Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian,Universitas Nusa Cendana, Jln. Adisucipto Penfui-Kupang, NTT 85001 ABSTRAK - 25. JURNAL YUWELMINA Lendi Desember 2017 April 2018

  

PENGARUH KOMBINASI BIOCHAR ARANG SEKAM DAN PUPUK KANDANG

KOTORAN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TOMAT (Lycopersicum

esculentum Mill)

The Effect of Rice Husk Biochar and Cow Manure on the Growth and Yield of Tomato

  

(Lycopersicum esculentum Mill)

Y. Y. Lendi, Antonius S. S. Ndiwa, Agnes V. Simamora

  

Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian,Universitas Nusa Cendana,

Jln. Adisucipto Penfui-Kupang, NTT 85001

ABSTRAK

  Penelitian ini telah dilaksanakan di desa Manusak, kecamatan Kupang Timur, kabupaten Kupang yang berlangsung dari bulan Desember

  • –April 2018. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kombinasi perlakuan biochar arang sekam dan pupuk kandang kotoran sapi terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman tomat. Penelitian ini dirancang dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan kombinasi biochar arang sekam dan pupuk kandang kotoran sapi. Perlakuan-perlakuan tersebut adalah: P0 =10 ton/ha pupuk kandangkotoran sapi setara 50 g/polibag (kontrol)., P1 = 25 ton/ha biochar setara 125g/polybag
    • 5 ton/ha setara 25 g/polibag pupuk kandang kotoran sapi., P2 =Biochar 25 ton/ha setara 125 g/polibag + 7,5 ton/ha setara 37,5 g/polibag pupuk kandang kotoran sapi., P3 =Biochar 25 ton/ha setara 125 g/polibag + 10 ton/ha setara 50 g/polibag pupuk kandang kotoran sapi., P4 =Biochar 25 ton/ha setara 125 g/polibag + 12,5 ton/ha setara 62,5 g/ polibag pupuk kandang kotoran sapi., P5 =Biochar 25 ton/ha setara 125 g/ polibag + 15 ton/ha setara 75 g/polibag pupuk kandang kotoran sapi. Setiap perlakuan di ulang 3 kali, sehingga jumlah satuan percobaan seluruhnya adalah 18 satuan percobaan. Variabel pengamatan terdiri dari tinggi tanaman, jumlah daun (helai),umur berbunga (HST), jumlah cabang produktif, jumlah buah per tanaman, bobot buah per tanaman (g). Hasil penelitian menyimpulkan bahwaperlakuan kombinasi biochar arang sekam dan pupuk kandang kotoran sapi berpengaruh nyata terhadap pertambahan tinggi tanaman, pertambahan jumlah daun, jumlah cabang produktif, jumlah buah per tanaman, dan bobot buah per tanaman. Perlakuan kombinasi terbaik adalah 25 ton/ha biocharsekam dengan 15 ton/ha pupuk kandang kotoran sapi.

  Kata Kunci: Biochar arang Sekam, pupuk kandang kotoran sapi, tomat.

  

ABSTRACT

This research was carried out in Manusak, Kupang Timur Sub District, Kupang Regency, from December 2017

to April 2018. This study aims to determine the effect of rice husk biochar and cow manure on the growth and

yield of tomato. This experiment was designed in a Completely Randomized Design (CRD) with 6

combinations treatment of rice husk biochar and cow manure, that is: P0 = 10 ton / ha cow manure (50 g /

polybag) (control); P1 = combination of 25 ton /ha of rice husk biochar + 5 ton / ha cow manure; P2 =

combination of 25 ton /ha of rice husk biochar + 7.5 ton /ha cow manure; P3 = combination of 25 ton /ha of

rice husk biochar + 10 ton /ha cow manure; P4 combination of 25 ton /ha of rice husk biochar + 12.5 ton /ha

cow manure; P5 = combination of 25 ton /ha of rice husk biochar + 15 ton /ha cow manure. Each treatment

was repeated 3 times, so there were 18 experimental units in total. Parameters observed were plant height,

number of leaves, flowering age (HST), number of productive branches, number of fruits per plant, and fruit

weight per plant (g). The results concluded that the combination treatments of rice husk biochar and cow

manure significantly increased the plant height, the number of leaves,the number of productive branches, the

number of fruit per plant, and the fruit weight per plant. The best combination treatment was 25 ton /ha of rice

husk biochar + 15 ton /ha of cow manure.

  Keywords: Rice husk biochar, cow manure, tomato

PENDAHULUAN

  Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) merupakan sayuran buah yang tergolong tanaman semusim berbentuk perdu dan termasuk kedalam famili Solanaceae. Buahnya merupakan sumber vitamin dan mineral. bahan baku industri makanan seperti sari buah dan saus tomat (Wasonowati, 2011). Tomat menjadi salah satu komoditas hortikultura yang bernilai ekonomi tinggi dan masih memerlukan penanganan serius, terutama dalam hal peningkatan hasilnya dan kualitas buahnya (Hanindita, 2008).

  Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jenderal Hortikultura 2013

  • – 2015. Apa bila dilihat dari rata-rata produksinya, ternyata produksi tomat di Indonesia setiap tahunnya tidak stabil dan belum optimal, yaitu pada tahun 2013 sebesar 16,61 ton/ha, pada tahun 2014 sebesar 15,52 ton/ha, pada tahun 2015 sebesar 16,09 ton/ha. Daerah yang menjadi sentra produksi tomat yaitu di pulau Jawa, dengan rata-rata produksi21,21 ton/ha, sedangkan di Nusa Tenggara Timur (NTT), rata
  • –rata hasil produksi tomat adalah 4,875 ton/ha dengan luas panen 984 ha. Berdasarkan angka potensi produksi tanaman tomat yaitu 25-40 ton/ha, maka NTT merupakan provinsi dengan hasil produksi tomat yang tergolong rendah berkisar 4,875 ton/ha.

