METODE PEMBELAJARAN TCARYA SASTRA LAMA DI SEICOLAH DASAR KOTAMADYA PADANG

METODE PEMBELAJARAN TCARYA SASTRA LAMA
DI SEICOLAH DASAR KOTAMADYA PADANG

'1'pCl

.

.

!I,

,>!~L;JI~-i..ly

ic cc i

&

lara
/ L / -7 ~. -- .-

DRS. BUSRT

(Ketua ~il-~iti)

v

Kegiatan ini dibiayai olel~:
Dana Oyerasi Perawakan dnn Fasilitas IKIP Padang
Tahun Anggaran 1973/I974

Surat Pejanjian Kerja No. 01 O/PT37/N.1.4.2/ 1993
Tanggal 1 Juli 1993
INSTITUT ICEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN P A D A N G
1994

I

i

1.
t.


' LAPORAN PENELITIAN

METODE PEMBELAJARAN ICARYA SASTRA LAMA
DI SEKOLAH DASAR KOTAIvlADYA PADANG

Person;ilia Peneliti:
Ketua
Anggota

:
:

Drs. Busri
1. Drs. Amris Nura
2. Drs. Han:;en Muklltar
3. Drs. Marah Rusmali
4. Drs. Ngusman

ABSTRAK
Ke~nangkusansuatu metode pembelajaran mempakan faktor penting dalam proses belajar-mengajar, terutama pembelajaran karya sastra lama yang mempunyai

karakteristik khusus. Pembelajaran karya sastra lama dikatakan khusus karena bahasanya yang sudah usang dan materinya yang penguasa sentris. Penelitian ini mencoba mengetahui metode yang relatif ba-ik untuk pengajaran sastra lama di Sekolah
Dasar.
Variabel yang diteliti adalah metode pembelajaran katya sastra lama di Sekolah
Dasar sebagai variabel bebas, dan prestasi belajar siswa sebagai variabel terikat. Perlakuan masing-masing metode itu dilaksanakan di tiga S D sampel di Kotamadya
Padang, yaitu metode ceramah di S D 01 Ulak Karang, metode diskoveri di S D 01
Bungo Pasang, dnn metode diskoveri campur ceramah di S D 23 Purus.
Data yang diperoleh berupa prestasi belajar siswa setelali mengikuti beberapa
kali proses belajar-mengajar dengan metode yang sama, dianalisis dengan menggunakan metode uji F. Sedangkan untuk menguji signifikansi kemangkusan satu metode yang terbaik, digunakan uji Tukey.
Hasil analisis menginformasikan bawa terdapat satu metode yang lebih mangkus
daripada metnde lain untuk ~ n e n ~ j a r k akarya
n
sastra lama di Sekolah Dasar. Namun, setelah diuji dengan tes Tukey, ternyata tidak ada satu metode pun yang signifikan keefektifannya daripada dua metode lain. Hal itu terjadi diduga oleh kenyataan
bahwa ada dua metode (ceramah dan diskoveri-ceramah) yang relatif lebih baik daripada metode diskoveri. Diduga, ha1 itu terjadi karena bahasa sastra lama yang kadnng-kadang sukar dipahami, terutama istilah-istilah Melayu lama.
Berdasarkan informasi itu, diperoleh kesimpulan bahwa untuk mengajarkan karya sastra lama di Sekolah Dasar di Kotamadya Padang diperlukan metode pcmbelajaran yang dapat melibatkan siswa dan guru secara maksimal.

PENGANTAR

Penelitian merupakan salah satu karya ilmiah di perguruan tinggi. Karya ilmiah
ini liarus dilaksanakan ole11 dosen IKlP Padang dalam rangka meningkatkan mutu,
baik sebagai dosen lnaupun sebagi peneliti.

Oleh karena itu, Pusat Penelitian IKIP Padang berusaha mendorong dosenl
peneliti untuk melakukan penelitian sebagai bagian dari kegiatan akademiknya. Dengan demikian mutu dosenlpeneliti dan hasil penelitiannya dapat ditingkatkan.
Akliirnya saya merasa gembira bahwa penelitian ini telah diselesaikan oleh peneliti ~nelnluiproses pemeriksaan dari Tim Penilai Usul dan Laporan Penelitian Puslit IKIP Padang.

p

- -..
-

~

Padang, Februari 1994
&pala
Pusat Peneli tian

'7'

NIP 130187088

DAFTAR IS1

ABSTRAK

PENGANTAR

......................................................................................................

DAFTAR IS1
1.

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 ldentifikasi masalah
1.3 Batasan Masalah
1.4 Rumusan Masalah
1.5 Tujuan Penelitian
1.6 Kegunaan Penelitian

. . .............................,

.


11. DESKRIPSI TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
2.1 Deskripsi Teoretis
..
A. Prestasi Belajar
B. Metode Petnbelajaran
C. Sastra Lama di Sekolah Dasnr
.
2.2 Kerangka B e r p ~ k ~ r
.
2.3 Hipcltesis .......................... ,........................................................................................................................................................................
#

111. METODOLOGI
3.1 Populasi dan Sampel
3.2 Variabel Penelitian
3.3 Instrumen Penelitian
3.4 Metode dan Desain Penelitian
3.5 Teknik Pengu~npulanData ............................................................................................................................................
3.6 Teknik Analisis Data


IV . HASIL PENELITIAN ............................................. ....................................................................................................................
A . Deskripsi Data ..................................... ............................................................................................................................................

B . Analisis Data

..................................................................................................................................

C. Pengujian Hipotesis .......................................................... -.....................................................................................................

D . Penafsiran Hasil Analisis ..............................................................................................................................
E . Keterbatasan
V . KESIMPULAN. IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

...............

_...........................................................

A . Kesimpulan .............................................................................................................................................................................................
. .

B . I m p l ~ k a s ~........................................................................................................................................................................................................

C. Rekomendasi .........................................................................................................

..

DAFTAR KEPUSTAKAAN .................................................................................................................................................................
LAM PI RAN
1. Data Penelitian
2 . Analisis Data dengan Anava
3. Instrumen Penelitian

BAB I
PENDAHULUAN

Pe~nbelajaranBahasa Indonesia di Sekolah Dasar masih belum memuaskan
karena prestasi belajar yang diperoleh peserta didik masih belum sesuai dengan
target yang ditetapkan dalam tujuan instruksional khusus.
Salah satu topik penting yang ensensial mengisi pembelajaran bahasa Indonesia
di Sekolah Dasar adalah cerita fabel, hikayat, mite, legende; juga pantun dan gurindam. Secara keseluruhan bahan ajar itu terrnuat dalam kelompok karya sastra lama.

