris Khusus pembuat Akta Koperawsi

Menengah Republik Indonesia Nomor 98/KEP/M.KUMKM/IX/2004 tentang notaries

sebagai pembuat Akta Koperasi (NPAK)

  Notaris, Akta Koperasi dan Kata kunci : kredit

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

  Kegiatan usahakoperasi merupakan penjabaran dari UUD 1945 Pasal 33 ayat (1). Dengan adanyapenjelasan UUD 1945 ayat (1) koperasi berkedudukan sebagai soko perekonomiannasional dan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam sistem perekonomiannasional. Sebagai salah satu pelaku ekonomi, koperasi merupakan organisasiekonomi yang berusaha menggerakkan potensi sumber daya ekonomi demimemajukan kesejahteraan anggota. Karena sumber daya ekonomi tersebut terbatas,dan dalam mengembangkan koperasi harus mengutamakan anggota, maka Koperasiharus mampu bekerja seefisien mungkin dan mengikuti prinsip-prinsip koperasi dankaidah-kaidah ekonomi. salah satu alternatif dalam menanggulangikemiskinan karena memang koperasi bermula digerakkan oleh kaum miskin, danditujukan untuk membantu mengangkat masyarakat dari kemiskinan dan kemelaratan,karena koperasi didasarkan pada solidaritas dan individualitas, tumbuh dari bawahkesadaran sendiri para anggotanya, kemauan untuk menolong diri sendiri dananggotanya, kemandirian serta ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraananggotanya, maka pendekatan penanggulangan kemiskinan sangat sejalan denganprinsip dasar koperasi, sehingga melalui koperasi diharapkan perekonomian rakyatterangkat dan kemiskinan dapat ditanggulangi.Dalam ekonomi kerakyatan, hanya ada satu bentuk usaha atau pelakuekonomi yang sesuai yaitu Koperasi. Dalam praktik bisnis dikenal berbagai macambentuk badan usaha seperti perusahaan perseorangan, firma, perseroan komanditerdan Perseroan Terbatas. Akan tetapi, badan usaha yang paling cocok dengan jiwagotong royong bangsa Indonesia hanya koperasi. Sebagai badan ekonomi rakyat,koperasi dapat sifat gotong royong dankeinginan untuk maju bersama. Dari sisi nilai investasi, modal awal pendiriankoperasi tidak sebesar perseroan terbatas (PT). Dari segi kepemilikan, setiap orangboleh menjadi anggota koperasi dengan syarat-syarat ringan seperti simpanan pokokyang tidak memberatkan. Dari sudut sosial, setiap anggota koperasi biasanya sudahsaling mengenal sehingga kegiatan bisnisnya dimulai dari rasa saling percaya.

  Kebijakan melibatkan Notaris dalam pendirian koperasi, bukan dimaksudkan untukmenjadi beban bagi koperasi, namun sebaliknya agar kedudukan koperasi semakinkuat di mata hukum, Notaris merupakan pejabat profesional, yang mempunyaispesialisasi tersendiri, karena di samping ia seorang profesional ia juga merupakanseorang pejabat Negara yaitu pejabat umum Negara dalam melaksanakan tugasnyauntuk memberikan pelayanan kepada masyarakat umum.

  Profesi Notaris adalah profesi yang semi publik. Jabatan Notaris adalahjabatan publik namun lingkup kerjanya berada dalam konstruksi hukum privat.Setelah keluarnya Keputusan 98/KEP/M.UKM/IX/2004, Notarisberwenang untuk membuat akta koperasi.

  Akta otentik yang dibuat oleh Notaris sebagai alat bukti terkuat dan terpenuhmempunyai peranan penting dalam setiap hubungan hukum dalam kehidupanmasyarakat. Dalam berbagai hubungan bisnis, kegiatan di bidang perbankan,pertanahan, kegiatan sosial, dan lain-lain, kebutuhan akan pembuktian tertulis berupaakta otentik makin meningkat sejalan dengan berkembangnya tuntutan akan kepastianhukum dalam berbagai hubungan ekonomi dan sosial, baik pada tingkat nasional,regional, maupun global. Melalui akta otentik yang menentukan secara jelas hak dankewajiban, menjamin kepastian hukum, dan sekaligus diharapkan pula dapatdihindari terjadinya sengketa. Walaupun sengketa tersebut tidak dapat dihindari,dalam proses penyelesaian sengketa tersebut, akta otentik yang merupakan alat buktitertulis terkuat dan terpenuh memberi sumbangan nyata bagi penyelesaian perkarasecara murah dan cepat.

