PENGARUH KETERLIBATAN SISWA DALAM ORGANISASI EKSTRAKURIKULER TERHADAP BUDI PEKERTI SISWA SMA NEGERI 15 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

(1)

ABSTRACT

INFLUENCE STUDENT’S INVOLVEMENT IN EXTRACURRICULAR ORGANIZATION TO STUDENT’S CHARACTER OF SMA NEGERI

15 BANDAR LAMPUNG 2012/2013

By

Melania Fandika

Purpose of this research was to determine, analizye and test the effect of student’s involvement in extracurricular organization to student character of SMA Negeri 15 bandar lampung 2012/2013. Method in this research is correlational. Respondent in this research was 55 students. Method of analyze used Chi Kuadrat theory.

Result in this research: There is a signficant effect between student’s involvement in extracurricular organization to student character of SMA negeri 15 bandar lampung 2012/2013.


(2)

ABSTRAK

PENGARUH KETERLIBATAN SISWA DALAM ORGANISASI EKSTRAKURIKULER TERHADAP BUDI PEKERTI

SISWA SMA NEGERI 15 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh Melania Fandika

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui, menganalisis dan menguji pengaruh keterlibatan siswa dalam kegiatan organisasi ekstrakurikuler terhadap budi pekerti siswa SMA Negeri 15 Bandar Lampung tahun ajaran 2012/2013. Metode dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 55 siswa. Analisis data menggunakan Chi Kuadrat.

Hasil penelitian: Terdapat pengaruh yang signifikan antara keterlibatan siswa dalam organisasi esktrakurikuler terhadap budi pekerti siswa SMA Negeri 15 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.


(3)

PENGARUH KETERLIBATAN SISWA DALAM ORGANISASI EKTRAKURIKULER TERHADAP BUDI PEKERTI

SISWA SMA NEGERI 15 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh Melania Fandika

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(4)

Judul Skripsi : PENGARUH KETERLIBATAN SISWA

DALAM ORGANISASI EKSTRAKURIKULER TERHADAP BUDI PEKERTI SISWA

SMA NEGERI 15 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Nama Mahasiswa : Melania Fandika No. Pokok Mahasiswa : 0913032054

Jurusan : Pendidikan IPS

Program Studi : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Falkultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Irawan Suntoro, M.S. Yunisca Nurmalisa, S.Pd, M.Pd. NIP 19560323 198403 1 003 NIP 19870602 200812 2 001

2. Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan IPS Ketua Program Studi PPKn

Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si. Drs. Holilulloh, M.Si


(5)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Irawan Suntoro, M.Si. ……….

Sekretaris : Yunisca Nurmalisa, S.Pd, M.Pd ………..

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Holilulloh, M.Si ………..

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003


(6)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, adalah: Nama : Melania Fandika

NPM : 0913032054

Prodi/ Jurusan : PPKn/ Pendidikan IPS

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, April 2013

Melania Fandika NPM. 0913032054


(7)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya sederhana ini kepada:

Ayahanda alm. Haryanto dan Ibunda Yuliana, S.Pd. tercinta

Kakak- kakakku tersayang

Engki Fandika dan Kartika Fandika

Segenap Keluarga besarku yang selalu mendoakan

Keberhasilanku,

Sahabat dan teman-teman yang selalu berbagi

Kebahagiaan,


(8)

SANWACANA

Bismillaahirrahmaanirrahim,

Alhamdulillah penulis panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya dalam penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Keterlibatan Siswa Dalam Organisasi Ekstrakurikuler Terhadap Budi Pekerti Siswa SMA Negeri 15 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013. Terselesaikannya penulisan skripsi ini tidak terlepas dari hambatan yang datang baik dari luar dan dari dalam diri penulis. Penulisan skripsi ini juga tidak lepas dari bimbingan dan bantuan serta petunjuk dari Bapak Dr. Irawan Suntoro M.S, selaku pembimbing akademik (PA) dan sebagai pembimbing I, yang telah memberikan motivasi dan bimbingannya dalam membantu penyusunan skripsi. Dan juga Ibu Yunisca Nurmalisa, S.Pd, M.Pd, selaku pembimbing II, terimakasih atas kesediaannya dalam membimbing dan memberikan motivasi dalam

bimbingannya. Selain itu penulis juga mengucapkan terimakasih kepada ::

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Thoha B.S Jaya, M.S. selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.


(9)

3. Bapak Drs. Arwin Ahmad, M.Si. selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Hi. Iskandar Syah, M.H. selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

5. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

6. Bapak Drs. Holilulloh, M.Si. selaku Ketua Program Studi PPKn Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

7. Bapak M. Mona Adha, S. Pd, M. Pd. selaku pembahas II, terimakasih atas masukan, saran, dan kritikannya pada penulis.

8. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

9. Bapak dan Ibu staf tata usaha dan karyawan Universitas Lampung.

10. Bapak Sucipto, S. Pd. selaku Kepala SMA Negeri 15 Bandar Lampung yang telah memberi izin penelitian dan atas segala bantuan yang diberikan kepada penulis.

11. Kedua orang tuaku yang sangat aku cintai dan sayangi. Papaku tersayang alm. Haryanto yang selalu hidup dalam hatiku, yang tetap menjadi inspirasi dan semangat bagiku untuk tetap terus berjuang menggapai apa yang aku citakan, Papaku Sensuri Gomar yang selalu memberikan motivasi, semangat dan kasih sayang yang sangat luar biasa, mengajarkanku untuk menjadi orang yang kuat dan berguna bagi orang lain, panutan dan tauladan yang terhebat bagiku.


(10)

Ibunda Yuliana, S.Pd tersayang dan tercinta yang selalu memberikan kasih sayang, senantiasa sabar dan mendoakan keberhasilanku, nasehat dan senyum yang menyemangatiku. Terimakasih dengan tulus dan ikhlas ku ucapkan atas segala hal terbaik dan semua yang telah diberikan kepadaku yang takkan bisa aku ganti dengan apapun.

12. Kakak-kakakku tersayang, Engki Fandika dan Kartika Fandika, terima kasih atas kebahagiaan, kasih sayang, motivasi, keceriaan dan canda tawa yang tercipta selama ini. Kehadiaran kalian adalah hal yang tak ternilai harganya dalam hidupku.

13. Keluarga besarku yang selalu memberikan motivasi, dukungan dan doa untuk keberhasilanku.

14. Sahabat-sahabat terbaikku yang tersayang: Novita Haryani, Maulina Rahmawati, Umi Farida, Rosidah Nurul, Hestia terima kasih atas persahabatan terhebat, segala dukungan, kebahagiaan, kesedihan, kasih sayang, rasa kebersamaan, keceriaan dan canda tawa yang selalu hadir disetiap hari-hariku, aku sangat bersyukur dan bangga mengenal kalian, semoga Allah selalu memberikan rahmat-Nya untuk keberhasilan kita. 15. Teman-teman seperjuangan angkatan 2009: Mulyati, Septia Agustina,

Mareta, Reni dan semua teman-teman PPKn regular dan mandiri yang tidak bisa disebutkan satu persatu terima kasih untuk kebersamaan dan keceriaan selama menjalankan perkuliahan, tetap semangat dan jangan menyerah perjuangan kita masih panjang, sukses selalu untuk kita.

16. Teman-teman seperjuangan PPL SMP 17.2 Merbau Mataram Tahun 2012 Iskadina, Tifanny, Rintar, Susi Susanti, Syaria, Ria, Miftah, Rianto, Soni,


(11)

Rico Septiawan terima kasih untuk kebersamaan dan keceriaan selama menjalankan PPL di SMP 17.2 Merbau Mataram tetap semangat, sukses selalu untuk kita.

17. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis dalam penyusunan skripsi ini.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata kesempurnaan.

Penulis berharap semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, April 2013 Penulis


(12)

PENGARUH KETERLIBATAN SISWA DALAM ORGANISASI EKSTRAKURIKULER TERHADAP BUDI PEKERTI

SISWA SMA NEGERI 15 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

(Skripsi)

Oleh

MELANIA FANDIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(13)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ...iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

SURAT PERNYATAAN ... v

RIWAYAT HIDUP ... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii

HALAMAN MOTTO ...viii

SANWACANA ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ...xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

I. PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 6

1.3Pembatasan Masalah ... 6

1.4Rumusan Masalah ... 6

1.5Tujuan Penelitian ... 7

1.6Kegunaan Penelitian ... 7

1.6.1 Kegunaan Teoritis ... 7

1.6.2 Kegunaan Praktis ... 7

1.7Ruang Lingkup Penelitian ... 8

1.7.1 Ruang lingkup Ilmu ... 8

1.7.2 Ruang Lingkup Subjek Penelitian ... 8

1.7.3 Ruang Lingkup Objek Penelitian ... 8

1.7.4 Ruang Lingkup Tempat ... 9

1.7.5 Ruang Lingkup Waktu ... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskrisi Teori ... 10

2.1.1 Pengertian Pengaruh ... 10

2.1.2 Pengertian Siswa ... 11


(14)

2.1.4 Tugas Siswa ... 13

2.1.5 Pengertian Organisasi Ekstrakurikuler ... 13

1. Pengertian Organisasi ... 13

2. Bentuk-Bentuk Organisasi ... 15

3. Ciri-Ciri Organisasi Sosial ... 15

4. Pengertian Partisipasi ... 17

5. Unsur-Unsur Partisipasi ... 18

6. Jenis-Jenis Partiipasi ... 19

7. Syarat-Syarat Tercapainya Partsipasi ... 19

8. Manfaat Partisipasi ... 20

9. Tingkatan Partisipasi ... 21

10.Hal-hal yang Mempengaruhi Partisipasi Siswa dalam Kegiatan Ekskul ... 22

11.Pengertian Ekstrakurikuler ... 23

12.Prinsip-Prinsip Ekstrakurikuler ... 24

13.Tujuan dan Ruang Lingkup Kegiatan Ekstrakurikuler ... 25

14. Langkah-Langkah Pelaksanaan Kegiatan Ekskul ... 26

15.Fungsi Kegiatan Ekstrakurikuler ... 27

16.Inti dari Kegiatan Ekstrakurikuler... 27

17.Pentingnya Kegiatan Ekstrakurikuler ... 28

18.Jenis-Jenis Kegiatan Ektrakurikuler ... 30

2.1.6 Pengertian Budi Pekerti ... 32

2.1.7 Tiga Pendekatan dalam Budi Pekerti ... 34

2.1.8 Bentuk Budi Pekerti yang Terwujud dalam Perilaku Siswa ... 35

2.1.9 Bentuk dari Perilaku yang Bertentangan dengan Nilai Budi Pekerti ... 36

2.2 Kerangka Pikir ... 39

III.METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ... 41

3.1.1. Langkah-langkah Penelitian ... 41

1. Persiapan Pengajuan Judul ... 41

2. Penelitian Pendahuluan ... 42

3. Pengajuan Rencana Penelitian ... 43

4. Penyusunan Alat Pengumpulan Data ... 43

3.2 Populasi dan Sampel ... 44

3.2.1 Populasi ... 44

3.2.2 Sampel ... 45

3.3 Teknik Sampling ... 46

3.4 Variabel Penelitian ... 46

3.5 Definisi Variabel ... 46

3.6 Definisi Konseptual Variabel ... 47

3.7 Definisi Operasional Variabel ... 48


(15)

3.9 Uji Validitas dan Uji Reabilitas ... 51

3.10Pelaksanaan Uji Coba Angket ... 53

3.10.1 Analisis Validitas Angket ... 53

3.10.2 Analisis Reabilitas Angket ... 53

3.11Teknik Analisis Data ... 58

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 61

4.1.1 Sejarah Singkat SMA Negeri 15 Bandar Lampung ... 61

4.1.2 Keadaan Sarana dan Prasarana ... 63

4.2 Deskripsi Data ... 64

4.2.1 Pengumpulan Data ... 64

4.2.2 Penyajian Data ... 64

4.2.3 Analisis Data ... 65

4.3 Pengujian dan Pembahasan ... 84

4.3.1 Pengujian Hubungan ... 84

4.3.2 Pembahasan ... 90

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 91

5.2 Saran ... 92 DAFTAR PUSTAKA


(16)

(17)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel

1.1 Catatan Kenakalan Siswa SMA Negeri 15

Bandar Lampung...3 3.1 Data Jumlah Sampel Berdasarkan Jumlah Siswa

di SMA Negeri 15 Bandar Lampung...46 3.2 Distribusi Skor Hasil Uji Coba Angket dari 10 Responden

Mengenai Pengaruh Keterlibatan Siswa dalam Ekskul (X)...54 3.3 Ditribusi Skor Hasil Uji Coba Angket dari 10 Responden

Mengenai Budi Pekerti Siswa (Y)...55 3.4 Tabel Kerja Antara Item Ganjil (X) dan Item Genap (Y)...55 4.1 Keadaan Sarana Prasarana SMA Negeri 15 Bandar Lampung...63 4.2 Distribusi Frekuensi Keterlibatan Siswa dalam Ekskul dalam

Bentuk Pikiran...66 4.3 Distribusi Frekuensi Keterlibatan Siswa dalam Ekskul dalam

Bentuk Tenaga...68 4.4 Distribusi Frekuensi Keterlibatan Siswa dalam Ekskul dalam

Bentuk Keterampilan...70 4.5 Distribusi Frekuensi Keterlibatan Siswa dalam Ekskul dalam

Bentuk Materi...72 4.6 Distribusi Frekuensi Pengaruh Keterlibatan Siswa Dalam

Organisasi Ekskul SMA Negeri 15 Bandar Lampung...74 4.7 Distribusi Frekuensi Mengenai Sikap Religius Siswa...76 4.8 Distribusi Frekuensi Mengenai Sikap Disiplin Siswa...77


(18)

4.9 Distribusi Frekuensi Mengenai Sikap Sopan Santun...79 4.10 Distribusi Frekuensi Mengenai Sikap Tanggung Jawab Siswa..81 4.11.Distribusi Frekuensi Mengenai Budi Pekerti Siswa SMA

Negeri 15 Bandar Lampung Tahun pelajaran 2012/2013...83 4.12. Daftar distribusi kontigensi Pengaruh Keterlibatan Siswa

Dalam Organisasi Ekstrakurikuler Terhadap Budi Pekerti Siswa SMA Negeri 15 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013...84 4.13. Daftar frekuensi antara pengaruh keterlibatan siswa dalam

organisasi ekstrakulikuler terhadap budi pekerti siswa SMA Negeri 15 Bandar Lampung Tahun Pelajaran


(19)

DAFTAR GAMBAR

Halaman


(20)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Keterangan Izin Penelitian 2. Surat Penelitian Pendahuluan

3. Surat Balasan Penelitian Pendahuluan 4. Surat Keterangan Penelitian

5. Surat Balasan Penelitian 6. Kisi-Kisi Angaket 7. Daftar Kuisioner Angket


(21)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan dikotaagung, Tanggamus, Lampung pada tanggal 31 Mei 1991, sebagai anak ketiga dari tiga bersaudara, putri dari Bapak alm. Haryanto dan Ibu Yuliana, S.Pd.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh adalah:

