MSDI Manfaat dan Jasa. docx

BAB I
PENDAHULUAN

Konsumsi adalah kegiatan mengunakan barang atau jasa untuk memenuhi
kebutuhan atau memuaskan keinginan. Dengan kata lain, suatu barang akan
dikonsumsi oleh manusia jika barang tersebut berguna untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya atau memuaskan keinginan.
Dalam kehidupan sehari-hari manusia mengonsumsi bermacam-macam
benda/barang dan jasa. Benda yang dikonsumsi manusia di antaranya beras,
kedelai, meja, kursi, payung, mobil, dan lain-lain. Benda-benda tersebut
dikonsumsi dan diperlukan manusia karena benda-benda tersebut memiliki
kegunaan (utilitas). Beras diperlukan manusia karena beras dapat ditanak
menjadi nasi untuk dimakan. Kedelai diperlukan manusia karena dapat diubah
menjadi tempe atau menjadi susu untuk dikonsumsi manusia. Jadi, yang
dimaksud dengan kegunaan adalah kemampuan benda untuk memenuhi
kebutuhan manusia.

1

BAB II
MANFAAT DAN JASA


A. Manfaat Suatu Barang
Manfaat dari suatu barang adalah kemampuan dari barang itu untuk memenuhi
atau memuaskan kebutuhan manusia. Manfaat suatu barang dapat bersifat
subjektif, artinya bergantung pada orang yang membutuhkannya dan hanya
dapat diukur dengan menggunakan tingkat intensitas kebutuhan yang dapat
dipenuhi oleh barang itu.
Contohnya: Buku dan alat-alat tulis memiliki tingkat intensitas yang tinggi bila
dilihat dari sudut pandang seorang pelajar, bila dibandingkan dengan petani
maka petani akan menilai buku dan alat-alat tulis tersebut kurang bermanfaat
dan lebih bermanfaat cangkul, pupuk dan alat-alat pertanian lainnya.
Suatu barang akan terasa manfaatnya apabila:
1. Sudah diubah bentuknya
Misalnya: Rotan di hutan akan lebih bermanfaat bila sudah dirubah
bentuk menjadi kursi, meja, lemari.
2. Sudah dipindahkan tempatnya
Misalnya: Batu di gunung, pasir dipantai akan lebih bermanfaat bila sudah
dipindahkan ke tempat-tempat pembangunan.
3. Sesuai waktu penggunaannya
Misalnya: Jas hujan dan payung akan lebih bermanfaat bila digunakan

pada musim hujan.
4. Sudah berpindah kepemilikan
Misalnya: Rumah akan bertambah nilai kegunaannya bila sudah dibeli dan
dimiliki.

2

B. Nilai Suatu Barang
Berikut ini adalah pengertian dari nilai suatu barang:
1.
2.
3.

4.
5.

6.

Nilai Pakai adalah kemampuan suatu barang atau jasa yang dipakai untuk
memenuhi kebutuhan.

Nilai Pakai Objektif adalah kemampuan suatu barang atau jasa untuk
memuaskan atau memenuhi kebutuhan manusia. (misal: pakaian, perhiasan)
Nilai Pakai Subjektif adalah suatu arti yang diberikan oleh seseorang atas
suatu barang / jasa tertentu sesuai kemampuan barang itu dalam memenuhi
kebutuhannya. (misal: buku pelajaran memiliki arti yang berguna bagi
pelajar)
Nilai Tukar adalah kemampuan suatu barang untuk dapat
dipertukarkan dengan barang lain.
Nilai Tukar Objektif adalah kemampuan suatu barang untuk dapat ditukarkan
dengan barang lain, nilai tukar objektif ditentukan oleh adanya hubungan
tukar-menukar. Misalnya dalam membuat suatu barang yang diperlukan
konsumen (sebut saja untuk membuat tas atau sepatu dari kulit) seorang
produsen membuatnya berdasarkan apa yang diperlukan/diminta oleh
konsumen, bukan untuk keperluan pribadi, jadi produsen menilai barang
berdasarkan nilai tukar.
Nilai Tukar Subjektif adalah arti yang diberikan oleh seseorang terhadap
suatu barang berdasarkan kesanggupan barang tersebut untuk
dipertukarkan.
Misalnya si Ani sebagai konsumen mengatakan harga kemeja Rp.198.000,
maka yang dimaksud adalah nilai tukar objektifnya.

Tetapi bila si Ani adalah seorang produsen, maka dia melihatnya sebagai nilai
tukar subjektif, karena ada faktor yang mempengaruhi, diantaranya:
a. biaya pembuatan dan biaya lain dari barang tersebut
b. persaingan dengan produsen kemeja lain
Di lain pihak, bila si Ani adalah seorang pedagang, maka ia akan menilai
barang tersebut berdasarkan biaya yang akan dikeluarkan.

