Pemanfaatan Sumber Daya Alam Sektor Pert

Pemanfaatan Sumber Daya Alam Sektor Pertambangan
di Indonesia Oleh Pihak Asing
Dosen : Enny Febriana S.Sos., M.E.

Disusun oleh :
Avni Prasetia Putri
1406619496

Program Studi Ilmu Administrasi Fiskal
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Indonesia
2014

Pemanfaatan Sumber Daya Alam Sektor Pertambangan di
Indonesia Oleh Pihak Asing
Avni Prasetia Putri
ABSTRAK
Melimpahnya sumber daya alam di Indonesia, tidak menjamin bahwa rakyat
yang tinggal di negara ini hidup dengan sejahtera. Pada kenyataannya
pemanfaatan sumber daya alam yang tersedia di negara ini, khususnya pada sektor
perambangan masih dikuasai oleh pihak asing. Berdasarkan sumber-sumber

informasi seperti buku, jurnal, artikel, dan media elektronik yang ada, banyak
fakta yang menunjukan bahwa perusahaan asing telah mendominasi dalam hal
pemanfaatam sumber daya alam di negara ini. Penyebab semakin banyaknya
penguasaan pihak asing di Indonesia adalah karena kurang tegasnya pemerintah
dalam mengatur dan mengambil kebijakan, terlebih lagi kebijakan yang dibuat
pemerinah sebenarnya lebih menguntungkan pihak pemodal asing . Jika dilihat
dari fakta yang ada Indonesia adalah sebuah negara merdeka yang masih dijajah
oleh pihak asing.
Kata kunci: Sumber daya alam, tambang, pemerintah, pihak asing

I.

PENDAHULUAN
Keberadaan sumber daya alam yang melimpah di Indonesia memang sudah

tidak diragukan lagi. Baik dari sumber daya alam yang dapat diperbaharui
maupun yang tidak dapat di perbaharui. Dari yang langkah hingga yang tak
berharga. Indonesia tercatat sebagai negara dengan tingkat biodeversitas tertinggi
kedua di dunia setelah brazil. Indonesia menduduki peringkat ke-6 terbesar untuk
negara yang kaya akan sumber daya tambang (dalam Indonesia mining

Association profil,2012). Bahkan Indonesia memiliki emas dengan kualitas
terbaik di dunia (book world record 1990 dalam Bachrawi, 1991 ). Semua sumber
daya ini Berdasarkan undang-undang dasar 1945 pasal 33 menyebutkan bahwa
Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan,
cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang menguasai hajat
hidup orang banyak dikuasai oleh Negara.Bumi, air dan kekayaan alam yang
terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesarbesarnya kemakmuran rakyat. Serta perekonomian nasional diselenggarakan

berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi
berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan
menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional. Dari isi pasal
tersebut dapat di lihat dengan jelas bahwa sesungguhnya semua kekayaan yang
ada dipergunakan hanya untuk kesejahteraan rakyat dengan tetap menjaga dan
melestarikan lingkungan maupun habitat asal sumber daya alam tersebut.
Negara Indonesia merupakan salah satu negara pemilik pertambangan
terbesar di dunia (Indonesia mining Association profil,2012). Pertambanganpertambangan yang ada di Indonesia telah menghasilkan kualitas bahan tambang
yang sangat baik. Namun yang menjadi pertanyaannya adalah mengapa dengan
kekayaan yang sebegitu kaya dan banyaknya, Indonesia tetap belum bisa
menyaingi negara-negra besar seperti Amerika, Inggris dan Jepang, yang bahkan
sumber daya alam mereka masih jauh lebih sedikit di bandingkan di Indonesia.

Apakah selama ini sumber daya alam tersebut belum dimanfaatkan dengan baik,
atau bahkan sudah sangat dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang seharusnya tidak
berhak untuk memanfaatkan sumber daya alam tersebut? Bagaimana pemanfaatan
Sumber daya Alam pada sektor pertambangan di Indonesia oleh pihak asing?

II.

