Presentasi Manusia dan Kebudayaan pptx

Manusia dan Kebudayaan
Tugas Matakuliah
FILSAFAT ILMU
Naomi Shallima
Abdul Madjid

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pada dasarnya manusia adalah makhluk budaya yang harus membudayakan
dirinya. Manusia sebagai makhluk budaya mampu melepaskan diri dari ikatan dan
dorongan nalurinya dan mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya dan
mempelajari keadaan sekitar dengan pengetahuan yang dimilikinya. Kebudayaan
juga mengajarkan kepada manusia beberapa hal penting dalam kehidupan seperti
etika sopan dan santun menjadikan ciri khas kebudayaan orang Indonesia.
Kebudayaan juga dapat mempersatukan laposan elemen masyarakat yang
sebelumnya meregang akibat konflik yang berkepanjangan dan dapat pula
dijadikan alat komunikasi antar masyarakat. Rasa saling menghormati dan
menghargai akan tumbuh apabila antar sesama manusia menjunjung tinggi
kebudayaan sebagai alat pemersatu kehidupan, alat komunikasi antar sesama dan
sebagai ciri khas suatu kelompok masyarakat. Banyak hal dapat di kaji mengenai

manusia dan kebudayaan, dapat dijadikan pelajaran bagi masyarakat tentang
hubungan erat antara manusia yang sebenarnya tak dapat dipisahkan satu sama
lain. Kebudayaan berperan penting bagi kehidupan manusia dan menjadi alat
untuk bersosialisasi dengan manusia yang lain dan pada akhirnya menjadi ciri khas
suatu kelompok manusia. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan alat
sebagai jembatan yang menghubungkan dengan manusia yang lain yaitu
kebudayaan.

Rumusan Masalah dan
Hipotesa
• Rumusan Masalah :

▫ Apa definisi dari
kebudayaan?
▫ Apa saja unsur dan wujud
dari kebudayaan?
▫ Bagaimana perubahan
kebudayaan?
▫ Apakah terdapat
hubungan antara

manusia dan
kebudayaan?

• Hipotesa :
▫ Adanya unsur dan wujud
dari kebudayaan
▫ Kebudayaan mengalami
perubahan
▫ Adanya hubungan antara
manusia dan kebudayaan

PEMBAHASAN

Definisi Manusia

Hampir semua disiplin ilmu pengetahuan berusaha menyelidiki dan mengerti
tentang makhluk yang bernama manusia. Begitu juga pendidikan, secara
khusus tujuannya adalah memahami dan mendalami hakikat manusia. Bagi
Aristoteles (384-322 SM), manusia adalah hewan berakal sehat, yang
mengeluarkan pendapatnya dan berbicara berdasarkan akal pikirannya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, manusia adalah makhluk berakal
budi. Sedangkan dalam Ilmu mantiq, manusia disebut sebagai hayawan alnathiq (hewan yang berpikir). Berpikir di sini maksudnya adalah berkata-kata
dan mengeluarkan pendapat serta pikiran. Dengan demikian pada hakekatnya
manusia merupakan makhluk yang berpikir, merasa, bersikap dan bertindak,
sikap dan tindakannya bersumber dari pengetahuan yang didapatkan lewat
kegiatan berpikir dan dapat dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari
Menurut tinjauan Islam, manusia adalah pribadi atau individu yang
berkeluarga, selalu bersilaturahmi dan pengabdi Tuhan. Manusia juga
pemelihara alam sekitar, wakil Allah Swt. di atas muka bumi ini. Islam
memandang manusia sebagai makhluk sempurna dibandingkan dengan hewan
dan makhluk ciptaan Tuhan yang lain, karena itu manusia disuruh
menggunakan akalnya dan indranya agar tidak salah memahami kebenaran

Manusia dari Perspektif AlQur’an

• Di dalam Al-Qur’an banyak kita temukan
ayat-ayat yang membahas tentang
manusia, mulai dari proses penciptaan
manusia, tujuan diciptakannya manusia,
ciri-ciri dan sifat-sifatnya.

• Secara umum, dalam membahas manusia,
Al-Qur’an menggunakan beberapa istilah
seperti An-Nas, insan, basyar, bani Adam,
dan zuriyat Adam.