  1 Notaris adalah pejabat umum yang

  otentiksejauh pembuatan akta otentik tertentu tidak dikhususkan bagi pejabat umum lainnya.Pembuatan akta otentik ada 1 Penjelasan Undang-Undang

  Republik IndonesiaNomor 2 Tahun 2014 TentangPerubahan Atas Undang-Undang Nomor

  30 Tahun 2004TentangJabatan Notaris, Bagian I Umum paragraph 3, (Bandung: Fokus Media, 2004), hal. 46-47. yang diharuskan oleh peraturan perundang-undangandalam rangka menciptakan kepastian, ketertiban, dan perlindungan hukum. Selainakta otentik yang dibuat oleh atau di hadapan Notaris, bukan saja karena diharuskanoleh peraturan perundang-undangan, tetapi juga karena dikehendaki oleh pihak yangberkepentingan untuk memastikan hak dan kewajiban para pihak demi kepastian,ketertiban, dan perlindungan hukum bagi pihak yang berkepentingan sekaligus, bagimasyarakat secara keseluruhan. Akta otentik pada hakikatnya memuat kebenaranformal sesuai dengan apa yang diberitahukan para pihak kepada Notaris. Namun,Notaris mempunyai kewajiban untuk memasukkan bahwa apa yang termuat dalamAkta Notaris sungguh- sungguh telah dimengerti dan sesuai dengan kehendak parapihak, yaitu dengan jelas isi Akta Notaris,serta memberikan akses terhadap informasi, termasuk akses terhadap peraturanperundang-undangan yang terkait bagi para pihak penanda tangan akta. Dengandemikian, para pihak dapat menentukan dengan bebas untuk menyetujui atau tidakmenyetujui isi Akta

  Notaris yang akan ditandatanganinya.

  2 Keterlibatan Notaris tidak semata-

  mata membantu proses pembuatan akta- akta(akta otentik) koperasi saja, tetapi turut peduli terhadap prospek perkembangankoperasi yang menjadi kliennya dan bersedia memberikan bimbingan dan konsultasihukum yang berkaitan dengan pembuatan akta notaris. Tujuannya agar kalangangerakan koperasi dan kalangan masyarakat koperasi semakin memahami dan tidakawam dengan hal-hal yang berbau hukum.

  B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan paparan di atas maka yang menjadi pokok permasalahan dalampenelitian ini adalah: 1.

  Bagaimanakah peran

  Notaris dalam Pembuatan Akta Pendirian Koperasi

  ? 2.

   Bagaimanakah Peranan Notaris pada

  penyaluran kredit bagi anggotanya ?

  II. PEMBAHASAN

  A. Peran Notaris dalam Pembuatan Akta Pendirian Koperasi

  Dalam Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil 2 Ibid. Menengah(UKM) Nomor 123/KEP/M.KUKM/X/2004 tentang Penugasan Pejabat yangBerwenang untuk Memberikan Pengesahan Akta Pendirian Perubahan AnggaranDasar dan Pembubaran Koperasi di tingkat Nasional lebih khusus lagi dijelaskandalam Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM)Nomor 124/KEP/M.KUKM/X/2004 tentang Penugasan Pejabat yang Berwenanguntuk Memberikan Pengesahan Akta Pendirian, Perubahan, Anggaran Dasar sertaPembubaran Koperasi. Akhirnya melalui SK Menteri Negara Koperasi Usaha KecilMenengah (UKM) No.

  98/KEP/M.KUKM/IX/2004 tentang Notaris sebagai PembuatAkta KoperasI, tugas pembuatan akta pendirian, perubahan anggaran dasar sertapembubaran Koperasi dilaksanakan

  Akta perkoperasian yang dibuat Notaris meliputi: Akta Perubahan AnggaranDasar Koperasi, Akta Pendirian Koperasi, Berita Acara Rapat Anggota Koperasi,antara lain: Pembentukan Koperasi, Rapat Anggota Biasa yang terdiri dari: RapatAnggota Tahunan, Rapat Anggota Penyusunan dan

  Pengesahan RAPBK. RapatAnggota Luar Biasa yang terdiri dari: Penggabungan Koperasi, Rapat AnggotaPembagian Koperasi, Peleburan Koperasi, dan lain- lain.

