Kemampuan Bahasa Inggris Bagi Pelaku Wis

PENGUASAAN DAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA INGGRIS
BAGI PELAKU PARIWISATA SEBAGAI USAHA MENDUKUNG INDUSTRI
KEPARIWISATAAN
Jerry Wilson
(Akademi Pariwisata Medan)
Abstrak
Penguasaan bahasa asing oleh pelaku pariwisata tidak merata oleh karena
latar belakang yang berbeda dalam pendidikan serta job description pada setiap pelaku
pariwisata. Sementara itu bahwa penguasaan bahasa asing yang baik banyak
mempengaruhi perkembangan dalam industri pariwisata untuk menampung dan
melayani tamu-tamu mancanegara. Untuk itu dibutuhkan kegiatan belajar dalam
penguasaan bahasa asing yang inovatif dan interaktif sehingga dapat mengakomodir
peserta belajar(learners) untuk dapat menerapkan kegiatan belajar lebih menarik dan
berhasil. Kegiatan belajar yang inovatif tersebut dapat dilaksanakan secara
perorangan(otodidak) ataupun secara berkelompok (kursus) dengan mengambil bahan
materi belajar dari berbagai sumber seperti buku, majalah, pamphlet, brosur, dan
gambar – gambar yang dapat diaplikasikan melalui kegiatan role play (bermain peran),
gerak tubuh, mimik wajah, tanya jawab, dan lain – lain. Keberhasilan kegiatan
penguasaan bahasa asing ini tentunya harus ditopang dengan keseriusan si
pelajar(learner) tersebut sehingga sasaran penguasaan bahasa asing dapat
terpenuhi.Peran serta pelaku wisata baik swasta dan pemerintah maupun masyarakat

sangat membantu kemajuan industri pariwisata ditopang oleh SDM yang baik dengan
kemampuan bahasa inggris yang baik pula serta ketersediaan sarana dan prasarana
yang baik pula tanpa melupakan peluang di masa depan akan semakin memajukan
industri pariwisata di Indonesia.

I. Pendahuluan
Penguasaan dan peningkatan kemampuan bahasa asing adalah suatu kegiatan yang mempelajari
suatu bahasa sehingga bahasa tersebut dikenali, diketahui dan dikuasai untuk tujuan komunikasi
yang saling menguntungkan.
Saat ini, hubungan kerjasama dunia sudah mencakup banyak aspek, antara lain bidang ekonomi,
politik, budaya dan pariwisata. Selain itu, bahwa pergaulan masyarakat semakin menglobal
diseluruh dunia terlebih dalam peningkatan kunjungan wisatawan antar negara.
Industri pariwisata sebagai salah satu penghasil devisa Negara non migas dibidang jasa saat ini
semakin digalakkan oleh pemerintah melalui program promosi di dalam dan luar negeri. Selain
itu industri dan jasa pariwisata tentu tidak terlepas dari tamu – tamu mancanegara yang
berkunjung ke suatu Negara dalam kegiatan bisnis, tamu Negara, penelitian, perjalanan
individual dan perjalanan secara berkelompok. Dalam hal ini tentu dibutuhkan suatu

1


penguasaan bahasa asing yang baik sehingga penyampaian informasi kepariwisataan berhasil
dengan baik serta dapat meningkatkan kegiatan kepariwisataan dalam berbagai hal. Untuk itu
maka dibutuhkan keahlian serta penguasaan bahasa yang baik bagi para pelaku pariwisata seperti
guide, waiter, waitress, receptionist, ticket seller, dan lain - lain dalam industri pariwisata.
Di Indonesia kendala bahasa asing adalah salah satu permasalahan yang dapat terjadi dalam
industri pariwisata. Kemampuan berbahasa asing bagi pelaku pariwisata belum merata dan
masih terbatas pada high level management atau perorangan. Maka dari hal itu dibutuhkan suatu
usaha untuk penguasaan bahasa asing baik secara individual (otodidak) ataupun secara
kelompok (kursus).
Bahasa Inggris sebagai bahasa asing di Indonesia pada dasarnya telah diajarkan sejak pendidikan
dasar. Akan tetapi permasalahan yang sering terjadi bahwa bahasa tersebut belum dapat
diaplikasikan secara baik dan tidak biasa diterapkan. Dapat diterima bahwa masih banyak para
pelajar (learners) terjebak dalam penguasaan gramatikal bahasa serta tehnik atau metode
pengajaran yang masih belum terinovasi dan terimprovisasi. Persoalan yang lain bahwa bahasa
asing tidak atau belum terakomodir diimplementasikan dalam kehidupan sehari – hari. Efek
yang muncul dari keadaan tersebut adalah masyarakat serta para akademisi banyak yang
tertinggal dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi serta industri pariwisata.
Oleh karena hal tersebut diatas, maka dibutuhkan pelatihan dan penguasaan bahasa asing yang
baik dengan cara yang inovatif serta aplikatif dengan proses kegiatan yang bersifat mutual,
comprehensive, relax serta berkesinambungan. Sehingga hasil yang diharapkan bagi para pelajar