Manusia dari Perspektif AlQur’an
Istilah basyar dalam Al-Qur’an
Istilah basyar dalam Al-Qur’an disebut sebanyak 27 kali. Dalam seluruh ayat
tersebut basyar memberikan referensi pada manusia sebagai makhluk biologis.
Lihatlah firman Allah Swt. dalam Surat Al-Kahfi ayat 110
 
‫شر مث كل يك يم يوحى إل د د‬
‫ل إن ن د‬
‫من د‬
‫رك‬
‫ه د‬
‫جو ل ة د‬
‫حدد د‬
‫ي‬
‫ودل ي ي ك‬

‫م ك‬
‫ة‬
‫ل د‬
‫كب ة ة‬
‫وا ة‬
‫عدبادد ة‬
‫قاء درب ب ة‬
‫كا د‬
‫فل كي د ك‬
‫ن ي دكر ي‬
‫ما إ ةل د ي‬
‫ع د‬
‫ع د‬
‫ف د‬
‫م إ ةل د د‬
‫هك ي ك‬
‫يأن ن د‬
‫ما أدنا ب د د د ب‬
‫ق ك ة د‬
‫مل ا د‬

‫صاةلحا ا د‬
‫ه د‬
‫ك ي د ة ن‬
‫شة‬
١١٠﴿ ‫﴾حر هببهه أ حححد ا ا‬
Terjemah:
“Katakanlah: "Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia biasa (basyar)
seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu
itu adalah Tuhan Yang Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan
Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia
mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya".
 
Di ayat tersebut di atas, Allah Swt. memerintahkan kepada Nabi Muhammad
Saw untuk menegaskan bahwa secara biologis ia hanyalah seorang manusia
biasa sama seperti manusia yang lain.  

Manusia dari Perspektif AlQur’an
Begitu pula pada Surat Yusuf ayat 31
 
٣١﴿ ‫﴾حو قق ل نحن ححا حش له ل بهه حما حهـحذا بححشر ا ا هإ نن حهـحذا هإ ل ب ح حم ل حمك ك حهري مم‬

Terjemah:
Dan berkata: "Maha sempurna Allah, ini bukanlah manusia. Sesungguhnya ini
tidak lain hanyalah malaikat yang mulia."
 
Pada ayat tersebut di atas juga sama, diceritakan bahwa ketika wanita-wanita
Mesir takjub melihat ketampanan Yusuf a.s. mereka berkata; “Maha sempurna
Allah ini bukanlah manusia (basyar), sesungguhnya ini tidak lain adalah
malaikat yang mulia.” Kata basyar juga digunakan untuk menjelaskan bahwa
Nabi Yusuf adalah manusia biasa secara biologis.
Secara singkat , konsep basyar selalu dihubungkan dengan sifat biologis
manusia, yaitu makan, minum, berjalan. Dalam analisis Quraish Shihab,
disebutkan bahwa Nabi Muhammad Saw. adalah manusia seperti manusia yang
lain dalam naluri, fungsi fisik dan memiliki kebutuhan, tetapi bukan dalam
sifat-sifat keagungan beliau, karena beliau mendapat bimbingan Allah dan

Manusia dari Perspektif AlQur’an
Istilah insan dalam Al-Qur’an
Insan disebut sebanyak 65 kali dalam Al-Qur’an. Kita dapat mengelompokkan konteks
insan dalam tiga kategori.Pertama, insan dihubungkan dengan keistimewaannya sebagai
khalifah atau pemikul amanah. Kedua, insan dihubungkan dengan predsiposisi negatif dari

manusia, Dan ketiga, insan dihubungkan dengan proses penciptaan manusia. Kecuali
kategori yang ketiga, semua konteks insan menunjuk pada sifat-sifat psikologis atau
spiritual.
Pada kategori pertama, manusia adalah makluk yang mulia yaitu makhluk yang diberi ilmu,
dapat kita lihat pada Al-Qur’an Surat Al-‘Alaq ayat 4-5
٥﴿ ‫ع ل بححم ا ل نهإن حسا حن حما ل حنم يحنع ل حنم‬
‫ ﴾ ح‬٤﴿ ‫ع ل بححم هبا ل نحق ل حهم‬
‫﴾ ا ل بحهذي ح‬
Terjemah:
“Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia
apa yang tidak diketahuinya.”
Dan manusia juga diberi wasiat untuk berbuat baik, sebagaimana surat Al Ankabut ayat 8
‫سنا ا‬
‫وال ةددي ك ة‬
‫سا د‬
‫ه ي‬
‫ح ك‬
‫لن د‬
‫و ن‬
‫ن بة د‬

