HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANDANWANGI MALANG

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL
TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANDANWANGI MALANG

SKRIPSI
Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan (S.Kep) Pada Program Studi
Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang

Oleh
Dian Ratminasari
Nim. 201010420312173

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2013

i

LEMBAR PENGESAHAN
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL

DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANDANWANGI
KELURAHAN POLOWIJEN KECAMATAN BELIMBING MALANG

SKRIPSI
Disusun Oleh :
DIAN RATMINASARI
NIM. 201010420312173
Diujikan
Tanggal 26 Januari 2013
Penguji I

Penguji II

Nurul Aini, S.Kep. Ns., M.Kep
NIP. UMM. 112.050.104.19

Aini Alifatin, M.Kep
NIP. UMM. 112.9311.0305


Penguji III

Penguji IV

Yoyok Bekti Prastyo, S.Kep.Kom
NIP. UMM. 112.0309.0405

Sri Widowati, S.Kep.Ns
NIP. UMM. 112.0203.0393

Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang

Tri Lestari Handayani, M.Kep.,Sp.Mat
NIP.UMM. 112.9311.0304

ii

LEMBAR PENGESAHAN

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL
DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANDANWANGI
KELURAHAN POLOWIJEN KECAMATAN BELIMBING MALANG
SKRIPSI
Disusun Oleh :
DIAN RATMINASARI
NIM. 201010420312173
Diujikan
Tanggal 26 Januari 2013
Penguji I

Penguji II

Nurul Aini, S.Kep. Ns., M.Kep
NIP. UMM. 112.050.104.19

Aini Alifatin, M.Kep
NIP. UMM. 112.9311.0305


Penguji III

Penguji IV

Yoyok Bekti Prastyo, S.Kep.Kom
NIP. UMM. 112.0309.0405

Sri Widowati, S.Kep.Ns
NIP. UMM. 112.0203.0393

Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang

Yoyok Bekti Prastyo, S.Kep.Kom
NIP. UMM. 112.0309.0405

iii

KATA PENGANTAR


Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah AWT, berkat rahmat dan
bimbingan-Nya saya dapat menyelesaikan proposal skripsi dengan judul “Hubungan
Dukungan Sosial Dengan Tingkat Depresi Pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas
Pandanwangi Malang”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh
gelar sarjana keperawatan (S. Kep) pada program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
Bersamaan dengan ini perkenankan saya mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya dengan hati yang tulus pada:
1. Tri Lestari Handayani, M. Kep, Sp. Mat selaku Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang,
2. Ns. Nurul Aini, S.Kep.M.Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu
Keperawatann fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang,
3. Yoyok Bekti Prastyo, S.Kep. M. Kom selaku pembimbing I dan,
4. Sri Widowati, S. Kep. Ns selaku pembimbing II atas bimbingannya,
5. Bapak/ibu, keluarga dan teman-temanku tercinta atas segala dukungan moril
maupun materiil serta doa-doanya.
Dan semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini. Mohon maaf
atas kesalahan dan ketidaksopanan yang mungkin saya perbuat. Semoga Allah SWT
senantiasa memudahkan setiap langkah-langkah kita menuju kebaikan dan selalu
menganugerahkan kasih sayang-Nya untuk kita semua. Amin.


Malang, 14 Mei 2012

Penulis

iv

Intisari

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL
TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANDANWANGI MALANG
Dian Ratminasari1, Yoyok Bekti Prasetiyo,S.Kep.Sp.Kom2, Sri Widowati,S.Kep.Ns3
Abstrak : Kemajuan ilmu dan teknologi di bidang kedokteran dan kesehatan telah dapat
meningkatkan usia harapan hidup penduduk Indonesia. Meningkatnya usia harapan hidup
membawa konsekuensi semakin bertambahnya jumlah penduduk lansia. Secara fisiologis
penduduk lansia akan mengalami penurunan kondisi fisik, hal ini ditambah dengan masalah
pisikologis yang muncul akibat dari penurunan produktifitas lansia akan berdampak pada
kondisi kejiwaan pada lansia itu sendiri, sehingga lansia akan memerlukan bantuan dan
dukungan (Dukungan Sosial) agar dapat menyesuaikan diri dalam menghadapi perubahan

