Transportasi dan Logistik Nasional dalam

PERAN TRANSPORTASI DAN LOGISTIK NASIONAL DALAM
MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015

MAKALAH

Disusun Oleh:
MUHAMMAD HANIF SYUKRON
NIM: 2241.13.349

HIMPUNAN MAHASISWA UDARA
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN TRANSPORTASI TRISAKTI
JAKARTA
2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita berbagai
macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa keberkahan,
baik kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada kehidupan akhirat kelak, sehingga semua
cita-cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.
Sholawat serta salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan nabi besar kita nabi

Muhammad Saw. Yang telah membawa kita dari jaman kebodohan sampai jaman yang penuh
sumber informasi.
Terima kasih sebelum dan sesudahnya saya ucapkan kepada teman-teman sekalian yang
telah membantu, baik bantuan berupa moril maupun materil, sehingga makalah ini terselesaikan
dalam waktu yang telah ditentukan.
Saya menyadari sekali, didalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
serta banyak kekurangan-kekurangnya, baik dari segi tata bahasa maupun dalam hal
pengkonsolidasian kepada teman-teman sekalian, yang kadangkala hanya menturuti egoisme
pribadi, untuk itu besar harapan saya jika ada kritik dan saran yang membangun untuk lebih
menyempurnakan makalah-makah saya dilain waktu.
Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-mudahan apa
yang saya susun ini penuh manfaat, sebagai tambahan dalam menambah referensi yang telah ada.

Jakarta, 14 Desember 2015

Muhammad Hanif Syukron

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) / AEC (Asean Economic Community) 2015 adalah
proyek yang telah lama disiapkan seluruh anggota ASEAN yang bertujuan untuk
meningkatkan stabilitas perekonomian di kawasan ASEAN dan membentuk kawasan
ekonomi antar negara ASEAN yang kuat. Dengan diberlakukannya MEA pada akhir 2015,
negara anggota ASEAN akan mengalami aliran bebas barang, jasa, investasi, dan tenaga
kerja terdidik dari dan ke masing-masing negara. Dalam hal ini, yang perlu dilakukan oleh
Indonesia adalah bagaimana Indonesia sebagai bagian dari komunitas ASEAN berusaha
untuk mempersiapkan kualitas diri dan memanfaatkan peluang MEA 2015, serta harus
meningkatkan kapabilitas untuk dapat bersaing dengan Negara anggota ASEAN lainnya
sehingga ketakutan akan kalah saing di negeri sendiri akibat terimplementasinya MEA 2015
tidak terjadi.
Pemerintah telah menerbitkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 11 Tahun 2011 tentang
Pelaksanaan Komitmen Cetak Biru MEA dalam upaya persiapan menghadapi pasar bebas
ASEAN. Dalam cetak biru MEA, terdapat 12 sektor prioritas yang akan diintegrasikan oleh
pemerintah. Sektor tersebut terdiri dari tujuh sektor barang yaitu industri agro, otomotif,
elektronik, perikanan, industri berbasis karet, industri berbasis kayu, dan tekstil. Kemudian
sisanya berasal dari lima sektor jasa yaitu transportasi udara, kesehatan, pariwisata, logistik,
dan teknologi informasi. Sektor-sektor tersebut pada era MEA akan terimplementasi dalam
bentuk pembebasan arus barang, jasa, investasi, dan tenaga kerja.
Pada 27 Mei 2011, Pemerintah meluncurkan Masterplan Percepatan dan Perluasan

Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). MP3EI merupakan perwujudan transformasi
ekonomi nasional dengan orientasi yang berbasis pada pertumbuhan ekonomi yang kuat,
inklusif, berkualitas, dan berkelanjutan. Sejak MP3EI diluncurkan sampai akhir Desember
2011 telah dilaksanakan Groundbreaking sebanyak 94 proyek investasi sektor riil dan
pembangunan infrastruktur.

Dalam rangka mendukung peningkatan daya saing sektor riil, selama tahun 2010 telah
berhasil dicapai peningkatan kapasitas dan kualitas infrastruktur seperti prasarana jalan,
perkeretaapian, transportasi darat, transportasi laut, transportasi udara, komunikasi dan
informatika, serta ketenagalistrikan.