‫و د‬
‫د‬
‫صي كدنا ا ك ة‬
“Dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu-bapaknya”
Zaprulkhan, Filsafat Islam: Sebuah Kajian Tematik, Jakarta: Rajawali Pers, 2014, hal. 117
 

Manusia dari Perspektif AlQur’an
Pada ketegori kedua, dalam meyembah kepada Allah, insan
sangat dihubungkan dengan predisposisi negatif pada diri
manusia. Menurut Al-Qur’an manusia cenderung zalim dan
kafir, sebagaimana Surat Ibrahim ayat 14
٣٤﴿ ‫﴾ هإ بحن ا هلن حسا حن ل ححظ قلو مم ك ح بحفا مر‬
“Sesungguhnya manusia itu sangat zalim dan sangat
mengingkari (nikmat Allah)”
Dan manusia cenderung tergesa-gesa, sebagaimana Surat
Al-Isra ayat 11
١١﴿ ‫جو ل ا‬
‫ع ق‬
‫﴾حو حكا حن ا هلن حسا قن ح‬

“Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa”
 

Manusia dari Perspektif AlQur’an
Pada kategori ketiga, secara menarik proses penciptaan manusia dinisbahkan
pada konsep insan dan basyar. Sebagai insan, manusia diciptakan dari tanah
liat, sebagaimana dalam Al-Qur’an Surat Al-Hijr ayat 26
٢٦﴿ ‫خ ل حنق حنا ا هلن حسا حن همن حص ل نحصا نل هبم نن حح حم نإ ب حم نس قنو نن‬
‫﴾ حو ل ححق ند ح‬
“Dan sesungguhnya Kami telah meciptakan manusia (Adam) dari tanah liat
kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.”
Demikian pula sebagai basyar, manusia diciptakan dari tanah liat, sebagaimana
dalam Al-Qur’an Surat Al Hijr ayat28
٢٨﴿ ‫خا له مق بححشر ا ا هبمن حص ل نحصا نل هبم نن حح حم نإ ب حم نس قنو نن‬
‫“ ﴾ حو هإ نذ حقا حل حر ببقحك له ل نحمل حهئ ك حهة هإ هبني ح‬Dan (ingatlah), ketika
Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku akan
menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur
hitam yang diberi bentuk.
 
Dari kedua ayat tersebut di atas, bisa diambil kesimpulan bahwa proses

penciptaan manusia menggambarkan secara simbolik karakter basyari dan
karakter insani pada manusia
 