1. Sekolah Dasar Negeri 1 Pasar Madang diselesaikan pada tahun 2003

2. Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Kotaagung diselesaikan pada tahun 2006

3. Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kotaagung diselesaikan tahun 2009

Pada tahun 2009 penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN


(22)

Motto

...niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman

di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan

beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu

kerjakan

(Qs. Al Mujaadilah : 11)

If you want something you’ve never had, you must

be willing to do something you’ve never done


(23)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Budaya kekerasan dan kemerosotan akhlak yang menimpa anak-anak usia sekolah belakangan ini menjadi sorotan masyarakat, seperti yang baru beberapa bulan ini terjadi pada tanggal 24 September 2012 di Kebayoran baru Jakarta Selatan, terjadi tawuran antar pelajar SMA Negeri 6 dan SMA Negeri 70 bahkan sampai merenggut korban jiwa (www. jaringnews.com), tidak hanya itu pada tanggal 12 Desember 2012 di Situbondo Jatim terjaring beberapa pelajar yang sedang melakukan arisan PSK (Pekerja Seks Komersial) (www.surabaya.detik.com) . Hal ini salah satunya disebabkan karena kurangnya kegiatan positif yang dilakukan oleh siswa. Kegiatan positif ini dapat dijumpai dalam wadah komunitas, baik komunitas kecil maupun besar yang ada di lingkungan rumah maupun sekolah.

Sekolah adalah sebuah lembaga yang dirancang meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Di sekolah para siswa diajarkan tentang pengetahuan, akhlak mulia dan kepribadian sehingga


(24)

2

dapat dikatakan bahwa sekolah merupakan salah satu sarana dalam pembentukan karakter siswa.

Berdasarkan fungsi sekolah di atas maka sekolah sangat potensial untuk menjadi wadah kegiatan-kegiatan positif yang dapat dilakukan siswa yaitu sebagai wadah dalam pengekspresian diri, menumbuhkan minat dan bakat serta pembentukan karakter siswa, maka dikenalkanlah kegiatan ekstrakurikuler kepada siswa disamping proses belajar mengajar.

Ekstrakurikuler merupakan bentuk kegiatan yang dilakukan di luar jam tatap muka, dilaksanakan baik di sekolah maupun di luar sekolah. Dengan adanya kegiatan ekskul ini, sekolah menyediakan wadah bagi siswa untuk berkreasi, berinovasi, mengembangkan bakat, dan berprestasi. Beberapa jenis ekskul yang biasa dimiliki disetiap sekolah, seperti Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra), Pramuka, PMR (Palang Merah Remaja), KIR (Karya Ilmiah Remaja), Pecinta Alam, Rohis (Rohani Islam), Paduan Suara, Klub Bahasa, Band Musik, Drumband serta Olahraga di antaranya Bola basket, Voli, Futsal, Sepakbola, Bulutangkis, dan Bela diri, Selain itu, dengan adanya kegiatan ekskul ini dapat mengajarkan siswa dalam berorganisasi, sehingga ilmu yang mereka peroleh dapat digunakan dalam kehidupan bermasyarakat untuk bergaul dan bersosialisasi lebik baik lagi. Sehingga dapat terbentuk perilaku dan budi pekerti yang baik dalam diri siswa tersebut.


(25)

3

Budi pekerti merupakan bentuk perilaku mengenai baik buruk nya seseorang yang tercermin dari perbuatan, sikap, dan perasaan. Dengan demikian budi pekerti sangatlah penting diajarkan pada setiap anak agar setiap anak dapat membiasakan, berpkikir, bersikap dan berperasaan sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku baik di lingkungan keluarga, masyarakat, dan sekolah sehingga terbentuklah generasi-generasi muda yang memiliki budi pekerti yang baik.

Contoh-contoh perilaku buruk yang terjadi pada siswa yang telah dibahas di awal paragraf ternyata juga terjadi di daerah-daerah lain termasuk Bandar Lampung tetapi dalam bentuk kenakalan yang lain. Hal ini dapat dilihat dari data yang diambil di SMA 15 Bandar Lampung banyak siswa yang melakukan pelanggaran-pelanggaran baik itu norma agama, norma hukum, dan sopan santun.

Tabel 1.1 Catatan kenakalan siswa tanggal 10 Juli 2012 sampai dengan 14 November 2012 di SMA 15 Bandar Lampung

No Jenis Kenakalan Juli agustus september oktober november Jumlah siswa Non

ekskul

ekskul

1 Membolos 3 6 6 1 14 0

2 Merokok 1 3 5 2 11 0

3 Berkelahi 1 6 7 14 2

4 Mencuri 1 1 2

5 Menyimpan video/fotoporno

1 1 1 3 0

6 Tidak sopan pada guru dan


(26)

4

Sumber: Data BK SMA Negeri 15 Bandar Lampung

Menurut data tersebut dari 138 siswa yang melakukan pelanggaran sebanyak 53 siswa melakukan pelanggaran tidak masuk sekolah tanpa keterangan sedangkan sisanya menyebar kepelanggaran-pelanggaran lainnya, dan dari 138 siswa yang melakukan pelanggaran 35 siswa merupakan siswa yang mengikuti kegiatan ektrakurikuler. Pelanggaran yang banyak dilakukan adalah tidak masuk sekolah tanpa keterangan sebanyak 19 orang. Bentuk-bentuk pelanggaran yang ada di tabel menunjukan bentuk pelanggaran kedisiplinan, kesopanan, norma agama, tidak tanggung jawab, dan semua itu merupakan bentuk dari nilai-nilai budi pekerti yang harus dimiliki oleh seorang pelajar.

teman 7 Tidak

menggunakan seragam sesuai aturan

5 3 4 4

8 Membawa barang yang tidak

seharusnya ke sekolah

3 5 6 2

9 Mengganggu saat KBM

6 1 2 5 3

10 Tidak masuk sekolah tanpa keterangan

4 7 24 12 6 34 19

11 Lain-lain 1 5 6 2 9 5

Jumlah 14 7 60 41 21 103 35

Jumlah siswa kelas X 51

Jumlah siswa IPA 30

Jumlah siswa IPS 57


(27)

5

Ekstrakurikuler cukup berpengaruh bagi perkembangan budi pekerti yang dimiliki oleh siswa di SMAN 15 Bandar Lampung, ini dikemukakan oleh ibu Rosilawati sebagai guru PKn di SMAN 15 Bandar Lampung, beliau mengatakan bagi para pelajar di SMAN 15 Bandar Lampung sendiri perkembangan budi pekerti lebih banyak dialami oleh siswa-siswi yang berada di jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan sebagian besar siswa-siswi di jurusan IPA adalah siswa yang mengikuti kegiatan ekskul, terdapat 2 kelas jurusan IPA untuk kelas XI dan 3 kelas jurusan IPA untuk kelas XII jumlah siswa nya sebanyak 198 dan 55 siswa yang mengikuti ekskul dan dari 138 siswa yang melakukan pelanggaran 30 siswa dari jurusan IPA sedangkan untuk jurusan IPS terdapat 2 kelas jurusan IPS untuk kels XI dan 2 kelas jurusan IPS untuk kels XII jumlah siswa sebanyak 162 dan siswa yang mengikuti kegiatan ekskul sebanyak 29 dan yang melakukan pelanggaran 57.