  Ada beberapa faktor penyebab rendahnya produktivitas tomat di NTT. Salah satu di antaranya adalah kesuburan tanah. Kondisi ini sesuai hasil penelitian Duaja (1991)yang menyatakan bahwa tingkat kesuburan tanah di NTT tergolong rendah, secara kimia miskin N total, P tersedia dan unsur hara mikro.

  Salah satu cara untuk mengatasi masalah yang ada yaitu dengan pemupukan. Pemupukan merupakan salah satu cara yang dapat dilakukanuntuk memenuhi ketersediaan unsur haradalam tanah yang dibutuhkan oleh tanaman. Dengan adanya pemupukan, tanaman dapat tumbuh dan produksi secara optimal. Dan pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang kotoran sapi.

  Banyak penelitian yang telah dilakukan terkait dengan manfaat kotoran sapi terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman. Suherman (2014) menyatakan bahwa ada pengaruh yang nyata akibat pemberian 12 ton/ha pupuk kandang sapi untuk pertumbuhan dan produksi mentimun, dengan produksi 12,76 kg per plot. Rubian (2013), juga menyimpulkan bahwa pemberian kombinasi pupuk kandang kotoran sapi dengan dosis 15 ton/ha 4 dan EM dengan konsentrasi 15 ml/L memberikan hasil terbaik pada tanaman kacang hijau. Dalam kerangka meningkatkan efektivitas pemberian pupuk kandang kotoran sapi, dapat dilakukan dengan pemberian biochar (arang hayati).Biochar merupakan bahan pembenah tanah yang telah lama dikenal dalam bidang pertanian yang berguna untuk meningkatkan produktivitas tanah. Biochar (arang hayati) memiliki kapasitas tukar kation (KTK) yang tinggi sehingga mampu mengikat kation- kation tanah yang dapat bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman(Ardiwinata, 2010).Selain itu peran biocharbagi tanah adalah menjaga kelembapan dan meningkatkan kesuburan tanah.

  Keuntungan pemberian arang pada tanah, antara lain dapat memperbaiki sirkulasi air dan udara dalam tanah, sehingga dapat merangsang pertumbuhan akar. Penambahan arang sekam pada media tanah dapat meningkatkan pertumbuhan tinggi tanaman yang lebih baik dibandingkan kontrol (Gusmailina, 2002). Berdasarkan uraian diatas maka penulis melakukan penelitian tentang”Pengaruh Kombinasi Biochar Arang Sekam dan Pupuk Kandang Kotoran Sapi Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Toma (Lycopersicum esculentum Mill)”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasiperlakuan biochar arang sekam dan pupuk kandang kotoran sapi terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman tomat terbaik.

METODE PENELITIAN

  Penelitian ini telah dilaksanakan di Naibonat, desa Manusak, kecamatan Kupang Timur, kabupaten Kupang. Kegiatan ini berlangsung dari bulan Desember 2017 sampai dengan bulan April 2018. Alat yang digunakan dalam kegiatan penelitian ini adalah timbangan, ember, gembor, camera, sekop, pacul, meteran, drum, seng, kawat, parang dan alat tulis menulis. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu air, pupuk kandang kotoran sapi, tanah, polybag, kayu, tali rafia, kantung plastik, karung, arang sekam, benih tomat varietas Servo F1, kertas label.

  Penelitian ini dirancang dalam rancangan acak lengkap (RAL) dengan enamperlakuan dan tigaulangan sehingga secara total terdapat 18 unit percobaan dan ditempatkan secara acak dengan model RAL. Perlakuan kombinasi yang diujicobakan adalah: P0: 10 ton/ha pupuk kandang kotoran sapi setara 50g/polibag, P1: Biochar 25 ton/ha setara dengan 125g/polibag + 5 ton/ha 25 g/polibag pupuk kandang kotoran sapi, P2:Biochar 25 ton/ha setara dengan 125 g/polibag + 7,5 ton/ha setara dengan 37,5 g/polibag pupuk kandang kotoran sapi, P3:Biochar 25 ton/ha setara dengan 125 g/polibag + 10 ton/ha setara dengan 50 g/polibag pupuk kandang kotoran sapi, P4:Biochar 25 ton/ha setara dengan 125 g/polibag + 12,5 ton/ha setara dengan 62,5 g/ polibag pupuk kandang kotoran sapi, P5:Biochar 25 ton/ha setara dengan 125 g/ polibag + 15 ton/ha setara dengan 75

  18 unit percobaan. Data disidikragamkan dan dilanjutkan dengan uji Duncan pada taraf 5 %.

  Untuk membuat biochar,sekam padi dibersihkan dari bahan lain yang terkontaminasi seperti batu, tanah dan kayu dan dimasukkan ke dalam drum bekas. Bagian atas drum dilubangi agar asap dapat keluar dan wadah bisa dibuka tutup.Sekam padi dibakar dengan kayu bakar yang berukuran kecil melalui lubang dibagian atas drum, diaduk terushingga pembakaran menjadi merata.Hasil pembakaran disimpan pada suatu wadah untuk didinginkan.

  Media persemaian tomat yang digunakan adalahcampuran tanah Vertisol yang sudah dihaluskan dan pupuk kandang kotoran sapi dengan perbandingan 1 : 1.Pupuk kandang kotoran sapi dan biochar arang sekam dibenamkan dipolibag selama 1 (satu) minggu sebelum penanaman bersamaan dengan persiapan media tanam. Pupuk kandang kotoran sapi dan biochar arang sekam diberikan dengan dosis sesuai perlakuan. Bibit yang ditanam adalahbibit yang sehat dan subur yang sudah memiliki 2

  • – 4 daun sempurna. Sebelum bibit tomat dipindahkan, polibag berisi media tanam disiram sampai mencapai kapasitas lapang.

