Dalam mata pelajaran PKn pemahaman dan
Dalam mata pelajaran PKn, pemahaman dan penguasaan Anda tentang Pancasila dan
UUD 1945 beserta amandemenya sangat penting karena keduanya merupakan landasan dan
sumber utama materi PKn baik untuk Sekolah Dasar maupun tingkat lanjutan . Selain
penguasaan materi, Anda diharapkan membelajarkan materi Pancasila dan UUD 1945
Kepada siswa SD. Kemampuan tersebut sangat penting bagi guru terutama dalam rangka
meningkatkan kemampuan dan mutu layanan pendidikan kepada peserta didik, Khususnya
dalam pemahaman Materi dan Pembelajaran Pancasila dan UUD Negara Tahun 1945
MATERI INTI
1. Hakikat Dan Fungsi Pancasila
Pengertian Hakikat dan Fungsi Pancasila
Pancasila
tetapi
telah
dikenal
sejak
zaman
Majapahit
pada
abad
XIV,
makna Pancasila pada zaman Majapahit berbeda dengan makna Pancasila sebagai
Dasar Negara RI. Istilah Pancasila mempunyai dua arti dalam buku Sutasoma, yaitu Berbatu
Sendi yang lima dan Pelaksanaan Kesusilaan yang lima ( Pancasila Krama ), yaitu tidak
boleh melakukan kekerasan, tidak boleh mencuri, tidak boleh berjiwa dengki, tidak boleh
berbohong, tidak mabuk minuman keras.
Pancasila yang dijadikan dasar negara kita
mempunyai arti lima dasar, dengan rumusan yang sah dan resmi tercantum dalam alinea ke-4
Pembukaan UUD Negara RI 1945.
Secara historis, proses perumusan dasar negara Indonesia diawali dengan dibentuknya
BPUPKI yang mulai bersidang pada tanggal 29 Mei 1945. Sidang pertama, pada tanggal 29
Mei – 1 Juni 1945 untuk membicarakan dasar Indonesia Merdeka ( philosofische grondslag
dari Indonesia Merdeka ), kemudian menghasilkan naskah penting yang disebut Piagam
Jakarta. Sidang BPUPKI
Badan Penyelidik Usaha – usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia ( Dokuritsu Junbi Choosakai ) mulai dibentuk pemerintah pada tanggal 29 April
1945. Yang kedua diselenggarakan tanggal 10 - 17 Juli 1945. Pada tanggal 14 Juli 1945,
Piagam Jakarta diterima oleh BPUPKI sebagai pembukaan dari Rancangan
Undang –
undang Dasaryang dipersiapkan untuk negara Indonesia merdeka.
Untuk membahas dan merumuskan usulan – usulan tersebut, dibentuk panitia kecil
yang dikenal panitia 9 ( 9 orang ) yang diketuai oleh Ir. Soekarno Pada tanggal 22 Juni 1945
(diluar sidang BPUPKI ), panitia kecil tersebut berhasil merumuskan Piagam Jakarta yang
didalamnya terdapat rumusan dan sistematik Pancasila sebagai berikut :
1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk –
pemeluknya.
2. Kemanusiaanyang adil danberadab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan
yang
dipimpin
oleh
hikmah
kebijaksanaan
dalam
permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pancasila dirumuskan oleh BPUPKI, kemudian setelah diadakan beberapa perubahan
disahkan sebagai dasar negara RI oleh PPKI yang telah dibentuk pada tanggal 9 Agustus
1945. Bagi bangsa dan negara Indonesia, hakikat dari Pancasila,yaitu sebagai Pandangan
Hidup bangsa dan sebagai Dasar Negara. Pancasila dalam pengertian sebagai pandangan
hidup sering juga disebut way of life, pegangan hidup, pedoman hidup, pandangan dunia,
petunjuk hidup. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dipergunakan sebagai petunjuk
arah semua kegiatan atau aktivitas dalam kehidupan sehari – hari. Artinya ,setiap sikap dan
perilaku manusia Indonesia harus dijiwai dan merupakan pancaran dari nilai - nilai Pancasila.
Mengamalkan Pancasila sebagai Pandangan hidup berarti melaksanakan Pancasila dalam
kehidupan sehari – hari. Sebagai dasar negara,
Pancasila Sebagai Dasar Negara Indonesia
Pancasila dijadikan sebagai dasar negara atau ideologi negara yang berarti bahwa
Pancasila dipergunakan sebagai dasar untuk mengatur penyelenggaraan Negara. Sebagi
landasan untuk menyelenggarakan negara, Pancasila ditafsirkan dalam bentuk aturan , yaitu
pasal – pasal yang tercantum dalam UUD 1945. dan mempunyai sifat imperatif ( memaksa )
Berdasarkan uraian di atas maka Pancasila mempunyai fungsi pokok sebagai Dasar
Negara, sesuai dengan pembukaan UUD 1945, dan yang pada hakikatnya adalah sebagai
sumber dari segala sumber hukum dalam kehidupan bernegara Indonesia. Pengertian
tersebut merupakan pengertian Pancasila yang bersifat yuridis – ketatanegaraan.
