MACAM MACAM IDEOLOGI SEBAGAI ETIKA NURUL

MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA
MACAM-MACAM IDEOLOGI DUNIA SEBAGAI SISTEM ETIKA
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah pendidikan pancasila

Disusun oleh :
Nu’rul Yuliana
TLM 01A

JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN
2018/2019

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan bimbinganya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat dan sebaik mungkin.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi nilai dan tugas di mata
kuliahPendidikan Pancasila yang membahas tentang “Macam-macam Ideologi di
Dunia”
Harapan kami, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat yang

berarti dalam pengajaran Pendidikan Pancasila.Meskipun demikian, kami
menyadari bahwa susunan dan materi yang terkandung dalam makalah ini masih
banyak kekurangannya.Untuk itu, segala saran dan kritik sangat kami harapkan
demi perbaikan makalah ini.Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Tangerang, 15 Agustus 2018

Penyusun

i

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
A.

Latar Belakang Masalah....................................................................1

B.


Rumusan Masalah............................................................................1

C.

Tujuan........................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN............................................................................... 3
A.

Pengertian Ideologi...........................................................................3

B.

Ideologi – ideologi di Dunia................................................................3

C.

Pengertian etika............................................................................. 14

D. Pancasila sebagai sistem etika.............................................14

BAB III PENUTUP................................................................................... 16
A.

Saran............................................................................................ 16

B.

Simpulan....................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................17

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Banyak macam ideologi di dunia ini. Hampir masing-masing negara
mempunyai ideologi tersendiri yang sesuai dengan negaranya.Karena ideologi
merupakan dasar atau ide atau cita-cita negaratersebut untuk semakin berkembang
dan maju. Namun, dengansemakinberkembangnya zaman, ideologi negara
tersebut tidak boleh hilang dan tetap menjadi pedoman dan tetap tertanam pada
setiap warganya.

Ideologi Negara Indonesia adalah Pancasila. Ideologi pancasila ini dijadikan
sebagai pandangan hidup bagi bangsa Indonesia dalam mengembangkan negara
Indonesia dalam berbagai aspek. Dengan ideologi inilah bangsa Indonesia bisa
mencapai kemerdekaan dan bertambah maju baik dari potensi sumber daya alam
maupun sumberdaya manusianya. Namun, dengan seiring berjalannya waktu,
semakin maju zaman, dan semakin maju teknologi seolah-olah ideologi pancasila
hanya sebagai pelengkap negara agar tampak bahwa Indonesia merupakan sebuah
negara yang merdeka dan mandiri. Banyak tingkah laku baik kalangan pejabat
maupun rakyatnya bertindak tidak sesuai dengan ideologi pancasila. Ada beberapa
faktor mengapa bangsa kita sedikit melenceng dari ideologi pancasila. Selain
berkembangnya ideologi-ideologi luar atau selain pancasila tetapi juga bangsi
Indonesia kurang mengerti ideologinya bahkan tidak tahu sama sekali. Oleh
karena itu penulis membuat makalah ini dengan judul “Pancasila Sebagai Ideologi
Nasional” agar kita mengenal ideologi kita dan bertindak sesuai dengan ideologi
kita.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian ideology?
2. Apa macam – macam ideologi Dunia?
3. Apa pengertian etika ?


1

4. Apa pengertian pancasila sebagai etika politik?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujua dari makalah ini adalah untuk
menjelaskan macam-macam ideologi yang ada di Dunia.

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Ideologi
Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan. Kata ideologi sendiri
diciptakan oleh Destus de Tracypada akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan
“sains tentang ide“. Ideologi dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif,
sebagai cara memandang segala sesuatu (bandingkan Weltanschauung), secara
umum (lihat Ideologi dalam kehidupan sehari hari) dan beberapa arah filosofis
(lihat Ideologi politis), atau sekelompok ide yang diajukan oleh kelas yang
dominan pada seluruh anggota masyarakat. Tujuan utama dibalik ideologi adalah
untuk menawarkan perubahan melalui proses pemikiran normatif. Ideologi adalah
sistem pemikiran abstrak (tidak hanya sekadar pembentukan ide) yang diterapkan
pada masalah publik sehingga membuat konsep ini menjadi inti politik. Secara

implisit setiap pemikiran politik mengikuti sebuah ideologi walaupun tidak
diletakkan sebagai sistem berpikir yang eksplisit.(definisi ideologi Marxisme).
Ideologi berasal dari kata idea (Inggris), yang artinya gagasan, pengertian.
Kata kerja Yunani oida = mengetahui, melihat dengan budi. Kata “logi” yang
berasal dari bahasa Yunani logos yang artinya pengetahuan. Jadi Ideologi
mempunyai arti pengetahuan tentang gagasan-gagasan, pengetahuan tentang ideide, science of ideas atau ajaran tentang pengertian-pengertian dasar. Dalam
pengertian sehari-hari menurut Kaelan ‘idea’ disamakan artinya dengan cita-cita.
B. Ideologi – ideologi di Dunia
Pada pembahasan ini dikemukakan tentang beberapa ideologi besar, yaitu
ideology yang mempunyai pengaruh dan dampak yang sangat kuat kepada
masyarakat termasuk para penganutnya. Sebetulnya tidak mutlak pembahasan
ideologi besar, tetapi walaupun demikian pertimbangannya secara eksistensi
dalam kehidupan masyarakat menunjukkan eksis atau tidak eksistennya suatu

ideologi, pembahasan ini pula sebagai ilustrasi atau paparan historis ideologiideologi di dunia.
Ideologi dalam hal inilah tidak dipandang secara abstrak tetapi harus
mampu terukur terhadap kiprah eksistensinya, sehingga tidak heran apabila
Soekarno pernah mengatakan tentang perseteruan ideologi besar dunia. Beliau
mengutif mengemukakan: “Bertrand Russel pernah menulis, bahwa di dalam
sejarah manusia adalah dua dokumen historis yang sampai sekarang menguasai

alam-hati dan alam-fikirannya bagian-bagian besar dari umat manusia, dan yang
bersaingan hebat satu sama lain. Dan dokumen historis itu ialah ‘declaration of
independence’ Amerika tulisan Thomas Jafferson, dan ‘Manifes Komunis’ tulisan
Karl Marx.” (Dibawah Bendera Revolusi. 1965. Hal: 329).
Untuk mengenal lebih lenjut tentang ideologi di dunia, berikut akan
dikemukakan beberapa faham di dunia, baik yang masih bertahan membasis di
masyarakat dunia maupun yang hanya tercatat dalam sejarah politik dunia.
1) Kapitalisme
Kapitalisme merupakan sebuah sistem yang mulai terinstitusi di Eropa
sekitar abad ke-16 sampai abad ke-19an, yaitu pada masa perkembangan
perbankan komersial Eropa. Menurut faham kapitalis, individu maupun
kelompok dapat bertindak sebagai suatu badan tertentu yang dapat memiliki
maupun melakukan perdagangan benda milik pribadi, terutama barang modal
seperti tanah dan tenaga manusia, pada sebuah pasar bebas di mana harga
ditentukan oleh permintaan dan penawaran, demi menghasilkan keuntungan di
mana statusnya dilindungi oleh negara melalui hak pemilikan serta tunduk
kepada hukum negara atau kepada pihak yang sudah terikat kontrak yang telah
disusun secara jelas kewajibannya baik eksplisit maupun implisit serta tidak
semata-mata tergantung pada kewajiban dan perlindungan yang diberikan oleh
kepenguasaan feodal. Dengan demikian kapitalisme sangat berkeyakinan

meraih

keuntungan

dengan

kekuatan

kepemilikan

modalnya

dan

menghegemoni para pekerja atau konsumen untuk selalu tunduk dan
memberikan keuntungan terhadap para kapitalis. Negara yang menganut

paham kapitalisme adalah Inggris, Belada, Spanyol, Australia, Portugis, dan
Perancis.
2) Marxisme

Marx memandang suatu masyarakat komunis memiliki segala sesuatunya
untuk suatu kehidupan yang produktivitas dasarnya maksimal. Yang utama,
kebutuhan dasar untuk makan, tempat tinggal, dan pakaian akan disediakan
oleh masyarakat. Barang dan jasa akan diproduksi dengan cara tidak
menggunakan semua energi produktif orang-orang atau merusak motivasi
mereka untuk menjadi kreatif. Marx juga menyebutkan kenapa perilaku akan
merubah sesuatu, sehingga orang-orang akan berpartisipasi dengan sukarela
dalam suatu sistem: setiap orang akan bekerja bersama-sama untuk bagian
dalam hari kerja sekarang ini. Marx meyakini bahwa organisasi produksi yang
rasional dalam suatu sistem komunis akan mengatasi penurunan dan akan
mengijinkan

pemenuhan

potensi

sosial

orang-orang.


Namun,

dalam

perkembangannya ajaran Marx atau Marxisme telah menjadi pembenaran
untuk sentralisasi kekuasaan negara ditangan penganut Partai Komunis.

3) Sosialisme
Sosialisme merupakan merupakan reaksi terhadap revolusi industri dan
akibat-akibatnya. Awal sosialisme yang muncul pada bagian pertama abad ke19 dikenal sebagai sosialis utopia. Sosialisme ini lebih didasarkan pada
pandangan

kemanusiaan

(humanitarian).

Paham

sosialis


berkeyakinan

perubahan dapat dan seyogyanya dilakukan dengan cara-cara damai dan
demokratis. Paham sosialis juga lebih luwes dalam hal perjuangan perbaikan
nasib buruh secara bertahap.
Istilah sosialisme mencakup berbagai jenis teori ekonomi dan sosial, mulai
dari teori yang menyerukan pemilikan publik dari monopoli kekayaan alam
tertentu sampai teori sepenuhnya Marxis. Banyak jenis sosialisme yang
mempunyai kesamaan dalam seruan mereka akan kepemilikan dan kontrol

bersama, paling tidak terhadap beberapa alat produksi tertentu. Orang-orang
sosialis berpendapat bahwa keperluan bersama akan terpenuhi dengan baik
melalui pembagian kerja dan pembagian yang adil dari hasil kerja tersebut.
Mereka menambahkan gagasan tentang pembagian ekonomis dalam konsep
politis yang sederajat. Mereka yang kecewa dengan kondisi sosial yang
diakibatkan oleh revolusi industri, seperti dapat ditemukan dalam beberapa
tulisan penulis perancis dan inggris abad ke-19 mulai yang mempertanyakan
keadilan dan validitas sistem kapitalis. Di Perancis kembali pada revolusi tahun
1781 dan pada Francois Babeuf (1760-1797) yang berpendapat bahwa semua
orang mempunyai hak yang sama pada kekayaan diatas bumi ini. Gagasan
bahwa persamaan politik tidak mencukupi bahwa paling tidak harus ada tingkat
persamaan ekonomi tertentu menyebar alam pemikiran perancis ketika dampak
teknologi dirasakan di Benua Eropa. Henri Saint Simon (1760-1825), aristokrat
yang bertempur dengan Lafayette di Amerika, menyarankan bahwa hak waris
seharusnya dihapuskan, bahwa setiap orang seharusnya bekerja, dan bahwa
resep bagi distribusi hasil-hasil produksi adalah “dari tiap-tiap orang menurut
kemampuannya, untuk setiap orang menurut kebutuhannya”
Ajaran tentang Ideologi Sosialisme yaitu :
1. Menciptakan masyarakat sosialis yang dicita-citakan dengan kejernihan dan
kejelasan argument, bukan dengan cara-cara kekerasan dan revolusi.
2. Permasalahan seyogyanya diselesaikan dengan cara demokratis.
Adapun tokoh dan pemikir kaum sosialisme, diantaranya: Francois-Noel
Babeuf (1760-1797), seorang inspirator bagi kaum sosialis aliran keras, SaintSimon, Robert Owen (1771-1858), Charles Fourier (1772-1837), seorang
sosialis yang paling utopis, dan seorang feminisme radikal, Etienne Cabet
(1788-1856), seorang pengacara, Louis-Auguste Blanqui (1805-1881), seorang
revolusioner yang hendak mencapai sosialisme melalui pemberontakan kaum
buruh. Negara yang menganut Ideologi Sosialisme adalah negara-negara di
Eropa Barat seperti Kuba dan Venezuela.
4) Komunisme

Komunisme adalah salah satu ideologi di dunia, selain kapitalisme dan
ideologi lainnya. Komunisme lahir sebagai reaksi terhadap kapitalisme di abad
ke-19, yang mana mereka itu mementingkan individu pemilik dan
mengesampingkan buruh. Secara umum komunisme sangat membatasi agama
pada rakyatnya, dengan prinsip agama dianggap candu yang membuat orang
berangan-angan yang membatasi rakyatnya dari pemikiran yang rasional dan
nyata Komunisme merupakan faham dari perkembangan pemikiran Marxisme.
Dalam pandangan Marx terdapat beberapa yang menandai transisi dari
Kapitalisme menuju Komunisme yang sebenarnya pencapaian dan konsolidasi
supremasi politik oleh kaum proletariat, sosialisasi alat-alat produksi, dan
akhirnya masyarakat Komunis. Langkah pertama adalah membawa kaum
proletariat pada posisi kelas yang berkuasa dengan merampas kontrol negara.
Pemerintahan oleh proletariat harus menggantikan pemerintahan Borjuis.
Paham komunis lahir sebagai bentuk reaksi atas perkembangan masyarakat
kapitalis. Masyarakat kapitalis merupakan hasil dari suatu ideologi ideologi
liberal. Berkembangnya liberalisme sebagai awal munculnya kapitalisme,
mengakibatkan penderitaan rakyat kecil sehingga komunisme muncul sebagai
reaksi atas penindasan terhadap rakyat kecil oleh kalangan kapitalis yang
didukung oleh pemerintah. Memandang bahwa hakikat, kebebasan dan hak
individu itu tidak ada. Ideologi komunisme mendasarkan pada sebuah
keyakinan bahwa manusia pada hakikatnya adalah makhluk sosial saja.
Manusia pada hakikatnya adalah sekumpulan relasi sehingga yang mutlak
adalah komunitas dan bukan individualitas. Dalam kaitannya dengan negara,
bahwa negara dianggap sebagai manifestasi dari manusia sebagai makhluk
sosial. Mengubah masyarakat secara revolusioner (perubahan secara cepat)
harus berakhir dengan kemenangan kaum proletar. Sehingga pada gilirannya
pemerintahan negara harus dipegang oleh orang-orang yang meletakan
kepentingannya pada kelas proletar. Demikian juga dengan hak asasi manusia
dalam negara hanya berpusat pada hak kolektif sehingga hak individual pada
hakikanya tidak ada. Atas dasar pamahaman ini sebenarnya komunisme adalah
anti demokrasi dan hak asasi manusia. Komunisme: manusia pada hakikatnya
adalah hanya sebagai makhluk sosial, manusia pada hakikatnya adalah

merupakan sekumpulan relasi, sehingga yang mutlak adalah komunitas dan
bukannya individualitas, hak milik pribadi tidak ada, karena hal itu akan
menimbulkan kapitalisme. Dengan demikian hak milik individu harus diganti
dengan hak milik kolektif, individualisme diganti dengan sosialisme komunis,
suatu kebaikan hanya pada kepentingan demi keuntungan kelas masyarakat
secara keseluruhan dan negara adalah manifestasi dari manusia sebagai
makhluk sosial, mengubah masyarakat secara revolusioner harus berakhir
dengan kemenangan proletar. Pemerintah negara harus dipegang oleh orangorang yang meletakan kepentingan pada kelas proletar. Selain itu negara yang
menganut komunisme bersifat atheis bahkan bersifat antitheis, sehingga
melarang dan menekan kehidupan agama.
Adapun ciri pokok pertama ajaran komunisme adalah sifatnya yang ateis,
tidak mengimani Allah. Orang komunis menganggap Tuhan tidak ada, kalau ia
berpikir Tuhan tidak ada. Akan tetapi, kalau ia berpikir Tuhan ada, jadilah
Tuhan ada. Maka, keberadaan Tuhan terserah kepada manusia.
Ciri pokok kedua adalah sifatnya yang kurang menghargai manusia
sebagai individu. Manusia itu seperti mesin. Kalau sudah tua, rusak, jadilah ia
rongsokan tidak berguna seperti rongsokan mesin. Komunisme juga kurang
menghargai individu, terbukti dari ajarannya yang tidak memperbolehkan ia
menguasai alat-alat produksi.
Negara yang masih menganut komunisme adalah Tiongkok, Vietnam,
Korea Utara, Kuba dan Laos.
5) Anarkisme
Istilah anarkisme berasal dari bahasa Yunani an-archos yang artinya tanpa
pemimpin. Orang-orang anarkis percaya bahwa pengesahan atas penggunaan
pemaksaan oleh negara adalah bukan solusi tetapi masalah dalam masyarakat.
(Hendry J. Schmandt. 2005. hal 76). Sedangkan Anarkis berarti orang yang
mempercayai dan menganut anarki. Sedangkan isme sendiri berarti faham atau
ajarannya Jadi, secara keseluruhan Anarkisme yaitu sesuatu faham yang
mempercayai

bahwa

segala

bentuk

negara,

pemerintahan,

dengan

kekuasaannya adalah lembaga-lembaga yang menumbuh suburkan penindasan
terhadap

kehidupan,

oleh

karena

itu

negara,

pemerintahan,

beserta

perangkatnya harus dihilangkan/dihancurkan. Anarkisme adalah sebuah sistem
sosialis tanpa pemerintahan. Anarkis adalah teori politik yang bertujuan untuk
menciptakan masyarakat tanpa hirarkis (baik dalam politik, ekonomi, maupun
sosial). Para anarkis berusaha mempertahankan bahwa anarki, ketiadaan
aturan-aturan, adalah sebuah format yang dapat diterapkan dalam sistem sosial
dan dapat menciptakan kebebasan individu dan kebersamaan sosial. Anarkis
melihat bahwa tujuan akhir dari kebebasan dan kebersamaan sebagai sebuah
kerjasama yang saling membangun antara satu dengan yang lainnya. Orangorang anarkis memperluas pemberontakan mereka terhadap dominasi dari
bidang teknologi. Orang-orang anarkis yang modern tidak menolak teknologi,
tetapi mereka melihat teknologi sebagai suatu fenomena yang berbahaya yang
harus digunakan dengan hati-hati pada tingkat pengijinan kontrol individu dan
pemeliharaan nilai-nilai kemanusiaan.
6) Fasisme
Istilah fasisme membangkitkan kenangan tentang Adolf Hitler dan Benito
Mussolini dan gambaran tentang kediktatoran totaliter di negara Jerman, Italia
dan Jepang selama Perang Dunia II. Fasisme merupakan gabungan dari
rasisme, nasionalisme, dan otoritarisme yang berpusat pada suatu keyakinan
mistis terhadap superioritas sekelompok orang tertentu. Definisi ini
diilustrasikan dengan fasisme di negara Jerman dengan doktrinnya tentang
superioritas bangsa Arya dan keyakinan pada prinsip kediktatoran Fuhrer yang
absolut, (hal 168).
Orang-orang fasis percaya bahwa setiap orang mempunyai tingkat
kemampuan yang berbeda-beda. Intinya yaitu bahwa setiap orang harus
melakukan usaha yang terbaik untuk setiap tugas yang diberikan oleh negara
kepadanya, (hal 171).
Fasisme berusaha menggabungkan suatu seruan terhadap persatuan dengan
otoritarianisme. Dalam impian orang-orang fasis hanya terdapat solidaritas

tetapi tidak terdapat persamaan, Fascis ini merupakan simbol daripada
kekuasaan pejabat pemerintah. Negara yang menganut paham faiisme adalah
Italia, Jerman dan Jerman.
7) Liberalism
Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas,
dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi para individu. Paham liberalisme
menolak adanya pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama.
Liberalisme menghendaki adanya, pertukaran gagasan yang bebas, ekonomi
pasar yang mendukung usaha pribadi (private enterprise) yang relatif bebas,
dan suatu sistem pemerintahan yang transparan, dan menolak adanya
pembatasan terhadap pemilikan individu. Oleh karena itu paham liberalisme
lebih lanjut menjadi dasar bagi tumbuhnya kapitalisme.
Orang-orang liberal klasik bertindak berdasarkan keyakinan bahwa setiap
orang berbagi kapasitas untuk berpikir dan menuntut atas haknya dalam
kebebasan berekspresi. Setiap orang mampu untuk berpikir dan tidak ada
seorangpun yang lebih cocok untuk mengatur seseorang selain dirinya sendiri.
Ideologi liberal berpangkal pada pemikiran, bahwa manusia pada
hakikatnya adalah makhluk individu yang bebas (liberty). Menurut paham
liberalisme, manusia merupakan pribadi yang utuh dan lengkap dan terlepas
dari manusia lainnya. Manusia sebagai individu mempunyai potensi yang
senantiasa berjuang untuk dirinya sendiri. Dalam pengertian inilah maka dalam
hidup masyarakat bersama akan menyimpan potensi konflik, manusia akan
menjadi ancaman bagi manusia lainnya yang menurut istilah Thomas Hobbes
disebut homo homini lupus (manusia menjadi srigala bagi manusia lainnya).
Negara menurut liberalisme harus tetap menjamin kebebasan individu, dan
untuk itu manusia secara bersama-sama mengatur negara.
Dalam hal hubungan agama dengan negara menurut liberalisme, negara
harus memberikan kebebasan bagi warganya untuk memeluk agama dan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing,
bahkan bebas untuk tidak bertuhan (atheis) sekalipun. Selain itu, ada

pemisahan antara nilai-nilai agama dengan negara, nilai-nilai agama tidak
boleh dicampuradukan dengan nilai-nilai duniawi atau kenegaraan, keputusan
dan ketentuan kenegaraan terutama peraturan perundang-undangan sangat
ditentukan oleh kesepakatan individu-individu sebagai warga negaranya. Ciricirinya adalah Manusia pada hakikatnya adalah makhluk individu yang bebas,
manusia merupakan pribadi yang utuh dan lengkap dan terlepas dari manusia
lainnya, manusia sebagai individu memiliki potensi yang senantiasa berjuang
untuk dirinya, negara harus tetap menjamin kebebasan bagi warganya untuk
memeluk dan beribadah sesuai dengan agama dan keyakinannya dan negara
bersifat sekuler, yakni memisahakan urusan beragama dengan urusan
bernegara.Liberalisme dianut oleh negara-negara di berbagai benua.
Benua amerika: Amerika Serikat, Argentina, Bolivia, Brazil, Cili, Cuba,
Kolombia, Ekuador, Honduras, Kanada, Meksiko, Nikaragua, Panama,
Paraguay, Peru, Uruguay, Venezuela Aruba, Bahamas, Republik Dominika,
Greenland, Grenada, Kosta Rika, Puerto Rico Suriname.
Benua eropa: Albania, Armenia, Austria, Belgia, Bulgaria, Kroasia,
Cyprus, Republik Cekoslovakia, Denmark, Estonia, Finlandia, Perancis,
Jerman, Yunani, Hungaria, Islandia, Italia, Latvia, Lithuania, Luxembourg,
Macedonia, Moldova, Netherlands, Norwegia, Polandia, Portugal, Romania,
Rusia, Serbia Montenegro, Slovakia, Slovenia, Spanyol, Swedia, Switzerland,
Ukraina dan United Kingdom Belarusia, Bosnia-Herzegovina, Kepulauan
Faroe, Georgia, Irlandia dan San Marino.
Benua Asia: India, Iran, Israel, Jepang, Korea Selatan, Filipina, Taiwan,
Thailand, Turki Myanmar, Kamboja, Hong Kong, Malaysia dan Singapura.
Kepulauan Oceania: Australia dan Selandia Baru.
Benua Afrika: Mesir, Senegal dan Afrika Selatan, Aljazair, Angola, Benin,
Burkina Faso, Mantol Verde, Côte D'Ivoire, Equatorial Guinea, Gambia,
Ghana, Kenya, Malawi, Maroko, Mozambik, Seychelles, Tanzania, Tunisia,
Zambia dan Zimbabwe.

8) konservatsme
Konservatisme adalah sebuah filsafat politik yang mendukung nilai-nilai
tradisional. Istilah ini berasal dari kata dalam bahasa Latin, conservāre,
melestarikan; "menjaga, memelihara, mengamalkan". Karena berbagai budaya
memiliki nilai-nilai yang mapan dan berbeda-beda, kaum konservatif di
berbagai kebudayaan mempunyai tujuan yang berbeda-beda pula. Sebagian
pihak konservatif berusaha melestarikan status quo, sementara yang lainnya
berusaha kembali kepada nilai-nilai dari zaman yang lampau, Orang-orang
konservatif memusatkan konsentrasi mereka pada pembentukan institusiinstitusi

sosial

dan

politis

yang

akan

menghasilkan

kekuatan

dan

meminimalkan kelemahan yang terdapat pada setiap kepribadian yang berbeda.
Mereka memandang masyarakat sebagai suatu jaringan rencana, otoritas dan
keyakinan tertentu yang timbul dari kebiasaan, perbedaan kemampuan, dan
pembatasan pada rasionalitas manusia. Daripada memandang individu-individu
sebagai alat pemikiran kepentingan pribadi, orang-orang konservatif lebih
berpendapat bahwa orang-orang telah menghabiskan hidupnya untuk berjuang
karena adanya dorongan kemauan yang besar. Kebebasan akademis merupakan
konsep yang relatif untuk orang-orang konservatif, dan kebenaran yang utama
tentang kebudayaan tidak boleh disangkal dengan pengajaran “yang salah”.
9) indivisualisme
Kaum individualis dikenal sejak jaman konservatif. Dalam masyarakat
yang ideal dari konservatif individualis, terdapat pajak yang kecil,
kesejahteraan yang minimal dan tidak ada wajib militer. Tidak ada keyakinan
atau agama yang dipaksakan. Milik pribadi tidak dapat diganggu gugat.
Mereka para konservatif individualis meyakini akan kebebasan secara
individual. Alasannya didasarkan karena menurutnya setiap individu sangat
berbeda dan unik. Karena pemahaman yang menempatkan kepentingan
individu sebagai yang utama, maka mereka cenderung menginginkan
minimalisasi peran pemerintahan, sebagai tujuan politik utama. Dengan

demikian konservatif individualis lebih memandang pemindahan bahwa
kekuasaan pemerintahan harus memberikan bantuan yang riil terhadap
kepentingan pribadi sifat manusia.
Para Individualis akan benar-benar membatasi kemampuan pemerintah
dalam menggunakan kekuasaan politiknya. Mereka memandang pemerintah
sebagai sarana dimana bisnis yang besar bisa memperoleh suatu posisi. Mereka
akan memperkenalkan kompetisi kedalam sistem sekolah tingkat dasar dan
menengah. Mendorong kompetisi antara sekolah-sekolah akan menghasilkan
kualitas

yang

lebih

tinggi.

Konservatif

individualis

percaya

pada

ketidaksempurnaan. Dan mereka percaya bahwa harapan terbaik untuk
kehidupan manusia terletak pada kebebasan individual.
10. Nasionalisme
Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan
kedaulatan

sebuah

negara (“nation”) dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk
sekelompok manusia. Para kaum nasionalis berasumsi bahwa negara adalah
berdasarkan beberapa “kebenaran politik” (political legitimacy). Bersumber
dari teori romantisme yaitu “identitas budaya”, debat liberalisme yang
menganggap kebenaran politik adalah bersumber dari kehendak rakyat, atau
gabungan kedua teori itu.
Ikatan nasionalisme tumbuh di tengah masyarakat saat pola pikirnya mulai
merosot. Perasaan nasionalistik adalah kuat sehingga diberi lebih keutamaan
mengatasi hak universal dan kebebasan. Penyelenggaraan sebuah “national
state” adalah suatu argumen yang ulung, seolah-olah membentuk kerajaan yang
lebih baik dengan tersendiri. Contohnya nasionalisme Turki dan Belgia.
11. Pancasila
Negara berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, Manusia pada
hakikatnya adalah makhluk individu dan makhluk sosial, Manusia merupakan
bagian dari seluruh anggota masyarakat organis, Mengutamakan kepentingan

masyarakat sebagai suatu kesatuan, Semua golongan berada dalam kesatuan
masyarakat yang integral dalam naungan negara, Negara tidak memihak satu
golongan atau kelas yang kuat, kepentingan dan keselamatan hidup bangsa
seluruhnya sebagai suatu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan perlu
diutamakan.

C. Pengertian etika
1.

Etika
Etika adalah Dari segi etimologi (ilmu asal usul kata), etika berasal dari

bahasa yunani, ethos yang berarti watak kesusilaan ata adat. Dalam Kamus Umum
Bahasa Indonesia, ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral). Kata ini
berasal dari bahasa Yunani yakni ethos yang berarti adat kebiasaan. Sedangkan
yang dimaksud kebiasaan adalah kegiatan yang selalu dilakukan berulang-ulang
sehingga mudah untuk dilakukan seperti merokok yang menjadi kebiasaan bagi
pecandu rokok. Sedangkan etika menurut filasafat dapat disebut sebagai ilmu
yang menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk dengan memperhatikan
amal perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran. Etika
membahas tentang tingkah laku manusia. Dengan kata lain etika adalah aturan
atau pola tingkah laku yang dihasilkan oleh akal manusia.

D. Pancasila sebagai sistem etika
Pancasila sebagai sistem etika adalah poin – poin yang terkandung di da-lam
Pancasila yang mencerminkan etika yang ada pada diri bangsa Indonesia.
Pembentukan etika ini berdasarkan hati nurani dan tingkah laku, tidak ada paksaan dalam hal ini. Pancasila memegang peranan dalam perwujudan sebuah sistem
etika yang baik di negara ini. Disetiap saat dan dimana saja kita berada kita
diwajibkan untuk beretika disetiap tingkah laku kita. Seperti tercantum di sila ke
dua “ kemanusian yang adil dan beadab” tidak dapat dipungkiri bahwa kehadiran
Pancasila dalam membangun etika bangsa ini sangat berandil besar, setiap sila

pada dasarnya merupakan azas dan fungsi sendiri-sendiri, namun se-cara
keseluruhan merupakan suatu kesatuan. Pada hakikatnya, Pancasila bukan
merupakan suatu pedoman yang langsung bersifat normatif ataupun praksis
melainkan merupakan suatu sistem nilai-nilai etika yang merupakan sumber
norma.Namun, pada kenyataannya sekarang sudah berubah. Tingkah laku
masyarakat Indonesia dalam praktekn-ya sekarang tidak lagi mewujudkan
bagaimana bentuk Pancasila dan tidak lagi memperlihatkan nilai etika yang baik
itu sendiri. Hanya sebagian kecil yang masih menganggap Pancasila itu
merupakan pedoman dan sesuatu yang sangat pent-ing bagi pribadi bangsa
Indonesia itu sendiri.

BAB III PENUTUP
A.

Saran
Banyak sekali orang menyalah gunakan ideologi yang digunakan untuk

menghasut masyarakat luas agar mendukung seseorang untuk menjadi seorang
pemimpin atau penguasa. Maka dari itu janganlah begitu mudah menerima sebuah
ideologi, namun berpikirlah terlebih dahulu apakah ideologi itu sesuai dengan
keadaan masyarakat saat itu atau tidak.
B.

Simpulan
ideologi adalah suatu kumpulan ide-ide atau gagasan yang menjadi akar

atau pondasi suatu kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat luas di berbagai
bidang kehidupan. Bisa diartikan juga ideologi sebagai arah dasar suatu sistem
atau aturan yang ada atau berlaku. Dan ada beberap macam ideologi dunia,
diantaranya;

Kapitalisme,

Marxisme,

Sosialisme,

Komunisme,

Anarkisme,Fasisme, Liberalisme, Konservatsme, Individualisme, Nasionalisme,
dan Pancasila.

DAFTAR PUSTAKA

http://afifahallutfiah.blogspot.com/2015/12/macam-macam-ideologi-duniapendidikan.html
Cristhol, Carl Quenby, and Grene, Thomas H, ( et.al ), 2002. Pengantar Ilmu
Politik. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Meliono, Irmayanti, and Syamtasiah, Ita, ( et.al ), 2006. Modul Logika, Filsafat
Ilmu dan Pancasila. Depok : Tidak diterbitkan