20. Nelci Benggu Maret April 2018

ANALISIS VEGETASI DAN POLA PENYEBARAN TUMBUHAN MANGROVE DI DESA

  

Vegetation Analisis and Plant Spread of Mangrove in the Village Oeseli Districts Rote Barat Daya

in District Rote Ndao

Nelci Marniati Benggu, Lusia Sulo Marimpan, dan Maria M. E Purnama

  Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian Universitas Nusa Cendana, Jln. Adisucipto Penfui- Kupang, NTT 85001

ABSTRAK

  Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret - April 2018, bertujuan untuk mengetahui vegetasi mangrove di Desa Oeseli, Kecamatan Rote Barat Daya, Kabupaten Rote Ndao. Observasi dilakukan dengan kombinasi antara metode jalur berpetak serta pengukuran parameter lingkungan sebagai data pendukung. Analisis vegetasi meliputi kerapatan jenis, kerapatan relatif, frekuensi jenis, frekuensi relatif, dominansi jenis, dominansi relatif, dan indeks nilai penting. Ditemukan 12 jenis mangrove yaitu Ceriops tagal, Sonneratia alba, Ceriops decandra,

  

Lumnitzera racemosa, Avicennia marina, Rhyzophora stylosa, Rhyzophora lamarckii, Oxystelma carnosum,

Rhyzophora bakau, Sonneratia caseolaris, Rhyzophora apiculata dan Aegiceras carniculatum . Jenis mangrove,

Ceriops tagal terdapat di semua stasiun pengamatan dan memiliki nilai INP tertinggi pada semua kategori, baik

  pada kategori pohon (25,68%), tingkat tiang (38,35%), tingkat pancang (46,15%) maupun tingkat semai (54,22%), dan membentuk pola distribusi penyebaran yang berkelompok (clumped). Perhitungan indeks Morishita pada tumbuhan mangrove di Desa Oeseli, dikatakan pola penyebarannya beraturan, karena nilai IS yang lebih dari 1 (satu). Penyebaran berkelompok (clumped) mencerminkan individu-individu selalu ada dalam kelompok-kelompok dan sangat jarang terlihat sendiri secara terpisah, karena adanya kebutuhan akan faktor lingkungan yang sama.

  Kata kunci: Analisis Vegetasi, Pola Penyebaran, Mangrove

ABSTRACT

  The research was conducted in March - April 2018, aiming to know mangrove vegetation in Oeseli Village, Rote Barat Daya District, Rote Ndao District. The observations were conducted by a combination of the pathway method and the measurement of environmental parameters as supporting data. Vegetation analysis includes species density, relative density, frequency type, relative frequency, species dominance, relative dominance, and important value index. 12 species of mangroves are Ceriops tagal, Sonneratia alba, Ceriops

  

decandra, Lumnitzera racemosa, Avicennia marina, Rhyzophora stylosa, Rhyzophora lamarckii, Oxystelma

carnosum, Rhyzophora mangroves, Sonneratia caseolaris, Rhyzophora apiculata and Aegicera scarniculatum .

  The mangrove species, Ceriopstagal are found in all observation stations and have the highest INP values in all categories, both in the tree category (25.68%), pole level (38.35%), stake (46.15%) and seed level (54.22%), and formed a distribution pattern of clumped distribution. Morishita index calculation on mangrove plant in Oeseli Village, it is said that the pattern of spread is irregular, because IS value is more than 1 (one). Clumped clusters reflect individuals always present in groups and very seldom seen themselves separately, because of the need for the same environmental factors.

  Keywords : Vegetation Analysis, Dispersion Pattern, Mangrove.