  Kerjasama Kementerian Negara Koperasi dan UKM dengan

  I.N.I adalahsejalan dan tidak menyimpang dari Undang-Undang Koperasi. Pendapat tersebutberdasarkan kajian terhadap isi Undang-Undang Koperasi dan peraturanpelaksanaannya, antara lain: 1) Pasal 7 ayat (1) UU No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian menyebutkanbahwa pembentukan koperasi dilakukan dengan akta pendirian yang memuatanggaran dasar. Atas dasar itu, pada waktu sebelum terbitnya SK MenteriNegara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) No.98/KEP/M.KUKM/IX/2004, para pendiri akan dibuat dengan akta 2) Persyaratan dan tata cara pengesahan akta pendirian koperasi serta perubahananggaran dasar diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 4 Tahun 1994 tentangPersyaratan dan Tata Cara Pengesahan Akta Pendirian Koperasi danPerubahan Anggaran Dasar, yang diantaranya menugaskan kepada MenteriKoperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) untuk mengatur tekhnispelaksanaannya. SK Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah(UKM) No.

  98/KEP/M.KUKM/IX/2004 tentang Notaris sebagai PembuatAkta Koperasi merupakan satu dari peraturan pelaksanaan itu, khususnyatentang persyaratan pendirian koperasi dan perubahan anggaran dasar yangharus dibuat dengan akta Notariil dan dibuat oleh Notaris sebagai PembuatAkta Koperasi.

  Pengesahan Akta Koperasi oleh pemerintah yang disebutkanPasal 9, 10,

  11 Undang-Undang Koperasi tetap dilaksanakan dan diaturkembali dengan SK Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah(UKM) No.123/Kep/M.KUKM/X/2004 tentang Memberikan Pengesahan Akta Pendirian Perubahan Anggaran Dasar dan Pembubaran Koperasi di tingkat di tingkat Nasional danNo.124/Kep/M.KUKM/X/2004 tentang Penugasan Pejabat yang Berwenanguntuk Memberikan Pengesahan Akta Pendirian, Perubahan

  Anggaran Dasarserta Pembubaran Koperasi.Sama halnya dengan Perseroan Terbatas, koperasi yang berstatus BadanHukum adalah Subjek Hukum.

  Sehingga merupakan organisasi yang berdiri sendiriyang dapat mempunyai hak dan kewajiban di mata hukum.

  Pembentukan sebuah koperasi yang berstatus badan hukum adalah merupakansubjek hukum dan mempunyai kedudukan yang disamakan dengan

  persoonrecht .Salah satu syarat penting

  untuk memperoleh status badan hukum tersebut adalahdibuatnya akta pendirian.

  Wewenang untuk memberikan badan hukum perkoperasian menurut Pasal

  42Undang-Undang Nomor

  12 Tahun 1967 tentang Pokok-pokok Perkoperasian adapada Menteri, selanjutnya, Menteri dapat melimpahkan wewenang tersebut padapejabat memberikan badan hukum. Perolehan statusbadan hukum ini selanjutnya mengalami perubahan bersamaan dikeluarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian menggantikan Undang-UndangNomor 12 Tahun 1967 tentang Pokok-pokok Perkoperasian.Dalam Pasal 9 Undang- Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasianyang menyebutkan .Koperasi memperoleh status badan hukum setelah aktapendiriannya disahkan oleh Pemerintah. Kemudian ini dipertegas lagi dalamPeraturan Pemerintah (PP) No.

  4 Tahun 1994 tentang Pendirian dan PerubahanAnggaran Dasar dan Pembubaran Anggaran Dasar Koperasi yang menyebutkan.Koperasi memperoleh status Badan Hukum setelah akta pendiriannya disahkan olehMenteri.

  Ketentuan ini lebih khusus lagi dijelaskan dalam Keputusan Menteri NegaraKoperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Nomor 123/KEP/M.KUKM/X/2004tentang Penugasan Pejabat yang Berwenang untuk Memberikan Pengesahan AktaPendirian Perubahan Anggaran Dasar dan Pembubaran Koperasi di tingkat lagi dijelaskan dalam Keputusan Menteri NegaraKoperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Nomor 124/KEP/M.KUKM/X/2004tentang Penugasan Pejabat yang Berwenang untuk Memberikan Pengesahan Akta Pendirian,Perubahan, Anggaran Dasar serta Pembubaran Koperasi. Akhirnya melaluiSK Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil MenengahNo.98/KEP/M.KUKM/IX/2004 tentang Notaris sebagai Pembuat Akta Koperasitugas, pembuatan akta pendirian, perubahan anggaran dasar serta pembubarankoperasi dilaksanakan oleh Notaris.

  Anggaran Dasar dari suatu perkumpulan termasuk koperasi adalah merupakankumpulan dari aturan-aturan main yang dibuat oleh para pendiri perkumpulan itu,mengatur hubungan- hubungan hukum dalam kehidupan perkumpulan itu baik secarainternal maupun eksternal. Demikian juga Anggaran Dasar dari suatu badan koperasi,memuat semua ketentuan hukum yang berlaku bagi semua anggota koperasi maupunantara para anggota koperasi dengan koperasinya ataupun mengenai terhadap koperasi apabila hendak menjalin hubunganusaha dengan pihak ketiga.

