15 Ekuitas pemegang Saham (1)

BAB 15
EKUITAS PEMEGANG SAHAM: MODAL KONTRIBUSI
 Ekuitas pemegang saham menunjukkan:
1. Jumlah kontribusi dr para pemegang saham
2. Bagian yg dihasilkan & yg ditahan oleh perusahaan
 Laba adl pengembalian atas ekuitas (return on equity capital) & termasuk
hanya arus kas masuk yg melebihi jumlah yg diperlukan utk
mempertahankan modal.
SIFAT DASAR EKUITAS PEMEGANG SAHAM
 Kepentingan pemilik atau pemegang saham pd perusahaan bisnis adl suatu
kepentingan sisa (residual interest).
 Sumber utama ekuitas
1. Kontribusi pemegang saham (modal disetor)
2. Laba (penghasilan) yg ditahan oleh perusahaan
 Modal adl bagian ekuitas pemegang saham yg disyaratkan mnrt anggaran
dasar utk ditahan dlm perusahaan sbg perlindungan bagi kreditur.
 Umumnya modal dasar adl nilai pari semua saham yg diterbitkan, ttpi jika
saham tanpa nilai pari diterbitkan, itu bisa berupa:
1. Total dr pembayaran utk saham tsb
2. Jumlah minimum yg ditetapkan dlm hukum perseroan yg berlaku
3. Jumlah yg diputuskan oleh dewan komisaris menurut kebijksanaannya.

 Modal kontribusi (modal disetor) adl jumlah uang yg dikeluarkan dimuka
oleh pemegang saham utk dipakai dlm bisnis perusahaan.
 Modal yg dihasilkan adl modal yg terdiri dr semua laba yg belum dibagikan
& tetap diinvestasikan pd perusahaan.
BENTUK PERSEROAN DR KESATUAN
 Tiga jenis utama organisasi bisnis
1. Perusahaan perorangan,
2. Firma, &
3. Perseroan, bentuk yg paling dominan
 Dr segi kepemilikan, Perseroan diklasifikasikan sbb:
1. Perseroan Sektor Masyarakat; unit-unit pemerintah atau operasi bisnis
yg dimiliki unit-unit pemerintah (seperti Federal Deposit Insurance Corp)
2. Perseroan Sektor Swasta
a. Bukan Saham: bersifat nirlaba & tak menerbitkan saham (spt tempat
ibadah, yayasan sosial & sekolah)
b. Saham: yg beroperasi utk mencari laba & menerbitkan saham
i. Perseroan tertutup (non-publik): saham dipegang oleh beberapa
pemegang saham (mungkin satu keluarga) & tak tersedia utk
pembelian umum.
1


ii. Perseroan terbuka; saham dijual scr luas & dipegang oleh
masyarakat umum
(a). Perseroan terdaftar; saham diperdagangkan pd suatu bursa
efek/stock exchange yg terorganisasi
(b). Perseroan tak terdaftar/paralel (over-the–counter corp):
saham diperdagangkan pd suatu pasar dimana pialang surat
berharga (securities dealers) membeli dr & menjual kpd publik.
 Bentuk perusahaan mempengaruhi akuntansi dr segi:
1. Pengaruh ketentuan hukum
2. Penggunaan saham modal atau sistem saham
3. Pengembangan berbagai kepentingan kepemilikan
4. Kewajiban terbatas pemegang saham
5. Formalitas pembagian laba
SAHAM MODAL ATAU SISTEM SAHAM
 Hak pemegang saham dari setiap lembar saham adl
1. Membagi laba & rugi scr proporsional
2. Ikut serta dlm manajemen (hak utk memilih direktur) scr proporsional
3. Membagi aktiva perusahaan bila tjd likuidasi scr proporsional
4. Ikut serta scr proporsional dlm penerbitan saham.