Di s a ~ n p i n gitu, jelas ada cerita pendek, puisi dan kisah yang masih berkesan. Karya
sastra l a ~ n aterasa menarik karena saat ini yang menjadi perhatian banyak penulis
adalah karya sastra yang relatif baru, sedangkan karya sastra lama agak terlupnkan.
Hal itu terlihat pada kenyataan bnhwa tidnk banyak siswa S D saat ini yang memahami karya sastra lama seperti cerita kancil, hikayat Hang Tuah, cerita Malin Kundang; pada ha1 pesan kemanusiaan yang ada di dalam karya sastra itu ikut membantu
tercapainya t ~ j u a npembelajaran sastra di sekolah.
Tujuan pembelajaran sastra di sekolah adalah menumbuhkembangkan aka1 budi
peserta didik ~nelaluikegiatan pengalaman sastra dan melalui kegiatan telaah sastra,
sehingga berm:ikna bagi kehidupan manusia (Keputusan Kongres Bahasa Indonesia

V, 1988: 14). Karena itu, pembelajaran sastr-a lama yang saat ini terkesan dianaktirikan --padaha1 berpotensi besar untuk menumbuhkembangkan aka1 budi peserta
didik-- perlu mendapat perhatian serius oleh para perencana, pelaksana dan peneliti
kependidi kan.
Para pengajar bahasa Indonesia di Sekolah Dasar berupaya untuk mengajarkan
karya sastra lama dengan berbagai metode. Namun, upaya guru yang kreatif it11 belum menampakkan hasil yang menggembirakan. Metode yang dipakai saat ini belum
teruji keampuhannya; malah rnetode cera~nahkelihatannya menjadi metode terampull yang senantiasa dipakai oleh guru SD.

Setakat ini berkembang bermacam-macam metode untuk memangkuskan pembelajaran s:istra lama seperti metode diskoveri, metode kasus, metode penugasan,
metode karya wisata dan sebagainya. Metode ceramah mengandalkan penyampaian
materi ajar melalui penulisan penuturan lisan oleh guru kepada siswa, sehingga guru
berfungsi penuh sebagai pemberi informasi dan siswa berkedudukan hanya sebagai

penerima informasi. Pada metode diskoveri, siswa diberi kebebasan untuk menemukan sendiri informasi itu melalui lembaran materi ajar yang dipersiapkan guru dan
dibagikan kepada setiap siswa, sehingga siswa menemukan sendiri informasi yang
penting melalui bacaan. Ada juga guru yang menggabungkan kedua metode itu.
Namun, belull1 ada data e~npiristentang kemangkusan masing-masing metode tersebut. Karena itu, patut diteliti perbandingan kemangkusan ketiga metode itu, sehingga
diperoleh data ilmiah tentang metode yang paling arnpuh untuk pembelajaran karya
sastra lama di Sekolah Dasar.

Berd;lsarkan Iatar belakang masalah, maka diidentifikasi masalah penelitian ini
sebagai beri kut.
Keberhasilan pembelajaran karya sastra lama sebagai salah satu bahan ajar bahas a Indonesia di Sekolah Dasar dipengaruhi berbagai faktor seperti kesiapan guru inenyajikan pelajaran, kiat guru menyan1p;iikan ballan ajar, keselektifan guru memilih
materi yang menarik, kondisi belajar-~nengajar,dan kemampuan siswa menyerap
bahan ajar. Apakah guru sudah mempersiapkan bahan ajar dengan memilih materi
yang menarik? Apakah guru sudah menyajikannya dengan metode yang tepat? Apakah guru telah menggunakan media pembelajaran dengan tepat dan optimal? Apakah
materi itu cocok dengan tuntutan kurikulum? Apakah materi yang dipilih guru telah
mempertimbangkan kemampuan dan pengalaman belajar siswa? Apakah kondisi belajar sudah dipersiapkan secara kondusif? Apakah siswa ikut serta secara aktif di
dalam proses pembelajaran?
Semua pertanyaan itu seharusnya dijawab dengan tepat melalui penelitian, bilx
pembelajaran karya sastra lama di dalam bahasa Indonesia akan ditingkatkan di
Sekolah D:~sar Kotamadya Padang.


Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, ternyata cukup banyak masalah yang perlu dijawab dengan penelitian sendiri-sendiri. Penelitian untuk semua
itu jelas tidak mungkin dilaksanakan sekaligus, tetapi diseleksi berdasarkan urgensi
permasalahan dan urutan prioritas.
Karena itu, penelitian ini dibatasi pada m;isalah metode pembelajaran sastra lama saja, dengan lilempertirnbangkan baliwa metode pembelajaran merupakan wujud
yang esensial dan konsepsional dalam proses belajar-mengajar guna meningkatkan
prestasi belajar siswa di Sekolah Dasar Kotamadya Padang.
Metode pernbelajaran tersebut diklasifikasikan atas tiga, yaitu melode cer-amah,
melode diskover-i dan melode diskocera (campuran antara diskoveri dan ceramah).
Prestasi belajar dibatasi pada ranah kognitif tentang fabel, mite dan legende.

Berd:isarkan latar belakang, identifikasi dan batasan masalah, niaka dirumuskanla11 niasalah penelitian ini sebagai berikut: (1) Apakah ada perbedaan prestasi belajar
siswa S D dal:im belajar sastra lama bila diajar dengan metode ceramah, diskoveri
atau diskocera? diln (2) Apakah metode ceramah, diskoveri atau diskocera mengli:isilkan prestasi belajar yang paling tinggi dalam penbelajaran sastra lama bagi siswa
S D di Kotamadya Padang?

1.5 Tujunn Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahi~isecara empiris metode yang piiling
niangkus untuk pernbelajaran sastra lama dalam bidang studi bahasa Indonesia untuk
S D di Kotiimadya Padang.
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk: (1) rnelihat perbedaan prestasi belajar siswa S D di Kotalnadya Padang yang diajar dengan ~iietodeceramali, metode
diskoveri dan nietode diskocera, dan (2) menentukan metode pembelajaran yang
menghasilkan prestasi belajar paling tinggi (dilri ketiga metode itu) untuk mengajarkan karya silstra lama terhadap siswa S D di Kotamadya Padang.

Informasi yang diperoleh rnelalui penelitian ini akan berguna sebagai rnasukan
bagi para perencana, pelaksana dan pengarnat pendidikan untuk rnerencanakan metod e pernbelajaran sastra lama di dalarn rnata pelajaran bahasa Indonesia yang menghasilkan prestasi belajar paling baik.
Guru dapat rnenerapkan metode paling mangkus bila ada suatu metode yang
nienghasilkan prestasi belajar paling baik. Para perencana, pengarnat dan ahli penelitian pendidikan dasar di Kotamadya Padang dapat pula menjadikan hasil penelitian
ini sebagai bahan perbandingan dan prediksi pernakaian rnetode yang tepat bagi rnata
pelajar:ln lain. Bila ternyata tidak ada satu neto ode yang paling mangkus, rnaka perlu
dipikirkan cara yang paling arnpuh untuk memberhasilkan proses belajar-mengajar
karya sastra lania di Sekolah Dasar. Misalnya metode ekliktik, yaitu rnetode mengajar dengan rnenggunakan strategi dan teknik-teknik mengajar yang sesuai dengan
tujuan dan materi instruksional.

BAB I1
DESKRIPSI TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
2.1

Deskripsi Teoretis
Landasan teoretis penelitian ini meliputi: (a) prestasi belajar, (b) metode pem-

. belajaran, dan (c) karya sastra lama di Sekolah Dasar.