  Pemeliharaan dilakukan dengan menyiram tanaman satukali sehari yaitu setiap sore hari hingga mencapai kapasitas lapang. Penyulaman dilakukan pada polibag yang tanamannya mati dengan menggunakan tanaman cadangan yang telah disiapkan. Pengendalian terhadap serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) dilakukan secara fisik yaitu langsung mematikan hama yang terdapat pada tanaman tomat. Pengajiran akan dilakukan ketika tanaman berumur 3 MST. Buah tomat dipanen setelah warna kulit buah tomat menjadi kuning kemerahan. Buah tomat dipanen setelah tanaman tomat berumur 65 HST sampai 107 HST dengan interval 3 hari 5 kali panen.

  

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengamatan Umum

  Benih tomat berkecambah hingga menjadi bibit pada tempat persemaian pada umur ± 3 Minggu Setelah Semai (MSS). Pemindahan bibit ke polibag dilakukan pada saat tanaman sudah mempunyai 3-4 helai daun yang terbuka sempurna.

  Pada umur 9 MST tanaman tomat terkena penyakit bercak cokelat yang disebabkan olehAlternria

  

solani .Pada daun muncul bercak bersudut atau bulat berwarna cokelat sampai hitam, dengan diameter antara 2-4

  mm. Bercak tersebut menjadi nekrosis bergaris lingkar terpusat. Jaringan nekrosis dikelilingi lingkaran berwarna kuning (sel klorosis). Keadaan tersebut akhirnya dapat kendalikan dengan fungisida Alika 0,5 cc/L, yang disemprot pada daun tanaman tomat.

  Tanaman tomat mulai memasuki fase primordia bunga sampai berbunga penuh pada umur 32 hari setelah ditanam. Pengendalian gulma dilakukan pertama kali pada saat tanaman berumur 6 MST. Tanaman tomat mulai dipanen pertama kali pada umur 65 hari setelah tanam dan berakhir pada umur 107 hari setelah tanam, dengan periode panen sebanyak 5 kali dan interval waktu panen setiap 3 hari.

  Tinggi Tanaman Tomat

  Hasil analisis ragam menunjukan bahwa perlakuan kombinasi biochar arang sekam dan pupuk kandang kotoran sapi, berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 3 MST, 6 MST, dan 9 MST. Data rerata tinggi tanaman tomat pada umur 3 MST, 6MST dan 9 MST dan hasil uji Duncan 5% secara lengkap disajikan pada Tabel 1.

  Tabel 1 menunjukan bahwa pada umur 3 MST dan 6 MST tomat memiliki rerata tinggi tanaman terendah yaitu terdapat pada perlakuan tanpa biochar, dan berbeda nyata dengan perlakuan kombinasi biochar arang sekam dan pupuk kandang kotoran sapi. Perlakuan P5 (Biochar 25 ton/ha setara dengan 125 g/ polibag + 15 ton/ha setara dengan 75 g/polibag pupuk kandang kotoran sapi), secara keseluruhan menunjukkan tinggi tanaman tomat yang tertinggi pada umur 3, 6, dan 9 MST dan berbeda nyata 4 perlakuan lainnya, kecuali dengan perlakuan P4 (Biochar 25 ton/ha setara dengan 125 g/polibag + 12,5 ton/ha setara dengan 62,5 g/ polibag pupuk kandang kotoran sapi), dengan capaian tinggi tanaman pada umur 3, 6, dan 9 MST secara berturut-turut adalah 23,77 cm, 80,73 cm, dan 97,70 cm.

  Hasil rerata tinggi tanaman menunjukkan adanya perbedaan yang nyata selama pertumbuhan vegetatif aktif sampai pada tanaman tomat telah memasuki fase awal generatif pada umur 3, 6, dan 9 MST, dikarenakan adanya pamakaian pupuk kandang yang telah matang dan telah mengalami dekomposisi dengan sempurna. Menurut Syekhfani (2000) pupuk kandang mengandung unsur makro (nitrogen, phospor, kalium, kalsium, dan pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman Tomat (cm) Akibat Perbedaan Perlakuan Kombinasi Biochar Arang Sekam dan Pupuk Kandang Kotoran Sapi

  Perlakuan Kombinasi Biochar Arang Sekam dan Pupuk Rerata Tinggi Tanaman Tomat Kandang Kotoran sapi

  3 MST

  6 MST

  9 MST

  P0 (Pukan kotoran sapi 10 ton/ha setara 50 g/polibag 16, 80 a 67, 27 a 105, 33 b

  (Kontrol))

  P1 (Biochar 25 ton/ha setara 125g/polibag dan pukan 5 20, 90 a 76, 63 abc 96, 73 ab

  ton/hasetara 25 g/polibag)

  P2 (Biochar 25 ton/ha setara 125g/polibag dan pukan 7,5

  ton/ha setara 37,5 g/polibag) 23, 10 ab 67, 03 a 89, 47 a

  P3 (Biochar 25 ton/ha setara 125g/polibag dan pukan 10

  ton/ha setara 50 g/polibag) 23, 90 bc 70, 33 ab 99, 33 ab

  P4 (Biochar 25 ton/ha setara 125g/polibag dan pukan

  12,5 ton/ha setara 62,5 g/ polibag) 23, 77 bc 80,73 bc 97, 70 ab

  P5 (Biochar 25 ton/ha setara 125g/polibag dan pukan 15

  ton/ha setara 75 g/polibag) 30, 03 c 83, 87 c 117, 60 c Keterangan : Angka

  • – angka yang diikuti oleh huruf yang sama dalam kolom bermakna berbeda tidak nyata pada uji Duncan (5%).

