Tipologi Stilistik Fasade Bangunan Kolon (1)
Tipologi Stilistik Fasade Bangunan Kolonial
di Koridor Jalan Pahlawan Surabaya
Irvina Safitri, Antariksa, dan Wulan Astrini
Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya
Jl. Mayjen Haryono 167, Malang 65145
Email: finnasafitri@gmail.com
ABSTRAK
Bangunan kolonial yang ada di Indonesia memiliki ciri tersendiri terutama pada bagian
fasade bangunannya. Dalam fasade bangunan kolonial terdapat beberapa macam
unsur yang berbeda tergantung dari gaya bangunannya. Keberagaman jenis
bangunan kolonial ini digunakan untuk membentuk suatu tipologi atau
mengelompokkan beberapa objek bangunan dengan kriteria tertentu. Pada bagian
fasade bisa dikelompokkan lagi mengenai prinsip arsitektural pembentuk bangunan
yang disebut juga sistem stilistik. Sistem stilistik merupakan sistem dengan konsep
prisip arsitektural pembentuk bangunan. Sistem stilistik ini meliputi hirarki,
keseimbangan, geometri dan perulangan. Studi ini menggunakan metode deskriptif
kualitatif dengan pengambilan data objek secara langsung. Hasil studi menunjukkan
bahwa ada kemiripan pada sistem stilistik yang dipakai yang membuat bangunan di
koridor Jalan Pahlawan Surabaya ini berkesinambungan satu sama lain.
Kata kunci: tipologi, fasade, stilistik
ABSTRACT
Colonial buildings in Indonesia have its own characteristics, especially on the facade
of the building. In the colonial building facade there are several different elements
depending on the style of the building. The diversity of this type of colonial building will
be used to form a typology or classify some building objects with certain criteria. In
this part of the fasade can be grouped again about the architectural principles of the
building that is also called the stylistic system. Stilistic system is a system with the
concept of building architectural prisip. This stylistic system includes hierarchy,
balance, geometry and iteration. The method of this study used qualitative descriptive
method with the data retrieval object directly. The results of this study indicate that
there are similarities in the stylistic system used that makes the building in the corridor
of Pahlawan Street Surabaya is continuous with each other.
Keywords: typology, fasade, stylistic
80
arsitektur e-Journal, Volume 10 Nomor 2, November 2017
Pendahuluan
Perkembangan pada masa pemerintahan kolonial Belanda berbanding lurus dengan
berkembangnya bangunan-bangunan. Haltersebut dilakukan untuk menjalankan sistem
pemerintahannya yang tersebar luas di wilayah Surabaya. Bangunan-bangunan masa
kolonial yang tersisa masih berdiri tegak, salah satunya terdapat di Jalan Pahlawan
Surabaya. Hal itu dapat terlihat pada wajah atau fasade pembentuk bangunannya. Kajian
lebih lanjut perlu untuk dilakukan pada fasade bangunannya, terutama sistem stilistik yang
merupakan pembentuk dasar prinsip arsitektural bangunannya.
Tipologi sendiri adalah studi dari tipe-tipe yang banyak ditemukan dalam beberapa
referensi, sedangkan tipologi sendiri disejajarkan dengan tipe. Tipologi bangunan dibagi
menjadi tiga hal pokok menurut Iskandar (2004), yaitu site/tapak bangunan, form/bentuk
bangunan, dan organisasi dari bangunan tersebut. Pada tipologi fasade yang di ambil
lebih mengarah kepada organisasi pembentuk bangunan itu sendiri. Menurut Krier
(2001:122) “fasade” diambil dari kata latin ‘facies’ yang merupakan sinonim kata ‘face’
(wajah) dan ‘appearance’ (penampilan). Fasade adalah bagian depan yang menghadap
ke jalan, sedangkan bagian belakang dianggap sebagai ruang eksterior semi publik atau
ruang eksterior pribadi.
Keselarasan antara tiap elemen pada ruang dalam maupun fasade bangunan dapat
diwujudkan dengan menggunakan prinsi-prinsip komposisi, yaitu hirarki, keseimbangan,
geometri dan perulangan. Untuk menilai karakter visual bangunan dapat diamati antara
elemen arsitektural bangunan serta bentuknya dengan kesesuainnya terhadap gaya
bangunan (Ching 2000). Prinsip-prinsip tersebut merupakan dasar dari sistem stiliistik
yang dikaji pada bangunan kolonial di koridor Jalan Pahlawan Surabaya.
Berdasarkan latar belakang tersebut permasalahan yang muncul adalah bagaimana
tipologi stilistik fasade bangunan di koridor Jalan Pahlawan Surabaya. Studi ini bertujuan
untuk mengidentifikasi dan menganalisis tipologi stilistik fasade bangunan Kolonial di
koridor Jalan Pahlawan Surabaya.
Metode Penelitian
Studi deskriptif kualitatif ini menggunakan pendekatan langsung ke objek bangunan.