 Tiga hak pertama berlaku utk semua perusahaan, sdgkan hak ke-4 mrp hak
istimewa utk melindungi pemegang saham dr kehilangan hak kepemilikan di
luar kemauannya.
 Keuntungan dr sistem saham adl kemudahannya dlm pemindahan hak
perusahaan dr seseorang ke orang lain. Orang yg memiliki saham dlm st
perusahaan dpt menjual sahamnya ke pihak lain tiap saat dg harga ttt tanpa
hrs meminta izin dr perusahaan atau pemegang saham.
 Oki, perusahaan menggunakan jasa registrars & transfer agents yg
memberikan jasa pencatatan & pemindahtanganan saham
JENIS-JENIS HAK KEPEMILIKAN
 Common Stock adl hak perseroan tersisa yg menanggung risiko terbatas
bila tjd kerugian & menerima manfaat bila tjd keuntungan.
 Prefered Stock adl sbg ganti utk preferensi khusus, pemegang saham sll
mengorbankan bbrp hak yg terkandung pd saham modal
KEWAJIBAN PEMEGANG SAHAM YG TERBATAS
 Pemilik perseroan yi para pemegang shm yg menyumbangkan
kekayaan/jasa kpd perush sbg ganti utk shm kepemilikan & kekayaan/jasa
tsb mrp batas kerugian pemegang shm
 Nilai pari saham adl shm yg memiliki nilai tetap tercetak pd setiap lbr shm
 Saham pd nilai premi/agio atau diskonto/disagio adl saham modal

perseroan diterbitkan di atas atau di bawah pari
 Kewajiban kontinjen pmg shm / shm yg dibeli pd harga di bawah nilai pari:
1. kewajiban kpd kreditur perush, bukan kpd perush itu sendiri.
2

2. menjadi kewajiban yg sebenarnya hanya jika jumlah di bawah pari hrs
dikumpulkan utk membayar kreditur jika perush dibubarkan
3. tgg jwb pemegang sertifikat asli pd saat pembubaran perush kecuali oleh
kontrak dimana tgg jwb ini dialihkan kpd pemegang lain.
FORMALITAS PEMBAGIAN LABA, hal yg perlu diperhatikan:
1. Pembagian kpd pemilik hrs mematuhi hukum perseroan,
2. Pembagian kpd pemegang saham hrs disetujui oleh dewan komisaris/direksi
(board of directors),
3. Dividen hrs sesuai dg kontrak saham modal spt hal preferensi, partisipasi dll.
AKUNTASI UTK PENERBITAN SAHAM
Saham Nilai Pari
 Penerbitan saham dg nilai pari, sbb:
1. Saham disetor atau saham biasa, memperlihatkan nilai pari saham
terbitan perseroan.
2. Modal disetor yg melebihi nilai pari atau tambahan modal disetor

atau agio saham. Menunjukkan kelebihan atas nilai pari yg disetor oleh
pemegang shm sbg ganti saham yg diterbitkan. Kelebihan di atas nilai
pari mjd bagian modal disetor perush,
3. Diskonto atau Disagio Saham. Menunjukkan bhw saham diterbitkan di
bawah nilai pari. Pemegang shm yg diterbitkan di bawah nilai pari dpt
diminta membayar jumlah diskonto jika diperlukan utk melindungi kreditur
dr kerugian bila perush dilikuidasi.
Contoh Colonial Corporation menjual seratus lbr saham dg harga Rp1.100 dg
nilai pari Rp5 per saham. Pencatatan pembukuannya:
Kas
1.100
Saham Biasa
500
Modal Disetor yg Melebihi Nilai Pari (Agio Saham Biasa)
600
Jika diterbitkan saham pengganti senilai Rp300, maka pencatatnnya sbb:
Kas
300
Modal Disetor yg Melebihi Nilai Pari (Agio Saham Biasa)
200

Saham Biasa
500
 Pd kasus pencatatan jurnal scr resmi hrs dilakukan utk otorisasi saham,
perlu memperhatikan hal berikut:
1. saham preferen atau saham biasa yg diotorisasi. Menunjukkan jumlah
total dr saham modal yg diotorisisi.
2. saham preferen atau saham biasa yg belum diterbitkan. Menunjukkan
total saham otorisasi yg belum diterbitkan. Jk shm yg blm diterbitkan
dikurangkan dr jml shm otorisasi, diperoleh jml shm yg telah diterbitkan
SAHAM TANPA NILAI PARI
 Alasan penerbitan saham tanpa nilai pari:
1. menghindari kewajiban kontinjen yg mungkin timbul jika saham dg nilai
pari diterbitkan dg disagio
2. jk shm tak mpy nilai pari, timbul kerancuan antara nilai pari & nilai wajar.
Contoh Video electronic corp didirikan dg 10.000 lembar saham biasa yg
diotorisasi tanpa nilai pari. Tak ada pencatatan selain memo, yg perlu dibuat utk
3

otorisasi karena tak ada jumlah uang yg terlibat. Jika 500 lembar saham kmd
diterbitkan dg harga Rp10 per saham, pencatatannya sbb:

Kas
5.000
Saham Biasa – tanpa nilai pari
5.000
Jika 500 lbr shm lagi diterbitkan seharga Rp11 per saham, pencatatannya sbb:
Kas
5.500
Saham Biasa – tanpa nilai pari
5.500
 Saham tanpa nilai pari hrs dicatat pd harga penerbitannya tanpa tambahan
modal disetor atau disagio.
 Nilai tetapan (stated value) adl nilai minimum dimana saham tak dpt
diterbitkan di bawah nilai itu.
Contoh 1000 lbr shm, nilai tetapan Rp5 diterbitkan Rp15 per lbr & pembayaran
tunai, pembukuannya sbb:
Kas
15.000
Saham Biasa
15.000
Atau

Kas
15.000
Saham Biasa
5.000
Tambahan Modal disetor yg melebihi Nilai Tetapan
10.000
SAHAM DIJUAL ATAS DASAR PESANAN (SUBSCRIPTION)
 Dilakukan jika:
1. perush kecil melakukan “go public”
2. perseroan menawarkan shm kpd pegawainya agar karyawan
berpartisipasi dlm kepemilikan perush. Hanya dilakukan pembayaran
sebagian & shm tak diterbitkan hingga harga pesanan penuh diterima.
 Akuntansi utk saham dipesan:
1. saham biasa atau preferen yg dipesan, menunjukkan kewajiban
perseroan utk menerbitkan saham stlh pembayaran akhir saldo pesanan.
2. piutang pesanan (subscriptions receivable), menunjukkan jumlah yg
hrs ditagih sblm saham pesanan akan diterbitkan.
 Pemesan yg telah menandatangani kontrak pesanan, memiliki hak &
keistimewaan yg sama sbg pemegang saham yg mpy shm yg beredar
Contoh Lubradite Corp. menawarkan shm atas dsr pesanan pd masy ttt &

berhak membeli 10 lbr shm (nilai pari Rp5) seharga Rp20 per shm. 50 org
menerima tawaran perush & akan membayar 50% uang muka & 50% lagi pd
akhir bulan keenam.
Pd tgl penerbitan

Piutang pesanan
10.000
Saham Biasa yg Dipesan
2.500
Tambahan Modal disetor yg Melebihi Nilai Pari
7.500
(utk mencatat penerimaan pesanan 500 lembar saham)
Kas
5.000
Piutang Pesanan
5.000
(utk menctt penerimaan angsuran I: 50% dr total jml tempo shm yg dipesan)
ketika pembayaran akhir diterima & saham diterbitkan, ayat jurnalnya adl:
4


Enam bulan kmd

Kas
5.000
Piutang pesanan
5.000
(utk mencatat penerimaan angsuran akhir shm pesanan)
Saham Biasa yg dipesan
2.500
Saham Biasa
2.500
(utk menctt penerbitan 500 lbr shm stlh penrimaan angsuran akhir dr pemesan)
SAHAM DITERBITKAN DLM GABUNGAN DG SURAT BERHARGA LAIN
(LUMP SUM)
 Dua metoda alokasi:
1. Metoda Proporsional
2. Metoda Inkremental
Metoda Proporsional
 Jika nilai pasar atau dasar lain tersedia, maka nilai lump sum dialokasikan
atas surat berharga scr proporsional, yaitu rasio surat berharga thdp total.

 Contoh 1000 lbr shm dg stated value Rp10 memiliki harga pasar Rp20 per
shm & 1000 lbr shm preferen dg nilai Rp10 & harga pasar Rp12 per shm
diterbitkan dg nilai lump sum Rp30.000; alokasi sbb:
Nilai pasar wajar saham biasa (1000 x Rp20)
Rp20.000
Nilai pasar wajar saham prefren (1000 x Rp12)
12.000
Nilai pasar wajar agregat
Rp32.000
Alokasi utk saham biasa
Alokasi utk saham preferen

Rp20.000
Rp32.000
Rp12.000
=
Rp32.000
=

x Rp30.000 = Rp18.750
x Rp30.000 = Rp11.250

Total Alokasi

Rp30.000

Metoda Inkremental
 Jika nilai pasar wajar tak dpt ditentukan, metoda inkremental digunakan. Nilai
pasar surat berharga digunakan sbg dasar alokasi nilai shm yg diketahui &
sisanya dialokasikan pd shm yg nilai pasarnya tak diketahui.
 Contoh 1000 lbr shm biasa dg nilai tetapan Rp10 & harga pasar Rp20 per
shm & 1000 lbr shm preferen dg nilai pari Rp10 tak memiliki harga pasar yg
diterbitkan dg nilai lump sum Rp30,000, alokasi sbb:
Lump sum
Alokasi utk saham biasa (1,000 saham x nilai pasar Rp20)
Saldo yg dialokasikan utk saham preferen