(learners) adalah langsung dapat mengimplementasikannya dalam kegiatan pendidikan dan
bisnis terutama dalam industri pariwisata.
Pada wacana ini, hal yang akan dianalisa dalam penguasaan dan peningkatan kemampuan
bahasa adalah bentuk pembelajaran bahasa yang dapat diterima sebagai acuan sesuai dengan
konsep penguasaan bahasa yang telah banyak dituliskan dan diterbitkan sehingga dapat
membantu para pelajar (learners) dan juga pengajar bahasa (language teachers) untuk
mengadopsi ataupun mengetahui sedikit banyak tehknik belajar dalam menguasai bahasa asing.
II. Penguasaan dan Peningkatan Bahasa Asing
Sesuai dengan perkembangannya, bahwa pembelajaran bahasa telah berlangsung lama dan
berkembang terus menerus oleh para ahli bahasa (linguist). Untuk menemukan inovasi
pengajaran dan pembelajaran bahasa sehingga penguasaan bahasa asing dapat dengan mudah
dicapai. Pada awalnya abad 17 sampai abad 19, penguasaan bahasa masih terfokus pada
penguasaan tata bahasa (grammar rules), membaca teks, terjemahan, serta diterapkan dalam
bentuk tulisan – tulisan dalam bentuk teks ataupun dialog tertulis. Bentuk pembelajaran ini
sangat membutuhkan keseriusan yang tinggi serta cukup menguras tenaga dan pikiran.
Pertengahan abad 19 inovasi pembelajaran bahasa yang lainnya ditemukan kembali yaitu bahwa
kesempatan untuk berkomunikasi dalam bahasa asing sangat diprioritaskan dan ini yang menjadi
suatu reformasi pengajaran dan penguasaan bahasa asing yang modern. Frenchman C Marcel
(1793 – 1896) menyarankan bahwa penguasaan bahasa harus ditempatkan pada kerangka dan
cakupan yang lebih luas. Artinya bahwa bahas yang dipelajari mengarah kepada aplikasi

tindakan aksi yang nyata dalam situasi dan aktifitas sehari-hari. The Frenchman F. Gouin (1831
– 1896) menambahkan bahwa dalam proses penguasaan dan pembelajaran bahasa membutuhkan
aksi atau tindakan serta gesture (bahasa tubuh) untuk menyampaikan maksud dari pengucapan.

2

Dari perkembangan ini kecakapan berkomunikasi mulai lebih diutamakan dalam penguasaan
bahasa asing dari pada penguasaan tata bahasa, serta pemahaman bacaan (reading
comprehension).
Sesuai dengan perkembangnya, para ahli bahasa (linguist) menyarankan bahwa cara terbaik
untuk menguasai bahasa asing dapat diperoleh dengan mendiskusikan isi dari suatu buku,
artikel, pamphlet dan brosur. Henry Sweet dalam bukunya The Practical Study of Language
(1899) menyarankan ada 4 prinsip utama dalam meningkatkan dan menguasai suatu bahasa
asing, yaitu: pemilihan materi belajar yang menarik, batasan materi belajar, kemampuan
mendengar, berbicara, membaca, dan menulis dan mengganti bahan belajar yang sederhana
menjadi lebih kompleks (sulit) secara bertahap.
Sebagai tambahan bahwa dalam penguasaan bahasa ini, seorang sarjana dari Jerman F. Franke
(1884) bahwa cara terbaik dalam penguasaan bahasa adalah aktifitas berbahasa yang aktif
daripada terfokus mempelajari tata bahasa. Berbicara secara sistematis dan otomatis akan
memperhatikan cara pengucapan (pronounciation), perbendaharaan kata, gerak tubuh dan mimik