  Dengan adanya kombinasi pupuk kandang kotoran sapi dan biochar pada semua perlakuan, sehingga biochar juga membantu dalam memperbaiki sirkulasi air dan udara dalam tanah, sehingga dapat merangsang pertumbuhan akar tanaman tomat. Biochar juga meningkatkan kualitas dan kuantitas air dengan meningkatnya penyimpanan air tanah bagi pelarutan unsur hara dan agrokimia yang dapat diserap oleh tumbuhan dalam meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman (IBI, 2012). Selain itu juga, penambahan biochar ke tanah meningkatkan ketersediaan kation utama dan fosfor, N total dan kapasitas tukar kation tanah (KTK) yang pada akhimya meningkatkan hasil karena dapat mengurangi risiko pencucian hara khususnya kalium dan N- NH4 (Bambang, 2012).

  Jumlah Daun

  Hasil analisis ragam menunjukan bahwa perlakuan kombinasi biochar arang sekam dan pupuk kandang kotoran sapi berpengaruh tidak nyataterhadap jumlah daun tomat pada umur 3 MST dan 6 MST, tetapi berpengaruh nyata pada umur 9 MST. Data rerata jumlah daun tanaman tomat pada umur 3 MST, 6 MST dan 9 MST serta hasil uji Duncan 5 % secara lengkap disajikan pada Tabel 2.

  Kisaran rerata jumlah daun tomat pada umur 3 MST adalah 5,00 helai sampai 7,00 helai dan pada umur 6 MST kisaran rerata jumlah daunnya 12,00

  • – 13,33 helai. Belum tampaknya perbedaan jumlah daun tomat yang nyata didugadisebabkan pada 3 dan 6 MST kebutuhan tanaman akan unsur hara, air, dan mineral untuk menghasilkan pertumbuhan jumlah daun yang optimal masih dapat tercukupi dengan dosis pemupukan yang minimum, namun kebutuhan tersebut tidak dapat dipenuhi pada umur 9 MST, dimana capaian jumlah daun yang dibentuk akibat perbedaan kombinasi dosis pupuk organik dan biochar cukup bervariasi secara nyata antara 17,67 pada perlakuan P1 dan 20,33 helai pada perlakuan P5.

  Pada kondisi tanaman yang kurang tercukupi unsur hara, mineral, dan air yang cukup akibat dosis pupuk organik yang rendah, tanaman akan mengalami gangguan/hambatanpertumbuhan dan perkembangan yang ditandai dengan semakin pendeknya tinggi tanaman akibat proses fotosintesis dan aktivitas metabolisme dalam jaringan tanaman yang minimum. Sebaliknya pada perlakuan kombinasi dengan dosis pupuk kandang kotoran sapi yang tinggi dan dikombinasikan dengan biochar secara optimum akan menjamin ketersediaan bahan baku penting berupa air, mineral, dan unsur hara makro dan mikro secara lengkap dalam memacu proses fotosintesis dan aktivitas lanjut metabolisme dalam tubuh tanaman untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman secara maksimum yang ditandai dengan meningkatnya jumlah daun yang dihasilkan. Arang Sekam dan Pupuk Kandang Kotoran Sapi Perlakuan Kombinasi Biochar Arang Sekam dan Pupuk Rerata Jumlah Daun Tanaman Tomat (helai)

  Kandang Kotoran sapi

  3 MST

  6 MST

  9 MST P0 (Pukan kotoran sapi 10 ton/ha setara 50 g/polibag 5,00 a 12, 67 a 18,00 ab (Kontrol)) P1 (Biochar 25 ton/ha setara 125g/polibag dan pukan 5 5, 00 a 12,00 a 17, 67 a ton/hasetara 25 g/polibag) P2 (Biochar 25 ton/ha setara 125g/polibag dan pukan 7,5 ton/ha setara 37,5 g/polibag) 5, 67 a 14, 33 a 20, 00 bc P3 (Biochar 25 ton/ha setara 125g/polibag dan pukan 10 ton/ha setara 50 g/polibag) 6,00 a 13, 00 a 18,00 ab P4 (Biochar 25 ton/ha setara 125g/polibag dan pukan 12,5 ton/ha setara 62,5 g/ polibag) 6,33 a 13, 00 a 19, 67 abc P5 (Biochar 25 ton/ha setara 125g/polibag dan pukan 15 ton/ha setara 75 g/polibag) 7,00 a 13, 33 a 20, 33 c Keterangan : Angka

  • – angka yang diikuti oleh huruf yang sama dalam kolom bermakna berbeda tidak nyata pada uji Duncan (5%).

  Pertumbuhan daun merupakan bagian dari pertumbuhan vegetatif, pada fase vegetatif unsur hara yang penting antara lain nitrogen (N), phosfor (P), dan kalium (K). Hal ini sesuai dengan pendapat Hanolo (1997), bahwa unsur hara Nyang berasal dari pupuk kandang kotoran sapi akan memacu tanaman dalam pembentukan asam-asam amino menjadi protein. Protein yang terbentuk digunakan untuk membentuk hormon pertumbuhan, yakni hormon auksin, giberelin, dan sitokinin yang merangsang pertumbuhan jaringan meristem yang ditunjukkan oleh laju pertambahan jumlah daun tomat. Menurut Tjionger (2006), hormon auksin, giberelin, dan sitokinin tersebut saling berperan dalam menunjang pertambahan tinggi tanaman dan adanya unsur hara kalium yang berfungsi sebagai aktivator enzim menyebabkan reaksi biosintesis hormon maupun protein lain dapat berlangsung cepat sehingga tanaman dapat tumbuh tinggi. Selanjutnya Wijaya (2008) menyatakan bahhwa nitrogen mendorong pertumbuhan organ-organ yang berkaitan dengan fotosintesis yaitu daun, sedangkan phosfor berfungsi untuk mendorong pertumbuhan akar, bunga, dan buah, serta kalium berfungsi sebagai unsur hara utama pembentukan tulang tanaman dan bunga serta buah.