Dalam hubungannya dengan masalah nilai, dapat dikatakan bahwa nilai – nilai
Pancasila mempunyai sifat objektif. Sedangkan susunan sila – sila Pancasila itu adalah
sistematis – hierarkis, yang mengandung arti bahwa kelima sila Pancasila itu menunjukkan
suatu rangkaian urutan – urutan yang bertingkat , dimana tiap –tiap sila mempunyai
tempatnya sendiri di dalam rangkaian susunan kesatuan itu sehingga tidak dapat dipindah –
pindahkan .
2. UUD Negara RI Tahun 1945 Dan Perubahannya ( Amandemen )
UUD Negara RI Tahun 1945
UUD atau konstitusi sangat penting dimiliki oleh setiap negara sebagai upaya untuk
membatasi kekuasaan penguasa dan sekaligus sebagai aturan untuk menyelenggarakan
pemerintahan negara. Dengan memiliki konstitusi atau UUD, setiap penguasa dan warga
negara akan mengetahui hak dan kewajibannya masing-masing pihak.
Perubahan UUD Negara RI tahun 1945
Fleksibilitas suatu UUD dapat dilihat dari dua segi, yaitu dari cara perubahannya dan
dari kemampuan untuk mengikuti perkembangan zaman. Oleh karena itu, adanya pasal
tentang perubahan UUD merupakan suatu hal yang penting sebagai upaya untuk
mengantisipasi tuntutan perubahan zaman yang sulit dihindari oleh bangsa manapun. Dengan
kata lain, yaitu untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi dengan pertimbangan
pertama, politik masyarakat akan terus berkembang; dan kedua, UUD / konstitusi itu bersifat
statis sehingga akan ketinggalan zaman.
UUD 1945 meliputi pembukaan, batang tubuh dan penjelasan yang merupakan satu
rangkaian yang tak terpisahkan. Pembukaan UUD 1945 memenuhi syarat sebagai pokok
kaidah negara yang fundamental (staats fundamental norm) baik dilihat dari hal terjadinya
(pembentukannya) maupun dari aspek isinya yang memuat asas kerohanian negara, memuat
asas politik negara (dasar cita-cita negara apa), tujuan negara dan juga memuat ketentuan
diadakannya UUD negara.
Di negara Indonesia, semenjak jatuhnya Orde Baru, telah diadakan dua kali perubahan
(amandemen) terhadap UUD 1945. Dari dua kali perubahan tersebut, tampak bahwa
dominasi kekuasaan Presiden semakin berkurang dan di lain pihak menambah kekuasaan
DPR sebagai lembaga legislatif. Hal tersebut dapat dilihat, antara lain dalam hal pemegang
kekuasaan membentuk Undang-undang, ada pembatasan periode masa jabatan Presiden dan
wakil Presiden dalam jabatan yang sama (amandemen pasal 27), keharusan bagi Presiden
untuk memperhatikan pertimbangan DPR dalam hal Presiden mengangkat dan menerima
duta, serta memberi amnesti dan abolisi.
3. Pembelajaran Materi Pancasila dan UUD Negara RI 1945
Dalam pembelajaran PKn guru hendaknya mampu mengembangkan dimensi pengetahuan
kewarganegaraan (Civic Knowledge), ketrampilan kewarganegaraan (Civic Skill) dan watak
kewarganegaraan (Civic Disposition). Ciri utama PKn (baru) tidak lagi menekankan pada
mengajar tentang PKn, tetapi lebih berorientasi pada membelajarkan PKn atau pada upayaupaya guru untuk ber-PKn atau melaksanakan PKn.
Membuat / Mencari Media Stimulus
Berupa contoh keadaan / perbuatan yang memuat nilai-nilai kontras sesuai dengan topik atau
tema target pelajaran. Media stimulus yang akan anda gunakan dalam ber- VCT hendaknya :
1. Mampu merangsang, mengundang dan melibatkan potensi afektual siswa.
2. Terjangkau oleh pengetahuan dan potensi afektual siswa (dalam lingkungan
kehidupan siswa)
3. Memuat sejumlah nilai moral yang kontras.
Stimulus dapat berupa cerita ( bisa tertulis yang dibagikan pada siswa atau cerita yang
diungkapkan guru), gambar, foto, film dan sebagainya. Stimulus yang berupa cerita
khususnya yang berkaitan dengan materi Pancasila seperti cerita / dongeng rakyat atau
kejadian yang tidak sesuai dengan nilai-nilai moral Pancasila seperti main hakim sendiri,
tabrak lari, anak durhaka dan lain sebagainya.