wajah (mime), bermain peran (demonstration / role play), serta penggunaan gambar (pictures).
Dan bentuk ini sebaiknya diterapkan dalam pembelajaran secara berkelanjutan. Pada akhirnya
bahwa penguasaan tata bahasa (grammar rules) dapat dilakukan secara induktif (disisipkan)
dalam percakapan bahasa.
Dalam penguasaan dan peningkatan kemampuan bahasa, kegiatan yang perlu diterapkan dalam
belajar yang perlu diketahui dan diterapkan para pelajar (learners) adalah kegiatan memproses
materi belajar (processing), pelakon/ bermain peran dalam proses belajar (performer),
berinisiatif (initiator),
dan memecahkan masalah (problem solver). Menurut Johnson and
Paulston (1976) bahwa kegiatan pelajar (learner) adalah:
 Merencanakan program belajar sendiri
 Mengamati dan mengevaluasi kemajuan dan kemampuan sendiri
 Berinteraksi dengan pelajar yang lain
 Belajar bersama
 Mencari materi belajar tambahan
Disamping itu pengajar berperan sebagai katalisator (mengolah kegiatan kelas), konsultan
(memberikan bimbingan), tuntunan (guidance), dan sebagai model (contoh).
Materi yang dapat difokuskan dalam kegiatan penguasaan bahasa asing adalah mudah difahami,
focus pada kemampuan untuk berkomunikasi, menarik untuk dipelajari, dapat diambil dari
berbagai sumber sebagai alat bantu yang menyenangkan seperti majalah, gambar, pamphlet,

brosur, buku sehingga menarik dan menyenangkan untuk dipelajari.
Kegiatan belajar yang dapat diterapkan oleh pelaku pariwisata untuk meningkatkan kemampuan
bahasa asing dapat menerapkan hal-hal berikut:
A. Belajar Individual
1. permainan kata dengan membuat kalimat bahasa asing dari satu kosa kata dan dapat
divariasikan (berganti)
cth: (kata morning)
- Tom gets up early every morning dapat diganti menjadi:

3

- He gets up early at 7.30 in the morning
2. menjelaskan/ membuat narasi (cerita) dalam bahasa asing isi dari gambar – gambar,
cerita gambar bersambung, seperti gambar kegiatan dalam kantor, hotel, stasiun,
restaurant, dll.
3. membuat karangan dari sebuah gambar dengan mengimprovisasi isi gambar tersebut
melalui ide-ide. Cth: gambar mobil, sepeda, hotel, televisi, dll.
4. Membaca teks dan memahami isi dengan membuat pertanyaan – pertanyaan tentang teks
tersebut dalam bahasa asing.
B. Dengan Partner

5. membedakan isi gambar, teks bacaan yang berlainan.
6. mendiskusikan isi gambar tentang situasi/ keadaan dan tempat seperti keramaian,
pemandangan, perang, rapat ,dll.
7. Mengunakan audio-visual seperti televisi dan radio-tape dengan mendiskusikan isi
material yang ditayangkan/diputarkan.
8. bermain peran seperti melakonkan kegiatan dan dialog antara tamu dan receptionist,
tamu dengan guide, tamu dengan waiter/waiteress, pelanggan dan penjual yang
berkaitan dengan pekerjaannya.
9. bermain pantomime/ gesture (bermain akting bisu) dan menjelaskan dalam bahasa asing.
10. Tanya jawab tentang brosur, pamphlet iklan tempat wisata, hotel, restaurant, dan lainlain.
C. Dengan Kelompok
11. Presentasi sebuah masalah dalam bahasa inggris dan melakukan tanya jawab.
12. membuat permainan peran acting (fragment/short drama) berbahasa asing tentang
bidang yang diminati
13. dan lain-lain
Pada dasarnya kegiatan belajar yang inovatif tersebut mempunyai banyak cara yang bisa
diterapkan tergantung ide dan kreatifitas yang inovatif. Dan untuk mencapai kegiatan belajar
yang menarik tersebut tentu sedikit banyak memerlukan alat bantu/ alat peraga belajar.
Kegiatan ini akan berjalan dengan baik jika dilaksanakan dengan motivasi penuh dan keyakinan
bahwa suatu bahasa asing tersebut dapat dikuasai dengan baik, cepat ataupun lambat.

