STUDI KASUSASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUANG GAYATRIRSU Dr. WAHIDIN SUDIRO HUSODOMOJOKERTO

  

STUDI KASUSASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN

ABORTUS DI RUANG GAYATRIRSU Dr. WAHIDIN

SUDIRO HUSODOMOJOKERTO

Desak Made Milansari

  

Nim: 1414401006

SUBJECT :

Asuhan Keperawatan Ibu Hamil, Abortus, Curettage, Nyeri Akut

DESCRIPTION

  Abortus merupakan suatu perdarahan pada kehamilan muda yang menjadi masalah kesehatan masyarakat karena dapat memberikan dampak kesakitan ibu ,kematian neonatal dan maternal di Indonesia. Tujuan pada studi kasus ini adalah melakukan asuhan keperawatan pada ibu hamil yang mengalami abortus.

  Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah studi kasus, jumlah partisipan 2 (dua) orang yang mengalami abortus dan keduanya dengan diagnosa medis abortus inkomplit. Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan asuhan keperawatan yaitu pengkajian, analisa data, diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi keperawatan.

  Hasil pengkajian keperawatan pada partisipan 1 dengan keluhan utama kepalanya pusing, partisipan 2 mengeluh nyeri pada perut bagian bawah saat keluar darah dari vagina. Pada pemeriksaan fisik partisipan 1 terdapat perdarahan, tensi rendah 80/60 mmHg, pada partisipan 2 terdapat nyeri dengan skala 3. Diagnosa keperawatan pada kedua pasien adalah nyeri akut.Setelah disusun intervensi keperawatan dan dilakukan implementasi keperawatan mengobservasi keadaan umum ibu, perdarahan pervaginam dan TTV klien, kedua klien dilakukan tindakan curettage, didapatkan hasil sisa jaringan konsepsi. Hasil evaluasi kedua klien selama 2x24 jam masalah teratasi dengan kriteria hasil nyeri klien berkurang skala 2, TTV dalam batas normal.

  Ibu hamil yang mengalami abortus dengan diagnosa keperawatan nyeri akut setelah dilakukan tindakan curettage dinyatakan pendarahan berkurang dan nyeri berkurang, klien segera dipulangkan setelah tindakan curettage.

  Dapat disimpulkan bahwa klien yang mengalami abortus dilakukan tindakan

  

curettage untuk mengeluarkan sisa jaringan hasil konsepsi dan mengurangi

  perdarahan pervaginam yang mengakibatkan nyeri akut pada klien dan melakukan asuhan keperawatan mengobservasi perdarahan pervaginam, mengobservasi TTV klien.

  

ABSTRACT

Abortus was a haemorrhage in early pregnancy that become a public

health problem because it can impact maternal morbidity, neonatal and maternal

deaths in Indonesia. The purpose of this case study was to nursing care for

pregnant women who have abortus.

  The design used in this study was case study, number of participants were

2 (two) people who have abortus and both with medical diagnosis of incomplete

abortus. Data collection was done by doing nursing care that was assessment,

data analysis, diagnosis, intervention, implementation and nursing evaluation.

  The results of nursing assessment in participant 1 with the main complaint

was dizziness, participant 2 complained of pain in the lower abdomen when there

was vaginal bleeding. On the physical examination on participant 1 there was

bleeding, low blood pressure 80/60 mmHg, in participant 2 there was pain with

scale of 3. Nursing diagnosis in both patients was acute pain. After the nursing

implementation has been prepared and the nursing implementation has been

conducted, observing the general condition of the mother, vaginal bleeding and

vital signs of the client, the two clients were curettaged, because obtained

resultremaining tissue of conception was found. The results of the evaluation of

both clients for 2x24 hours problem solved with criteria of results client pain

decreased until scale 2, vital signs in normal limit.

  Pregnant mother who have abortus with an acute pain nursing diagnosis

after a curettage action was declared the bleeding was reduced and pain was

decreased, the clients was immediately discharged after that curettage.

  It can be concluded that abortus clients were curettaged to remove the rest

of the conception tissue and reduce vaginal bleeding that results in acute pain in

the client and perform nursing care by observing vaginal bleeding, observing the

clients vital signs.

