PUSKESMAS Makalah ini disusun untuk meme

PUSKESMAS
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas
Dosen Pengampu Sri Eny Setyowati SKM

Disusun Oleh:
Wahyu Aji M.
(P17420109035)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEMARANG
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2011

i

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga pada kesempatan ini penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Puskemas” dengan baik.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Allah SWT yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan makalah

ini dengan baik.
2. Ibu Sri Eny Setyowati SKM selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan pengajaran kepada kami.
3. Teman-teman yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
4. Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang baik
secara langsung maupun tidak langsung juga telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan sampai terselesaikannya
makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran
dan kritik yang membangun demi kemajuan dan perbaikan untuk masa
mendatang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Semarang, 27 Juli 2011

Penyusun

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................

i

KATA PENGANTAR .....................................................................................

ii

DAFTAR ISI .................................................................................................

iii

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................

1

A.Latarbelakang

............................................................................................


1

................................................................................................

2

B.Tujuan

C.Rumusan Masalah

.....................................................................................

2

D. manfaat ......................................................................................................

3

E. Metode ......................................................................................................


3

F. Sitematika penulisan

.................................................................................

3

BAB II ISI ......................................................................................................

5

A.Pengertian

5

...........................................................................................

B.visi dan misi Puskesmas


............................................................................

6

C. peran puskesmas

.....................................................................................

6

D. fungsi puskesmas

....................................................................................

6

E.struktur puskesmas

.....................................................................................


6

..................................................................................

7

G.Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan oleh Puskesmas ............................

7

H.progam pokok puskesmas

10

F.tata kerja puskesmas

.....................................................................

I. Azas Penyelenggaraan Puskesmas


……………………………................

J. Masalah-Masalah yang Muncul di Lingkup Puskesmas

............................

K.

Faktor-Faktor Penghambat Pelayanan Puskesmas

L.

Solusi Mengatasi Masalah yang Muncul di Lingkup Puskesmas

11
12

................................. 15
.............


20
BAB III PENUTUP ........................................................................................

21

A.Simpulan

.............................................................................................

21

....................................................................................................

21

B.Saran

DAFTAR PUSTAKA

...................................................................................


iii

22

iv

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara teori, sebuah negara dibentuk oleh masyarakat di suatu
wilayah yang tidak lain bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup
bersama setiap anggotanya dalam koridor kebersamaan. Dalam angan
setiap anggota masyarakat, negara yang dibentuk oleh mereka ini akan
melaksanakan fungsinya menyediakan kebutuhan hidup anggota berkaitan
dengan konstelasi hidup berdampingan dengan orang lain di sekelilingnya.
Di kehidupan sehari-hari, kebutuhan bersama itu sering kita artikan
sebagai “kebutuhan publik”. Salah satu contoh kebutuhan publik yang
mendasar adalah kesehatan.

Kesehatan adalah pelayanan publik yang bersifat mutlak dan erat
kaitannya dengan kesejahteraan masyarakat. Untuk semua pelayanan yang
bersifat mutlak, negara dan aparaturnya berkewajiban untuk menyediakan
layanan yang bermutu dan mudah didapatkan setiap saat. Salah satu wujud
nyata penyediaan layanan publik di bidang kesehatan adalah adanya
Puskesmas. Tujuan utama dari adanya Puskesmas adalah menyediakan
layanan kesehatan yang bermutu namun dengan biaya yanng relatif
terjangkau untuk masyarakat, terutama masyarakat dengan kelas ekonomi
menengah ke bawah.
Dalam makalah ini, kami akan membahas mengenai “Pelayanan
Puskesmas” karena Puskesmas sebagai bentuk nyata peran birokrasi dalam
memberikan pelayanan publik kepada masyarakat, khususnya dalam
bidang kesehatan sdan karena Puskesmas merupakan ujung tombak
pelayanan kesehatan masyarakat.

1

B.

Tujuan

1.

Mengetahui pengertian Puskesmas

2.

Mengetahui visi dan misi Puskesmas

3.

Mengetahui peran puskesmas

4.

Mengetahui fungsi puskesmas

5.

Mengetahui struktur puskesmas

6.

Mengetahui tata kerja puskesmas

7.

Mengetahui Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan oleh

Puskesmas
8.

Mengetahui progam pokok puskesmas

9.

Mengetahui Azas Penyelenggaraan Puskesmas

10. Mengidentifikasi masalah-masalah yang terjadi dalam pelayanan
kesehatan di lingkup Puskesmas
11. Mencari dan menemukan faktor-faktor penyebab terjadinya
masalah-masalah di lingkup Puskesmas
12. Mengetahui solusi mengatasi masalah-masalah yang muncul di
lingkup Puskesmas.