  

PENDAHULUAN

  Hutan mangrove merupakan tipe hutan yang khas terdapat di sepanjang pantai atau muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Jenis vegetasi yang tumbuh merupakan jenis vegetasi yang sanggup beradaptasi dengan perubahan kondisi yang berubah-ubah (Anwar, et. al, 1984). Secara ekologis hutan mangrove berfungsi sebagai daerah pemijahan dan daerah pembesaran berbagai jenis ikan, udang, kerang- kerangan, dan spesies lainnya. Selain itu seresah mangrove yang jatuh di perairan menjadi sumber pakan biota perairan dan unsur hara yang sangat menentukan produktivitas perikanan di perairan pesisir dan laut. Hutan mangrove dengan sistem perakaran dan kanopi yang rapat serta kokoh berfungsi sebagai pelindung daratan dari gempuran gelombang, tsunami, angin topan, perembesan air laut dan gaya-gaya kelautan yang ganas lainnya (Bengen, 2000).

  Desa Oeseli merupakan salah satu daerah pesisir di Kecamatan Rote Barat Daya Kabupaten Rote Ndao, 2 yang memiliki sumber daya alam hutan mangrove seluas ± 670000 m , serta memiliki wilayah mangrove yang khas. Namun terjadi eksploitasi hutan mangrove di Desa Oeseli seperti penebangan liar, pembukaan lahan, mangrove untuk area pertambakan, pertanian dan pemukiman. Eksploitasi dan degradasi mangrove yang tidak terkontrol di Desa Oeseli mengakibatkan kerusakan hutan mangrove sehingga jumlah produksi perikanan laut masyarakat mengalami penurunan.

  Arief (2003) menyatakan adanya alih fungsi lahan dari kawasan mangrove ke kawasan pembangunan ataupun konversi kawasan pantai, berdampak pada rusaknya ekosistem serta zonasi hutan mangrove. Kerusakan tersebut umumnya oleh dua faktor yaitu, faktor manusia yang merupakan faktor dominan penyebab kerusakan hutan mangrove diantaranya pengambilan kayu dan pemanfaatan lahan yang berlebihan, dan faktor alam, seperti : banjir, kekeringan dan hama penyakit, yang merupakan faktor penyebab yang relatif kecil.

  Akibat adanya kerusakan maka, dengan demikian perlu dilakukan tindakan pelestarian yang terarah untuk mempertahankan fungsi hutan mangrove dan menjaga ekosistem hutan mangrove. Agar data yang diperoleh lebih akurat mengenai jenis dan penyebaran mangrove, maka diperlukan upaya untuk melakukan identifikasi terhadap jenis, kerapatan, frekuensi, dominasi, serta mencari indeks nilai penting dan menentukan pola penyebaran mangrovenya.

  Berdasarkan latar belakang di atas, maka dilakukan penelitian berjudul “Analisis Vegetasi dan Pola Penyebaran Tumbuhan Mangrove di Desa Oeseli Kecamatan Rote Barat Daya Kabupaten Rote Ndao”.

METODE PENELITIAN

  Penelitian dilakukan di desa Oeseli, kecamatan Rote Barat Daya, kabupaten Rote Ndao yang berlangsung dari bulan Maret

  • – April 2018.

Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian

  . Luas kawasan hutan mangrove di Desa Oeseli adalah 67 ha. Sebelum melakukan penelitian dilakukan observasi selama 1 hari. Observasi merupakan langkah awal untuk mendapat gambaran umum mengenai lokasi dan letak lokasi penelitian. Berdasarkan survei awal, maka dilakukan peletakan titik pengambilan data penelitian yang menjadi beberapa plot pada wilayah pengamatan, berdasarkan sebaran mangrove, kondisi mangrove dan keadaan lingkungan sekitar mangrove. Jenis plot yang digunakan adalah plot bertingkat (Nested

  

Quadret ), yang berjumlah 34 buah plot bertingkat yang disesuaikan dengan panjang vegetasi mangrove yang

  berada sejajar dengan garis pantai. Jarak antar plot yaitu 50 meter, tiap plot didalamnya terdapat subplot dengan ukuran plot 25 x 40 meter untuk pohon (trees), sub plot 10 x 10 meter untuk tiang (poles), dan subplot 5 x 5 meter untuk pancang (sapling), dan ukuran sub plot 1 x 1 meter untuk semai (seedling) (Kusmana, 1997). Identifikasi dilakukan untuk mengetahui jenis-jenis mangrove apa saja yang terdapat pada kawasan tersebut serta untuk mengetahui jumlah mangrovenya. Contoh petak sampling berbentuk jalur, dapat dilihat pada Gambar 2 :