  Umur Berbunga

  Hasil analisis ragam menunjukan bahwa perlakuan kombinasi biochar arang sekam dan pupuk kandang kotoran sapi berpengaruh tidak nyata terhadap umur berbunga. Data rerata umur berbunga tanaman tomat pada semua perlakuan dan hasil uji Duncan 5% secara lengkap disajikan pada Tabel 3.

  Tabel 3 menunjukkan bahwa umur berbunga tanaman tomat paling awal terdapat pada perlakuan kombinasi P5 (Biochar 25 ton/ha setara dengan 125 g/ polibag + 15 ton/ha setara dengan 75 g/polibag) dengan rerata umur berbunga 31,00 HST dan berbeda tidak nyata dengan 4 perlakuan lainnya (P1, P2, P3, P4) yang menggunakan perlakuan kombinasi biochar arang sekam dan pupuk kandang kotoran sapi, dengan kisaran waktu 31,00

  • – 32, 33 HST. Walaupum secara keseluruhan perlakuan yang diujicobakan berbeda tidak nyata, namun terdapat kecenderungan umur panen tanaman tomat semakin lambat pada perlakuan pupuk kandang kotoran sapi dengan dosis yang semakin rendah atau kurang dari 15 ton/ha.

  Adanya perbedaan yang tidak nyata pada semua perlakuan kombinasi biochar arang sekam dan pupuk kandan kotoran sapi tersebut, diduga bahwa dengan kombinasi pupuk kandang kotoran sapi dan biochar pada hampir semua perlakuan tersebut telah mampu menyediakan unsur hara makro terutama P yang sangat membantu dalam merangsang proses pembentukan bunga. MenurutHardjowigeno (2007), unsur P berperanpentingbagitanamandalampembelahan sel, pembentukanbunga, buahdanbiji.Dalam penelitian ini, varietas tomat yang digunakan adalah varietas Servo F1, dan diketahui berdasarkan Nomor SK

  Kementan: 093/Kpts/SR.120/D.2.7/9/2013 deskripsi varietas Servo 1, memiliki umur berbunga 30

  • – 33 HST.Ini menunjukkan kemurnian varietas dan pengaruh genetik dari benih tomat varietas Servo untuk karakter umur berbunga yang digunakan dalam penelitian ini cukup tinggi.
Arang Sekam dan Pupuk Kandang Kotoran Sapi Perlakuan Kombinasi Biochar Arang Sekam dan Pupuk Kandang Rerata umur berbunga (HST)

  Kotoran sapi

  P0 (Pukan kotoran sapi 10 ton/ha setara 50 g/polibag (Kontrol)) 31,67 a P1 (Biochar 25 ton/ha setara 125g/polibag dan pukan 5 ton/hasetara 25 31,67 a

  g/polibag)

  P2 (Biochar 25 ton/ha setara 125g/polibag dan pukan 7,5 ton/ha setara 32,00 a

  37,5 g/polibag)

  P3 (Biochar 25 ton/ha setara 125g/polibag dan pukan 10 ton/ha setara 32,33 a

  50 g/polibag)

  P4 (Biochar 25 ton/ha setara 125g/polibag dan pukan 12,5 ton/ha setara 32,00 a

  62,5 g/ polibag)

  P5 (Biochar 25 ton/ha setara 125g/polibag dan pukan 15 ton/ha setara 31,00 a

  75 g/polibag) Keterangan : Angka

  • – angka yang diikuti oleh huruf yang sama dalam kolom bermakna berbeda tidak nyata pada uji Duncan (5%).

  Kandungan unsur hara di dalam pupuk kandang sapi dan biochar arang sekam yang terbilang lengkap dapat membantu tanaman dalam poses pertumbuhan termasuk fase generatif yaitu pembungaan. Unsur hara lebih banyak digunakan tanaman dalam fase pembungaan adalah unsur phosfor. Menurut (Winarso, 2005; Damanik et al., 2010) phosfor memberikan peranan penting dalam berbagai hal yaitu : sebagai pembawa dan penyimpan energi, dalam bentuk ATP, berperan dalam fotosintesis dan respirasi, pembelahan dan pembesaran sel, pembentukan lemak, pembentukan bunga, buah, dan biji, merangsang perkembangan akar, dan meningkatkan ketahanan tanaman terhadap hama dan penyakit.

  Jumlah Cabang Produktif

  Hasil analisis ragam menunjukan bahwa perlakuan kombinasi biochar arang sekam dan pupuk kandang kotoran sapi berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah cabang produktif tanaman tomat. Data rerata cabang produktif tanaman tomat pada semua perlakuan dan hasil uji Duncan 5% secara lengkap disajikan pada Tabel 4.

  Tabel 4 menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang nyata di antara kombinasi perlakuan yang diujicobakan terhadap jumlah cabang produktif yang terbentuk. Rerata jumlah cabang produktif tertinggi terdapat pada perlakuan kombinasi biochar arang sekam 25 ton/ha setara 125 g/ polibag dan pupuk kandang kotoran sapi 15 ton/ha setara 75 g/ polibag (P5) dengan capaian jumlah cabang produktif yang terbentuk adalah 3,33 cabang, yang berbeda secara nyata dengan 3 perlakuan kombinasi lainnya (P1, P2, dan P3) dan berbeda secara tidak nyata dengan perlakuan kombinasi pupuk P0 dan P4.