Terdapat beberapa ekstrakurikuler di SMA 15 Bandar Lampung diantaranya adalah OSIS, ROHIS, Pramuka, Basket, Seni, PMR, Pecinta Alam, Daku, dan English Club. Ekstrakurikuler yang berpengaruh pada budi pekerti siswa diantara seluruh ekstrakurikuler tersebut adalah OSIS, ROHIS, PMR, English club dan DAKU. Daku sendiri merupakan suatu organisasi yang dimana siswa yang ikut dalam organisasi ini bekerja sama dengan lembaga kesehatan untuk memberikan penyuluhan tentang pentinganya kesehatan dan organisasi ini juga membahas tentang pergaulan dalam remaja. Hal disebabkan karena organisasi-organisasi tersebut memiliki kegiatan yang lebih bersifat sosial.


(28)

6

Sehingga dapat diketahui bahwa siswa yang mengikuti kegiatan ektrakurikuler lebih mampu menjaga perilaku. Hal ini menjadi motivasi bagi penulis untuk meneliti apakah ada pengaruh antara keterlibatan siswa dalam ektrakurikuler terhadap budi pekerti siswa. Apakah terlibatnya siswa dalam ekstrakurikuler dapat membantu dalam pembentukan budi pekerti siswa.

1.2 Identifikasi Masalah

1. Masih banyaknya siswa yang melanggar peraturan-peraturan sekolah. 2. Masih ada siswa yang kurang memiliki sikap menghargai dan sopan

santun baik dengan teman sebaya maupun dengan guru.

3. Siswa yang kurang memanfaatkan ekstrakurikuler sebagai kegiatan yang positif.

4. Masih banyak siswa yang belum terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler. 5. Belum maksimalnya pelaksanaan kegiatan dalam organisasi

esktrakurikuler.

1.3 Pembatasan Masalah

Masalah ini dibatasi pada budi pekerti dan keterlibatan siswa dalam kegiatan organisasi ekstrakurikuler.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah di atas maka masalah dalam penelitian ini adalah apakah


(29)

7

pengaruh keterlibatan siswa dalam kegiatan organisasi ektrakurikuler terhadap budi pekerti siswa SMA Negeri 15 Bandar Lampung tahun ajaran 2012/2013? .

1.5 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, menganalisis dan menguji pengaruh keterlibatan siswa dalam kegiatan organisasi ekstrakurikuler terhadap budi pekerti siswa SMA Negeri 15 Bandar Lampung tahun ajaran 2012/2013.

1.6 Kegunaan Penelitian

1.6.1 Kegunaan Teoritis

Secara teoritis penelitian ini berguna untuk menerapkan konsep teori, prinsip dan prosedur ilmu pendidikan khususnya pendidikan kewarganegaraan pada kajian nilai pancasila dan moral agar terbentuk budi pekerti yang baik dalam diri siswa sesuai dengan nilai dan norma baik yang berlaku disekolah maupun masyarakat.

1.6.2 Kegunaan Praktis

Secara praktis penelitian ini berguna bagi:

1. Siswa dapat membentuk kepribadian yang lebih baik sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku.


(30)

8

2. Guru dapat lebih mengoptimalkan dalam membantu siswa memiliki budi pekerti yang baik dan menyisipkan tentang budi pekerti disela-sela mengajar baik bagi semua mata pelajaran sehingga terciptalah siswa-siswa yang memiliki karakter yang dapat dibanggakan.

3. Sekolah sebagai salah satu wadah dalam memberikan sarana-sarana yang berguna bagi siswa sehingga terbentuk kepribadian yang baik dalam diri siswa melalui kegiatan ekstrakulikuler.

1.7 Ruang Lingkup Penelitian

1.7.1 Ruang Lingkup Ilmu

Ruang lingkup ilmu penelitian ini adalah ilmu pendidikan khususnya pendidikan kewarganegaraan pada kajian nilai pancasila dan moral.

1.7.2 Ruang Lingkup Subjek

Ruang lingkup subjek penelitian ini adalah siswa-siswi SMA 15 Bandar Lampung.

1.7.3 Ruang Lingkup Objek

Ruang linglup objek penelitian ini adalah keterlibatan siswa dalam ekstrakulikuler yang dapat mempengaruhi budi pekerti siswa.


(31)

9

1.7.4 Ruang Lingkup Wilayah

Penelitian ini dilaksanakan di SMA 15 Bandar Lampung.

1.7.5 Ruang Lingkup Waktu

Penelitian ini dilaksanakan sejak dikeluarkannya surat izin penelitian pendahuluan sampai dengan selesai.


(32)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Teori

2.1.1 Pengertian Pengaruh

Menurut kamus besar bahasa indonesia pengaruh adalah" daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang”.

Menurut Badudu dan Zain (1994:87), pengaruh adalah͇ daya yang menyebabkan sesuatu yang terjadi; sesuatu yang dapat membentuk atau mengubah sesuatu yang lain; dan tunduk atau mengikuti karena kuasa atau kekuatan orang lain͇.

Menurut Robert Dahl dalam Sastra Harefa (1998:38) , pengaruh adalah ͆A mempunyai pengaruh atas B sejauh ia dapat menyebabkan B untuk berbuat sesuatu yang sebenarnya tidak akan B lakukan”.


(33)

11

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengaruh adalah" suatu daya yang timbul dari seseorang atau benda yang dapat menyebabkan sesuatu terjadi dan dapat membentuk dan mengubah seseorang untuk tunduk mengikuti karena kuasa atau pengaruh orang yang memiliki kekuasaan tersebut".

2.1.2 Pengertian Siswa

Suharsimi (1996:11) mengungkapkan bahwa siswa adalah" siapa saja yang terdaftar sebagai objek didik disuatu lembaga".

Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2005:51) siswa adalah" setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok

orang yang menjalankan kegiatan pendidikan”.

Menurut B. Suryosubroto (2002:6) siswa atau peserta didik adalah” mereka yang secara khusus diserahkan oleh kedua orang tuanya untuk mengikuti pembelajaran yang diselenggarakan di sekolah, dengan tujuan untuk menjadi manusia yang berilmu pengetahuan, berketerampilan, berpengalaman, berkepribadian, berakhlak mulia, dan mandiri”.

Menurut pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa siswa adalah" orang yang datang ke suatu lembaga pendidikan untuk memperoleh atau pempelajari dan menjalankan kegiatan


(34)

12

Murid atau anak didik adalah salah satu komponen manusiawi yang menempati posisi sentral dalam proses belajar-mengajar. Di dalam proses belajar-mengajar, murid sebagai pihak yang ingin meraih cita-cita, memiliki tujuan dan kemudian ingin mencapainya secara optimal. Murid akan menjadi faktor penentu, sehingga dapat mempengaruhi segala sesuatu yang diperlukan untuk mencapai tujuan belajarnya.

Murid atau anak adalah pribadi yang “unik” yang mempunyai

potensi dan mengalami proses berkembang. Dalam proses berkembang itu anak atau murid membutuhkan bantuan yang sifat dan coraknya tidak ditentukan oleh guru tetapi oleh anak itu sendiri, dalam suatu kehidupan bersama dengan individu-individu yang lain.

2.1.3 Hak dan Kewajiban Siswa

Hak siswa menurut Suharsimi Arikunto (1996:15) adalah:

1. Menerima pelajaran.

2. Mengikuti kegiatan yang ada di sekolah. 3. Menggunakan semua fasilitas yang ada. 4. Memperoleh bimbingan.

Kewajiban siswa menurut Suharsimi Arikunto (1996:16) 1. Hadir pada waktunya.

2. Mengikuti pelajaran di sekolah.

3. Mengikuti ulangan (ujian) atau kegiatan-kegiatan lain yang ditentukan oleh sekolah.


(35)

13

4. Mentaati tata tertib dan peraturan yang berlaku dan sebagainya.

2.1.4 Tugas siswa

Menurut Shafiqe Ali Khan dalam Suharsimi Arikunto (1996:18)” selain guru, muridpun mempunyai tugas untuk menjaga hubungan baik dengan guru maupun dengan sesama temannya dan untuk senantiasa meningkatkan keefektifan belajar bagi kepentingan dirinya sendiri”. Adapun tugas tersebut ditinjau dari berbagai aspek yaitu aspek yang berhubungan dengan belajar, aspek yang berhubungan dengan bimbingan, dan aspek yang berhubungan dengan administrasi.