3

Apabila dibuatkan suatu skema secara sederhana, maka nilai suatu barang dapat
terbagi sebagai berikut:

C. Jasa
Menurut Kotler (2000:428), jasa ialah setiap tindakan atau unjuk
kerja yang ditawarkan oleh salah satu pihak ke pihak lain yang
secara prinsip tidak berwujud dan menyebabkan perpindahan
kepemilikan apa pun. Produksinya bisa terikat dan bisa juga tidak
terikat pada suatu produk. Sementara itu, menurut Zeithaml dan
Bitner dalam Hurriyati (2005:28), Jasa pada dasarnya adalah
seluruh aktivitas ekonomi dengan output selain produk dalam

pengertian fisik, dikonsumsi, dan diproduksi pada saat
bersamaan, memberikan nilai tambah dan secara prinsip tidak
berwujud (intangible) bagi pembeli pertamanya.
1. Karakteristik Jasa
a) Intangibility (tidak berwujud)
Jasa berbeda dengan barang. Bila barang merupakan suatu
objek, alat, atau benda, maka jasa adalah suatu perbuatan,
tindakan, pengalaman, proses, kinerja (performance), atau
usaha. Oleh sebab itu, jasa tidak dapat dilihat, dirasa, dicium,
didengar, atau diraba sebelum dibeli dan dikonsumsi. Bagi para
pelanggan, ketidakpastian dalam pembelian jasa relatif tinggi
karena terbatasnya search qualities, yakni karakteristik fisik yang
dapat dievaluasi pembeli sebelum pembelian dilakukan. Untuk
jasa, kualitas apa dan bagaimana yang akan diteriman
konsumen, umumnya tidak diketahui sebelum jasa bersangkutan
dikonsumsi.
4

5


b) Inseparability (tidak dapat dipisahkan)
Barang biasa diproduksi, kemudian dijual, lalu dikonsumsi.
Berbeda dengan jasa umumnya dijual terlebih dahulu, baru
kemudian diproduksi dan dikonsumsi pada waktu dan tempat
yang sama.
c) Variability / Heterogeneity (berubah-ubah)
Jasa bersifat variabel karena merupakan non-standarized output.
Artinya, banyak variasi bentuk, kualitas, dan jenis bergantung
kepada siapa, kapan dan di mana jasa tersebut diproduksi. Hal
ini dikarenakan jasa melibatkan unsur manusia dalam proses
produksi dan konsumsinya yang cenderung tidak bisa diprediksi
dan cenderung tidak konsisten dalam hal sikap dan perilakunya.
d) Perishability (tidak tahan lama)
Jasa tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Kursi pesawat
yang kosong, kamar hotel yang tidak dihuni, atau kapasitas jalur
telepon yang tidak dimanfaatkan akan berlalu atau hilang begitu
saja karena tidak bisa disimpan.
e) Lack of Ownership (kurangnya kepemilikan)
Lack of ownership merupakan perbedaan dasar antara jasa dan
barang. Pada pembelian barang, konsumen memiliki hak penuh

atas penggunaan dan manfaat produk yang dibelinya. Mereka
bisa mengonsumsi, menyimpan atau menjualnya. Di lain pihak,
pada pembelian jasa, pelanggan mungkin hanya memiliki akses
personel atas suatu jasa untuk jangka waktu terbatas (misalnya
kamar hotel, bioskop, jasa penerbagan san pendidikan). Artinya,
jika seseorang membeli atau menyewa fasilitas jasa, tidak bisa
dimiliki seutuhnya untuk selamanya. Misalnya, saat menonton di
bioskop, kita bayar, duduk, menonton, dan menikmati fasilitas
bioskop yang ada selama pemutaran film. Jika film selesai, jasa
yang kita bayar tadi pun selesai dan fasilitas yang ada tidak bisa
kita bawa pulang dan dinikmati selamanya.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa jasa memiliki ciri-ciri tidak
berwujud, tidak dapat diraba, tapi bisa dirasakan, dan jasa
bersifat tidak akan habis.
6

7

2. Ciri-ciri Jasa antara lain :
a)

b)
c)
d)

3.

Tidak berwujud,
Tidak dapat diraba,
Dapat dirasakan, dan
Bila digunakan tidak habis.