PEMBAHASAN

Pengertian Sumber Daya Alam dan Penggolongannya
Undang-undang No.4 tahun 1982 Pasal (5) menyebutkan: “Sumber daya
alam adalah unsur lingkungan hidup yang terdri atas sumber daya manusia,
sumber daya hayati, dan sumber daya non hayati, dan sumber daya buatan.
Sumber daya alam (SDA) adalah semua kekayaan berupa benda mati maupun
benda hidup yang berada di bumi dan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi
kebutuhan hidup manusia. Kualitas sumber daya manusia (SDM) adalah salah
satu faktor penting yang mempengaruhi berhasil tidaknya suatu negara dalam
memanfaatkan sumber daya alam. SDM yang berkualitas dalam memanfaatkan
SDA


akan

memungkinkan

terciptanya

tenaga

kerja

yang

berkualitas,

bekembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kemajuan di bidang
ekonomi. Secara global, sumber daya alam dibagi menjadi dua yaitu yang dapat
diperbaharui dan tidak dapat diperbaharui. Sumber daya alam yang dapat

diperbaharui (renewable) yaitu sumber daya alam yang dapat digunakan berulangulang kali dan dapat dilestarikan. Contoh dari sumber daya yang dapat
diperbaharui adalah air, tumbuh-tumbuhan, hewan, hasil, dan lain-lain. Sumber

daya alam yang tidak dapat diperbaharui atau non renewable ialah sumber daya
alam yang tidak dapat dilestarikan serta dapat punah. Contoh dari sumber daya
yang tidak dapat dipergaharui adalah minyak bumi dan gas alam.

Sumber daya tambang dan penggolongannya
Pengertian Pertambangan Sesuai UU Minerba No.4 Tahun 2009 Pasal 1
dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan pertambangan adalah sebagian
atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan
pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi,
studi

kelayakan,

konstruksi, penambangan,

pengolahan

dan

pemurnian,


pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pascatambang.
Menurut Undang-Undang No. 11 Tahun 1967 tentang pertambangan, bahan
galian dibedakan menjadi:
a) Golongan A, atau bahan tambang strategis adalah bahan tambang yang
hanya boleh dimiliki oleh pemerintah. Contohnya antara lain: batubara,
minyak bumi, alumunium, timah putih, besi, dll.
b) Golongan B, atau bahan tambang vitalm adalah bahan tambang yang
dapat menjamin hajat hidup orang banyak. Bahan galian golongan
bernilai vital untuk ketahanan Negara, tanpa adanya bahan galian
golongan ini ketahanan Negara dapat terganggu, sebagian bahan galian
golongan ini bersifat logam, dan intinya dapat berguna untuk
ketahanan negara, dll. Adapun yang termasuk bahan galian golongan B
adalah
a. besi, mangan, molybdenum, khrom, wolfram, vanadium, titanium;
b. bauksit, tembaga, timbal, seng;
c. emas, platina, perak, air raksa, intan;
d. arsen, antimon, bismut;
e. yitrium, rhutenium, cerium, dan logam-logam langka lainnya;
f. berillium, korundum, zircon, kristal kwarsa;


g. kriolit, fluorspar, barit;
h. yodium, brom, khlor, belerang
c) Golongan C, yaitu bahan tambang yang tidak termasuk ke dalam
golongan A maupun B. Contohnya adalah bahan-bahan industr
Sumber daya alam Indonesia yang melimpah, tidak menjadikan negeri ini
sebagai negara yang makmur, tentunya hal ini menjadi tanda tanya yang besar,
kenapa dengan kekayaan tersebut, masih banyak rakyat yang hidup dibawah garis
kemiskinan serta mengapa negara ini masih menjadi negara berkembang. Berikut
paparan secara garis besar mengapa hal ini terjadi.

Posisi Indonesia dan hubungannya dengan kekayaan tambang
yang terkandung didalamnya
Indonesia berada di sisi Barat dari apa yang dinamakan “Pacific Ring of
Fire” atau Cincin Berapi Pasifik yang ditandai dengan kegiatan vulkanik yang
tinggi karena pergerakan lempeng-lempeng bumi yang menimbulkan gejolak
tektonik di bawah permukaan bumi. Gejolak tektonik karena pergerakan lempenglempeng bumi ini menyebabkan bencana alam yang mengancam dalam bentuk
letusan gunung berapi yang dalam situasi tertentu dapat memicu terjadinya
tsunami seperti yang telah terjadi di Indonesia dalam waktu beberapa tahun
belakangan ini. Di pihak lain, magma yang keluar dari perut bumi di Cincin

Berapi Pasifik diperkirakan mengandung berbagai logam berharga, terutama emas
dan tembaga.
Sebagai bagian dari Cincin Berapi Pasifik, Indonesia juga secara potensial
memiliki kekayaan alam berupa bahan tambang. Kawasan Timur Indonesia (KTI)
yang meliputi 68% dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia atau
mencakup daerah seluas hampir 1,3 juta kilometer persegi diperkirakan
menyimpan 81,2% cadangan bahan tambang Indonesia (Koesnaryo di dalam
Perhapi, 2002: 1).