  Adanya jumlah cabang produktif yang cukup tinggi pada perlakuan P5dimungkinkan karena pemberian biochar arang sekam dan pupuk kandang kotoran sapi sampai pada dosis yang optimum akan memberikan pengaruh positif dalam meningkatkan jumlah cabang produktif tanaman tomat.

  Kombinasi biochar arang sekam dan pupuk kandang kotoran sapi meningkatkan pembentukan organ daun tanaman sehingga daun tanaman dapat meningkatkan kemampuan untuk berfotosintesis yang mana hasil fotosintesis berfungsi sebagai energi dalam proses pertumbuhan tanaman termasuk pembentukan cabang produktif tanaman. Selain itu, Setyorini dkk (2006) menyatakan bahwa aktivitas berbagai mikroorganisme didalam kotoran sapi menghasilkan hormon

  • – hormon pertumbuhan misalnya auksin, giberalin, dan sitokinin yang memacu pertumbuhan organ tanaman seperti batang, jumlah cabang, dan perkembangan akar-akar rambut sehingga daerah pencarian makanan lebih luas.
Arang Sekam dan Pupuk Kandang Kotoran Sapi Perlakuan Kombinasi Biochar Arang Sekam dan Pupuk Kandang Kotoran Jumlah Cabang sapi

  Produktif (Cabang) P0 (Pukan kotoran sapi 10 ton/ha setara 50 g/polibag (Kontrol)) 3,00 bc P1 (Biochar 25 ton/ha setara 125g/polibag dan pukan 5 ton/ha setara 25 2,33 ab g/polibag) P2 (Biochar 25 ton/ha setara 125g/polibag dan pukan 7,5 ton/ha setara 37,5 2,33 ab g/polibag) P3 (Biochar 25 ton/ha setara 125g/polibag dan pukan 10 ton/ha setara 50 2,00 a g/polibag) P4 (Biochar 25 ton/ha setara 125g/polibag dan pukan 12,5 ton/ha setara 62,5 g/ 2,67 abc polibag) P5 (Biochar 25 ton/ha setara 125g/polibag dan pukan 15 ton/ha setara 75 3,33 c g/polibag)

  Keterangan : Angka

  • – angka yang diikuti oleh huruf yang sama dalam kolom bermakna berbeda tidak nyata pada uji Duncan (5%).

  Jumlah Buah Pertanaman

  Hasil analisis menunjukan bahwa perlakuan kombinasi biochar arang sekam dan pupuk kandang kotoran sapi berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah buah pertanaman. Data rerata jumlah buah pertanaman tomat pada semua perlakuan dan hasil uji Duncan 5% secara lengkap disajikan dalam Tabel 5. Tabel 5. Rerata Jumlah Buah Tomat per Tanaman Akibat Perbedaan Perlakuan Kombinasi Biochar Arang Sekam dan Pupuk Kandang Kotoran Sapi

  Perlakuan Kombinasi Biochar Arang Sekam dan Pupuk Kandang Rerata Jumlah Buah Tomat per Kotoran sapi Tanaman (Buah)

  P0 (Pukan kotoran sapi 10 ton/ha setara 50 g/polibag (Kontrol)) 10,67 bc P1 (Biochar 25 ton/ha setara 125g/polibag dan pukan 5 ton/hasetara 25 9,00 a g/polibag) P2 (Biochar 25 ton/ha setara 125g/polibag dan pukan 7,5 ton/ha setara 9,67 ab 37,5 g/polibag) P3 (Biochar 25 ton/ha setara 125g/polibag dan pukan 10 ton/ha setara 11,00 c 50 g/polibag) P4 (Biochar 25 ton/ha setara 125g/polibag dan pukan 12,5 ton/ha setara 9,67 ab 62,5 g/ polibag) P5 (Biochar 25 ton/ha setara 125g/polibag dan pukan 15 ton/ha setara 12,33 d 75 g/polibag)

  Keterangan : Angka

  • – angka yang diikuti oleh huruf yang sama dalam kolom bermakna berbeda tidak nyata pada uji Duncan (5%).

  Perlakuan yang memiliki jumlah buah paling rendah yaitu perlakuan kombinasi biochar arang sekam 25 ton/ha setara 125 g/ polibag dan pupuk kandang kotoran sapi 5 ton/ha setara 25 g/ polibag (P1) dengan rerata jumlah buah yang dihasilkan 9,00 buah dan berbeda tidak nyata dengan (P2 dan P4). Perlakuan yang memiliki jumlah buah paling tinggi terdapat pada perlakuan dengan biochar arang sekam 25 ton/ha setara 125 g/ polibag dan pupuk kandang kotoran sapi 15 ton/ha setara 75 g/ polibag (P5) dengan rerata jumlah buah 12, 33 buah, namun berbeda tidak nyata dengan dua perlakuan lainnya (P0 dan P3). Hal ini membuktikan bahwa penggunaan pupuk organik dan biochar mempengaruhi potensi hasil tanaman tomat, dimana dengan adanya bahan pembenah tanah berupa arang sekam (biochar) akan meningkatkan retensi air dan ketersediaan hara dan unsur hara secara lengkap dan berimbang sebagai hasil mineralisasi pupuk kandang kotoran sapi akan menjamin ketersediaan dan penyerapan unsur hara secara optimum pada tanaman tomat, yang pada akhirnya akan meningktkan laju fotosintesis dan metabolisme lanjut dan proses distrubsi dan akumulasi fotosintat ke bagian sink berupa buah tomat akan semakin maksimum dalam menjamin perbanyakan dan perbesaran buah tomat (Gardner, 1991). Buckman dan Brady (1982) menyatakan bahan organik yang ditambahkan kedalam tanah sifat tanah berupa fisik, kimia dan biologi tanah, yang dapat menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

  Kombinasi biochar arang sekam dan pupuk kandang kotoran sapi yang cukup bagi tanaman, akan meningkatkan jumlah buah tomat secara bermakna. Kandungan unsur hara di dalam pupuk kandang dan ditambahkan biochar arang sekam sangat membantu dalam merangsang pertumbuhan dan perbanyakan bunga sehingga menghasilkan buah yang banyak. Sebagai pembenah tanah, biochar mengandung unsur hara K yang dapat memperbaiki keterserapan hara K dan pertumbuhan tanaman. Menurut Widiowati, et al (2012)kalium yangterkandung dalam biochardapat berada dalam larutan tanah sehinggamudah diserap oleh tanamandan juga peka terhadap pencucian.

  Bobot Buah Pertanaman

  Hasil analisis ragam menunjukanbahwa kombinasi biochar arang sekam dan pupuk kandang kotoran sapi berpengaruh sangat nyata terhadap peningkatan bobot buah tomat pertanaman. Data rerata bobot buah pertanaman tomat pada semua perlakuan serta hasil uji Duncan 5 %, secara lengkap di sajikan pada Tabel 6. Tabel 6. Rerata Bobot Buah Tomat per Tanaman Akibat Perbedaan Perlakuan Kombinasi Biochar Arang Sekam dan Pupuk Kandang Kotoran Sapi

  Perlakuan Kombinasi Biochar Arang Sekam dan Pupuk Kandang Bobot Buah Tomat per Tanaman (g) Kotoran sapi

  P0 (Pukan kotoran sapi 10 ton/ha setara 50 g/polibag (Kontrol)) 319,45 bc P1 (Biochar 25 ton/ha setara 125g/polibag dan pukan 5 ton/hasetara 240,27 a 25 g/polibag) P2 (Biochar 25 ton/ha setara 125g/polibag dan pukan 7,5 ton/ha 277,67 ab setara 37,5 g/polibag) P3 (Biochar 25 ton/ha setara 125g/polibag dan pukan 10 ton/ha 266,64 a setara 50 g/polibag) P4 (Biochar 25 ton/ha setara 125g/polibag dan pukan 12,5 ton/ha 264,63 a setara 62,5 g/ polibag) P5 (Biochar 25 ton/ha setara 125g/polibag dan pukan 15 ton/ha 329,79 c setara 75 g/polibag)

  Keterangan : Angka

  • – angka yang diikuti oleh huruf yang sama dalam kolom bermakna berbeda tidak nyata pada uji Duncan (5%).

  Tabel 6 menunjukan bahwa perlakuan kombinasi yang memiliki bobot buah paling tinggi yaitu perlakuan kombinasi biochar arang sekam 25 ton/ha setara 125 g/ polibag dan pupuk kandang kotoran sapi 15 ton/ha setara 75 g/polibag (P5) dengan capaian bobot buah per tanaman sebesar 329, 79 g, berbeda secara tidak nyata dengan perlakuan P0, pupuk kandang 10 ton/ha (319,45 g), namun berbeda secara nyata dengan perlakuan kombinasi arang sekam dan pupuk kondang kotoran sapi lainnya (P1, P2, P3, dan P4).

  Keadaan hasil bobot buah menggambarkan bahwa dengan adanya kombinasi secara tepat 25 ton/ha setara dengan 125 g/polibag dari bahan pembenah tanah berupa biochar dan walapun tak berbeda nyata dengan P0 bagi pengamatan secara keseluruhan pada variabel pertumbuhan dan hasil dengan kombinasi biochar dan pupuk kandang lebih baik, aplikasi pupuk organik berupa pupuk kandang kotoran sapi, akan dapat meningkatkan faktor lingkungan tumbuh bagi tanaman secara optimum, berupa jaminan ketersediaan air, mineral, dan unsur hara yang pada akhirnya akan meningkatkan aktivitas fotosintesis tanaman dan penumpukan bahan fotosintat ke bagian-bagian generatif tanaman yang bernilai ekonomis berupa buah dan biji.

  Pemupukan merupakan penambahan nutrisi untuk membantu pertumbuhan tanaman. Pupuk yang memiliki unsur hara yang lengkap dan dapat tersedia bagi tanaman akan merangsang pertumbuhan dan hasil tanaman seperti pupuk kandang dan biochar arang sekam. Biochar merupakan arang hayati dari sebuah pembakaran tidak sempurna sehingga menyisakan unsur hara yang dapat menyuburkan lahan. Biochar juga berfungsi sebagai pembenah tanah, meningkatkan pertumbuhan tanaman dengan menambat sejumlah nutrisi yang berguna serta meningkatkan sifat fisik dan biologi tanah (Gani, 2010). Dalam hal ini dengan meningkatnya kandungan unsur hara tanah, kebutuhan hara tanaman selama proses pertumbuhan hingga memberikan pengaruh positif terhadap tanaman tomat .