Hal ini dilakukan untuk memahami perilaku yang berkembang dalam masyarakat, dan
dijabarkan secara deskriptif. Untuk mendapatkan informasi menyeluruh dibutuhkan
beberapa elemen pendukung, yaitu gambar peta, alat pengukur dan lain sebagainya.
Lokasi studi berada di koridor Jalan Pahlawan Surabaya, dengan jumlah total kasus
bangunan sebanyak lima bangunan. Pengambilan kasus bangunan tersebut dilakukan
dengan purposive sampling, sehingga dapat dihasilkan sebanyak lima bangunan dari total
8 bangunan yang ada.
Variabel yang digunakan adalah indikator dasar sebagai acuan pengamatan
maupun identifikasi yang dilakukan terhadap objek bangunan yang dikaji. Variabel ini
ditentukan melalui teori-teori yang menjadi prinsip dasar arsitektural. Variabel pada
bangunan ditentukan sebagai berikut. (Tabel 1)
Tabel 1. Variabel Penelitian
Variabel
Tipologi
Stilistik
Sub Variabel
•
•
•
•
Hirarki
Keseimbangan
Geometri
Perulangan
Indikator
Pengamatan
Prinsip-prinsip
desain
arsitektur
Pengumpulan data dilakukan untuk mendapatkan informasi lengkap terkait kajian
dan objek yang dikaji. Pengumpulan data dibagi menjadi dua jenis, yaitu data primer dan
arsitektur e-Journal, Volume 10 Nomor 2, November 2017
81
data sekunder. Data primer dihasilkan dengan melakukan observasi secara langsung dan
juga berinteraksi langsung kepada narasumber. Data sekunder yang didapat melalui
media cetak maupun elektronik untuk melengkapi kekurangan data yang ada, serta
melalui institusi pemerintah maupun website resmi yang tersedia.
Metode analisis data ini dilakukan dengan menggali dan merancang informasi
secara sistematis dari data yang diperoleh di lapangan berupa wawancara dan
sebagainya. (Bogdan dalam Sugiyono, 2013:244).
Metode analisis deskriptif, digunakan untuk mengolah data primer untuk
menemukan unsur karakteristik bangunan. Aspek yang digunakan dalam metode
deskriptif analisis ini adalah usia bangunan, fungsi bangunan, dan juga kondisi fisik
bangunan. Dilakukan untuk membantu melihat kriteria stilistik yang terdapat pada objek
bangunan.
Metode sintesis bertujuan untuk memberikan informasi dan identifikasi mengenai
tipologi stilistik dari fasade objek bangunan, serta untuk menganalisis tipologi stilistik
terhadap fasade bangunan kolonial di koridor Jalan Pahlawan Surabaya.
Hasil dan Pembahasan
Surabaya merupakan salah satu kota yang pernah dijajah pada masa pemerintahan
kolonial, memiliki banyak peninggalan bangunan yang masih ada hingga saat ini. Objek
kajian merupakan bangunan kolonial yang berlokasi di koridor Jalan Pahlawan Surabaya
yang terletak di pusat kota. Bangunan kolonial di kawasan ini masih tetap teraw, dan
termasuk bangunan yang dilestarikan.
Tipologi stilistik merupakan suatu pembahasan mengenai pengelompokkan dari
prinsip arsitektural yang ada, dan telah dikaji melalui objek fasade bangunan yang ada di
koridor Jalan Pahlawan Surabaya.
Hirarki
Telah dilakukan analisis hirarki pada masing-masing bangunan. Hirarki
menunjukkan dominasi pada tiap-tiap bangunan yang terjadi pada fasade bangunannya.