  Anggaran Dasar Koperasi merupakan kumpulan ketentuan dan peraturan yangdibuat sebagai Undang- Undang (by laws) terhadap para anggota koperasi. Pergeserankedudukan Anggaran Dasar Koperasi dari statusnya semula sebagai kumpulan aturan-aturanmenjadi Undang-Undang yang berlaku bagi semua anggota koperasi, terjadisetelah anggaran dasar tersebut mendapatkan persetujuan dari pejabat yangberwenang.Karena itu, di sini letak pentingnya fungsi pejabat yang berwenang terhadap.Perjanjian Kesepakatan. yang dibuat oleh para pendiri koperasi yaitu member legalitas sebagai badan hukum kepada koperasi dan anggaran dasarnya. Sama halnyadengan organisasi perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT), format dan isipokok yang harus dibuat dalam akta pendirian atau anggaran dasar suatu koperasitelah dibuat dalam bentuk standar oleh pejabat yang berwenang. Namun, bentukstandar dari anggaran dasar dan anggaran rumah tangga suatu koperasi dapatdisesuaikan dengan kehendak bersama para anggota pendiri.Karena itu,

  outline yang diberikanpejabat yang

  berwenang berisi hal-hal atau pokok- pokok yang harus ada dalam suatuanggaran dasar koperasi. Jadi, fungsinya adalah untuk mempermudah para pendirikoperasi dalam merancang isi dari suatu rancangan anggaran dasar agar tidakmenyimpang dari ketentuan hukum yang berlaku di bidang koperasi.Oleh karena itu, sepanjang kesepakatan dan kehendak para pendiri yangdituangkan dalam rancangan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga tersebuttidak bertentangan dengan aturan yang ada dan tidak bertentangan pula dengan tujuanbersama yang hendak dicapai, maka pola dasar bentuk standar tersebut dapatdimodifikasikan sesuai dengan kebutuhan mereka. Hal ini sesuai dengan Pasal

  7Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Republik IndonesiaNo.98/KEP/M.KUKM/IX/2004 tentang Notaris sebagai Pembuat Akta Koperasiyang menyebutkan .Akta pendirian dan akta perubahan anggaran dasar koperasi sertaakta-akta lainnya yang terkait dengan kegiatan koperasi dibuat dengan bentuk dan isisesuai dengan belaku..

  Sejak berlakunya Surat Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha KecilMenengah (UKM) No.98/KEP/M.KUKM/IX/2004 tentang Notaris sebagai PembuatAkta Koperasi. peranan Notaris dalam pembuatan akta koperasi sangat besar sekali.Selain memiliki wewenang membuat Akta Koperasi, Notaris juga berperan untukmenterjemahkan prinsip-prinsip dan nilai-nilai koperasi kepada para pendiri,pengurus dan anggota koperasi.

  Selain itu Notaris, sebagai seorang sarjana hokum memiliki tanggung Jawab moral memberikan bimbingan dan penyuluhan kepada parapendiri, dan seluruh anggota koperasi.Dari penelitian penulis diperoleh penjelasan dan masukan dalam hal kebijakanpembuatan akta koperasi oleh Notaris, adapun permasalahan dalam pembuatan aktapendirian dan perubahan anggaran dasar koperasi tersebut antara lain:

  1. Dalam prakteknya, seringkali Notaris sebagai Pembuat Akta Koperasi harusberkonsultasi kembali dengan para Petugas Dinas Koperasi dan Usaha MikroKecil Menengah (UMKM) sebelum inimenunjukkan bahwa pembekalan yang diterima oleh para Notaris calonNotaris sebagai Pembuat Akta Koperasi sebelumnya, masih belum memadai.Dapat dipahami bahwa pembekalan yang diberikan langsung oleh para pejabatKementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) dalamwaktu singkat adalah sebagai upaya untuk mempercepat realisasi adanyaNotaris sebagai Pembuat Akta Koperasi. Akan tetapi idealnya kedepan,para calon Notaris sebagai Pembuat Akta Koperasi semestinya diberikanpembekalan oleh Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah masing- masingwilayah dengan waktu yang cukup agar selain memperoleh pengetahuantentang perkoperasian yang memadai juga dapat berdiskusi untuk bertukarpengalaman tentang kondisi perkoperasian di lapangan pada masing- masingdaerah, karena memang masyarakat Indonesia memiliki budaya dan kebiasaanyang beraneka ragam.