dalam hidupnya. Dukungan sosial terhadap lansia dapat mempengaruhi kondisi psikologis
(tingkat depresi). Permasalahannya apakah lansia telah mendapatkan dukungan sosial, bentuk
dukungan sosial apa yang dominan, dan bagaimana hubungan antara dukungan sosial dengan
tingkat depresi pada lansia. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
hubungan antara dukungan sosial dengan tingkat depresi pada lansia di Kelurahan Polowijen
Kecamatan Belimbing Malang, dengan desain studi cross sectional. Sampel terdiri dari 108
orang lansia yang dipilih dengan teknik Cluster Random sampling. Analisa data dilakukan dengan
uji Chi Square dengan koreksi kontinyuitas. Dari penelitian ini didapatkan bahwa dukungan
kelompok merupakan dukungan yang dominan diberikan kepada lansia yaitu sebesar 83,3%,
sedangkan dukungan informasional sebesar 76,7%, dukungan emosional sebesar 73,3% dan
dukungan instrumental sebesar 0%. Berdasarkan uji Chi Square dengan koreksi kontinyuitas
didapatkan nilai p < 0,05 yaitu 0,010 yang berarti ada hubungan antara dukungan sosial
dengan tingkat depresi pada lansia di Kelurahan Polowijen Kecamatan Belimbing Malang.
Kata Kunci: Dukungan Sosial, Tingkat Depresi, Lansia.
1. Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Malang
2. Staf Pengajar Community Health Nursing Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang
3. Staf Pengajar Mental Health Nursing Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang


v

Abstract
CORRELATION BETWEEN SOCIAL SUPPORT
AND DEPRESION LEVEL OF ELDERLY
IN PUSKESMAS PANDANWANGI AREA MALANG
Dian Ratminasari1
Yoyok Bekti Prasetyo,S.Kep.Sp.Kom2
Sri Widowati,S.kep.Ns3
Abstract : Science and technology progress in medical and health area have been able to increase life
expectancy of Indonesian people. The increasing of life expetancy causing increasing amount of elderly.
Physiologically, elderly decrease in physical condition that will restrict them in fulfil their needs, therefore they
need help from other people (Social Support). Social support that given to elderly can influence their perception
about change of pisycologic (depresion level). The problems are, have the elderly got social support from their
family, which social support is dominant, and how is the correlation between family social support and level of
depresion of elderly. This research purpose is to know the correlation between social support and level of
depresion of elderly in Kelurahan Polowijen Kecamatan Belimbing Malang, by cross sectional study design.
The sample consist of 108 elderly that choosed by Cluster Random sampling. The datas were analyzed by
Chi Square test with continuity correction. Through this research have been found that group support the

dominant support given by the social to the elderly, the amount of group support was group support was
83,3%, while the informational emotional support 76,7%, the emotional support 73,3 and the instrumental
support 0%. Based on the Chi Square test by continuity correction have been found p score < 0.05 that is
0.010 which is mean that there was correlation between family social support and self concept of elderly in
Kelurahan Polowijen Kecamatan Belimbing Malang.
Keywords: Social Support, level of depresion, Elderly.
1. Student of Nursing Science Program Study Healthl Faculty Muhammadiyah University
Malang
2. Lecture of Community Health Nursing at Nursing Science Program Study Helth Faculty
Muhammadiyah University Malang
3. Lecture of Mental Health Nursing at Nursing Science Program Study Health Faculty
Muhammadiyah University Malang

vi

DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan ....................................................................................................... i
Kata Pengantar ............................................................................................................... ii
Daftar Isi ........................................................................................................................ iii

Daftar Tabel ................................................................................................................... v
Daftar Lampiran ............................................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 4
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................. 5
1.5 Keaslian Penelitian ................................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dukungan Sosial ..................................................................... 7
2.1.1 Definisi Dukungan Sosial ............................................................ 7
2.1.2 Bentuk Dukungan Sosial ............................................................ 7
2.1.3 Dampak Dukungan Sosial........................................................... 9
2.1.4 Sumber-sumber Dukungan Sosial.............................................. 10
2.1.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi Dukungan Sosial ............. 11
2.1.6 Aspek-aspek Dukungan Sosial ................................................... 11
2.1.7 Komponen-komponen Dukungan Sosial ................................. 13
2.2 Konsep Depresi pada Lansia................................................................ 15
2.2.1 Definisi Depresi ............................................................................ 16
2.2.2 Definisi Depresi pada Lansia ...................................................... 16