Kegiatan Pembelajaran
Pertama, guru melontarkan stimulus dengan membacakan cerita atau menampilkan foto/
gambar. Kedua, memberi kesempatan beberapa saat kepada siswa untuk berdialog sendiri.
Ketiga, melaksanakan dialog terpimpin melalui pertanyaan guru. Dalam menyampaikan
pertanyaan perlu diperhatikan ketrampilan bertanya baik cara mengajukan pertanyaan dan
ketika menerima jawaban siswa. Keempat, fase menentukan argumen dan klarifikasi
pendirian. Kelima, fase pembahasan/ pembuktian argumen. Keenam, fase penyimpulan.
Langkah-langkah dalam melaksanakan model Analisis Nilai sebagai berikut :
1. Persiapan
Pertama, menyusun satuan acara pembelajaran sesuai pokok bahasan. Kedua, menetapkan
bagian materi kedisiplinan. Ketiga, menyusun skenario kegiatan. Keempat, menyiapkan
media stimulus untuk ber-VCT seperti cerita, gambar, film dan lain-lain. Kelima, menyiapkan
lembar kerja siswa.
2. Pelaksanaan
Pertama, menjelaskan kepada siswa bahwa mereka akan ber-VCT. Kedua, pembagian media
stimulus. Ketiga, memperhatikan aksi dan reaksi spontan siswa terhadap stimulus. Keempat,
melaksanakan dialog terpimpin. Kelima, fase menentukan argumen dan klarifikasi pendirian.
Keenam, fase pembahasan argumen. Ketujuh, fase penyimpulan.
Melalui model pembelajaran VCT Analisis Nilai tersebut, sebagai guru yang mengajar PKn
akan mudah mengungkapkan sikap, nilai dan moral siswa terhadap suatu kasus yang
disajikan, dengan memperhatikan ketrampilan dasar mengajar yaitu, ketrampilan bertanya,
pujian (reinforcement), variasi stimulus dan menjelaskan.
UUD 1945 beserta amandemenya sangat penting karena keduanya merupakan landasan dan
sumber utama materi PKn baik untuk Sekolah Dasar maupun tingkat lanjutan . Selain
penguasaan materi, Anda diharapkan membelajarkan materi Pancasila dan UUD 1945
Kepada siswa SD. Kemampuan tersebut sangat penting bagi guru terutama dalam rangka
meningkatkan kemampuan dan mutu layanan pendidikan kepada peserta didik, Khususnya
dalam pemahaman Materi dan Pembelajaran Pancasila dan UUD Negara Tahun 1945
MATERI INTI
1. Hakikat Dan Fungsi Pancasila
Pengertian Hakikat dan Fungsi Pancasila
Pancasila
tetapi
telah
dikenal
sejak
zaman
Majapahit
pada
abad
XIV,
makna Pancasila pada zaman Majapahit berbeda dengan makna Pancasila sebagai
Dasar Negara RI. Istilah Pancasila mempunyai dua arti dalam buku Sutasoma, yaitu Berbatu
Sendi yang lima dan Pelaksanaan Kesusilaan yang lima ( Pancasila Krama ), yaitu tidak
boleh melakukan kekerasan, tidak boleh mencuri, tidak boleh berjiwa dengki, tidak boleh
berbohong, tidak mabuk minuman keras.
Pancasila yang dijadikan dasar negara kita
mempunyai arti lima dasar, dengan rumusan yang sah dan resmi tercantum dalam alinea ke-4
Pembukaan UUD Negara RI 1945.
Secara historis, proses perumusan dasar negara Indonesia diawali dengan dibentuknya
BPUPKI yang mulai bersidang pada tanggal 29 Mei 1945. Sidang pertama, pada tanggal 29
Mei – 1 Juni 1945 untuk membicarakan dasar Indonesia Merdeka ( philosofische grondslag
dari Indonesia Merdeka ), kemudian menghasilkan naskah penting yang disebut Piagam
Jakarta. Sidang BPUPKI
Badan Penyelidik Usaha – usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia ( Dokuritsu Junbi Choosakai ) mulai dibentuk pemerintah pada tanggal 29 April
1945. Yang kedua diselenggarakan tanggal 10 - 17 Juli 1945. Pada tanggal 14 Juli 1945,
Piagam Jakarta diterima oleh BPUPKI sebagai pembukaan dari Rancangan
Undang –
undang Dasaryang dipersiapkan untuk negara Indonesia merdeka.