Rp30.000
20.000
Rp10.000

Jika tak ada nilai pasar wajar yg dpt ditentukan utk setiap kelas saham yg
terlibat dlm pertukaran sekaligus, alokasi hrs dilakukan scr arbitrer.
Arbitrer digunakan agar dpt dilakukan penyesuaian jika nilai pasar masa depan
terbentuk.
5

SAHAM YG DITERBITKAN DLM TRANSAKSI BUKAN KAS
 Jika saham diterbitkan utk jasa/kekayaan selain kas, maka kekayaan/jasa
dicatat pd nilai pasar wajar saham yg diterbitkan atau pd nilai pasar wajar
saham dr penerimaan bukan kas, masa yg dpt ditentukan scr lebih jelas.
 Shm yg blm diterbitkan atau saham treasuri (shm diterbitkan yg telah dibeli
kembali ttp blm ditarik) dpt ditukar dg kekayaan/jasa, dg memperhatikan:
1. Diket nilai pasar wajar shm treasuri, digunakan utk menilai kekayaan/jasa
2. Tak diket nilai pasar shm treasuri, digunakan nilai pasar wajar
kekayaan/jasa
Contoh prosedur pencatatan penerbitan 10.000 lbr shm biasa dg nilai pari
Rp10 yg diukur dg suatu paten.
1. Nilai pasar wajar paten blm dpt ditetapkan ttp nilai pasar wajar atas shm
diket Rp140.000
Paten
Rp140.000
Saham Biasa
Rp100.000
Modal disetor yg Melebihi Nilai Pari
Rp40.000
2. Nilai pasar wajar dr shm blm dpt ditentukan, ttp nilai pasar wajar dr paten
ditetapkan Rp150.000
Paten
Rp150.000
Saham Biasa
Rp100.000
Modal disetor yg Melebihi Nilai Pari
Rp50.000
3. Nilai pasar wajar dr shm maupun dr paten blm dpt ditentukan. Konsultan yg
independen menetapkan nilai paten Rp125.000 & dewan komisaris setuju.
Paten
Rp125.000
Saham Biasa
Rp100.000
Modal disetor yg Melebihi Nilai Pari
Rp25.000
PENILAIAN ATAS SAHAM
 Perusahaan dpt menilai/assessment pemegang saham pd jumlah tambahan
di atas nilai kontribusi sebenarnya, kmd menetapkan apakah saham yg
semula dijual pd disagio atau agio.
 Jika saham semula dinilai pd disagio, hasil tambahannya dikredit pd
perkiraan disagio.
 Jika saham semula diterbitkan pd nilai agio, perkiraan Modal Disetor yg
Berasal dr Penilaian dikredit.
BIAYA PENERBITAN SAHAM
 Biaya yg berkaitan dg akuisisi modal perush dr penerbitan surat berharga:
1. Biaya pengacara
2. Biaya akuntan publik
3. Biaya penjamin (underwriter) & komisi
4. Pengeluaran pencetakan & pengiriman sertifikat & laporan registrasi
5. Beban utk pengajuan pd SEC/bursa saham
6. Bebab administrasi & klerikal utk penyiapan
6

7. Biaya iklan penerbitan
 Dua metoda akuntansi utk biaya penerbitan awal
1. Memperlakukan biaya penerbitan sbg pengurangan atas jumlah yg
disetor, krn tak berkaitan dg operasi perush
2. Memperlakukan biaya penerbitan sbg biaya pendirian
REAKUISISI SAHAM
 Sebab perush membeli kembali sahamnya yg beredar:
1. Utk memenuhi kontrak kompensasi saham karyawan atau memenuhi
kebutuhan merger yg potensial
2. Menambah laba per saham dg mengurangi saham yg beredar.
3. Utk menghindari usaha pengambilalihan atau mengurangi jumlah
pemegang saham
4. Membentuk pasar bagi saham.
5. Utk mengurangi operasi.
METODA AKUNTANSI UTK SAHAM TREASURI
 Dua metoda akuntansi utk shm treasuri
1. Metoda Biaya; mendebet saham treasuri utk biaya reakuisisi & dilaporkan
sbg pengurang modal disetor & laba ditahan di neraca
2. Metoda Nilai Pari; menctt transaksi shm treasuri pd nilai pari &
melaporkannya sbg pengurang atas saham modal
Saham Treasuri Diperhitungkan pd Biaya
 Perkiraan shm treasuri didebet utk biaya shm yg dibeli & dikredit ketika shm
diterbitkan kembali.
 Dlm metoda biaya, harga yg diterima utk saham pd saat diterbitkan mulamula tak mempengaruhi ayat jurnal utk menctt akuisisi & penerbitan kembali
shm treasuri.
Contoh
1. 1000 lembar saham biasa dg nilai pari Rp100 diterbitkan dg harga Rp110
Kas
Rp110.000
Saham Biasa
Rp100.000
Modal disetor yg Melebihi Nilai Pari
10.000
2. 100 lembar saham biasa dibeli kembali pd harga Rp112
Saham Treasuri
Rp11.200
Kas

Rp11.200

3. 10 lembar saham treasuri diterbitkan kembali pd Rp112
Kas
Rp1.120
Saham Treasuri (10 shm pd Rp112 per lbr)

Rp1.120

4. 10 lembar saham treasuri diterbitkan kembali pd Rp130
Kas
Rp1.300
Saham Treasuri (10 shm pd Rp112 per lbr)
Modal Disetor dr Saham Treasuri

Rp1.120
180
7

5. 10 lembar saham treasuri diterbitkan kembali pd Rp98
Kas
Modal Disetor dr Saham Treasuri
Saham Treasuri (10 shm pd Rp112 per lbr)

6. 10 lembar saham treasuri diterbitkan kembali Rp105
Kas
Modal Disetor dr Saham Treasuri
Laba Ditahan
Saham Treasuri (10 shm pd Rp112 per lbr)

Rp980
140
Rp1.120

Rp1.060
40
30
Rp1.120

Saham Treasuri yg Dihitung pd Nilai Pari
 Dasar teori: pembelian atau akuisisi lainnya atas saham treasuri sebenarnya
mrp penarikan konstruktif atas saham tsb
 Biaya akuisisi dr shm treasuri diperbandingkan dg jumlah yg diterima pd saat
penerbitan awal
 Lebih bi akuisisi di atas harga penerbitan awal dibebankan pd Laba Ditahan
 harga penerbitan awal melebihi harga beli shm treasuri dibebankan pd
Modal Disetor Saham Treasuri
Contoh
1. 1000 lembar saham biasa dg nilai pari Rp100 diterbitkan dg harga Rp110
Kas
Rp110.000
Saham Biasa
Rp100.000
Modal disetor yg Melebihi Nilai Pari
10.000
2. 100 lembar saham biasa dibeli kembali pd harga Rp112
Saham Treasuri (100 lb pd nilai pari Rp100)
Rp10.000
Modal Disetor yg Melebihi Nilai Pari
1.000
Laba Ditahan
200
Kas
3. 100 lembar saham biasa dibeli kembali pd Rp98
Saham Treasuri (100 lb pd nilai pari Rp100)
Modal Disetor yg Melebihi Nilai Pari
Kas
Modal Disetor dr Saham Treasuri
4. 100 lembar saham biasa dibeli kembali pd Rp105
Saham Treasuri (100 lb pd nilai pari Rp100)
Modal Disetor yg Melebihi Nilai Pari
Kas
Modal Disetor dr Saham Treasuri

Rp11.200

Rp10.000
1.000
Rp9.800
1.200
Rp10.000
1.000
Rp10.500
500

5. 100 lembar saham treasuri diterbitkan kembali pd Rp115
Kas
Rp11.500
8

Saham Treasuri (100 shm pd nilai pari Rp100)
Modal Disetor yg Melebihi Nilai Pari

Rp10.000
1.500

6. 100 lembar saham treasuri diterbitkan kembali Rp104
Kas
Rp10.400
Saham Treasuri (100 shm pd nilai pari Rp100)
Modal Disetor yg Melebihi Nilai Pari

Rp10.000
400

7. 100 lembar saham treasuri diterbitkan kembali Rp94
Kas
Modal Disetor dr Saham Treasuri
Saham Treasuri (100 shm pd nilai pari Rp100)