  

Keywords: Nursing Care Pregnant Mother, Abortus, Curettage, Acute Pain.

Contributor : 1. Vonny Nurmalya M, M.Kep

2. Umul Fatkhiyah S.Kep, Ns Date : 21-22 Juli 2017 Type material : Laporan Penelitian Identifier : - Right : Open Document

  

Summary : Latar belakang, Metodologi, Hasil, Simpulan dan

Rekomendasi

LATAR BELAKANG

  Keguguran (abortus) merupakan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan yang menurut para ahli ada sebelum usia 16 minggu dan 28 minggu dan memiliki berat 400-1000 gram (Sofian dalam Nurarif dan Kusuma, 2015). Abortus merupakan masalah kesehatan masyarakat karena memberikan dampak pada kesakitan dan kematian ibu.Abortus merupakan salah satu perdarahan pada kehamilan muda yang merupakan penyebab kematian neonatal dan maternal di Indonesia (Cunningham dalam Maliana, 2016).

  WHO melaporkan setiap tahun 42 juta wanita mengalami kehamilan yang tidak diinginkan unintended pregnancy yang menyebabkan abortus, terdiri dari 20 juta merupakan unsafeabortion, yang paling sering terjadi di negara-negara terutama di Indonesia dimana abortus itu illegal (Kemenkes RI, 2015).

  Menurut penelitian yang dilakukan oleh Noer di RS. Dr. M. Djamil Padangpada tahun 2012, terdapat 88 kasus abortus dari 1777 ibu hamil yang dirawat atau sekitar 4,95%. Hasil studi pendahuluan di RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto selama 3 bulan terakhir di ruang kandungan gayatri yaitu dari 106 pasien berkunjung, yang mengalami abortus terdapat 23 pasien atau sekitar 24,38%.

  Komplikasi yang tidak tertangani dapat menyebabkan kematian.Masalah keperawatan yang bisa muncul karena abortus adalah nyeri, ansietas/ kurangnya pengetahuan ibu, resiko infeksi akibat perdarahan dan resiko syok (hipovolemik).Penatalaksanaan yang dilakukan pada klien abortus adalah dengan tindakan curettage.Menurut penelitian yang dilakukan oleh Yulichati, 2015 menganjurkan ibu untuk menkonsumsi nutrisi sangat penting bagi agar dapat membantu menambah produksi sel darah merah dan membentuk sel darah baru. Bahan makanan yang banyak mengandung zat besi tinggi: bayam, kangkung. Disisi lain juga harus diberikan suplemen penambah darah (Yanti &Ariani dalam Yulichati, 2015).

  METODOLOGI

  Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah studi kasus untuk mengeksplorasi masalah asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan abortus di RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto. Studi kasus ini dilakukan dengan caramelakukan asuhan keperawatan yaitu proses keperawatan yang meliputi pengkajian, analisa data, intervensi, implementasi dan evaluasi keperawatan pada ibu hamil yang mengalami abortus dengan data medis yang sudah ada.

  Partisipan yang di ambil berjumlah 2 (dua) orang. Waktu studi kasus pada tanggal 05 s/d 07 Juni 2017. Pengumpulan data ini dilakukan dengan cara melakukan asuhan keperawatan.Teknik pengumpulan data ini juga mengambil teknik dokumentasi yaitu mencatat semua hasil data subjektif (DS) dan data objektif (DO) yang telah didapatkan dari partisipan.Penulisan dokumentasi berdasarkan format asuhan keperawatan maternitas.Sumber informasi untuk uji keabsahan data dalam studi kasus ini menggunakan 4 data utama yaitu klien, keluarga klien, perawat dan status medis yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.Sumber data utama tidak hanya dari klien tapi keluarga klien, perawat dan status medis juga diperlukan untuk menentukan validitas dari data yang sudah di peroleh dari klien.