Persebaran Barang Tambang Indonesia, penggunaan dan
pemanfaatannya
Jenis sumber daya alam, beberapa daerah penghasilnya, manfaat, dan
penggunaannya (Bachrawi,1984):

1.

Minyak Bumi
Terdapat di daerah Cepu, Blora dan Cilacap di Jawa Tengah, Sungai Gerong
dan Plaju di Palembang, Dumai dan Sungai Pakning (Riau), Tanjung Pura,
Langkat (Sumatera Utara), Tarakan, Balikpapan dan Kutai (Kalimantan

Timur). Berbagai jenis hasil minyak bumi dimanfaatkan untuk bermacammacam keperluan seperti: avtur untuk bahan bakar pesawat terbang, bensin
untuk bahan bakar kendaraan bermotor, kerosin untuk bahan baku lampu
minyak, solar untuk bahan bakar kendaraan diesel, LNG (Liquid Natural
Gas) untuk bahan bakar kompor gas, oli ialah bahan untuk pelumas mesin,
vaselin ialah salep untuk bahan obat, parafin untuk bahan pembuat lilin,
aspal untuk bahan pembuat jalan

2.

Batu Bara
Banyak ditambang di Sawahlunto, Bukit Asam, dan Muara Enim (Sumatera
Selatan), Muara Bungo (Jambi), Banjar (Kalimantan Selatan), Semenanjung
Cenderawasih (Papua). Batu bara dimanfaatkan untuk bahan bakar industri
dan rumah tangga.

3.

Biji Besi
Banyak terdapat di Gunung Tegak (Lampung), Pulau Sekubu (Kalimantan
Selatan), Cilacap (Jawa Tengah). Dimanfaatkan sebagai bahan peralatan

rumah tangga, pertanian dan lain-lain.

4.

Tembaga
Tembaga merupakan jenis logam yang berwarna kekuning-kuningan, lunak
dan mudah ditempa. Penambangannya banyak terdapat di Cikotok (Jawa
Barat), Tirtomoyo (Jawa Timur), Sangkarapi (Sulawesi Selatan), Kompara
(Papua).

5.

Bauksit
Digunakan sebagai bahan dasar pembuatan alumunium. Penambangan yang
terkenal terdapat di Pulau Bintan, Pulau Kayang dan Pulau Koyang
(Kepulauan Riau), Singkawang (Jawa Barat).

6.

Emas dan Perak


Keduanya digunakan sebagai bahan perhiasan. Banyak ditambang di
Cikotok (Jawa Barat), Meulaboh (NAD), Logas (Riau) dan Rejang Lebong
(Bengkulu).
7.

Belerang
Digunakan untuk bahan korek api dan obat penyakit kulit. Banyak terdapat
di daerah daerah vulkanik. Penambangan belerang yang terkenal adalah
yang dilakukan di Kawah Ijen, Jawa Timur.

8.

Gas Alam
Digunakan sebagai bahan bakar kompor gas. Daerah daerah kaya akan gas
alam yaitu di NAD, Riau, Kaltim dan Papua.

Potensi tambang di Indonesia
Indonesia menduduki peringkat ke-6 sebagai negara yang memiliki
kekayaan potensi sumber daya alam tambang di dunia, yaitu

terbesar untuk

negara yang kaya akan sumber daya tambang
1.

Potensi Batubara Indonesia
Cadangan batubara Indonesia hanya 0,5 % dari cadangan dunia, namun
produksi Indonesia posisi ke-6 sebagai produsen dengan jumlah produksi
mencapai 246 juta ton.

2.

Potensi Minyak dan Gas Indonesia
peringkat 25 sebagai negara dengan potensi minyak terbesar yaitu sebesar
4.3 milyar barrel, peringkat 21 penghasil minyak mentah terbesar dunia
sebesar 1 juta barrel/hari, peringkat 24 negara pengimpor minyak terbesar
sebesar 370.000/hari, peringkat 22 negara pengonsumsi minyak terbesar
sebesar 1 juta barrel/hari, peringkat 13 negara dengan cadangan gas alam
terbesar sebesar 92.9 trillion cubic feet, peringkat ke-8 penghasil gas alam
terbesar dunia sebesar 7.2 tcf, peringkat ke-18 negara pengonsumsi gas alam
terbesar sebesar 3.8 bcf/hari, peringkat ke-2 negara pengekspor LNG
terbesar sebesar 29.6 bcf,

3.

