Makhraj dan Cara Pengucapannya
Makhraj dan Cara Pengucapannya
Bahwa al-Qur'an diturunkan dan --kemudian-- ditulis dalam bahasa Arab adalah sesuatu yang
sudah maklum. Akan tetapi, bahasa Arab yang selanjutnya menjadi bagian dari al-Qur'an
tersebut tidak boleh dibaca sebagaimana membaca teks-teks berbahasa arab pada umumnya.
Setiap huruf dari bahasa al-Qur'an memiliki sifat serta makhraj tertentu yang harus diikuti dan
dipenuhi ketika dibaca. Tidak memenuhi sifat dan makhraj tersebut jika sampai mengubah
makna, maka itu berdosa. Hal ini telah disinyalir oleh Rasulullah SAW: "Banyak orang yang
membaca al-Qur'an tetapi al-Qur'an (yang dibaca) justru melaknatnya."Akan tetapi jika tidak
sampai mengubah makna maka hal itu dianggap sebagai mengurangi kesempurnaan al-Qur'an.
Adanya sifat dan makhraj bagi bahasa al-Qur'an ini sekaligus menjadi peringatan keras bagi kita
bahwa (bahasa) al-Qur'an tidak bisa dengan seenaknya ditransliterasikan ke dalam bahasa
manapun --termasuk bahasa Indonesia-- untuk kemudian dijadikan pedoman dalam membaca alQur'an. Karena bagaimanapun juga, bahasa Indonesia (dan bahasa-bahasa lain) tidak memiliki
aturan tertentu dalam pengucapannya sebagaimana aturan yang dimiliki oleh bahasa al-Qur'an.
Contoh paling sederhana, misalnya huruf ت. Jika ia ditransliterasikan ke dalam bahasa Indonesia,
maka huruf yang dianggap sesuai adalah T. Sebagaimana kita diketahui bahwa dalam
mengucapkan huruf T, tidak ada aturan tertentu yang mengaturnya, selain sepanjang dapat
ditangkap oleh pendengar. Hal ini berbeda dengan huruf ت. Di dalam mengucapkan huruf ت,
selain kita harus menyentuhkan ujung lidah pada pangkal gigi depan atas (bagian dalam) juga
nafas kita harus keluar. Baik ketika huruf تtersebut difathah, didhammah, dikasrah maupun
disukun.
Begitulah al-Qur'an diturunkan dan kemudian diajarkan. Sejak zaman Rasulullah (shahabat),
tabi'in, tabi' al-tabi'in hingga umat Islam pada zaman sekarang. Sehingga jika ada orang yang
membaca al-Qur'an dengan tanpa mengikuti kaidah atau aturan tertentu sebagai-mana ketika ia
diturunkan, maka pembacaan itu perlu diluruskan. Dengan demikian, menguasai huruf-huruf alQur'an sebelum belajar membaca al-Qur'an adalah sebuah keniscayaan yang tidak boleh
ditinggalkan, jika kita tidak ingin disebut sebagai orang yang mengurangi kesempur-naan alQur'an atau bahkan orang yang akan mengubah makna al-Qur'an. Di bawah ini, dengan
sederhana, saya sajikan keterangan tentang huruf-huruf al-Qur'an baik yang berkaitan dengan
makhraj, sifat maupun cara pengucapannya.
أ َ إ أ أ بأ أ: Makhraj: pangkal tenggorokan. Sifat: jahr, syiddah, istifâl, infitâh, ishmât. Cara
َ إ
pengucapan: mulut terbuka lebar, suara tidak boleh dibesarkan dan tidak
boleh dibaca "o".
ب
ب بَ أ
ب أ
َ : Makhraj: dua bibir menempel. Sifat: jahr, syiddah, istifâl, infitâh,
ب إ
idzlâq, qalqalah. Cara pengucapan: nafas ditahan (tidak boleh keluar,
berbeda dengan "ba" dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Jawa), dan
ketika disukun harus dibendalkan.
1
ت
ujung lidah menempel pada pangkal gigi atas bagian
ت إ
ت بَ أ
ت أ
َdalam.: Makhraj:
Sifat: syiddah, hams, istifâl, infitâh, ishmât. Cara pengucapan:
nafas harus keluar, baik ketika hidup maupun ketika dibaca sukun.
Berbeda dengan "ta" dalam bahasa Indonesia maupun Jawa. Hati-hati!
ث
ث بَ أ
ث أ
َ : Makhraj: ujung lidah menyentuh ujung dua gigi atas. Sifat: hams,
ث إ
rakhâwah, istifâl, infitâh, ishmât. Cara pengucapan: nafas keluar.
ج
ج بَ أ
ج إج أ
َ : Makhraj: tengah lidah menempel langit-langit. Sifat: jahr, syiddah, istifâl,
infitâh, ishmât, qalqalah. Cara pengucapan: nafas ditahan (tidak boleh
keluar, berbeda dengan "ja" dalam bahasa Indonesia maupun bahasa
Jawa), ketika disukun harus dibendalkan.