Hirarki pada bangunan di koridor Jalan Pahlawan dapat memiliki kesamaan maupun
perbedaan sebagai berikut (Tabel 2):
Tabel 2. Hirarki Bangunan di Koridor Jalan Pahlawan Surabaya
Nama
Bangunan
Gambar
Bank Mandiri
Hirarki pada
menara bangunan
Hirarki
Menurut
Ukuran
Hirarki
Menurut
Bentuk Dasar
Hirarki
82
Restaurant Surabaya Country
Hirarki
pada
menara
pada
jendela
Gedung P2T
Hirarki
pada
menara
yang
mengapit
pintu
masuk
Terletak pada menara yang
memiliki ukuran paling tinggi
Terletak pada ukuran lebar
lantai lima yang lebih kecil
dibandingkan lantai
sebelumnya
Terletak pada dua buah
menara yang menjulang
Berupa menara yang
tersusun dari persegi panjang
secara vertikal
Berupa menara pada fasade
bangunan yang berbentuk
persegi panjang secara vertikal
Adanya bentuk persegi
panjang secara vertikal
pada bagian menara
Merupakan menara yang
Merupakan menara yang
Berupa dua buah menara
arsitektur e-Journal, Volume 10 Nomor 2, November 2017
Menurut
Penempatan
hanya berada pada satu sisi
bangunan
berada di sisi kiri dan kanan
yang mengapit pintu masuk
utama hingga dua lantai di
atasnya
yang mengapit pintu
masuk utama
Keterangan
Hirarki utama pada bangunan
merupakan menara
Hirarki utama pada bangunan
merupakan menara di sisi kiri
dan kanan
Hirarki utama pada
bangunan merupakan
menara
Nama
Bangunan
Gambar
PT.PELNI
Kantor Gubernur Jawa Timur
Hirarki
pada
dominasi
warna
terang
Hirarki pada
menara bangunan
Hirarki
menurut
ukuran
Ketinggian bangunan lantai dua lebih tinggi
dibandingkan dengan lantai satu
Terletak pada bagian menara yang memiliki
ukuran lebih tinggi
Hirarki
menurut
bentuk dasar
Bentuk persegi panjang yang mendominasi
bangunan
Memilki banyak unsur persegi panjang
terutama pada bagian menara yang
mendominasi
Hirarki
menurut
penempatan
Keterangan
Ketinggian lantai dua dan juga warna terang
yang mendominasi menjadikan lantai dua
lebih menonjol
Hirarki utama pada bangunan merupakan
lantai dua dengan warna terang yang
mendominasi
Peletakkan menara berada di salah satu
bagian bangunan sehingga terlihat lebih
menonjol
Hirarki utama pada bangunan merupakan
menara
Hirarki yang terdapat pada objek bangunan di koridor Jalan Pahlawan Surabaya
memiliki kesamaan dikarenakan memiliki unsur yang sama dalam bangunan. Kesamaan
tersebut dalam hirarki dapat membuat ciri khas tersendiri dan hanya terdapat pada
bangunan kolonial di koridor Jalan Pahlawan Surabaya.
Keseimbangan
Terdapat dua jenis keseimbangan, yaitu keseimbangan simetris dan juga
keseimbangan asimetris. Keseimbangan tersebut dapat dilihat dari fasade bangunan
dengan menentukan titik sumbu bangunan berdasarkan teori. (Tabel 3)
Tabel 3. Keseimbangan Bangunan di Koridor Jalan Pahlawan Surabaya
Nama
Bangunan
Gambar
Bank Mandiri
Sumbu
tengah
bangunan
Keseimbangan
Tidak
ada
menara
pada
sisi lain
Asimetri
Restaurant Surabaya
Country
Gedung P2T
Sumbu
tengah
bangunan
Sumbu
tengah
bangunan
Elemen
bangunan
tidak
selaras
Asimetri
Simetri
arsitektur e-Journal, Volume 10 Nomor 2, November 2017
83
Keterangan
Terlihat asimetri dari Jalan
Pahlawan oleh menara
Nama
Bangunan
Gambar
Elemen pada sisi kiri
dan kanan tidak selaras
atau sama
PT. PELNI
Kantor Gubernur Jawa Timur
Sumbu
tengah
bangunan
Keseimbangan
Keterangan
Elemen pada sisi kiri dan
kanan tercermin dengan
baik
Menara
pada satu
sisi
bangunan
Sumbu
tengah
bangunan
Simetri
Asimetri
Elemen pada sisi kiri dan kanan tercermin
dengan baik
Bentuk massa bangunan berat sebelah dan
tidak selaras satu sama lain
Tidak semua objek bangunan yang terdapat di koridor Jalan Pahlawan Surabaya
memiliki kesamaan. Salah satunya adalah dalam keseimbangan yang terjadi pada fasade
bk Jalan Pahlawan Surabaya. Pola keseimbangan bangunan yang terjadi adalah simetri
dan asimetri. Ada sebanyak tiga bangunan yang memiliki pola asimetri yang terjadi, yaitu
pada bangunan Bank Mandiri, Restaurant Surabaya Country, dan Kantor Gubernur Jawa
Timur. Pada dua bangunan lainnya, yaitu Gedung P2T dan PT. PELNI memiliki pola
simetri.
Geometri
Geometri merupakan bentukan dasar dari form untuk mewujudkan bentuk
bangunan. Bentuk bangunan yang terjadi merupakan bentukkan atau massing awal dari
perwujudan bangunan dari dinding serta atap. (Tabel 4)
Tabel 4. Geometri Bangunan di Koridor Jalan Pahlawan Surabaya
Nama
Bangunan
Gambar
Bank Mandiri
Restaurant Surabaya
Country
Gedung P2T
Geometri
Persegi panjang dan trapezium
Persegi panjang dengan
bentuk massa
keseluruhan persegi
Bentuk kesatuan
massing merupakan
persegi
Persegi panjang
Keterangan
Di dominasi oleh persegi panjang
Nama Bangunan
Gambar
84
PT. PELNI
Di dominasi oleh bentuk
persegi panjang
Kantor Gubernur Jawa Timur
arsitektur e-Journal, Volume 10 Nomor 2, November 2017
Geometri
Keterangan
Persegi panjang dan segitiga
Persegi panjang
Terbentuk dari persegi panjang yang juga dihiasi
oleh ornamen persegi panjang di permukaan
fasadenya
Keseluruhan terbentuk dari persegi
panjang
Geometri yang terjadi pada objek bangunan merupakan bentukkan massing awal,
sehingga yang perlu di ambil dalam geometri yang tercipta dari beberapa bangunan yang
ada merupakan bentuk yang mendominasi bangunan. Bentuk yang mendominasi
bangunan ini juga dapat memiliki tipe yang sama, yaitu pada hampir keseluruhan
bangunan memiliki dominasi geometri berbentuk persegi panjang kecuali pada gedung
Restaurant Surabaya Country.