Prestasi belajar adalah kemampuan yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses belajar. Gagne dan Briggs mengklasi fikasi kan prestasi belajar menjadi lima
kategori: (1) keterampilan intelektual, ( 2 ) starategi kognitif, (3) inforrnasi verbal, (4)
keterampilan motorik, dan ( 5 ) sikap. Sedangkan Bloon membagi prestasi belajar
atas: (1) ran;lh kognitif, (2) ranah afektif, dan (3) ranah psikomotor
R:~nahkognitif atau informasi verbal, keterampilan intelektual dan strategi kognitif merupakan kemampuan yang diacu dalam penelitian ini, karena aspek keterampilan motorik dan sikap tidak dapat diukur dalam waktu yang relatif pendek (selama
pelaksanaan penelitian ini).
Penyampaian ~nateriajar untuk ranah kognitif itu dapat dilakukan dengan belajar hafalan atau belajar bermakna. Yang memberikan belajar maksimal dan lama
bertahan dalanl skemata, menurut Ausubel dan Novah, adalah belajar bermakna.
Alasannya adalah pembelajaran memerlukan konsep, bukan berdasarkan hafalan.
Karena itu proses belajar di dalam penelitian ini mengacu pada belajar konsep yang
dikembangkan oleh Ausubel dan Novah serta teori pendidikan Bruner.
Pengukuran prestasi belajar karya sastra lama dilakukan melalui evaluasi kognitif terhadap kualitas penguasaan siswa terhadap cerita-cerita fabel, mite dan
legende.

Metode yang mangkus menghasilkan prestasi belajar maksimal (Orlich, 1985:
54-61). Metode yang dirnaksudkan Orlich dan kawan-kawan meliputi langkah-

langkah yang hams diikuti guru dalam menyajikan materi ajar kapada siswa.
Dalam penelitian ini, diterapkan tiga metode pembelajaran, yaitu metode cera-

. mah, nletode diskoveri dan diskocera (campuran diskoveri dan metode ceramah).
Metode ceramah, oleh Rooijakkers disebut n~etodesekolah dengar, adalah metode yang mengutarnakan penjelasan guru secara lisan, siswa mendengar sambil melakukan kegiatan mekanis seperti mencatat keterangan guru yang diakhiri dengan
rangkumnn (Roijakkers, 1986: xxii-xxiii). Urutan pembelajaran biasanya meliput:

(1) latar belakang topik, (2) penjelasan teoretis atau pemberian informasi teoretis, (3)
pem1~eri:ln contoh-cnntoh, (4) aplikasi, dan (5) evaluasi.
Kelebihan metode ini adalah: (a) urutan bahan sistematis, (b) siswa mudah menerima mnter-i ajar, dan (c) waktu yang dibutuhkan hanya relatif sedikit karen:i guru
1:ingsung pada topik yang dituju. Namun, metode ini seakan memanjakan siswa dengan kemudahan menerima bahan ajar

it11

sehingga pembelajaran kurang berkes:~n

secarn sistematis di dalarn skemata k;lrena sesuatu yang diterima dengan mudah akan
liilang ntau terlupa dengan cepat. Kernudian metode ceramah juga tidak mengaktifkan sisw;i secarii maksimal sehingga yang te~lihataktif hanya guru; sedangkan siswa
h:inya menyi~nakceranlali guru dan menerima apa adanya.
Metode cliskoveri berorientasi pada kegiatan belajar-mengajar yang berpusat pada siswa. Artinya siswa rnenenlukan sendiri informasi yang hendak disnmpaikan guru rnelalui teks, lembar materi ajar, bagan-bagan, gambar-gambar atau media lain
yang dapat menyampaikan informasi itu kepada siswa. Ausubel dan Novah (1978:
114) menjelaskan ballwa penyajian pelajaran melalui media tertentu yang menlungkinkan siswa mempercdeh kesirnpulan dengan penemuan sendiri akan lebih berkesrin
kuat di dal:lm skemata dan akan menjadi niotivasi untuk menemukan konsep berikutnya, karena sesuatu yang diperoleh secara pribadi dan ternyata benar akan mempertebnl rasa percaya diri terutama disebabkan proses menemukan itu diala~nisendiri. Kelebihan metode ini adalah mempeq~anjangretensi daya ingat siswa clengan
nlateri ajar, melnberikan kepuasan khusus secara prihadi kepada siswa yang dapat
menernukan konsep yang benar, menyistematiskan informasi sehingga tersimpan

dengan siste~natispula di dalam struktur kognitif. Kelemahannya adalah guru harus
mempersiapkan bahan ajar yang dilengkapi dengan media yang tepat sebelum proses
belajar dilaksanakan, sehingga membutuhkan tenaga yang lebih banyak dan membutuhkan waktu yang relatif lebih lama.
Urutan kegiatan di dalam menerapkan metode ini minimal meliputi: (1) penetapan tujuan pembelajaran, (2) penyajian m:isalah oleh guru, (3) pemecahan masalah
oleli siswa dengan bantuan materi ajar yang disediakan oleh guru, (4) siswa mencoba
merumuskan kesimpulan penemuannya, dan (5) verifikasi temuan siswa oleh guru.
Metode diskocera adalah metode yang menggabungkan metode ceramali dengan
diskusi. Metode ini tidak berorientasi khusus kepada guru dan juga tidak khusus kepada siswa. Tet:ipi mengaktitkan siswa secara maksimal setelah penjelasan guru selesai. Urutan kegiatan sebagai berikut: (1) guru bersama siswa menetapkan tujuan
peli~jaran,(2) guru memberikan penjelnsan secara telperinci tentang pokok bahnsan,
(3) siswa niencari pemecahan niasalali lain yang sejenis dengan problenia yang disajikan guru, (4) beberapa siswa mendiskusikannya, (5) siswa merutnuskan kesimpulan pel;ijaran, d;in (6) siswa bersama guru menetapkan verifikasi atau menyinlpulkan materi ajar.
Kelebihan metode ini adnlali (a) perincian materi ajar jelas, (b) siswa diaktifkan
secara fisik dengan pemecalian masalali, (c) kesimpulan materi ajar dirundingkan
bersaima ole11 guru dan siswa sehingga generalisasi lebih sahih, dan (d) penetapan
ninteri sistem;itis karena setelall diceramalii guru, siswa segera memecahkan persoalan dengan 1c.01-iyang disajikan guru. Kelemahan yang tidak dapat dihindari dengan
metode iui adalah kesiapan guru yang rangkap (untuk berceramah dan menyedinkan
bahan diskusi siswa) dan pemakai:in waktu yang relatif lama.

C.

Sastt-aLama

di Sekolah Dasar

Materi ajar karya sastra lama di Sekolah Dasar merupakan bagian kecil dari topik apresiasi bahasa dan sastra Indonesia.
Menurut kurikulum Sekolali Dasar di d a l a ~ nGBPP yang dise~npurnakan1986,
materi karya sastra lama, baru dan modern yang dapat dipahami siswa dengan mudali, sehingga dapat dijadikan balian untuk rneningkatkan keterampilan berbahasa.
Karya sastra lama meliputi pantun, gurindam, karmina, fabel, mite dan legende.