  2. Pada umumnya, Notaris sebagai Pembuat Akta Koperasi belum siap dengankelengkapan administrasi (formulir-formulir) yang harus diisi oleh pengesahan Akta Koperasi. Hal ini mengakibatkanpara pendiri koperasi harus meminta bantuan kepada dua pihak yaitu petugasDinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah serta Notaris sebagaiPembuat Akta Koperasi serta Notaris sebagai Pembuat Akta Koperasi yangsudah beraktivitas.

  3. Demikian juga mengenai biaya pembuatan akta yang belum seragam danbelum ada kesamaan antara satu Notaris satu dengan yang lainnya, bagibeberapa pendiri koperasi yang datang dari ekonomi menengah ke bawahbiayanya cukup memberatkan, kekhawatiran yang dirasakan oleh para pendirikoperasi skala kecil akan timbulnya pembebanan biaya yang mahal untukmembuat akta pendirian koperasi oleh Notaris sebagai Pembuat AktaKoperasi. Sehingga animo dan

  antusiasme masyarakat untuk

  membuatkoperasi yang berbadan hukum dengan akta pendirian oleh Notarisdikhawatirkan berkurang.

  4. Permasalahan lainnya bagi sebagian Notaris sebagai Pembuat Akta Koperasiyang tingkat kesibukannya tinggi, sering terbentur dengan sulitnya para pendiri atau rapat anggota seperti yangterbiasa dilakukan oleh Pejabat/Petugas Dinas Koperasi.

  3

  terhadap Notaris sebagai Jabatan Publik, Bandung : PT. Refika Aditama, 2009.

  B. Peranan Notaris Pada Kegiatan Koperasi Dalam Hal Penyaluran Kredit Bagi Anggotanya

  Adapun aktivitas koperasi yang dibuat dengan Akta Notaris terdiri dari, RapatAnggota Biasa: Rapat Anggota Tahunan, Rapat Anggota Penyusunan dan PengesahanRAPBK. Rapat Anggota Luar Biasa: Penggabungan Koperasi, Rapat AnggotaPembagian Koperasi, Peleburan Koperasi, dan lain-lain.

  Yang dimaksud dan lain-lain dalam aktivitas koperasi adalah akta lain yangterkait dengan koperasi dan bagaimana hubungannya dengan Notaris, sekurang-kurangnyadapat ditafsirkan sebagai berikut:

  1. Seluruh akta yang dibuat oleh Koperasi dengan peminjam dalam urusankredit contoh: Akta Pengakuan Hutang dengan Jaminan, Akta KuasaMenjual; sepanjang terkait dengan perkoperasian ataumelibatkan koperasi sebagai salah satu pihak pada akta tersebut, atau

  3. Akta yang dibuat oleh koperasi dan diperlukan pengesahannya dariKementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) atauperangkat pelaksananya.

3 Adjie, habib. Sanksi Perdata dan Administratif

  Dari ketiga kemungkinan penafsiran tersebut di atas, penulis berpendapatbahwa secara hukum hanyalah penafsiran terakhir yang wajib dibuat oleh Notarissebagai Pembuat Akta Koperasi. Namun demikian, para pihak yang yang membuatAkta dan di dalamnya terkait langsung atau tidak langsung perkoperasian sebaliknyamempergunakan jasa Notaris yang telah memahami secara mendalam tentangperkoperasian.Dalam hubungannya dengan aktivitas koperasi khususnya dalam hal pinjamankoperasi untuk Pelaku Usaha UMKM, Notaris berperan pada perjanjian yangmembutuhkan akta-akta antara lain: Pengikatan Kredit dan Akta Surat KuasaMenjual Objek Jaminan yang berada pada koperasi.

  Dalam aktivitas kredit Koperasi, peranan Notaris, dalam membuat Akta Surat Kuasa Menjual atas Objek Jaminan/Agunan yang diserahkanPeminjam kepada Koperasi.Adapun tantangan dan kendala peran serta Notaris dalam aktivitas koperasikhususnya pada aktivitas kredit Koperasi, umumnya adalah:

  1. Adanya anggota koperasi yang akan meminjam kepada koperasi yang belummenyadari arti pentingnya akta otentik dalam setiap perjanjian dan hubunganhukum sehingga ada anggapan kebijakan melibatkan Notaris dalam aktivitaskoperasi hanya menambah beban biaya bagi peminjam, namun sebaliknyaagar perjanjian antara anggota yang meminjam dana pada koperasi yangdibuat oleh Notaris dengan akta otentik adalah sebagai alat bukti terkuat danterpenuh mempunyai peranan penting dalam setiap hubungan hukum dalamkehidupan masyarakat. Dalam berbagai hubungan bisnis, kegiatan di bidangperbankan, perkoperasian, pertanahan, kegiatan sosial, dan lain- lain,kebutuhan akan pembuktian tertulis berupa akta otentik sangat penting sejalandengan berkembangnya tuntutan berbagaihubungan ekonomi dan sosial, baik pada tingkat nasional, regional, maupunglobal. Melalui akta otentik yang menentukan secara jelas hak dan kewajiban,menjamin kepastian hukum, dan sekaligus diharapkan pula dapat dihindariterjadinya sengketa. Walaupun sengketa tersebut tidak dapat dihindari, dalamproses penyelesaian sengketa tersebut, akta otentik yang merupakan alat buktitertulis terkuat dan terpenuh memberi sumbangan nyata bagi penyelesaianperkara secara murah dan cepat.

  4

  2. Belum ada kesepakatan dan keseragaman baku yang mengatur tarif pembuatan Akta Koperasi, ditemukan perbedaan tarif antara satu Notarisdengan Notaris lainnya. Lebih lanjut dapat dikemukakan bahawa :

  1. Umumnya dalam memberikan pinjaman kepadaPelaku Usaha Kecil dan Menengah, mewajibkan memakai Jasa Notarisdalam pengikatan kredit di atas Rp.20.000.000 (Dua Puluh Juta Rupiah),yakni dengan Akta Pengakuan Hutang dan Akta Kuasa Menjual,sedangkan pinjaman Rp.10.000.000,- (Sepuluh Juta Rupiah) peminjam dan Koperasi, ada yang diikat denganAkta Pengakuan Hutang tetapi tidak harus dengan Akta Kuasa Menjual. 4 Penjelasan Undang-Undang

  Republik IndonesiaNomor 2 Tahun 2014 TentangPerubahan Atas Undang-Undang Nomor

  30 Tahun 2004TentangJabatan Notaris, Bagian I Umum paragraph 3, (Bandung: Fokus Media, 2004), hal. 46-47.

  2. Peminjam umumnya dari pelaku usaha kecil, oleh karena itu kebijaksanaandari Koperasi kepada Peminjam hanya dikenakanpotongan biaya akta Notaris 1% dari pinjaman dan dipotong dari uangpinjaman, jika

  1 % dari pinjamannnya tidak mencukupi untuk pembayaranaktanya maka Kopererasi akan menutupi dari kelebihan provisi 1% kreditpeminjam lain yang lebih besar, oleh karena itu Koperasi mempunyaiNotaris tetap dan membayar ongkos akta 1 bulan sekali.Meskipun demikian, persoalan tarif, Notaris dibatasi dengan ketentuan Pasal12 Kepment No. 98/KEP/M.KUKM/IX/2004 yang menyebutkan .NotarisPembuat Koperasi wajib memberikan jasa tanpa memungut biaya kepadamereka yang menyatakan tidak mampu berdasarkan surat keterangan tidakmampu yang dikeluarkan Lurah/Kepala Desa tempat Kepala Dinas/Instansi yang membidangi Koperasi/KotaSetempat.

  3. Selama ini belum ada aturan yang jelas yang mengatur hubungan koordinasiantara Notaris sebagai Pejabat Pembuat Akta Koperasi dengan Dinas Koperasidan Usaha Mikro Kecil dan Menengah

  (UMKM) selaku Dinas yang memilikiotoritas di bidang perkoperasian. Hanya saja Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), biasanya sudah ada melaksanakanprogram, pembinaan untuk koperasi dilakukan

  3 bulan Pasca Koperasidibentuk, pengurus koperasi membuat suatu permohonan ke Dinas Koperasidan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk diadakan pembinaan,setelah dikabulkan baru dibuat jadwal kunjungan dan pembinaan untukkoperasi yang bermohon tersebut, antara Dinas Koperasi dan UMKM danNotaris belum adanya kerjasama untuk penyuluhan hukum bagi koperasidalam program Dinas Koperasi dan UMKM,sehinggaketerlibatan Notaris dalam pembinaan dan perkembangan koperasi tidakada.Keterlibatan Notaris pembuatanakta-akta (akta otentik) koperasi saja, tetapi turut peduli terhadap prospekperkembangan koperasi yang menjadi kliennya dan bersedia memberikanbimbingan dan konsultasi hukum yang berkaitan dengan pembuatan aktaNotaris. Tujuannya agar kalangan gerakan koperasi dan kalangan masyarakatkoperasi semakin memahami dan tidak awam dengan hal-hal hukum. Tetapibaik pihak koperasi ataupun pelaku usaha UMKM, biasanya jarang yang maukonsultasi hukum kepada Notaris sehingga Notaris sebagai pejabat umummemberikan jasanya kepada masyarakat, jarang diminta membantu mengatasidan memenuhi kebutuhan, memberikan jalan keluar yang dibenarkan olehhukum.

