Sensasi Persepsi dan Atensi docx

Sensasi, Persepsi dan Atensi
Dalam psikologi kognitif, pemrosesan informasi mengacu pada dunia fisik (eksternal) sekaligus
dunia mental (internal). Penghubung realitas eksternal dunia mental berpusat pada sistem
sensorik, yaitu sensasi dan persepsi. Sensasi (sensation) mengacu pada pendeteksian dini
terhadap energi dari dunia fisik. Sedangkan persepsi (perseption) melibatkan kognisi tingkat
tinggi dalam penginterprestasian terhadap informasi sensorik. Tetapi pada dasarnya, sensasi
mengacu pada pendeteksian dini terhadap stimuli, persepsi mengacu pada interprestasi hal-hal
yang diindera. Selain sensasi dan persepsi, kita juga mnegenal tentang atensi (perhatian). Atensi
adalah pemusatan pikiran, dalam bentuk yang jernih dan gamblang terhadap sejumlah objek
simultan atau sekelompok pikiran. Pemusatan kesdaran adalah intisari atensi. Atensi
mengimplikasikan adanya pengabaian objek-objek lain agar sanggup menangani objek-objek
tertentu secara afektif. Secara umum atensi adalah upaya pemusatan upaya mental pada
peristiwa-peristiwa sensorik atau peristiwa-peristiwa mental. Penelitian terhadap atensi
mencangkup lima aspek utama, yaitu kapasitas pemrosesan dan atensi selektif, tingkat
rangsangan, pengendalian atensi, kesadaran, dan neurosains kognitif. Berikut adalah penjelasan
lebih lanjut mengenai Sensasi, Persepsi dan Atensi:
a. Sensasi
Sensasi adalah tahap pertama stimuli mengenai indra kita. Sensasi berasal dari kata
“sense” yang artinya alat pengindraan, yang menghubungkan organisme dengan
lingkungannya. Menurut Dennis Coon,“Sensasi adalah pengalaman elementer yang
segera, yang tidak memerlukan penguraian verbal. Simbolis, atau konseptual, dan

terutama sekali berhubungan dengan kegiatan alat indera.”
Definisi sensasi, fungsi alat indera dalam menerima informasi dari lingkungan sangat
penting. Kita mengenal lima alat indera atau pancaindera. Kita mengelompokannya pada
tiga macam indera penerima, sesuai dengan sumber informasi. Sumber informasi boleh
berasal dari dunia luar (eksternal) atau dari dalam diri (internal). Informasi dari luar
diindera oleh eksteroseptor (misalnya, telinga atau mata). Informasi dari dalam diindera
oleh ineroseptor (misalnya, system peredaran darah). Gerakan tubuh kita sendiri diindera
oleg propriseptor (misalnya, organ vestibular).

b. Persepsi
Persepsi merupakan pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubunganhubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.
Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli inderawi (sensory stimuli). Sensasi adalah
bagian dari persepsi. Persepsi, seperti juga sensasi ditentukan oleh faktor personal dan
faktor situasional. Faktor lainnya yang memengaruhi persepsi, yakni perhatian.
Persepsi adalah proses pemahaman ataupun pemberian makna atas suatu
informasi terhadap stimulus. Stimulus didapat dari proses penginderaan terhadap objek,

peristiwa, atau hubungan-hubungan antar gejala yang selanjutnya diproses oleh otak.
Proses kognisi dimulai dari persepsi.
Factor-faktor yang mempengaruhi persepsi dapat di kategorikan menjadi:

1. Factor fungsional
Factor fungsional dihasilkan dari kebutuhan, kegembiraan (suasana hati),
pelayanan dan pengalaman masa lalu seorang individu.
2. Factor structural
Factor-faktor structural berarti bahwa factor-faktor tersebut timbul atau dihasilkan
dari bentuk stimuli dan efek-efek netral yagn ditimbulkan dari system syaraf individu.
3. Factor situasional
Factor ini banyak berkaitan dengan bahasa nonverbal, petunjuk proksemik,
petunjuk kinesik, petunjuk wajah, petunjuk paralingiustik adalah beberapa dari factor
situasional yang mempengaruhi persepsi.
4. Faktor personal
Factor psikologis lain yang juga penting dalam persepsi adalah berturut-turut:
emosi, impresi dan konteks.
Emosi akan mempengaruhi seseorang dalam menerima dan mengolah informasi
pada suatu saat, karena sebagian energy dan perhatiannya adalah emosi tersebut.
Seorang yang sedang tertekan karena baru bertengkar dengan pacar dan mengalami
kemacetan mungkin akan mempersepsikan lelucin temannya sebagai penghinaan.
Impresi. Stimulus yang salient/menonjol akan lebih dahulu mempengaruhi
persepsi seseorang. Gambar yang besar, warna yang kontras, atau suara yang keras
akan lebih menarik seseorang untuk memperhatikan dan menjadi focus dari