Untuk membahas dan merumuskan usulan – usulan tersebut, dibentuk panitia kecil
yang dikenal panitia 9 ( 9 orang ) yang diketuai oleh Ir. Soekarno Pada tanggal 22 Juni 1945
(diluar sidang BPUPKI ), panitia kecil tersebut berhasil merumuskan Piagam Jakarta yang
didalamnya terdapat rumusan dan sistematik Pancasila sebagai berikut :
1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk –
pemeluknya.
2. Kemanusiaanyang adil danberadab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan
yang
dipimpin
oleh
hikmah
kebijaksanaan
dalam
permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pancasila dirumuskan oleh BPUPKI, kemudian setelah diadakan beberapa perubahan
disahkan sebagai dasar negara RI oleh PPKI yang telah dibentuk pada tanggal 9 Agustus
1945. Bagi bangsa dan negara Indonesia, hakikat dari Pancasila,yaitu sebagai Pandangan
Hidup bangsa dan sebagai Dasar Negara. Pancasila dalam pengertian sebagai pandangan
hidup sering juga disebut way of life, pegangan hidup, pedoman hidup, pandangan dunia,
petunjuk hidup. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dipergunakan sebagai petunjuk
arah semua kegiatan atau aktivitas dalam kehidupan sehari – hari. Artinya ,setiap sikap dan
perilaku manusia Indonesia harus dijiwai dan merupakan pancaran dari nilai - nilai Pancasila.
Mengamalkan Pancasila sebagai Pandangan hidup berarti melaksanakan Pancasila dalam
kehidupan sehari – hari. Sebagai dasar negara,
Pancasila Sebagai Dasar Negara Indonesia
Pancasila dijadikan sebagai dasar negara atau ideologi negara yang berarti bahwa
Pancasila dipergunakan sebagai dasar untuk mengatur penyelenggaraan Negara. Sebagi
landasan untuk menyelenggarakan negara, Pancasila ditafsirkan dalam bentuk aturan , yaitu
pasal – pasal yang tercantum dalam UUD 1945. dan mempunyai sifat imperatif ( memaksa )
Berdasarkan uraian di atas maka Pancasila mempunyai fungsi pokok sebagai Dasar
Negara, sesuai dengan pembukaan UUD 1945, dan yang pada hakikatnya adalah sebagai
sumber dari segala sumber hukum dalam kehidupan bernegara Indonesia. Pengertian
tersebut merupakan pengertian Pancasila yang bersifat yuridis – ketatanegaraan.
Dalam hubungannya dengan masalah nilai, dapat dikatakan bahwa nilai – nilai
Pancasila mempunyai sifat objektif. Sedangkan susunan sila – sila Pancasila itu adalah
sistematis – hierarkis, yang mengandung arti bahwa kelima sila Pancasila itu menunjukkan
suatu rangkaian urutan – urutan yang bertingkat , dimana tiap –tiap sila mempunyai
tempatnya sendiri di dalam rangkaian susunan kesatuan itu sehingga tidak dapat dipindah –
pindahkan .
2. UUD Negara RI Tahun 1945 Dan Perubahannya ( Amandemen )
UUD Negara RI Tahun 1945
UUD atau konstitusi sangat penting dimiliki oleh setiap negara sebagai upaya untuk
membatasi kekuasaan penguasa dan sekaligus sebagai aturan untuk menyelenggarakan
pemerintahan negara. Dengan memiliki konstitusi atau UUD, setiap penguasa dan warga
negara akan mengetahui hak dan kewajibannya masing-masing pihak.
Perubahan UUD Negara RI tahun 1945
Fleksibilitas suatu UUD dapat dilihat dari dua segi, yaitu dari cara perubahannya dan
dari kemampuan untuk mengikuti perkembangan zaman. Oleh karena itu, adanya pasal
tentang perubahan UUD merupakan suatu hal yang penting sebagai upaya untuk
mengantisipasi tuntutan perubahan zaman yang sulit dihindari oleh bangsa manapun. Dengan
kata lain, yaitu untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi dengan pertimbangan
pertama, politik masyarakat akan terus berkembang; dan kedua, UUD / konstitusi itu bersifat
statis sehingga akan ketinggalan zaman.