Manusia dari Perspektif AlQur’an
Istilah An-Nas dalam Al-Qur’an
Konsep ketiga mengacu pada manusia sebagai makhluk sosial. Inilah istilah manusia
yang paling banyak disebut dalam Al-Qur’an yaitu sebanyak 240 kali. Sebagai contoh dalam
kaitannya manusia sebagai makhluk sosial ada dalam Al-Qur’an Surat Al Baqarah ayat 204:
٢٠٤﴿ ‫ع حلى حما هفي حق ل نهب هه حو قه حو أ حل ح بقد ا ل نهخ حصا هم‬
‫ح حيا هة ال بقد ن نحيا حو ي قنش هه قد ال ل بحه ح‬
‫﴾حو هم حن ال ب حنا هس حمن ي قنع هج بقحك حق نو ل ققه هفي ا ل ن ح‬
“Dan di antara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu,
dan dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya, padahal ia adalah penantang
yang paling keras”.
Al-Qur’an juga diturunkan bukanlah hanya kepada manusia secara individual, tapi juga
manusia secara sosial, sebagaimana dalam Surat An-Nisa ayat 170
‫د‬
‫د‬
‫كيما ا‬
‫و د‬
‫فيروا ك د‬
‫وإ ةن ت دك ك ي‬
‫مد‬
‫سد‬
‫سو ي‬
‫من يوا ك د‬
‫ه د‬
‫ما ة‬
‫ح ة‬
‫وا ة‬
‫ن ل ةل ن ة‬
‫فآ ة‬
‫ق ة‬
‫كا د‬
‫فإ ة ن‬
‫عةليما ا د‬
‫ل ةبال ك د‬
‫قدك د‬
‫فيال ن‬
‫م النر ي‬
‫ديا أي ي د‬
‫ن الل ل ي‬
‫س د‬
‫ه د‬
‫خي كرا ا ل نك ي ك‬
‫من نرب بك ي ك‬
‫ح ب‬
‫جاءك ي ي‬
‫ها الننا ي‬
‫ضد‬
‫ت د‬
‫ما د‬
‫م د‬
‫والكر ة‬
١٧٠﴿ ﴾
“Wahai manusia, sesungguhnya telah datang Rasul (Muhammad) itu kepadamu dengan
(membawa) kebenaran dari Tuhanmu, maka berimanlah kamu, itulah yang lebih baik bagimu.
Dan jika kamu kafir, (maka kekafiran itu tidak merugikan Allah sedikitpun) karena
sesungguhnya apa yang di langit dan di bumi itu adalah kepunyaan Allah. Dan adalah Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
Masih banyak ayat-ayat lain dalam Al-Qur’an yang menjelaskan manusia sebagai
makhluk sosial, dan kebanyakan menggunakan istilah wan min an-nas (dan di antara manusia)
yang mununjukan manusia di antara manusia-manusia lainnya. Dengan kata lain manusia
adalah makluk yang membutuhkan manusia lainnya, dan pasti akan berhubungan dengan

Definisi Kebudayaan
“Kebudayaan berarti buah budi manusia
adalah hasil perjuangan manusia terhadap
dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam
yang merupakan bukti kejayaan hidup
manusia untuk mengatasi berbagai
rintangan dan kesukaran didalam hidup dan
penghidupannya guna mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang pada
lahirnya bersifat tertib dan damai”
-Ki Hajar Dewantara

Unsur Kebudayaan
1) Sistem Religi (Sistem Kepercayaan)
Merupakan produk manusia sebagai homo religieus. Manusia yang
memiliki kecerdasan pikiran dan persaaan luhur, tanggap bahwa di
atas kekuatan dirinya terdapat kekuatan lain yang Maha Besar.
Karena itu manusia takut sehingga menyembahnya dan lahirlah
kepercayaan yang sekarang menjadi agama.
2) Sistem Organisasi Kemasyarakatan
Merupakan produk dari manusia sebagai homo socius. Manusia
sadar bahwa tubuhnya lemah, namun memiliki akal. Maka
disusunlah organisasi kemasyarakatn dimana manusia bekerja
sama untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya.

Unsur Kebudayaan
3) Sistem Pengetahuan
Merupakan produk manusia sebagai homo sapiens. Pengetahuan
dapat diperoleh dari pemikiran sendiri, disamping itu didapat juga
dari orang lain. Kemamapuan manusia mengingat-ingat apa yang
telah diketahui kemudian menyampaikannya kepada orang lain
melalui bahasa, menyebabkan pengetahuan menyebar luas. Lebihlebih bila pengetahuan itu dibukukan, maka penyebarannya dapat
dilakukan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
4) Sistem Mata Pencaharian Hidup dan Sistem-Sistem Ekonomi
Merupakan produk manusia sebagai homo economicus menjadikan
tingkat kehidupan manusia secara umum terus meningkat.

