PERILAKU TOKOH ANIMASI TOM AND JERRY DAL

PERILAKU TOKOH ANIMASI “TOM AND JERRY”
DALAM TINJAUAN ETIKA MENURUT
DEMOKRITOS

Disusun Oleh :
Nama : Vania Hestiani
NIM : 12/335756/FI/03692

FAKULTAS FILSAFAT
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2013

Perilaku Tokoh Animasi “Tom and Jerry” Dalam Tinjauan Etika Menurut
Demokritos
Oleh: Vania Hestiani

Karya tulis ini membahas tentang perilaku dua tokoh animasi yaitu Tom
dan Jerry yang ditinjau dari ajaran etika Demokritos. Perilaku dua tokoh ini
membantu dalam pemahaman akan ajaran etika yang dikenalkan oleh Demokritos.
Dalam cerita tersebut, Tom dan Jerry merupakan dua tokoh yang memiliki
perilaku yang berbeda, sehingga keduanya menunjukkan suatu keseimbangan

dalam hidup.
Tujuan penulisan ini secara umum adalah untuk memberikan gambaran
tentang perilaku kedua tokoh animasi dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian
tujuan penulisan secara khusus adalah untuk menambah pengetahuan para
pembaca di dalam pemahaman tentang etika.
Pada akhirnya penulisan ini memberikan penjelasan tentang hasil analisis
ajaran etika menurut Demokritos dalam perilaku Tom dan Jerry yang menerapkan
tentang adanya keseimbangan hidup. Jadi, pembaca bisa mengetahui dan
memahami pentingnya keseimbangan dalam hidup dan meminimalkan
ketimpangan antara hal yang baik dan hal yang buruk dalam kehidupan, seperti
dapat dilihat dari perilaku dua tokoh animasi dalam karya tulis ini.

Kata kunci: etika, perilaku, animasi

Perilaku Tokoh Animasi “Tom and Jerry” Dalam Tinjauan Etika Menurut
Demokritos

Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang
1. 2 Rumusan Masalah
1. 3 Tujuan Penulisan
BAB II PERMASALAHAN
BAB III LANDASAN TEORI
2. 1
2. 2

Pengertian Etika
Etika Menurut Demokritos

BAB IV ANALISIS MASALAH
3. 1 Perilaku Tom dan Jerry
3. 2 Perilaku Tom dan Jerry dalam Tinjauan Etika Menurut Demokritos
BAB V PENUTUP
4. 1
4. 2

Kesimpulan
Saran


Daftar Pustaka

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam berbagai bidang kehidupan, terdapat satu kata yang tentunya sudah
tidak asing bagi masyarakat pada umumnya, yaitu kata “etika”. Etika merupakan
suatu ilmu yang mengkaji tentang nilai-nilai kebenaran. Di dalam filsafat, terdapat
cabang-cabang inti yang diantaranya adalah Aksiologi. Aksiologi merupakan
cabang dari filsafat yang mempermasalahkan nilai-nilai kehidupan. Di dalam
aksiologi terdapat 2 cabang nilai, yaitu etika dan estetika. Etika bertugas untuk
mencari dan menilai perilaku seseorang dari sisi benar dan salahnya, sedangkan
estetika menilai perilaku dari sisi keindahan. Maka dari itu, tidaklah
mengherankan jika masyarakat umum baik yang berada di perkotaan maupun
yang berada di pedesaan sekalipun sering menyebut kata etika jika mereka sedang
mengkritik perilaku sesorang.
Di zaman sekarang ini, ilmu pengetahuan dan teknologi semakin

berkembang dengan pesat. Hampir semua pekerjaan yang biasa dilakukan oleh
manusia dapat dilakukan oleh mesin-mesin yang disusun sedemikian rupa hingga
menghasilkan suatu temuan bernama robot. Hal ini tentunya dampak negatif dan
positif. Contoh lain dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang lain
adalah di masa sebelum adanya alat komunikasi secanggih ponsel, orang-orang
yang hendak melakukan komunikasi jarak jauh akan menggunakan jasa pengantar
surat untuk menyampaikan surat yang berisikan pesan penting atau pesan yang
hanya bertujuan untuk bersalam sapa dengan temannya atau keluarganya yang
berada di luar kota atau luar negeri. Namun setelah ditemukannya ponsel,
pengguna jasa pengantar surat kian menurun jumlahnya. Orang-orang yang ingin
bersalam sapa atau berbagi cerita dengan rekannya yang berada di tempat yang
jauh akan menggunakan ponsel sebagai alat komunikasi mereka. Begitu
mudahnya ponsel dan teknologi-teknologi lain untuk digunakan baik untuk orang
dewasa atupun untuk anak-anak sehingga mereka banyak dari mereka yang
mengalihkan perhatiannya ke hal-hal yang lebih canggih dan lebih modern lagi.