UUD 1945 meliputi pembukaan, batang tubuh dan penjelasan yang merupakan satu
rangkaian yang tak terpisahkan. Pembukaan UUD 1945 memenuhi syarat sebagai pokok
kaidah negara yang fundamental (staats fundamental norm) baik dilihat dari hal terjadinya
(pembentukannya) maupun dari aspek isinya yang memuat asas kerohanian negara, memuat
asas politik negara (dasar cita-cita negara apa), tujuan negara dan juga memuat ketentuan
diadakannya UUD negara.
Di negara Indonesia, semenjak jatuhnya Orde Baru, telah diadakan dua kali perubahan
(amandemen) terhadap UUD 1945. Dari dua kali perubahan tersebut, tampak bahwa
dominasi kekuasaan Presiden semakin berkurang dan di lain pihak menambah kekuasaan
DPR sebagai lembaga legislatif. Hal tersebut dapat dilihat, antara lain dalam hal pemegang
kekuasaan membentuk Undang-undang, ada pembatasan periode masa jabatan Presiden dan
wakil Presiden dalam jabatan yang sama (amandemen pasal 27), keharusan bagi Presiden
untuk memperhatikan pertimbangan DPR dalam hal Presiden mengangkat dan menerima
duta, serta memberi amnesti dan abolisi.
3. Pembelajaran Materi Pancasila dan UUD Negara RI 1945
Dalam pembelajaran PKn guru hendaknya mampu mengembangkan dimensi pengetahuan
kewarganegaraan (Civic Knowledge), ketrampilan kewarganegaraan (Civic Skill) dan watak
kewarganegaraan (Civic Disposition). Ciri utama PKn (baru) tidak lagi menekankan pada
mengajar tentang PKn, tetapi lebih berorientasi pada membelajarkan PKn atau pada upayaupaya guru untuk ber-PKn atau melaksanakan PKn.
Membuat / Mencari Media Stimulus
Berupa contoh keadaan / perbuatan yang memuat nilai-nilai kontras sesuai dengan topik atau
tema target pelajaran. Media stimulus yang akan anda gunakan dalam ber- VCT hendaknya :
1. Mampu merangsang, mengundang dan melibatkan potensi afektual siswa.
2. Terjangkau oleh pengetahuan dan potensi afektual siswa (dalam lingkungan
kehidupan siswa)
3. Memuat sejumlah nilai moral yang kontras.
Stimulus dapat berupa cerita ( bisa tertulis yang dibagikan pada siswa atau cerita yang
diungkapkan guru), gambar, foto, film dan sebagainya. Stimulus yang berupa cerita
khususnya yang berkaitan dengan materi Pancasila seperti cerita / dongeng rakyat atau
kejadian yang tidak sesuai dengan nilai-nilai moral Pancasila seperti main hakim sendiri,
tabrak lari, anak durhaka dan lain sebagainya.
Kegiatan Pembelajaran
Pertama, guru melontarkan stimulus dengan membacakan cerita atau menampilkan foto/
gambar. Kedua, memberi kesempatan beberapa saat kepada siswa untuk berdialog sendiri.
Ketiga, melaksanakan dialog terpimpin melalui pertanyaan guru. Dalam menyampaikan
pertanyaan perlu diperhatikan ketrampilan bertanya baik cara mengajukan pertanyaan dan
ketika menerima jawaban siswa. Keempat, fase menentukan argumen dan klarifikasi
pendirian. Kelima, fase pembahasan/ pembuktian argumen. Keenam, fase penyimpulan.
Langkah-langkah dalam melaksanakan model Analisis Nilai sebagai berikut :
1. Persiapan
Pertama, menyusun satuan acara pembelajaran sesuai pokok bahasan. Kedua, menetapkan
bagian materi kedisiplinan. Ketiga, menyusun skenario kegiatan. Keempat, menyiapkan
media stimulus untuk ber-VCT seperti cerita, gambar, film dan lain-lain. Kelima, menyiapkan
lembar kerja siswa.
2. Pelaksanaan
Pertama, menjelaskan kepada siswa bahwa mereka akan ber-VCT. Kedua, pembagian media
stimulus. Ketiga, memperhatikan aksi dan reaksi spontan siswa terhadap stimulus. Keempat,
melaksanakan dialog terpimpin. Kelima, fase menentukan argumen dan klarifikasi pendirian.
Keenam, fase pembahasan argumen. Ketujuh, fase penyimpulan.
Melalui model pembelajaran VCT Analisis Nilai tersebut, sebagai guru yang mengajar PKn
akan mudah mengungkapkan sikap, nilai dan moral siswa terhadap suatu kasus yang
disajikan, dengan memperhatikan ketrampilan dasar mengajar yaitu, ketrampilan bertanya,
pujian (reinforcement), variasi stimulus dan menjelaskan.