Potensi Emas Indonesia
Cadangan emas Indonesia berkisar 2,3% dari cadangan emas dunia.

Menduduki peringkat ke-7 yang memiliki potensi emas terbesar didunia.
Menduduki peringkat ke-6 dalam produksi emas di dunia sekitar 6,7%.
4.

Potensi Timah Indonesia
Menduduki peringkat ke-5 untuk cadangan timah terbesar di dunia sebesar
8,1% dari cadangan timah dunia. Menduduki peringkat ke-2 dari sisi
produksi sebesar 26% dari julah produksi dunia.

5.

Potensi Tembaga Indonesia
Peringkat ke-7 untuk Cadangan tembaga dunia sekitar 4,1% peringkat ke-2
dari sisi produksi sebesar 10,4% dari produksi dunia.

6.

Potensi Nikel Indonesia
Peringkat ke-8 cadangan nikel dunia (cadangan nikel Indonesia sekitar 2,9%
dari cadangan nikel dunia), peringkat ke-4 dunia dari sisi produksi sebesar
8,6% .

PT. Freepot sebagai perusahaan asing asal Amerika Serikat yang
terkenal karena eksploitasi di Indonesia
Bumi Papua adalah surga dunia, dengan potensi sumber daya alam yang
melimpah. Sumber daya alam yang melimpah itu ternyata belum dinikmati
seutuhnya oleh segenap warga Papua. Papua memiliki tambang emas terbesar di
dunia, yang mana tambang emas tersebut dikelola oleh PT. Freeport, perusahaan
asing milik Amerika Serikat yang Sejak 1967 beroperasi dan mengeksploitasi
sumber daya alam (SDA) di bumi Papua. Lebih dari 2,6 juta hektare lahan sudah
dieksploitasi, termasuk 119.435 hektare kawasan hutan lindung dan 1,7 juta
hektare kawasan hutan konservasi (Marr, di dalam Eksploitasi Sumber Daya Alam
di Papua Selama 22 Tahun dengan Pendekatan dari atas ke bawah, 2011).
Hak tanah masyarakat adat pun ikut digusur. Dari hasil eksploitasi itu, setiap
hari, rata-rata perusahaan raksasa dan penyumbang terbesar industri emas di AS
itu mampu meraih keuntungan Rp 114 miliar per hari. Jika keuntungan tersebut
dikalikan 30 hari, keuntungan PT. Freeport mencapai USD 589 juta atau sekitar
Rp 3,534 triliun per bulan. Dalam setahun, keuntungan PT. Freeport mencapai
Rp70triliun per tahun (Soehoed, dalam Membangun tambang di ujung dunia:
Sejarah pengembangan pertambangan PT. Freeport di Provinsi Papua, 2005).

Dalam beberapa tahun terakhir banyak permasalahan yang terjadi terkait
eksploitasi tambang emas oleh PT. Freeport, seperti kerusakan lingkungan akibat
eksploitasi, lalu karyawan yang mogok kerja dan menuntut perbaikan
kesejahteraan dikarenakan perbedaan indeks standar gaji karyawan kantor pusat
Freeport di Amerika dengan kantor cabang Freeport di papua. Meskipun PT.
Freeport Indonesia terus meraup untung setiap hari, tapi pendapatan karyawannya
sangat rendah dan tidak ada upaya peningkatan kesejahteraan karyawan.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari berbagai media, perusahaan Freeport
dalam Group Freeport Mc Moran yang ada di Afrika, Amerika Selatan dan
Amerika Utara, gaji karyawannya mencapai 30 dollar AS sampai 230 dollarAS
perjam. Sedangkan gaji karyawan PT.. Freeport Indonesia yang ada di
Tembagapura, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua, hanya 2,1 dollar AS sampai
3,5 dollar AS perjam (Ardianto, di dalam Indonesia Negara Merdeka yang
Terjajah, 2013). Jelas hal ini melanggar Pasal 86 UU Nomor 13 Tahun 2003
Tentang Ketenagakerjaan dan UU Nomor 11/1967 tentang Ketentuan-Ketentuan
Pokok Pertambangan yang sudah diubah dengan UU Nomor 4/2009 tentang
Minerba.
Jika dikaitkan dengan filsafat moral Utilitaliarisme yang mempunyai arti
suatu kebijaksanaan atau tindakan dikatakan baik jika mendatangkan manfaat atau
keuntungan bagi banyak orang (Bentham, di dalam Introduction to the Principles
of Morals and Legislation, 1789.) . Berdasarkan teori Utilitaliarisme, PT.Freeport
Indonesia dalam hal ini sangat bertentangan dengan etika Utilitaliarisme dengan
melihat fakta terjadinya pencemaran lingkungan di papua akibat eksploitasi yang
dilakukan PT. Freeport Indonesia, mogoknya karyawan akibat perbedaan indeks
standar gaji dan pelanggran HAM yang terjadi setahun yang lalu, tepatnya 14 Mei
2013 dimana terjadi runtuhan batuan yang menimbun sebuah ruang kelas di area
fasilitas pelatihan Big Gossan, tambang bawah tanah PT. Freeport Indonesia. Dari
38 karyawan yang mengikuti pelatihan, 28 orang diantaranya tewas tertimbun
tanah longsor dan 10 orang mengalami luka-luka. Berdasarkan Hasil penyelidikan
dan pemantauan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM)
menyatakan PT. Freeport Indonesia telah terbukti melakukan pelanggaran hak
asasi manusia dalam peristiwa runtuhnya terowongan Big Gossan. PT. Freeport