  Analisis data dengan caraanalisa data keperawatan yaitu memisahkan antara data subjektif dan objektif yang sudah didapat dari hasil pengkajian. Pengelompokan data tersebut dapat disimpulkan untuk penegakan masalah keperawatan dan etiologi dari masalah keperawatan tersebut. Hasil dari analisa data akan muncul diagnosa keperawatan berdasarkan batasan karakteristik yang sesuai untuk menentukan tujuan serta kriteria hasil dan beberapa intervensi yang dapat dilakukan. Penelitian dilakukan pada responden dengan menekankan pada masalah etika meliputi:Informed consent (persetujuan menjadi klien), Anonymity (tanpa nama), Confidentiality (kerahasiaan).

  HASIL DAN PEMBAHASAN Pengkajian

  Data hasil pengkajian pada tanggal 05 Juni 2017, partisipan 1 berusia 19 tahun mengeluh kepalanya terasa pusing ketika ingin turun dari tempat tidur, sedangkan partisipan 2 tahun berusia 43 mengeluh nyeri pada perut bagian bawah saat keluar darah dari vagina. Pada pemeriksaan fisik, didapatkan perdarahan banyak pada partisipan 1 yaitu 7x ganti pembalut selama hampir 2 hari dirawat, sedangkan pada partisipan 2 terdapat nyeri saat klien mengalami kontraksi perut, nyeri pada bagian bawah perut, dengan skala nyeri 3. Pada pemeriksaan laboratorium, terdapat hasil RBC rendah 3,60 [10^6uL] pada partisipan 2 sedangkan pada partisipan 1 tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium karena tidak adanya indikasi.

  Keguguran (abortus) merupakan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan yang menurut para ahli ada sebelum usia 16 minggu dan 28 minggu dan memiliki berat 400-1000 gram (Sofian,dalam Nurarif dan Kusuma,2015). Umur merupakan faktor resiko untuk terjadinya abortus. Umur yang dimaksud yaitu umur aman akan kehamilan dan pesalinan pada umur 20-35 tahun. Kematian pada wanita hamil dan melahirkan pada umur di bawah 20 tahun yaitu 2-5 kali lebih tinggi dari umur 20-29 tahun dan meningkat lagi sesudah berudah berumur 30-35 tahun (Prawirohardjo dan Winkjosastro dalam Fajria 2013).

  Pada klien dengan abortus biasanya didapatkan hasil pengkajian data subyektif pasien datang dengan keluhan utama perdarahan pervaginam disertai dengan keluarnya bekuan darah atau jaringan, rasa nyeri atau kram pada perut (Mitayani, 2009).Didapatkan hasil pengkajian data obyektif perubahan tekanan darah di ekstremitas, warna kulit pucat, waktu pengisian kapiler memanjang, perubahan kareakteristik kulit (mis. warna, elastisits, rambut, kelembaban, kuku, sensasi, suhu) (Herdman, 2015).Pada kedua partisipan, tanda dan gejala abortus hampir sama dengan teori yang ada pada abortus yaitu terdapat perdarahan, terdapat nyeri perut dan terdapat ekspulsi jaringan. Sesuai dengan tanda dan gejala yang ada, kedua klien termasuk ke dalam abortus inkomplit yaitu sebagian jaringan konsepsi telah dikeluarkan dan sebagian lagi masih tersisa.

  Diagnosa Keperawatan

  Berdasarkan pengkajian yang dilakukan oleh peneliti didapatkan diagnosa utama yang sama pada kedua partisipan. Diagnosanya yaitu nyeri akut b.d agen cedera biologis : kontraksi uterus. Pada pemeriksaan TTV pada kedua partisipan didapatkan hasil pemeriksaan TTV yaitu, TD : 80/60 mmHg, nadi: 80x/ menit,

  o

  suhu: 36,8

  C, RR : 24x/menit pada partisipan 1 dan TD : 90/70 mmHg, nadi :

  o

  80x/ menit, suhu : 37 C, RR : 20x/ menit pada partisipan 2.

  Diagnosa keperawatan pada pasien dengan abortus sesuai dengan teori yaitu nyeri akut, kekurangan volume cairan, resiko syok hipovolemik, risiko infeksi, ansietas, intoleransi aktifitas dan ketidakefektifan perfusi jaringan(Sofian dalam Nurarif dan Kusuma, 2015). Masalah keperawatan pada kedua partisipan berdasarkan batasan karakteristik yang ditemukan saat pengkajian, ternyata tidak semua masalah keperawatan yang tercantum dalam teori ditemukan pada klien, tetapi kedua klien mengalami masalah utama yang sama yaitu nyeri akut dengan analisa data yang berbeda dan memiliki masalah keperawatan tambahan yang berbeda yaitu resiko syok hipovolemik pada partisipan 1 dan ketidakefektifan perfusi jaringan pada partisipan 2.

  Perencanaan

  Intervensi keperawatan tidak banyak dilakukan karena mengikuti tindakan di ruangan yang sudah di rencanakan oleh ruangan.Tindakan yang dilakukan ke pasien yaitu mengobservasi keadaan kedua klien, mengganti cairan infus klien, mengobservasi tanda-tanda vital klien dan kolaborasi untuk prosedur tindakan pre

  curettage .

  Intervensi yang ditetapkan pada masalah keperawatan nyeri akut untuk kedua klien yaitu, observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan, kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan, pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan interpersonal), tingkatkan istirahat, kolaborasi dengan tim medis pemberian analgesik dan kolaborasi untuk tindakan pre kuretase , pada tujuan intervensi yaitu setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan nyeri pasien dapat berkurang dengan kriteria hasil, skala nyeri 2 sampai 0, tanda-tanda vital klien dalam batas normal (Sofian dalam Nurarif dan Kusuma, 2015).Beberapa intervensi keperawatan yang dilakukan adalah mengikuti kegiatan yang ada dirumah sakit yang sudah ditentukan oleh perawat dan dokter sesuai dengan kondisi partisipan berdasarkan teori yang sudah ada.Intervensi yang dilakukan sudah sesuai dengan teori intervensi keperawatan yang sudah ada.

  Implementasi

  Tindakan yang dilakukan kepada kedua klien yaitu sebagian mengikuti intervensi yang sudah ditetapkan, selain itu sebelum kedua klien dilakukan tindakan kuret, klien dianjurkan untuk mandi, lalu membantu klien untuk mengganti baju operasi, mengobservasi TTV klien, menjelaskan kepada klien tentang prosedur precurettage. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Hirmawati, 2012 tindakan yang dilakukan untuk klien dengan abortus yaitu

  

curettage , untuk selanjutnya tindakan mandiri mengobservasi perdarahan

  pervaginam, mengobservasi keadaan umum, mengobservasi tanda-tanda vital, mengobservasi kontraksi uterus.

  Setelah membuat intervensi sesuai dengan teori, peneliti dapat menerapkan sebagian intervensi yang ada untuk dilakukan implementasi.Selain itu, karena sebagian tindakan sudah dilakukan oleh ruangan, peneliti hanya mengikuti advis yang ada, dan implementasi yang sudah diterapkan peneliti terhadap partisipan sudah sesuai dengan teori yang ada menurut buku dan jurnal yang tersedia.

  Evaluasi

  Evaluasi dilakukan selama 2x24 jam, pada evaluasi hari pertama kondisi partisipan 1 sudah tidak lemas, perdarahan masih ada sedikit, tensi klien masih rendah 80/60 mmHg.Sedangkan partisipan 2 nyeri berkurang skala 2, masih ada perdarahan sedikit, klien tampat pucat, tensi 80/70 mmHg. Pada evaluasi hari kedua, partisipan 1 nampak sudah tidak lemas, tensi klien 80/60 mmHg dan partisipan 2 sudah tidak pucat, tensi 80/70 mmHg, kedua partisipan dilakukan tindakan curettage dengan bius total, tindakan dilakukan 15 menit setelah itu kedua klien kembali dibawa ke ruangan, selang 4 jam kedua klien sudah boleh pulang.

  SIMPULAN 1. Pengkajian

  Dari data hasil pengkajian yang dilakukan, didapatkan hasil yang berbeda antara klien 1 dan 2. Klien 1 dengan usia 19 tahun dengan keluhan nyeri perut bagian bawah dan terdapat perdarahan yang keluar dari vagina, klien 2 dengan usia 43 tahun dengan keluhan pusing bliyur saat ingin turun dari tempat tidur dan nyeri perut bagian bawah saat darah keluar dari vagina.

  2. Diagnosa Keperawatan

  Dari hasil pengkajian dan ditunjang dengan data yang ada, ditegakkan diagnosa nyeri akut pada klien 1 dan 2.

  3. Intervensi Keperawatan

  Intervensi yang dilakukan yaitu diagnosakeperawatan untuk kedua klien yang masing-masing mempunyai intervensi, tujuandan kriteria hasil yang samayang sudah disesuaikan dengan kondisi pasien yang mengacu pada teori yang sudah ada.

  4. Implementasi

  Tindakan keperawatan yang dilakukan pada kedua pasien pada hari pertama sebagian dilakukan sesuai dengan intervensi yang sudah direncanakan, pada hari kedua, pasien dilakukan tindakan untuk persiapan pre curettage yaitu persiapan klien dan mental klien.

  5. Evaluasi

  Evaluasi setelah dilakukan tindakan pada hari pertama yaitu kondisi kedua klien sudah membaik tetapi masih ada perdarahan sedikit, pada hari kedua pre curettage, kedua pasien merasa senang akan dilakukan tindakan kuretase dan ingin segera pulang. Tindakan curettage dilakukan dengan waktu 15 menit masing-masing pasien, setelah selesai tindakan berselang 4 jam klien boleh pulang.

  REKOMENDASI 1.

  Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian dengan kasus yang sama, disarankan supaya mencari sumber yang tepat untuk menegakkan diagnosa dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien.

  2. Bagi partisipan, supaya lebih memperhatikan usia yang ideal dalam merencanakan kehamilan supaya tidak terjadi kejadian abortus selanjutnya dan apabila sedang hamil supaya tidak melakukan kegiatan yang berat dan rutin memeriksakan kehamilannya ke fasilitas kesehatan yang tersedia.

  3. Bagi rumah sakit, pada kasus yang selanjutnya klien yang mengalami abortus seharusnya segera dilakukan tindakan curettageuntuk mencegah komplikasi selanjutnya seperti resiko syok hipovolemik maupun resiko infeksi.

  DAFTAR PUSTAKA Fajria Lili. (2013).Analisis Faktor Resiko Kejadian Abortus di RSUP Dr.

  M.Djamil Padang.JURNAL KEPERAWATAN. VOLUME 9, No 2. Padang. Diakses tanggal 12 Februari 2017 pukul 14.00 WIB.

  Herdman, T.H dan Shigemi Kamitsuru.(2015). Diagnosa Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-2017 Edisi 10.

  Jakarta : EGC. Hirmawati, A.I. (2012). Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Ny. S G2 P1 A0

  Umur 31 Tahun Dengan Abortus Incompletus Di Bangsal Mawar 1 Di RSUD Dr. Woewardi Surakarta.KTI. Program Studi Diploma III Kebidanan Stikes Kusuma Husada. Surakarta.

  Kemenkes RI. (2015). Infodatin 2014-2015 Pusat Data dan Informasi kementrian Kesehatan RI. Jakarta. Mitayani.(2009). Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika Nurarif, A.H dan Kusuma Hardhi.(2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan

  Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC Edisi Revisi Jilid 1. Jakarta: Mediaction Publishing.

  Noer Resya I., Ermawati, Afdal.(2012). Karakteristik Ibu pada Penderita Abortus dan Tidak Abortus di RS Dr. M. Djamil Padang.Jurnal Kesehatan Andalas

  2016. Vol. 5 No. 3 .Padang. Diakses tanggal 12 Februari 2017 pukul 14.12 WIB.

  Maliana Andesia. (2016).Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Abortus Inkomplit Di Ruang Kebidanan Rsud Mayjend.Hm. Ryacudu Kota Bumi.Jurnal Kesehatan Volume VII, Nomor 1. Bumi.Diakses tanggal 14 Februari 2017 pukul 10.38 WIB.

  Alamat Correspondensi : E-mail No. Hp : 085707604853 Alamat rumah : Jln Raya Besakih, Banjar Pande, Desa Nongan, Rendang,

  Karangasem-Bali