  Luas area hutan desa = 67 ha Luas petak ukur = 25 m x 40 m 2

  = 1.000 m 2 2 = 1.000 m / 10.000 m = 0,1 ha

  Intensitas Sampling (IS) = 5 % Penentuan jumlah plot pengamatan adalah sebagai berikut (Simon, 1996) :

  Luas yang diamati = IS x Luas area hutan = 5 % x 67 = 3,35 ha

  Luas yang diamati

  Jumlah plot yang diamati =

  Luas petak ukur 3,35

  =

  0,1 = 33,5 plot.

  Dipakai ≈ 34 plot

  Parameter yang diamati pada setiap petak ukur, yaitu : 1)

  Untuk tingkat semai (petak 2 m x 2 m) dilakukan pengukuran dan pengamatan meliputi, nama jenis, jumlah jenis, dengan batasan anakan pohon mulai dari tingkat kecambah sampai yang memiliki tinggi < 1,5 m. 2)

  Untuk tingkat pancang (petak 5 m x 5 m) dilakukan pengukuran dan pengamatan meliputi, nama jenis, jumlah jenis, dengan batasan pohon muda yang berdiameter < 10 cm, atau anakan yang memiliki tinggi > 1,5 m. 3)

  Untuk tingkat tiang (petak 10 m x 10 m) dilakukan pengukuran dan pengamatan meliputi, nama jenis, jumlah jenis, dengan batasan pohon muda yang berdiameter ≥ 10 cm sampai 20 cm.

  4) Untuk tingkat pohon (petak 25 m x 40 m) dilakukan pengukuran dan pengamatan meliputi, nama jenis, jumlah jenis, dengan batasan pohon muda yang berdiameter ≥ 20 cm.

  Data-data yang diperoleh diolah dan dianalisis secara kuantitatif dengan cara deskriptif, dengan menggunakan Program Microsoft Office Exel, untuk mengetahui penyebaran jenis mangrove. Indeks Nilai Penting (INP) dan pola penyebaran jenis ditentukan berdasarkan rumus sebagai berikut (Kusmana dan Istomo, 1995) :

  1) Luas contoh, dihitung dengan rumus :

  Luas Petak X Jumlah petak Luas contoh =

  2

  10.000 m Luas petak = Panjang petak X Lebar petak 2)

  Kerapatan (K) suatu jenis dihitung dengan rumus : ℎ ( )

  =

  2

  ℎ ( ) 3)

  Frekuensi (F) suatu jenis dihitung dengan rumus : Jumlah petak ditemukan satu jenis

  = Jumlah seluruh petak

  4) Dominansi (D) suatu jenis dapat dihitung dengan rumus :

  Luas bidang dasar suatu contoh =

  Luas petak contoh

  1

  2 Luas bidang dasar suatu contoh = π D

  4 D = Diameter = keliling/π 5)

  Kerapatan relatif (KR) suatu jenis dapat dihitung dengan rumus : Kerapatan suatu jenis

  = Kerapatan seluruh jenis x 100%

  6) Frekuensi Relatif (FR) suatu jenis dihitung dengan rumus :

  Frekuensi satu jenis =

  Frekuensi seluruh jenis x 100% 7)

  Dominansi Relatif (DR) suatu jenis dapat dihitung dengan rumus : Dominansi suatu jenis

  = Dominansi seluruh jenis x 100%

  8) Indeks Nilai Penting (INP)

  INP digunakan untuk menentukan dominansi suatu jenis vegetasi. INP pada mangrove diperoleh dari perhitungan :

  INP = KR + FR + DR 9)

  Indeks Morishita Pola penyebaran jenis dianalisis dengan Indeks Morishita (Kusmana dan Istomo, 1995), persamaan sebagai berikut :

  q

  Q ∑ Xi(Xi − 1)

  i=1

  = T(T − 1)

  Keterangan :

  IS = Indeks Morishita Xi = jumlah individu Spesies X dalam petak Ke-i

  = (i=1,2,3,…..q) Q = jumlah seluruh petak T = jumlah total individu dalam semua petak

  Besarnya nilai IS (Indeks Morishita) didefinisikan sebagai berikut : Jika nilai IS = 1, maka pola penyebarannya acak, Jika IS < 1, maka pola penyebarannya beraturan (regular), dan Jika IS > 1, maka pola penyebarannya kelompok (clumped).

