ekonomi gender dan transformasi pertanian

Kebijakan Pertanian
(Harga, Pemasaran dan
Konsumsi)
Oleh:
Kelompok 8
Anita Muttidaratu
Yulia Krisdiana Ningsih
Reny Oktaria
Raygen Fransisco S
Ayu Wandira
Merly Cani

D1B013037
D1B013051
D1B013062
D1B013064
D1B013126
D1B013139

Pengertian kebijakan
pertanian

Kebijakan pertanian adalah serangkaian tindakan
yang telah, sedang dan akan dilaksanakan oleh
pemerintah untuk mencapai tujuan tertentu.
tujuan umum kebijakan pertanian kita adalah
memajukan pertanian, mengusahakan agar
pertanian menjadi lebih produktif, produksi dan
efisiensi produksi naik dan akibatnya tingkat
penghidupan dan kesejahteraan petani meningkat.

1. Kebijakan Harga ( Price
Policy )


Harga merupakan cerminan
dari interaksi antara
penawaran dan permintaan
yang bersumber dari sektor
rumah tangga (sebagai sektor
konsumsi) dan sektor industri
(sebagai sektor produksi).


Tujuannya….
1. Kontribusi terhadap anggaran
pemerintah.
2. Pertumbuhan devisa negara.
3. Mengurangi ketidakstabilan
harga.
4. Memperbaiki distribusi
pemasaran dan alokasi sumber
daya.
5. Memberikan arah produksi,
serta meningkatkan taraf
swasenbada pangan dan seratseratan.
6. Meningkatkan pendapatan dan
taraf kesejahteraan penduduk.

MEKANISME KEBIJAKAN HARGA
DASAR ( FLOOR PRICE )
Price Floor atau harga dasar adalah
harga eceran terendah yang

ditetapkan oleh pemerintah
terhadap suatu barang yang
disebabkan oleh melimpahnya
penawaran barang tersebut di pasar.

MEKANISME KEBIJAKAN HARGA
TERTINGGI ( CEILING PRICE )

Price Ceiling atau harga
tertinggi adalah harga
maksimum yang ditetapkan
berkenaan dengan menurunnya
penawaran barang di pasar

HARGA PERANGSANG
( PRICE SUPPORT )
Apabila tidak ada stok nasional dan terjadi kelebihan
permintaan (excess demand) di pasar domestic maka
pemerintah dapat memenuhi kebutuhan beras dengan
dua cara

 mengimpor
 miningkatkan produksi dalam negeri.

Apabila pemerintah mengurangi ketergantungan dari
luar negeri dan memilih usaha peningkatan produksi
dalam negeri maka salah satu caranya adalah dengan
menerapkan harga perangsang (price support).

2. KEBIJAKAN
PEMASARAN
( MARKET POLICY )
Kegiatan pemerintah untuk mengatur
distribusi barang (terutgama beras)
antar daerah dan atau antar waktu
sehingga diantara harga yang
dibayarkan konsumen akhir dan harga
yang diterima oleh produsen terdapan
marjin pemasaran dalam jumlah
tertentu sehingga dapat merangsang
proses produksi dan proses

pemasaran.

A. MARGIN PEMASARAN
Perbedaan harga yang dibayarkan oleh
konsumen akhir dengan harga yang diterima
produsen disebut dengan margin pemasaran,
yang dirumuskan
M = Pr-Pf
Dimana :
M : Margin Pemasaran
Pr : Harga ditingkat pengecer (retail price).
Pf : Harga ditingkat petani (farm gate price).

KEBIJAKAN PEMASARAN ( MARKET POLICY )

Lanjutan…
Selain menerima keuntungan, lembaga pemasaran
juga telah mengeluarkan sejumlah biaya untuk
menjalankan fungsi-fungsi pemasaran.
Fungsi- fungsi pemasaran yang dijalankan oleh

lembaga pemasaran dapat berupa penyimpanan
(storage), penggolongan mutu (gradding),
standarisasi (standardization), transportasi
(transportation), dan pengolahan (processing).



Marjin Pemasaran secara grafis :
Harga

Pr
Marjin
Pemasara
n

Pf

SD (Derived
Supply)
SP (Primary

Supply)
DP (Primary
Demand)
DD (Derived
Demand)
Jumla
h

KEBIJAKAN PEMASARAN ( MARKET POLICY )

Lanjutan…
B. KESEIMBANGAN ANTAR TEMPAT
Untuk meningkatkan guna antartempat
dibutuhkan biaya transfer, sedangkan untuk
meningkatkan guna antarwaktu dibutuhkan biaya
penyimpanan. Keseimbangan antartempat
dibedakan menjadi 2, yaitu keseimbangan antar
tempat tanpa biaya transfer dan keseimbangan
antartempat dengan biaya transfer.


3. KEBIJAKAN KONSUMSI

( CONSUMPTION POLICY )
Undang-undang RI No. 7 THN 1996 tentang pangan
menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan pangan
adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati
dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang
diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi
konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan
dan bahan lain yang digunakan dalam proses
penyiapan, pengolahan, serta pembuatan makan atau
minuman.

Perubahan orientasi pembangunan
di bidang pangan meliputi
1.
2.
3.
4.


5.

Dari orientasi swasembada beras menjadi swasembada
pangan.
Orientasi pemenuhan kuantitas menjadi orientasi yang
menekankan kepada kualitas pangan.
Orientasi yang berupaya untuk mengatasi situasi yang
berlebih melalui mekanisme pasar.
Orientasi yang menekankan pada upaya mencukupi
kebutuhan pangan melalui peningkatan produksi, menjadi
orientasi untuk menghasilkan atau memproduksi pangan
yang sesuai dengan permintaan pasar.
Orientasi yang menitikberatkan kepada komoditas tunggal
menjadi orientasi kapada pangan yang beranekaragam.