Siswa di sekolah tidak hanya belajar namun juga mengembangkan potensi mereka baik dibidang akademik dan non akademik seperti dalam kegiatan ekstrakurikuler, sehingga siswa dapat mengetahui dan mengasah bakat yang mereka miliki.

2.1.5 Pengertian Organisasi Ekstrakurikuler

1. Pengertian Organisasi

Gerry Dessler dalam Suharsimi Arikunto, (1993:12)

mengungkapkan bahwa organisasi yaitu,” unit-unit sosial yang bertujuan, terdiri dari kelompok orang-orang yang mengemban


(36)

14

berbagai tugas dan dikoordinasikan untuk memiliki kontribusi

dalam mencapai tujuan organisasi”.

Menurut Suharsimi dalam D.Ratna Wilis, (1996:56) organisasi

adalah, “ suatu sistem kerja sama antara dua orang atau lebih

secara sadar dimaksudkan untuk mencapai tujuan bersama”. Menurut Chester L. Bernard dalam Stephen P.Robbins, (1994:4) mengemukakan bahwa" organisasi adalah sistem kerja sama antara dua orang atau lebih yang sama-sama

memiliki visi dan misi yang sama”.

Menurut Hermaya dalam D.Ratna Wilis, (1996:57) menjelaskan bahwa organisasi" adalah tempat atau wahana proses kegiatan kumpulan orang-orang yang bekerja sama mempunyai fungsi dan wewenang untuk mengerjakan usaha

mencapai tujuan yang telah ditetapkan”.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

organisasi adalah “ suatu sistem sosial yang terdiri dari orang -orang atau kelompok yang bekerja sama untuk mencapai

tujuan bersama dalam organisasi tersebut”.

Ilmu-ilmu sosial, organisasi dipelajari oleh periset dari berbagai bidang ilmu, terutama sosiologi, ekonomi, ilmu politik, psikologi, dan manajemen. Kajian mengenai organisasi


(37)

15

sering disebut studi organisasi , perilaku organisasi , atau analisis organisasi.

2. Bentuk-Bentuk Organisasi

Menurut Chester L. Bernard dalam Stephen P.Robbins, (1994:6) ada beberapa bentuk-bentuk organisasi diantaranya adalah:

1. Organisasi politik 2. Organisasi sosial 3. Organisasi mahasiswa 4. Organisasi olahraga 5. Organisasi sekolah 6. Organisasi negara

3. Ciri-ciri Organisasi Sosial

menurut Berelson dan Steiner dalam WS. Winkel (1997:75) sebuah organisasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Formalitas, merupakan ciri organisasi sosial yang menunjuk kepada adanya perumusan tertulis daripada peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan, prosedur, kebijaksanaan, tujuan, strategi, dan seterusnya.

2. Hirarki, merupakan ciri organisasi yang menunjuk pada adanya suatu pola kekuasaan dan wewenang yang berbentuk piramida, artinya ada orang-orang tertentu yang memiliki kedudukan dan kekuasaan serta wewenang yang lebih tinggi daripada anggota biasa pada organisasi tersebut.

3. Besarnya dan Kompleksnya, dalam hal ini pada umumnya organisasi sosial memiliki banyak anggota sehingga hubungan sosial antar anggota adalah tidak langsung (impersonal), gejala ini biasanya dikenal


(38)

16

4. Lamanya (duration), menunjuk pada diri bahwa eksistensi suatu organisasi lebih lama daripada keanggotaan orang-orang dalam organisasi itu.

Organisasi dapat dilihat dari sistem kerjasama untuk mencapai tujuannya. Dalam hal ini dalam garis besarnya organisasi dapat dikelompokan menjadi empat kategori:

1. Yang berhubungan dengan aspek lingkungan fisik, yakni faktor geografis, faktor sarana dan prasarana yang digunakan oleh organisasi.

2. Yang berhubungan dengan aspek sosial, yakni suku, kelompok usia, kepentingan dan sebagainya.

3. Yang berhubungan dengan aspek individu, dan 4. Yang berhubungan dengan variabel-variabel lain.

Tinjauan mengenai aspek sosial, individu maupun variabel lain

didasarkan atas definisi bahwa “ organisasi adalah suatu sistem

kerjasama antara dua orang atau lebih yang secara sadar

dimaksudkan untuk mencapai tujuan bersama”. Dengan pengertian ini maka yang dapat dikategorikan sebagai organisasi adalah suatu bentuk yang memenuhi karakteristik sebagai berikut:

1. Adanya tinjauan yang ingin dicapai secara bersama. 2. Individu yang terikat dalam organisasi tersebut

memiliki kemauan dan kemampuan untuk saling bekerjasama.

3. Terjadi komunikasi antara individu yang terikat dalam kerjasama.


(39)

17

4. Pengertian Partisipasi

Berorganisasi bisa membuat individu dapat berinteraksi dengan semua struktur yang terkait baik itu secara langsung maupun secara tidak langsung kepada organisasi yang mereka pilih. Agar dapat berinteraksi secara efektif setiap individu bisa berpartisipasi pada organisasi yang bersangkutan.

Partisipasi berasal dari bahasa inggris yaitu” partisipation” yang berarti pengambilan bagian atau pengikutsertaan (John F. Echols, dalam B. Suryosubroto, 2002: 279).

Pada dasarnya partisipasi didefinisikan sebagai keterlibatan mental atau pikiran dan emosi atau perasaan seseorang di dalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan.

Pengertian partisipasi menurut Moelyarto Tjokrowinoto dalam B. Suryosubroto,(2002:279) adalah” penyertaan mental dan emosi seseorang di dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk mengembangkan daya pikir dan perasaan mereka bagi tercapainya tujuan-tujuan, bersama bertanggung


(40)

18

Menurut Keith Davis ( 1985:185) partisipasi dimaksudkan sebagai” keterlibatan mental dan emosi seseorang kepada pencapaian tujuan dan ikut bertanggung jawab di dalamnya”. Menurut Ensliklopedi pendidikan yang dikutip oleh B. Suryosubroto (2002:279) partisipasi adalah” suatu gejala demokratis dimana orang diikutsertakan dalam perencanaan serta pelaksanaan dan juga ikut memikul tanggung jawab sesuai dengan tingkat kematangan dan tingkat kewajibannya. Partisipasi itu menjadi lebih baik dalam bidang-bidang fisik

maupun bidang mental serta penentuan kebijaksanaan”.

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa partsipasi adalah keterlibatan mental, emosi, serta fisik anggota dalam memberikan inisiatif terhadap kegiatan-kegiatan yang dilancarkan oleh organisasi serta mendukung pencapaian tujuan dan bertanggung jawab atas keterlibatannya”.

5. Unsur-Unsur Partisipasi

Menurut B. Suryosubroto (2002:280) partisipasi terdapat unsur-unsur sebagai berikut:

a. Keterlibatan anggota dalam segala kegiatan yang dilaksanakan oleh organisasi.


(41)

19

b. Kemauan anggota untuk berinisiatif dan berkreasi dalam kegiatan-kegiatan yang dilancarkan oleh organisasi.