Indonesia diduga kuat telah melakukan kelalaian dan kesalahan yang
mengakibatkan hilangnya nyawa 28 pekerjanya. Kelalaian tersebut disebabkan
perusahaan tambang itu telah membiarkan keadaan atau kurang mengawasi secara
langsung sehingga timbulnya kondisi yang menjadi penyebab terjadinya
kecelakaan.
Faktor Pendorong merajalelanya perusahaan asing dalam mengeksploitasi
sumber daya pertambangan di Indonesia
Sumber daya tambang migas merupakan “harta karun” yang dimiliki oleh
Indonesia, karena hampir di setiap sudut kepulauan dan perairan Indonesia
mengandung kedua unsur tersebut. Namun pemanfaatan dan pengolahannya
belum dapat membuat rakyat negeri ini sejahtera. Dimulai dari perubahan dari UU
No 1 tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing yang diikuti penandatanganan
kontrak karya (KK) generasi I antara pemerintah Indonesia dengan Freeport
McMoran dan disusul dengan UU No 11 tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan
Pokok Pertambangan. Sejak saat itu, Indonesia memilih politik hukum
pertambangan yang berorientasi pada kekuatan modal besar dan eksploitatif.
Dampak dari keputusan tersebut adalah keluarnya berbagai regulasi pemerintah
yang berpihak pada kepentingan pemodal, dan tercatat bahwa sampai dengan
tahun 1999 pemerintah telah memberikan izin sebanyak 908 izin pertambangan
yang terdiri dari kontrak karya (KK), Kontrak karya Batu Bara (KKB) dan Kuasa
Pertambangan (KP), dengan total luas konsesi 84.152.875,92 Ha atau hampir
separuh dari luas total daratan Indonesia. Jumlah tersebut belum termasuk
perijinan untuk kategori bahan galian C yang perizinannya dikeluarkan oleh
pemerintah daerah berupa SIPD (Ghopur, Sumber daya alam Indonesia Salah
Kelola “Kritik terhadap pengelolaan SDA Rezim Pasca Kolonial, 2012).
Dapat dilihat bahwa disini pemerintah lebih mengutamakan pihak pemodal
di bandingkan dengan rakyat lokal yang seharusnya dapat sejahtera dengan
memanfaatkan sumber daya alam yang ada di daerah mereka. Oleh karena
kebijakan tersebut, pemerintah tidak bisa bertindak tegas terhadap perusahaan
pertambangan yang seharusnya patut untuk ditindak. Hal ini di karenakan sumber
daya tersebut dimanfaatkan atau di eksploitasi oleh perusahaan-perusahaan asing
untuk mensejahterkan pihak mereka.

PT. Freepot telah menjadi Salah satu

perusahaan tambang terkemuka di dunia, perusahaan melakukan eksplorasi,
penambang, dan pemrosesan bijih yang mengandung tembaga, emas, dan perak di
daerah dataran tinggi di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua.