1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang bisa dibuat dari makalah yang bertemakan tentang “Peran
Transportasi dan Logistik Nasional dala Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015”,
adalah :
1. Apa itu Masyarakat Ekonomi ASEAN?
2. Apa strategi pemerintah dalam dunia transportasi dan logistik guna menghadapi
Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015?
3. Bagaimana kesiapan Indonesia dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015?


1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan yang dapat diambil dari makalah yang bertemakan tentang
“Peran Transportasi dan Logistik Nasional dala Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
2015”, adalah :
1. Untuk mengetahui apa itu Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015.
2. Untuk Mengetahui strategi pemerintah dalam dunia transportasi dan logistik guna
menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015.
3. Untuk Mengetahui kesiapan Indonesia dalam
ASEAN 2015.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015

menghadapi Masyarakat Ekonomi

Masyarakat Ekonomi ASEAN Adalah sebuah integrasi ekonomi ASEAN dalam
menghadapi perdagangan bebas antarnegara-negara ASEAN.[1] Seluruh negara anggota
ASEAN telah menyepakati perjanjian ini. MEA dirancang untuk mewujudkan Wawasan
ASEAN 2020.

Dalam menghadapi persaingan yang teramat ketat selama MEA ini, negara-negara
ASEAN haruslah mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang trampil, cerdas, dan
kompetitif.
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) / AEC (Asean Economic Community) 2015 adalah
proyek yang telah lama disiapkan seluruh anggota ASEAN yang bertujuan untuk
meningkatkan stabilitas perekonomian di kawasan ASEAN dan membentuk kawasan
ekonomi antar negara ASEAN yang kuat. Dengan diberlakukannya MEA pada akhir 2015,
negara anggota ASEAN akan mengalami aliran bebas barang, jasa, investasi, dan tenaga
kerja terdidik dari dan ke masing-masing negara. Dalam hal ini, yang perlu dilakukan oleh
Indonesia adalah bagaimana Indonesia sebagai bagian dari komunitas ASEAN berusaha
untuk mempersiapkan kualitas diri dan memanfaatkan peluang MEA 2015, serta harus
meningkatkan kapabilitas untuk dapat bersaing dengan Negara anggota ASEAN lainnya
sehingga ketakutan akan kalah saing di negeri sendiri akibat terimplementasinya MEA 2015
tidak terjadi.

2.2

Strategi Pemerintah dalam Dunia Transportasi dan Logistik guna
Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015
Sejauh ini, langkah-langkah yang telah dilakukan oleh Indonesia berdasarkan rencana

strategis pemerintah dalam dunia transportasi dan logistik untuk menghadapi MEA / AEC,
antara lain:

1.

Penguatan Daya Saing Ekonomi
Pada 27 Mei 2011, Pemerintah meluncurkan Masterplan Percepatan dan Perluasan

Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). MP3EI merupakan perwujudan transformasi
ekonomi nasional dengan orientasi yang berbasis pada pertumbuhan ekonomi yang kuat,
inklusif, berkualitas, dan berkelanjutan. Sejak MP3EI diluncurkan sampai akhir Desember
2011 telah dilaksanakan Groundbreaking sebanyak 94 proyek investasi sektor riil dan
pembangunan infrastruktur.
2.

Perbaikan Infrastruktur
Dalam rangka mendukung peningkatan daya saing sektor riil, selama tahun 2010 telah

berhasil dicapai peningkatan kapasitas dan kualitas infrastruktur seperti prasarana jalan,
perkeretaapian, transportasi darat, transportasi laut, transportasi udara, komunikasi dan

informatika, serta ketenagalistrikan :
1) Perbaikan Akses Jalan dan Transportasi
2) Pengembangan Bandar Udara dan Pelabuhan Laut ke standar internasional.
3.

Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)
Salah satu jalan untuk meningkatkan kualitas SDM adalah melalui jalur pendidikan.

Selain itu, dalam rangka memberikan layanan pendidikan yang bermutu, pemerintah telah
membangun sarana dan prasarana pendidikan secara memadai, termasuk rehabilitasi ruang
kelas rusak berat. Data Kemdikbud tahun 2011 menunjukkan bahwa masih terdapat sekitar
173.344 ruang kelas jenjang SD dan SMP dalam kondisi rusak berat. (dalam Bappenas RI
Buku I, 2011:36).

