journal develop social skills through so

PENGARUH PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PEMBELAJARAN PENDIDIKAN
IPS TERHADAP KETERAMPILAN SOSIAL MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI
FKIP UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN
TAHUN 2012/2013
Oleh : Herawati, Muhammad Rahmattullah
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin
E-mail: Hera383_fkip@yahoo.co.id, nu_city88@yahoo.com
ABSTRAK
Salah satu tujuan dari pembelajaran Pendidikan IPS adalah membekali kemampuan
seseorang dalam pengembangan diri melalui berbagai keterampilan sosial dalam kehidupannya.
Persepsi peserta didik tentang suatu proses pembelajaran dapat mempengaruhi hasil belajarnya
yakni perubahan keterampilan sosial ke arah yang lebih baik. Tujuan dari penelitian ini adalah
mengetahui pengaruh persepsi mahasiswa tentang pembelajaran Pendidikan IPS terhadap
keterampilan sosial mahasiswa Pendidikan Ekonomi FKIP UNLAM Banjarmasin.
Metode penelitian ini adalah penelitian korelasi dengan pendekatan kuantitatif. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah angket. Populasi dalam penelitian ini adalah
mahasiswa Pendidikan Ekonomi yang telah menempuh mata kuliah Pendidikan IPS yang
berjumlah 194 orang, dengan sampel adalah 129 orang. Teknik penarikan sampel yang
digunakan adalah proportionate stratified random sampling. Teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah regresi linear sederhana.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan persepsi mahasiswa

tentang pembelajaran Pendidikan IPS terhadap keterampilan sosial mahasiswa Pendidikan
Ekonomi FKIP UNLAM Banjarmasin dengan thitung = 10,500 > ttabel (10,500 > 1,979). Nilai R2 =
0,465 artinya sumbangan pengaruh persepsi mahasiswa tentang pembelajaran Pendidikan IPS
terhadap keterampilan sosial mahasiswa Pendidikan Ekonomi adalah 46,5% sedangkan sisanya
sebesar 53,5% dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini.
Kata Kunci: Persepsi, Pembelajaran Pendidikan IPS, Keterampilan Sosial
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah media mencerdaskan kehidupan bangsa dan membawa bangsa ini pada
era pencerahan. Menurut Fauzan (Moh. Yamin, 2009: 266) pendidikan penting bagi upaya
membangun manusia yang berkualitas, yang ditandai dengan peningkatan kecerdasan,
pengetahuan, dan keterampilan. Pendidikan juga mempunyai peranan utama dalam mendorong
individu dan masyarakat guna mencapai kemajuan pada semua aspek kehidupan dan akhirnya
akan dapat memberi kontribusi terhadap kemajuan antarbangsa. Pendapat tersebut sejalan
dengan Ary H. Gunawan (Moh. Yamin, 2009: 17) yang berpendapat bahwa pendidikan adalah
proses sosialisasi, yaitu sosialisasi nilai, pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Oleh karenanya,
pendidikan senyatanya mampu menjawab persoalan-persoalan yang berada di tengah masyarakat
karena pendidikan bukan hanya mencetak masyarakat yang cerdas secara intelektual, namun juga
mampu merasakan segala keluh kesah yang berada di sekitarnya.
Pendidikan yang dilaksanakan di Indonesia adalah dalam rangka mencapai tujuan
pembangunan bangsa Indonesia, seperti yang dinyatakan dalam Undang-Undang Nomor 20

Tahun 2003 Pasal 1, dijelaskan bahwa :

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Selanjutnya dalam pasal 3 tentang dasar, fungsi dan tujuan pendidikan nasional dinyatakan:
Tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab. Agar tujuan dari pendidikan itu dapat
tercapai maka diperlukan proses belajar.
Seperti disebutkan dalam pasal 3 tentang dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional,
untuk mencapai tujuan pendidikan diperlukan proses pembelajaran. Pembelajaran adalah suatu
kegiatan yang berupaya untuk membelajarkan peserta didik melalui proses pengaturan
lingkungan yang diarahkan guna terjadi perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik yang
sesuai dengan tujuan pendidikan. Berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan
tergantung pada bagaimana proses pembelajaran yang dialami peserta didik. Namun, faktor
penentu utama keberhasilan dan kegagalan belajar terletak pada peserta didik itu sendiri (Rudy
Gunawan, 2011: 54). Salah satu indikator berhasilnya proses pembelajaran adalah adanya hasil