HASIL DAN PEMBAHASAN

  Berdasarkan hasil penelian, bahwa mangrove di Desa Oeseli Kecamatan Rote Barat Daya Kabupaten Rote Ndao terdiri dari 12 jenis. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1. berikut.

  Pengukuran pohon adalah pengukuran tumbuhan berdiameter lebih dari 20 cm yang dilakukan pada petak ukur (plot) berukuran 25 x 40 meter. Data yang diambil pada pengamatan vegetasi tingkat pohon meliputi diameter batang, tinggi pohon, spesies/jenis pohon, dan jumlah individu tiap spesies. Hasil analisis (Tabel 2) menunjukkan bahwa nilai kerapatan dari 12 spesies yang terdapat di Desa Oeseli Kecamatan Rote Barat Daya Kabupaten Rote Ndao cukup bervariasi.. Tabel 2. Hasil Analisis Kuantitatif Vegetasi Tingkat Pohon di desa Oeseli Kecamatan Rote Barat Daya Kabupaten Rote Ndao

  3

  11

  10 Sonneratia caseolaris

  2

  4

  10

  11

  11 Rhyzophora apiculata - - -

  4

  12 Aegiceras carniculatum

  1 Jumlah 143 88 121 772 Sumber: Data setelah diolah, 2018.

  Vegetasi Tingkat Pohon

  No. Jenis N K KR F FR D DR

  6

  INP

  1 Ceriops tagal 332 97,65 43,01 0,62 25,00 0,032 9,02 25,68

  2 Sonneratia alba 131 38,53 16,97 0,59 23,81 0,033 9,52 16,76

  3 Ceriops decandra 94 27,65 12,18 0,38 15,48 0,035 10,02 12,56

  4 Lumnitzera racemosa 74 21,76 9,59 0,21 8,33 0,039 11,08 9,67

  5 Avicennia marina 43 12,65 5,57 0,15 5,95 0,000 0,00 3,84

  6 Rhyzophora stylosa 17 5,00 2,20 0,03 1,19 0,027 7,62 3,67

  7 Rhyzophora lamarckii 36 10,59 4,66 0,15 5,95 0,025 7,18 5,93

  8 Oxystelma carnosum 18 5,29 2,33 0,06 2,38 0,035 10,02 4,91

  9 Rhyzophora mucronata 11 3,24 1,42 0,09 3,57 0,024 6,75 3,91

  10 Sonneratia caseolaris 11 3,24 1,42 0,15 5,95 0,030 8,54 5,31

  11 Rhyzophora apiculata 4 1,18 0,52 0,03 1,19 0,028 8,07 3,26

  2

  9 Rhyzophora mucronata

  12 Aegiceras carniculatum 1 0,29 0,13 0,03 1,19 0,043 12,18 4,50 Jumlah 772 227,06 100,00 2,47 100,00 0,350 100,00 100,00 Sumber: Data setelah diolah, 2018.