2.3 Kesiapan Indonesia dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
2015.
Indonesia adalah salah satu negara terbesar populasinya yang ada di kawasan ASEAN.
Masyarakat Indonesia adalah negara heterogen dengan berbagai jenis suku, bahasa dan adat
istiadat yang terhampar dari Sabang sampai Merauke. Indonesia mempunyai kekuatan
ekonomi yang cukup bagus, pertumbuhan ekonomi tertinggi di dunia (4,5%) setelah


Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dan India. Ini akan menjadi modal yang penting untuk
mempersiapkan masyarakat Indonesia menuju AEC tahun 2015. Sebagai salah satu dari tiga
pilar utama ASEAN Community 2015, ASEAN Economic Community yang dibentuk
dengan misi menjadikan perekonomian di ASEAN menjadi lebih baik serta mampu bersaing
dengan Negara-negara yang perekonomiannya lebih maju dibandingkan dengan kondisi
Negara ASEAN saat ini. Selain itu juga dengan terwujudnya ASEAN Community yang
dimana di dalamnya terdapat AEC, dapat menjadikan posisi ASEAN menjadi lebih strategis
di kancah Internasional, Masyarakat Indonesia mengharapkan dengan terwujudnya
komunitas masyarakat ekonomi ASEAN ini dapat membuka mata semua pihak, sehingga
terjadi suatu dialog antar sektor yang dimana nantinya juga saling melengkapi diantara para
stakeholder sektor ekonomi di Negara-negara ASEAN ini sangat penting.
Untuk itu kita harus mampu meningkatkan kepercayaan diri bahwa sebetulnya apabila
kita memiliki kekuatan untuk bisa bangkit dan terus menjaga kesinambungan stabilitas
ekonomi kita yang sejak awal pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini terus
meningkat, angka kemiskinan dapat ditekan seminim mungkin, dan progres dalam bidang
ekonomi lainnya pun mengalami kemajuan yang cukup signifikan. Dengan hal tersebut
banyak sekali yang bisa kita wujudkan terutama dengan merealisasikan ASEAN Economy
Community 2015 nanti. Stabilitas ekonomi Indonesia yang kondusif ini merupakan sebuah
opportunity dimana Indonesia akan menjadi sebuah kekuatan tersendiri, apalagi dengan

sumber daya alam yang begitu besar, maka akan sangat tidak masuk akal apabila kita tidak
bisa berbuat sesuatu dengan hal tersebut.
Dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Pemerintahan Susilo Bambang
Yudhoyono telah membaut Inpres. Melalui Inpres ini, Menko bidang Perekonomian diminta
untuk mengoordinasikan pelaksanaan strategi sebagaimana di atas, dan melaporkannya
secara berkala kepada Presiden. Dalam pelaksanaan tugasnya itu, Presiden meminta Menko
Perekonomian untuk berkoordinasi dengan Komite Nasional Persiapan Pelaksanaan
Masyarakat Ekonomi ASEAN sebagaimana telah ditetapkan dengan Keputusan Presiden
Nomor 37 Tahun 2014.
Dalam dalam upaya untuk meningkatkan daya saing nasional dan kesiapan menghadapi
pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan dimulai akhir 2015, Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 1 September 2014 telah menandatangani Instruksi

Presiden Nomor 6 Tahun 2014 tentang Peningkatan Daya Saing Rangka Menghadapi
Masyarakat Ekonomi ASEAN.
Sementara itu, sebagian pendapat menyatakan bahwa Indonesia Belum Siap akan MEA
2015. Salah satunya, Direktur Eksekutif Core Indonesia (Hendri Saparini) menilai persiapan
yang dilakukan pemerintah Indonesia dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean
(MEA) 2015 masih belum optimal. Pemerintah baru melakukan sosialisasi tentang “Apa Itu
MEA” belum pada sosialisasi apa yang harus dilakukan untuk memenangi MEA. Sosialisasi