belajar berupa perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik. Sebagai seorang manusia, peserta
didik memiliki berbagai macam faktor dalam diri mereka yang turut mempengaruhinya dalam
menjalani proses pembelajaran, menurut Branca et al. (blog.unsri.ac.id/download/14772.pdf)
salah satunya adalah aspek psikologi yaitu persepsi
Persepsi adalah proses yang dialami seseorang dengan melibatkan pengorganisasian,
penafsiran pesan yang diperoleh melalui panca indera kemudian tersimpan dalam pikirannya
ketika diperlukan diungkapkan melalui pendapat. Dari segi psikologi dikatakan bahwa tingkah
laku seseorang merupakan reaksi dari cara dia memandang. Oleh karena itu, untuk mengubah
tingkah laku seseorang harus dimulai dari mengubah persepsinya (Alex Sobur, 2009: 447).
Begitu pula dengan persepsi peserta didik tentang pembelajaran, jika persepsinya tentang suatu
proses pembelajaran adalah positif maka akan berpengaruh baik pula pada hasil pembelajaran
yang diharapkan dan sebaliknya, jika persepsinya tentang suatu proses pembelajaran adalah
negatif maka akan berpengaruh kurang baik pula.
Pendidikan IPS adalah salah satu mata kuliah yang terdapat di dalam kurikulum program
studi Pendidikan Ekonomi. Pendidikan Ekonomi merupakan salah satu program studi yang
berada di bawah Jurusan IPS FKIP UNLAM Banjarmasin. Melalui mata kuliah ini diharapkan
dapat menjadi wahana bagi para peserta untuk mempelajari kehidupan masyarakat di sekitarnya
dan selanjutnya dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, karena manusia adalah
makhluk sosial yang perlu memahami serta melaksanakan fungsi sosialnya. Selain itu, melalui
mata kuliah ini diharapkan para peserta dapat memiliki keterampilan sosial yang baik sebagai

bekal nantinya ketika menjadi anggota masyarakat dan seorang guru.
Menurut Rudy Gunawan (2011: 9), melalui Pendidikan IPS akan membekali kemampuan
seseorang dalam pengembangan diri melalui berbagai keterampilan sosial dalam kehidupannya.
Pendapat tersebut sejalan dengan yang dikemukakan oleh Wahab (Rudy Gunawan, 2011: 21):
Tujuan pengajaran IPS tidak lagi semata-mata untuk memberi pengetahuan dan
menghapal sejumlah fakta dan informasi akan tetapi lebih dari itu. Para siswa selain

diharapkan memiliki pengetahuan, mereka juga dapat mengembangkan
keterampilannya dalam berbagai segi kehidupan dimulai dari keterampilan
akademiknya sampai pada keterampilan sosialnya.
Selain itu, dalam kurikulum 2004 juga dikatakan bahwa salah satu tujuan dari pengetahuan
sosial adalah mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, inkuiri, memecahkan
masalah, dan keterampilan sosial (Enok Maryani, 2011: 12).
Menurut Cartledge dan Milburn (Enok Maryani, 2011: 17) keterampilan sosial merupakan
perilaku yang perlu dipelajari, karena memungkinkan individu dapat berinteraksi, memperoleh
respon positif atau negatif. Karena itu, keterampilan sosial merupakan kompetensi yang sangat
penting untuk dimiliki oleh setiap orang agar dapat memelihara hubungan sosial secara positif
dengan keluarga, teman sebaya, masyarakat dan pergaulan di lingkungan yang lebih luas.
Munculnya masalah-masalah sosial seperti tawuran antarpelajar, perkelahian antardesa, narkoba
dan minuman keras, korupsi, disintegrasi bangsa adalah bentuk melemahnya keterampilan sosial

dalam lingkup individu, keluarga, masyarakat dan negara.
Mengacu pada teori-teori tersebut, para mahasiswa yang telah menempuh mata kuliah
Pendidikan IPS seharusnya memiliki keterampilan sosial yang lebih baik dibandingkan yang
belum. Berdasarkan kajian literatur awal diperoleh data nilai Mata Kuliah Pendidikan IPS
mahasiswa Pendidikan Ekonomi sebagai berikut:
Tabel 1.1. Nilai Mata Kuliah Pendidikan IPS
(Tahun : 2010/2011 – 2012/2013)
Nilai
Angkata
n
A
B+
B
21 orang 15 orang 37 orang
2009
(27,27% (19,48%) (48,05%)
)
18 orang 24 orang 14 orang
2010
(30,51% (40,68%) (23,73%)