Perulangan
Perulangan yang terjadi pada objek bangunan dapat terlihat dari penyusunan pintu
maupun jendelanya. Penyusunan tersebut dapat menunjukkan jenis perulangan yang
terjadi pada fasade bangunannya. Perulangan sendiri juga dapat berkaitan dengan jenis
irama yang terjadi. (Tabel 5)
Tabel 5. Perulangan Bangunan di Koridor Jalan Pahlawan Surabaya
Nama
Bangunan
Gambar
Bank Mandiri
Restaurant Surabaya
Country
Gedung P2T
Perulangan
Perulangan teratur
Perulangan teratur
Perulangan teratur
Irama yang
terjadi
Flowing rhythm
Flowing rhythm
Flowing rhythm
Keterangan
Perulangan terjadi pada pimtu dan
jendela bangunan dengan ketukan
seperti gelombang
Perulangan terjadi pada
pimtu dan jendela
bangunan dengan
ketukan seperti
gelombang
Perulangan terjadi
pada pimtu dan jendela
bangunan dengan
ketukan seperti
gelombang
Nama Bangunan
Gambar
Perulangan
Irama yang terjadi
Keterangan
PT. PELNI
Kantor Gubernur Jawa Timur
Perulangan teratur
Perulangan teratur
Flowing rhythm
Regular rhythm
Perulangan terjadi pada pimtu dan jendela
bangunan dengan ketukan seperti gelombang
Perulangan terjadi pada pimtu dan
jendela bangunan dengan ketukan
seirama
arsitektur e-Journal, Volume 10 Nomor 2, November 2017
85
Perulangan yang terdapat pada objek bangunan yang berada di koridor Jalan
Pahlawan Surabaya ini merupakan perulangan yang terjadi pada bagian pintu dan
jendelanya. Perulangan tersebut juga menjadi susunan irama yang memiliki beberapa
kesamaan antara beberapa bangunan yang ada. Hampir semua bangunan memiliki jenis
perulangan dan juga irama yang sama, yaitu perulangan secara teratur dan irama flowing
rhythm. Pada satu bangunan memiliki perbedaan pada irama yang terjadi, yaitu memiliki
perulangan teratur dengan regular rhythm yang terjadi pada Kantor Gubernur Surabaya.
Kesimpulan
Hasil studi didapatkan bahwa terdapat beberapa kriteria yang sama dari segi
prinsip arsitekturalnya. Kriteria yang serupa pada bangunan kolonial yang ada di koridor
Jalan Pahlawan berupa unsur hirarki pada menara, memiliki keseimbangan yang simetris,
terbentuk dari geometri persegi panjang, dan juga memiliki perulangan yang teratur
dengan flowing rhythm.
Hasil menunjukkan bahwa bangunan kolonial di koridor Jalan Pahlawan Surabaya
memiliki keseragaman yang menjadikan koridor di jalan ini berbeda dengan koridor yang
ada di jalan lainnya.
Daftar Pustaka
Ching, F. D. K. 2000. Arsitektur, Bentuk, Ruang dan Susunannya. ed. ke-2. Terj.
Nurrahman Tresani Harwadi. Jakarta: Erlangga.
Iskandar, S. B. 2004. Tradisionlitas dan Modernitas Tipologi Arsitektur Masjid. Jurnal
Dimensi Teknik Arsitektur. 32 (2): 110 - 118
Karizstia, A. D. 2008. Tipologi Fasade Rumah Tinggal Kolonial Belanda di Kayu Tangan,
Malang. Malang: Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya.
Krier, R. 2001. Komposisi Arsitektur. Jakarta: Erlangga
Sunyono. 2013. Teknik Wawancara (Interview) Dalam Penelitian Kualitatif. Jurnal
wordpress, Metode Penelitian kualitaif. Februaari 2013.