Mereka telah

mengkeruk kekayaan tanah papua selama lebih dari 22 tahun untuk menjadi
seperti sekarang ini. Dengan kekayaan yang dimiliki oleh Papua, tidak membuat
rakyat yang hidup dan bermukim di daerah tersebut menjadi sejahtera. Karena
mereka hanya dipekerjakan sebagai buruh yang gaji nya tidak seberapa
dibandingkan dengan keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut dari
sumber daya tambang yang telah diambilnya di tanah para buruh Papua.
Penanaman modal asing di Indonesia pun seakan-akan menjadi hal yang sangat
mudah, karena kebijakan yang pemerintah buat pun mempermudah proses
tersebut. Seperti perusahaan lainnya tujuan dari sebuah perusahaan menanamkan
modal adalah untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya.
III. PENUTUP
Berdasarkan masalah-masalah pemanfaatan sumber daya alam di atas maka
dapat disimpulkan bahwa tujuan yang dimaksudkan oleh negara didalam Undangundang dasar pasal 33 tahun 1945 masih jauh pengimplementasian nya
dilapangan. Kenyataan bahwa

pemerintah sendirilah, yaitu lembaga yang

memiliki kekuasaan penuh untuk membuat kebijakan ini telah membuka akses
yang sangat lebar bagi pihak asing untuk mengintervensi dan mengeksploitasi
negeri ini. Disamping itu alasan lain belum tercapainya tujuan tersebut
pengawasan terhadap pemanfaatan dan pengeloloan sumber daya alam yang ada.
Meskipun sudah ditanda tangani kontrak antara pihak asing dan pemerintah, pihak
pemerintah harus tetap mengawasi jalannya proyek usaha perusahaan tersebut
agar tetap berjalan sesuai peraturan undang-undang yang berlaku hal ini tentunya
juga dilaksanakan untuk perusahaan asing maupun lokal. Fakta-fakta yang telah
diungkapkan sebelumnya merupakan keadaan sebenarnya yang telah dialami oleh
Indonesia berdasarkan sumber-sumber yang terdapat dalam media cetak maupun
elektronik. Masyarakat seakan-akan dijajah kembali oleh negaranya sendiri
dengan prantara pihak asing yang dibuktikan dengan kasus yang ada di PT.
Freeport yang telah mengabaikan hak-hak pekerja lokal bahkan melanggar Hak
Asasi manusia (HAM). Seharusnya pemerintah dapat menjadi lebih tegas dan

teliti dalam mengambil langkah yang bijak guna mensejahterakan rakyat
indonesia dan mengubah kebijakan-kebijakan yang terbukti telah merugikan
rakyatnya dengan menggantikan kebijakan tersebut sesuai dengan aspirasi
masyarakat serta menjadikan masalah seperti PT.Freepot ini sebagai pembelajaran
di masa yang akan datang .
DAFTAR PUSTAKA
Ardiyanto,desta., et al. (2013). Indonesia Negara Merdeka Yang Terjajah.
Jakarta: Founding Father House (FFH)
Bentham, Jeremy. (1789). Introduction to the Principles of Morals and
Legislation. Inggris
Ghopur, Abdul. (2012). Sumber Daya Alam Indonesia Salah Kelola “Kritik
Terhadap Pengelolaan SDA Rezim Pascakolonial”. Malang: Lajnah Ta’lif
Wan Nasyr (LTN) PBNU.
Jaya, Tun Kelana. (2004). Ada Apa dengan Pengelolaan Sumber Daya Alam
Indonesia. Jurnal ekonomi ideologis Arsip e-syariah.Net.
Koesnaryo. (2001). Perhapi. Jakarta: Obor Indonesia
Marr, Carolyn. (2011). Eksploitasi Sumber Daya Alam di Papua Selama 22 Tahun
dengan Pendekatan dari atas ke bawah. Down to Earth [Online], vol 89-90.
Tersedia: Perpustakaan Universitas Indonesia
Asosiasi Pertambangan Indonesia. (2013).Indonesi Mining Profile 2012-2013.
Jakarta: Indonesian Mining Association
Sanusi, Bachrawi. (1991). Hasil Tambang, Minyak dan Gas Bumi Indonesia.
Jakarta: UI-Press
Soehoed, A. (2005). Membangun tambang di ujung dunia : Sejarah
pengembangan pertambangan PT. Freeport Indonesia di Provinsi Papua,
jilid 1. Jakarta: Aksara Karunia

Kementrian Mineral dan Batubara. 2009. Undang-Undang Mineral dan Batubara
Indonesia.