ح
ح بَ أ
ح إح أ
َ : Makhraj: tengah-tengah tenggorokan. Sifat: hams, rakhâwah, istifâl,
infitâh, ishmat. Cara pengucapan: bersih (tidak ada getar di
tenggorokan), nafas keluar.
خ بَ أ
خ خ أ
َ : Makhraj: ujung tenggorokan. Sifat: hams, rakhâwah, isti'lâ`, infitâh,
خ
ishmât. Cara pengucapan: ada getar di tenggorokan, mulut mecucu
(baik ketika difathah, dikasrah, didhammah maupun disukun) dan nafas
keluar.
د َ دإ د أ بَد أ: Makhraj: ujung lidah menempel pada pangkal gigi atas bagian dalam. Sifat:
jahr, syiddah, istifâl, infitâh, ishmât, qalqalah. Cara pengucapan: nafas
ditahan (tidak boleh keluar, berbeda dengan "da" dalam bahasa
Indonesia maupun bahasa Jawa), dan ketika dibaca sukun suara harus
dibendalkan.
ذ َ ذ إ ذ أ بَذ أ: Makhraj: ujung lidah menyentuh ujung dua gigi atas. Sifat: jahr, rakhâwah,
istifâl, infitâh, ishmât. Cara pengucapan: nafas tertahan (tetapi tetap ada
yang keluar), ketika dibaca sukun suara tidak boleh dibendalkan.
َر رإ أر ب َ أر: Makhraj: ujung lidah sedikit lebih ke dalam daripada nun. Sifat: jahr, istifâl,
infitâh, idzlâq, inhirâf, takrîr, tafkhîm dan tarqîq. Cara pengucapan:
ketika berharakat fathah, dhammah dan berharakat sukun yang didahului
oleh huruf berharakat fathah/ dhammah harus dibaca tebal (mulut
mecucu). Ketika berharakat kasrah dan ketika berharakat sukun yang
jatuh setelah huruf yang berharakat kasrah/jatuh setelah ya' sukun harus
dibaca tipis (mulut mecece).
2
َز زإ أز ب َ أز: Makhraj: ujung lidah dengan ujung dua gigi (yang) bawah. Sifat: jahr,
rakhâwah, istifâl, infitâh, ishmât, shafîr. Cara pengucapan: nafas
tertahan (tetapi tetap ada yang keluar), ketika dibaca sukun suara tidak
boleh dibendalkan.
س
س
ujung lidah dengan ujung dua gigi (yang) bawah.
س بَ أ
أ
َ hams,: Makhraj:
إSifat:س
rakhâwah, istifâl, infitâh, ishmât, shafîr. Cara pengucapan:
nafas keluar, harus dibaca tipis (mulut mecece).
ش
ش
ش
: Makhraj: tengah lidah dengan langit-langit. Sifat: hams,
ش بَ أ
أ
َ istifâl,
إrakhawâh,
infitâh, ishmât, tafasysyi. Cara pengucapan: suara
tebal dan nafas keluar.
ص
ص
ujung lidah dengan ujung dua gigi (yang) bawah.
ص بَ أ
أ
َ hams,: Makhraj:
إSifat:ص
rakhâwah, isti'lâ`, ithbâq, ishmât. Cara pengucapan: nafas
keluar, suaranya tipis dengan mulut mecucu (baik ketika difathah,
dikasrah, didhammah maupun disukun).
:
ض
ض
ض
Makhraj: tepi lidah (kanan/kiri) dengan (menyentuh) gigi
ض بَ أ
أ
َ Sifat:
إgeraham.
jahr, rakhâwah, isti'lâ`, ithbâq, ishmât, istithâlah. Cara
pengucapan: nafas ditahan (tidak boleh keluar), suara besar, mulut
mecucu (baik ketika difathah, dikasrah, didhammah maupun disukun),
ketika dibaca sukun suara tidak boleh dibendalkan.
ط بَ أ
ط أ
َ : Makhraj: ujung lidah menempel pada pangkal gigi atas bagian
ط
ط إ
dalam. Sifat: jahr, syiddah, isti'lâ`, ithbâq, ishmât, qalqalah. Cara
pengucapan: nafas ditahan (tidak boleh keluar); mulut mecucu (baik
ketika difathah, dikasrah, didhammah maupun disukun), ketika dibaca
sukun suara harus dibendalkan.
ظ بَ أ
ظ أ
َ : Makhraj: ujung lidah menempel pada ujung dua gigi atas. Sifat:
ظ
ظ إ
jahr, rakhâwah, isti'lâ`, ithbâq, ishmât. Cara pengucapan: nafas agak
tertahan (tetap ada yang keluar), suara besar, mulut mecucu (baik ketika
difathah, dikasrah, didhammah maupun disukun), ketika dibaca sukun
suara tidak boleh dibendalkan.