Megawati, B. I, Antariksa, Suryasari, N. (November 2011), Tipologi Fasade Bangunan
Kolonial Di Koridor Jalan Letnan Jenderal Soeprapto Kota Semarang. arsitektur eJournal. 4 (3): 143–155. http://ubrawijaya.academia.edu/AntariksaSudikno/ (Diakses
10 Mei 2016).
Antariksa©2017
86
arsitektur e-Journal, Volume 10 Nomor 2, November 2017
di Koridor Jalan Pahlawan Surabaya
Irvina Safitri, Antariksa, dan Wulan Astrini
Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya
Jl. Mayjen Haryono 167, Malang 65145
Email: finnasafitri@gmail.com
ABSTRAK
Bangunan kolonial yang ada di Indonesia memiliki ciri tersendiri terutama pada bagian
fasade bangunannya. Dalam fasade bangunan kolonial terdapat beberapa macam
unsur yang berbeda tergantung dari gaya bangunannya. Keberagaman jenis
bangunan kolonial ini digunakan untuk membentuk suatu tipologi atau
mengelompokkan beberapa objek bangunan dengan kriteria tertentu. Pada bagian
fasade bisa dikelompokkan lagi mengenai prinsip arsitektural pembentuk bangunan
yang disebut juga sistem stilistik. Sistem stilistik merupakan sistem dengan konsep
prisip arsitektural pembentuk bangunan. Sistem stilistik ini meliputi hirarki,
keseimbangan, geometri dan perulangan. Studi ini menggunakan metode deskriptif
kualitatif dengan pengambilan data objek secara langsung. Hasil studi menunjukkan
bahwa ada kemiripan pada sistem stilistik yang dipakai yang membuat bangunan di
koridor Jalan Pahlawan Surabaya ini berkesinambungan satu sama lain.
Kata kunci: tipologi, fasade, stilistik
ABSTRACT
Colonial buildings in Indonesia have its own characteristics, especially on the facade
of the building. In the colonial building facade there are several different elements
depending on the style of the building. The diversity of this type of colonial building will
be used to form a typology or classify some building objects with certain criteria. In
this part of the fasade can be grouped again about the architectural principles of the
building that is also called the stylistic system. Stilistic system is a system with the
concept of building architectural prisip. This stylistic system includes hierarchy,
balance, geometry and iteration. The method of this study used qualitative descriptive
method with the data retrieval object directly. The results of this study indicate that
there are similarities in the stylistic system used that makes the building in the corridor
of Pahlawan Street Surabaya is continuous with each other.
Keywords: typology, fasade, stylistic
80
arsitektur e-Journal, Volume 10 Nomor 2, November 2017
Pendahuluan
Perkembangan pada masa pemerintahan kolonial Belanda berbanding lurus dengan
berkembangnya bangunan-bangunan. Haltersebut dilakukan untuk menjalankan sistem
pemerintahannya yang tersebar luas di wilayah Surabaya. Bangunan-bangunan masa
kolonial yang tersisa masih berdiri tegak, salah satunya terdapat di Jalan Pahlawan
Surabaya. Hal itu dapat terlihat pada wajah atau fasade pembentuk bangunannya. Kajian
lebih lanjut perlu untuk dilakukan pada fasade bangunannya, terutama sistem stilistik yang
merupakan pembentuk dasar prinsip arsitektural bangunannya.
Tipologi sendiri adalah studi dari tipe-tipe yang banyak ditemukan dalam beberapa
referensi, sedangkan tipologi sendiri disejajarkan dengan tipe. Tipologi bangunan dibagi
menjadi tiga hal pokok menurut Iskandar (2004), yaitu site/tapak bangunan, form/bentuk
bangunan, dan organisasi dari bangunan tersebut. Pada tipologi fasade yang di ambil
lebih mengarah kepada organisasi pembentuk bangunan itu sendiri. Menurut Krier
(2001:122) “fasade” diambil dari kata latin ‘facies’ yang merupakan sinonim kata ‘face’
(wajah) dan ‘appearance’ (penampilan). Fasade adalah bagian depan yang menghadap
ke jalan, sedangkan bagian belakang dianggap sebagai ruang eksterior semi publik atau
ruang eksterior pribadi.
Keselarasan antara tiap elemen pada ruang dalam maupun fasade bangunan dapat
diwujudkan dengan menggunakan prinsi-prinsip komposisi, yaitu hirarki, keseimbangan,
geometri dan perulangan. Untuk menilai karakter visual bangunan dapat diamati antara
elemen arsitektural bangunan serta bentuknya dengan kesesuainnya terhadap gaya
bangunan (Ching 2000). Prinsip-prinsip tersebut merupakan dasar dari sistem stiliistik
yang dikaji pada bangunan kolonial di koridor Jalan Pahlawan Surabaya.
Berdasarkan latar belakang tersebut permasalahan yang muncul adalah bagaimana
tipologi stilistik fasade bangunan di koridor Jalan Pahlawan Surabaya. Studi ini bertujuan
untuk mengidentifikasi dan menganalisis tipologi stilistik fasade bangunan Kolonial di
koridor Jalan Pahlawan Surabaya.
Metode Penelitian
Studi deskriptif kualitatif ini menggunakan pendekatan langsung ke objek bangunan.