Agar rnateri ajar itu dapat d i p n a k a n sebagai bahan baku keterampilan berbahas a lisan dan tulisan, perlu dimantapkan penguasaan materi ranah kognitif meliputi
aspek pengingatan, penlahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.
2.2

Kerrrngko Berpikir
Berdasarkan deskripsi teoretis terbit kesimpulan bahwa masing-masing metode

pernbelajaran mempunyai kelebilian dan kelemahan. Metode ceramah lebih mengaktifkan guru tetapi penyajian materi lebih sistematis dan mudah diterima siswa.
Sedangk:in tnetode diskoveri mernberikan rasn percaya diri yang lebih besar bagi
siswa d e n p n penemuannya melalui bahan yang disediakan guru, namun urutan
materi ajar kurang sistematis dan menlerlukan waktu lebih lama. Begitu pula metode
diskocer:~, i:i membutulikan waktu lebih lama dan guru yang lebih rumit, narnun
menjanjik:~n liasil lebih sistematis dan lebih mantap dengan ceramah dan penerapan
langsung ole11 siswa terhadap problema yang dipersiapkan; sehingga kesimpulan
yang diperoleh siswa benar-benar mantap dan verifikatif.
Berdzisarkan kenyataan teoretis itu, terbitlah kerangka berpikir bahwa dari ketiga
metode pembelaj;iran sastra lama itu ada s:itu nietode yang lebih baik daripada dun
metode yang lain. Metode terbnik itu jelas akan mernberikan prestasi belqar siswa
Sekolah Dlisar di biclnng bahasa Indonesia yang lebih meningkat.

2.3 Hipotesis
Berdasarkan rumusan mas:~lah, landasan teoretis dan kerangka berpikir,
dirumuskanlah hipotesis penelitian ini sebagai berikut.
1.

Metode ceran~i~ll,
diskoveri dan diskocera menghasilkan prestasi belajar yang
berbeda bila dipakai untuk mengajark:in karya sastra lama terhadap siswa
Sekolah Dtisar; dan

2.

Metode diskocera menghasilkan prestasi belajar paling baik dari tiga metode
pe~nbelajaransastra lama.
Agar rurnusan hipotesis itu dapat diuji secara statistik, berikut ini disajikan

rumusan liipcltesis statistik:

Calalan

:

xl

= metode ceramah

X2

= metode diskoveri

X3

= metode diskocera

BAB 111
METODOLOGI

3.1

Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini meliputi siswa Sekolah Dasar se-Kotamadya Padang
yang terdiri dari 11 (sebelas) kecamatan.
Sebagai sampel dipilih tiga kecamatan yang masing-masing diwakili oleh satu
SD. Pililian dilakukan secara acak, setelah dilakukan penentuan kecamatan juga
secara acak. Akliirnya terpilihlah S D 01 Bungo Pasang Kecainatan Koto Tangah, S D
01 Ulak Karang Kecamatan Padang Utara, dan S D 23 Purus Kecamatan Padang
Barat.
3.2

Val-iabel Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan pendidikan, maka variabel
penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat.
Variabel bebas adalali metode yang dieksperimenkan. Variabel ini terbagi tiga,
yakni metode ceramah, metode diskoveri, dan metode diskocera. Masing-masing
metode dieksperimenkan di S D tertentu: metode ceramah di S D 0 1 Ulak Karang,
metode diskoveri di S D 01 Bungo Pasang, dan metode diskocera di S D 23 Purus.
Variaber terikat yang diukur secara kuantitatif dalam penelitian ini adalah
prestasi belajar siswa S D yang diajar dengan menggunakan metode tertentu.
3 . 3 Instrumerl Penelitian
Instru~ilenyang dipakai untuk pengumpulan data penelitian ini adalah tes.
T e s yang dipakai untuk pengukur prestasi siswa S D tentang sastra lama dibuat
berbentuk tes objektif yang dikembangkan berdasarkan tujuan instruksional khusus,
yang meliputi ranah kognitif dari tingkat pengingatan sampai ke evaluasi.
Sebelum dipakai untuk pengumpul data, instrumen itu diuji terlebih dahulu
untuk menentukan kelayakan tes berdasarkan keandalan, kesahihan, keterpercayaan

dan tingkat kesukaran. Berdasarkan hasil uji-coba instrumen, ternyata hanya 15 soal
yang memenuhi syarat kelayakan tes dari 25 yang diujicobakan.
3.4

Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian ini adalah studi eksperimental dengan memakai desain
berikut:
,-

Metode yang Dieksperimenkan

Ceramah
A
1

Xl

Diskoveri
AlXZ

Diskocera

4x3

3.5 Teknik Pengu~npulanData
Data penelitian ini berupa nilai interval yang diperoleh siswa setelah mengikuti
tes yang diberikan pada sampel, dilakukan dengan cara mengadakan tes akhir.
Tes akhir itu dilakukan setelah delapan kali perlakuan, sehingga data yang
diperoleh benar-benar liasil perlakuan, bukan karena pengaruh internal atau
eksternal.
Untuk memperoleh kesahihan internal dan kesahihan eksternal dilakukan
beberapa tindakan yang dapat mengontrol variabel yang mungkin mengganggu
kesahihan penelitian ini.
3.6 Teknik Analisis Data

.

Data yang diperoleh melalui tes akhir berupa skor yang telah diolah menjadi
nilai interval diolah dengan analisis statistik dengan mempergunakan F-Tes. &rena
ada kelompok yang lebih baik daripada kelompok lain, maka analisis dilanjutkan
dengan Tes Tukey, untuk menentukan satu kelompok yang memperoleh prestasi
beiajar paling bai k.

BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data
*

I.

Data Preslasi Belajar dengan Metode Diskoveri
Data prestasi siswa yang diajar dengan metode diskoveri menunjukkan skor

yang terendah 6 dan skor yang tertinggi 15 dari skor ideal 15. Di samping itu, data
tersebut juga menginformasikan bahwa skor rata-rata 9,25 dengan simpangan baku
2,42 dari jumlah siswa 24 orang.
2.

Data PI-eslasiBelajar dcngan Metode Cer-amalz
Data prestasi belgar siswa yang diajar dengan Metode Cera~nallmenunjukkan

bahwa skor yang tertinggi yang dapat dicapai dari jumlah siswa 2 4 orang adalah 14,
sedangkan skor terendah 8. Juga diinformasikan oleh data itu bahwa nilai rata-rata
11,21 dengan simpangan baku 1,47.

3.

Data Prestasi Belajar dengan Metode Diskoveri-Ceramah
Data prestasi belajar siswa yang diajar dengan Metode Discoveri-Ceramah

menunjukkan bahwa skor teltinggi yang dapat dicapai siswa yang berjumlah 24
orang itu adalah 15, sedangkan skor terendah 9. Juga diinformasikan oleh data itu
bahwa ni lai n~ta-rata12,83 dengan simpangan baku 1,46.
Data terperinci tentang ketiga kelas perlakuan itu dapat dilihat pada lampiran.
Secara urnum data itu dapat diperhatikan pada tabel 1.

Tabel 1:

Rangkuman Data Prestasi Belajar Saslra Lama

Diskoveri

Ceramah

Diskocera

Jumlah

n = 24

n = 24

n = 24

N = 72

xl = 9,25

x2 = 11,21

xg = 12,83

sl = 2,42

s2 = 1,47

s 3 = 1,46

K = 11,lO
s = 1,78

....................................................................................................

B.

Analisis Data

Data yang diperoleh itu dianalisis dengan teknik statistik analisis variansi
Berdasarkan analisis variasi itu satu jalan yang diolah dengan kolnputer program micr-ostal, lnaka diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 2:

Sitnpulan Hasil Analisis Var-iansi

JK

DK

Variasi

Antar kelompok

154,53

2

77,26

Dalam kelc)nipok

233,79

69

3,39

Total

388,32

71

-

S~cmberVaria~tsi

C.