III. Pelaku Pariwisata
Seperti yang telah diuraikan di atas bahwa para pelaku pariwisata yang sangat memerlukan
peningkatan kemampuan berbahasa Inggris adalah orang – orang yang aktif dalam kegiatan
industri Jasa Pariwisata seperti receptionist, waiter, waitress, ticket seller, chef/cook, tour guide,
dan lain – lain. Secara umum bahwa bahasa inggris sangat banyak membantu para pekerja
pariwisata untuk dapat berkomunikasi langsung kepada konsumen yaitu turis/pelancong.
Memang semua orang menyadari dan mengetahui bahwa pengetahuan berbahasa wajib dikuasai
oleh pelaku pariwisata. Permasalahannya adalah tidak semua pelaku pariwisata tersebut dapat
melakukan komunikasi dengan bahasa Inggris yang baik.

4

Penerapan bahasa Inggris yang sangat sering terjadi misalnya bagi pekerja sebagai:
a. Receptionist dan kasir dibagian front office di hotel. Pekerjaan seorang receptionist tersebut
adalah pekerjaan administrasi di kantor depan yang bertugas menyambut tamu atau klien yang
berurusan dengan pihak hotel baik domestik maupun mancanegara.. Dapat dipastikan bahwa
klien atau tamu yang berasal dari mancanegara mengunnakan bahasa Inggris sebagai bahasa
pengantar untuk menyampaikan kebutuhannya walaupun mereka ditemani pemandu (tour
guide).Tugas seorang receptionist tersebut adalah menjelaskan kebutuhan tamu, seperti produk
dan jasa layanan apa saja yang akan diberikan, menjawab telepon yang masuk, mengatur

pertemuan, dan lain – lain. Jelas sekali diketahui ternyata seorang receptionist di front office
tersebut harus mampu, cerdas, dan energic didukung dengan kemampuan berbahasa Inggris
untuk menyelesaikan semua tugas-tugasnya. Perlu diketahui bahwa kemampuan berbahasa
inggris sesuai TOEIC yang dibutuhkan seorang receptionist harus mempunyai skor minimum
550 yaitu pengguna bahasa yang cukup. Artinya bahwa pengguna bahasa bahasa tersebut dapat
menggunakan bahasa yang dapat dimengerti secara umum. Dapat berkomunikasi dengan hal-hal
yang berhubungan dengan bidang yang mereka kerjakan, percakapan sehari-hari,
mengidentifikasi pesan,dam presentasi – presentasi.
b. Bagi seorang Tour Guide/Guidance, penguasaan bahasa Inggris ini harus lebih baik lagi oleh
karena sebagaimana diketahui bahwa seorang tour guide banyak bekerja sebagai informer atau
pemberi informasi yang banyak dan luas cakupannya. Pada prinsipnya seorang tour guide adalah
orang yang bekerja sebagai pemimpin turis/pelancong yang melakukan perjalanan mengelilingi
suatu tempat seperti desa, kota, museum, atau tempat wisata lainnya. Selain itu seorang tour
guide juga pemimpin turist dalam perjalanan wisata yang terprogram dengan lama waktu yang
ditetapkan baik daerah maupun luar daerah dan internasional. Jika mereka pemandu wisata di
suatu musium maka mereka disebut sebagai docent yaitu pemandu yang menjelaskan
keberadaan seisi museum serta sejarah benda museum tersebut dengan segala penjelasannya.
Selain itu tour guide juga banyak bergerak dibagian paket – paket liburan. Sebagai seorang tour
guide harus mampu mengetahui dan menjelaskan kebudayaan, cerita cerita (folk story) dan
sejarah daerah setempat. Untuk keberhasilan kegiatan tour ini , seorang tour guide harus bersifat