Dampak positif yang dapat diambil dari kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi ini salah satunya adalah untuk memudahkan manusia dalam melakukan
pekerjaannya atau dalam berkomunikasi, mengingat di zaman global ini
kehidupan semakin menantang, sehingga membuat manusia terpaut dengan

kesibukan-kesibukannya. Namun perlu diingat bahwa tidak sedikit dampak
negatif yang ditimbulkan dari kemajuan teknologi seperti sekarang ini. Salah satu
dampak negatif dari kemajuan teknologi yang begitu pesat adalah semakin tinggi
tingkat persaingan akan memiliki suatu benda yang secanggih mungkin diantara
sesama manusia, bahkan ada banyak orang yang rela menjual harta bendanya
yang mereka anggap sudah tidak berguna bagi mereka hanya untuk mendapatkan
suatu benda atau tren yang sedang popular saat itu.
Semua hal diatas terkadang membuat orang lupa dengan tatanan etika
yang berlaku di dalam kelompok masyarakat tempat ia tinggal. Bahkan tidak
sedikit orang yang berubah kelakuannya dikarenakan kemajuan zaman seperti
sekarang ini. Para orang tua yang masih memikirkan masalah etika terhadap anakanaknya cenderung kesulitan untuk mengajarkan bagaimana berbuat sesuatu yang
sesuai denga etika yang berlaku di masyarakat tempat mereka tinggal. Seperti
dikatakan tadi bahwa kemajuan teknologi juga memiliki dampak yang positif,
tentu hal ini harus dapat dimanfaatkan oleh setiap orang yang ingin belajar untuk
mengetahui dan mengenal lebih dalam tentang apa itu etika. Dengan kemajuan
teknologi yang ada, akan lebih mudah seseorang dalam belajar tentang apa itu
etika, mana yang baik dan mana yang buruk.

1.2 Rumusan Masalah
Yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah

sebagai berikut:
a. Apa itu etika?
b. Dapatkah etika dipelajari dengan cara melihat dua tokoh kartun
1.3 Tujuan Penulisan

-

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
penulis ingin memaparkan pengertian dan makna dari “etika” yang selama
ini masih belum banyak diketahui oleh masyarakat secara umum. Mereka
hanya mengetahui bahwa etika adalah suatu perbuatan atau tingkah laku
yang baik di mata masyarakat tanpa tahu arti dan teori-teroi yang terdapat

-

di dalam etika itu sendiri;
tujuan lain dari penulisan makalah ini adalah penulis ingin memapakan
ajaran yang diusungkan oleh salah satu filsuf yang bernama Demokritos,

-


terlebih ajarannya dalam hal etika;
selain itu penulis juga ingin mengajak pembaca untuk berpartisipasi dalam
upaya memperkenalkan masalah etika kepada teman-temannya atau
keluarganya dengan cara yang menyenangkan.

BAB II
PERMASALAHAN : Perilaku Tokoh Animasi “Tom dan Jerry”

2.1 Tingkah Laku Tom dan Jerry Dalam Kehidupan Sehari-hari
Film-film yang bernuansa kartun memang sudah banyak ditemukan sejak
masa dimana televisi di Indonesia masih belum secanggih televisi di zaman

sekarang yang sudah terdapat banyak channel di dalamnya. Film-film kartun
disenangi oleh banyak orang terlebih bagi anak-anak. Alasannya adalah karena
film-film kartun memiliki tokoh-tokoh yang lucu dan unik, jenaka, tidak
membosankan, dan ceritanya cocok untuk anak-anak. Banyak perusahaan televisi
yang berlomba-lomba untuk menayangkan film-film kartun yang menyenangkan.
Hal ini membuat para pembuat film ikut berlomba-lomba untuk membuat film
kartun tang berbeda dari film-film kartun yang sudah-sudah. Salah satunya adalah