C. Rumusan Masalah
1.

Apa pengertian Puskesmas?

2.

Sebutkan visi dan misi Puskesmas?

3.

Apa peran puskesmas?

4.

Apa fungsi puskesmas?

5.

Sebutkan struktur puskesmas?

6.

Sebutkan tata kerja puskesmas?

7.

Bagaimana Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan oleh

Puskesmas?
8.

Sebutkan progam pokok puskesmas?

9.

Sebutkan Azas Penyelenggaraan Puskesmas?

10. Apa saja masalah-masalah yang terjadi dalam pelayanan kesehatan
di lingkup Puskesmas?

2

11. Apa faktor-faktor penyebab terjadinya masalah-masalah di lingkup
Puskesmas?
12. Bagaimana solusi mengatasi masalah-masalah yang muncul di
lingkup Puskesmas?.

D.

Manfaat
Dari pembahasan materi yang tersedia dalam makalah ini, diharapkan
dapat memberikan manfaat kepada pembaca untuk mengetahui tentang
definisi, fungsi, peran, tujuan, struktur, tata kerja Puskesmas, serta mengetahui
penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh Puskesmas. Selain
itu pembaca dapat mengetahui masalah-masalah yang terjadi dalam pelayanan
kesehatan di lingkup Puskesmas dan mencari serta menemukan faktor-faktor
penyebab terjadinya masalah-masalah di lingkup Puskesmas, sekaligus dapat
mengetahui solusi mengatasi masalah-masalah yang muncul di lingkup
Puskesmas.

E.

Metode
1. Studi Pustaka
2. Internet

F.

Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
E. Metode
F. Sistematika Penulisan
BAB II ISI
A. pengertian Puskesmas
B. visi dan misi Puskesmas

3

C. peran puskesmas
D. fungsi puskesmas
E. struktur puskesmas
F. tata kerja puskesmas
G. Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan oleh Puskesmas
H. progam pokok puskesmas
I.

Azas Penyelenggaraan Puskesmas

J.

Masalah-Masalah yang Muncul di Lingkup Puskesmas

K. Faktor-Faktor Penghambat Pelayanan Puskesmas
L. Solusi Mengatasi Masalah yang Muncul di Lingkup Puskesmas
BAB IV PENUTUP
A.

Kesimpulan

B.

Saran

DAFTAR PUSTAKA

4

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Puskesmas adalah Suatu unit organisasi yang bergerak dalam
bidang pelayanan kesehatan yang berada di garda terdepan dan
mempunyai misi sebagai pusat pengembangan pelayanan kesehatan, yang
melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan
terpadu untuk masyarakat di suatu wilayah kerja tertentu yang telah
ditentukan secara mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanan namun
tidak mencakup aspek pembiayaan. (Ilham Akhsanu Ridlo, 2008)
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis (UPT) dinas kesehatan
kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di suatu wilayah kerja
B. Visi dan Misi Puskesmas
1.

Visi Puskesmas

Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah
tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat .
Indikator Kecamatan Sehat:
a. lingkungan sehat
b. perilaku sehat
c. cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu
d. derajat kesehatan penduduk kecamatan

2.

Misi Puskesmas
a. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah
kerjanya
b. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat
di wilayah kerjanya

5

c. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan
d. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan
masyarakat beserta lingkungannya
C. Peran Puskesmas
peran Puskesmas adalah sebagai ujung tombak dalam mewujudkan
kesehatan nasional secara komprehensif, tidak sebatas aspek kuratif dan
rehabilitatif saja seperti di Rumah Sakit.
D. Fungsi Puskesmas
1.

Sebagai Pusat Pembangunan Kesehatan Masyarakat di wilayah

kerjanya.
2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka

meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat.
3.

Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu

kepada
masyarakat di wilayah kerjanya.
Proses dalam melaksanakan fungsinya, dilaksanakan dengan cara:
a. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan

kegiatan dalam rangka menolong dirinya sendiri.
b. Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali

dan menggunakan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien.
c. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan

rujukan medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan
ketentuan bantuan tersebut tidak menimbulkan ketergantungan.
d. Memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat.
e. Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam
melaksanakan program
E. Struktur Organisasi
1. Kepala Puskesmas
2. Unit Tata Usaha:

6

3. Data dan Informasi,
4. Perencanaan dan Penilaian,
5. Keuangan, Umum dan Kepegawaian
6. Unit Pelaksana Teknis Fungsional Puskesmas:
7. UKM / UKBM
8. UKP
9. Jaringan pelayanan Puskesmas:
10. Unit Puskesmas Pembantu
11. Unit Puskesmas Keliling
12. Unit Bidan di Desa/Komunitas
F. Tata Kerja
1. Kantor Camat → koordinasi
2. Dinkes → UPT → bertanggung jawab ke Dinkes
3. Jaringan Pelayanan Kesehatan Strata Pertama → sebagi mitra
4. Upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat → sebagai pembina
5. Jaringan Pelayanan Kesehatan Rujukan →kerjasama
6. Lintas sektor → koordinasi
7. Masyarakat → perlu dukungan/partisipasi →BPP (Badan Penyantun
Puskesmas)
G. Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan oleh Puskesmas
Visi dan misi Puskesmas di Indonesia merujuk pada program
Indonesia Sehat. Hal ini dapat kita lihat pula dalam SPM (Standar Pelayanan
Minimal). Standar Pelayanan Minimal adalah suatu standar dengan batasbatas tertentu untuk mengukur kinerja penyelenggaraan kewenangan wajib
daerah yang berkaitan dengan pelayanan dasar kepada masyarakat yang
mencakup : jenis pelayanan, indikator, dan nilai (benchmark). Pelaksanaan
Urusan Wajib dan Standar Pelayanan Minimal (UW-SPM) diatur dalam Surat
Keputusan

Menteri

1457/MENKES/SK/X/2003

Kesehatan

Republik

Indonesia

No.

dibedakan atas : UW-SPM yang wajib

diselenggarakan oleh seluruh kabupaten-kota di seluruh Indonesia dan UW7

SPM spesifik yang hanya diselenggarakan oleh kabupaten-kota tertentu sesuai
keadaan setempat. UW-SPM wajib meliputi penyelenggaraan pelayanan
kesehatan

dasar,

penyelenggaraan

perbaikan

gizi

masyarakat,

penyelenggaraan pemberantasan penyakit menular, penyelenggaraan promosi
kesehatan, dll. Sedangkan UW-SPM spesifik meliputi pelayanan kesehatan
kerja, pencegahan dan pemberantasan penyakit malaria, dll. Hal ini diperkuat
dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 65 Tahun 2005 tentang
Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standard Pelayanan Minimal.

RANCANGAN KEWENANGAN WAJIB DAN STANDARD PELAYANAN
MINIMAL
Kewenangan Wajib
1. Penyelenggaraan
Pelayanan

Jenis Pelayanan
 Pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru

Kesehatan

Dasar

lahir
 Pelayanan kesehatan bayi dan anak pra
sekolah
 Pelayanan kesehatan anak usia sekolah
dan remaja
 Pelayanan kesehatan usia subur
 Pelayanan kesehatan usia lanjut
 Pelayanan imunisasi
 Pelayanan kesehatan jiwa masyarakat

2. Penyelenggaraan
pelayanan

 Pelayanan pengobatan / perawatan
 Pelayanan kesehatan dengan

kesehatan

4

kompetensi dasar (kebidanan, bedah,

rujukan dan penunjang

penyakit dalam, anak)
 Pelayanan kesehatan darurat
 Pelayanan

laboratorium

kesehatan

yang mendukung upaya kesehatan
perorangan dan kesehatan masyarakat
 Penyediaan pembiayaan dan jaminan
8

kesehatan

 Penyelenggaraan

3. Penyelenggaraan

penyelidikan

pemberantasan penyakit

epidemiologi

menular

Kejadian Luar Biasa (KLB)
 Pencegahan

dan

penanggulangan

dan

pemberantasan

dan

pemberantasan

penyakit polio
 Pencegahan

penyakit TB paru
 Pencegahan

dan

pemberantasan

penyakit malaria
 Pencegahan

dan

pemberantasan

dan

pemberantasan

dan

pemberantasan

penyakit kusta
 Pencegahan
penyakit ISPA
 Pencegahan

penyakit HIV-AIDS
 Pencegahan

dan

pemberantasan

dan

pemberantasan

dan

pemberantasan

penyakit DBD
 Pencegahan
penyakit diare
 Pencegahan

penyakit fliariasis
 Pemantauan pertumbuhan balita

4. Penyelenggaraan
perbaikan
masyarakat

gizi

 Pemberian suplemen gizi
 Pelayanan gizi
 Penyuluhan gizi seimbang
 Penyelenggaraan kewaspadaan gizi