Unsur Kebudayaan
5) Sistem Teknologi dan Peralatan
Merupakan produk dari manusia sebagai homo faber. Bersumber
pemikirannya yang cerdas dan dibantu dengan tangannya yang dapat
memegang sesuatu dengan erat, manusia dapat membuat dan
mempergunakan alat. Dengan alat-alat ciptaannya itulah manusia
dapat lebih mampu mencukupi kebutuhannya daripada binatan.
6) Bahasa
Merupakan produk dari manusia sebagai homo longuens. Bahasa
manusia apada mulanya diwujudkan dalam bentuk tanda (kode) yang
kemudian disempurnakan dalam bentuk bahasa lisan, dan akhirnya
menjadi bentuk bahasa tulisan.
7) Kesenian
Merupakan hasil dari manusia sebagai homo aesteticus. Setelah
manusia dapat mencukupi kebutuhan fisiknya, maka dibutuhkan
kebutuhan psikisnya untuk dipuaskan. Manusia bukan lagi sematamata memenuhi isi perut saja, mereka juga perlu pandangan mata

Wujud Kebudayaan
• Menurut dimensi wujudnya, kebudayaan mempunyai tiga wujud yaitu :
▫ Kompleks gagasan, konsep, dan pikiran manusia
Wujud ini disebut sebagai sistem budaya, sifatnya abstrak, tidak dapat
dilihat dan berpusat pada kepala-kepala manusia yang menganutnya
atau dengan perkataan lain, dalam alam pikiran warga masyarakat
dimana kebudayaan bersangkut hidup.
 
▫ Kompleks aktivitas
Berupa aktivitas manusia yang saling berinteraksi, bersifat kongkret,
dapat diamati atau diobservasi. Wujud ini sering disebut sistem sosial
▫ Wujud sebagai benda
Aktivitas manusia yang saling berinteraksi tidak lepas dari berbagai
penggunaan peralatan sebagai hasil karya manusia untuk mencapai
tujuannya. Aktivitas karya manusia tersebut menghasilkan benda
untuk ebrbagai keperluan hidupnya. Kebudayaan dalam bentuk fisik
yang kongkret bisa juga disebut kebudayaan fisil, mulai dari benda

Perubahan Kebudayaan

Tidak ada kebudayaan yang statis, semua kebudayaan mempunyai dinamika
dan gerak. Gerak kebudayaan sebenarnya adalah gerak manusia yang hidup
dalam masyarakat yang menjadi wadah kebudayaan tadi. Gerak manusia
terjadi oleh karena ia mengadakan hubungan-hubungan dengan manusia
lainnya.
Terjadinya gerak/perubahan ini disebabkan oleh beberapa hal :
1) Sebab-sebab yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan
sendiri. Misalnya perubahan jumlah dan komposisi penduduk.
Sebab-sebab perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup.
2) Masyarakat yang hidupnya terbuka, yang berada dalam jalur-jalur
hubungan dengan masyarakat dan kebudayaan lain cenderung untuk
berubah lebih cepat.
3) Adanya difusi kebudayaan dan penemuan-penemuan baru khususnya
teknologi dan inovasi.
Perubahan kebudayaan atau akulturasi terjadi apabila suatu kelompok
manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur-unsur
kebudayaan asing itu dengan lambat laun diterima dan diolah kedalam
kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan
itu sendiri.

Perubahan Kebudayaan
Proses akulturasi di dalam sejarah kebudayan terjadi dalam masa-masa silam.
Biasanya suatu masyarakat hidup bertetangga dengan masyarakat-masyarakat
lainnyadan antara mereka terjadi hubungan-hubungan, mungkin dalam lapangan
perdagangan, pemerintahan dan sebagainya. Pada saat itulah unsur-unsur masingmasing kebudayaan saling menyusup. Proses migrasi besar-besaran, dahulu kala,
mempermudah berlangsungnya akulturasi tersebut. Beberapa masalah yang
menyangkut proses tadi adalah :
• Unsur-unsur kebudayaan asing manakah yang mudah diterima
Unsur-unsur tersebut misalnya unsur yang terbukti membawa manfaat besar
seperti radio, komputer dan telepon yang banyak membawa kegunaan terutama
sebagai alat komunikasi.
• Unsur-unsur kebudayaan asing manakah yang sulit diterima
Unsur-unsur tersebut misalnya unsur yang menyangkut sistem kepercayaan
seperti ideologi, falsafah hidup dan lain-lain.
• Individu-individu makah yang cepat menerima unsur-unsur baru
Pada umumnya generasi muda dianggap sebagai individu-individu yang cepat
menerima unsur-unsur kebudayaan asing yang masuk melalui proses akulturasi.
Sebaliknya generasi tua dianggap sebagai orang-orang kolot yang sukar menerima
unsur baru.
• Ketegangan-ketegangan apakah yang timbul sebagai akibat akulturasi tersebut
Suatu masyarakat yang terkena proses akulturasi, selalu ada kelompok-kelompok