2.2.3 Tingkat Depresi pada Lansia ...................................................... 19
2.2.4 Proknosis ....................................................................................... 21
2.2.5 Etiologi Depresi pada Lansia ...................................................... 21
2.2.6 Faktor Penyebab Terjadinya Depresi Pada Lansia .................. 24
2.2.7 Resiko yang Ditimbulkan Depresi pada Lansia ....................... 26
2.3 Hubungan Dukungan Sosial Terhadap Tingkat Depresi

vii

Pada Lansia ............................................................................................ 30
2.4 Peran Perawat Dalam Perawatan Lansia dengan Depresi .............. 30
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Konseptual ............................................................................ 34
3.2 Hipotesis Penelitian ............................................................................... 35
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian.................................................................................... 36
4.2 Populasi, Sampel, dan Sampling .......................................................... 36
4.2.1 Populasi .......................................................................................... 36
4.2.2 Sampel ............................................................................................ 37
4.2.3 Teknik Sampling ........................................................................... 37
4.3 Variabel Penelitian ................................................................................. 37
4.4 Definisi Operasional .............................................................................. 37
4.5 Tempat Penelitian .................................................................................. 39
4.6 Waktu Penelitian .................................................................................... 39
4.7 Instrumen Penelitian ............................................................................. 39
4.8 Prosedur Pengumpulan Data ............................................................... 39
4.9 Analisa Data ............................................................................................ 40
4.9.1 Analisa Data Dukungan Sosial ................................................... 40
4.9.2 Analisa Data Tingkat Depresi ..................................................... 41
4.9.3 Analisa Hubungan Dukungan Sosial Dengan
Tingkat Depresi Pada Lansia ..................................................... 41
4.10 Etika Penelitian....................................................................................... 42
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 44
LAMPIRAN .................................................................................................................. 46

viii

DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Distribusi Responden Dari 4 Posyandu .................................................... 38
Tabel 4.2 Definisi Operasional..................................................................................... 39
Tabel 4.2 Pemberian Skor Kuasioner Data Tingkat Depresi .................................. 42

ix

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Persetujuan Menjadi Responden .............................................

46

Lampiran 2 Kuesioner Penelitian ................................................................................

47

x

DAFTAR PUSTAKA
Anonimhttp://indonesiannursing.com/2008/07/tugas-tugas-perawat – dalam – setiap –teoripenuaan/
Anonim,2008.http://sampoernae.blogspot.com/2008/10/konsep-keluarga-lansia.html,
diperolehtanggal 21-08-2011
Anonim,2011.http://www.datastatistikindonesia.com/content/view/806/806/diperolehtanggal21-08-2011
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, edisi revisi IV, Rineka
Cipta, Yogyakarta.
Azizah ma’rifatul lilik (2011). Keperawatan lanjut usia. Yogyakarta.: Geraha ilmu
C. Trihendradi (2007). Statistik inferen menggunakan SPSS. Yogyakarta: Andi
Darmojo, Boedi. 2000. Geriatri (Ilmu Kesehatan Lanjut Usia). Edisi ke-2. Jakarta: Balai
Penerbit FK UI
DermatologyNursing. 2002.
Geriatric
Depression
Scale
(GDS).
http://www.medscape.com/viewarticle/447735. Diaksestanggal 18 april
2011.
H. nugroho Wahyudi,B.Sc.,SKM (2008). Gerontik dan geriatrik, edisi 3. Jakarta: EGC
Isaacs, Ann. 2001. Keperawatan Kesehatan Jiwa dan Psikiatrik. Jakarta: EGC
Kozier, B, et.all. 2004. Fundamentals of Nursing. Concepts, Process, and Practice, 7th edition,
Pearson Education, Inc, New Jersey.
Kushariyadi. (2010). Asuhan Keperawatan Pada Usia Lanjut. Jakarta : Salemba
Nugroho, Wahyudi. (2000). Keperawatan Gerontik Edisi 2. Jakarta : EGC
Nugroho, Wahyudi. (2008). Keperawatan Gerontik Edisi 3. Jakarta : EGC
Nurmiati, Amir. 2005. Depresi Aspek Neurologi Diagnosis dan Tatalaksana. Balai penerbit
fakultas Kedokteran Universitas Indonesia . Jakarta
Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Penerbit
Salemba Medika, Jakarta.
R. Siti Maryam, Mia Fatma Ekasari, dkk (2008). Mengenal usia lanjut dan perawatanya.
Jakarta : salemba medika