ع َ إع ع أ بَعأ: Makhraj: tengah-tengah tenggorokan. Sifat: jahr, istifâl, infitâh, ishmât.
Cara penguca-pan: nafas tertahan, suara seperti bindeng, jangan dibaca
'nga'.
غ َ إغ غ أ بَغأ: Makhraj: ujung tenggorokan. Sifat: jahr, rakhâwah, isti'lâ`, infitâh, ishmât.
Cara pengucapan: nafas (agak) tertahan; suara besar, mulut mecucu
3
(baik ketika difathah, dikasrah, didhammah maupun disukun), ketika
dibaca sukun suara tidak boleh dibendalkan.
ف
ف بَ أ
ف أ
َ : Makhraj: ujung gigi atas menempel pada bibir bawah sebelah
ف إ
dalam. Sifat: hams, rakhâwah, istifâl, infitâh, idzlâq. Cara pengucapan:
nafas keluar.
: Makhraj: pangkal lidah sebelah atas, sangat dekat tenggorokan. Sifat:
ق قأ بَقأ
قَ إjahr,
syiddah, isti'lâ`, infitâh, ishmât, qalqalah. Cara pengucapan: nafas
ditahan; mulut mecucu (baik ketika difathah, dikasrah, didhammah
maupun disukun), ketika dibaca sukun suara harus dibendalkan.
ك بَ أ
ك أ
َ : Makhraj: pangkal lidah di bawah makhraj qaf. Sifat: syiddah, hams,
ك
ك إ
istifâl, infitâh, ishmât. Cara pengucapan: nafas keluar (baik ketika
difathah, dikasrah, didhammah maupun disukun), ketika dibaca sukun
suara tidak boleh dibendalkan.
ل بَ أ
ل أ
َ : Makhraj: kanan kiri lidah hingga ujungnya. Sifat: jahr, istifâl, infitâh,
ل
ل إ
idzlâq. Cara pengucapan: keluar nafas, suara jangan dibesarkan.
م
م مإ أ
َ : Makhraj: dua bibir. Sifat: jahr, istifâl, infitâh, ghunnah. Cara pengucapan:
م بَ أ
bibir menempel (jawa: mingkem), suara jangan dibesarkan.
ن
ن أ
َ : Makhraj: ujung lidah agak ke dalam di bawah makhraj lam. Sifat: jahr,
ن بَ أ
ن إ
istifâl, infitâh, idzlâq, ghunnah. Cara pengucapan: suara jangan
dibesarkan, ketika disukun jangan dibendalkan.
dua bibir. Sifat: jahr, rakhâwah, istifâl, infitâh, ishmât. Cara
وَ وإ وأ بَوأ: Makhraj:
pengucapan: bibir terbuka; suara tidak boleh dibesarkan, ketika disukun
dan jatuh setelah harakat fathah jangan dibaca 'ao', tapi 'au'.
ه
pangkal tenggorokan. Sifat: hams, rakhâwah, istifâl, infitâh,
ه َ هإ ه أ ب َ أ: Makhraj:
ishmât. Cara pengucapan: suara besar dan nafas keluar.
ي
: Makhraj: tengah lidah dengan langit-langit. Sifat: jahr, rakhâwah,
ي يأ ب َ أ
يَ إistifâl,
infitâh, ishmât. Cara pengucapan: suara tidak boleh dibesarkan,
ketika disukun dan jatuh setelah harakat fathah jangan dibaca 'ae', tapi
'ai'.
Keterangan:
4
1. HAMS (
مس
)هَ أartinya samar. Maksudnya: ketika huruf diucapkan, disertai dengan
keluarnya nafas. Di antara huruf-hurufnya:
َ ه
(ت
ش أ
َ َف ح ث ه ش خ ص )ف
َ ص
س سك َ أ
حث ّ أ
ٌ خ
س ك تhati-hati ketika huruf تdan كdisukun, nafas jangan ditahan.
2. JAHR (جهأر
َ ) (kebalikannya hams) artinya terang. Maksudnya: suara huruf jelas dan
ketika diucapkan nafas tertahan. Huruf-hurufnya antara lain:
د ط ل ب ع ظ م وزن ق رئ ذي غ ض ج
(ب
جد ّ طَل َ أ
َ ض
م وَ أز أ
َ )عَظ أ
ّ َ ئ ذإيأ غ
ن قَارإ ئ
3. SYIDDAH (شدّة
) إartinya keras (jawa: atos). Maksudnya: suara tertahan ketika
mulai mengucapkannya. Huruf-hurufnya:
َ أج د ق ط ب ك ت )أ
َ
َ
(ت
ك
ب
ط
ق
د
ج
إ أ
ئ َ أ
خاوَه
َ ( ) َرkebalikannya syiddah) artinya lemah (jawa: lemes,
kendo). Maksudnya: suara tidak tertahan ketika memulai pengucapan. Huruf-hurufnya:
4. RAKHÂWAH (
5.