F
22,80
-

Pengu,jian Hipotesis

Pengujian hipotesis penelitian ini dilakukan dengan uji F yang diperoleh melalui
analisis variansi satu jalan.
Simpulan analisis variansi pada tabel 2 nlenginformasikan bahwa terdapat nilai

F hitung yang lebih tinggi daripada F tabel. F hitung (22,80) memang jauh lebih
besar dnripada F tabel (3,40), baik pada tariif signifikansi alfa 0,05 maupun pada
taraf alfa 0,01 yang nilai F tabelnya 4,71. Perinciannya dapat dilihat pada tabel
berikut.

Tabel 3 :

Nilai Distribusi F

Jumlah Sampel

Nilai Kritis F

F
Hi tung

dk

0,05

0,Ol

Berdasarkan tabel itu, dapat diuji secara statistik kebenaran rumusan hipotesis
berikut:
I.

Hipolesis perlama:

Hg :

/UX~

=

/UX~

=

/UX~

Karena F hitung (22,80) lebih besar daripada F tabel pada taraf alfa 0,Ol (4,71),
~ n a k ahipolisis no1 dapat ditolak. Dengan demikian, secara empiris, terbukti bahwa
hipotesis penelitian "Metode ceramah, diskoveri dan diskocera menghasilkan prestasi
belajar yang berbeda bila dipakai untuk mengajarkan karya sastra lama di Sekolah
Dasar Kotarnadya Padang" benar adanya.

2.

Hipolesis kedua :

Hg:

~ 1 x 3=

~4x2 =

41x3

Untuk menguji hipotesis ini, diperlukan nilai Q yang dapat dilihat pada tabel
Tukey pada tabel 4.

Tabel 4:

Nilai Distribusi Q

Kelompok yartg dibartdirtgkart

Nilai Q
Hiturzg

Nilai Q
Taliel

Diskoveri vs
Diskocera

1,41

3,40

Diskoveri vs
Ceramah

1,06

3,40

Diskoveri vs

0,95

3,40

Diskocera

Berdasarkan tabel 4 itu, ternyata tidak ada satu kelompok pun yang lebih baik
dari kelompok lain, walau ada kelompok yang memberikan perbedaan yang signifikan terhadap kelompok lain. Tetapi tidak dapat ditunjuk secara statistik kelompok
yang paling baik.
Tabel itu lnenginformasikan bahwa hipotesis no1 lidak berlzasil ditolak karena Q
hitung dari kelompok mana pun tidak ada yang lebih besar dari Q tabel pada taraf
alfa 0,05 yaitu 3,40. Dengan demikian hipotesis kedua ditolak, karena tidak terbukti
kebenarannya secara statistik.
Artinya, hipotesis kedua penelitian ini, yaitu "Metode diskocera menghasilkan
prestasi belajar paling baik dari tiga metode pembelajaran sastra lama yang diekspe-

.

rimenkan" tidak dapat diterima. Hal ini terjadi karena tidak ada satu metode pun
yang menunjukkan nilai Q hitung lebih tinggi daripada Q tabel pada taraf alfa 0,05
yaitu 3,40.

C. Penafsiran Hasil Analisis
Berdasarkan pengujian hipotesis, didapatlah informasi berikut. Pertama, secara
umum ada satu metode yang paling efektif dari tiga metode ceramah, rlsikoveri atau

diskocera; dalam ha1 ini metode diskocera memperlihatkan nilai mean tertinggi.
Dengan demikian, diperoleh simpulan bahwa metode diskocera (discoveri dicampuri

ceramah) menghasilkan prestasi belajar paling tinggi bila dipakai untuk mengajarkan
karya sastra lama di Sekolah Dasar di Kotamadya Padang.
Kedua, secara statistik tidak ada satu pun metode yang baik yang mampu
menghasilkan prestasi belajar yang jelas-jelas berbeda dari dua metode lain. Artinya,
walaupun metode diskocera menghasilkan prestasi belajar paling tinggi (12,83) ha1
itu belum dapat diklasifikasikan sebagai metode paling baik karena perbedaan yang
diberikannya tidak signifikan.
Walaupun tidak signifikan, metode diskocera jelas telah menghasilkan prestasi
belajar paling tinggi untuk pembelajaran karya sastra lama di Sekolah Dasar.
Karena penafsiran itu berdasarkan hasil pengujian hipotesis, maka dapat
disimpulkan bahwa hasil penelitian ini bukanlah suatu kebetulan, tetapi benar-benar
akibat perlakuan penelitian berupa pemakaian dan penerapan metode tertentu untuk
mengajarkan karya sastra lama di Sekolah Dasar Kotamadya Padang.
Meskipun hasil penelitian didukung ole11 data empiris, masih ada kemungkinan
lain yang menyebabkan hasil penelitian ini belum berhasil menentukan metode yang
paling efektif untuk ~nengajarkankarya sastra lama di Sekaloh Dasar Kotamadya
Padang. Kemungkinan itu dapat dilihat pilda keterbatasan penelitian ini.

D.

Keterbatasan

Keterbatasan penelitian yang mungkin perlu dipertimbangkan adalah masalah
bahas:l karya sastra lama yang agak lain daripada bahasa Indonesia baku. Bahasa
karya sastra lama terkesan kaku dan berwarna bahasa Melayu lama.
Faktor keb;ihasaan itu mungkin dapat menyebabkan siswa mene~nuikesulitan
pe~nahaman, teruta~na pada metode diskoveri yang notabene mengutamakan
kemampuan n~embaca pemahaman siswa. Masalah bahasa tersebut tidak dapat
di hindari karena karya sastra lama memang ditulis dalam bahasa Melayu lama.
Kalau di transfer ke bahasa Indonesia, tentu wujudnya sudah berubah menjadi karya
sastra lama yang disajikan dalam bentuk baru dan ini tentunya bukan sastra lama
lagi.

BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian terdahulu, dapat diambil kesimpulan berikut:
1. Metode pembelajaran sastra lama di Sekolah Dasar yang dapat menghasilkan

prestasi belajar yang paling tinggi adalah metode diskocera. Metode itu menghasilkan nilai rata-rata paling tinggi di antara tiga metode yang dieksperimentasikan di tiga Sekolah Dasar Kotamadia Padang, yaitu S D 1 Bungo Pasang, S D
0 1 Ulak Karang, dan SD 2 3 Purus. Metode ceramah berada pada urutan ke dua
(mean 11,21) dan metode diskoveri berada pada urutan ke tiga (mean 9,25).
2.

Walaupun metode diskocera menghasilkan prestasi paling baik untuk mengajarkan karya sastra lama di SD, metode itu belum dapat dikatakan metode terbaik
karena perbedaan yang dapat dicapai tidak signifikan. Secara statistik, perbedaan itu tidak berarti. Namun, karena diskocera dan metode ceramah menghasilkan prestasi belajar yang lebih tinggi, maka dapat disimpulkan bahwa metode
pelajaran sastra lama di SD Kotamaclya Padang masih dapat memakai metode
ceramah, atau gabungan diskoveri-ceramah untuk seterusnya. Ternyata memang
tidak ada satu metode yang terbaik.