xi

S. Tamher-noorkasiani (2009). Kesehatan usia lanjut dengan pendekatan asuhan
keperawatan. Jakarta : salemba medika
Yosep Iyus, S.Kp.,M.Si (2010). Keperawatan Jiwa. Edisi Revisi. Bandung:
Aditama

xii

Refika

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Menurut Sarason cit. Kuntjoro (2002), bahwa dukungan sosial adalah
keberadaan, kesediaan, kepedulian dari orang-orang yang dapat diandalkan,
menghargai dan menyayangi kita. Dukungan sosial berasal dari lingkungan diperoleh
dari keluarga, maupun masyarakat yang mana mereka bersedia dan peduli dengan
masalah-masalah yang dihadapi lansia.
Menurut Sheridan dan Radmacher, sarafino serta Taylor, dalam Azizah
(2011), Bentuk dukungan sosial yang dapat diberikan pada lansia adalah Dukungan
instrumental (tangibleassisstance), dukungan informasional, dukungan emosional,
dukungan pada harga diri, dukungan dari kelompok sosial. Dikatakan juga oleh
Hurlock

juga ada kebutuhan lanjut usia yang diperlukan untuk mencapai

kebahagiaan pada masa tua, yaitu : kebutuhan yang diterima “acceptance”, kebutuhan
afektif “affection”, kebutuhan prestasi“achievement”.
Cara mengatasi depresi pada lansia adalah dengan membentuk kegiatan sosial
untuk lansia yang berdasarkan kesamaan minat dan kesamaan tujuan yang
memberikan lansia tempat untuk berbagi cerita dan mengungkapkan masalah yang
dihadapi.Adanya wadah untuk berkumpul dalam suatu kelompok,

lansia dapat

merasa dihargai, memiliki kegiatan untuk dilakukan, tidak merasa ditelantarkan dan
tidak kesepian. Bentuknya suatu wadah tempat lansia mendapatkan informasi tentang
kesehatannya,cara menghadapi perubahan yang terjadi pada fisik dan psikis lansia,
dan mendapat pemeriksaan medis selain dirumah sakit atau puskesmas yang letaknya
dekat dari lingkungan tempat tinggal lansia.

1

2

Perkiraan bertambahnya Lansia Indonesia dalam kurun waktu 1990 – 2025,
tergolong tercepat didunia (Mudjadid, 2003). Jumlah pada tahun 2002 sebanyak 16
juta dan diperkirakan akan menjadi 25,5 juta pada tahun 2020 atau sebesar 11,7 %
penduduk, dan ini merupakan peningkatan ke empat dunia. Peningkatan jumlah
penduduk lansia ini sebagai konsekuensi dari peningkatan usia harapan hidup.
Peningkatan usia harapan hidup penduduk Indonesia ini merupakan indikasi
berhasilnya pembangunan jangka panjang salah satu di antaranya yaitu bertambah
baiknya keadaan ekonomi dan taraf hidup masyarakat. Akan tetapi dengan
bertambahnya umur rata-rata ataupun harapan hidup (life expectancy) pada waktu lahir,
karena berkurangnya angka kematian kasar (crude date rate) maka presentasi golongan
tua akan bertambah dengan segala masalah yang menyertainya (Maramis, 2004).
Undang-undang untuk perlindungan lansia dan Kesejahteraan Lanjut Usia
telah lama dikeluarkan oleh pemerintah untuk melindungi lansia salah satunya seperti
Undang-undang Nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, selain itu
ada juga undang-undang pemberian pertolongan pada lansia di atur dalam undangundang nomor 4 tahun 1965. Banyaknya upaya perlindungan dan bantuan yang di
berlakukan oleh pemerintah ternyata belum menjamin kesejahteraan lanjut usia hal ini
terlihat dari belum meratanya perlindungan dan peningkatan kesejahtraan lanjut usia
di daerah-daerah seluruh indonesia. Tingginya usia harapan hidup disigapi
pemerintah dengan berbagai tindakan positif hal ini terlihat di beberapa daerah di
Indonesia seperti di sukabumi pemerintah sukabumi membebaskan biaya kesehatan,
pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP) gratis, pemberian fasilitas Pos Pembinaan
Terpadu (Posbindu), dan pemerintah sukabumi juga mencanangkan kota ramah
lansia dimana dengan adanya kota ramah lansia ini lansia dapat beraktivitas di luar
rumah sehingga lansia dapat tetap sehat dan memperpanjang hidupnya. Hal yang