Rp10.000

Rp9.400
600

PENARIKAN SAHAM TREASURI
Contoh: penarikan 10 lb shm biasa dg nilai pari Rp100 yg diterbitkan pd Rp110
Metoda Biaya
Metoda Nilai Pari
Jika saham treasuri dibeli pd Rp112
Saham Biasa
1.000
Modal Disetor yg
Saham Biasa
1.000
Melebihi Nilai Pari
100
Saham Treasuri
1,000
Laba Ditahan
20
Saham Treasuri
1.120
Jika saham treasuri dibeli pd Rp98
Saham Biasa
1.000
Modal Disetor yg
Melebihi Nilai Pari
100
Saham Biasa
1.000
Modal Disetor dr Penarikan
Saham Treasuri
1.000
Saham Biasa
120
Saham Treasuri
980
SAHAM TREASURI DI NERACA
 Pelaporan shm treasuri pd neraca berdasarkan metoda biaya atau nilai pari
Metoda Biaya Utk Melaporkan Saham Treasuri
Ekuitas pemegang saham
Saham biasa Rp1 pari; otorisasi 2jt lb; diterbitkan 1,5jt lb
Tambahan modal disetor
Total modal disetor
Laba ditahan
Total modal disetor & laba ditahan
Dikurangi: biaya saham treasuri (80.000 lb)
Total ekuitas pemegang saham

Rp1.500.000
3.600.000
5.100.000
4.781.484
9.881.484
(480.000)
Rp9.401.484

Metoda Nilai Pari Utk Melaporkan Saham Treasuri
Ekuitas pemegang saham
Saham biasa Rp1 pari; otorisasi 2jt lb; diterbitkan 1,5jt lb
Rp 1.500.000
Dikurangi: saham treasuri (80.000 lb pd nilai pari)
(80.000)
Saham biasa yg beredar
1.420.000
9

Tambahan modal disetor
Total modal disetor
Laba ditahan
Total ekuitas pemegang saham



1.
2.
3.
4.
5.

3.200.000
4.620.000
4.781.484
Rp 9.401.484

KARAKTERISTIK SAHAM PREFEREN
Saham preferen (SP) adl shm dg keistimewaan krn memiliki preferensi yg
tak dimiliki oleh shm biasa
Kelebihan SP (seringkali berkaitan dg penerbitan):
Preferensi atas deviden
Prefrensi atas aktiva pd saat likuidasi
Dapat dikonversi ke saham biasa
Dapat ditebus opsi perseroan
Tak mpy hak suara.

KEISTIMEWAAN SAHAM PREFEREN
1. Kumulatif. Dividen tak dibayar pd suatu th hrs dibayarkan th berikutnya sblm
laba dpt dibagikan kpd pemegang shm biasa.
2. Partisipasi. Pemegang shm preferen partisipasi membagi rata dg pemegang
shm biasa pd pembagian laba di luar tk yg ditentukan.
3. Konvertibel. Pemegang shm dpt menukar shm preferen dg shm biasa pd
rasio yg telah ditentukan sblmnya, berdasarkan hak opsinya.
4. Dapat ditarik (callable). Perush penerbit shm dpt menarik atau menebus
berdasar hak opsi, shm preferen yg beredar pd tgl ttt di masa depan & pd
harga yg ditentukan.

1.
2.
3.
4.

TAMBAHAN MODAL DISETOR
Transaksi dasar yg mempengaruhi tambahan modal disetor adl
Tambahan Modal Disetor
Disagio shm modal yg diterbitkan 1. Agio shm modal yg diterbitkan
Penjualan shm treasuri di bawah 2. Penjualan shm treasuri di atas harga
harga pokok
pokok
Penyerapan kekurangan dlm
3. Modal tambahan yg timbul pd
suatu rekapitulasi (kuasirekapitalisasi atau revisi pd struktur
reorganisasi)
modal (kuasi-reorganisasi)
Pengumuman dividen likuidasi
4. Penilaian tambahan pd pmg shm
5. Konversi obligasi konvertibel atau
shm preferen
6. Pengumuman dividen shm “kecil”
(biasa)

POS-POS EKUITAS TAMBAHAN
MODAL DONASI & REVALUASI
 Pos lain yg dilaporkan pd ekuitas pmg shm sbg st bentuk modal tambahan:
1. modal donasi &
2. modal revaluasi atau modal apresiasi yg belum direalisasi.
 Modal donasi berasal dr hibah kpd perush oleh pmg shm & kreditur.
10

 Modal revaluasi berasal dr kenaikkan atau penurunan aktiva dr harga pokok
 Klasifikasi ekuitas pemegang saham hrs dibedakan:
1 Saham Modal
4 Modal Revaluasi
2 Tambahan Modal Disetor
5 Laba Ditahan
3 Modal Donasi

11