  Notaris hanya memberikan penyuluhan terkait dengan akta pendirian danpada saat penandatanganan akta. belum ada konsultasi, dan penyuluhanhukum, bimbingan hukum yang diminta dari pengurus Koperasi kepada sayaselaku Notaris Pembuat Akta Koperasi setelah pendirian Koperasi.Adapun upaya yang perlu dilakukan oleh Notaris untuk mengatasi disebutkan diatas:

  1. Untuk mendukung kelancaran Notaris sebagai Pembuat Akta Koperasi dalammenjalankan tanggung jawab, wewenang serta tugasnya Notaris yang telahditetapkan sebagai Notaris Pembuat Akta Koperasi dapat berkoordinasi danbekerjasama dengan Dinas, Badan, atau instansi yang membidangi Koperasi danUsaha Mikro Kecil dan Menengah.

  2. Notaris harus bersikap profesional, sehingga Notaris akan menjalankanjabatannya sesuai dengan Kode Etik Notaris. Undang-Undang Jabatan Notarisdan Kode Etik Notaris saling berkaitan antara satu dengan yang lainnyasebagaimana yang tercantun dalam Pasal

  82 Undang-Undang Republik

  IndonesiaNomor

  2 Tahun 2014 TentangPerubahan Atas Undang- Undang Nomor

  30 Tahun 2004TentangJabatan Notaris,

  menyebutkan bahwa organisasi Notaris menetapkandan menegakkan Kode Etik Notaris, perilaku profesional anatara lain: adalahmenunjuk pada keahlian yang didukung oleh pengetahuan dan pengalaman tinggioleh karena itu sehubungan dengan Koperasi Notaris dianggap masyarakat orangyang menguasai segi hukum perkoperasian mulai dari pendirian, perubahananggaran dasar dan pembubaran Koperasi sampai kepada aktivitas koperasi yangmemerlukan jasa Notaris dalam hal membuat akta otentik untuk menjaminkepastian hukum dalam setiap peristiwa pada Koperasi, sikap profesional harusditunjukkan Notaris dengan pro aktif mencari, membaca dan memperolehinformasi dan kerjasama dengan pihak pemerintah dalam hal ini Dinas Koperasi dan UMKM,sikap professional hendaknya diikuti dengan sikap jujur pada diri sendiri, dan semua pihak, Notarisharus memberikan jasanya secara maksimal kepada mereka yang membutuhkandan tidak bersikap diskriminatif dengan hanya mementingkan tarif dan fee. Olehkarena itu Notaris berupaya memegang teguh Kode Etik Profesi jabatan Notaris.

  3. Pemberian biaya yang wajar, adalah wujud nyata dari kepedulian para Notarispada perkembangan pemberdayaan Koperasi, juga akan mendorong masyarakatanggota Koperasi dan kalangan gerakan Koperasi untuk tidak alergi berurusandengan Notaris sehingga meningkat .

  III. PENUTUP

  A. Kesimpulan

  Adapun yang menjadi kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Peranan Notaris pada proses

  Pendirian Koperasi adalah pada akta pendirian Koperasi, yaitu harus dibuat oleh Notaris khusus Pembuat Akta Koperasi dasar hukumnya Pasal 1 ayat (4) Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 98/KEP/M.KUKM/IX/2004 tentang Notaris sebagai Pembuat Akta Koperasi (NPAK) 2. Peranan Notaris terhadap aktivitas kredit pada Koperasi terdapat pada program pinjaman Koperasi untuk Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yaitu kredit untuk modal usaha dengan jumlah minimal Rp. 20.000.000,- (Dua puluh juta rupiah) wajib dengan akta Notaris yaitu Akta Pengakuan Hutang dan Akta Kuasa Menjual. Tetapi untuk kredit Rp.10.000.000 (Sepuluh juta rupiah) boleh dengan Akta dengan Akta Kuasa Menjual.Tantangan, Kendala dan upaya Notaris dalam pelaksanaan kebijaksanaan Pemerintah yakni Komunikasi yang positif antara Dinas Koperasi dengan Notaris belum terbangun secara baik sehingga belum terjalin kerjasama secara kelembagaan disamping itu,