sabar dan memiliki kemampuan bahasa inggris yang baik, serta dapat terlibat dalam komunikasi
umum (public speaking), social, akademis dan hal – hal yang bersifat tertentu. Tentu seorang
tour guide harus terus konsisten meningkatkan pengetahuannya serta kemampuan berbahasa
inggrisnya secara terus menerus. Kemampuan bahasa Inggris sesuai TOEIC yang disarankan
minimum adalah 750 sebagai pengguna bahasa yang berani.
c. Pelaku wisata yang juga harus mampu berkomunikasi dengan baik dalam bahasa inggris
adalah waiter/waitress. Waiter/waitress ini berkerja di restaurant yang bertugas menyiapkan meja
makan dengan segala keperluannya, menyediakan kebutuhan tamu dengan menyajikan makanan
dan minuman. Kadang-kadang seorang waiter/waitress juga dapat bernyanyi dan berdansa untuk
menghibur tamu yang sedang makan dan minum. Kegiatan yang dilakukan tamu tersebut adalah
kegiatan interaksi langsung dan ini jelas membutuhkan kemampuan berkomunikasi yang baik
pula. Bila seorang tamu ingin mengetahui banyak tentang menu yang akan disantapnya maka
waiter/waitress tersebut harus dapat menjelaskan dengan baik kepada tamu tersebut. Dalam hal
ini kemampuan bahasa Inggris sangat dibutuhkan oleh waiter/waitress bila berhadapan dengan
tamu tamu asing untuk mempermudah menjalankan tugasnya. Kemampuan bahasa Inggris
sesuai TOEIC yang disarankan minimum adalah 550 yaitu pengguna bahasa yang cukup. Artinya
bahwa pengguna bahasa bahasa tersebut dapat menggunakan bahasa yang dapat dimengerti
secara umum. Dapat berkomunikasi dengan hal-hal yang berhubungan dengan bidang yang

5


mereka kerjakan, percakapan sehari-hari, mengidentifikasi pesan, dan presentasi – presentasi.
Dan percakapan yang terjadi biasanya seputar menu makanan yang dipesan serta percakapan
yang terjadi adalah percakapan suingkat.
d. Chef dan cook tidak jauh berbeda dengan waiter/ waitress dengan kemampuan bahasa asing
yang harus mereka kuasai menurut score TOEIC minimum adalah 470 – 220 (level D) penguna
bahasa pada level terendah pada komunikasi sehari – hari dan hanya dapat berkomunikasi yang
terbatas pada pekerjaannya. Sebagai seorang chef mereka harus dapat menjelaskan proses
memasak makanan dengan baik dan benar. Pengetahuan tentang resep dan bumbu masakan
sangat dibutuhkan oleh chef dan cook tersebut.
e. Ticket seller, Merchandiser dan Driver juga sangat membutuhkan kemampuan bahasa Inggris
dalam melayani konsumennya serta pada saat melakukan transaksi. Menjelaskan hal – hal yang
berkaitan dengan produk dan jasa yang dipasarkannya. Score TOEIC yang minimal dibutuhkan
mereka adalah 470 – 220 (level D) penguna bahasa pada level terendah pada komunikasi sehari
– hari dan hanya dapat berkomunikasi yang terbatas pada pekerjaannya.
f. Pegawai yang bekerja di kantor Tourist Information service juga memerlukan kemampuan
bahasa Inggris yang baik pula. Kemampuan bahasa Inggris sesuai TOEIC yang disarankan
minimum adalah 750 sebagai pengguna bahasa yang berani. Pegawai tersebut harus sabar dan
mampu menjelaskan banyak hal yang berhubungan dengan tempat – tempat wisata, transportasi,
akomodasi, dan informasi penting lainnya.
Berikut deskripsi nilai TOEIC yang berlaku di EROPA dan Jepang yang dapat dipakai mewakili
masyarakat Internasional untuk kebutuhan standard score TOEFL internasional:
A. TOEIC scores and Common European Framework level descriptors