yang membuat suatu film animasi yang bertemakan tentang perilaku kehidupan
seekor kucing dan seekor tikus. Ia membuat film ini menarik dengan gambargambar yang lucu dan ceritanya yang bisa membuat orang tertawa. Tokoh kucing
dalam film tersebut diberi nama Tom, sedangkan untuk tokoh tikus diberi nama
Jerry. Tom dan Jerry hidup dalam perselisihan, hampir setiap hari mereka
melakukan hal-hal usil yang membuat satu diantara mereka harus merasakan
kesusahan.
Misalnya saja pada suatu hari, Tom ditugasi oleh majikannya untuk
menjaga makanan-makanan yang telah majikannya persiapkan untuk mengadakan
jamuan makan keluarga besarnya, setelah itu sang majikan pun pergi. Melihat
keadaan rumah yang kosong, Jerry si tikus segera mengambil inisiatif untuk
masuk ke dalam rumah dan dengan gerakan yang gesit ia segera mengambil
makanan-makanan yang tersedia di atas meja makan tersebut. Pertama ia
mengambil keju sebagai makanan kesukaanya, selanjutanya ia mengambil pie,
ayam kalkun yang sudah di panggang, buah-buahan, dan tak lupa ia meminum
minuman yang telah disediakan. Melihat ada yang menyusup dan mengambil
makanan yang telah disiapkan sang majikan, Tom si kucing segera mengambil
tindakan untuk mengusir Jerry. Ia mengejar berusaha untuk meraih Jerry dari sisi
meja makan. Tetapi Jerry terlalu lincah sehingga Tom kehabisan kesabaran dan
langsung naik ke meja makan untuk menangkap Jerry. Melihat hal itu Jerry tidak
tinggal diam dan berlari begitu saja. Ia menggunakan segala macam makanan

yang ia dapatkan untuk melempari Tom dengan makanan-makanan dan alat-alat
makan yang terdapat di atas meja makan tersebut. Tentu dapat dibayangkan betapa

berantakannya keadaan meja makan tersebut saat Jerry mulai menumpahkan
makanan-makanan tersebut ke atas meja untuk menghindar dari kejaran Tom.
Ketika kekacauan tersebut tengah terjadi, sang majikan pun datang dan mendapati
bahwa keadaan meja makan dan ruangan yang telah dipersiapkannya dengan
susah payah hancur berantakan. Hal ini membuat sang majikan geram dan ia
langsung melampiaskan kemarahannya tersebut kepada Tom, karena Tom lah
yang diperintahkan olehnya untuk menjaga meja makan dan ruangan pesta
tersebut. Akhirnya Tom diusir dari dalam rumah dan ia tidak boleh memasuki
rumah sampai keesokan harinya. Pengusiran yang terjadi terhadap Tom membuat
Jerry si tikus merasa begitu bahagia, karena tidak ada lagi yang dapat
menghalanginya untuk mengambil keju-keju serta makanan lain yang berada di
meja makan ataupun yang berada di dalam lemari pendingin.
Cerita mengenai kehidupan dari Tom dan Jerry tadi dapat kita temukan
juga di dalam kehidupan kita sehari-hari, tetapi tentu dengan kejadian dan perkara
yang sedikit berbeda dengan kejadiain yang dialami oleh Tom dan Jerry, namun
tetap dalam makna yang sama, yakni tentang keseimbangan dalam kehidupan.