B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan itu, dapat diinterprestasikan bahwa metode pembelajaran karya sastra lama di Sekolah Dasar yang mampu menghasilkan prestasi paling
tinggi adalah metode pembelajaran yang senantiasa melibatkan siswa secara aktif
dan maksimal serta melibatkan guru sebagai pemberi informasi maksimal melalui
ceramah.
Karena itu, metode pembelajaran yang perlu dipersiapkan guru S D untuk mempertinggi prestasi belajar siswa, khususnya pengajaran karya sastra lama, adalah
dengan merancang kegiatan pembelajaran yang melibatkan siswa sebagai pelajar

JY)ILII( UPT PEltPUSTAKAAEI

lKlP

PflOANG

secara maksimal dan mengfungsikan guru sebagai pemberi irlforp-.
pembimbing yang optimal. Sehingga kondisi belajar sastra lam:
F 3 bena

.

?

''

memperlihatkan proses belajar optimal bagi siswa dan proses mengajar m;;
bagi guru.

Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti merekomendasikan bahwa metodt
diskocera masili dapat dipakai di dalam pembelajaran karya sastra lama di Sekolah
Dasar. Hal itu direkomendasikan karena ternyata bahwa metode diskocera
menghasilkan prestasi belajar yang paling tinggi dan melibatkan siswa secara
maksimal serta n~ernfungsikanguru sebagai pemberi informasi dan falisitator yang
optimal.
Guru-guru S D Kotamadya Padang, khususnya guru Bahasa Indonesia, ada
baiknya me~ilakainietode diskocera gunn mengoptimalkan pembelajaran karya sastra
lama ditingkat pendidikan dasar.
Bagi peneliti dan calon peneliti metode pembelajaran, hasil penelitian ini
kiranya dapat dijadikan sebagai balian perbnndingan dan kajian yang relevan.

DAFI'AR PUSTAKA

Aminuddin. 1987. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru.
Arikunto, Suharsini. 1988. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara.
Ary, Donald et al. 1977. Introduction to Research in Education. New York: Holt,
Rinehart and Winston.
Ausubel, David P. 6c Novah, Joseph. 1978. Educational Psychology. New York:
Holt Rinehart and Winston.
Bloom, Benjamin S. 1977. Taxonomy of Education Objectives Handbook I: Cognitive Domain. New York: Longman Inc.
Bruner, Jerome S. 1979. The Process of Education. Cambridge: Harvard University
Press.
Degeng, Nyo~nanSudana. 19S9. Ilrn~iPengajaran: Taksonomi Variabel. Jakarta:
PPLPTK.
Depdikbud RI. 1986. K~irikul~im
Sekolah Dasar: Garis-Garis Besar Program
Pengajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Ditjen Dikdasmen.
Gagne, Robert M. & Leslie J. Briggs, 1979. The Conditions of Learning, fourth
edition. New York: Holt, Rinehart and Winston.
Gani, Rizanur. 1988. Pengajaran Sastra Indonesia: Respons dun Analisis. Jakarta:
PPLPTK Depdikbud.
~

Hardjodipuro, Siswoyo. 1987. Statistik Terapan untuk Penelitian Pendidikan:
Aplikasi dun Interpretasi. Jakarta: PPLPTK Depdikbud.
Junus, Umar. 1981. Mitos dun Kornunikasi. Jakarta: Sinar Harapan.
Junus, Umar. 1988. Karya Sastra sebagai Sumber Makna: Pengantar Strukt~iralisme. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka Kementrian Pendidikan
Malaysia

Keputilsan Kongres Bahasa Indonesia V 1988. Jakarta: Depdikbud.

Moody, H. L. B. 1979. The Teaching oflileratura. London: Longman Group Ltd.
Purwo, Barnbang Kaswanti. 1991. Bulir-Bulil- Saslra dun Bahasa: Pembalzaruan
Pengajaran. Yogyakarta: Kanisius.
Rooijakkers, Ad. 196%. Mengajar dengan Suhes: Petunjuk untuk Merencanakan
dun Menyampaikan Pengajaran. Jakarta: Gramedia.

PENELITIAN METODE PEMBELAJARAN SASTRA LAMA DI SD
HEADER DATA FOR: A:BUSRIPEN
LABEL: b u s r i p e n
NUMBER OF CASES: 2 4
NUMBER OF VARIABLES: 3

1
CI

L

3
3
5
G
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
1s
19
20
21
22
23
24

diskover

ceramah

diskocer

14.00
15.00
10.00
6.00
7.00
11.00
9.00
7.00
10.00
9.00
6.00
10.00
9.00
10.00
S. 0 0
8.00
9.00
12.00
3.00
7.00
10.00
7.00
13.00
7.00

12.00
10.00
12.00
11.00
12.00
10.00
13.00
10.00
11.00
11.00
S. 0 0
11-00
12.00
11.00
13.00
11.00
9.00
12.00
9.00
13.00
11.00
10.00
13.00
14.00

15.00
15.00
13.00
12.00
14.00
14.00
12.00
11.00
10.00
11.00
13.00
13.00
13.00
9.00
14.00
13.00
13.00
14.00
13.00
13.00
14.00
13.00
12.00
14.00

.....................

DESCRIPTIVE STATISTICS . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

HEADER DATA FOR: A:BUSRIPEN
LABEL: b u s r i p e n
NUMBER O F CASES: 2 4
NUMBER OF VARIABLES: 3
PENELITIAN METODE PEMBELAJARAN SASTRA LAMA DI S D
NO.
1
2
3

NAME
diskover
ceramah
diskocer

N

MEAN

24
24
24

9.2500
11.2083
12.3333

STD. DEV.
2.4182
1.4738
1.4646

MINIMUM
6.0000
5.0000
9.0000

....................

FREQUENCY DISTRIBUTIONS -------------------

HEADER DATA FOR: A:BUSRIPEN
LABEL: b u s r i p e n
NUMBER OF CASES: 24
NUMBER OF VARIABLES: 3
VARIABLE: 1 . d i s k o v e r
PENELITIAN METODE PEMBELAJAR-4N SASTRA LAMA DI SD

------ - - - CLASS L I M I T S = = = = FREQUENCY
6.00
7.00
8.00
9.00
10.00
11.00
12.00
13.00
14.00
15.00

<
<
<
<
<
<
<
<
<
<

7.00
S . 00
9.00
10.00
11.00
12.00
13.00
14.00
15.00
16.00

2
5
3
4
5
1
1
1
1
1

TOTAL
------ - - - CLASS L I M I T S = = = =
6.00
7.00
8.00
9.00
10.00
11.00
12.00
13.00
14.00
15.00

c

<
<
<
<
<
C

<
c\

<

7.00
8.00
9.00
10.00
11.00
12.00
13.00
14.00
15.00
16.00

24

FREQUENCY

PERCENT
S. 33
20.83
12.50
16.67
20.53
4.17
4.17
4.17
4.17
4 . 17
100.00

. . . . CUMULATIVE . . .
FREQUENCY PERCENT
2
7
10
14
19
20
21
22
33
24

8.33
29.17
41.67
51.33
79.17
83.33
87.50
91.67
9 5 . S3
100.00

.............................

2 II -- -- -- -- -- -- -- -------5 ,-_------___--_--------------I----------------------------3 ;=================
4 ........................
5 I,- -_- - -_- - -_- - -_- - -_- - - _- - - --- -_- - --- --- - - _ _ - _ _ _ - - - - - - - - - _ 1
1
1
1
1

I=====

I=====
I=====

I=====

I=====

....................

FREQUENCY DISTRIBUTIONS ....................