خ ذ غ ث ح ظ ف ض ش وص زي س ه
ّ ح
َ ض
(ساهئ
) أ
ّ خذ أ إغ
َ ث
َ ّص زإي
َ شوأ
ّ ظ فأ
ISTI'LÂ` (ستإعألَء
)ا إ أadalah naiknya lidah ke langit-langit ketika huruf
diucapkan. Huruf-huruf isti'la` ini disebut juga huruf tafkhim (tebal). Cara pengucapannya:
bibir mecucu.
Huruf-hurufnya antara lain: .
ط قإ أ
(ظ
) أ
ضغأ ئ
َ ص
ّ خ
--naiknya lidah-- adalah huruf ط.
.
خصضغطقظ
Di antara huruf-huruf tersebut yang paling tinggi
5
6. ISTIFÂL (
ستإفَا أ
ل
( )ا إ أkebalikannya isti'la`) adalah lidah tidak naik ketika huruf
dibaca. Huruf-hurufnya harus dibaca tipis. Cara pengucapannya: bibir tidak mecucu.
Huruf-hurufnya:
ث ب ت ع ز م ن ي ج ود ح رف ه إذ س
لشك
ّ س
َ ل
شكَا
ت إ
َ جوّد أ
َ ن يأ
َ ه إإذ أ
ح أرفَ أ
َ ع ّز
َ َ ( )ثَب
م أ
7. ITHBÂQ ( )إإطأبَاقأartinya bertemu (menempel)nya lidah pada langit-langit ketika
huruf diucapkan. Di antara huruf-hurufnya adalah ظ ط ض ص.
Sebagaimana dijelaskan di atas, isti'lâ` adalah naiknya lidah ke langit-langit, sementara
ithbâq adalah menempelnya lidah pada langit-langit, dengan demikian huruf-huruf yang
memiliki sifat ithbaq adalah di antara huruf-huruf isti'lâ` yang paling kuat.
ح
( ) إإن أ إkebalikannya ithbâq) adalah terbukanya (tidak
فت َسسا أ
menempelnya) lidah pada langit-langit. Huruf-hurufnya adalah huruf hijaiyah 28 selain
empat huruf di atas ظ ط ض ص.
9. IDZLÂQ ( )إإذألَقartinya lancar. Maksudnya: huruf-huruf yang mudah diucapkan.
Di antara huruf-hurufnya adalah: ن
ف ر م ن ل ب )فإ ّر إ
م أ
(ب
ل أ ئMudahnya pengucapan huruf-huruf tersebut adalah karena makhrajnya berada di
8. INFITÂH (
bagian luar.
ر ن لkeluar dari ujung lidah, sementara ف م بkeluar dari dua bibir.
ات
م
ص
( )إkebalikannya idzlâq) artinya diam atau sulit diucapkan.
أ
َ
أ
إ
Maksudnya bahwa huruf-huruf yang memiliki sifat ishmât sulit diucapkan, sehingga
10. ISHMÂT (
membutuhkan kehati-hatian dan pelan-pelan. Huruf-hurufnya antara lain:
ج ز غ ش س خ ط ص د ث ق ة إذ وع ظ ه
يحضك
6
(ه
ً صسسسد أ ثقَسسس
سسسسا إ
ط إ
خ ئ
أ
َ ش
ة إذ أ وَعأظ أسسس أ
ّ جسسس أز إغ
ضك
ّ ح
)ي َ أ
11. QALQALAH (ة
)قَلأقأل َ أartinya goncang (mbendal)nya suara. Di antara huruf
yang memiliki sifat qalqalah adalah:
ق ط ب ج د )قَ أ
جدئ(س
َ ط بأ
فيأر
ص إ
َ ) artinya suara sruit, merupakan suara tambahan yang keluar
bersama dengan keluarnya nafas. Di antara huruf yang memiliki sifat ini adalah ص
س ز.
13. ISTITHÂLAH (ه
)ا إ أartinya memanjang. Maksudnya, terdapat
ستإطَال َ أ
12. SHAFÎR (
awalan yang panjang (sampai makhrajnya lam) sebelum huruf diucapkan. Sifat ini hanya
dimiliki oleh huruf
ض.
14. TAFASHSHÎ (
ّ )تَفartinya tersebar. Maksudnya, ketika huruf diucapkan,
َشى
terdapat banyak angin yang mengiringinya. Sifat ini hanya dimiliki oleh huruf
15. TAKRÎR (
huruf
ر.
ش.