Sifat dari partisipasi sebagai berikut:

1. Adanya kesadaran dari para anggota kelompok 2. Tidak adanya unsur paksaan

3. Anggota merasa ikut memiliki.

6. Jenis-jenis Partisipasi

Menurut B. Suryosubroto (2002:281) juga mengemukakan jenis-jenis partisipasi, yaitu sebagai berikut:

a. Pikiran b. Tenaga c. Keahlian d. Materi.

Partisipasi siswa dalam kegiatan ekstrakrikuler sangat penting bagi pengembangan program ekstrakurikuler yang dibuat oleh sekolah. Kepala sekolah sebagai administrator sekolah agar dapat menilai secara periodik tentang kemanfaatan program bagi siswa serta perubahan dan perbaikan program kegiatan murid tersebut.

7. Syarat-Syarat Tercapainya Partisipasi

Syarat-syarat sebagai kondisi tercapainya partisipasi menurut Pariata Westra dalam B. Suryosubroto,(2002:280) sebagai berikut:


(42)

20

1. Tersedianya waktu yang cukup untuk mengadakan partisipasi.

2. Pembiayaan hendaknya tidak melebihi nilai-nilai hasil yang diperoleh.

3. Pelaksanaan pertisipasi haruslah memandang pentingnya serta urgen terhadap kelompok kerja.

4. Peserta partisipasi haruslah mempunyai kemampuan-kemampuan tertentu agar efektif untuk dipartisipasikan. 5. Pelaku partisipasi haruslah berhubungan agar saling

tukar ide.

6. Tidak ada pihak-pihak yang merasa terancam dengan adanya partsipasi.

7. Partisipasi agar efektif jika didasari atas asas-asas adanya kebebasan kerja.

8. Manfaat Partisipasi

Keith Davis dalam Suryosubroto,(2002:281) mengemukakan manfaat prinsipil dari partisipasi yaitu:

1. Lebih memungkinkan diperolehnya keputusan yang benar.

2. Dapat digunakan kemampuan berpikir kreatif dari pada anggotanya.

3. Dapat mengendalikan nilai-nilai martabat manusia, motivasi serta membangun kepentingan bersama. 4. Lebih mendorong orang untuk bertanggung jawab. 5. Lebih memungkinkan untuk mengikuti

perubahan-perubahan.

Heidjrachman Ranupandojo (1989:74) mengemukakan bahwa dengan dijalankannya partisipasi akan bisa diperoleh beberapa manfaat seperti bisa dibuatnya keputusan yang lebih baik (karena banyaknya sumbangan pikiran), adanya penerimaan yang lebih besar terhadap perintah yang diberikan dan adanya perasaan diperlukan.


(43)

21

9. Tingkatan Partisipasi

Menurut Pariata Westra dalam B. Suyosubroto.(2002:283) tingkatan partsipasi dapat dibagi menjadi tiga yaitu:

1. Tingkatan pengertian timbal balik artinya mengarahkan anggota agar mengerti akan fungsinya masing-masing dan sikap yang seharusnya satu sama yang lain.

2. Tingkatan pemberian nasihat artinya individu-individu disini saling membantu untuk pembuatan keputusan terhadap persoalan-persoalan yang sedang dihadapi sehingga saling tukar menukar ide-ide mereka satu persatu.

3. Tingkatan kewenangan artinya menempatkan posisi anggotanya pada keadaan mereka, sehingga dapat mengambil keputusan pada persoalan yang mereka hadapi.

Partisipasi secara penuh hanya mungkin terjadi apabila terdapat iklim yang memungkinkan ke arah itu, walaupun dari pihak pengikut telah ada kesadaran untuk mengembangkan pikiran maupun fisiknya, namun tidak mungkin terwujud, tanpa tersedianya peluang untuk itu.


(44)

22

10. Hal-hal yang Mempengaruhi Tumbuhnya Partisipasi Siswa dalam Kegiatan Ekstrakurikuler.

Banyak faktor yang mempengaruhi tumbuhnya partisipasi anggota suatu kelompok atau organisasi. Dikemukakan oleh Noeng Moehajir dalam B. Suryosubroto,(2002:284), bahwa tumbuhnya partsipasi dapat dilihat dari derajat partisipasinya yaitu:

1. Partisipasi tanpa mengenal objek partisipasi yang berpartisipasi karena diperintahkan untuk ikut.

2. Berpartisipasi karena yang bersangkutan telah mengenal ide baru tersebut, ada daya tarik dari objek dan ada minat dari subjek.

3. Berpartisipasi karena yang bersangkutan telah meyakini bahwa ide tersebut memang baik.

4. Berpartisipasi karena yang bersangkutan telah melihat lebih detail tentang alternatif pelaksanaan dan penerapan ide tersebut.

5. Berpartisipasi karena yang bersangkutan langsung memanfaatkan ide dan usaha pembangunan tersebut untuk dirinya, keluarganya dan masyarakat.

Menurut Amital Atzioni dalam B.Suryosubroto, (2002: 285), hal yang mempengaruhi partisipasi siswa dalam ekstrakurikuler sebagai berikut:

Peran serta dengan kata lain adalah orientasi penilaian kolektif daripada anggota sebagai suatu unsur mutlak organisasi dalam mencapai tujuannya. Seseorang anggota organisasi akan berperan serta dalam suatu organisasi tergantung pada penilaian kolektifnya pada situasi dan segala apa pertimbangannya dari kegiatan organisasi itu. Demikian pula peran serta anggota akan menilai pertimbangan yang menarik partisipasi anggota.


(45)

23

Dapat disimpulkan bahwa partisipai dalam suatu organisasi dipengaruhi oleh:

1. Adanya daya tarik dari objek yang bersangkutan. 2. Karena diperintahkan untuk berpartisipasi.

3. Adanya manfaat bagi dirinya.

11. Pengertian Ekstrakurikuler

Dewa Ketut Sukardi (1990:98) mengungkapkan bahwa ekstrakurikuler yaitu, “ bentuk kegiatan yang dilakukan di luar jam tatap muka, dilaksanakan baik di sekolah maupun di luar

sekolah”.

Menurut Suharsimi Arikunto (1990:57), kegiatan ekstrakurikuler adalah “ kegiatan tambahan, di luar struktur program yang pada umum nya merupakan kegiatan tambahan”.

Menurut Direktorat Pendidikan Menengah kejuruan yang dikutip oleh B. Suryosubroto (2002:271) ekstrakurikuler

adalah “kegiatan yang dilakukan di luar jam mata pelajaran tatap muka, dilaksanakan di sekolah atau di luar sekolah agar lebih memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran


(46)

24

Menurut B. Suryosubroto (2002:270) kegiatan esktrakurikuler

adalah “ kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berwenang di sekolah.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ekstrakurikuler merupakan suatu kegiatan di luar mata pelajaran baik di sekolah maupun di luar sekolah dalam membantu peserta didik mengembangkan potensi, bakat dan minat mereka melalui kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak sekolah sehingga terbentuklah potensi atau bakat yang dimiliki oleh setiap peserta didik.

12. Prinsip-Prinsip Ekstrakurikuler

Berpedoman kepada tujuan dan maksud kegiatan ekstrakurikuler di sekolah dapat ditetapkan prinsip-prinsip program ekstrakurikuler. Menurut Oteng Sutisna (1985:58), prinsip program esktarkurikuler adalah:

1. Semua murid, guru dan personel administrasi hendaknya ikut serta dalam usaha meningkatkan program.


(47)

25

3. Pembatasan-pembatasan untuk partisipasi hendaknya dihindarkan.

4. Prosesnya adalah lebih penting daripada hasil.

5. Program hendaknya cukup komprehensif dan seimbang dapat memenuhi kebutuhan dan minat semua siswa.

6. Program hendaknya memperhitungkan kebutuhan khusus sekolah.

7. Program harus dinilai berdasarkan sumbangannya kepada nilai-nilai pendidikan di sekolah dan efisiensi pelaksanaanya.

8. Kegiatan ini hendaknya menyediakan sumber-sumber motivasi yang kaya bagi pengajaran kelas, sebaliknya pengajaran kelas hendaknya juga menyediakan sumber motivasi yang kaya bagi kegiatan murid.