HEADER DATA FOR: A:BUSRIPEN
LABEL: b u s r i p e n
NUMBER O F CASES: 24
NUMBER O F VARIABLES: 3
VARIABLE: 2. c e r a m a h
PENELITIAN METODE PEMBELAJARAN SASTRA LAMA DI S D

----- - - - -CLASS L I M I T S = = = =
8.00
9.00
10.00
11.00
12.00
13.00
14.00

<
<
<
<
<
<
<

FR-EQUENCY

9.00
10.00
11.00
12.00
13.00
14.00
15.00

TOTAL

1
2
4
7
5
4
1
24

----- CLASS L I M I T S = = = = FREQUENCY
8.00
9.00
10.00
11.00
12.00
13.00
14.00

<
<
<
<

<
<
<

9.00
10.00
11.00
12.00
13.00
14.00
15.00

PERCENT
4.17
8.33
16.67
29.17
20.83
16.67
4.17
100.00

. . . . CUMULATIVE . . .
FREQUENCY PERCENT
1
3
7
14
19
23
24

4.17
12.50
29.17
5 5 . 33
79.17
95.53
100.00

..............................

1 I====
2 II - --- - --- - -- - - - - 4 II --_-_ -- --- -_ --- -_ -_ --- -- --- - - - - 7 I,- --- -_- - - -_- - -_- - - -_- - --- - _- - - --- - -- - -- - _ _ _ - _ - - - - - - - - - - - - 5 .....................
4 I,- -_- - -_- - --- - -- - -_- - -_ - - - - _ - - - - 1 I====

w

....................

FREQUENCY DISTRIBUTIONS ....................

HEADER DATA FOR: A:BUSRIPEN
LABEL: busripen
NUMBER O F CASES: 2 4
NUMBER OF VARIABLES: 3
VARIABLE: 3 . diskocer
PENELITIAN METODE PEMBELAJARAN SASTRA LAMA DI SD

--------- CLASS L I M I T S = = = =
9.00
10.00
11.00
12.00
13.00
14.00
15.00

<
<
<
<
<
<
<

FREQUENCY

10.00
11.00
12.00
13.00
14.00
15.00
16.00

1
1
2
3

9

TOTAL
----- CLASS L I M I T S = = = =
9.00
10.00
11.00
12.00
13.00
14.00
15.00

<
<
<
<
<
<

<

10.00
11.00
12.00
13.00
14.00
15.00
16.00

G
2
24

FREQUENCY

PERCENT
4.17
4.17
S . 33
12.50
3 7 . 50
25.00
8.33
100.00

. . . . CUMULATIVE . . .
FREQUENCY PERCENT
1
2
3
7
16
22
24

4.17
8-33
16.67
29.17
66.67
91.67
100.00

.............................

1 II --- -- 1 I===
2 ;======
3 II -- -- -- -- -- -- -- -- -g II -_- -- -- -- -------_- ---_- -----_- -_- _- ---_- -_- -- ------ - - - - - - 6 I' ---_- -- -_--- _- -_- _
- ----- -- -- -- -- -- - - - 2 II --- -- --- --

......................

ANALYSIS OF VARIANCE

------

HEADER DATA FOR: A:BUSRIPEN
LABEL: b u s r i p e n
NUMBER OF CASES: 2 4
NUMBER OF VARIABLES: 3
ONE-WAY ANOVA
PENELITIAN METODE PEMBELAJARAN SASTRA LAMA
GROUP
1
2
3

GRAND MEAN
SOURCE
BETWEEN
WITHlN
TOTAL

SUM OF SQUARES
154.528
233.792

338.319

MEAN

N

9.250
11.208
12.S33

24
24
24

11.097

72

D.F.
2
69
71

MEAN SQUAKE

F RAT I0

77.261
3.388

2 2. SO3

PROB .
2.49SE-0s

Instrumen P e n e l l t i a n
METODE P E M B E L A J A R A N S A S T R A LAMA D I SEKOLAH D A S A R

--------------Lembar Naskah
Bacalah naskah s a s t r a lama b e r i k u t dengan cermat!

Raja lskandar Tergoda Iblis
.4lkisah kata sahibulhikayat. Setelah sudah kerajann Raja Iskandar, maka
I~erhimpunlah segala bnlatcntara yang amat banyak dcngan kebesaran d a n
kernuliaan. hInka j;idi ~nal)\lklnli Raja 1sk;inclar k;lrena 11;irta tl;in < s e b a b > 67
berolch dengan kemenangan.
hlaka dengan takdir Allah T a a l a , ac1al;lh kepncla suaru hari datanglah iblis
alaihi 1;tknar A1l;ih kep;rtlan~a,seperri kcl;iki~anorang tuba lakunya. Pakaiannya
putih d a n rongkar pacla tangarinya, Ixrdiri di Iiadapan Raja Iskandal-, serta
katanya, "Hai Raja yang rnahabesar, tiada1;ill sogyanya Ijagi Raja [ m e l ~ k a t k a n ] ~ '
dalli Raja, sujud akan yarlg lain d;irip;tda Raja karcna Raja telali mulialal~ di
dalam alam ini." Serclali Raja I s k a l ~ d a r menengal- kata iblis i t i l , nlaka Raja
Iskanclar pun rnenyurull ia tlucltlk scrta diperniulianya akan dia. Maka sabda Raja
Iskandar, "Hai orang tuha, apa Ilarti katamu itu, tiada aku ketahui." Maka
[crscnyumlal~iblis alaihi l a k ~ l a tAlliil~ i t u , scrtir kar;ir~ya,"n;tli\va I'O, tiadalah pada alam ini a d a raja yang lain terlebih besar daripada
Raja barang seorang j u a pun. M a k a sogyanya dikatakan Raja ini Allah Taala."
Maka kata iblis, "Hai Raja, tiada mau harnba Raja mengatakan yang seperti

I

harnba akan Raja, karena Raja lagi muda dengan beroleh kebesaran yang
sempurna lagi adil. Sayanglah tlamba rnenengar Raja berlelah diri berbuat bakti
pada yang lain. Inilah maka sebab harnba datarlg ini menyatakan Raja jangan
Raja menyenlt~ahyang lain. Jadi hinalati Raja." Maka kata it~lisiru pun kabullah
pada hari Raja Iskandar. hiaka raja pun memberi nugeraha akan dia tiada ia
menerima dia. Katanya, "Hai Raja, jikalau hamba berkehendak akan harta d i ~ n i a
ini niscaya limpahlah datangnya. Akan hanya ketiendak h a m b a t~erjalan-jalanjua
pada segala negeri." Maka titah Raja Iskandar, "I-Iai Sayyidi, jangan tiada
sebagai datang kepada harnba mengajari hamba."
hlaka 1)erjalanlah iblis laknat Allall. Kernudian daripada it11 clitinggalkan
Raja Iskandar segala pekerjaannya syariat agama Nabi Allah Ibrahim. Yang
dikerjakannya itu diperbuatnyalah kerja durhaka kepada Allah Subhanatit~\Va
Taala.
Atkisah maka kedengaranlah warra Raja Iskanclar itu kepada gurunya hakin1
Arisroreles. hlaka marahlah ia. ?Aaka lalu ia berkirim surai, demikian bunyinya,
"Hai Raja Iskandar, jika orang lain rnengerjakan pekerjaan seperti kelakuan raja
iru, niscaya hamba suruti takrirkanlal~ ia. 'Tetapi aka11 raja orang yang berakal
d a n berilrnu, bicarakanlali t~aik-baik.Jangan d a p a i d i c a t ~ u loleh syairan seperti
kaunl segala Nabi Allah yang dahulu kala itu. biaka segeralah raja terbit daripada
pekerjaan itu. Jika tetap jua raja akan pekerjaarl itu niscaya atlalah ~nerugikan
raja pada akllirat. Dan jikalau sekirarlya durlia yang fhna ini tetap bagi manusia,
adrrlali akan unrung raja yang dahulu-dahulu itu riada akan beroleh akan kita.
hlaka hendaklall raja jangan berpaling daripada iktikad yang dahulu itu. Karena
itulali ikrikad yang betirl iktikad Nabi ,\llah I brahim alaihisalarn yang suci
adanya."
Setelah sampailah surat itu pada Raja Iskanclar, nlaka dil~atasnya surat
gur-ullyil itu. Dernikian I~urlyitlya, " A d a p u ~ l seyi~la Ixirang yang diiijarkan oleh
hakim pada harnba itu telah sudah hamba kerjakan. Sekarang pun jika mau
hamba turut dapat hakim menghukurnkan hamba. Maka yang mana baik pada
harnt~a,itulah l l a m t ~ akerjakan."