Perubahan Kebudayaan
Proses akulturasi yang berjalan dengan baik dapat
menghasilkan integrasi antara unsur-unsur kebudayaan
asing dengan unsur-unsur kebudayaan sendiri. Dengan
demikian unsur-unsur kebudayaan asing tidak lagi
dirasakan sebagai hal yang berasal dari luar. Akan tetapi
dianggap sebagai unsur-unsur kebudayaan sendiri.
Unsur-unsur asing yang diterima, tentunya terlebih
dahulu mengalami proses pengolahan, sehingga
bentuknya tidaklah asli lagi sebagai semula. Misalnya
sistem pendidikan di Indonesia, untuk sebagian besar
diambil dari unsur-unsur kebudayaan barat. Akatn tetapi
sudah disesuaikan serta diolah sedemikian rupa sehingga
merupakan unsur-unsur kebudayaan sendiri.

Hubungan Antara Manusia dan
Kebudayaan
• Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah :
manusia sebagai perilaku kebudayaan dan kebudayaan merupakan objek
yang dilaksanakan manusia.
• Dalam sosiologi, manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal.
Maksudnya adalah walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan
satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan dan setelah kebudayaan
itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai
dengannya. Tampak bahwa keduanya akhirnya merupakan satu kesatuan.
Contoh sederhana yang dapat kita lihat adalah hubungan antara manusia
dengan peraturan-peraturan kemasyarakatan. Pada saat awalnya peraturan
itu dibuat oleh manusia. Setelah peraturan itu jadi, maka manusia yang
membuatnya harus patuh kepada peraturan yang dibuatnya sendiri. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dari
kebudayaan, karena kebudayaan itu merupakan perwujudan dari manusia
itu sendiri. Apa yang tercakup dalam satu kebudayaan tidak akan jauh
menyimpang dari kemauan manusia yang membuatnya.

Hubungan Antara Manusia dan
Kebudayaan
• Dari sisi lain, hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang
setara dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat dinyatakan
sebagai dialektis, maksudnya saling terkait satu sama lain. Proses dialektis ini
tercipta melalui tiga tahap, yaitu :
▫ Eksternalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan
membangun dunianya. Melalui eksternalisasi ini, masyarakat menjadi kenyataan
buatan manusia.
▫ Objektivasi, yaitu proses dimana masyarakat menjadi relitas objektif atau suatu
kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia. Dengan
demikian masyarakat dengan segala pranata sosialnya akan mempengaruhi
bahkan membentuk perilaku manusia.
▫ Internalisasi, yaitu proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia.
Maksudnya bahwa manusia mempelajari kembali masyarakat sendiri agar dia
dapat hidup dengan baik sehingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk
oleh masyarakat.

• Apabila manusia melupakan bahwa masyarakat adalah ciptaan manusia, dia
akan menjadi terasing atau teralinasi

KESIMPULAN

Kesimpulan
• Secara sederhana kaitan manusia dan kebudayaan adalah sebagai
perilaku kebudayaan dan kebudayaan merupakan obyek yang
dilaksanakan manusia. Dalam ilmu sosiologi manusia dan
kebudayaan dinilai sebagai dwi tunggal yang berarti walaupun
keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan.
Manusia menciptakan kebudayaan setelah kebudayaan tercipta maka
kebudayaan mengatur kehiduapan manusia yang sesuai dengannya,
contohnya adlah hubungan dengan peraturan-peraturan
kemasyarakatan.
• Manusia dan kebudayaan atau manusia dan masyarakat, oleh karena
itu mempunyai hubungan keterkaitan yang erat satu sama lain. Pada
kondisi sekarang ini kita tidak dapat lagi membedakan mana yang
lebih awal muncul manusia atau kebudayaan. Analisa terhadap
keberadaan keduanya harus menyertakan pembatasan masalah dan
waktu agar penganalisaan dapat dilakukan dengan lebih cermat