persepsinya. Seseorang yang memperkenalkan diri dengan sopan dan berpenampilan
menarik akan lebih mudah dipersepsikan secara positif, dan persepsi ini akan
mempengaruhi bagaimana ia dipandang selanjutnya.
Konteks, walaupun factor ini disebutkan terakhir, tapi tidak berarti kurang
penting. Malah mungkin yang paling penting . konteks bisa secara sosial, budaya atau
lingkungan fisik. Konteks memberikan background yang sangat menentukan
bagaimana figure dipandang. fokus pada figure yang sama, tetapi dalam ground yang
berbeda, mungkin akan memberikan makna yang berbeda.
c. Atensi
Atensi adalah cara-cara kita secara aktif memproses sejumlah informasi yang
terbatas dari sejumlah besar informasi yang disediakan oleh indra, memori yang
tersimpan, dan oleh proses-proses kognitif kita yang lain. (lihat gambar)
Atensi mencakup proses-proses sadar maupun bawah sadar → proses sadar relatif
lebih mudah dipelajari, sementara proses bawah sadar lebih sulit karena tidak disadari
oleh individu. Kita lebih mudah mengingat informasi yang mendapatkan atensi kita
ketimbang informasi yang kita abaikan. Contohnya, kita mampu mengingat informasi
yang kita lihat di tv saat kita menyimak dengan seksama (memberi antensi), sementara

saat kita melakukan kegiatan lain sembari menonton tv, atensi kita teralih dan kita tidak
mampu mengingat informasi yang terdapat di tv.

Kesadaran mencakup perasaan tentang apa yang disadari maupun isinya, yang
darinya bisa kita gunakan untuk memfokuskan atensi. Oleh karena itulah atensi dan
kesadaran membentuk dua sistem operasi yang kesannya tumpang tindih. Dahulu
psikolog yakin atensi sama dengan kesadaran, namun sekarang mereka menemukan
bahwa sejumlah pemrosesan atensi yang aktif terhadap pemrosesan indrawi, informasi
yang diingat-ingat dan informasi kognitif, bisa berjalan diluar kesadaran kita. Contoh:
pada saat ini anda dapat menyetir sambil secara sadar melakukan aktivitas yang lain,
misal mengobrol, meskipun hal ini tidak dapat dilakukan jika anda tidak sadar
sepenuhnya.
Namun demikian, keuntungan yang diperoleh dari atensi akan semakin besar
kalau kita manjadikan proses-prosesnya disadari. Atensi yang disadari mengandung 3
tujuan bagi kognisi, yaitu:


Atensi membantu pemonitoran interaksi-interaksi kita dengan lingkungan.
Melalui pemonitoran kita mempertahankan kesadaran tentang seberapa baiknya
kita beradaptasi dengan lingkungan kita. Contoh, saat kita berada dalam kelas,
kita memiliki kemampuan untuk bertahan duduk dan berperilaku berbeda seperti
saat kita sedang di tengah pesta. Hal itu terjadi karena kita memberi atensi pada
situasi dan interaksi kita di tengah lingkungan.




Atensi membantu kita mengaitkan masa lalu (memori) dan masa kini
(pencerapan), memberikan kita pemahaman tentang kontinuitas pengalaman.
Contoh, saat menonton serial sinetron di tv, seseorang mampu mengaitkan cerita
dari episode baru yang sedang ia tonton dengan episode sebelumnya karena ia
memberi atensi terhadap sinetron tersebut.



Atensi membantu kita mengntrol dan merencanakan tindakan-tindakan ke depan.
Kita dapat melakukannya berdasarkan informasi yang kita peroleh dari
pemonitoran dan pengaitan memori masa lalu dan pencerapan masa kini.