9

 Penyuluhan prilaku sehat

5. Penyelenggaraan
promosi kesehatan

 Penyuluhan pemberdayaan masyarakat
dalam upaya kesehatan
 Pemeliharaan kualitas

6. Penyelenggaraan
kesehatan

lingkungan

dan sanitasi dasar

lingkungan

fisik, kimia, biologi
 Pengendalian vektor
 Pelayanan hygiene sanitasi di tempat

7. Pencegahan

dan

umum
 Penyuluhan P3 NAPZA (Pencegahan

penanggulangan

dan Penanggulangan Penyalahgunaan

penyalahgunaan

NAPZA) yang berbasis masyarakat

narkotika,

psikotropika

dan zat adiktif lain
8. Penyelenggaraan
pelayanan

 Penyediaan

kefarmasian

serta

makanan

dan

perbekalan

kesehatan untuk pelayanan kesehatan

dan pengamanan sediaan
farmasi, alat kesehatan

obat

dasar
 Penyediaan dan pemerataan pelayanan

dan

kefarmasian

minuman

di saranan

pelayanan

kesehatan
 Pelayanan pengamanan farmasi alat
kesehatan

H. Program Pokok Puskesmas
Kegiatan pokok Puskesmas dilaksanakan sesuai kemampuan tenaga maupun
fasilitasnya, karenanya kegiatan pokok di setiap Puskesmas dapat berbedabeda. Namun demikian kegiatan pokok Puskesmas yang lazim dan
seharusnya dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1. Kesejahteraan ibu dan Anak ( KIA )
2. Keluarga Berencana
3. Usaha Peningkatan Gizi
4. Kesehatan Lingkungan

10

5. Pemberantasan Penyakit Menular
6. Upaya Pengobatan termasuk Pelayanan Darurat Kecelakaan
7. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
8. Usaha Kesehatan Sekolah
9. Kesehatan Olah Raga
10. Perawatan Kesehatan Masyarakat
11. Usaha Kesehatan Kerja
12. Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut
13. Usaha Kesehatan Jiwa
14. Kesehatan Mata
15. Laboratorium ( diupayakan tidak lagi sederhana )
16. Pencatatan dan Pelaporan Sistem Informasi Kesehatan
17. Kesehatan Usia Lanjut
18. Pembinaan Pengobatan Tradisional
Pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas diarahkan kepada keluarga
sebagai satuan masyarakat terkecil. Karenanya, kegiatan pokok Puskesmas
ditujukan untuk kepentingan kesehatan keluarga sebagai bagian dari
masyarakat di wilayah kerjanya. Setiap kegiatan pokok Puskesmas
dilaksanakan dengan pendekatan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (
PKMD ). Disamping penyelenggaraan usaha-usaha kegiatan pokok
Puskesmas seperti tersebut di atas, Puskesmas sewaktu-waktu dapat diminta
untuk melaksanakan program kesehatan tertentu oleh Pemerintah Pusat
( contoh: Pekan Imunisasi Nasional ). Dalam hal demikian, baik petunjuk
pelaksanaan maupun perbekalan akan diberikan oleh Pemerintah Pusat
bersama Pemerintah Daerah. Keadaan darurat mengenai kesehatan dapat
terjadi, misalnya karena timbulnya wabah penyakit menular atau bencana
alam. Untuk mengatasi kejadian darurat seperti di atas bisa mengurangi atau
menunda kegiatan lain.
I. Azas Penyelenggaraan Puskesmas Menurut Kepmenkes No 128 Tahun

2004

11

1. Azas pertanggungjawaban wilayah
1) Puskesmas

bertanggung

jawab

meningkatkan

derajat

kesehatan

masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya.
2) Dilakukan kegiatan dalam gedung dan luar gedung
3) Ditunjang dengan puskesmas pembantu, Bidan di desa, puskesmas
keliling

2. Azas pemberdayaan masyarakat
a. Puskesmas harusmemberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat
agar berperan aktif dalam menyelenggarakan setiap upaya Puskesmas
b. Potensi masyarakat perlu dihimpun

3. Azas keterpaduan
Setiap upaya diselenggarakan secara terpadu
a. Keterpaduan lintas program
1) UKS : keterpaduan Promkes, Pengobatan, Kesehatan Gigi, Kespro,
Remaja, Kesehatan Jiwa
b.

Keterpaduan lintassektoral

1) Upaya Perbaikan Gizi : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,
lurah/kades, pertanian, pendidikan, agama, dunia usaha, koperasi,
PKK
2) Upaya Promosi Kesehatan : keterpaduan sektor kesehatan dengan
camat, lurah/kades, pertanian, pendidikan, agama
4. Azas rujukan
a.