BAB III
LANDASAN TEORI : Aksiologi (Etika)

3.1 Pengertian Etika

Filsafat nilai (aksiologi) merupakan salahh satu cabang dari filsafat yang
berkaitan dengan nilai-nilai, baik nilai kebenaran (etika), nilai keindahan (estetika)
maupun nilai agama. Hal yang menjadi pertanyaan di dalam aksiologi adalah
bagaimana manusia menggunakan ilmunya dan apa manfaat dari ilmu tersebut.
Banyak orang yang lebih memahami aksiologi dengan menggunakan istilah teori
nilai. John Sincalir mengatakan bahwa “dalam lingkup kajian nilai merujuk pada
pemikiran atau suatu sistem seperti politik, sosial, dan agama”.
Dalam aksiologi terdapat dua cabang yang saling berkaitan, yaitu etika dan
estetika. Kedua cabang ini erat kaitannya baik dalam kehidupan individual
maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Kata “etika” berasal dari bahasa Yunani
Kuno. Etika berasal dari kata ethos yang dalam bentuk tunggalnya mempunyai
banyak arti yakni kebiasaan, watak, adat, tempat tinggal, akhlak, sikap, cara
berpikir, dan sikap. Sedangkan dalam bentuk jamak yaitu ta etha yang berarti adat
kebiasaan. Jadi etika bisa diartikan sebagai suatu ilmu pengetahuan yang
mempelajari tindakan atau tingkah laku manusia. Berikut beberapa pengertian

etika menurut para ahli:
a. Dr. Fanz Magnis-Suseno, etika dapat diartikan sebagai pemikiran
kritis, sistematis, dan mendasar tentang ajaran-ajaran serta pandanganpandangan moral;
b. K. Bertens mengatakan bahwa etika berarti ilmu tentang apa yang
biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan;
c. Kamus
Umum
Bahasa
Indonesia
(Poerwadarmanita:1953)
menjelaskan bahwa etika berarti ilmu pengetahuan tentang asas-asas
akhlak (moral);
d. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan:1988) menjelaskan tentang pengertian dari etika, yaitu:
- ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak
-

dan kewajiban moral (akhlak);
kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak;
nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau

masyarakat.
Etika dibedakan menjadi dua macam, yaitu etika deskriptif dan etika
normatif. Etika deskriptif mengajarkan tentang gambaran dari gejala-gejala
kesadaran moral (suara hati) dari norma-norma dan konsep-konsep etis.

Sedangkan etika normatif berbicara tentang tindakan apa yang seharusnya
dilakukan oleh manusia. Dalam etika normatif, norma-norma dinilai dan sikap
manusia ditentukan. (Hamersma:24).
Hal ini membuat manusia tidak bisa seenaknya dalam mengambil suatu
tindakan. Ia harus mentaati norma yang telah berlaku di dalam suatu masyarakat
tempat di mana ia tinggal. Persoalan-persoalan yang dipelajari di dalam filsafat
tingkah laku atau etika antara lain:
- pengertian baik dan buruk secara moral
- persyaratan suatu tindakan itu disebut baik secara moral
- kesadaran moral
- suara hati
- pertimbangan moral
Etika ialah ilmu pengetahuan mengenai kesusilaan. Ini berarti bahwa etika
membicarakan kesusilaan secara ilmiah. Makasudnya ialah etika digunakan untuk
mengkaji suatu tindakan atau tingkah laku yang manusia lakukan secara ilmiah.
Secara ilmiah berarti pengkajian atau pengamatan yang dilakukan tersusun dengan
baik, atau dilakukan dengan cara terkonsep.

3.2 Etika Menurut Demokritos
Demokritos merupakan seorang murid dari Leukippos. Ia lahir pada tahun
460-370 SM. Demokritos merupakan seorang pemimpin di sebuah sekolah di
Abdera. Ia telah banyak melakukan perjalanan baik ke Mesir maupun ke Yunani,
namun laporan-laporan tentang perjalanannya tersebut tidak dapat dipastikan
kebenarannya. Demokritos merupakan seorang yang rajin menulis, namun hanya
sedikit dari tulisan-tulisannya yang tersimpan. Demokritos telah mengeluarkan
banyak teori besar, diantaranya adalah teori tentang pengetahuan, tindakan,
evolusi kebudayaan, dan etika.
Tentang tingkah laku atau tindakan, menurut Demokritos, tindakan yang
dilakukan manusia bertujuan untuk memperoleh suatu kebahagiaan. Menurutnya,
kesenangan dan rasa sakit (pain) akan menentukan kebahagiaan. Kebahagiaan
tidak ditemukan pada emas dan harta benda, tetapi ada di dalam jiwa manusia itu
sendiri. Tetapi, seperti pengetahuan indera adalah palsu, maka kesenangan indera