)تَكأرإيأرartinya keder ketika diucapkan. Sifat ini hanya dimiliki oleh
7
Bahwa al-Qur'an diturunkan dan --kemudian-- ditulis dalam bahasa Arab adalah sesuatu yang
sudah maklum. Akan tetapi, bahasa Arab yang selanjutnya menjadi bagian dari al-Qur'an
tersebut tidak boleh dibaca sebagaimana membaca teks-teks berbahasa arab pada umumnya.
Setiap huruf dari bahasa al-Qur'an memiliki sifat serta makhraj tertentu yang harus diikuti dan
dipenuhi ketika dibaca. Tidak memenuhi sifat dan makhraj tersebut jika sampai mengubah
makna, maka itu berdosa. Hal ini telah disinyalir oleh Rasulullah SAW: "Banyak orang yang
membaca al-Qur'an tetapi al-Qur'an (yang dibaca) justru melaknatnya."Akan tetapi jika tidak
sampai mengubah makna maka hal itu dianggap sebagai mengurangi kesempurnaan al-Qur'an.
Adanya sifat dan makhraj bagi bahasa al-Qur'an ini sekaligus menjadi peringatan keras bagi kita
bahwa (bahasa) al-Qur'an tidak bisa dengan seenaknya ditransliterasikan ke dalam bahasa
manapun --termasuk bahasa Indonesia-- untuk kemudian dijadikan pedoman dalam membaca alQur'an. Karena bagaimanapun juga, bahasa Indonesia (dan bahasa-bahasa lain) tidak memiliki
aturan tertentu dalam pengucapannya sebagaimana aturan yang dimiliki oleh bahasa al-Qur'an.
Contoh paling sederhana, misalnya huruf ت. Jika ia ditransliterasikan ke dalam bahasa Indonesia,
maka huruf yang dianggap sesuai adalah T. Sebagaimana kita diketahui bahwa dalam
mengucapkan huruf T, tidak ada aturan tertentu yang mengaturnya, selain sepanjang dapat
ditangkap oleh pendengar. Hal ini berbeda dengan huruf ت. Di dalam mengucapkan huruf ت,
selain kita harus menyentuhkan ujung lidah pada pangkal gigi depan atas (bagian dalam) juga
nafas kita harus keluar. Baik ketika huruf تtersebut difathah, didhammah, dikasrah maupun
disukun.
Begitulah al-Qur'an diturunkan dan kemudian diajarkan. Sejak zaman Rasulullah (shahabat),
tabi'in, tabi' al-tabi'in hingga umat Islam pada zaman sekarang. Sehingga jika ada orang yang
membaca al-Qur'an dengan tanpa mengikuti kaidah atau aturan tertentu sebagai-mana ketika ia
diturunkan, maka pembacaan itu perlu diluruskan. Dengan demikian, menguasai huruf-huruf alQur'an sebelum belajar membaca al-Qur'an adalah sebuah keniscayaan yang tidak boleh
ditinggalkan, jika kita tidak ingin disebut sebagai orang yang mengurangi kesempur-naan alQur'an atau bahkan orang yang akan mengubah makna al-Qur'an. Di bawah ini, dengan
sederhana, saya sajikan keterangan tentang huruf-huruf al-Qur'an baik yang berkaitan dengan
makhraj, sifat maupun cara pengucapannya.
أ َ إ أ أ بأ أ: Makhraj: pangkal tenggorokan. Sifat: jahr, syiddah, istifâl, infitâh, ishmât. Cara
َ إ
pengucapan: mulut terbuka lebar, suara tidak boleh dibesarkan dan tidak
boleh dibaca "o".
ب
ب بَ أ
ب أ
َ : Makhraj: dua bibir menempel. Sifat: jahr, syiddah, istifâl, infitâh,
ب إ
idzlâq, qalqalah. Cara pengucapan: nafas ditahan (tidak boleh keluar,
berbeda dengan "ba" dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Jawa), dan
ketika disukun harus dibendalkan.
1
ت
ujung lidah menempel pada pangkal gigi atas bagian
ت إ
ت بَ أ
ت أ
َdalam.: Makhraj:
Sifat: syiddah, hams, istifâl, infitâh, ishmât. Cara pengucapan:
nafas harus keluar, baik ketika hidup maupun ketika dibaca sukun.
Berbeda dengan "ta" dalam bahasa Indonesia maupun Jawa. Hati-hati!
ث
ث بَ أ
ث أ
َ : Makhraj: ujung lidah menyentuh ujung dua gigi atas. Sifat: hams,
ث إ
rakhâwah, istifâl, infitâh, ishmât. Cara pengucapan: nafas keluar.
ج
ج بَ أ
ج إج أ
َ : Makhraj: tengah lidah menempel langit-langit. Sifat: jahr, syiddah, istifâl,
infitâh, ishmât, qalqalah. Cara pengucapan: nafas ditahan (tidak boleh
keluar, berbeda dengan "ja" dalam bahasa Indonesia maupun bahasa
Jawa), ketika disukun harus dibendalkan.