Jenis-jenis Jasa
a) Personalized services (pelayanan pribadi)

Personalized services adalah jasa yang sangat mengutamakan
pelayanan orang dan perlengkapannya, seperti tukang cukur,
salon kecantikan, laundry, foto. Sementara itu, yang sangat perlu
diperhatikan dalam pemasaran jasa antara lain okasi yang baik,
menyediakan fasilitas dan suasana yang menarik, serta nama
baik yang bersangkutan. Dalam marketing, personal

services diusahakan supaya timbul
semacam patronage (perlindungan) motive, yaitu keinginan
untuk menjadi langganan tetap. Contohnya, patronage ini bisa
timbul di dalam usaha laundry karena kebersihan, layanan yang
ramah tamah serta baik, dan sebagainya. Dengan kata lain,
services atau pelayanan lebih diutamakan sehingga
mendapatkan banyak pelanggan.
b) Financial services (pelayanan keuangan)
1) Yang digolongkan dalam financial services, antara lain :
2) Banking services (Bank)
3) Insurance services (Asuransi)
4) Investment securities (Lembaga penanaman modal)
5) Public utility and Transportation services (sarana umum
dan layanan transportasi)
Perusahaan sarana umum mempunyai monopoli secara alamiah,
misalnya perusahaan listrik, air minum. Para pemakainya terdiri
daridomestic consumer (konsumen lokal), Commercial and office
(perkantoran dan perdagangan), Municipalities (kota praja,
pemda).
Sementara itu, dalam layanan transportasi, meliputi angkutan

kereta api, kendaraan umum, pesawat udara, dan sebagainya.
Pelayanan di sini ditujukan untuk angkutan penumpang dan
8

angkutan barang.
c) Entertainment (hiburan)
Yang termasuk dalam kelompok ini adalah usaha-usaha di bidang
olahraga, bioskop, gedung-gedung pertunjukan, dan usaha-usaha
hiburan lainnya. Metode marketing yang dipakai adalah sistem
penyaluran langsung di mana karcis dijual di loket-loket.
d) Hotel services (layanan hotel)
Hotel merupakan salah satu sarana dalam bidang
kepariwisataan. Dalam hal ini, hotel perlu mengadakan kegiatan
bersama dengan tempat-tempat rekreasi, hiburan, travel biro,
dan sebagainya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa alat pemuas
kebutuhan adalah barang dan jasa. Manusia berusaha dan
berlomba-lomba mendapatkan barang dan jasa. Mengapa
demikian? Jawabannya, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Karena jika kebutuhan dalam hidupnya tidak terpenuhi, maka
akan mengganggu kelangsungan hidupnya. Namun, kadang ada

sebagian orang yang berusaha mendapatkan barang dan jasa
yang sebenarnya tidak terlalu penting dalam hidupnya, mereka
berusaha mendapatkannya hanya untuk gaya hidup saja.
Setiap manusia memiliki kebutuhan yang berbeda-beda
tergantung dari budaya dan keadaannya. Seperti yang telah
dijelaskan bahwa kebutuhan manusia sifatnya tidak terbatas,
sampai kapan pun manusia tidak akan merasa puas, selalu ingin
meraih kebutuhan selanjutnya. Sementara itu, alat pemuas
kebutuhan sifatnya terbatas.

9

BAB III
KESIMPULAN

Manfaat dari suatu barang adalah kemampuan dari barang itu untuk memenuhi
atau memuaskan kebutuhan manusia. Manfaat suatu barang dapat bersifat
subjektif, artinya bergantung pada orang yang membutuhkannya dan hanya
dapat diukur dengan menggunakan tingkat intensitas kebutuhan yang dapat
dipenuhi oleh barang itu.
Suatu barang akan terasa manfaatnya apabila sudah diubah bentuknya, sudah
dipindahkan tempatnya, sesuai waktu penggunaannya, sudah berpindah
kepemilikan.
A. Nilai Suatu Barang
Apabila dibuatkan suatu skema secara sederhana, maka nilai suatu barang
dapat terbagi sebagai berikut:

B. Jasa
Menurut Kotler (2000:428), jasa ialah setiap tindakan atau unjuk
kerja yang ditawarkan oleh salah satu pihak ke pihak lain yang
secara prinsip tidak berwujud dan menyebabkan perpindahan
kepemilikan apa pun. Produksinya bisa terikat dan bisa juga tidak
terikat pada suatu produk. Sementara itu, menurut Zeithaml dan
Bitner dalam Hurriyati (2005:28), Jasa pada dasarnya adalah
seluruh aktivitas ekonomi dengan output selain produk dalam
pengertian fisik, dikonsumsi, dan diproduksi pada saat
bersamaan, memberikan nilai tambah dan secara prinsip tidak
berwujud (intangible) bagi pembeli pertamanya.
1. Karakteristik Jasa
a) Intangibility (tidak berwujud)
10

b)
c)
d)
e)

Inseparability (tidak dapat dipisahkan)
Variability / Heterogeneity (berubah-ubah)
Perishability (tidak tahan lama)
Lack of Ownership (kurangnya kepemilikan)

2. Ciri-ciri Jasa antara lain :
a)
b)
c)
d)

3.

Tidak berwujud,
Tidak dapat diraba,
Dapat dirasakan, dan
Bila digunakan tidak habis.

Jenis-jenis Jasa
a)
b)
c)
d)

Personalized services (pelayanan pribadi)
Financial services (pelayanan keuangan)
Entertainment (hiburan)
Hotel services (layanan hotel)

11