D i k u t i p dari :
Hikayat Iskandar Zulkarnain
S i t i Chamamah S o e r a t n o , B a l a i P u s t a k a
J a k a r t a , 1992.
27

Instrumen P e n e l i t i a n :
METO1)E PEMBUAJARAN LASTHA LAMA DI SUOLAji UASAR
: Lembaran S o a l :

----------------

-

P e t u n j u k Umum

I . B a c a l a h l e m b a r a n n a s k a h s a s t r a l a m a y a n g t e r l a m p i r bersarna
lernbaran s o a l i n i dengan cerrnat!
2. J a w a b l a h p e r t a n y a a n b e r i k u t d e n g a n c a r a r n e l i n g k a r i s a l a h
s a t u h u r u f y a n g p a l i n g t e p a t p a d a l e m b a r jawaban!
Soal

1. R a j a I s k a n d a r Z u l k a r n a i n a d a l a h s e o r a n g r a j a y a n g r a k y a t n y a
berwu jud :
a . rnanusia
b. i b l i s
c. binatang.
2. I s k a n d a r Z u l k a r n a i n d i k e n a l s e b a g a i m a h a r a j a 'yanp, b e r k u a s a
besar dan disegani rakyat karena:
a . wilayah kekuasaannya l u a s

b. h a r t a n y a banyak dan b e r a k h l a k m u l i a
c . b a l a t e n t a r a n y a amat banyak.

3. I b l i s d a t a n g ke i s t a n a

maha

r a j a Iskandar Zulkarnain sete-

lah:
a . diundang oleh Iskandar
b . tamu l;ak d i u r i d a n g rnenyusup i s t a n a
c . ada n i a t i b l i s u n t u k menggoda rn;-tha:rqga y a n g m u l i a .

4 . S u n s a n a p c r n b i c a r a a n i b l i s d c n g a n maha r a j a I s k a n d a r b c r l a n g s u n g dalarn k e a d a n n :
a. a k r a b
b. panas

c. t e g a n g .

5. S e t e l a h b e r l a n g s u n g d i a l o g p a n j a n g a n t a r a i b l i s d a n maha
r a j a , maka I s k c m d a r b e r s i k a p :
a'. p e r l u b e r b u a t s e p e r t i l a y a k n y a Tuhan y a n g p a t u t d i s e m b a h
b. b e r b u a t w a j a r s e b a g a i m a n a l a y a k n y a m a n u s i a b i a s a
c. m e m e r i n t a h k a n semua r a k y a t n y a u n t u k menyembahnya.

...

6 . berdasarkan h i k a y a t . t e r s e b u t , I s k a n d a r sempat
oleh i b l i s .
b. p a t u h
d. taktergoda.
a. tergoda
28

7. I s k a n d a r Z u l k a r n a i n oempat menempatkan d i r i n y a s e b a g a i
Tuhan, t e r u t a m a k a r e n a k e k u a s a a n n y a yang amat l u a s . S i k a p

i t u diambilnya s e t e l a h ada dalam d i r i n y a :
a . k e s a d a r a n kernanusiaan
b. h a s u t a n i b l i s
c. a j a r a n Islam.
8. P e r b u a t a n k e j i yang t e l a h t e r l a n j u r d i k e r j a k a n I s k a n d a r
a k i b a t godaan i b l i s k e p a r a t i t u a d a l a h :
a . membunuh r a k y a t yang t i d a k d i s u k a i n y a
b. menyatakan d i r i n y a e e b a g a i p e n g g a n t i A l l a h
c. menghukum g a n t u n g g u r u n y a .

9. Sesungguhnya p e r b u a t a n k e j i y a n g d i k e r j a k a n I s k a n d a r s e t e l a h menerima b i s i k a n s e t a n i t u amat membahayakan n e g a r a
I s l a m yang d i s e g a n i o l e h banyak n e g a r a d i d u n i a . Untunglah
a d a s e s e o r a n g yang m e n j a d i p e n y e l a m a t , s e h i n g g a I s k a n d a r
s a d a r a k a n k e k e l i r u a n n y a . S i ~ p a k a ho r a n g i t u ?
a. A r i s t o t e l e s

b. Z u l k a r n a i n

c . !+luhammad saw.

10. Menurut g u r u n y a , b i l a I s k a n d a r Z u l k a r n a i n t e r u s juga me-

n g e r j a k a n p ~ k e r j a a ni b l i s i t u , i a akan r u g i d i :
a . dunia

b.

alam b a r z a h

c. a k h i r a t .

11. Guru A r i s t o t e l e s lnenegur I s k a n d a r Z u l k a r n a i n r n e l a l u i :

a . ucapan l a n g s u n g

b. s u r a t

c. telepon.

1 2 . Teguran a t a u p e r i n g a t a n g u r u n y a d i t e r i m a m a h a r a j a I s k a n -

d a r dengan :
a . l a p a n g dada

b. marah

c. s i n i s .

.

13. S e b a g a i s e o r a n g r a j a b e s a r , I s k a n d a r b e r s i k a p
3. q g g l a
- .\
beri-tuk hukuman a t a s k e s a l a h a n n y a r n e n g i k u t i n a f s u s e t a n .
c. meniadakan.
a . menolak
b. menerima
.-2

14. Dengan s i k a p s e p e r t i i t u , b e r a r t i I s k a n d a r s e o r a n g r a j a
yang b e r s i k a p :

a. sombong

b. r e n d a h h a t i

c. t a k a b u r

15. Sedangkan maha r a j a s e b u a h n e g a r a I s l a m yang t e r m a s y h u r ,
m a s i h . , d a p a t t e r g o d a s e t a n , a p a l a g i k i t a manusia b i a s a .
Karena i t u , k i t a h e n d a k l a n s e l a l u :
'a. mematuhi semua a j a r a n I s l a m s e h i n g g a k i t a s e l a r n a t
b. b e r i b a d a t demi k e p e n t i n g a n h a r g a d i r i d a n s o p a n s a n t u n
c . beragama b i l a a d a k e p e r l u a n p r i b a d i dongan Tuhan.