TOEIC scores and Common European Framework level descriptors
As part of our research and development, we benchmark ETS language-test scores to levels of the Common European Framework
(CEF). Here is the overview of our findings on how TOEIC sum scores, listening comprehension sub-scores and reading
comprehension sub-scores relate to CEF levels and their corresponding descriptors.
We also suggest estimated level descriptors of productive skills.
Reference: Tannenbaum, R.J., & Wylie E.C. (2004). Mapping test scores onto the Common European Framework: Setting standards
of language proficiency on the Test of English as a Foreign Language (TOEFL), The Test of Spoken English (TSE), The Test of
Written English (TWE), and The Test of English for International Communication (TOEIC). Princeton, NJ: Educational Testing
Service
Total
CEF
ORAL
scores
Level
TOEIC
Candidates with a listening comprehension score of
Oral Expression: Candidates can in principle…
850
C1
480 points or more can...
- Give clear, detailed descriptions of complex
- Understand enough to follow extended speech on subjects, integrating sub-themes, developing
abstract
and
complex
topics particular points and rounding off with an
beyond his/her field, though he/she may appropriate
conclusion.
need to confirm occasional details, especially - Give a clear, well-structured presentation of a
if
the
accent
is
unfamiliar. complex subject, expanding and supporting points
-Easily follow complex interactions between third of view at some length with subsidiary points,
parties in group discussion and debate, even on reason and relevant examples
abstract, complex unfamiliar topics.
Candidates with a Listening Comprehension score
A candidate can in principle …
750
B2
of 370 points or more can …
Give
clear,
systematically
developed
- Understand standard spoken language, on both descriptions and presentations on a wide range of
familiar
and
unfamiliar
topics
normally subjects, with appropriate highlighting of

6

550

B1

encountered in personal, social, academic or
vocational life.
Candidates with a Listening Comprehension score
of 320 points or more can…
Understand
straightforward
factual
information about common everyday topics or
topics within their field, identifying both general
messages and specific details, provided speech is
clearly
articulated
in
a
generally
familiar
accent.
- Understand presentations that are straightforward
and clearly structured.

significant points, and relevant supporting detail.
A candidate can in principle…
- Can write clear, detailed texts on a variety of
subjects related to their filed, synthesising and
evaluating information and arguments from a
number of sources.

TOEIC sum-score ranges per CEF level: B1 = from 479 to 619; B2 = from 619 to 803; C1 = from 803 to 943

Download the pdf of the technical report from www.etseurope.org

B. TOEIC Score Level (Matsumoto, p. 9-11)
This is an estimated chart, using TOEIC scores and company recommendations from various
sources in the Tokyo area.

TOEIC Score - Level - Comments
TOEIC Score - Level
990-860 A level

860-730 B level
730-470 C level

470-220 D level

Comments
Ability to communicate on a variety of topics, both personal
and professional, with native speakers. Vocabulary, grammar
and pronunciation are reasonably accurate and
understandable. Senior office staff posted overseas.
Ability to communicate with success in various situations
where the testee has some expertise. Vocabulary, grammar &c.
may not always be the best choice or completely accurate, but
testee will be understood. Junior office staff posted overseas.
Ability to communicate about everyday matters and daily news,
although limited in business- matter communication. Fluency is
not rapid but not a major hindrance. Senior domestic office
staff dealing in English matters. Engineers posted overseas.
Ability to communicate at the lowest level on everyday matters.
Fluency is slow; changes conv. subjects with difficulty. Uses
simple grammar structures & vocabulary. Junior domestic
office staff dealing with English matters. Engineers dealing
domestically with English matters.
Ability to communicate in English is very limited.

220-10 E level
References



ETS. (1993). TOEFL 1993-4 Bulletin of Information. Princeton, NJ: Educational Testing
Service
Gilfert, S. and Kim, V. (1990). TOEFL Strategies. Nagoya, Japan: Kawai Juku Press.

7



Gilfert, S. and Kim, V. (1996). TOEIC Strategies, Tokyo: Macmillan Japan K.K.