  Sarief (1986) menyatakan bahwa tersedianya unsur hara yang cukup pada saat pertumbuhan menyebabkan aktivitas metabolisme tanaman akan meningkat sehingga proses pemanjangan dan diferensiasi sel akan lebih baik yang akhirnya dapat mendorong peningkatan bobot buah mencapai ukuran yang maksimum. Selanjutnya Kartasapoetra (1995) menyatakan bahwa kebutuhan tanaman akan bermacam-macam unsur hara selama pertumbuhan dan perkembangannya adalah sampai pada kebutuhan optimum, dimana pada dosis atau konsentrasi tertentu tanaman akan memberikan kecenderungan puncak pertumbuhan dan perkembangan untuk suatu variabel pengamatan dan cenderung untuk stabil atau menurun hasilnya dengan peningkatan dosis atau konsentrasi yang berlebihan atau sebaliknya. Selanjutnya Harjadi (1979) dalam Taloim (2012) menyatakan bahwa pada kondisi yang menguntungkan untuk fase vegetatif akan diimbangi dengan perkembangan fase generatif sehingga tercapai keseimbangan antar kedua fase tersebut dan akan mendukung produktivitas tanaman sekaligus meningkatkan bobot buah.

  

SIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

  Perlakuan kombinasi biochar arang dan pupuk kandang kotoran sapi memberikan respon secara nyata dan sangat nyata pada variabel pertumbuhan berupa tinggi tanaman dan jumlah daun dan variabel hasil berupa jumlah cabang produktif, jumlah buah, dan bobot buah tomat.Perlakuankombinasi biochar arang sekam 25 ton/ha setara 125g/ polibag dan pupuk kandang kotoran sapi 15 ton/ha setara 75 g/polibag memberikancapaian rerata jumlah buah dan bobot buah tomat per tanaman yang tertinggiyaituberturut-turutsebesar12,33 buah dan 329,73 g.

  Saran

  Untuk meningkatkanhasil tomat pertanaman, maka disarankanuntukmembudidayakantanaman tomat dengan mengaplikasikan dosis biochar arang sekam 25 ton/ha dan pupuk kandang kotoran sapi 15 ton/ha.Perlu adanya kajian di lapang pada variasi dosis biochar arang dan pupuk kandang kotoran sapi yang lebih luas untuk beberapa komoditas hortikultura sayuran dan buah dalam upaya peningkatan hasil secara maksimum.

DAFTAR PUSTAKA

  Ardiwinata, A. N., 2010. Tabloid Sinar Tani. Edisi 20-26 Oktober. No. 3376. Balai Penelitian Lingkungan Pertanian. Badan Pusat Statistik, 2013. Produktivitas Tanaman Tomat di Indonesia. http://www.bps.gp.id . Diakses 2 Februari 2018. Bambang Sapto A., 2012. Si Hitam Biochar yang Multiguna. PT. Perkebunan Nusantara X (Persero), Surabaya. Buckman, H.O. dan N.C. Brady, 1982. Ilmu Tanah. Terjemahan Soegiman. PenerbitBhratara Karya Aksara, Jakarta. Duaja. W., 1991. Upaya Peningkatan Lahan Kering di NTT di tinjau dari segi Kesuburan Tanah Ilmiah Pada Dies Natalis XXIX Udana, Kupang. Gardner, F. P. ; R. B. Pearce dan R. L. Mitchell, 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Susilo, H dan

  Subiyanto(Penerjemah). UI Press: Jakarta Gani. A., 2010. Multiguna Arang

  • – Hayati Biochar. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Sinar Tani. Edisi 13- 19: hal 1 - 4.

  Gusmailina, Pari G, 2002. Pengaruh Pemberian arang terhadap pertumbuhan tanaman cabai merah. Buletin Penelitian Hasil Hutan.

  Hanindita, N., 2008. Analisis Ekpor Tomat Segar Indonesia. Bogor: Program Pascasarjana Manajemen Bisnis Institut Pertanian Bogor. Hanolo, W., 1997. Tanggapan tanaman selada dan sawi terhadap dosis dan cara pemberian pupuk cair stimulant.

  Jurnal Agrotropika 1 (1) : 25 – 29. Hardjowigeno., 2007. Pupuk dan Pemupukan Tomat. Kanisius, Yogyakarta.

  IBI., 2012. What is Biochar?. International Biochar Initiative. www.biochar-international.org . Kartasapoetra, A. G. 1995. Kesuburan Tanah Pertanian dan Usaha Merehabilitasinya. Bina Aksara, Jakarta. Sarief, E. S., 1986 . Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka Buana. Bandung. Setyorini. D., L. R. Widowati dan A. Kasno., 2006. Petunjuk Penggunaan Perangkat Uji Tanah Sawah. Balai Penelitian Tanah. Bogor.

  Suherman., 2014. Pengaruh Dosis Pupuk Kandang Kotoran Sapi Dan Konsentrasi Gandasil B Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun. Skripsi Universitas Taman Siswa Padang. Syekhfani., 2000. Arti Penting Bahan Organik Bagi Kesuburan Tanah. Konggres I dan Semiloka Nasional.

  Maporina. Batu. Malang. Taloim. A., 2012. Pengaruh Pemberian Biotetes dan Dosis Pupuk N, P, K Anorganik Terhadap Komponen

  Pertumbuhan dan Hasil Tomat Pada Tanah Vertisol. Fakultas Pertanian Undana, Kupang. (Skripsi Tidak Dipublikasikan). Tjionger, M., 2006. Pentingnya Menjaga Keseimbangan Unsur Hara Makro dan Mikro Untuk Tanaman.

  UNHAS, Makasar. Wijaya, K. A. 2008. Nutrisi Tanaman. Prestasi Pustaka. Jakarta. 115 hlm. Wasonowati, C., 2011. Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman Tomat. Widiowati, Asnah dan Sutoyo., 2012. Pengaruh Penggunaan Biochar dan Pupuk Kalium Terhadap Pencucian dan Serapan Kalium padaTanaman Jagung. Buana Sains, 12 (1) : 83-90.

  Yitnosumarto., 1993. Perancangan Percobaan, Analisis Interprestasi. Gramedia. Jakarta.