Rujukan medis/upaya kesehatan perorangan

1) rujukan kasus
2) bahan pemeriksaan
3) ilmu pengetahuan
b.

Rujukan upaya kesehatan masyarakat

1) rujukan sarana dan logistik
2) rujukan tenaga

12

3) rujukan operasional

J. Masalah-Masalah yang Muncul di Lingkup Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan ujung tombak
pelayanan kesehatan bagi masyarakat karena cukup efektif membantu
masyarakat dalam memberikan pertolongan pertama dengan standar
pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang dikenal murah seharusnya
menjadikan Puskesmas sebagai tempat pelayanan kesehatan utama bagi
masyarakat, namun pada kenyataannya banyak masyarakat yang lebih
memilih pelayanan kesehatan pada dokter praktek swasta atau petugas
kesehatan praktek lainnya. Kondisi ini didasari oleh persepsi awal yang
negatif dari masyarakat terhadap pelayanan Puskesmas, misalnya anggapan
bahwa mutu pelayanan yang terkesan seadanya, artinya Puskesmas tidak
cukup memadai dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, baik
dilihat dari sarana dan prasarananya maupun dari tenaga medis atau anggaran
yang digunakan untuk menunjang kegiatannya sehari-hari. Sehingga banyak
sekali pelayanan yang diberikan kepada masyarakat itu tidak sesuai dengan
Standar Operating Procedure (SOP) yang telah ditetapkan. Misalnya: sikap
tidak disiplin petugas medis pada unit pelayanan puskesmas Peudada, yang
dikeluhkan masyarakat. Mereka selalu diperlakukan kurang baik oleh para
petugas medis yang dinilai cenderung arogan, berdalih terbatasnya persediaan
obat-obatan pada puskesmas telah menyebabkan banyak diantara pasien
terpaksa membeli obat pada apotik. Di samping itu, ketika membawa salah
seorang warga yang jatuh sakit saat mengikuti kegiatan perkampungan
pemuda, kemudian warga yang lain mengantarnya ke Puskesmas Peudada,
pasien itu tidak dilayani dengan baik bahkan mereka (perawat-red) mengaku
telah kehabisan stok obat. Hal tersebut, tentu telah merusak citra Puskesmas
sebagai pemberi layanan kesehatan kepada masyarakat yang dianggap dapat
membantu dalam memberikan pertolongan pertama yang sesuai dengan
standar pelayanan kesehatan. Selain itu, tidak berjalannya tugas edukatif di
Puskesmas yang berkaitan dengan penyuluhan kesehatan yang sekaligus
berkaitan dengan tugas promotif. Menurut masyarakat, petugas puskesmas
13

sangat jarang berkunjung, kalaupun ada, yaitu ketika keluarga mempunyai
masalah kesehatan seperti anggota keluarga mengalami gizi buruk atau
penderita TB. Berarti tugas ini lebih untuk memberikan laporan dan kuratif
dibanding upaya promotif. Kemudian, perawat puskesmas biasanya aktif
dalam BP, puskesmas keliling, dan puskesmas pembantu. Jelas dalam tugas
tersebut, perawat melakukan pemeriksaan pasien, mendiagnosa pasien,
melakukan pengobatan pada pasien dengan membuat resep pada pasien.
Namun, ketika melakukan tugas tersebut tidak ada supervisi dari siapapun,
khususnya penanggung jawab dalam tindakan pengobatan/medis. Tenaga
perawat seolah-olah tidak menghargai kegiatan-kegitan formalnya sendiri,
karena mungkin tugas kuratif lebih penting. Hal ini berdampak kepada status
kesehatan masyarakat, status gizi, penyakit infeksi menular dan mungkin
upaya kesehatan ibu dan anak tidak mendapatkan porsi yang sesuai sehingga
berdampak pada kondisi kesehatan masyarakat. Kalaulah memang tugas
tenaga kesehatan di Puskesmas lebih banyak ke arah kuratif, maka Puskesmas
menjadi unit dari pelayanan Rumah sakit karena Rumah Sakit akan memiliki
banyak sumber daya manusia dan fasilitas medik. Tapi kalaulah Puskesmas
ini menjadi lebih dominan dalam tugas promotif dan preventif maka tugas
eksekutif bagi perawat haruslah digiatkan, dan puskesmas menjadi bagian dari
unit Dinas kesehatan, atau bagian tersendiri yang memiliki otonomi yang kuat
dalam mengatur program-programnya, sedangkan Dinas kesehatan hanya
sebagai regulator, pemberi dana dan pengadaan petugas, untuk pelayanan
kesehatan masyarakat diberikan kepada Puskesmas, atau pelayanan kesehatan
dapat ditenderkan kepada pihak swasta. Tidak hanya hal-hal yang telah
diungkapkan di atas, lebih dari itu, masih ada permasalahan yang muncul di
lingkup puskesmas, misalnya: Jam kerja Puskesmas yang sangat singkat
hanya sampai jam 14.00 WIB, kemampuan keuangan daerah yang terbatas,
puskesmas yang kurang memiliki otoritas untuk memanfaatkan peluang yang
ada, puskesmas belum terbiasa mengelola kegiatannya secara mandiri, serta
kurangnya kesejahteraan karyawan yang berpengaruh terhadap motivasi
dalam melaksanakan tugas di puskesmas.