Heaton, J.B. (1990). Classroom Testing. London: Longman Group UK.
IV. Industri Pariwisata
Industri pariwisata pada prinsipnya merupakan mata rantai yang saling berkaitan antara lain biro
perjalanan, hotel, restaurant, usaha transportasi, perdagangan cendera mata serta bandara udara.
Bila wisatawan menikmati perjalanan dan produk wisata maka masing – masing komponen ini
menjalin kerjasama yang serasi. Dalam melaksanakan kegiatan pariwisata tersebut tentu motor
penggerak yang menjalankan adalah para pelaku pariwisata yang berkualitas. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam industri pariwisata adalah SDM yang berkualitas didukung oleh kemampuan
bahasa Inggris yang baik serta unsur sarana dan prasarana yang baik dan memadai sebagai
modal dalam pengembangan pariwisata seperti transportasi jalan,telekomunikasi, akomodasi,
dan lain lain. Semua unsur tersebut adalah tanggung jawab para pelaku pariwisata, pihak
pengusaha swasta, pemerintah termasuk masyarakat didalamnya. Semua pihak ini akan sangat
membantu dalam mendukung peningkatan pariwisata.
Usaha perhotelan akan selalu berkembang oleh karena potensi bisnis wisata yang cukup
potensial disetiap daerah atau kota – kota. Tingkat kunjungan yang selalu meningkat
membutuhkan pengadaan akomodasi yang meningkat pula. Indikator bahwa disuatu daerah atau
kota mempunyai banyak usaha perhotelan secara pragmatis menunjukkan bahwa tingkat hunian
dan tingkat kunjungan naik secara signifikan.
Demikian pula restaurant yang bervariasi dengan jenis masakan yang berasal dari berbagai
daerah dan Negara seperti restaurant Italia, Korea, Jepang, Cina, Amerika, India, masakan local,
dan lain – lain, menunjukkan variable dan keaneka ragaman bangsa pengunjung sebagai
indicator bahwa daerah tujuan wisata tersebut sebagai tempat yang menarik dan diminati untuk
dikunjungi oleh masyarakat daerah dan internasional.
Biro perjalanan dan transportasi juga sangat banyak berperan untuk mengadakan perjalanan
wisata inbound dan outbound. Kemampuan menciptakan kegiatan-kegiatan yang menarik dan
aman serta penjelasan yang baik tentang suatu daerah tersebut membuat wisatawan merasakan
kepuasaan dan rasa tertarik untuk kembali tetap datang berkunjung kembali. Didukung pula
dengan kelengkapan sarana transport yang aman dan nyaman baik darat, laut maupun udara.
Cenderamata sebagai buah tangan yang berkesan akan berpindah tangan dari seorang mechant
kepada pembeli/ turis jika merchant tersebut dapat menggunakan bahasa yang baik dalam
memasarkan produk yang mereka jual.
Peluang Pariwisata
Perkembangan industri pariwisata akan membuka peluang yang cukup besar sehingga roda
perekonomian berputar lebih cepat menuju kearah kesejahteraan dan kemapanan industri
pariwisata. Sejalan dengan jumlah wisatawan yang meningkat maka transaksi dan kegiatan yang
berkaitan secara langsung ataupun tidak langsung akan semakin mengambil peran baik industri
jasa maupun non jasa. Dapat dikatakan bahwa peluang – peluang yang muncul adalah bisnis
hiburan, kesehatan, perkantoran, pendidikan pariwisata, dagang, dan lain – lain. Dalam
menciptakan peluang – peluang ini dibutuhkan SDM yang berkualitas serta mempunyai

8

kemampuan bahasa yang baik pula. Peluang ini memberikan kesempatan kerja yang terbuka
lebar diberbagai bidang. Inilah mata rantai yang saling berkaitan dan berputar secara otomatis
untuk kesejahteraan para pelaku pariwisata serta masyarakat luas.
Tantangan dan Peluang Masa Depan
Dalam memajukan dan mendukung industri kepariwisataan tersebut diatas dibutuhkan
persaingan yang ketat dengan kualitas SDM, sarana dan prasarana yang memadai dan baik pula.
Untuk menuju kearah keberhasilan industri tersebut, terbuka lebar tantangan dan peluang masa
depan sesuai mega trend abad 21 ini yaitu industri jasa, pendidikan dan pariwisata akan bergerak
semakin maju. Peluang dan tantangan tersebut adalah:
1. Meningkatnya pendapatan perkapita dunia, meningkat pula tuntutan untuk berlibur serta
meningkat pula mobilitas manusia dalam konteks era globalisasi yang menyebabkan
jumlah wisatawan dunia yang terus meningkat.
2. Kemajuan teknologi transportasi dan teknologi informasi lebih mendorong mobilitas
manusia melakukan perjalanan jarak jauh yang memberikan dampak positif terhadap
pengembangan pariwisata.
3. Tingkat pendidikan dan pendapatan masyarakat yang semakin baik serta penyebaran
informasi, membangkitkan hasrat dan keinginan mengenal tata kehidupan dan budaya di
Negara – Negara lain.
4. Industri jasa pariwisata Indonesia mempunyai peluang yang besar untuk dapat menarik
wisatawan dikawasan Asia Pasifik dan Australia.
5. Stabilitas Politik dan Keamanan yang kondusif dan mantap serta memberikan jaminan
rasa aman, yang bebas dari tindakan dan ancaman teroris serta bebas dari kegiatan
demonstrasi anarkis yang menganggu ketertiban umum, akan semakin meningkatkan
kunjungan wisatawan ke Indonesia. Segala usaha yang dilakukan oleh swasta dan
pemerintah bila tidak didukung dengan stabilitas politik dan keamanan yang baik akan
menyebabkan kesia – siaan atau bahkan kemunduran.
6. Isu – isu lingkungan hidup yang banyak menimbulkan kerusakan parah dan
menyebabkan masalah besar seperti banjir bandang, tanah longsor, peningkatan suhu
panas, perubahan iklim yang membahayakan kelangsungan hidup manusia serta
mengganggu perkembangan pariwista dalam kaitannya dengan eco-tourism.