3

hampir serupa juga dilakukan oleh pemerintah DKI Jakarta di mana telah
diresmikannya taman yang di peruntukan bagi lansia sehingga diharapkan dapat
melakukan interaksi sosial dengan baik, di samping fasilitas taman kota, ada banyak
fasilitas lain yang di sediakan seperti tempat duduk khusus bagi lansia di angkutan
umum baik bus, kereta, dan kendaran kota lainya. Pemerintah Surabaya juga memiliki
taman kota bagi lansia yang memang di disain sedemikian rupa sehingga lansia dapat
berrekreasi dan menjaga kesehatanya dengan lebih baik, taman kota ini dapat diakses
baik oleh lansia sehat maupun lansia yang bergantung dengan alat bantu jalan.
Semakin gencarnya upaya pemerintah guna meningkatkan kesehjatraan lansia
menandakan bahwa tingginya kepedulian pemerintah. Sayangnya hal ini tidak
dilakuakan oleh semua daerah, dan masih kurangnya kesadaran masyarakat juga
mengambil peran penting dalam suksesnya program yang dicanangkan pemerintah,
seperti masyarakat yang tidak peka terhadap keberadaan lansia. Dilihat dari
banyaknya fasilitas yang semestinya di peruntukan bagi lansia malah digunakan oleh
masyarakat yang lebih muda, padahal sarana-sarana tersebut lebih dibutuhkan oleh
para lansia.
Salah satu masaalah yang kerap dihadapi lansia adalah keterbatasan fisik
akibat penurunan fungsi tubuh, penyakit fisik yang menyertainya, dan kehilangan
pasangan hidup, tinggal jauh dari anak. Hal-hal ini dapat mengakibatkan gangguan
mental pada lansia salah satunya yaitu depresi. Sesuai data yang disampaikan oleh Evy
(2008) Depresi merupakan masalah mental yang paling banyak ditemui pada lansia.
Prevalensi depresi pada lansia di dunia sekitar 8 – 15 %. Hasil survey dari berbagai
negara di dunia diperoleh prevalensi rata-rata depresi pada lansia adalah 13, 5 %
dengan perbandingan pria dan wanita 14, 1 : 8, 5. Sementara prevalensi depresi pada
lansia yang menjalani perawatan di RS dan Panti Perawatan sebesar 30 – 45 %.

4

Karenanya pengenalan masalah mental sejak dini merupakan hal yang penting,
sehingga beberapa gangguan masalah mental pada lansia dapat dicegah, dihilangkan
atau dipulihkan.
Masalah lain yang dihadapi lansia adalah Lansia dikonotasikan sebagai
kelompok yang berbeda dengan orang lain, Lansia tidak dapat belajar keterampilan
baru serta tidak perlu pendidikan dan latihan, Lansia sukar memahami informasi
baru, Lansia tidak produktif dan menjadi beban masyarakat, Lansia tidak berdaya,
Lansia tidak dapat mengambil keputusan, Lansia tidak butuh cinta dan tidak perlu
relasi seksual, Lansia tidak menikmati kehidupan sehingga tidak dapat bergembira,
Lansia itu lemah, jompo, ringkih, sakit-sakitan atau cacat, Lansia menghabiskan uang
untuk berobat, Lansia sama dengan pikun, sehingga lansia cendrung di abaikan dan
dikucilkan dari masyarakat. Padahal hal-hal ini berbanding terbalik dengan fakta yang
ada, di beberapa daerah pemerintah dan lembaga masyarakat telah banyak memiliki
program pemberdayaan peningkatan kwalitas hidup bagi lansia seperti daerah
bandung dan Yogyakarta. Sayangnya program pemberdayaan lansia ini belum merata
di seluruh Indonesia terutama di daerah jawa timur. Hal ini dikarenakan pemahaman
masyarakat yang belum berubahdan kurangnya informasi yang benar tentang lansia
dan kurangnya pergram-program pemerintah baik dimasyarakat maupun bidang
kesehatan yang di fokuskan bagi menunjang kesejahtraan lansia.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan pada petugas pukesmas
dan data yang diperoleh menyatakan bahwa jumlah lansia didaerah lingkup kerja
Puskesmas Pandanwangi yang mencakup 5 Kelurahan cukup tinggi. Data survey
menunjukan jumlah penduduk di wilayah kerja puskesmas pandan wang sebanyak
50000 juwa sedangkan jumlah lansia yang berada di 5 Kelurahan di Wilayah Kerja
Pukesmas Pandanwangi totalnya berjumlah 8694 jiwa (17,4 %) dengan jumlah lansia