14

K. Faktor-Faktor Penghambat Pelayanan Puskesmas
Dalam realitanya pelayanan Puskesmas sekarang banyak memiliki
masalah-masalah. Adapun masalah-masalah yang telah diungkapkan di atas
itu diakibatkan oleh faktor-faktor sebagai berikut: (Tjiptoherijanto dan Said
Zainal Abidin, 1993: 44-46)
a. Faktor Internal
1) Pelaksanaan Manajemen
Pelaksanaan manajemen merupakan hal penting yang menentukan
dalam mencapai tujuan yang efisien dan efektif dari tujuan
Puskesmas.

Dimana

fungsi

manajemen

itu

untuk

planning,

organaizing, leading, dan controling. Pada kegiatan perencanaan
setiap tahunnya sering kali tidak berjalan sehingga kegiatan berjalan
apa adanya sesuai kebiasaan yang dianggap ‘baik/sudah biasa’.
Bahkan

terasa

sekali

bahwa

tidak

pernah

adanya

upaya

pengembangan. Serta tidak pernah terpikir untuk mempersoalkan
kendali mutu pelayanan yang disebabkan kurangnya pengetahuan,
peralatan, dan perhatian tersita pada upaya pengobatan. Dapat
dikatakan bahwa kepala Puskesmas lebih sibuk pada masalah-masalah
manajerial daripada kasus-kasus klinik. Dapat dikatakan juga bahwa
kurangnya pengetahuan para Kepala Puskesmas dan rendahnya
disiplin/etos kerja staff, menjadikan unsur manajemen ini tidak
berjalan. Tentu hal ini menghambat kinerja Puskesmas untuk
melayani masyarakat dalam bidang kesehatan.
2) Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan suatu aspek terpenting dalam
mencapai target dari program-program Puskesmas. Tetapi apa yang
terjadi pada Puskesmas di Indonesia terkesan tidak diperhatian oleh
pemerintah dengan alasan wilayah geografis yang sulit untuk
dijangkau, sehingga sarana dan prasarana yang ada di dalam
Puskesmas sangat terbatas, baik berupa alat medis maupun obatobatan. Hal ini terjadi akibat dari sumber keuangan yang dimiliki
15

Puskesmas terbatas sehingga mutu pelayanan puskesmas pun menjadi
rendah karena tidak sesuai dengan standart kesehatan.
3) Tenaga medis
Jumlah

tenaga

medis

yang

sangat

sedikit

mengakibatkan

ketidakmampuannya melaksanakan program dari Dinas Kesehatan.
Misalanya program Posyandu yang tidak tepat sasaran. Jumlah tenaga
medis sedikit karena insentif dari pemerintah daerah. Faktor
kesejahteraan pegawai memang hal penting karena berkaitan dengan
satu-satunya pendapatan resmi mereka adalah gaji. Untuk mencapai
penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Puskesmas di perlukan
pimpinan yang mau memotivasi pegawainya dengan cara memenuhi
kebutuhan hidupnya.
4) Sumber keuangan Puskesmas
Sumber keuangan dari pemerintah pusat maupun daerah yang didapat
tidak sebanding dengan pengeluaran operasional Puskesmas sehingga
biaya pelayanan Puskesmas pun mahal padahal sarana yang terdapat
di sana tidak sebanding dengan apa yang harus dibayar sehingga hal
ini berdampak kepada masyarakat untuk beralih pergi ke Rumah Sakit
saja yang fasilitas lebih baik daripada Puskesmas. Adapun sumbersumber keuangan Puskesmas sebagai berikut:
a) Pemerintah

Sumber biaya berasal dari Pemerintah Kabupaten yang dibedakan
atas dana pembangunan dan dana anggaran rutin. Dana ini
diturunkan secara bertahap ke Puskesmas melalui Dinas Kesehatan
Kabupaten.
b) Retribusi
Retribusi merupakan salah satu sumber pendapatan Puskesmas
yang membiayai upaya kesehatan perorangan yang pemanfaatanya
dan besarnya ditentukan oleh Pemerintah Daerah.
c) PT. ASKES

16

Puskesmas menerima dana dari PT. ASKES yang peruntukannya
sebagai imbal jasa kepada peserta ASKES yaitu Pegawai Negeri
Sipil (PNS)
d) PT. JAMSOSTEK
Puskesmas

menerima

dana

dari

PT.