9. Kegiatan ekstrakurikuler ini hendaknya dipandang sebagai integral dari keseluruhan program pendidikan disekolah, tidak sekedar tambahan atau sebagai kegaiatan yang berdiri sendiri.

Membina dan mengembangkan program ekstrakurikuler hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut (Depdikbud: 1987:7):

1. Materi kegiatan yang dapat memberikan pengayaan bagi siswa.

2. Sejauh mana mungkin tidak terlalu membebani siswa. 3. Manfaatkan potensi alam lingkungan.

4. Memanfaatkan kegiatan-kegiatan industri dan usaha.

13. Tujuan dan Ruang Lingkup Kegiatan Ekstrakurikuler Kegiatan esktrakurikuler yang merupakan seperangkat pengalaman belajar memiliki nilai-nilai manfaat bagi pembentukan kepribadian siswa. Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah menurut B. Suryosubroto (2002:272) adalah:


(48)

26

1. Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat meningkatkan kemampuan siswa beraspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

2. Mengembangkan bakat dan minat siswa dalam upaya pembinaan pribadi manusia seutuhnya yang positif. 3. Dapat mengetahui, mengenal serta membedakan

antara hubungan satu pelajaran dengan mata pelajaran lainnya.

Lebih lanjut Suryosubroto menegaskan bahwa ruang lingkup kegiatan ekstrakurikuler harus berpangkal pada kegaiatan yang dapat menunjang serta dapat mendukung program ekstrakurikuler dan program kokuliluler.

Jadi ruang lingkup kegiatan ekstrakulikuler adalah berupa kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang dan dapat mendukung program intrakulikuler yaitu mengembangkan pengetahuan dan kemampuan penalaran siswa, keterampilan melalui hobi dan minatnya serta pengembangan sikap yang ada pada program intrakulikuler dan program kokulikuler.

14. Langkah-langkah Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler

Langkah-langkah pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler adalah (Depdikbud, 1987: 58):

1. Kegiatan ekstrakurikuler yang diberikan kepada siswa secara perorangan atau sekelompok yang ditetapkan oleh sekolah berdasarkan minat siswa, tersedianya fasilitas yang diperlukan serta adanya guru atau petugas untuk itu bilamana kegiatan tersebut memerlukan.


(49)

27

2. Kegiatan-kegiatan yang direncanakan untuk diberikan kepada siswa hendaknya diperhatikan keselamatanya dan kemampuan siswa serta kondisi sosial budaya setempat.

Salah satu ciri yang membedakan kegiatan ekstrakurikuler dengan kegaiatan OSIS adalah dalam hal penilaian. Apabila suatu kegiatan di sekolah dinyatakan sebagai kegiatan tersebut berhak atas kegiatan ekstrakurikuler maka peserta kegiatan tersebut berhak atas nilai B, C, D yang dinyatakan dalam rapor. Sedangkan peserta OSIS tidak memperoleh nilai itu.

15. Fungsi Kegiatan Ekstrakurikuler

a. Pengembangan,yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai dengan potensi, bakat dan minat mereka.

b. Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik

c. Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan suasana rileks, mengembirakan dan menyenangkan bagi peserta didik yang menunjang proses perkembangan.

d. Persiapan karir, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kesiapan karir peserta didik.

16. Inti dari Kegiatan Ekstrakurikuler

Pengembangan kepribadian peserta didik merupakan inti dari pengembangan kegiatan ekstrakurikuler. Karena itu, profil kepribadian yang matang merupakan tujuan utama kegiatan


(50)

28

ekstrakurikuler. Pengembangan kepribadian yang matang dalam konteks pengembangan kegiatan ekstrakurikuler tentunya dalam tahap-tahap kemampuan peserta didik . Mereka dituntut untuk memiliki kematangan dan keutuhan dalam lingkup dunia hunian mereka sebagai anak yang tengah belajar. Mereka mampu mengembangkan bakat dan minat, menghargai orang lain, bersikap kritis, terhadap suatu kesenjangan, berani mencoba hal-hal positif yang menantang, peduli terhadap lingkungan, sampai pada melakukan kegiatan-kegiatan intelektual dan ritual keagamaan. Dalam konteks Pendidikan Nasional, semua cara, kondisi, dan peristiwa dalam kegiatan ekstrakurikuler sebaiknya diarahkan pada kesadaran nilai-nilai universal agama sekaligus pada upaya pemeliharaan beragam. Karena itu, pada beberapa sekolah, program ekstrakurikuler dikembangkan secara integral baik dalam pengalaman fisik maupun dalam pengalaman psikis. Model-model pengembangan kegiatan ekstrakurikuler hendaknya selalu diarahkan secara integral untuk mencapai tahapan-tahapan perkembangan kepribadian peserta didik yang matang.

17. Pentingnya Kegiatan Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler itu penting dapat diartikulasikan kedalam 3 lingkup pendidikan nilai Menurut Taylor dalam Dewa Ketut Sukardi, (1990:105), yaitu :


(51)

29

1. Pendidikan nilai adalah cara terencana yang melibatkan sejumlah pertimbangan nilai-nilai edukatif, baik yang tercakup dalam manajemen pendidikan maupun dalam kurikulum pendidikan. Dari hal yang paling luas sampai yang paling sempit. Cara dapat diwakili oleh pencapaian visi dan misi untuk pengembangan nilai, moral, etika, dan estetika sebagai keseluruhan dimensi pendidikan sampai pada tindakan guru dalam melakukan penyadaran nilai-nilai pada peserta didik. 2. Pendidikan nilai adalah situasi yang berpengaruh

tehadap pekembangan pengalaman dan kesadaran nilai pada peserta didik. Situasi dapat berupa suasana yang nyaman, harmonis, teratur, akrab dan tenang. Sebaliknya, situasi dapat berupa suasana yang kurang mendukung bagi perkembangan peserta didik, misalnya suasana bermusuhan, semrawut, acuh tak acuh, dsb. Semua situasi pendidian tersebut berpengaruh terhadap pengembangan kesadaran moral siswa, karena hal itu melibatkan pertimbangan-pertimbangan psikologis seperti persepsi, sikap, kesadaran dan keyakinan mereka.

3. Pendidikan nilai adalah peristiwa seketika yang dialami peserta didik. Artinya pendidikan nilai berlangsung melaui sejumlah kejadian yang tidak terduga, seketika, sukarela, dan spontanitas. Semua tidak direncanakan sebelumnya, tidak dikondisikan secara sengaja dan dapat terjadi kapan saja. Penggalan-penggalan peristiwa seperti itu merupakan hidden curriculum yang dalam kasus pengalaman tertentu dapat berupa suatu kejadian kritis yang mampu mengubah tatanan nilai dan perilaku seseorang (peserta didik).

Tiga lingkup pendidikan nilai yang diuraikan di atas memberikan gambaran bahwa proses belajar nilai pada peserta didik melibatkan semua cara, kondisi, dan peristiwa pendidikan. Karena itu, peserta didik membutuhkan keterlibatan langsung di luar jam tatap muka di kelas atau sering disebut dengan kegiatan ekstrakurikuler.