  4 Lumnitzera racemosa

  Tabel 1. Daftar Spesies Vegetasi Mangrove Yang Ditemukan di Desa Oeseli No. Jenis

  Jumlah (Xi) (Ind) Semai Tiang Pancang Pohon

  1 Ceriops tagal 104

  47 64 332

  2 Sonneratia alba

  18

  24 24 131

  3 Ceriops decandra

  2

  10

  6

  94

  6

  18

  1

  8

  74

  5 Avicennia marina - - -

  43

  6 Rhyzophora stylosa 5 -

  1

  17

  7 Rhyzophora lamarckii - -

  5

  36

  8 Oxystelma carnosum

Keterangan : N = Jumlah vegetasi FR = Frekuensi relatif (%) 2 K = Kerapatan (pohon/hektar) D = Dominansi (m /hektar)

  KR = Kerapatan relatif (%) DR = Dominansi relatif (%) F = Frekuensi

  INP = Indeks Nilai Penting (%) Dalam penelitian ini diketahui bahwa spesies Ceriops tagal merupakan spesies yang mendominasi di desa Oeseli Kecamatan Rote Barat Daya Kabupaten Rote Ndao karena memiliki nilai INP tertinggi yaitu sebesar 25,68%. Hal ini menunjukkan bahwa spesies Ceriops tagal merupakan jenis yang dominan dalam ekosistem di desa Oeseli Kecamatan Rote Barat Daya Kabupaten Rote Ndao. Keberhasilan spesies Ceriops

  

tagal untuk hidup serta mampu mendominasi di wilayah tersebut menunjukkan kemampuan adaptasi yang

cukup tinggi dengan kondisi lingkungan pada seluruh wilayah penelitian.

  Vegetasi Tingkat Tiang

  Data hasil analisis kuantitatif pada vegetasi tingkat tiang di desa Oeseli Kecamatan Rote Barat Daya Kabupaten Rote Ndao dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil Analisis Kuantitatif Vegetasi Tingkat Tiang di desa Oeseli Kecamatan Rote Barat Daya Kabupaten Rote Ndao

  No. Jenis N K KR F FR

  INP

  1 Ceriops tagal 64,00 188,24 52,89 0,29 23,81 38,35

  2 Sonneratia alba 24,00 70,59 19,83 0,38 30,95 25,39

  3 Ceriops decandra 6,00 17,65 4,96 0,12 9,52 7,24

  4 Lumnitzera racemosa 8,00 23,53 6,61 0,12 9,52 8,07

  5 Rhyzophora stylosa 1,00 2,94 0,83 0,03 2,38 1,60

  6 Rhyzophora lamarckii 5,00 14,71 4,13 0,12 9,52 6,83

  7 Oxystelma carnosum 3,00 8,82 2,48 0,06 4,76 3,62

  8 Sonneratia caseolaris 10,00 29,41 8,26 0,12 9,52 8,89 Jumlah 121 355,88 100,00 1,24 100,00 100,00 Sumber: Data setelah diolah, 2018.

  Keterangan : N = Jumlah vegetasi F = Frekuensi K = Kerapatan (pohon/hektar) FR = Frekuensi relatif (%) KR = Kerapatan relatif (%)

  INP = Indeks Nilai Penting (%) Dalam pengamatan kali ini, spesies yang menunjukkan INP tertinggi untuk tingkat tiang adalah Ceriops

  

tagal yaitu sebesar 38,35%. Nilai INP spesies tersebut mendapatkan sumbangan terbesar dari nilai kerapatannya

  yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan spesies lainnya. Berdasarkan nilai INP tersebut diketahui bahwa

  

Ceriops tagal merupakan spesies yang dominan dalam ekosistem di desa Oeseli Kecamatan Rote Barat Daya

  Kabupaten Rote Ndao untuk tingkat tiang. Spesies tiang lainnya yang juga cukup dominan adalah Sonneratia alba dengan nilai INP sebesar 25,39%.

  Vegetasi Tingkat Pancang

  Nilai Indeks Nilai Penting (INP) vegetasi Tingkat Pancang pada Tabel 4 menunjukkan bahwa spesies

  

Ceriops tagal merupakan spesies yang mendominasi untuk tingkat pancang di desa Oeseli Kecamatan Rote

  Barat Daya Kabupaten Rote Ndao dengan nilai INP sebesar 46,15%. Spesies lainnya yang juga cenderung cukup dominan adalah Sonneratia alba dengan nilai INP sebesar 33,08%.