JAMSOSTEK

yang

peruntukannya sebagai imbal jasa kepada peserta JAMSOSTEK
yaitu Pegawai / karyawan yang berada dibawah naungan Dinas
Tenaga Kerja.
e) BPP (Badan Penyantun Puskesmas)
Dengan memberdayakan potensi yang dimiliki masyarakat dalam
rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Sumber-sumber keuangan Puskesmas ini ternyata tidak dapat
membiayai operasinal dari program-program Puskesmas. Hal ini
diakibatkan oleh beberapa faktor yaitu, birokratisasi penyaluran
keuangan dari pemerintah sampai ke Puskesmasnya dan rendahnya
responsibilitas pengelola manajemen Puskesmas.
5) Psiko-sosial antara tenaga medis dengan penduduk
Perbedaan psiko-sosial antara tenaga kesehatan yang ada di
Puskesmas dengan penduduk menimbulkan hambatan dalam
penyelenggaraan pelayanan kesehatan Puskesma.Tenaga-tenaga
yang diperbantukan di Puskesmas biasanya terdiri dari orang-orang
terpelajar dan bukan berasal dari daerah tersebut, sehingga
penduduk menganggapnya sebagai orang asing. Apalagi jika
bahasa yang digunakan adalah bahasa yang tidak dimengerti oleh
penduduk, maka akibatnya penduduk segan untuk datang ke
Puskesmas.

17

b)
1.

Faktor Eksternal
Kondisi Geografis
Kondisi geografis Puskesmas umumnya terletak pada daerah
pelosok atau setingkat dengan kecamatan. Dimana kecamatan tiaptiap daerah memilki keadaan yang berbeda-beda dalam memenuhi
kebutuhan

pelayanan

kesehatan

puskesmas.

Memang

ada

kecamatan-kecamatan yang hanya dengan satu Puskesmas sudah
dapat menjangkau seluruh penduduk. Tetapi ada juga puskesmas
yang hanya dapat dijangkau oleh penduduk yang bermukim di
dekatnya karena penduduk yang lain bertempat tinggal jauh dari
Puskesmas. Hal ini terkait pada dana yang tidak cukup untuk
menggunakan alat-alat transportasi atau memang tempat tinggalnya
terpencil sehingga penduduknya lebih senang tinggal di rumahnya
daripada pergi ke Puskesmas.
2.

Pemerintah daerah

Peran Pemerintah Daerah yang terkesan gagap ini terlihat atas
pemahaman pembangunan kesehatan yang setengah-setengah dari
pihak legslatif dan eksekutif yang tercermin dari dijadikannya
pelayanan kesehatan sebagai tulang punggung pendapatan daerah.
Ini berarti orang sakit dijadikan tualng punggung pendapatan
daerah.

Padahal

upaya

menyehatkan

masyarakat

sejatinya

termaktub dalam hakikat dan semangat UU. No.22 dan UU No. 25
tahun 1999 yang pada intinya adalah untuk meningkatkan kualitas
pelayanan

publik

dan

mengembangkan

demokrasi

menuju

peningkatan kesejahteraan rakyat. Disamping itu alokasi anggaran
kesehatan berbagai daerah mencerminkan kurangnya perhatian
terhadap

investasi

hak-hak

dasar

pembangunan

manusia

diantaranya pelayanan kesehatan dasar.
3.

Keadaan Ekonomi Penduduk

Keadaan ekonomi penduduk memberikan andil dalam sulitnya
mengupayakan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Jumlah

18

warga negara Indonesia mayoritas bermata pencarian petani dan
nelayan yang mana kondisi ekonominya kurang memadai.
Walaupun ada ketentuan yang memperbolehkan mereka yang tidak
mampu untuk tidak usah membayar retribusi di Puskesmas, namun
kenyataannya orang-orang yang demikian justru enggan datang ke
Puskesmas.
4.