ح
ح بَ أ
ح إح أ
َ : Makhraj: tengah-tengah tenggorokan. Sifat: hams, rakhâwah, istifâl,
infitâh, ishmat. Cara pengucapan: bersih (tidak ada getar di
tenggorokan), nafas keluar.
خ بَ أ
خ خ أ
َ : Makhraj: ujung tenggorokan. Sifat: hams, rakhâwah, isti'lâ`, infitâh,
خ
ishmât. Cara pengucapan: ada getar di tenggorokan, mulut mecucu
(baik ketika difathah, dikasrah, didhammah maupun disukun) dan nafas
keluar.
د َ دإ د أ بَد أ: Makhraj: ujung lidah menempel pada pangkal gigi atas bagian dalam. Sifat:
jahr, syiddah, istifâl, infitâh, ishmât, qalqalah. Cara pengucapan: nafas
ditahan (tidak boleh keluar, berbeda dengan "da" dalam bahasa
Indonesia maupun bahasa Jawa), dan ketika dibaca sukun suara harus
dibendalkan.
ذ َ ذ إ ذ أ بَذ أ: Makhraj: ujung lidah menyentuh ujung dua gigi atas. Sifat: jahr, rakhâwah,
istifâl, infitâh, ishmât. Cara pengucapan: nafas tertahan (tetapi tetap ada
yang keluar), ketika dibaca sukun suara tidak boleh dibendalkan.
َر رإ أر ب َ أر: Makhraj: ujung lidah sedikit lebih ke dalam daripada nun. Sifat: jahr, istifâl,
infitâh, idzlâq, inhirâf, takrîr, tafkhîm dan tarqîq. Cara pengucapan:
ketika berharakat fathah, dhammah dan berharakat sukun yang didahului
oleh huruf berharakat fathah/ dhammah harus dibaca tebal (mulut
mecucu). Ketika berharakat kasrah dan ketika berharakat sukun yang
jatuh setelah huruf yang berharakat kasrah/jatuh setelah ya' sukun harus
dibaca tipis (mulut mecece).
2
َز زإ أز ب َ أز: Makhraj: ujung lidah dengan ujung dua gigi (yang) bawah. Sifat: jahr,
rakhâwah, istifâl, infitâh, ishmât, shafîr. Cara pengucapan: nafas
tertahan (tetapi tetap ada yang keluar), ketika dibaca sukun suara tidak
boleh dibendalkan.
س
س
ujung lidah dengan ujung dua gigi (yang) bawah.
س بَ أ
أ
َ hams,: Makhraj:
إSifat:س
rakhâwah, istifâl, infitâh, ishmât, shafîr. Cara pengucapan:
nafas keluar, harus dibaca tipis (mulut mecece).
ش
ش
ش
: Makhraj: tengah lidah dengan langit-langit. Sifat: hams,
ش بَ أ
أ
َ istifâl,
إrakhawâh,
infitâh, ishmât, tafasysyi. Cara pengucapan: suara
tebal dan nafas keluar.
ص
ص
ujung lidah dengan ujung dua gigi (yang) bawah.
ص بَ أ
أ
َ hams,: Makhraj:
إSifat:ص
rakhâwah, isti'lâ`, ithbâq, ishmât. Cara pengucapan: nafas
keluar, suaranya tipis dengan mulut mecucu (baik ketika difathah,
dikasrah, didhammah maupun disukun).
:
ض
ض
ض
Makhraj: tepi lidah (kanan/kiri) dengan (menyentuh) gigi
ض بَ أ
أ
َ Sifat:
إgeraham.
jahr, rakhâwah, isti'lâ`, ithbâq, ishmât, istithâlah. Cara
pengucapan: nafas ditahan (tidak boleh keluar), suara besar, mulut
mecucu (baik ketika difathah, dikasrah, didhammah maupun disukun),
ketika dibaca sukun suara tidak boleh dibendalkan.
ط بَ أ
ط أ
َ : Makhraj: ujung lidah menempel pada pangkal gigi atas bagian
ط
ط إ
dalam. Sifat: jahr, syiddah, isti'lâ`, ithbâq, ishmât, qalqalah. Cara
pengucapan: nafas ditahan (tidak boleh keluar); mulut mecucu (baik
ketika difathah, dikasrah, didhammah maupun disukun), ketika dibaca
sukun suara harus dibendalkan.
ظ بَ أ
ظ أ
َ : Makhraj: ujung lidah menempel pada ujung dua gigi atas. Sifat:
ظ
ظ إ
jahr, rakhâwah, isti'lâ`, ithbâq, ishmât. Cara pengucapan: nafas agak
tertahan (tetap ada yang keluar), suara besar, mulut mecucu (baik ketika
difathah, dikasrah, didhammah maupun disukun), ketika dibaca sukun
suara tidak boleh dibendalkan.