  Sedikitnya waktu untuk pembekalan yang diterima oleh para calon Notaris Pembuat Akta Koperasi, sehingga dalam prakteknya, seringkali Notaris sebagai Pembuat Akta Koperasi harus berkonsultasi kembali dengan para Petugas Dinas Koperasi UMKM sebelum pembuatan Akta Koperasi, biaya pembuatan akta yang belum seragam antara satu Notaris satu dengan yang lainnya disebabkan adanya perang tarif yang tidak

  proporsional antara Notaris satu

  dengan yang lainnya, dapat menjatuhkan profesi Notaris sendiri sebagai profesi yang berwibawa dimata masyarakat dan dikhawatirkan minat Notaris untuk menjalankan wewenang dan tanggung jawab dalam nasehat hukum dalam menyadarkan akta otentik dalam setiap perjanjian dan hubungan hukum di khawatirkan berkurang, disatu sisi tarif yang tinggi membuat lemah animo masyarakat untuk membuat Koperasi yang berbadan hukum dengan akta pendirian oleh Notaris jadi diharapkan adanya kesepakatan dengan mengambil garis minimum dan keseragaman.

  Perlunya Komunikasi yang positif antara Dinas Koperasi dan UMKM selaku Dinas yang memiliki otoritas dibidang perkoperasian dan Notaris Pembuat Akta Koperasi yang telah diberi wewenang untuk membuat akta pendirian Koperasi dalam membangun perkoperasian dan dalam pengadaan penyuluhan Hukum bagi insan perkoperasian dan konsultasi hukum yang berkaitan dengan pembuatan akta pendirian Koperasi oleh Notaris. Dalam hal ini sebaiknya Dinas Koperasi UMKM dan Notaris lebih pro aktif menjalin komunikasi bertukar informasi mengenai perkembangan hukum perkoperasian, aktif dan positif antara Notaris dengan Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Sehingga kedepan diharapkan Notaris terlibat dan turut serta dalam pembinaan Koperasi sebagai program pemerintah Republik Indonesia khususnya Dinas

  Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah.

  2. Perlu perjanjian kesepakatan diantara Notaris yang di gerakkan oleh I.N.I sebagai organisasi Notaris mengenai ongkos pembuatan akta oleh Notaris yang belum seragam baik fee yang terlalu tinggi ataupun fee yang terlalu rendah pada pendirian Koperasi maupun untuk akta pengikatan kredit dalam Koperasi. Diharapkan dapat diseragamkan dan kedepan masyarakat mendapat tranparansi dengan ongkos yang perlu disiapkan untuk pembuatan akta-akta khususnya akta yang berhubungan dengan Koperasi yang membutuhkan jasa Notaris, sehingga animo masyarakat untuk membuat akta otentik terhadap setiap peristiwa/perbuatan hukum dalam Koperasi semakin meningkat.

B. Saran: 1.

  Notaris, pengurus koperasi dan Pelaku Usaha untuk membangun Koperasi yang baik di Republik Indonesia pada umumnya. Sehingga insan koperasi dan Notaris menjalin komunikasi dalam hal meminta saran hukum kepada Notaris, sehingga Notaris terpacu untuk lebih menambah wawasan hukum nya khususnya yang berhubungan dengan Koperasi, dan diharapkan terjadi hubungan simpati antara Notaris, Koperasi dan Pelaku Usaha, sehingga peran serta Notaris dalam masyarakat umum lebih berarti dan timbul kesadaran insan perkoperasian mengenai arti pentingnya akta otentik dalam setiap perjanjian dan hubungan hukum pada Koperasi

DAFTAR PUSTAKA A.

   Buku-buku:

  Adjie, Habib. Sanksi Perdata dan Administratif terhadap Notaris sebagai JabatanPublik, Bandung: PT. Refika Aditama, 2009. Andasasmita, Komar. Notaris I, dalam Habib Adjie, Sanksi Perdata danAdministratif terhadap Notaris sebagai Jabatan Publik, Bandung: PT. RefikaAditama, 2009. Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah Kota Medan, Prosedur PengesahanBadan Hukum Koperasi , 2009. Hadisapoetro, Soedarsono. Pokok-pokok Pikiran Pengembangan Koperasidi Indonesia, Jakarta: CV. Sapta Caraka, 1986. Lubis, Zulkarnain. Koperasi untuk Ekonomi Rakyat, Bandung: Citapustaka MediaPerintis, 2008.

B. Peraturan Perundang-undangan:

  Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 1992 Nomor 116. Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 3502.

  Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris. Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2004 Nomor 117. Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4432.