Kondisi Pendidikan Penduduk

Masalah pendidikan penduduk juga berperan dalam menghambat
pelayanan yang dihadapi oleh Puskesmas sebagai pusat pelayanan
kesehatan pada tingkat pertama, karena pada umumnya pendidikan
masyarakat desa masih rendah, maka pola pikir mereka sangat
sederhana dan kurang atau bahkan belum paham akan arti
kesehatan. Mereka cenderung mengikuti sifat-sifat tradisional yang
sejak dulu dipegang oleh masyarakat dan lingkungannya.
Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia memiliki
tingkat pendidikan yang rendah yang mana sebagian besar
penduduk Indonesia lulusan SD terutama di daerah pelosokpelosok Indonesia, sehingga hal berdampak pada rendahnya
partisipasi masyarakat dalam mewujudkan masyarakat Indonesia
sehat terutama pada lembaga Puskesmas yang letaknya dekat
dengan masyarakat tersebut. Selain itu juga disebabkan Rumah
Sakit lebih baik sarana dan prasarananya, padahal Puskesmas
merupakan pelayanan kesehatan yang paling dasar dalam
lingkungan masyarakat setempat.
5.

Dinas Kesehatan

Dinas Kesehatan yang berada di Propinsi bekerja pada aspek
melayani penyembuhan penyakit yang sudah diderita oleh
penduduk dibandingkan dengan melayani obat-obatan yang dapat
digunakan sebagai upaya pencegahan timbulnya suatu penyakit
pada penduduk. Dengan kata lain pelayanan kesehatan Puskesmas
lebih banyak ditekankan pada tindakan kuratif dibandingkan pada

19

tindakan preventif apalagi promotif. Selain itu Dinas Kesehatan
juga kurang melakukan koordinasi dan pengawasan terhadap
pelaksanaan

program-program

Puskesmas

yang

sudah

ada

sehingga tidak terwujudnya pelayanan kesehatan di tingkat basis.

L. Solusi Mengatasi Masalah yang Muncul di Lingkup Puskesmas
Puskesmas
terinstitusionalisasi

sebagai

unit

mempunyai

pelayanan

kewenangan

kesehatan
yang

besar

yang
dalam

menciptakan inovasi model pelayanan kesehatan di daerah. Untuk itu
dibutuhkan komitmen dan kemauan untuk meningkatkan/meratakan
kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dengan melakukan revitalisasi
sistem kesehatan dasar dengan memperluas jaringan yang efektif dan
efisien

di

Puskesmas,

peningkatan

jumlah

dan

kualitas

tenaga

kesehatan/revitalisasi kader PKK, pembentukan standar pelayanan
kesehatan minimum untuk kinerja sistem kesehatan yang komprehensif,
serta memperbaiki sistem informasi pada semua tingkatan pemerintah.
Dari banyak kasus yang terjadi dibanyak daerah, jelas bahwa Puskesmas
memiliki pencitraan yang rendah pada saat sekarang, terutama jika dilihat
dari sarana, Puskesmas tidak memiliki fasilitas yang lengkap walaupun
sudah mendapat dana dari Dinas Kesehatan.

20

BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat
ternyata masih menyimpan berbagai permasalahan yang kini banyak
dikeluhkan oleh masyarakat. Tidak hanya dilihat dari segi sarana dan
prasarana yang kurang memadai, tetapi juga dari segi tenaga medis yang
demikian pula adanya. Oleh karena itu, diperlukan perhatian khusus dari
pemerintah dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat serta
komitmen untuk merubah sistem pelayanan Puskesmas yang dinilai buruk
oleh masyarakat. Selain itu, Puskesmas juga harus memiliki standar
pelayanan yang dapat memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat untuk
mencapai kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.
B. Saran
1. Puskesmas harus lebih memfokuskan pada peningkatan pelayanan

kesehatan dan pengelolaan sistem kesehatan yang menyeluruh
2. Melakukan perbaikan terhadap sarana dan prasarana Puskesmas demi

terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan
3.

Merestrukturisasikan peran Puskesmas

4. Pemerintah harus memberikan otonomi kepada Puskesmas dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
5.

Mensosialisasikan

program-program

Puskesmas

kepada

masyarakat untuk mengubah citra Puskesmas yang sudah dinilai buruk
oleh masyarakat

21

DAFTAR PUSTAKA

Tjiptoherijanto,

prijono,

Said

Z.

Abidin,

Reformasi

Administrasi

dan

Pembangunan Nasional. 1993. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia:
Jakarta

http://model-puskesmas-era-desentralisasi.html, diunduh tanggal 26 November
2011
http://one.indoskripsi.com, diunduh tanggal 26 November 2011
http://alfredsaleh.files.wordpress.com, diunduh tanggal 26 November 2011

22