Sesi 1 Identifikasi dan Perencanaan Peserta Didik

PERENCANAAN PESERTA DIDIK
MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Manajemen Peserta Didik
Dosen: Dr. Badrudin, M.Ag.

Oleh :
Kelompok 2

Muhammad Fawaz Hilmy
Noviati
Siti Saadaturahmah
Yuzaki Ayatuna

1142010053
1142010058
1142010076
1142010085

PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2015

1

2

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan karunia
kepada hamba-Nya sehingga makalah ini selesai disusun. Shalawat serta salam kita haturkan
pula kepada junjungan kita, Nabi Muhammad Saw, beserta para keluarga dan para
sabahatnya juga kepada kita selaku umatnya yang patut dan taat pada ajaran-Nya.
Dalam makalah ini membahas tentang Perencanaan Peserta Didik, dimana kita akan
membahas komponen-komponen yang mendukung untuk terciptanya peserta didik yang
sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, juga tujuan pendidikan lembaga, selanjutnya kami
ucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah kami yang telah meluangkan waktu dan
memberikan tenaga untuk anak didiknya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami berharap makalah ini bermanfaat khususnya bagi kami dan umumnya bagi siapa
saja yang membacanya.

Dalam makalah ini, kami menyadari sepenuhnya akan kekurangan kami, meskipun
telah berusaha sebaik-baiknya namun kami yakin akan ada kekurangan yang ada di dalam
makalah ini, oleh karena itu, kritik dan saran dari berbagai pihak sangat kami harapakan,
sehingga kami bisa lebih baik dalam penyusunan makalah ini.

Bandung, Februari 2015

Penulis

3

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakanga
Keberhasilan suatu lembaga pendidikan (sekolah) akan sangat bergantung kepada

komponen-komponen pendidikan, komponen itu seperti kurikulum, sarana-prasarana,

pembiayaan, tenaga pendidik dan peserta didik. Komponen-komponen tersebut merupakan
suatu kesatuan yang tidak dapat dikatakan berhasil jika ada satu komponen yang tidak
berjalan dengan semestinya, komponen-komponen itu harus saling melengkapi satu dengan
yang lainnya demi terciptanya keberhasilan pendidikan.
Dalam komponen peserta didik keberadaanya sangat diperlukan, dan kesuksesan
lembaga pendidikan juga dapat diukur dengan kualitas peserta didiknya, jika kualitas peserta
didiknya sesuai dengan tujuan lembaga, maka peserta didik tersebut dapat dikatakan sukses,
peserta didik juga merupakan subjek sekaligus objek dalam transformasi ilmu pengetahuan
dan keterampilan-keterampilan yang diperlukan. Oleh karena itu keberadaan peserta didik
tidak hanya sekedar memenuhi kebutuhan saja, akan tetapi harus merupakan bagian dari
kebermutuan dari lembaga pendidikan. Artinya bahwa dibutuhkan manajemen peserta didik
yang bermutu bagi lembaga pendidikan itu sendiri. Sehingga peserta didik itu dapat tumbuh
dan berkembang sesuai dengan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan
kejiwaan peserta didik.
Peserta didik dalam mengembangkan dirinya dalam suatu lembaga tentu mempunyai
tujuan pengembangan diri yang berbeda-beda, disisi lain ada peserta didik yang ingin
berkembang dalam bidang akademis, disisi lain juga ada yang ingin mengembangkan potensi
dirinya diluar bidang akademis seperti mengembangkan hobi dan potensi-potensi lainya,
bahkan ada juga yang ingin mengembangkan semua potensi dirinya. Pilihan-pilihan itu juga
akan berakibat kepada kebingungan peserta didik dalam memilih potensi apa yang ingin

dikembangkanya, maka dari itu harus ada pelayanan dari lembaga untuk dapat membimbing
peserta didik. Perencanaan peserta didik berupaya mengisi kekurangan dalam pelayanan
terhadap peserta didik, dari mulai peserta itu masuk ke lembaga sekolah, sampai peserta didik
itu dapat menyelesaikan studi di sekolah tersebut.

4

1.2.

Rumusan Masalah

1.

Apa saja ruang lingkup perencanaan peserata didik?

2.

Apa fungsi dari sensus sekolah?

3.


Apa saja pembinaan yang diperlukan oleh peserta didik?

4.

Apa saja tujuan dan fungsi dari evaluasi kegiatan peserta didik?

5.

Bagaimana hubungan alumni dan sekolah?

6.

Apa pengertian dan tujuan dari mutasi sekolah?

1.3.

Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui lingkup perencanaan peserata didik.

2. Untuk mengetahui fungsi dari sensus sekolah.
3. Untuk mengetahui apa saja pembinaan yang diperlukan oleh peserta didik.
4. Untuk mengetahui Apa saja tujuan dan fungsi dari evaluasi kegiatan peserta didik.
5. Untuk mengetahui Bagaimana hubungan alumni dan sekolah.
6. Untuk mengetahui pengertian dan tujuan dari mutasi sekolah.
1.4.