  Tabel 4. Hasil Analisis Kuantitatif Vegetasi Tingkat Pancang di desa Oeseli Kecamatan Rote Barat Daya Kabupaten Rote Ndao

  No. Jenis N K KR F FR

  INP

  1 Ceriops tagal 47 552,94 53,41 0,21 38,89 46,15

  2 Sonneratia alba 24 282,35 27,27 0,21 38,89 33,08

  3 Ceriops decandra 10 117,65 11,36 0,03 5,56 8,46

  4 Lumnitzera racemosa 1 11,76 1,14 0,03 5,56 3,35

  5 Rhyzophora mucronata 2 23,53 2,27 0,03 5,56 3,91

  6 Sonneratia caseolaris 4 47,06 4,55 0,03 5,56 5,05 Jumlah 88 1035,29 100,00 0,53 100,00 100,00 Sumber: Data setelah diolah, 2018.

  Keterangan : N = Jumlah vegetasi F = Frekuensi K = Kerapatan (pohon/hektar) FR = Frekuensi relatif (%) KR = Kerapatan relatif (%)

  INP = Indeks Nilai Penting (%)

  Vegetasi Tingkat Semai Hasil analisis kuantitatif untuk vegetasi tingkat semai di desa Oeseli disajikan pada Tabel 5.

  Tabel 5. Hasil Analisis Kuantitatif Vegetasi Tingkat Semai di desa Oeseli Kecamatan Rote Barat Daya Kabupaten Rote Ndao No. Jenis N K KR F FR

  INP

  1 Ceriops tagal 104 7647,06 72,73 0,29 35,71 54,22

  2 Sonneratia alba 18 1323,53 12,59 0,26 32,14 22,37

  Ceriops

  3 2 147,06 1,40 0,03 3,57 2,49

  decandra Lumnitzera

  4 6 441,18 4,20 0,12 14,29 9,24

  racemosa Rhyzophora

  5 5 367,65 3,50 0,03 3,57 3,53

  stylosa Rhyzophora

  6 6 441,18 4,20 0,06 7,14 5,67

  mucronata Sonneratia

  7 2 147,06 1,40 0,03 3,57 2,49

  caseolaris

  Jumlah 143 10514,71 100,00 0,82 100,00 100,00 Sumber: Data setelah diolah, 2018. Keterangan : N = Jumlah vegetasi F = Frekuensi K = Kerapatan (pohon/hektar) FR = Frekuensi relatif (%) KR = Kerapatan relatif (%)

  INP = Indeks Nilai Penting (%) Dari hasil pengamatan terdapat 7 spesies yang berhasil diidentifikasi di desa Oeseli Kecamatan Rote

  Barat Daya Kabupaten Rote Ndao dengan total kerapatan mencapai 10514,71 semai/hektar (Tabel 5). Nilai kerapatan semai tertinggi (7647,06 semai/hektar atau 72,73%) dicapai oleh spesies Ceriops tagal. Selain nilai kerapatannya, Ceriops tagal juga menunjukkan nilai frekuensi terbesar yang mana spesies tersebut ditemukan di 10 plot dari 34 plot sampel yang diamati. Berdasarkan nilai kerapatan dan frekuensi tertinggi yang dihasilkan spesies Ceriops tagal tersebut, menggambarkan kemampuan adaptasi dari spesies teresebut yang lebih baik dibandingkan spesies-spesies lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa karakteristik habitat di desa Oeseli Kecamatan Rote Barat Daya Kabupaten Rote Ndao cukup sesuai dengan karakteristik spesies Ceriops tagal untuk tingkat semai.

  Pola Penyebaran

  8 Oxistelma (Oxystelma carnosum) 18 146

  Ceriops tagal .

  3. Berdasarkan Indeks Nilai Penting (INP) struktur vegetasi hutan mangrove di desa Oeseli Kecamatan Rote Barat Daya Kabupaten Rote Ndao untuk semua tingkat baik itu tingkat pohon (25,68%), tingkat tiang (38,35%), tingkat pancang (46,15%) maupun tingkat semai (54,22%) didominasi oleh spesies

  Ceriops tagal.