Hal ini dilakukan untuk memahami perilaku yang berkembang dalam masyarakat, dan
dijabarkan secara deskriptif. Untuk mendapatkan informasi menyeluruh dibutuhkan
beberapa elemen pendukung, yaitu gambar peta, alat pengukur dan lain sebagainya.
Lokasi studi berada di koridor Jalan Pahlawan Surabaya, dengan jumlah total kasus
bangunan sebanyak lima bangunan. Pengambilan kasus bangunan tersebut dilakukan
dengan purposive sampling, sehingga dapat dihasilkan sebanyak lima bangunan dari total
8 bangunan yang ada.
Variabel yang digunakan adalah indikator dasar sebagai acuan pengamatan
maupun identifikasi yang dilakukan terhadap objek bangunan yang dikaji. Variabel ini
ditentukan melalui teori-teori yang menjadi prinsip dasar arsitektural. Variabel pada
bangunan ditentukan sebagai berikut. (Tabel 1)
Tabel 1. Variabel Penelitian
Variabel
Tipologi
Stilistik
Sub Variabel
•
•
•
•
Hirarki
Keseimbangan
Geometri
Perulangan
Indikator
Pengamatan
Prinsip-prinsip
desain
arsitektur
Pengumpulan data dilakukan untuk mendapatkan informasi lengkap terkait kajian
dan objek yang dikaji. Pengumpulan data dibagi menjadi dua jenis, yaitu data primer dan
arsitektur e-Journal, Volume 10 Nomor 2, November 2017
81
data sekunder. Data primer dihasilkan dengan melakukan observasi secara langsung dan
juga berinteraksi langsung kepada narasumber. Data sekunder yang didapat melalui
media cetak maupun elektronik untuk melengkapi kekurangan data yang ada, serta
melalui institusi pemerintah maupun website resmi yang tersedia.
Metode analisis data ini dilakukan dengan menggali dan merancang informasi
secara sistematis dari data yang diperoleh di lapangan berupa wawancara dan
sebagainya. (Bogdan dalam Sugiyono, 2013:244).
Metode analisis deskriptif, digunakan untuk mengolah data primer untuk
menemukan unsur karakteristik bangunan. Aspek yang digunakan dalam metode
deskriptif analisis ini adalah usia bangunan, fungsi bangunan, dan juga kondisi fisik
bangunan. Dilakukan untuk membantu melihat kriteria stilistik yang terdapat pada objek
bangunan.
Metode sintesis bertujuan untuk memberikan informasi dan identifikasi mengenai
tipologi stilistik dari fasade objek bangunan, serta untuk menganalisis tipologi stilistik
terhadap fasade bangunan kolonial di koridor Jalan Pahlawan Surabaya.
Hasil dan Pembahasan
Surabaya merupakan salah satu kota yang pernah dijajah pada masa pemerintahan
kolonial, memiliki banyak peninggalan bangunan yang masih ada hingga saat ini. Objek
kajian merupakan bangunan kolonial yang berlokasi di koridor Jalan Pahlawan Surabaya
yang terletak di pusat kota. Bangunan kolonial di kawasan ini masih tetap teraw, dan
termasuk bangunan yang dilestarikan.
Tipologi stilistik merupakan suatu pembahasan mengenai pengelompokkan dari
prinsip arsitektural yang ada, dan telah dikaji melalui objek fasade bangunan yang ada di
koridor Jalan Pahlawan Surabaya.
Hirarki
Telah dilakukan analisis hirarki pada masing-masing bangunan. Hirarki
menunjukkan dominasi pada tiap-tiap bangunan yang terjadi pada fasade bangunannya.