)
20 orang 38 orang
2011
(34,48% (65,52%)
)
Jumlah
59 orang 77 orang 51 orang
(30,41% (39,69%) (26,29%)
)
Sumber : BAAK FKIP UNLAM (2013)

Jumlah

C+
1 orang
(1,30%)

C
3 orang
(3,90%)


3 orang
(5,08%)

-

59 orang
(100%)

-

-

58 orang
(100%)

4 orang
(2,06%)

3 orang

(1,55%)

194 orang
(100%)

77 orang
(100%)

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai mata kuliah Pendidikan IPS yang diperoleh
mahasiswa Pendidikan Ekonomi angkatan 2009, 2010, dan 2011 didominasi nilai B+ yaitu
sebanyak 77 orang (39,69%), sedangkan yang memperoleh nilai A sebanyak 59 orang (30,41%),
yang memperoleh nilai B sebanyak 51 orang (26,29%), yang memperoleh nilai C+ sebanyak 4
orang (2,06%) dan yang nilai terendah yang diperoleh adalah nilai C, yang memperoleh nilai
tersebut sebanyak 3 orang (1,55%).
Selain itu, berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa mahasiswa pendidikan ekonomi,
diperoleh kesimpulan yang berkaitan dengan pembelajaran pendidikan IPS dan keterampilan

sosial sebagai berikut: (a) terdapat mahasiswa yang belum mengetahui tujuan dari mata kuliah
Pendidikan IPS; (b) ada mahasiswa yang kurang berminat dengan proses pembelajaran
Pendidikan IPS dengan alasan merasa bosan dengan metode pembelajaran yang digunakan; (c)

terdapat teman-teman mahasiswa yang berasal dari daerah di luar kota Banjarmasin, membuat
kelompok sendiri berdasarkan daerahnya masing-masing atau berdasarkan sekolah yang sama,
biasanya hal ini terjadi pada masa awal perkuliahan yaitu sekitar semester satu sampai awal
semester dua ; (d) sulit menciptakan kekompakan saat ada tugas kelompok, terutama pada saat
anggota kelompok ditentukan oleh dosen sehingga mereka merasa kesulitan untuk berdiskusi
atau pun mengemukakan pendapat selain itu kadang-kadang hanya beberapa anggota kelompok
saja yang mengerjakan tugas kelompok sedangkan yang lainnya hanya menumpang nama saja;
(e) pada saat diskusi kelas, masih ada teman-teman mahasiswa yang tidak berpartisipasi dengan
alasan malas, malu, atau pun rasa takut akan disebut berlagak pintar oleh teman-teman
mahasiswa lain.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini adalah penelitian korelasi dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh persepsi mahasiswa tentang pembelajaran
Pendidikan IPS terhadap keterampilan sosial mahasiswa Pendidikan Ekonomi FKIP UNLAM
Banjarmasin.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah persepsi mahasiswa tentang pembelajaran
Pendidikan IPS (X) yang meliputi pendapat mahasiswa tentang pembelajaran keterampilan dasar
berinteraksi, pembelajaran keterampilan komunikasi, pembelajaran keterampilan membangun
tim/kelompok serta pembelajaran keterampilan menyelesaikan masalah. Sedangkan variabel
terikatnya adalah keterampilan sosial mahasiswa (Y).