“Apa itu MEA" yang telah dilakukan pemerintah pun ternyata masih belum 100% karena
sosialisasi baru dilaksanakan di 205 kabupaten dari jumlah 410 kabupaten yang tersebar di
seluruh wilayah Indonesia.
Hendri menjelaskan besarnya komitmen pemerintah terhadap kesepakatan MEA ternyata
bertolak belakang dengan kesiapan dunia usaha. Menurutnya dari hasil in-depth interview
Core dengan para pengusaha ternyata para pelaku usaha bahkan banyak yang belum mengerti
adanya kesepakatan MEA. Dia mengatakan salah satu strategi yang dipersiapkan pemerintah
menjelang MEA adalah Indonesia harus menyusun strategi industri, perdagangan dan
investasi secara terintegrasi karena dengan adanya implementasi MEA beban defisit neraca
perdagangan akan semakin besar maka dari itu membuat strategi industri harus menjadi
prioritas pemerintah.
Strategi dan persiapan yang selama ini telah dilakukan oleh para stake holder yang ada di
Indonesia dalam rangka menghadapi sistem liberalisasi yang diterapkan oleh ASEAN,
terutama dalam kerangka integrasi ekonomi memang dirasakan masih kurang optimal.
Namun hal tersebut memang dilandaskan isu-isu dalam negeri yang membutuhkan
penanganan yang lebih intensif. Diperlukan kedisiplinan dari pihak pemerintah, terutama
yang berkaitan dengan wacana persiapan menghadapi realisasi AEC ditahun 2015, yaitu
dengan peningkatan pengawasan terhadap perkembangan implementasi sistem yang terdapat
dalam Blue Print AEC.
Unit pelayanan transportasi publik di Indonesia harus dapat inovatif dan mengikuti

pesatnya perkembangan transportasi di negara-negara lain, khususnya dalam rangka
menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015. Inovasi mutlak diperlukan antara
lain karena perkembangan di sektor transportasi sangat cepat dan bahkan juga berdampak
terhadap aturan regulasi.
Dalam jangka waktu satu-tiga tahun ke depan, perubahan regulasi dimungkinkan seiring
cepatnya perkembangan teknologi dan ekonomi.

Peningkatan kualitas layanan harus diperhatikan karena kepercayaan di sektor
transportasi bisa menurun apabila kualitasnya juga menurun.
Demi optimalisasi konektivitas transportasi ASEAN khususnya dalam menghadapi pasar
terbuka ASEAN 2015 dibutuhkan partisipasi semua pihak termasuk peran swasta. Perlunya
dukungan semua pihak tersebut, diperlukan demi menguatkan konektivitas guna membentuk
ASEAN menjadi pasar terbuka dan sumber produksi.
Selain itu, hal ini penting agar ASEAN dapat menjadi kawasan yang kompetitif dengan
pertumbuhan ekonomi yang seimbang, dan terintegrasi dalam ekonomi global.
Sebelum ini, negara-negara ASEAN sepakat mengenai pentingnya memperkuat,
meningkatkan, dan mengintensifkan usaha untuk mewujudkan konektivitas ASEAN,
terutama transportasi, dalam semangat membangun MEA 2015.
Negara-negara ASEAN juga sepakat untuk meningkatkan kerja sama, baik antarnegara
anggota ASEAN maupun dengan negara-negara mitra dialog ASEAN, yakni Jepang, China,
dan Korea.
Beberapa kesepakatan strategis antara kementerian Perhubungan se-ASEAN antara lain
mencakup komitmen penerapan blueprint Masyarakat Ekonomi ASEAN, Masterplan for
ASEAN Connectivity, dan Brunei Action Plan 2011-2015.
Negara ASEAN juga sepakat memberi perhatian terhadap Air Transport Technical
Cooperation dalam kerangka ASEAN Single Aviaton Market.
Yang paling relevan dengan pertemuan sekarang adalah semua negara ASEAN sepakat
mendukung ASEAN Framework Agreement on Cross Border Transport of Passanger untuk
memfasilitasi pergerakan orang lintas batas dan sepakat membentuk ASEAN Transport SAR
Forum dalam rangka kerja sama keselamatan dan keamanan transportasi.

BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) sudah ada di depan mata. Rencananya di akhir tahun
2015 MEA akan resmi dimulai. Secara bertahap, Asean sepakat untuk menghilangkan semua
peraturan non tariff barrier dan mengimplementasikannya secara menyeluruh di tahun 2020.
Kelak dalam masyarakat ini, perdagangan barang, jasa, investasi, modal, dan tenaga kerja
ahli akan dibebaskan. Tapi tak banyak yang bisa membayangkan seperti apa bentuk MEA itu
nanti. Bagaimana dampaknya terhadap perekonomian di masing-masing negara.
Berdasarkan riset yang dilakukan Economist Intelligence Unit, penggunaan fasilitas Free
Trade Agreement sangat rendah. Walau sudah ada perjanjian dagang bebas antar Negara Asean,
rata-rata hanya 26% eksportir yang mempergunakannya. Para eksportir itu menilai rumitnya
perjanjian membuat mereka enggan memanfaatkannya (48%), tidak membuka akses pasar yang
baru (35%), kurangnya pakar internal (34%), pasar tidak menarik (33%), dan beberapa alasan
lainnya termasuk eksportir yang melihat manfaat yang mereka peroleh tidak sepadan dengan
kesulitan yang harus dilalui.
Dalam acara South East Asia Summit di Jakarta (27/8) The Economist mencoba
mempertemukan pimpinan pemerintah, bisnis, akademik, lembaga multilateral untuk

mengulasnya lebih dalam. MEA banyak menarik perhatian pelaku bisnis karena Asean adalah
kawasan dengan populasi usia produktif terbesar di Asia. “Ada business opportunity yang besar.”
Sementara itu untuk pengembangan sumber daya manusia, pendidikan yang ada di Indonesia
tergolong masih sangat memprihatinkan. Menyoroti ranking Indonesia untuk critical thinking
dan problem solving di antara Negara Asia yang ternyata ada di peringkat hampir buntut. Selain
itu juga melihat ada ratusan lembaga yang memberikan sertifikasi di Indonesia dengan mudah,
padahal mereka sebenarnya masih belum layak. Pemerintah seharusnya maju untuk memperbaiki
sistem sertifikasi ini. Integrasi regional ini harus dilihat sebagai upaya untuk membuat Indonesia
bisa terus berkompetisi dan inovatif. Tanpa adanya perjanjian perdagangan pun, pengusaha harus
terus berusaha kompetitif. Integrasi regional ini akan memberi kerangka standard yang harus
dicapai, membuat seperti apa standard Asia. Pada akhirnya meningkatkan kepercayaan diri
UKM. Indonesia mempunyai pasar terbesar dan sebagai pengusaha kita tentu paling mengerti
pasar ini.
Indonesia telah siap untuk menghadapi MEA, hal ini ditandai oleh upaya pemerintah,
para pelaku bisnis dan usaha, para masyarakat secara keseluruhan telah menlakukan upaya
perbaikan guna menhadapi kompetisi dengan negara-negara ASEAN lainnya.
Jangan berhenti apalagi terlalu cepat puas dengan pencapaian yang sudah dilakukan.
Harus tetap berinovasi karena kebutuhan transportasi tidak akan pernah berhenti. Dalam kaitan
dengan transportasi darat ASEAN, peran proaktif Organda ditunggu. Inovasi mutlak diperlukan
antara lain karena perkembangan di sektor transportasi sangat cepat dan bahkan juga berdampak
terhadap aturan regulasi.
Dalam jangka waktu satu-tiga tahun ke depan, perubahan regulasi dimungkinkan seiring
cepatnya perkembangan teknologi dan ekonomi. Peningkatan kualitas layanan harus diperhatikan
karena kepercayaan di sektor transportasi bisa menurun apabila kualitasnya juga menurun.
Demi optimalisasi konektivitas transportasi ASEAN khususnya dalam menghadapi pasar
terbuka ASEAN 2015 dibutuhkan partisipasi semua pihak termasuk peran swasta. Perlunya
dukungan semua pihak tersebut, diperlukan demi menguatkan konektivitas guna membentuk
ASEAN menjadi pasar terbuka dan sumber produksi.

BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Sumber :
http://www.antaranews.com/berita/436319/kesiapan-koperasi-ukm-indonesia-menatap-era-mea2015.
https://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakat_Ekonomi_ASEAN
http://id.stie-stmy.ac.id/berita-165-persiapan-indonesia-dalam-menghadapi-mea-masyarakatekonomi-asean.html
http://www.academia.edu/11907160/Indonesia_Hadapi_Masyarakat_Ekonomi_ASEAN_MEA_a
tau_AEC
http://www.rri.co.id/voi/post/berita/96494/fokus/kesiapan_indonesia_menghadapi_masyarakat_e
konomi_asean_2015.html
http://dephub.go.id/berita/baca/hadapi-mea-2015,-dituntut-pengembangan-teknologitransportasi-yang-inovatif?cat=QmVyaXRhfHNlY3Rpb24tNjU