Metode Penulisan
Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis menggunakan metode kepustakaan. Disini

penulis mengembangkan tema dengan berbagai sumber ilmiah dan literature lainnya demi
keberhasilan dan keabsahan makalah ini.

5

BAB II
PEMBAHASAN

2.1.


Perencanaan Peserta Didik
Perencanaan dalam bahasa Inggris berarti planning. SP.Siagian mengatakan
perencanaan sebagai keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang
dalam hal- hal yang akan dikerjakan dimasa yang akan datang dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah ditentukan. Menurut Fakri Ghafar mengartikan
perencanaan sebagai proses penyusunan berbagai keputusan yang akan dilaksanakan
untuk mencapai tujuan yang ditentukan.1
Dari pendapat kedua ahli tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa
perencanaan adalah proses penentuan hal- hal yang akan dicapai dimasa depan.
Perencanaan peserta didik adalah memikirkan jauh kedepan secara matang tentang
hal-hal yang harus dilakukan berkenaan dengan peserta didik di sekolah, baik sejak
peserta didik akan memasuki sekolah maupun mereka akan lulus dari sekolah.
Perencanaan terhadap peserta didik menyangkut perencanaan penerimaan
siswa baru, kelulusan, jumlah putus sekolah dan kepindahan. Perencanaan peserta
didik berhubungan dengan kegiatan penerimaan dan proses mendokumentasi data
pribadi siswa, data hasil belajar peserta didik, dan aspek- aspek yang terkait dengan
kegiatan kurikuler dan kokurikuler. Perencanaan peserta didik mencakup kegiatan,
analisis kebutuhan peserta didik.2
Langkah pertama yang harus dilakukan terhadap perencanaan peserta didik,
meliputi kegiatan sebagai berikut:

1. Analisis kebutuhan peserta didik
Analisis kebutuhan peserta didik adalah menetapkan siswa yang dibutuhkan oleh
lembaga pendidikan. Dengan memperhatikan dua hal penting, yaitu: (1)
merencanakan jumlah peserta didik yang akan diterima dengan pertimbangan daya
tampung kelas/jumlah kelas yang tersedia, serta pertimbangan rasio murid dan
guru. Secara ideal rasio murid dan guru adalah 1:30; (2) menyusun program
kegiatan kesiswaan yaitu visi dan misi sekolah, minat dan bakat siswa, sarana dan
1

H. Afifuddin, Perencanaan dan Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. 2005.

Bandung: Insan Mandiri hal.6
2

Badrudin. Manajemen peserta didik. 2014. Jakarta: Indeks hal.31

6

prasarana yang ada, anggaran yang tersedia dan tenaga kependidikan yang
tersedia.3

2. Rekrutmen peserta didik
Rekrutmen peserta didik adalah proses pencarian, penentuan peserta didik yang
akan menjadi peserta didik di lembaga spendidikan yang bersangkutan. Langkahlangkah dalam perekrutan peserta didik ini adalah (1) membentuk panitia
penerimaan peserta didik baru yang terdiri dari semua guru, tenaga TU dan dewan
sekolah/komite sekolah. (2) pembuatan dan pemasangan pengumuman penerimaan
peserta didik baru yang dilakukan secara terbuka. Yang didalamnya memuat
informasi tentang gambaran singkat lembaga pendidikan, persyaratan pendaftaran
siswa baru (syarat umum dan khusus), cara pendaftaran, waktu dan tempat
pendaftaran, biaya pendaftaran, waktu dan tempat seleksi, dan pengumuman hasil
seleksi.
3. Seleksi peserta didik
Seleksi peserta didik yaitu kegiatan memilih dan memilah calon peserta didik yang
layak untuk diterima di lembaga pendidikan berdasarkan ketentuan yang berlaku.
Adapun cara-cara seleksi yang dapat digunakan adalah (1) melalui tes atau ujian,
yaitu tes psikotest, tes jasmani, tes kesehatan, tes akademik, atau tes ketrampilan;
(2) melalui penelusuran bakat kemampuan, biasanya berdasarkan pada prestasi
yang diraih oleh calon peserta didik dalam bidang olahraga atau kesenian; (3)
berdasarkan nilai STTB atau nilai UAN (untuk SMP/SMA).
4. Orientasi
Orientasi merupakan kegiatan mengenalkan situasi dan kondisi lembaga

pendidikan tempat peserta didik menempuh pendidikan. Orientasi ini dilakukan
ketika calon peserta didik dinyatakan diterima di lembaga pendidikan yang
bersangkutan. Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan fisik sekolah dan
lingkungan sosial sekolah. Tujuan dari orientasi adalah agar siswa mengerti dan
mentaati peraturan yang berlaku di sekolah, saling mengenal peserta didik yang
satu dengan yang lainnya, peserta didik dapat aktif dalam kegiatan yang
diselenggarakan sekolah, dan siap menghadapi lingkungan baru secara fisik,
mental dan emosional.4
5. Penempatan peserta didik
3

Ibid

4

Buang Suryosubroto. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. 1997 Jakarta: Rineka Cipta.Hal. 7