5

laki-laki berjumlah 4352 jiwa dan wanita 4342 jiwa. Data yang ada di Puskesmas
Pandanwangi dikelurahan Polowijen sendiri terdapat 1728 lansia. ditemukan bahwa
31 % lansia menderita penyakit keronis seperti hipertensi, stroke, DM, dan lain-lain.
43 % lansia tidak lagi bekerja, dan 20 % lansia tinggal sendiri.
Jumlah

lansia

yang

menderita

depresidi

wilayah

kerja

Puskesmas

Pandanwangi tidak dapat dipastikan karena tidak ada data yang jelas mengenai hal
tersebut, namun bila ditilik dari tingkat stressor psikososial diatas kemungkinan lansia
yang menderita depresi, baik depresi ringan, sedang, bahkan depresi berat cukup
tinggi. Dari hasil wawancara juga diketahui terdapat 24 Posyandu lansia yang tersebar
di 5 kelurahan di wilayah kerja Puskesmas Pandanwangi. Di Kelurahan Polowijen
sendiri dari 13 RW terdapat 14 Posyandu lansia. Dari hal ini dapat diketahui bahwa
diwilayah tersebut sudah terdapat dukungan sosial yang diperuntukan bagi lansia,
namun dukungan sosial tersebut belum dapat membuktikan ada tidaknya hubungan
dukungan sosial dengan tingkat depresi pada lansia karena belum adanya data yang
menyebutkan jumlah lansia yang menderita depresi dan dengan jumlah lansia yang
mengikuti Posyandu 518 lansia atau 30% dari semua jumlah lansia yang ada di
wilayah polowijen.
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti mengambil judul ”Hubungan
Dukungan Sosial Dengan Tingkat Depresi pada Lansia Di Kelurahan Polowijen
Kecamatan BelimbingWilayah Kerja Puskesmas Pandanwangi ”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti merumuskan masalah
“Apakah ada hubungan dukungan sosial terhadap tingkat depresi pada lansia?”.

6

1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan dukungan sosial terhadap tingkat depresi pada
lansia di Kelurahan Polowijen Kecamatan Belimbing Wilayah Kerja
Puskesmas Pandanwangi.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.

Mengidentifikasi dukungan sosial pada lansia.

2.

Mengidentifikasi tingkat depresi pada lansia.

3.

Mengetahui hubungan dukungan sosial dengan tingkat depresi pada
lansia.

1.4 Mafaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti mempunyai beberapa manfaat antara
lain:
1.

Bagi Komunitas (Lansia dan Keluarga).
Dapat memberi dukungan atau support bagi lansia maupun keluarganya
agar lebih memperhatikan lansia yang mengalami depresi.

2.

Bagi Istitusi Pendidikan.
Dapat digunakan untuk menambah khasanah ilmu keperawatan
gerontologi dan sebagai acuan penelitian lanjutan yang berkaitan dengan
dukungan sosial terhadap tingkat depresi pada lansia.

3.

Bagi Peneliti.
Menambah wawasan peneliti tentang hubungan antara dukungan
sosialterhadap tingkat depresi pada lansia, sehingga dapat memberikan

7

penanganan yang optimal dan memberikan sumbangan pemikiran mengenai
gangguan depresi yang terjadi pada lansia.
1.5 Keaslian Penelitian
Penelitian tentang depresi pada lansia sudah sering dilakukan. Penelitian yang
berhubungan dengan penelitin ini adalah:
Penelitian Nungki Rahmawati (2009), Pengaruh Dukungan Sosial Keluarga
terhadap Tingkat Depresi pada Lansia Di Desa Ngadirojo Kec. Ngadirojo Kab.
Pacitan Jawa Timur. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yaitu menilai
pengaruh pemberian dukungan sosial keluarga terhadap tingkat depresi pada lansia
dengan pendekatan pre experimental dengan menggunakan one group pretest- postest.
Subjek penelitian adalah lansia penderita depresi dengan usia 60->90 tahun warga
Desa Ngadirojo Kec. Ngadirojo Kab. Pacitan Jawa Timur. Metode pengambilan
sampel dengan purposive sampling (sampling bertujuan) sebanyak 105 responden. Uji
analisis pada penelitianini adalah paired t-test. Perbedaan dengan penelitian ini adalah
penelitian menggunakan Uji chi square.