ع َ إع ع أ بَعأ: Makhraj: tengah-tengah tenggorokan. Sifat: jahr, istifâl, infitâh, ishmât.
Cara penguca-pan: nafas tertahan, suara seperti bindeng, jangan dibaca
'nga'.
غ َ إغ غ أ بَغأ: Makhraj: ujung tenggorokan. Sifat: jahr, rakhâwah, isti'lâ`, infitâh, ishmât.
Cara pengucapan: nafas (agak) tertahan; suara besar, mulut mecucu
3
(baik ketika difathah, dikasrah, didhammah maupun disukun), ketika
dibaca sukun suara tidak boleh dibendalkan.
ف
ف بَ أ
ف أ
َ : Makhraj: ujung gigi atas menempel pada bibir bawah sebelah
ف إ
dalam. Sifat: hams, rakhâwah, istifâl, infitâh, idzlâq. Cara pengucapan:
nafas keluar.
: Makhraj: pangkal lidah sebelah atas, sangat dekat tenggorokan. Sifat:
ق قأ بَقأ
قَ إjahr,
syiddah, isti'lâ`, infitâh, ishmât, qalqalah. Cara pengucapan: nafas
ditahan; mulut mecucu (baik ketika difathah, dikasrah, didhammah
maupun disukun), ketika dibaca sukun suara harus dibendalkan.
ك بَ أ
ك أ
َ : Makhraj: pangkal lidah di bawah makhraj qaf. Sifat: syiddah, hams,
ك
ك إ
istifâl, infitâh, ishmât. Cara pengucapan: nafas keluar (baik ketika
difathah, dikasrah, didhammah maupun disukun), ketika dibaca sukun
suara tidak boleh dibendalkan.
ل بَ أ
ل أ
َ : Makhraj: kanan kiri lidah hingga ujungnya. Sifat: jahr, istifâl, infitâh,
ل
ل إ
idzlâq. Cara pengucapan: keluar nafas, suara jangan dibesarkan.
م
م مإ أ
َ : Makhraj: dua bibir. Sifat: jahr, istifâl, infitâh, ghunnah. Cara pengucapan:
م بَ أ
bibir menempel (jawa: mingkem), suara jangan dibesarkan.
ن
ن أ
َ : Makhraj: ujung lidah agak ke dalam di bawah makhraj lam. Sifat: jahr,
ن بَ أ
ن إ
istifâl, infitâh, idzlâq, ghunnah. Cara pengucapan: suara jangan
dibesarkan, ketika disukun jangan dibendalkan.
dua bibir. Sifat: jahr, rakhâwah, istifâl, infitâh, ishmât. Cara
وَ وإ وأ بَوأ: Makhraj:
pengucapan: bibir terbuka; suara tidak boleh dibesarkan, ketika disukun
dan jatuh setelah harakat fathah jangan dibaca 'ao', tapi 'au'.
ه
pangkal tenggorokan. Sifat: hams, rakhâwah, istifâl, infitâh,
ه َ هإ ه أ ب َ أ: Makhraj:
ishmât. Cara pengucapan: suara besar dan nafas keluar.
ي
: Makhraj: tengah lidah dengan langit-langit. Sifat: jahr, rakhâwah,
ي يأ ب َ أ
يَ إistifâl,
infitâh, ishmât. Cara pengucapan: suara tidak boleh dibesarkan,
ketika disukun dan jatuh setelah harakat fathah jangan dibaca 'ae', tapi
'ai'.
Keterangan:
4
1. HAMS (
مس
)هَ أartinya samar. Maksudnya: ketika huruf diucapkan, disertai dengan
keluarnya nafas. Di antara huruf-hurufnya:
َ ه
(ت
ش أ
َ َف ح ث ه ش خ ص )ف
َ ص
س سك َ أ
حث ّ أ
ٌ خ
س ك تhati-hati ketika huruf تdan كdisukun, nafas jangan ditahan.
2. JAHR (جهأر
َ ) (kebalikannya hams) artinya terang. Maksudnya: suara huruf jelas dan
ketika diucapkan nafas tertahan. Huruf-hurufnya antara lain:
د ط ل ب ع ظ م وزن ق رئ ذي غ ض ج
(ب
جد ّ طَل َ أ
َ ض
م وَ أز أ
َ )عَظ أ
ّ َ ئ ذإيأ غ
ن قَارإ ئ
3. SYIDDAH (شدّة
) إartinya keras (jawa: atos). Maksudnya: suara tertahan ketika
mulai mengucapkannya. Huruf-hurufnya:
َ أج د ق ط ب ك ت )أ
َ
َ
(ت
ك
ب
ط
ق
د
ج
إ أ
ئ َ أ
خاوَه
َ ( ) َرkebalikannya syiddah) artinya lemah (jawa: lemes,
kendo). Maksudnya: suara tidak tertahan ketika memulai pengucapan. Huruf-hurufnya:
4. RAKHÂWAH (
5.