pun palsu. Oleh karena itu manusia harus dibimbing oleh prinsip simetri dan
harmoni. Maka dengan demikian manusia memperoleh ketenangan badan
(kesehatan) dan ketenangan jiwa (kegembiraan). Ketenteraman ini hanya
ditemukan pada barang-barang yang bersifat rohani.
Demokritos juga mengeluarkan suatu teori besar tentang etika, yang
berbunyi “ideal tertinggi dalam hidup manusia adalah euthymia: keadaan batin
yang sempurna”. Menurut Demokritos, hidup manusia akan mencapai suatu
kesempurnaan apabila ada keseimbangan dalam diri orang tersebut. Demokritos
mengajarkan tentang keseimbangan di dalam kehidupan, dimana ada sisi yang
baik dan ada sisi yang buruk, ada sisi yang menang dan ada sisi yang tertindas,
dengan adanya dua sisi tersebut, maka akan memunculkan suatu keseimbangan
hidup, keseimbangan hidup ini akan membentuk suatu keadaan batin yang
sempurna (euthymia). Ia juga mengatakan bahwa orang bijak adalah orang yang
mengejar hal-hal yang menguntungkan jiwa dan yang memberikakn ketenangan
jiwa. Untuk itu perlu keinginan-keinginan lahiriah diredakan dan cara hidup
sederhana dipraktekkan. (Dr. Harun Hadiwijono:1980)
BAB IV
ANALISIS MASALAH

4.1 Perilaku Tom dan Jerry Dalam Tinjauan Etika Menurut Demokritos
Manusia merupakan makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Ini
berarti manusia memiliki dua peran sekaligus di dalam kehidupannya, yaitu
menjadi seorang individualis, yang berarti manusia tersebut harus berusaha untuk
mempertahankan

keberlangsungan

hidupnya

secara

sendiri-sendiri

tanpa

meninggalkan hakikatnya sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial,
manusia harus dapat hidup selaras dan tidak mementingkan dirinya sendiri di
dalam bermasyarakat, meskipun ia juga sebagai makhluk individual.
Hakikat manusia sebagai makhluk sosial tentunya mengingatkan kita akan
nilai-nilai atau norma-norma yang berlaku di dalam suatu masyarakat. Nilai-nilai

yang lebih menonjol di dalam kehidupan bermasyarakat biasanya adalah nilai
tentang kebenaran. Masyarakat biasanya cenderung untuk menilai tingkah laku
seseorang dari sisi benar atau salahnya tingkah laku orang tersebut. Jika
masyarakat atau seseorang lebih memegang nilai kebenaran sebagai pedoman
mereka di dalam menilai tingkah laku baik dirinya maupun tingkah laku orang
lain, berarti ia sedang menerapkan etika di dalam kehidupannya.
Yang akan dibahas di dalam makalahi ini adalah etika yang dikemukakan
oleh seorang filsuf yang hidup di zaman pra Socrates bernama Demokritos.
Menurutnya, kebahagiaan di dalam hidup akan dicapai jika hidup ini seimbang.
Artinya kehidupan ini akan menjadi baik jika di dalamnya terdapat dua aspek
yang saling menyeimbangi, ada sisi yang baik dan ada yang tidak baik, ada yang
senang dan ada yang sedih, ada yang menang dan ada yang tertindas.
Jika kita perhatikan, belajar suatu ilmu pengetahuan seperti etika tidak
harus selalu dengan cara yang membosankan. Contohnya dengan perantaraan film
kartun, masyarakat jadi dapat mengenal ajaran etika dari Demokritos. Seperti
yang telah dijelaskan pada bab IV mengenai ajaran etika dari Demokirots,
perilaku atau tingkah laku dari tokoh kartun Tom and Jerry bisa menggambarkan
ajaran etika tersebut. Seperti yang sudah disebutkan di dalam contoh cerita
tentang Tom dan Jerry pada bab II tadi, dimana Tom si kucing selalu mendapat
kesengsaraan sedangkan lawannya Jerry si tikus selalu mendapatkan kemenangan
dengan kecerdikan-kecerdikannya, maka dapat dilihat bahwa perilaku dari
keduanya tersebut adalah seimbang.
Kedua tokoh tersebut memberikan gambaran dengan mudah tentang ajaran
etika yang diutarakan oleh Demokritos. Maka hal ini tentu harus dimanfaatkan
dengan sebaik-baiknya oleh masyarakat yang ingin mempelajari nilai etika
Demokritos dengan cara yang menyenangkan.
Menurut Demokritos, jika di dalam hidup manusuia sudah terdapat suatu
keseimbangan, berarti ia akan mencapai suatu keadaan batin yang sempurna. Ini
berarti jika keseimbangan di dalam kehidupan sudah tercapai, maka ia akan