  2. Struktur hutan mangrove di desa Oeseli Kecamatan Rote Barat Daya Kabupaten Rote Ndao untuk tingkat semai, tingkat pancang, tingkat tiang sampai dengan tingkat pohon, semuanya didominasi oleh

  Sonneratia alba, Ceriops decandra, Lumnitzera racemosa, Avicennia marina, Rhyzophora stylosa, Rhyzophora lamarckii, Oxystelma carnosum, Rhyzophora bakau, Sonneratia caseolaris, Rhyzophora apiculata dan Aegiceras carniculatum.

  1. Di Kawasan Desa Oeseli pada lokasi penelitian terdapat 12 spesies mangrove yakni Ceriops tagal,

  

PENUTUP

Simpulan

  1 Jumlah 1124 120648 Sumber: Data setelah diolah, 2018.

  12 Kacangan/Gedangan (Aegiceras carniculatum)

  12

  4

  11 Bakau Kacang (Rhyzophora apiculata)

  10 Pedada/Bogem (Sonneratia caseolaris) 27 338

  9 Bakau Bandul/Bakau (Rhyzophora mucronata) 22 462

  7 Bakau/Slengkreng(Rhyzophora lamarckii) 41 658

  Setelah dianalisis dengan menggunakan rumus Indeks Morishita (Kusmana dan Istomo, 1995), diketahui bahwa nilai indeks Morisita tumbuhan mangrove di desa Oeseli Kecamatan Rote Barat Daya adalah sebesar 3,25 (> 1). Sehingga dapat didefenisikan bahwa pola penyebaran jenis mangrove di lokasi ini termasuk dalam kategori mengelompok, seperti yang diterangkan oleh Kusmana dan Istomo (1995). Berikut tabel perhitungan indeks Morishita penyebaran mangrove di desa Oeseli Kecamatan Rote Barat Daya Kabupaten Rote Ndao.

  Is Pola

  Tabel 6. Hasil Analisis Indeks Morisita dan Pola Penyebaran Mangrove di Desa Oeseli Kecamatan Rote Barat Daya Kabupaten Rote Ndao.

  No. Jenis Jumlah

  Petak (Q)

  Total Ind.

  (Xi) ∑ i q

  Xi (Xi- 1)

  Penyebaran

  6 Bakau Kurap/Bakau (Rhyzophora stylosa) 23 506

  1 Tingih/Tengar (Ceriops tagal)

  34 547 99976 3,25 Kelompok

  2 Peraput Laut/Pedada (Sonneratia alba) 197 9092

  3 Tingih/Tengar (Ceriops decandra) 112 4648

  4 Terutum/Susup (Lumnitzera racemosa) 89 3384

  5 Api-api/Sia-sia Putih (Avicennia marina) 43 1426

  4. Pola penyebaran berdasarkan Indeks Morisita (IS) tumbuhan mangrove di desa Oeseli Kecamatan Rote Barat Daya Kabupaten Rote Ndao adalah pola penyebaran kelompok (clumped) karena nilai dari hasil perhitungan diketahui bahwa nilai Indeks Morista adalah 3,25 atau > 1.

  Saran

  Perlu adanya pemeliharaan dan pelestarian hutan mangrove, yang ada di Desa Oeseli agar tetap terjaga kelestariannya sehingga memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar pantai maupun bagi pihak serta instansi terkait.

DAFTAR PUSTAKA

  Anwar, J., J. Damanik. N Hisyam & A. J. W hitten. 1984. Ekologi Ekosistem Sumatera . Yogyakarta: UGM Press. hlm. 317- 318, 419- 421, 424

  Arief, S., Sadiman. (2003). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatanya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Bengen, D. G., 2000. Pedoman Teknis Pengenalan dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan. IPB. Bogor. Kusmana, C., 1997. Hutan Mangrove Indonesia. Bogor Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor. Kusmana, C., 1997 . Metode Survey Vegetasi. Bogor : Penerbit Institut Pertanian Bogor.