Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya Manusia Wisnu Gardjito
Siapakah mereka ?
Aspek Manajemen SDM
- Teori SDM Dulu dan Sekarang • Teori Motivasi (Motivation)
- Teori Kepemimpinan (Leadership)
- Teori Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)
- Teori Pengukuran Kinerja (Performance Measurement)
- Teori Pengembangan Karir (Career-path Development)
- Teori Pemecahan Masalah (Problem Solving)
- Teori Pengembangan Organisasi (Organizational
1. Manajemen SDM Dulu dan
Sekarang
- Dulu :
- Sekarang :
a. SDM adalah obyek yang harus diatur.
b. Pendekatan dilakukan secara direct c. Prestasi individual sangat dihargai d. Pendekatan fungsional (trait, psikologis, sosial
a. SDM adalah subyek yang harus mengatur dirinya sendiri.
b. Pendekatan dilakukan secara in-direct c. Team-work merupakan keniscayaan d. Pendekatan holistik
2. Teori Motivasi
- Teori Hierarchical of Needs : A. Maslow :
a. Physical needs
b. Safety needs
c. Social needs
d. Self-esteem
e. Self-actualization
- Teori Two Factors : Herzberg
a. Hygienic Factors : Physical needs – Safety needs
b. Motivating Factors : Social, esteem dan actulization needs
3. Teori Kepemimpinan
- Teori Dasar Tentang Kepemimpinan
• Pedoman Menginspirasi Bawahan dan
Menjadi Pemimpin Karismatik • Memimpin dengan Cinta
Pedoman Kepemimpinan
• Pedoman Menginspirasi Bawahan dan Menjadi
Pemimpin Karismatik • Memimpin dengan Cinta • Kepemimpinan Profesional • Rahasia Kepemimpinan • Kepemimpinan dan Seni Berbicara
4. Teori Perilaku Organisasi
• Teori Perilaku Organisasi (Organizational
Behavior)
5. Teori Pengukuran Kinerja
• Teori Pengukuran Kinerja (Performance
Measurement) Pengupahan Indonesia • Sistem Remunerasi.
6. Teori Pengembangan Karir
- Teori Program Pelatihan (Training
Program)
• Teori Pengembangan Karir (Career-path
Development)
- Teori Pemecahan Masalah (Problem
Solving)
- Teori Pengembangan Organisasi
7. Teori Pemecahan Masalah
- Teori Pemecahan Masalah (Problem
Solving)
- Teori Pengembangan Organisasi (Organizational Development)
- Teori Psikologi Kepribadian
8. Teori Pengembangan Organisasi
- Teori Pengembangan Organisasi (Organizational Development)
- Teori Psikologi Kepribadian
9. Teori Psikologi Kepribadian
- Teori Psikologi Kepribadian :
- Freud • Faith Theory • Dsb.
10. Entrpreneurship
• Kewira-usahaan (entrepreneurship)
Entrepreneurship dan Masa Depan Kita
Sumber daya, teknologi, organisasi, dan orang yang kelak akan membawa segala inovasi kepada dunia sebenarnya sudah tersedia .
Hal ini semata hanya merupakan masalah waktu sebelum aneka perubahan ini dirasakan dalam kehidupan kita. Spirit dari entrepreneurship – pandangan untuk kemajuan manusia, pengembangan, pencapaian, dan perubahan – akan memotivasi dan
Apakah Entrepreneurship itu ?
- Definisi :
Entrepreneurship adalah suatu penciptaan (creation) organisasi ekonomi yang inovatif (atau jaringan beberapa organisasi) dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan atau pertumbuhan (growth) dalam kondisi penuh resiko dan ketidak pastian.
- Karakteristik :
a. Kreatifitas dan Inovasi (Creativity and innovation)
Kreasi (Creation)
- Terminologi kreasi ini mengandung arti
mendirikan (founding) dan sesuatu yang asli (origin).
- Schumpeter membuat kategori dari “kombinasi baru” sebagai berikut :
- Apakah ada barang/jasa baru yang ditawarkan ?
metode atau teknologi baru yang diterapkan ?
- Apakah ada
Organisasi Ekonomi
- Terminologi Organisasi Ekonomi artinya adalah organisasi yang memiliki tujuan untuk mengalokasikan sumber daya yang terbatas (scarce resources).
- Organisasi ini dapat berupa suatu firma, unit usaha dalam suatu firma, suatu
Resiko dan Ketidak-pastian
• Entrepreneurship muncul dalam kondisi
penuh resiko dan ketidak pastian .
Dimensi dari Entrepreneur
• Pembentukan Usaha Baru (New Venture
Creation)
- Sumberdaya, Kemampuan, dan Strategi • Individu • Lingkungan • Organisasi
Dimensi dari New Venture Creation :
Organisasi : Karakteristik Individu 2. Locus of Control 1. Needs for Achievement Basis Sumberdaya Perorangan : 4. Pengetahuan
3. Propensity for Taking Risk 6. Reputasi 5. Pengalaman New Venture Creation Lingkungan : 2. Persepsi kelayakan 1. Persepsi keinginan Faktor-2 Sosiologis : 5. Network dan kontak 4. Orangtua yang Entrepreneurial
3. Aneka model peran dan mentor
1. The Need for Achievement (n Ach)
Pendekatan Psikologis
- Karakteristik Kepribadian (personality) :
2. Locus of Control
3. Kesediaan Mengambil Resiko (Risk-taking Propensity)
1. The Need for Achievement (n Ach)
- Orang dengan tingkat n Ach yang tinggi memiliki keinginan yang kuat untuk memecahkan masalah oleh mereka sendiri, menikmati penetapan sasaran, dan mencapai sasaran dengan usaha mereka sendiri, dan suka menerima umpan balik atas apa yang mereka telah lakukan (McClelland).
- Mereka biasanya adalah pengambil resiko yang moderat.
2. Locus of Control
- 2 tipe manusia :
a. Externals yaitu mereka yang mempercayai bahwa :
apa yang mereka alami adalah hasil dari nasib, peluang, keberuntungan, atau kekuatan diluar kendali mereka.
b. Internals : yaitu mereka yang mempercayai bahwa
sebagian besar masa depan mereka ditentukan oleh mereka sendiri dan dikendalikan oleh usaha mereka sendiri.
3. Risk-taking Propensity
- Kesediaan untuk mengambil resiko (risk-
taking propensity) terkait dengan “the need for achievement”. Karena tugas penciptaan usaha baru jelas dipenuhi dengan resiko, entrepreneur akan bersedia mengambil resiko dibandingkan Kelemahan dari Pendekatan Sifat
(the Trait Approach)
Secara keseluruhan, pendekatan sifat manusia (trait
approach) gagal menyediakan kriteria yang pasti untuk membedakan seorang entrepreneur dari yang lain.
Pendekatan Sosiologis (Sociological Approach)
- Dorongan bagi Entrepreneur :
a. Pengucilan yang negatif (Negative displacement)
b. “Diantara sesuatu” (Between things)
c. Tarikan yang positif (Positive pull)
d. Dorongan positif (Positive push)
- Karakteristik Sesaat (Situational) :
Dorongan bagi Entrepreneur
- Apakah yang mendorong maju entrepreneur untuk melakukan self- employment ?
Terdapat 4 faktor pendorong, yaitu :
a. Negative displacement
a. Negative displacement
- Adalah pengucilan seorang individu atau sekelompok orang dari masyarakat intinya.
- Individu ini atau group dari individu ini mungkin dipandang “tidak sesuai” dengan arus utama dari kehidupan sosial dan ekonomi.
- Karena mereka berada di luar garis ekonomi dan masyarakat, mereka ini sensitif terhadap daya tarik untuk self-employment; tidak memiliki seseorang untuk
b. “Between things”
- Seseorang yang berada “diantara sesuatu” juga akan mencari jalan/usaha yang bersifat entrepreneurial dibandingkan mereka yang merasa “berada di tengah sesuatu”. Seperti para imigran, orang yang merasa dirinya berada “diantara sesuatu” terkadang adalah outsider.
- Contoh : tentara (diantara kehidupan militer dan
c. Daya Tarik Positif (Positive pull)
• Pengaruh positif juga menggiring kepada
keputusan untuk mencari entrepreneurship, dan ini termasuk sebagai pengaruh dayatarik positif.- Contoh : daya tarik dari partner, mentor,
d. Dorongan Positif (Positive push)
- Faktor-faktor dorongan positif termasuk diantaranya jalur karir yang dapat memberikan peluang entrepreneurial atau
pendidikan yang memberikan seseorang
pengetahuan dan peluang yang memadai.
Situational Characteristics :
Persepsi dari Situasi
• Begitu keinginan seseorang untuk memiliki
sikap entrepreneurship telah diaktifkan, karakteristik situasional akan menolong dia untuk menentukan apakah usaha baru akan tercipta.
Perlombaan Kura-Kura dan Kancil
a. Persepsi dari Keinginan (desirability)
- Entrepreneurship harus dilihat sebagai suatu keinginan (desire) yang harus dijalankan. Beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi keinginan ini bisa datang dari budaya seseorang, keluarga, teman sejawat, atau mentor.
b. Persepsi Kelayakan (feasibility)
- Entrepreneurship harus dilihat bahwa itu
menjadi layak (feasible) bila prosesnya dapat
berlanjut. - Kesiapan dan keinginan saja tidak cukup.
Entrepreneur yang potensial membutuhkan aneka model dan contoh dari sesuatu yang mungkin dapat dicapai.
Entrepreneurial Workplace
• Usaha baru tidak hanya sebagai kendaraan bagi entrepreneur dan
top management team (TMT) untuk merealisasikan impian dan ambisi mereka. Hal lain adalah tempat dimana mereka bekerja.- Tantangan bagi tempat kerja yang bersifat entrepreneurial adalah tempat yang mampu memberikan excitement, motivasi, komitmen, dan kepuasan yang sama dengan para pendiri perusahaan dimana mereka bekerja.
• Bila tidak, maka mereka akan gagal untuk melaksanakan tugas dan
tanggung jawab mereka secara bersemangat dan efektif.
Entrepreneurial Workplace
- Budaya Entrepreneurial
- Etika Entrepreneurial :
a. Dilema Promotor
b. Dilema Innovator
c. Dilema Hubungan/Relasi
- Praktek SDM yang berhasil :
a. Praktek Kompensasi Terbaik (Best compensation practices)
b. Praktek Pelatihan Terbaik (Best training practices)
Budaya Entrepreneurial
- Budaya suatu organisasi ditunjukkan pada filosofinya, aturannya, normanya, dan aneka nilai.
• Hal itu menunjukkan “bagaimana kita mengerjakan hal-hal di sekitar
kita” kepada para pekerja dan demikian juga kepada para konsumen. Satu budaya entrepreneurial yang kuat menggambarkan nilai-nilai entrepreneurial dari para pendiri organisasi.- Entrepreneur seringkali memulai usaha mereka karena mereka ingin mengerjakan sesuatu berdasarkan “jalan mereka sendiri”, dan menciptakan budaya entrepreneurial yang memberikan peluang yang menggambarkan bahwa setiap orang mengerjakan tugas
Etika Entrepreneurial
- Bagian yang penting dari budaya usaha
baru adalah iklim etikal dari organisasi
tersebut. - Entrepreneur berulangkali menghadapi beberapa dilema etikal. Semua itu terkait
Promoter dilemmas a.
- Ketika entrepreneur berada pada tahap awal mempromosikan usahanya kepada pendukung keuangan, customer, rekanan potential, dan karyawan, euphoria tertentu akan terlibat pada setiap usahanya.
- Entrepreneur berada pada tahap berpikir serba positif dan selalu berusaha melihat usahanya berada dalam keadaan baik. Entrepreneur memberikan impresi positif pada usahanya walaupun dia sadar bahwa dia menghadapi bahaya, resiko usaha, kesalahan potensial, dan aneka hambatan yang akan menghambat kesuksesan usaha.
Innovator dilemmas b.
- Kreasi/penciptaan suatu usaha baru seringkali berarti melakukan kreasi teknologi baru, produk baru, dan kombinasinya. Innovator/entrepreneur seringkali memiliki dilema dari peluncuran produksi tersebut berikut proses distribusinya atau proses panjang uji keamanan produk tersebut.
- Sekalipun produk tersebut aman untuk diluncurkan ke pasar, namun tetap saja mereka akan menghadapi efek resiko “Frankenstein”. Bila entrepreneur salah
Relational dilemmas c.
- Selama entrepreneur mengembangkan usahanya, dia akan aktif menjadi anggota dari berbagai jenis jaringan. Seringkali konflik kepentingan muncul akibat dari aneka hubungan tersebut.
- Permintaan etik dari satu keanggotaan mungkin akan bertentangan dengan ketentuan yang ditentukan dari keanggotaan kelompok lainnya yang pada akhirnya menimbulkan “relationship dilemma”.
- Contoh : ilmuwan/entrepreneur yang bernaung dibawah suatu
organisasi tertentu yang dipaksa untuk direview hasil kerjanya oleh
rekan mereka dan dipublikasikan demi alasan validitas penelitian, namun hal itu berarti sang ilmuwan harus membuka rahasia dari informasi penting yang sebenarnya merupakan keunggulan kompetitif
Praktek SDM yang Berhasil
- Hanya sedikit aturan bagi praktek SDM yang berhasil, karena setiap perusahaan
adalah berbeda sedangkan manajemen
SDM adalah sesuatu yang rumit. Walaupun praktek standard dan guidelinemudah untuk dibuat, hal tersebut hanya
sedikit memberikan pandangan
Praktek Kompensasi Terbaik a.
- Tingkat bayaran sendiri tidak memotivasi pekerja, namun hal itu merupakan komponen esensial/penting.
- Keadilan bayaran/upah sama pentingnya, disamping
proses yang transparan yang mampu menunjukkan kepada segenap orang bagaimana issue/perihal bayaran/upah tersebut ditentukan.
- Dan penghargaan (rewards) harus secara langsung terkait dengan apa yang diinginkan oleh perusahaan
Praktek Pelatihan Terbaik b.
Training adalah investasi SDM , dan pelatihan yang sempurna
akan dapat menjadi sumber SCA (Sustainable Competitive Advantage) bagi perusahaan.- Pelatihan intensif untuk ketrampilan (Skill intensive training) akan menyempurnakan tingkat produktivitas karyawan saat ini. Training dapat mengantisipasi aneka perubahan di lapangan sehingga bila
terdapat perubahan persyaratan kerja, diharapkan tidak akan
terjadi penurunan produktivitas. - Pelatihan Manajemen melayani tiga tujuan :
a. Hal itu akan menyebabkan pekerja mampu untuk memahami lebih baik peran manager mereka.
c. Otonomi Kerja Terbaik
- Karyawan yang memiliki otoritas dan tanggung jawab untuk mengerjakan tugas mereka seringkali menunjukkan motivasi yang lebih kuat, mutu kerja yang lebih baik, kepuasaan kerja yang tinggi, dan rendahnya turn over.
- Otonomi kerja adalah salah satu komponen kunci untuk kerja yang menyenangkan .
- Tidak semua karyawan dapat menguasai kebebasan,
d. Penyempurnaan Karir Terbaik
- Penyempurnaan karyawan tidak selalu berarti bahwa promosi itu seperti menaiki tangga birokrasi .
- Sungguh, dengan semakin banyaknya organisasi yang semakin ramping , banyak organisasi usaha memilih untuk tidak memiliki banyak jenjang birokratis.
- Kemudian, bagaimana para karyawan meningkatkan dan
e. Mutu Hidup Terbaik
- Dengan semakin bertambahnya masyarakat yang menggabungkan pekerjaan dengan kehidupan keluarga mereka. Perhatian luar seperti pengasuhan anak, istri yang bekerja, dan cuti hamil dan melahirkan, semuanya akan mempengaruhi penampilan kerja.
- Masyarakat sangat memperhatikan mutu kehidupan total mereka, bukan hanya satu bagian dari pekerjaan.
- Perusahaan terbaik dimana pekerja dapat berharap
Good luck !
Plow deep while others sleep, and you will
have corn to eat and to keep !
Wisnu Gardjito
• wisnugar@yahoo.com
• 081-880-2921>
• 021-98-2627-42
• Permata Duta E4 no.6,