mendapat suatu kebahagiaan yang berasal dari dalam jiwanya, karena menurutnya
kebahagiaan tidak akan ditemukan pada harta benda yang kita miliki, melainkan
dari dalam jiwa manusia itu masing-masing.

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dalam kehidupan manusia, masing-masing individu ingin melakukan yang
terbaik bagi dirinya dengan tujuan untuk mencapai kebahagiaan yang setinggitingginya. Namun ada banyak pandangan mengenai kebahagiaan yang dirasakan.
Ada yang mengatakan bahwa seseorang akan menjadi bahagia jika tujuan dari
hidupnya telah tercapai, ada juga yang mengatakan seseorang akan menjadi
bahagia jika seseorang tersebut memiliki banyak harta benda, karena dengan
memiliki banyak harta, ia dapat mengatur kehidupannya dan menatanya sebaik
mungkin.

Namun bagi Demokritos, kebahagiaan tidak dapat ditemukan dari berapa
banyak harta yang ia milkili. Baginya kebahagiaan terdapat di dalam jiwa manusia
itu sendiri. Untuk mencapai kebahagiaan tersebut, manusia harus memiliki
keseimbangan di dalam kehidupannya. Dengan memiliki keseimbangan hidup,
maka akan tercapai suatu keadaan batin yang sempurna (euthyma). Inilah yang
menjadi ajaran etika dari seorang Demokritos.
Berbicara mengenai keseimbangan, dapat dilihat dari perilaku atau tingkah
laku dua tokoh animasi anak-anak yaitu Tom dan Jerry. Kehidupan mereka selalu
seimbang, karena disetiap harinya pasti saja mereka melakukan pertengkaran, dan
di dalam pertengkaran tersebut pasti selalu ada yang menjadi korban dan tersiksa,
sedangkan yang memenangkan pertarungan akan merasakan kebahagiaan dan
seakan hidupnya menjadi sempurna. Dengan menyaksikan film kartun ini,
dimungkinkan untuk seseorang yang ingin mengetahui tentang ajaran etika dari
Demokritos akan dapat mengerti dengan cepat.

5.2 Saran
Saran yang penulis ajukan seiring dengan penulisan makalah ini
diantaranya adalah menghimbau kepada pembaca maupun masyarakat untuk mau
mempelajari dan memperdalam akan apa itu etika. Sehingga semakin banyak yang
tahu akan arti sebenarnya dari kata etika, maka baik kehidupan individual maupun
kehidupan

bermasyarakat

akan

berangsur-angsur

membaik.

Selama

ini

masyarakat umum hanya tahu bahwa etika merupakan suatu cara berpikir
seseorang tentang apa yang seseorang tersebut harus lakukan, namun masih belum
banyak dari masyarakat umum tersebut yang tahu bahwa etika merupakan suatu
ilmu tentang nilai kebenaran dan tidak memiliki arti yang sama dengan moral.
Maka dari itu, penulis berharap agar pembaca dan masyarakat umum untuk mau
memperdalam ilmu mereka mengenai etika, baik dengan cara membaca bukubuku yang bertemakan etika ataupun dengan menggunakan media-media yang
telah tersedia.

DAFTAR PUSTAKA

Bertens, K. 1993. Etika. PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta
Magnis-Suseno, Franz. 1988. Etika Dasar Masalah-masalah pokok Filsafat
Moral. Kanisius: Yogyakarta
Hadiwijono, Dr. Harun. 1990. Sari Sejarah Filsafat Barat 1. Kanisius: Yogyakarta
Poerwadarminta, W.J.S., Pusat Bahasa (Indonesia). 2003. Kamus Umum Bahasa
Indonesia. Balai Pustaka: Jakarta
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta