KSTRAKT AJUK OROSII NTERNALP IPA API

  

Metalurgi (2016) 3: 150 - 156

ETALURGI M

  

Availa ilable online at www.ejurnalmaterialmetalurgi.com

P ENGARUH P ENA NAMBAHAN

  I NHIBITOR E KSTRAK T T EMBAKAU T ERHADAP L AJU U K OROSI

  I NTERNAL P

IPA API

  5L X-52 P ADA A RTIFICIAL B B RINE W ATER D ENGAN

  5L

  I NJEKSI G G AS CO

  2 a a

  b, Rapli Nur Ahm hmadi , Soesaptri Oediyani , Gadang Priyot * yotomo a

Jurusan T n Teknik Metalurgi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Jalan J n Jendral Sudirman Km 3, Cilegon, Indonesia, 42435

b b

Pusat Penelitian Metalurgi dan Material LIPI

  

Kawasan PUSP SPIPTEK, Gd. 474, Setu, Tangerang Selatan, Banten, 1 , 15314

E-Mail: *gada001@lipi.go.id

Masuk Tanggal : 27-08-2016, re , revisi tanggal : 30-12-2016, diterima untuk diterbitkan kan tanggal 09-01-2017

-

  

Intisari

Crude oil yang mengandung brine ne water dengan kadar NaCl dan HCO yang tinggi se serta adanya gas CO yang

3 2

terlarut dapat meningkatkan potens ensi korosi pada pipa. Penggunaan inhibitor korosi alam lami menjadi alternatif baru

untuk menyelesaikan masalah ters ersebut. Bahan alam dipilih sebagai alternatif karen rena bersifat aman, mudah

didapatkan, bersifat biodegradable, b , biaya murah, dan ramah lingkungan. Penelitian ini dil dilakukan untuk mengetahui

pengaruh penambahan ekstrak tem embakau terhadap laju korosi dan efisiensi inhibisi isi yang dihasilkan dengan

menambahkan pembaharuan peneli elitian berupa penginjeksian gas CO secara kontin tinu yang belum ada pada

2

penelitian sebelumnya. Pengujian pa ada penelitian ini menggunakan spectroscopy untuk me mengetahui komposisi kimia

sampel baja API 5L X-52, TLC. De Densitometri digunakan untuk mengetahui kadar nikoti otin pada sampel tembakau.

  

Gamry Potensiostat Type 6.25 digun gunakan untuk pengujian polarisasi Tafel dan EIS. Has asil penelitian menunjukkan

bahwa data laju korosi baja API 5L L X-52 mengalami penurunan dengan penambahan eks kstrak tembakau. Penurunan

optimum laju korosi terjadi pada pen penambahan 60 ppm ekstrak tembakau pada larutan ABW BW 1 sebesar 8,95 mpy dan

ABW 2 sebesar 9,87 mpy. Pening ingkatan optimum efisiensi inhibisi terjadi pada pena enambahan 60 ppm ekstrak

tembakau, untuk larutan ABW 1 seb sebesar 79,51% dan ABW 2 sebesar 80,94%. Efisiensi nsi inhibisi mulai mengalami

penurunan kembali pada penambaha han 80 ppm, untuk larutan ABW 1 sebesar 42,32% dan A n ABW 2 sebesar 68,71%.

  Kata Kunci: Baja API 5L X-52, inhib hibitor korosi, ekstrak tembakau, laju korosi, polarisasi asi

Abstract

  

Crude oil containing brine water wit with high concentration of NaCl and HCO and the pres resence of dissolved CO gas

3 2

may increase the potential for cor orrosion in the pipeline. The use of natural corrosio sion inhibitor is one of the

alternative to solve these problem. m. Natural materials were chosen as an alternative b e because it is safe, readily

available, biodegradable, low cost, st, and environmentally friendly. This study was conduc ucted to determine the effect

of tobacco extracts on the rate of co f corrosion and inhibition efficiency. The novelty of this this research is a continuous

injection of CO gas that does not ex t exist in previous research. Spectroscopy analysis was c s conducted to determine the

2

chemical composition of samples o s of steel API 5L X-52, TLC densitometry was used t d to determine the levels of

nicotine in tobacco sauce. Gamry P y Potensiostat Type 6:25 was used for testing the corr orrosion behavior, using the

Tafel polarization and EIS method ods. The results show that, the corrosion rate of sam samples decreased with the

addition of tobacco extracts. The a e addition of 60 ppm of tobacco extract in a solution tion decrease corrosion rate

samples at 8.95 mpy in ABW 1 and 9 d 9.87 mpy in ABW 2. Optimum inhibition efficiency o y occurs upon the addition of

60 ppm tobacco extracts, for the so solution of ABW 1 by 79.51% and amounted to 80.94 .94% ABW 2. The inhibition

efficiency began to decline by the ad addition of 80 ppm, to 42.32% in ABW 1 by and 68.71% % in ABW 2 .

  Keywords: Steel of API 5L X-52, cor orrosion inhibitor, tobacco extracts, rate of corrosion, p polarization efesiensi inhibisi yang masih kecil. Oleh karena

  ENDAHULUAN

1. P

  Korosi adalah kerusakan akibat reaksi kimia mengetahui pengaruh penambahan inhibitor antara logam atau paduan logam dengan [1] ekstrak tembakau terhadap laju korosi dan lingkungannya . Pada tahun 2003, Saudi mengetahui efisiensi inhibisi yang dihasilkan Aramco melakukan studi untuk mengetahui secara optimal. biaya akibat korosi terhadap produksi minyak [2] dan pemurniannya . Hasil studi menunjukkan bahwa 25% biaya perawatan plant ROSEDUR ERCOBAAN

  2. P P gassweetening dikeluarkan untuk pengendalian

  A. Diagram Alir Penelitian

  korosi, 17% biaya perawatan plant gas

  fractionation untuk korosi, 28% biaya

  perawatan operasi produksi onshore , sedangkan untuk offshore dibutuhkan 60-70% biaya perawatan untuk korosi. Dalam proses pendistribusian minyak mentah (crude oil), sering dijumpai adanya masalah yang dapat mengganggu aliran fluida yang melewati pipa, khususnya pipa API 5L X-52 yang digunakan [3] dalam aplikasi tersebut . Salah satu problematika yang sering terjadi pada proses - pendistribusian crude oil adalah adanya brine

  water yang mengandung NaCl dan HCO yang 3

  tinggi serta adanya gas CO 2 yang terlarut. Adanya senyawa-senyawa tersebut pada pipa penyalur crude oil dapat meningkatkan potensi korosi, ditambah lagi dengan adanya injeksi gas CO 2 pada sumur minyak dapat menyebabkan [4] korosi CO pada pipa semakin meningkat . 2 Selama ini, metode untuk memperlambat laju korosi internal di ladang-ladang minyak khususnya di dalam pipa penyalur crude oil adalah dengan menginjeksikan bahan-bahan kimia (inhibitor) ke dalam pipa tersebut. Oleh karena itu, salah satu cara efektif untuk mengisolir logam dari bahan korosi tersebut adalah dengan menggunakan inhibitor korosi.

  Pemanfaatan tumbuhan sebagai inhibtor korosi (anti karat) merupakan suatu alternatif yang perlu dikaji terus menerus karena bahan alam biasanya lebih aman dan ramah

  • *TLC = Thin Layer Chromato Scanner

  lingkungan dibandingkan senyawa kimia buatan. Indonesia yang kaya dengan berbagai

  Gambar 1. Diagram alir penelitian yang dilakukan

  jenis tumbuhan, sangat memungkinkan menyimpan potensi yang bisa dimanfaatkan

  B. Peralatan Penelitian

  sebagai bahan anti karat. Literatur ilmiah korosi Pada penelitian ini, digunakan beberapa telah mencatat sejumlah penelitian mengenai peralatan yaitu, Gamry potensiostat type 6.25, inhibitor dari bahan organik. Salah satu bahan OES (optical emission spectroscopy), sel inhibitor korosi yang memiliki potensi untuk [4] polarisasi, auxiliary electrode grafit, standard digunakan yaitu ekstrak tembakau. Ilim et al

  electrode Hg/HgCl , mesin polishing, beaker 2

  pada tahun 2007 melaporkan bahwa dengan

  glass 100, 500, dan 1000 ml, labu ukur 1000

  penambahan 100 ppm larutan ekstrak ml, electric stove, neraca digital, regulator gas tembakau pada sampel uji mild steel yang

  CO termometer, cawan petri, kertas amplas 2, direndam dalam air laut buatan dengan 240#, 400#, dan 600#, blender, PH meter, penambahan bubling CO 2 menghasikan efisiensi

  magnetic stirrer, pipet tetes 1 ml, pengaduk

  inhibisi sebesar 61,52%. Namun, kekurangan kaca, screening ukuran 40 #, plastik wrap, dan dari penelitian tersebut yaitu masih besarnya kertas saring. penambahan larutan ekstrak tembakau dan

  Pengaruh Penambahan Inhibitor Ekstrak Tembakau …../ Rapli Nur Ahmadi | 151

  152 |

  Bahan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tembakau kering sebanyak ¼ kg, NaCl pro analisis, NaHCO 3 pro analisis, Baja API 5L X-52 (15 x 15 x 10 mm), Resin dan hardener, kabel listrik, aquadest dan gas CO 2.

  setiap penambahan ekstrak tembakau pada sampel baja API 5L X-52 yang direndam dalam

  Gamry 6.25, didapatkan nilai laju korosi untuk

  Berdasarkan hasil pengujian polarisasi elektrokimia metode tafel dengan software

  Gambar 2. Kurva polarisasi baja API 5L X-52 dalam campuran larutan NaCl 1%, 0,1 g/L NaHCO 3 , yang diinjeksi gas CO 2 dengan variasi penambahan inhibitor ekstrak tembakau

  , kandungan nikotin pada tembakau sekitar 0,5-8% b/v dari berat kering tembakau. Dapat disimpulkan bahwa kandungan nikotin dalam sampel tembakau penelitian ini sangat sedikit apabila dibandingkan dengan penelitian sebelumnya.

  Berdasarkan data dari Tabel 2, dapat diketahui bahwa kandungan nikotin dalam sampel tembakau yang digunakan pada penelitian ini sebesar 0,11 % b/v, sedangkan [6] menurut penelitian Murdiyati, et al tahun 1991

  1 5,279 0,106 0,11 2 5,767 0,115

  Tabel 2. Hasil pengujian TLC densitometri Sampel Replikasi Nikotin Dalam Sampel (µg) Kadar Nikotin (% b/v) AVG (% b/v) Ekstrak Tembakau

  Selain itu, dilakukan pula pengujian kadar nikotin pada ekstrak tembakau dengan menggunakan Thin Layer Chromato Scanner (TLC) Densitometri. Hasil pengujian tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.

  V 0,0020 Fe 98,676 Cu 0,0055

  Mn 0,6744 Pb -0,0004 Ni 0,0037 Nb 0,0015 Cr 0,0098 Zr -0,0001 Mo -0,0018 Zn 0,1816

  C 0.1506 W 0,0013 Si 0,2368 Ti 0,0013 S 0,0028 Sn 0,0083 P 0,0156 Al 0,0402

  Tabel 1. Komposisi kimia sampel Baja API 5L X-52 Kandungan Unsur Kimia Kadar (%) Kandungan Unsur Kimia Kadar (%)

D. Prosedur Penelitian

  spesifikasi komposisi sebagai berikut yaitu kadar C maksimal 0,28%, Mn maksimal 1,4%, dan Ti maksimal 0,04% [5] . Berdasarkan perbandingan hasil pengujian karakterisasi dengan specification for line pipe maka dapat disimpulkan bahwa baja yang digunakan dalam penelitian ini adalah benar baja API 5L X-52.

  pipe, spesifikasi baja API 5L X-52 memiliki

  Apabila dibandingkan dengan standar baja API 5L yakni standar specification for line

  Sampel baja API 5L X-52 yang digunakan pada penelitian ini, sebelumnya dilakukan pengujian karakterisasi kembali untuk memastikan sampel yang digunakan adalah baja API 5L X-52. Tabel 1 menunjukkan salah satu hasil pengujian karakterisasi yaitu komposisi kimia sampel baja API 5L X-52 dengan menggunakan spectroscopy.

  ISKUSI

  Preparasi pembuatan blanko yaitu 0,1 dan 0,2 g/L NaHCO 3 + Variasi NaCl 1 dan 2% + injeksi gas CO 2 . Uji PH awal sebelum pengujian polarisasi. Uji Polarisasi Tafel dan EIS dengan variasi 0, 1, 25, 60, 80, dan 100 ppm, kemudian melakukan uji PH akhir sesudah pengujian polarisasi.

  Preparasi ekstrak tembakau sebanyak ¼ kg yang dilarutkan dalam 1500 ml aquadest pada temperatur 80 °C dan didiamkan selama 24 jam. 50 ml ekstrak tembakau untuk dilakukan pengujian kadar nikotin dengan TLC Densitometri.

  pengujian polarisasi dengan ukuran 15x15x10 mm.

  spectroscopy , pengamatan struktur mikro dan

  Sampel Baja API 5L X-52 untuk pengujian

3. H ASIL DAN D

A. Pengaruh Penambahan Inhibitor Ekstrak Tembakau Terhadap Laju Korosi Pipa Baja API 5L X-52

  Tabel 3. Hasil pengukuran nila ilai E dan I

  campuran larutan NaCl 1 dan 2% 2%, NaHCO corr corr 3 Penambahan Gambar 2 r 2 Gambar 3

  Ekstrak E corr corr corr corr

  I I E

  I

  kontinu. Hasil pengamatan terse rsebut dapat 2 2 Tembakau (mV) (A/cm (A/ ) (mV) (A/cm )
  • -6 -6 dilihat pada Gambar 2 dan 3.
    • 801,9 95,4 5,47 E -769,7 113,1 E -6 -6 1 -742,1 66,8 6,82 E -757,4 84,93 E -6 -6 25 -786,0 52,1 2,10 E -739,0 47,21 E -6 -6 60 -766,6 19,5 9,56 E -740,9 21,56 E -6 -6 80 -754,2 55,0 5,06 E -717,1 35,40 E -6 -6 100 -744,3 60,0 0,00 E -748,9 71,49 E Tabel 4. Hasil pengamatan tan laju korosi ekstrak tembakau

      Penambahan Ekstrak Laju ju Korosi Laju Korosi pada Tembakau pada pa ABW 2 (ppm) AB ABW 1 (mpy) (m mpy) 43,69 43 51,77

      1 30 30,58 38,87

      25 23 23,85 21,61 60 8,95 8 9,87

      5L X-52 dalam 100 27 27,46 32,72 campuran larutan NaCl 2%, 0,2 g/L Na NaHCO , yang 3 diinjeksi gas CO dengan variasi i penambahan 2 2+

      80 25 25,20 16,20 Gambar 3. Kurva polarisasi baja API 5L

      Pada reaksi tersebut, i , ion Fe diikat oleh

      inhibitor ekstrak tembakau

      atom N dengan ikatan n rangkap. Senyawa Gambar 2 dan 3 menunjukk ukkan bahwa kompleks ini bersifat s stabil, tidak mudah penambahan inhibitor ekstrak temb bakau dari 1 dioksidasi dan akan meny nyelubungi permukaan sampai 60 ppm dapat menurunkan an rapat arus logam besi sehingga pros roses korosi pun bisa [7] anodik dan katodik yang mengaki akibatkan laju dihambat . Setelah dilaku akukan penambahan 80 korosi mengalami penurunan sebaga gaimana yang dan 100 mpy ekstrak temb mbakau pada ABW 1 dapat dilihat pada Tabel 3 dan 4 se serta Gambar dan ABW 2, laju korosi si kembali meningkat.

      4. Fenomena ini dapat terja rjadi karena senyawa Berdasarkan data pada Tabel 4 d 4 dan Gambar pada inhibitor yang digunak nakan tidak lagi sesuai

      4, penurunan optimum laju korosi t si terjadi pada dengan material dan PH lingkungannya penambahan 60 ppm ekstrak temb mbakau pada sehingga kemampuan da dalam menahan laju [8] larutan ABW 1 sebesar 8,95 mpy d y dan ABW 2 korosi menurun . sebesar 9,87 mpy. Penurunan laju aju korosi ini

      Berdasarkan data pada T a Tabel 3, dapat dilihat terjadi karena zat nikotin pada da tembakau perubahan nilai Ecorr pe penambahan inhibitor bereaksi dengan ion besi pada baja ja API 5L X- ekstrak tembakau dari 0 sam sampai 100 ppm. Pada 52 menjadi ion heksaamin besi (II). kolom data Gambar 2 peru erubahannya mencapai

    • 59,8 mV dan kolom data ta Gambar 3 mencapai
    • 12,3 mV. Sedangkan d dengan penambahan optimum 100 ppm peru rubahannya mencapai
    • 57,6 mV untuk data Gam ambar 2 dan -20,8 mV untuk data Gambar 3. M Menurut Ferreira et. [9]

      al (2004) , apabila peruba bahan potensial korosi

      pada baja setelah ditambah bahkan inhibitor korosi > 85 mV, maka inhib bitor tersebut dapat dikategorikan sebagai tipe pe katodik atau anodik.

      Apabila perubahan potensi nsial korosi pada baja setelah ditambahkan inhibi ibitor korosi< 85 mV, maka inhibitor tersebut di dikategorikan sebagai

      Gambar 4. Grafik hasil pengamatan laju aju korosi pada

      inhibitor campuran. Ha Hasil percobaan ini

      baja API 5L X-52

      menunjukkan bahwa inhibi ibitor ekstrak tembakau dapat dikatakan sebagai tip tipe inhibitor campuran yaitu inhibitor yang me mengendalikan korosi dengan cara menghamba bat proses korosi di katodik maupun anodik sec secara bersamaan. Data nilai rapat arus (I corr ) koro rosi ekstrak tembakau untuk kurva polarisasi pada da Gambar 2 maupun

      Pengaruh Pen enambahan Inhibitor Ekstrak Tembakau …../ R Rapli Nur Ahmadi | 153

      154 |

      Gambar 7. Mekanisme pembentukan senyawa kom

      ild steel ketika ion Fe 2+

      anisme proteksi inhibitor eaksi yang terjadi antara edium korosif seperti CO 2 asilkan FeCO 3 , oksidasi an Fe 2 (CO 3 ) 3 dan reaksi hibitor ekstrak bahan alam wa kompleks. Inhibitor ang mengandung nitrogen sang elektronnya pada

      e proteksi inhibitor pada ompleks besi [7]

      bar 5 dan 6 serta Tabel 3, r menyebabkan diameter a nyquist semakin besar ndingkan tanpa inhibitor. i dapat dijelaskan bahwa ion-ion mengalir melalui kecil, yaitu tingkat nilai r menimbulkan penurunan a, sehingga laju korosi ekanisme proses tersebut mbar 7.

      123,8 127,5 150,1 149,1 152,2 142,2 179,8 233,9 154,1 132,7 152,8 130,1

      an tahanan polarisasi (R p ) bar 5 (ohm) Gambar 6 R p (ohm)

      Tabel 5.

      Dari reaksi tersebut mempunyai kestabilan dengan Fe saja, sehingg diberikan inhibitor ekstr inya korosi pada baja.

      Berdasarkan mekani pada Gambar 7. Reak logam Fe 2+ dengan med diperkirakan menghasi lanjutan menghasilkan antara Fe 2+ dengan inhib menghasilkan senyawa ekstrak bahan alam yan mendonorkan sepasan permukaan logam mild terdifusi ke dalam larut adalah Fe Fe 2+ + 2e - (mele Fe 2+ + 2e - Fe (mene

      Berdasarkan Gambar penambahan inhibitor lingkaran semi kurva hingga 60 ppm diband Secara umum, hal ini d jumlah elektron atau ion antar muka sangat kec impedansi yang besar m aktivitas antar muka, semakin turun [9] . Mek dapat dilihat pada Gamb

      3 mengalami penurunan dengan maka laju korosi semakin turu

      123 1 150 25 152 60 179 80 154 100 152

      Tabel 5. Hasil pengukuran Penambahan Ekstrak Tembakau (ppm) Gamb R p (oh

      HCO 3 0,1 dan 0,2 mbahan inhibitor impedansi ini ningkatkan kemungkinan terjadiny Gambar 5 dan 6 serta T

      dilakukan pula ertujuan untuk bahan tahanan pada lingkungan

      O 3 . Kemudian tin, yang akan asilkan senyawa besi (II) sehingga tinggi dibanding pel besi atau baja rak nikotin akan dap korosi [7] . aja API 5L X-52 , 0,1 g/L NaHCO 3 , riasi penambahan aja API 5L X-52 , 0,2 g/L NaHCO 3 , ariasi penambahan

      bitor korosi tidak en yang terdapat r nitrogen yang endonor elektron mbentuk senyawa eperti CO 2 akan udian oksidasi

      Pada penelitian ini, dil pengujian EIS yang bert mengetahui adanya perubah permukaan baja API 5L X-52 pa campuran NaCl 1 dan 2%, NaHC g/L, gas CO 2 dan variasi penamb ekstrak tembakau. Perubahan dapat menjadi indikasi dan menin gan penambahan urun. Efektivitas

      Gambar 6. Kurva nyquist EIS baj dalam campuran larutan NaCl 2%, 0 yang diinjeksi gas CO 2 dengan vari inhibitor ekstrak tembakau

      ekstrak tembakau sebagai inhibit terlepas dari kandungan nitrogen dalam senyawa kimia. Unsur dikandung berfungsi sebagai pen terhadap logam Fe 2+ untuk memb kompleks. Medium korosif sep menghasilkan FeCO 3 , kemud lanjutan membentuk Fe 2 CO ditambahkan inhibitor nikotin bereaksi dengan Fe 2+ menghasi kompleks ion heksan nikotin bes mempunyai kestabilan yang tin dengan Fe saja, akibatnya sampel yang diberikan inhibitor ekstrak lebih tahan (ter-proteksi) terhadap Gambar 5. Kurva nyquist EIS baj dalam campuran larutan NaCl 1%, 0 yang diinjeksi gas CO 2 dan varia inhibitor ekstrak tembakau

      rutan elektrolit, reaksinya elepaskan elektron) enerima elektron) ut produk yang terbentuk n yang tinggi dibanding gga sampel besi/baja yang strak bahan alam akan Pengaruh Pen

      lebih tahan (terproteksi) terhad Penambahan inhibitor ekstrak temb meningkatkan dan juga menuru tahanan larutan. Data kurva ny Gambar 5 dan 6 mengalami pening R p dari 123,8 ohm (0 ppm) hingga (60 ppm) dan mengalami penuru hingga 152 ohm (80 dan 100 ppm). untuk data kurva nyquist pada mengalami peningkatan nilai R p dari (0 ppm) hingga 233,9 ohm (60 mengalami penurunan 132,7 hingga (80 dan 100 ppm).

      58 %& 100% al brine water 1 (AWB

      Berdasarkan data hasil p inhibisi ekstrak tembakau diketahui bahwa efisiensi peningkatan dengan pe tembakau. Peningkatan inhibisi terjadi pada pen ekstrak tembakau, untuk sebesar 79,51% dan ABW Sedangkan efisiensi inhibi penurunan kembali pada p untuk larutan ABW 1 s ABW 2 sebesar 68,71%. H jumlah elektron atau ion melalui antar muka sangat nilai impedansi yang b penurunan aktivitas antar korosi semakin turun [9] .

      4. K ESIMPULAN

      Laju korosi mengalami penambahan ekstrak tem optimum laju korosi terjad 60 ppm ekstrak tembakau p sebesar 8,95 mpy dan AB mpy. Efisiensi inhibisi men dengan penambahan e Peningkatan optimum efis pada penambahan 60 ppm untuk larutan ABW 1 s ABW 2 sebesar 80,94%. inhibisi mulai mengalami pada penambahan 80 ppm, 1 sebesar 42,32% dan ABW

      U CAPAN T ERIMAKAS

      Penulis mengucapkan terim Penelitian Metalurgi dan telah mendanai penelitian Kompetensi Inti tahun 2 mengucapkan terima kasi Pipe Industries Cilegon yan sampel pipa baja API 5L X ini.

      Rapli Nur Ahmadi | 155 ficial Brine Water

      1 1 %% ) * 1 100%

      il perhitungan efisiensi u pada Tabel 7, dapat si inhibisi mengalami penambahan ekstrak optimum efisiensi penambahan 60 ppm tuk larutan ABW 1 W 2 sebesar 80,94%. ibisi mulai mengalami penambahan 80 ppm, sebesar 42,32% dan

      43,69 %& 30,58 43,69 %&

      Hal ini terjadi karena on-ion yang mengalir gat kecil, yaitu tingkat besar menimbulkan ar muka, sehingga laju mi penurunan dengan tembakau. Penurunan jadi pada penambahan u pada larutan ABW 1

      BW 2 sebesar 9,87 engalami peningkatan ekstrak tembakau. fisiensi inhibisi terjadi pm ekstrak tembakau, sebesar 79,51% dan

      . Sedangkan efisiensi mi penurunan kembali m, untuk larutan ABW W 2 sebesar 68,71%.

      ASIH

      rimakasih kepada Pusat n Material LIPI yang tian ini dari kegiatan

      2015. Penulis juga asih kepada PT. KHI yang telah memberikan

      X-52 untuk penelitian

      Efisiensi inhibisi artificial 1) = 30,01%

      Efisiensi Inhibisi Artifici (AWB 1) : 1

      Berdasarkan pengujian elektrokimia dengan software G dilakukan perhitungan efisiens terhadap penambahan ekstrak berdasarkah data hasil uji laju ko perhitungan tersebut dapat dilihat pa dan Gambar 8.

      ingkatan nilai ga 179,8 ohm urunan 154,1

      Tabel 6. Hasil perhitungan efisiensi inh tembakau Penambahan Ekstrak Tembakau (ppm) Efisiensi Inhibisi padaABW 1 (%) p

      1 30,01 25 45,41 60 79,51 80 42,32

      100 37,15 Gambar 8. Grafik hasil perhitungan efisi

      Salah satu contoh perhitung mendapatkan efisiensi inhibisi ter sebagai berikut: Efisiensi Inhibisi :

      enambahan Inhibitor Ekstrak Tembakau …../ R adap korosi.

      mbakau dapat runkan nilai

      nyquist pada

      ). Sedangkan a Gambar 7 ari 127,5 ohm 60 ppm) dan ga 130,1 ohm

    B. Efisiensi Inhibisi Yang Dihas Setiap Penambahan Ekstrak T

      100%

      asilkan Dari Tembakau

      polarisasi

      Gamry 6.25,

      nsi inhibisi k tembakau korosi. Hasil pada Tabel 6

      nhibisi ekstrak Efisiensi Inhibisi pada ABW 2 (%)

      24,92 58,26 80,94 68,71 36,79 fisiensi inhibisi

      ungan untuk tersebut yaitu

      156 | D AFTAR P USTAKA

      Isdijoso, dan Suwarso, “Upaya penelitian tembakau voor-oogst dalam kandungan nikotin dan tar,” Makalah

      Chemistry and Physics ., Vol. 83, issue. 1, pp. 129-134, 2004.

      Inhibitor Effect of L-ascorbic Acid on the Corrosion of Mild Steel,” Materials

      Engineering. New York : McGraw Hill, pp. 835, 1999. [9] E.S. Ferreira, et. Al, “Evaluation of the

      91 – 97, 2013. [8] P.R. Roberge, Handbook of Corrosion

      [7] Drastinawati dan Sri Irianty, Rozanna, “Pemanfaatan Ekstrak Nikotin Limbah Puntung Rokok sebagai Inhibitor Korosi,” Jurnal Teknobiologi., IV(2), pp.

      disampaikan dalam Rapat Teknis Perke- bunan di Solo Jawa Tengah, tanggal 4-5 November 1991 . Balittas, Malang, 1991.

      Edition. American Petroleum Institute. 2004. [6] Murdiyati, A.S., Joko-Hartono, S.H.

      [1] Jones, D.A., “Principle and Prevention of Corrosion”, Mc. Millan Publishing Company, New York, 1991.

      Specification 5L for Pipeline 43 rd .

      Penggunaan Tumbuhan Tembakau, Teh dan Kopi Sebagai Inhibitor Korosi Baja Lunak Dalam Air Laut Buatan yang Jenuh CO 2 ,” Jurnal Sains MIPA UNILA., ISSN : 1978 – 1873, 2007. [5] American Petroleum Institute. API

      ISBN: 978-979-3980-15-7, 2008. [4] Ilim, Kamsiah D dan Sudrajat, “Studi

      Nasional Teknoin, Bidang Teknik Kimia dan Tekstil.,

      [3] M. Syahri, & B. Sugiarto, “Scale Treatment pada Pipa Distribusi Crude Oil secara Kimiawi,” Prosiding Seminar

      Saudi Aramco Journal of Technology ., pp. 2-14, 2006.

      [2] R. Tems, & A.M. Al-Zahrani, “Cost of Corrosion in Oil Production & Refining”,

      [10] P.C.Lin, I. W Sun, J.K Chang, .C.J Su, Jing C. Lin, “Corrosion Characteristics of Nickel, copper, and stainless steel in a Lewis Neutral Chloro Aluminate Ionic Liquid,” Corrosion Science., Vol. 53, No.12, pp. 4318-4323, 2011.