7

Penempatan peserta didik yaitu pembagian peserta didik yang dilakukan dengan

cara pembagian kelas. Pembagian ini dilakukan agar proses belajar mengajar dapat
terlaksana dengan efektif dan efisien. Pembagian ini dilakukan dengan
memperhatikan bakat dan minat siswa, sesuai dengan persamaan umur siswa,
kemampuan siswa dalam menerima mata pelajaran yang diberikan, dan hal- hal
lain yang ditetapkan oleh lembaga pendidikan yang bersangkutan.
6. Pencatatan dan pelaporan
Pencatatan yang dimaksud adalah mencatat hal- hal yang dianggap penting yang
ada pada diri seorang peserta didik. Pencatatan dapat berupa pelanggaran ataupun
keluhan dari peserta didik. Pelaporan adalah melaporkan hal- hal yang telah dicatat
kepada pihak ketertiban dan BK. Pencatatan ini dilakukan bertujuan agar lembaga
pendidikan mampu memberikan bimbingan secara maksimal kepada peserta didik.
Hal ini dilakukan sejak pertama peserta didik diterima di sekolah sampai dengan
tamat atau meninggalkan sekolah. Sedangkan pelaporan dilakukan sebagai bentuk
tanggung jawab lembaga dalam perkembangan peserta didik di sebuah lembaga.
Adapun pencatatan yang diperlukan untuk mendukung data mengenai siswa adalah
(1) buku induk siswa, berisi catatan tentang peserta didik yang masuk di sekolah ,
pencatatan disertai dengan nomor induk siswa/no pokok; (2) buku klapper,
pencatatannya diambil dari buku induk dan penulisannya diurutkan berdasar abjad;
(3) daftar presensi, digunakan untuk memeriksa kehadiran peserta didik pada
kegiatan sekolah; (4) daftar catatan pribadi peserta didik berisi data setiap peserta
didik beserta riwayat keluarga, pendidikan dan data psikologis. Biasanya buku ini
mendukung program bimbingan dan penyuluhan disekolah.5
2.2.

Sensus Sekolah
Sensus sekolah adalah suatu aktivitas yang bermaksud mengumpulkan
informasi mengenai anak usia sekolah disuatu daerah (area) tertentu; dari data hasil
sensus tersebut dipergunakan untuk merencanakan layanan kepada peserta didik.
Sensus sekolah (school census) adalah suatu sarana atau kegiatan mengumpulkan
informasi yang berguna untuk perencanaan dalam berbagai kegiatan pada program
sekolah (Atkinson, 1965).
Sedangkan menurut Yeager (1945) sensus sekolah berarti pencatatan tiap-tiap
siswa yang berada pada usia sekolah. Dengan sasarannya yaitu anak usia sekolah
5

Ibid.Hal. 77

8

(every child of school-age) dan anak yang pre-school dan school-age (1949). Dari
pemaparan tersebut penulis dapat menyimpulkan sensus sekolah adalah kegiatan
mengumpulkan informasi siswa yang hasilnya akan digunakan untuk perenanaan
peserta didik dalam program kerja sekolah. Adapun data- data yang dijaring melelui
sensus sekolah yaitu:
1. Data mengenai identitas diri anak;
2. Data mengenai identitas orang tua; dan
3. Keterangan-keterangan mengenai lingkungan anak.6
Penanggung jawab sensus sekolah secara formal adalah kepala sekolah,
sedangkan tanggung jawab materialnya adalah wakil kepala sekolah urusan peserta
didik, sedangkan yang dapat dijadikan sebagai tenaga sensus tersebut adalah tenaga
kependidikan di sekolah. Fungsi umum sensus sekolah adalah sebagai dasar
pembagian anggaran belanja dan sarana untuk mendapatkan dana bantuan pendidikan.
Sedangkan fungsi khusus sensus sekolah banyak dikemukakan para ahli sesuai sudut
pandang dan latar belakang serta daerah mereka.
Menurut Calvin Greader (1981), fungsi khusus sensus sekolah adalah sebagai berikut:
1. Penentuan kebutuhan program sekolah;
2. Penentuan bidang school attendance;
3. Pemberian fasilitas transportasi;
4. Perencanaan program pendidikan dan pelayanan dan melayani kebutuhan-kebutuhan
yang diperlukan;
5. Membuat persyaratan kehadiran dan undang-undang kerja bagi anak;
6. Menyediakan fasilitas pendidikan;
7. Menganalisis kemajuan daerah sekolah setempat;
8. Mengadakan pendaftaran terhadap sekolah privat;
9. Mendapatkan informasi dari berbagai macam kesejahteraan masyarakat, yayasan,
dan sebagainya.7
Menurut Yeager (1945), sensus sekolah mempunyai fungsi khusus sebagai berikut:
1. Menentukan layanan pendidikan yang benar-benar dibutuhkan;
2. Menyajikan data yang berguna untuk perencanaan program sekolah;
3. Menilai pelaksanaan kewajiban belajar;
4. Mengumumkan jumlah anak yang akan masuk sekolah;
6

Ali Imron. 2011, Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah: Jakarta, Bumi Aksara. Hal. 22

7

Ibid. Hal. 24

9

5. Menempatkan anak yang keluar-masuk sekolah;
6. Menyajikan data jumlah anak yang akan masuk sekolah;
7. Mengecek anak yang masuk dan tidak masuk;
8. Mengatur pengelompokkan peserta didik;
9. Memperluas lokasi tanggung jawab orang tua;
10. Mengecek anak usia sekolah yang bekerja;
11. Mengecek kondisi rumah dan memperbaiki hubungan sekolah dan rumah;
12. Memberikan pengertian dan menyajikan informasi tentang sekolah;
13. Menemukan kasus ketidakhadiran disekolah;
14. Mengecek sebab-sebab keterlambatan.8
2.3.

Pembinaan Peserta Didik
Pembinaan terhadap peserta didik adalah pemberian layanan-layanan khusus
yang menunjang manajemen peserta didik. Layanan-layanan yang dibutuhkan peserta
didik di sekolah meliputi :
1. Layanan bimbingan dan konseling
Layanan BK merupakan proses pemberian bantuan dan masukan kepada siswa
agar dapat berkembang secara optimal sehingga anak didik bisa bertindak dan
bersikap sesuai dengan tuntutan dan situasi lingkungan sekolah, keluarga dan
masyarakat. Fungsi bimbingan disini adalah membantu peserta didik dalam memilih
jenis sekolah lanjutannya, memilih program, lapangan pekerjaan sesuai bakat, minat,
dan kemampuan. Selain itu bimbingan dan konseling juga membantu guru dalam
menyesuaikan program pengajaran yang disesuaikan dengan bakat minat siswa, serta
membantu siswa dalam menyesuaikan diri dengan bakat dan minat siswa untuk
mencapai perkembangan yang optimal.
2. Layanan perpustakaan
Layanan perpustakaan adalah layanan yang diberikan untuk menunujang
proses pembelajaran di sekolah, melayani informasi yang dibutuhkan serta
memberikan layanan rekreatif melalui koleksi bahan pustaka. Keberadaan
perpustakaan sangatlah penting karena perpustakaan juga dipandang sebagai kunci
dalam pembelajaran siswa di sekolah.Perpustakaan merupakan penyedia bahan
pustaka yang memperkaya dan memperluas cakrawala pengetahuan, meningkatkan
ketrampilan, membantu siswa dalam mengadakan penelitian, memperdalam

8

Ibid. Hal. 25

10

pengetahuannya berkaitan dengan subjek yang diminati, serta meningkatkan minat
baca siswa dengan adanya bimbingan membaca, dan sebagainya.
3. Layanan kantin
Kantin merupakan tempat yang didalamnya menyediakan kebutuhan anak
terhadap makan yang bersih, bergizi, dan higienis. Sehingga kesehatan anak terjamin
selama di sekolah. Disini guru dapt mengontrol dan berkonsultasi dengan pengelola
kantin dalam menyediakan makanan yang sehat dan bergizi.Peranan lain dengan
adanya kantin di dalam sekolah anak didik tidak berkeliaran mencari makanan dan
tidak harus keluar dari lingkungan sekolah.
4. Layanan kesehatan
Layanan kesehatan di sekolah merupakan tempat ynag digunakan untuk
menangani siswa ataupun guru yang sedang membutuhkan penanganan kesehatan.
Biasanya dibentuk dalam sebuah wadah yang bernama Usaha Kesehatan Sekolah
(UKS). Sasaran utama UKS untuk meningkatkan atau membina kesehatan siswa dan
lingkungan hidupnya. Program UKS sebagai berikut (1) mencapai lingkungan hidup
yang sehat; (2) pendidikan kesehatan; (3) pemeliharaan kesehatan di sekolah
5. Layanan transportasi
Sarana transport bagi peserta didik adalah alat penunjang untuk kelancaran
proses belajar mengajar, layanan transportasi ini biasanya berupa bus sekolah yang
diperuntukkan bagi peserta didik di tingkat prasekolah dan pendidikan dasar.
Penyelenggaraan transportasi sebaiknya dilaksanakan oleh sekolah yang bersangkutan
atau pihak swasta.
6. Layanan asrama
Layanan asrama sangat berguna untuk par siswa yang jauh dari keluarga
sehingga membutuhkan tempat tinggal yang nyaman untuk mereka beristirahat.
Biasanya yang mengadakan layanan asrama di tingkat sekolah menengah dan
perguruan tinggi.
2.4.

Evaluasi Kegiatan Peserta Didik
Evaluasi merupakan penilaian terhadap peserta didik dalam proses belajar
mengajar, yang nantinya akan mempermudah guru dalam menangani peserta didik
yang bersangkutan. Pada umumnya evaluasi hanya ditujukan kepada peserta didik,

11

tetapi tidak menutup kemungkinan evaluasi juga dilakukan kepada para guru agar
pembelajaran dapat berjalan dengan mudah dan terdapat keseimbangan.9
Menurut Wand dan Brown (dalam Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain,
2002;57), evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari
sesuatu. Evaluasi hasil belajar peserta didik berarti kegiatan menilai proses dan hasil
belajar siswa baik yang berupa kegiatan kurikuler, ko-kurikuler, maupun
ekstrakurikuler. Fungsi utama evaluasi dalam kelas adalah untuk menentukan hasilhasil urutan pengajaran. Selain itu evaluasi dapat berfungsi menilai unsur- unsur
relevan pada urutan perencanaan dan pelaksanaan pengajaran.
Penilaian hasil belajar bertujuan untuk melihat kemajuan belajar peserta didik
dalam hal penguasaan materi pengajaran yang telah dipelajarinya sesuai dengan
tujuantujuan yang telah ditetapkan. Pasaribu dan Simanjuntak (dalam Syaiful Bahri
Djamarah dan Aswan Zain, 2002;58), menyatakan bahwa tujuan umum dari evaluasi
peserta didik adalah :
a.

Mengumpulkan data-data yang membuktikan taraf kemajuan peserta didik dalam
mencapai tujuan yang diharapkan
b. Memungkinkan pendidik/guru menilai aktifitas/pengalaman yang didapat
c. Menilai metode mengajar yang digunakan

Tujuan khusus dari evaluasi peserta didik adalah :
a.

merangsang kegiatan peserta didik

b.

menemukan sebab-sebab kemajuan atau kegagalan belajar peserta didik

c.

memberikan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan, perkembangan dan bakat
siswa yang bersangkutan

d.

untuk memperbaiki mutu pembelajaran/cara belajar dan metode mengajar10

Berdasarkan tujuan penilaian hasil belajar tersebut, ada beberapa fungsi penilaian yang
dapat dikemukakan antara lain:
A. Fungsi selektif
Fungsi selektif dilakukan dengan cara mengadakan seleksi atau penilaian
terhadap peserta didiknya. Evaluasi dalam hal ini bertujuan untuk memilih peserta
didik yang dapat diterima di sekolah tertentu, memilih peserta didik yang dapat naik

9

Oemar Hamalik. Proses BelajarMengajar.2010. Jakarta: Bumi Aksara hal. 145

10

Op.cit. Badrudin. Hal. 61

12

kelas atau tingkat berikutnya, memilih siswa yang seharusnya mendapat beasiswa,
memilih siswa yang sudah berhak meninggalkan sekolah, dan sebagainya.
B. Fungsi diagnostik
Fungsi diagnostik ini dilakukan dengan melihat hasil dari evaluasi yang telah
dilakukan guru, sehingga dapat mengetahui kelemahan peserta didik, dan akan
mepermudah untuk mencari cara mengatasinya.
C. Fungsi penempatan
Pendekatan yang lebih bersifat melayani perbedaan kemampuan peserta didik
adalah pengajaran secara kelompok. Untuk dapat menentukan dengan pasti di
kelompok mana seorang peserta didik harus ditempatkan. Penempatan ini
disesuaikan dengan bakat dan minat siswa.
D. Fungsi pengukur keberhasilan program
Evaluasi ini dilakukan dengan dua cara yaitu tes dan non tes, hal ini bertujuan
untuk mengetahui sejauh mana susuatu program berhasil diterapkan. Dalam
penggunaan alat evaluasi yang berupa tes, hendaknya guru membiasakan diri tidak
hanya menggunakan tes obyektif saja tetapi juga diimbangi dengan tes uraian. Tes
adalah penilaian yang komprehensif terhadap seorang individu atau keseluruhan usaha
evaluasi program. Dalam suatu kelas, tes mempunyai fungsi ganda, yaitu untuk
mengukur keberhasilan peserta didik dan untuk mengukur keberhasilan program
pengajaran.11
Ditinjau dari segi kegunaan untuk mengukur keberhasilan peserta didik, ada tiga jenis
tes, yaitu :
a.

Tes diagnostik
Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan
peserta didik sehingga berdasarkan kelemahan tersebut dapat dilakukan pemberian
perlakuan yang tepat. Kedudukan diagnosis adalah dalam menemukan letak
kesulitan belajar peserta didik dan menentukan kemungkinan cara mengatasinya
dengan memperhitungkan faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar.

b. Tes formatif
Tes formatif atau evaluasi formatif dimaksudkan untuk mengetahui sejauhmana
peserta didik telah terbentuk setelah mengikuti suatu program tertentu. Jenis
penilaian ini juga berfungsi untuk memperbaiki proses belajar mengajar.
11

Ibid. Hal. 62

13

c.

Tes sumatif
Tes sumatif atau evaluasi sumatif dilaksanakan setelah berakhir pemberian
sekelompok program atau pokok bahasan. Jenis penilaian ini berfungsi untuk
menentukan angka kemajuan hasil belajar peserta didik.
Hasil evaluasi terhadap peserta didik tersebut selanjutnya ditindaklanjuti dengan

memberikan umpan balik. Ada dua kegiatan dalam menindaklanjuti hasil penilaian
peserta didik, antara lain :
1. Program remedial
Pengajaran remedial adalah suatu bentuk khusus pengajaran yang ditujukan
untuk menyembuhkan atau memperbaiki sebagian atau keseluruhan kesulitan belajar
yang dihadapi oleh peserta didik. Perbaikan diarahkan kepada pencapaian hasil belajar
yang optimal sesuai dengan kemampuan masing-masing melalui perbaikan keseluruhan
proses belajar mengajar dan keseluruhan kepribadian peserta didik. Progam remidial ini
dilakukan ketika peserta didik tidak mampu untuk menyandang gelar tuntas pada suatu
mata pelajaran yang telah diajarkan oleh seorang guru.
Tingkat ketuntasan ini bermacam-macam dan merupakan peryaratan (kriteria)
minimum yang harus dikuasai peserta didik. Biasanya dipersyaratkan penguasaan bahan
pelajaran bergerak antara 75% sampai 90%. Dalam hal pengajaran remedial, kegiatan
ini dilakukan dengan beberapa alasan, antara lain :
a.

Masih banyak peserta didik yang menunjukkan belum dapat mencapai prestasi

belajar yang diharapkan
b.

Guru bertanggung jawab atas keseluruhan proses pendidikan, yang berarti

bertanggung jawab atas tercapainya tujuan pendidikan melalui pencapaian standar
kompetensi yang diharapkan
c.

Pengajaran remedial diperlukan dalam rangka melaksanakan proses belajar yang

sebenarnya, yaitu sebagai proses perubahan tingkah laku secara keseluruhan
d.

Pengajaran remedial merupakan salah satu bentuk pelayanan bimbingan dan

penyuluhan melalui interaksi belajar mengajar.
Adapun tujuan pengajaran remedial adalah :
a. Secara umum pengajaran remedial bertujuan agar peserta didik yang mengalami
kesulitan belajar dapat mencapai prestasi belajar yang diharapkan melalui proses
penyembuhan atau perbaikan, baik dalam segi kepribadian peserta didik maupun
segi proses belajar mengajar.
b. Secara khusus pengajaran remedial bertujuan agar peserta didik :

14

1. Memahami dirinya sendiri, hal ini menyangkut prestasi belajarnya dari segi
kekuatan, kelemahan, jenis dan sifat kesulitannya
2. Dapat mengubah/memperbaiki cara-cara belajar kea rah yang lebih sesuai dengan
kesulitan yang dihadapinya
3. Dapat memilih materi dan fasilitas belajar secara tepat
4. Dapat mengatasi hambatan belajar yang menjadi latar belakang kesulitannya
5. Dapat mengembangkan sikap-sikap dan kebiasaan yang baru yang dapat
mendorong tercapainya hasil belajar yang lebih baik
6. Dapat melaksanakan tugas-tugas belajar yang diberikan.12
Adapun langkah-langkah dalam pengajaran remedial, antara lain:
a. Penelaahan kembali kasus dan permasalahannya
b. Menentuakan alternative pilihan tindakan
c. Melaksanakan layanan bimbingan dan penyuluhan/psikoterapi
d. Melaksanakan pengajaran remedial
e. Mengadakan pengukuran prestasi belajar kembali
f. Mengadakan re-evaluasi dan re-diagnostik.
2. Program pengayaan
Kegiatan pengayaan adalah kegiatan yang diberikan kepada peserta didik
kelompok cepat sehingga peserta didik tersebut menjadi lebih kaya pengetahuan dan
keterampilannya atau lebih mendalami bahan pelajaran yang sedang mereka pelajari.
Tujuan dari kegiatan pengayaan adalah agar peserta didik yang sudah menguasai bahan
pelajaran lebih dahulu dari teman-temannya tidak berehnti perkembangannya, dengan
mengisi waktu kelebihannya dengan melakukan kegiatan lain.
Strategi kegiatan pengayaan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
a) kegiatan pengayaan yang berhubungan dengan topik modul pokok
b) kegiatan pengayaan yang tidak berhubungan dengan topik modul pokok
Kegiatan pengayaan untuk dapat efektif mencapai tujuan, maka perlu diadakan kegiatan
penilaian, melalui dua cara, yaitu :
a) Digabungkan dengan nilai modul pokok, dihitung dalam satuan kredit atau bobot
tertentu
b) dipisahkan dari nilai pokok sehingga terdapat dua nilai.
2.5.

Kelulusan dan Alumni

12

Ibid. Hal. 63

15

Proses kelulusan adalah kegiatan akhir dari peserta didik. Kelulusan
merupakan pernyataan dari sekolah bahwa peserta didik telah menyelesaikan
program pendidikannya. Setelah lulus peserta didik berhak mendapatkan surat
keterangan lulus yang biasa disebut STTB atau ijazah.
Hubungan antara lembaga pendidikan dengan para alumni dapat dilanjutkan
dengan adanya wadah iktan alumni. Dengan ikatan tersebut sekolah dapat dengan
mudah mendapatkan informasi untuk perkembangan lembaga pendidikan tersebut.
Hubungan alumni dengan lembaga pendidikan dapat tetap terjaga dengan baik lewat
acar yang dibuat para alumni yang biasa disebut dengan reuni. Prestasi alumni perlu
dicatat

karena

berguna

bagi

lembaga

dalam

mempromosikan

lembaga

pendidikannya.13
2.6.

Mutasi Peserta Didik
Mutasi peserta didik dapat diartikan sebagai proses perpindahan peserta didik
dari sekolah satu ke sekolah yang lain atau perpindahan peserta didik yang berada dalam
sekolah. Ada dua jenis mutasi peserta didik, yaitu :
1. Mutasi Ekstern
Mutasi Ekstern adalah perpindahan peserta didik dari satu sekolah ke sekolah
yang lain. perpindahan tersebut dilakukan dengan melihat kondisi sekolah yang
bersangkutan, kondisi peserta didik, dan latar belakang orang tuanya, serta sekolah yang
akan ditempati. Tujuan dari mutasi ekstern adalah agar dapat mengikuti pendidikan di
sekolah sesuai dengan keadaan dan kemampuan peserta didik serta lingkungan yang
mempengaruhinya, dan memberikan perlindungan kepada sekolah tertentu untuk dapat
tumbuh dan berkembang secara wajar sesuai dengan keadaan, kemampuan sekolah serta
lingkungan yang mempengaruhinya.
Mutasi ekstern harus memenuhi beberapa ketentuan, antara lain :
a.

Permintaan mutasi peserta didik diajukan oleh orang tua/wali karena alasan yang
dapat dibenarkan (keluarga, kesehatan, kejiwaan, ekonomi, dan lain-lain).

b. Mutasi peserta didik, berlaku dari :
1) Sekolah negeri ke sekolah negeri, maupun ke sekolah swasta
2) Sekolah swasta mandiri ke sekolah swasta mandiri, maupun ke sekolah swasta
yang EBTA-nya menggabung
3) Sekolah swasta menggabung ke sekolah swasta yang juga menggabung EBTAnya
13

ibid. Hal. 65

16

4) Penyimpangan tersebut dapat terjadi apabila di suatu kabupaten/kotamadia yang
dituju tidak ada sekolah yang berstatus sama, dengan syarat :
a.

Muatasi tersebut terpaksa dilakukan karena alas an mendesak, maka perlu
surat keterangan dari pengawas

b. Dilakukan tes penjajagan
5) Hendaknya dihindarkan mutasi peserta didik di dalam satu kabupaten/
kotamadia, kecuali dengan alas an yang sangat mendesak, maka perlu surat
keterangan dari pengawas.
6) Mutasi antar kanwil/propinsi pada dasarnya sama dengan mutasi di dalam satu
kanwil/propinsi. Perbedaannya terletak pada adanya ijin dari kanwil/bidang
dikmunum dari propinsi baik yang ditinggalkan maupun yang akan didatangi.14
Prosedur mutasinya adalah sebagai berikut :
a.

Kepala sekolah membuat surat keterangan pindah

b. Surat keterangan pindah tersebut harus diketahui dan disahkan oleh kantor
wilayah pendidikan nasional yang akan ditinggalkan maupun yang akan
didatangi.
7) Alasan-alasan mutasi ekstern, antara lain :
a) Keluarga
b) Ekonomi
c) Sosial
d) Agama
e) Kejiwaan
f)

Sebab-sebab lain

8) Syarat-syarat mutasi ekstern, antara lain :
a) Menyerahkan raport
b) Menyerahkan surat keterangan pindah dari sekolah asal
c) Terdapat formasi (daya tampungnya masih ada)
d)

Bagi sekolah swasta mungkin peserta didik dikenakan syarat untuk

membayar sejumlah uang.
9) Penomeran di buku induk
Peserta didik yang mutasi akan diberikan nomor induk yang baru di sekolah
tersebut sehingga nomor induk dari sekolah asal tidak dipakai lagi.

14

ibid. Hal. 69

17

Kemungkinan yang terjadi dalam pemebrian nomor induk bagi peserta didik
yang mutasi adalah:
a) Diberi nomor induk terakhir dari jumlah peserta didik yang ada
b) Menempati nomor induk peserta didik lama yang pindah atau keluar
c) Dengan cara menempatkan kembali pada nomor induk semula
10) Penempatan peserta didik
Peserta didik yang mutasi sebaiknya ditempatkan sesuai dengan jurusan yang
pernah diambilnya di sekolah asal. Peserta didik yang mutasi karena tidak naik
kelas, hendaknya juga tetap berada pada kelas dimana mereka tidak naik kelas.
Hal ini dilakukan untuk selalu menjaga kualitas pendidikan.15
2. Mutasi Intern
Mutasi intern adalah perpindahan peserta didik dalam suatu sekolah. Dalam
hal ini akan dibahas khhsus mengenai kenaikan kelas. Maksud kenaikan kelas adalah
peserta didik yang telah dapat menyelesaikan program pendidikan selama satu
tahun, apabila telah memenuhi persyaratan untuk dinaikkan, maka kepadanya berhak
untuk naik kelas berikutnya.
Seorang peserta didik dinyatakan naik kelas apabila telah memenuhi
persyaratan:
a.

Tidak terdapat nilai mati

b. Program pendidikan umum rata-rata nilai sekurang-kurangnya 6,0. Boleh ada 2
nilai yang kurang dari 6,0 asal bukan pendidikan agama dan pendidikan
pancasila dan kewarganegaraan.
c.

Program pendidikan akademis rata-rata nilai sekurang-kurangnya 6,0. Boleh ada
2 nilai yang kurang dari 6,0 asal bukan bahasa Indonesia.

d.

Program pendidikan keterampilan rata-rata nilai sekurang-kurangnya 6,0 dan
boleh ada 1 nilai yang kurang dari 6,0.

Ada beberapa faktor yang dapat menentukan seorang peserta didik berhasil atau tidak
untuk naik kelas, antara lain :
a.

Kerajinan

b. Kedisiplinan
c.

15

Tingkah laku

Ibid. Hal. 70

18

Kepada peserta didik yang nyaris tidak naik kelas masih diberi kesempatan untuk
mengulang kelas atau pindah ke sekolah lain. Dispensasi bagi peserta didik yang
mengulang diberikan untuk kepentingan peserta didik dan sekolah.
Bagi peserta didik :
a.

Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk menyesuaikan diri dengan sekolah
yang baru

b. Dapat belajar lebih intensif
c.

Karena malu, ia akan berusaha semaksimal mungkin untuk naik kelas.16

Bagi sekolah : dispensasi bagi peserta didik yang mengulang akan memberikan nilai
tambah minimal dari segi ekonomi.
Ada beberapa ketentuan peserta didik yang dapat mengajukan dispensasi, antara lain:
a.

Pada kelas satu tidak naik kelas dua kali

b.

Pada kelas satu tidak naik kelas satu kali kemudian naik kelas, di kelas dua
tidak naik kelas satu kali.

c.

Pada kelas dua tidak naik kelas berturut-turut dua kali

d. Peserta didik yang tidak naik kelas di kela II dan III masing-masing satu kali
e.

Peserta didik yang berturut-turut tidak lulus atau tamat di kelas III sebanyak
dua kali.17

BAB III
PENUTUP
3.1.

Kesimpulan
Kegiatan perencanaan peserta didik menjadi penting dalam pembangunan
sebuah lembaga (sekolah), semua kegiatan yang ingin diselenggarakan harus sesuai
dengan kemampuna para peserta didik, juga harus sesuai dengan keinginan, bakat dan

16
17

Ibid. Hal. 71
Ibid. Hal. 71

19

minat peserta didik, pengadaan program kegiatan kepeserta didikan diharapkan dapat
menghasilkan keluaran yang bermutu.
Penyelengaraan program kegiatan juga harus didukung oleh lembaga dengan
ketersediaan layanan kepada peserta didik yang layak dan memadai dalam hal
kuantitas juga kualitas. Mengingat penyelenggaraan sekolah terus mengalami
perubahan dan perkembangan, maka perencanaan peserta didik yang ada di sekolah
tersebut perlu melakukan inovasi yang sesuai dengan perubahan dan perkembangan
yang ada, agar kegiatan perencanaan peserta didik dapat mengimbangi perkembangan
zaman.
3.2.

Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan adalah dalam menyusun karya tulis ini
penulis menyadari adanya kekurangan serta sangat singkat sekali, dari kekurangan itu
semoga dapat bermanfaat sebagai referensi suapaya tidak terulangi, dalam
penyusunan karya tulis ini penulis juga percaya ada kelebihan-kelebihan yang dapat
diperoleh sehingga dapat pula dijadikan referensi. Oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan sekali saran dan kritikan untuk perbaikan karya tulis ini, dan tidak lupa
penulis menghaturkan banyak terimakasih, semoga karya tulis ini bermanfaat bagi
penulis khususnya dan bagi para pembaca umumnya.

Daftar Pustaka
o Ali Imron. 2011, Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah: Jakarta, Bumi
Aksara
o Badrudin. Manajemen peserta didik. 2014. Jakarta: Indeks
o Buang Suryosubroto. Proses Belajar Mengajar di Sekolah.1997 Jakarta:
Rineka Cipta

20

o H. Afifuddin, Perencanaan dan Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar
Mengajar. 2005. Bandung: Insan Mandiri
o Oemar Hamalik. Proses BelajarMengajar.2010. Jakarta: Bumi Aksara

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Masalah...........................................................1

21

BAB II

BAB III

1.2.

Rumusan Masalah.....................................................................2

1.3.

Tujuan Penulisan......................................................................2

1.4.

Metode Penulisan.....................................................................2

PEMBAHASAN
2.1.

Perencanaan Peserta Didik........................................................3

2.2.

Sensus Sekolah..........................................................................6

2.3.

Pembinaan Peserta Didik..........................................................7

2.4

Evaluasi Kegiatan Peserta Didik..............................................9

2.5.

Kelulusan dan Alumni.............................................................13

2.6.

Mutasi Peserta Didik...............................................................14

PENUTUP
3.1. Kesimpulan...............................................................................18
3.2. Saran..........................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................19