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Pendidikan Ekonomi yang telah mengikuti
mata kuliah Pendidikan IPS yang berjumlah 194 orang dari angkatan 2009, 2010, dan 2011
konsentrasi akuntansi dan kewirausahaan. Untuk penentuan ukuran sampel menggunakan rumus
yang dikemukakan oleh Krecjie dan Morgan (pustaka.unpad.ac.id). Setelah melakukan
perhitungan dengan menggunakan rumus tersebut diperoleh sampel sebanyak 129 orang. Teknik
penarikan sampel yang digunakan adalah teknik proportionate stratified random sampling.
Kemudian untuk menentukan jumlah masing-masing sampel berdasarkan sub populasi
digunakan rumus sebagai berikut :
Populasi1
Sampel 1=
xTotal Sampel
Total Populasi
(Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul J., 2012: 130)
Adapun jabaran populasi dan sampel dapat di lihat pada tabel 3.1
Tabel 3.1. Jabaran Populasi dan Sampel Penelitian
Populas Jumlah Sampel Jumlah
No
Angkatan
Konsentrasi
i

(orang) (orang) (orang)
.
(orang)
Akuntansi
33
22
1.
2009
77
51
Kewirausahaa
44
29
n
2.
2010
Akuntansi
31
59
20
39
Kewirausahaa
28
19

n
Akuntansi
42
3.
2011
Kewirausahaa
16
n
Jumlah
Sumber: BAAK FKIP UNLAM 2013 (Diolah)

58
194

28
11

39
129

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket. Teknik analisis data
menggunakan analisis regresi linear sederhana.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan perhitungan deskriptif persentase
diperoleh hasil untuk persepsi mahasiswa tentang pembelajaran Pendidikan IPS adalah 76,15%
dan termasuk kategori tinggi. Sedangkan untuk keterampilan sosial mahasiswa adalah 74,64%
dan termasuk kategori tinggi.
Hasil analisis dengan regresi linear sederhana diperoleh nilai thitung=10,500 dengan
signifikansi 0,000. Sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya, karena nilai t hitung >
ttabel atau 10,500 > 1,979 dan signifikansi
1,979 maka berdasarkan kriteria pengujian yang ditentukan Ha diterima dan Ho ditolak, artinya
terdapat pengaruh yang signifikan persepsi mahasiswa tentang pembelajaran Pendidikan IPS
terhadap keterampilan sosial mahasiswa Pendidikan Ekonomi FKIP UNLAM Banjarmasin.
Besarnya pengaruh persepsi mahasiswa tentang pembelajaran Pendidikan IPS terhadap
keterampilan sosial mahasiswa dapat dilihat dari R square yaitu sebesar 0,465 artinya sumbangan
pengaruh variabel persepsi mahasiswa tentang pembelajaran Pendidikan IPS terhadap
keterampilan sosial mahasiswa sebesar 46,5% sedangkan sisanya sebesar 53,5% dipengaruhi
oleh faktor lain di luar penelitian ini seperti keluarga, lingkungan, kemampuan menyesuaikan
diri, sekolah, masyarakat, dan kelompok sebaya.
Berdasarkan hasil analisis di atas, menunjukkan bahwa persepsi mahasiswa tentang
pembelajaran Pendidikan IPS berpengaruh positif terhadap keterampilan sosial mahasiswa
Pendidikan Ekonomi dengan koefisien 0,686. Artinya jika persepsi mahasiswa tentang
pembelajaran Pendidikan IPS meningkat maka keterampilan sosial mahasiswa juga akan
meningkat sebesar 0,686. Hal ini sesuai dengan pendapat Oemar Hamalik “Tingkah laku
seseorang dipengaruhi oleh proses-proses dalam organisme salah satunya adalah persepsi”
(2008: 39). Kemudian Alex Sobur juga mengatakan hal demikian bahwa untuk mengubah
tingkah laku seseorang harus dimulai dari mengubah persepsinya (2009: 447). Seperti yang
dikemukakan oleh Hargie, Saunders, & Dickson dalam Gimpel & Merrell
(www.psychologymania.com) bahwa keterampilan sosial merupakan suatu perilaku yang
dipelajari. Sebagai perilaku yang dipelajari artinya ada suatu proses pembelajaran yang dilalui
guna memperoleh keterampilan sosial yang baik sehingga dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungan sekitarnya. Dalam proses pembelajaran yang dilalui tersebut tentu banyak faktor
yang turut berpengaruh terhadap hasil belajar yang ingin dicapai, dalam hal ini hasil belajar yang
ingin dicapai adalah tingkah laku yang lebih baik. Salah satu faktornya adalah faktor psikologi
yaitu persepsi. Dari pernyataan yang dikemukakan Alex Sobur di atas dapat diambil pemahaman
jika seseorang berpandangan positif tentang proses pembelajaran yang ia jalani maka tingkah
lakunya pun akan baik dan begitu sebaliknya jika berpandangan negatif tentang suatu proses
pembelajaran maka tingkah lakunya akan kurang baik atau bahkan tidak baik.
PENUTUP
Kesimpulan
Terdapat pengaruh yang signifikan persepsi mahasiswa tentang pembelajaran Pendidikan
IPS terhadap keterampilan sosial mahasiswa Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Lambung
Mangkurat Banjarmasin. Berdasarkan perhitungan regresi linier sederhana diperoleh nilai R 2 =
0,465. Sehingga dapat diketahui bahwa sumbangan pengaruh persepsi mahasiswa tentang

pembelajaran Pendidikan IPS terhadap keterampilan sosial mahasiswa adalah sebesar 46,5%
sedangkan sisanya sebesar 53,5% dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini.
Saran
Dari hasil penelitian ini, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
1. Untuk Program Studi Pendidikan Ekonomi harusnya mempertahankan dan lebih
meningkatkan keterampilan membangun tim/kelompok mahasiswa Pendidikan Ekonomi
melalui proses pembelajaran yang lebih sering menggunakan pendekatan yang berbasis
kelompok.
2. Program Studi Pendidikan Ekonomi harusnya lebih memperhatikan pembelajaran
keterampilan sosial mahasiswa terutama pada pembelajaran keterampilan komunikasi seperti
sering dibiasakan mengemukakan pendapat atau pertanyaan, berbicara di depan kelas dengan
lancar dan percaya diri, saling menghargai dan berbicara secara bergiliran.
3. Mahasiswa harusnya memperbaiki keterampilan dasar berinteraksi seperti berusaha untuk
berkenalan jika ada teman baru, bersikap terbuka dan berbagi informasi dengan orang lain
karena ini juga merupakan salah satu modal bagi kita untuk memiliki banyak teman.
4. Mahasiswa harusnya lebih memperbaiki keterampilan sosial yang meliputi keterampilan
dasar berinteraksi, keterampilan komunikasi, keterampilan membangun kelompok dan
keterampilan menyelesaikan masalah karena keterampilan ini tentu diperlukan pada saat kita
terjun ke situasi yang sebenarnya yaitu pada saat menjadi seorang guru, dimana tingkah laku
kita tentu akan sedikit banyak akan dicontoh oleh perserta didik.
5. Penelitian ini hanya meneliti mengenai bagaimana persepsi mahasiswa Pendidikan Ekonomi
tentang pembelajaran Pendidikan IPS dan pengaruhnya terhadap keterampilan sosial yang
mereka miliki. Maka dari itu bagi para peneliti, yang juga ingin meneliti mengenai
keterampilan sosial dapat meneliti faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi keterampilan
sosial.
6. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
keterampilan sosial untuk lebih meyakinkan hasil dari penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Alex Sobur, 2009. Psikologi Umum. Bandung : Pustaka Setia.
Anonim. 2012. Definisi Keterampilan Sosial. [Online]. Tersedia: http://www.
psychologymania.com/2012/12/definisi-keterampilan-sosial.html. [27 Juni 2013]
Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul J., 2012. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
Enok Maryani, 2011. Pengembangan Program Pembelajaran IPS untuk Peningkatan
Keterampilan Sosial. Bandung: Alfabeta.
Moh. Yamin, 2009. Menggugat Pendidikan Indonesia. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Nugraha Setiawan. 2007. Penentuan ukuran sampel memakai rumus slovin dan tabel krejcie and
morgan. [Online]. Tersedia: www.pustaka.unpad.ac.id/penentuan ukuran sampel memakai
rumus slovin dan tabel krejcie and morgan. [1 April 2013]
Oemar Hamalik, 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Rudy Gunawan, 2011. Pendidikan IPS Filosofi, Konsep dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta.
Syarbani, tanpa tahun. Aspek-Aspek Psikologi yang Mempengaruhi Belajar dan Pembelajaran.
[Online]. Tersedia: http://blog.unsri.ac.id/download/14772.pdf [16 Juli 2013]
Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Citra
Umbara.