Hirarki pada bangunan di koridor Jalan Pahlawan dapat memiliki kesamaan maupun
perbedaan sebagai berikut (Tabel 2):
Tabel 2. Hirarki Bangunan di Koridor Jalan Pahlawan Surabaya
Nama
Bangunan
Gambar
Bank Mandiri
Hirarki pada
menara bangunan
Hirarki
Menurut
Ukuran
Hirarki
Menurut
Bentuk Dasar
Hirarki
82
Restaurant Surabaya Country
Hirarki
pada
menara
pada
jendela
Gedung P2T
Hirarki
pada
menara
yang
mengapit
pintu
masuk
Terletak pada menara yang
memiliki ukuran paling tinggi
Terletak pada ukuran lebar
lantai lima yang lebih kecil
dibandingkan lantai
sebelumnya
Terletak pada dua buah
menara yang menjulang
Berupa menara yang
tersusun dari persegi panjang
secara vertikal
Berupa menara pada fasade
bangunan yang berbentuk
persegi panjang secara vertikal
Adanya bentuk persegi
panjang secara vertikal
pada bagian menara
Merupakan menara yang
Merupakan menara yang
Berupa dua buah menara
arsitektur e-Journal, Volume 10 Nomor 2, November 2017
Menurut
Penempatan
hanya berada pada satu sisi
bangunan
berada di sisi kiri dan kanan
yang mengapit pintu masuk
utama hingga dua lantai di
atasnya
yang mengapit pintu
masuk utama
Keterangan
Hirarki utama pada bangunan
merupakan menara
Hirarki utama pada bangunan
merupakan menara di sisi kiri
dan kanan
Hirarki utama pada
bangunan merupakan
menara
Nama
Bangunan
Gambar
PT.PELNI
Kantor Gubernur Jawa Timur
Hirarki
pada
dominasi
warna
terang
Hirarki pada
menara bangunan
Hirarki
menurut
ukuran
Ketinggian bangunan lantai dua lebih tinggi
dibandingkan dengan lantai satu
Terletak pada bagian menara yang memiliki
ukuran lebih tinggi
Hirarki
menurut
bentuk dasar
Bentuk persegi panjang yang mendominasi
bangunan
Memilki banyak unsur persegi panjang
terutama pada bagian menara yang
mendominasi
Hirarki
menurut
penempatan
Keterangan
Ketinggian lantai dua dan juga warna terang
yang mendominasi menjadikan lantai dua
lebih menonjol
Hirarki utama pada bangunan merupakan
lantai dua dengan warna terang yang
mendominasi
Peletakkan menara berada di salah satu
bagian bangunan sehingga terlihat lebih
menonjol
Hirarki utama pada bangunan merupakan
menara
Hirarki yang terdapat pada objek bangunan di koridor Jalan Pahlawan Surabaya
memiliki kesamaan dikarenakan memiliki unsur yang sama dalam bangunan. Kesamaan
tersebut dalam hirarki dapat membuat ciri khas tersendiri dan hanya terdapat pada
bangunan kolonial di koridor Jalan Pahlawan Surabaya.
Keseimbangan
Terdapat dua jenis keseimbangan, yaitu keseimbangan simetris dan juga
keseimbangan asimetris. Keseimbangan tersebut dapat dilihat dari fasade bangunan
dengan menentukan titik sumbu bangunan berdasarkan teori. (Tabel 3)
Tabel 3. Keseimbangan Bangunan di Koridor Jalan Pahlawan Surabaya
Nama
Bangunan
Gambar
Bank Mandiri
Sumbu
tengah
bangunan
Keseimbangan
Tidak
ada
menara
pada
sisi lain
Asimetri
Restaurant Surabaya
Country
Gedung P2T
Sumbu
tengah
bangunan
Sumbu
tengah
bangunan
Elemen
bangunan
tidak
selaras
Asimetri
Simetri
arsitektur e-Journal, Volume 10 Nomor 2, November 2017
83
Keterangan
Terlihat asimetri dari Jalan
Pahlawan oleh menara
Nama
Bangunan
Gambar
Elemen pada sisi kiri
dan kanan tidak selaras
atau sama
PT. PELNI
Kantor Gubernur Jawa Timur
Sumbu
tengah
bangunan
Keseimbangan
Keterangan
Elemen pada sisi kiri dan
kanan tercermin dengan
baik
Menara
pada satu
sisi
bangunan
Sumbu
tengah
bangunan
Simetri
Asimetri
Elemen pada sisi kiri dan kanan tercermin
dengan baik
Bentuk massa bangunan berat sebelah dan
tidak selaras satu sama lain
Tidak semua objek bangunan yang terdapat di koridor Jalan Pahlawan Surabaya
memiliki kesamaan. Salah satunya adalah dalam keseimbangan yang terjadi pada fasade
bk Jalan Pahlawan Surabaya. Pola keseimbangan bangunan yang terjadi adalah simetri
dan asimetri. Ada sebanyak tiga bangunan yang memiliki pola asimetri yang terjadi, yaitu
pada bangunan Bank Mandiri, Restaurant Surabaya Country, dan Kantor Gubernur Jawa
Timur. Pada dua bangunan lainnya, yaitu Gedung P2T dan PT. PELNI memiliki pola
simetri.
Geometri
Geometri merupakan bentukan dasar dari form untuk mewujudkan bentuk
bangunan. Bentuk bangunan yang terjadi merupakan bentukkan atau massing awal dari
perwujudan bangunan dari dinding serta atap. (Tabel 4)
Tabel 4. Geometri Bangunan di Koridor Jalan Pahlawan Surabaya
Nama
Bangunan
Gambar
Bank Mandiri
Restaurant Surabaya
Country
Gedung P2T
Geometri
Persegi panjang dan trapezium
Persegi panjang dengan
bentuk massa
keseluruhan persegi
Bentuk kesatuan
massing merupakan
persegi
Persegi panjang
Keterangan
Di dominasi oleh persegi panjang
Nama Bangunan
Gambar
84
PT. PELNI
Di dominasi oleh bentuk
persegi panjang
Kantor Gubernur Jawa Timur
arsitektur e-Journal, Volume 10 Nomor 2, November 2017
Geometri
Keterangan
Persegi panjang dan segitiga
Persegi panjang
Terbentuk dari persegi panjang yang juga dihiasi
oleh ornamen persegi panjang di permukaan
fasadenya
Keseluruhan terbentuk dari persegi
panjang
Geometri yang terjadi pada objek bangunan merupakan bentukkan massing awal,
sehingga yang perlu di ambil dalam geometri yang tercipta dari beberapa bangunan yang
ada merupakan bentuk yang mendominasi bangunan. Bentuk yang mendominasi
bangunan ini juga dapat memiliki tipe yang sama, yaitu pada hampir keseluruhan
bangunan memiliki dominasi geometri berbentuk persegi panjang kecuali pada gedung
Restaurant Surabaya Country.