خ ذ غ ث ح ظ ف ض ش وص زي س ه
ّ ح
َ ض
(ساهئ
) أ
ّ خذ أ إغ
َ ث
َ ّص زإي
َ شوأ
ّ ظ فأ
ISTI'LÂ` (ستإعألَء
)ا إ أadalah naiknya lidah ke langit-langit ketika huruf
diucapkan. Huruf-huruf isti'la` ini disebut juga huruf tafkhim (tebal). Cara pengucapannya:
bibir mecucu.
Huruf-hurufnya antara lain: .
ط قإ أ
(ظ
) أ
ضغأ ئ
َ ص
ّ خ
--naiknya lidah-- adalah huruf ط.
.
خصضغطقظ
Di antara huruf-huruf tersebut yang paling tinggi
5
6. ISTIFÂL (
ستإفَا أ
ل
( )ا إ أkebalikannya isti'la`) adalah lidah tidak naik ketika huruf
dibaca. Huruf-hurufnya harus dibaca tipis. Cara pengucapannya: bibir tidak mecucu.
Huruf-hurufnya:
ث ب ت ع ز م ن ي ج ود ح رف ه إذ س
لشك
ّ س
َ ل
شكَا
ت إ
َ جوّد أ
َ ن يأ
َ ه إإذ أ
ح أرفَ أ
َ ع ّز
َ َ ( )ثَب
م أ
7. ITHBÂQ ( )إإطأبَاقأartinya bertemu (menempel)nya lidah pada langit-langit ketika
huruf diucapkan. Di antara huruf-hurufnya adalah ظ ط ض ص.
Sebagaimana dijelaskan di atas, isti'lâ` adalah naiknya lidah ke langit-langit, sementara
ithbâq adalah menempelnya lidah pada langit-langit, dengan demikian huruf-huruf yang
memiliki sifat ithbaq adalah di antara huruf-huruf isti'lâ` yang paling kuat.
ح
( ) إإن أ إkebalikannya ithbâq) adalah terbukanya (tidak
فت َسسا أ
menempelnya) lidah pada langit-langit. Huruf-hurufnya adalah huruf hijaiyah 28 selain
empat huruf di atas ظ ط ض ص.
9. IDZLÂQ ( )إإذألَقartinya lancar. Maksudnya: huruf-huruf yang mudah diucapkan.
Di antara huruf-hurufnya adalah: ن
ف ر م ن ل ب )فإ ّر إ
م أ
(ب
ل أ ئMudahnya pengucapan huruf-huruf tersebut adalah karena makhrajnya berada di
8. INFITÂH (
bagian luar.
ر ن لkeluar dari ujung lidah, sementara ف م بkeluar dari dua bibir.
ات
م
ص
( )إkebalikannya idzlâq) artinya diam atau sulit diucapkan.
أ
َ
أ
إ
Maksudnya bahwa huruf-huruf yang memiliki sifat ishmât sulit diucapkan, sehingga
10. ISHMÂT (
membutuhkan kehati-hatian dan pelan-pelan. Huruf-hurufnya antara lain:
ج ز غ ش س خ ط ص د ث ق ة إذ وع ظ ه
يحضك
6
(ه
ً صسسسد أ ثقَسسس
سسسسا إ
ط إ
خ ئ
أ
َ ش
ة إذ أ وَعأظ أسسس أ
ّ جسسس أز إغ
ضك
ّ ح
)ي َ أ
11. QALQALAH (ة
)قَلأقأل َ أartinya goncang (mbendal)nya suara. Di antara huruf
yang memiliki sifat qalqalah adalah:
ق ط ب ج د )قَ أ
جدئ(س
َ ط بأ
فيأر
ص إ
َ ) artinya suara sruit, merupakan suara tambahan yang keluar
bersama dengan keluarnya nafas. Di antara huruf yang memiliki sifat ini adalah ص
س ز.
13. ISTITHÂLAH (ه
)ا إ أartinya memanjang. Maksudnya, terdapat
ستإطَال َ أ
12. SHAFÎR (
awalan yang panjang (sampai makhrajnya lam) sebelum huruf diucapkan. Sifat ini hanya
dimiliki oleh huruf
ض.
14. TAFASHSHÎ (
ّ )تَفartinya tersebar. Maksudnya, ketika huruf diucapkan,
َشى
terdapat banyak angin yang mengiringinya. Sifat ini hanya dimiliki oleh huruf
15. TAKRÎR (
huruf
ر.
ش.
)تَكأرإيأرartinya keder ketika diucapkan. Sifat ini hanya dimiliki oleh
7