IV. Kesimpulan
Setelah medeskripsikan kegiatan dan bentuk penguasaan bahasa asing di atas, bahwa untuk
menguasai suatu bahasa asing sehingga dapat diaplikasikan dalam bentuk percakapan seorang
pelajar tidak memfokuskan diri pada peguasaan tata bahasa (grammar). Pelajar tersebut dapat
menguasai bahasa asing melalui kegiatan interaktif dengan pelajar yang lain. Sehingga bahasa
asing yang akan dikuasai dapat dengan mudah diaplikasikan langsung. Di samping itu sumber
belajar yang disarankan dapat diambil dari buku, majalah, pamphlet, brosur yang sifatnya
menarik dengan membuat kegiatan tanya jawab dengan bermain peran (role play), membuat dan
menjawab pertanyaan sendiri, penguasaan perbendaharaan kata, permainan dan lain-lain.
Hal yang pasti dalam proses penguasaan bahasa asing ini bahwa pelajar harus lebih aktif
sehingga target penguasaan dan peningkatan kemampuan berbahasa asing dapat tercapai. Jika

9

pelaku pariwisata melaksanakan kegiatan tersebut secara tetap dan konsisten maka penguasaan
bahasa asing dapat tercapai dengan baik.
Disamping kemampuan berbahasa asing tersebut perlu juga diketahui bahwa industri pariwisata
akan semakin maju dan berkembang oleh karena SDM, sarana dan prasarana yang baik
didukung oleh partisipasi semua pihak yang terkait didalam kegiatan pariwisata tersebut akan
mendukung perkembangan pariwisata di Indonesia tanpa mengabaikan peluang dan tantangan di
masa depan.
Dapat disimpulkan bahwa kemampuan berbahasa asing, peran serta para pelaku pariwisata baik
oleh swasta maupun pemerintah ditopang oleh SDM dengan kemampuan bahasa inggris yang
baik, sarana dan prasarana yang baik serta sebagai mata rantai yang saling terkait tanpa
melupakan peluang di masa depan ini akan semakin meningkatkan kemajuan dalam mendukung
industri dan jasa pariwisata. Semakin banyak turis yang merasa senang dan nyaman dalam
melakukan kunjungannya di suatu Negara, maka secara otomatis turis tersebut akan
mempromosikan Negara yang dikunjunginya secara lisan (words to mouth) kepada temantemannya.

Daftar Pustaka
Byrne, Donn, 1976, Teaching Oral English, Longman
Richards, Jack C. 1986. Approaches and methods in language teaching, New York:
Cambridge University Press.
Sweet, H. 1899. The Practical Study of Languages. London: Oxford University Press.
Syamsuridjal, 1996, Peluang Di Bidang Pariwisata, Jakarta Pusat: Mutiara Sumber Widya
Underwood, Mary, 1987, Effective Class Management, New York: Longman
WWW. ENGLISH – TEST. NET
WWW.Brainyencyclopedia.com
Bio Data:
Penulis adalah Asisten Ahli dan dosen Bahasa Inggris di Akademi Pariwisata Medan

10