Mutu Bibit dan Daging Kambing Yang Sehat





Mutu Bibit dan Daging Kambing Yang Sehat Sesuai SNI
Masyarakat Indonesia sangat familiar dengan daging kambing dari mulai konsumsi sehari-hari
hingga saat menjalankan ibadah kurban pada Hari Raya Idul Adha. Pemilihan kambing untuk
kurban yang sah harus memenuhi syarat cukup umur dan secara fisik tidak cacat, sehat dan
memiliki bobot badan yang cukup.
Sahabat SNI, jenis kambing yang banyak dikembangkan di Indonesia untuk dikomsumsi atau
menjadi hewan kurban salah satunya adalah kambing Peranakan Etawah, kambing ini
merupakan hasil persilangan antara kambing Etawah dan kambing lokal. Menurut SNI
7352.1:2015 kambing ini memiliki ciri khusus, antara lain telinga yang panjang, menggantung
dan terkulai, serta bulu rewos yang panjang pada ke dua kaki belakang. Jenis kambing ini
dikembangkan untuk lebih mudah beradaptasi dengan kondisi Indonesia
Standar tersebut menyebutkan bahwa bibit kambing Peranakan Etawah yang memenuhi syarat
mutu adalah yang sehat dan bebas dari penyakit hewan strategis yang dinyatakan oleh dokter
hewan yang punya kewenangan. Kambing ini harus bebas dari segala bentuk cacat fisik dan
cacat organ reproduksi, untuk bibit kambing jantan memiliki libido dan kualitas semen yang
yang baik dan untuk bibit kambing betina memilih kambing normal dan simetris.
Jika dilihat dari segi fisik kambing jenis ini memiliki warna bulu putih, hitam, coklat atau

kombinasi, dengan bagian belakang tubuh memiliki rewos atau surai dan ekor kecil. Sedangkan
kepalanya berbentuk kecil dan profil muka cembung serta memiliki telinga panjang
menggantung dan terkulai, serta memiliki tanduk kecil.

contoh bulu bibit kambing peranakan etawah

contoh bulu rewos bibit kambing peranakan etawah

contoh bentuk kepala profil muka telinga tanduk
Bibit kambing Peranakan Etawah jantan yang berumur 8-12 bulan harus memiliki bobot badan
minimum 20 kg, umur >12-18 bulan 34 kg dan >18-24 bulan 42 kg, sedangkan untuk kambing
betina yang berumur 8-12 bulan harus memiliki bobot badan minimum 19 kg, >12-18 bulan 26

kg, dan >18-24 bulan 34 kg. Penentuan umur ini bisa dilakukan beradasarkan catatan atau atas
dasar perkembangan gigi seri, kalau gigi seri masih temporer atau gigi susu berarti masih
berumur kurang dari 12 bulan, sedangkan kalau sudah ada sepasang gigi seri permanen maka
berumur 12-18 bulan, dan kalau sudah ada dua pasang gigi seri permanen maka berumur >1824 bulan.
Sahabat SNI, untuk memilih mutu karkas dan daging kambing dapat dilihat pada SNI
3925:2008. Daging yang dimaksud di sini adalah bagian otot skeletal dari karkas kambing yang
aman, layak dan lazim dikonsumsi oleh manusia, dapat berupa daging segar, daging segar

dingin atau daging beku. Daging ini berasal dari karkas yaitu bagian dari tubuh kambing sehat
yang telah disembelih secara halal. Karkas ini terdiri dari kelompok lamb (muda) yaitu dari
kambing berumur di bawah satu tahun, yearling mutton (dewasa) yaitu dari kambing berumur
lebih dari satu tahun dan older mutton yaitu dari kambing yang telah dewasa atau memiliki dua
buah gigi seri permanen.
Seperti halnya daging sapi, semakin banyak marbling atau butiran lemak putih yang tersebar
dalam jaringan otot daging maka semakin baik mutu daging kambing tersebut. Sedangkan
Potongan karkas kambing lebih sederhana dari karkas sapi, pada kambing golongan I terdiri
dari tender loin dan loin, golongan II terdiri dari leg, shoulder dan rack, sedangkan golongan III
terdiri dari breast, flank dan shank.

Peta karkas kambing menurut SNI 3925 2008
Setiap bagian karkas kambing dapat dibuat berbagai masakan yang nikmat, masakan dari
daging kambing yang populer di Indonesia biasanya adalah sate, gulai, tongseng dan sup.
Sate biasanya menggunakan bagian daging yang empuk seperti tenderloin dan loin, gulai dan
tongseng bisa menggunakan bahu atau shoulder, sedangkan kaki atau leg biasanya dibuat sup
atau masakan yang waktu pemasakannya lama, karena bagian ini memiliki tekstur yang keras.
(Tintin Prihatiningrum)