Perulangan
Perulangan yang terjadi pada objek bangunan dapat terlihat dari penyusunan pintu
maupun jendelanya. Penyusunan tersebut dapat menunjukkan jenis perulangan yang
terjadi pada fasade bangunannya. Perulangan sendiri juga dapat berkaitan dengan jenis
irama yang terjadi. (Tabel 5)
Tabel 5. Perulangan Bangunan di Koridor Jalan Pahlawan Surabaya
Nama
Bangunan
Gambar
Bank Mandiri
Restaurant Surabaya
Country
Gedung P2T
Perulangan
Perulangan teratur
Perulangan teratur
Perulangan teratur
Irama yang
terjadi
Flowing rhythm
Flowing rhythm
Flowing rhythm
Keterangan
Perulangan terjadi pada pimtu dan
jendela bangunan dengan ketukan
seperti gelombang
Perulangan terjadi pada
pimtu dan jendela
bangunan dengan
ketukan seperti
gelombang
Perulangan terjadi
pada pimtu dan jendela
bangunan dengan
ketukan seperti
gelombang
Nama Bangunan
Gambar
Perulangan
Irama yang terjadi
Keterangan
PT. PELNI
Kantor Gubernur Jawa Timur
Perulangan teratur
Perulangan teratur
Flowing rhythm
Regular rhythm
Perulangan terjadi pada pimtu dan jendela
bangunan dengan ketukan seperti gelombang
Perulangan terjadi pada pimtu dan
jendela bangunan dengan ketukan
seirama
arsitektur e-Journal, Volume 10 Nomor 2, November 2017
85
Perulangan yang terdapat pada objek bangunan yang berada di koridor Jalan
Pahlawan Surabaya ini merupakan perulangan yang terjadi pada bagian pintu dan
jendelanya. Perulangan tersebut juga menjadi susunan irama yang memiliki beberapa
kesamaan antara beberapa bangunan yang ada. Hampir semua bangunan memiliki jenis
perulangan dan juga irama yang sama, yaitu perulangan secara teratur dan irama flowing
rhythm. Pada satu bangunan memiliki perbedaan pada irama yang terjadi, yaitu memiliki
perulangan teratur dengan regular rhythm yang terjadi pada Kantor Gubernur Surabaya.
Kesimpulan
Hasil studi didapatkan bahwa terdapat beberapa kriteria yang sama dari segi
prinsip arsitekturalnya. Kriteria yang serupa pada bangunan kolonial yang ada di koridor
Jalan Pahlawan berupa unsur hirarki pada menara, memiliki keseimbangan yang simetris,
terbentuk dari geometri persegi panjang, dan juga memiliki perulangan yang teratur
dengan flowing rhythm.
Hasil menunjukkan bahwa bangunan kolonial di koridor Jalan Pahlawan Surabaya
memiliki keseragaman yang menjadikan koridor di jalan ini berbeda dengan koridor yang
ada di jalan lainnya.
Daftar Pustaka
Ching, F. D. K. 2000. Arsitektur, Bentuk, Ruang dan Susunannya. ed. ke-2. Terj.
Nurrahman Tresani Harwadi. Jakarta: Erlangga.
Iskandar, S. B. 2004. Tradisionlitas dan Modernitas Tipologi Arsitektur Masjid. Jurnal
Dimensi Teknik Arsitektur. 32 (2): 110 - 118
Karizstia, A. D. 2008. Tipologi Fasade Rumah Tinggal Kolonial Belanda di Kayu Tangan,
Malang. Malang: Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya.
Krier, R. 2001. Komposisi Arsitektur. Jakarta: Erlangga
Sunyono. 2013. Teknik Wawancara (Interview) Dalam Penelitian Kualitatif. Jurnal
wordpress, Metode Penelitian kualitaif. Februaari 2013.
Megawati, B. I, Antariksa, Suryasari, N. (November 2011), Tipologi Fasade Bangunan
Kolonial Di Koridor Jalan Letnan Jenderal Soeprapto Kota Semarang. arsitektur eJournal. 4 (3): 143–155. http://ubrawijaya.academia.edu/AntariksaSudikno/ (Diakses
10 Mei 2016).
Antariksa©2017
86
arsitektur e-Journal, Volume 10 Nomor 2, November 2017