(52)

30

18. Jenis-Jenis Eksrakurikuler

Menurut Amier Daien dalam B. Suryosubroto, (2002: 273) kegiatan ekstrakurikuler dibagi menjadi dua jenis, yaitu bersifat rutin dan bersifat periodik. Kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat rutin adalah bentuk kegiatan yang dilaksanakan secara terus menerus, seperti latihan bola voly, latihan sepak bola dan sebagainya, sedangkan kegiatan ekstrakulikuler yang bersifat periodik adalah bentuk kegiatan yang dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu saja, seperti lintas alam, kemping, pertandingan sepak bola dan sebagainya.

Macam dan jenis kegiatan esktrakurikuler yang dilaksanakan di sekolah-sekolah dewasa ini. Mungkin tidak ada yang sama dalam jenis maupun pengembangannya. Beberapa macam kegiatan ekstrakurikuler menurut Oteng Sutisna (1985: 56) antara lain:

a. Organisasi murid seluruh sekolah.

b. Organisasi kelas dan organisasi tingkat-tingkat kelas. c. Kesenian; tari-tarian, band, karawitan, vokal group. d. Klub-klub hoby: fotografi, jurnalisitk.

e. Pidato dan drama.

f. Klub-klub yang berpusat pada mata pelajaran (klub IPA, klub IPS, dan seterusnya).

g. Publikasi sekolah (koran sekolah, buku tahunan sekolah, dan sebagainya).

h. Atletik dan olahraga.

i. Organisasi-oraganisasi yang disponsori secara kerjasama (pramuka dan sebagainya).

Lebih lanjut dikemukakan oleh Oteng Sutisna bahwa banyak klub organisasi yang bersifat ekstrakurikuler tetapi langsung


(53)

31

berkaitan dengan mata pelajaran di kelas. Beberapa diantaranya adalah seni musik/ karawitan, drama, olahraga, publikasi dan klub-klub yang berpusat pada mata pelajaran. Klub-klub ini biasanya mempunyai seseorang penasehat seorang guru yang langsung bertanggung jawab tentang mata pelajaran serupa. Ada klub-klub ekstrakurikuler yang tidak berhubungan langsung dengan mata pelajaran seperti klub-klub piknik, pramuka dan lain-lain. Biasanya semua klub dan organisasi itu mempunyai penasehat dan program kegiatan yang disetujui oleh kepala sekolah.

Menurut Hadarwi Nawaai (1985:177) jenis-jenis kegiatan ekstrakurikuler yaitu:

1. Pramuka sekolah. 2. Olahraga dan kesenian.

3. Kebersiahan dan keamanan sekolah.

4. Tabungan pelajar dan pramuka (Tapelpram). 5. Majalah sekolah.

6. Warung/ kantin sekolah. 7. Usaha kesehatan sekolah.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis kegiatan ekstrakurikuler dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

1. Kegiatan ekstrakurikuler yang berkelanjutan, yaitu jenis kegiatan yang dilaksanakan secara terus menerus selama satu periode tertentu. Untuk menyelesaikan


(54)

32

satu program kegiatan ekstrakurikuler ini biasanya diperlukan waktu yang lama.

2. Kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat periodik atau sesaat, yaitu kegiatan ekstakurikuler yang dilaksanakan waktu-waktu tertentu saja.

Dapat simpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler sebagai organisasi siswa disekolah agar dapat melibatkan semua siswa di sekolah, harus menyelengarakan jenis kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan memiliki kemanfaatan bagi dirinya sebagai sarana pendewasaan diri dan penyaluran bakat-bakat potensial mereka, disamping kepala sekolah harus memerintahkan siswa untuk mengikuti kegiatan ekstrakulikuler yang diselenggarakan oleh sekolah yang betujuan mengembangkan program kegiatan ekstrakurikuler sekolah.

2.1.6 Pengertian Budi Pekerti

Menurut Edi Sedyawati (2007:25) pengertian budi pekerti adalah,” sebagai moralitas yang mengandung pengertian adat istiadat, sopan

santun, sikap dan perilaku”.

Menurut Nurul Zuriah (2007:17) pengertian budi pekerti mengacu

pada “pengertian bahasa inggris, yang diterjemahkan sebagai


(55)

33

adat istiadat, sopan santun, dan perilaku. Namun pengertian budi

pekerti secara hakiki adalah perilaku”.

Menurut Thalib dalam Enggus Subarman, (1996: 65), “ Budi pekerti berisi dua unsur, yakni perilaku dan sifat. Perilaku mencangkup tampilan lahiriah seperti religius, sopan santun, tata krama, bertanggung jawab, dan taat peraturan, dan sifat meliputi isi batin maupun isi hati. Seseorang akan berperilaku terpuji apabila batin atau hatinya bersih dan mulia”.

Menurut draf kurikulum yang dikutip oleh Nurul Zuriah (2007:17)” budi pekerti berisi nilai-nilai perilaku manusia yang akan diukur menurut kebaikan dan keburukannya melalui norma agama, norma hukum, tata krama, sopan santun, norma budaya dan

adat istiadat masyarakat”.

Berdasarkan pengertian di atas dapat dikatakan bahwa budi pekerti merupakan bentuk perilaku mengenai baik buruk nya seseorang yang tercermin dari perbuatan, sikap, dan perasaan. Dengan demikian budi pekerti sangatlah penting diajarkan pada setiap anak agar setiap anak dapat membiasakan, berpkikir, bersikap dan berperasaan sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku baik di lingkungan keluarga, masyarakat, dan sekolah sehingga terbentuklah generasi-generasi muda yang memiliki budi pekerti yang baik.


(56)

34

2.1.7 Tiga Pendekatan dalam Budi Pekerti

Menurut Zuriah Nurul (2007:18) terdapat tiga pendekatan dalam budi pekerti, yaitu:

1. Pendekatan Etika ( filsafat moral)

Budi pekerti adalah watak atau tabiat khusus seseorang untuk berbuat dan menghargai pihak lain tercermin dalam perilaku dan kehidupannya. Sedangkan watak itu merupakan keseluruhan dorongan, sikap, keputusan, kebiasaan, dan nilai moral seseorang yang baik, yang dicakup dalam satu istilah sebagai kebajikan.

2. Pendekatan Psikologi

Budi pekerti mengandung watak moral yang baku dan melibatkan keputusan berdasarkan nilai-nilai hidup. Watak seseorang dapat dilihat pada perilakunya yang diatur oleh usaha dan kehendak berdasarkan hati nurani sebagai pengendalian bagi penyesuaian diri dalam hidup bermasyarakat.

3. Pendekatan Pendidikan

Pendidikan budi pekerti merupakan program pengajaran di sekolah yang bertujuan mengembangkan watak atau tabiat siswa dengan cara menghayati nilai-nilai keyakinan


(57)

35

masyarakat sebagai kekuatan moral dalam hidupnya melalui kejujuran, dapat dipercaya, disiplin, dan kerjasama

2.1.8 Bentuk Budi Pekerti yang Terwujud dalam Perilaku Siswa

Menurut Jamal Ma’mur Asmani (2011:36) bentuk budi pekerti

yang terwujud dalam perilaku siswa, yaitu: b. Jujur

Jujur atau kejujuran merupakan perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan diri sebagai orang yang selalu dapat dipercaya. Hal ini diwujudkan dalam hal perkataan, tindakan, dan pekerjaan, baik terhadap diri sendiri maupun pada pihak lain.

c. Disiplin

Tindakan yang menunjukan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.

d. Religius

Pikiran, tindakan dan perkataan seseorang yang diupayakan selalu berdasarkan pada nilai-nilai keTuhanan dan atau ajaran agama.

e. Santun

Santun merupakan sifat yang halus dan baik dari sudut pandang tata bahasa maupun tata perilakunya kepada semua orang.


(58)

36

f. Bertanggung jawab

Ini merupakan sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, sebagaimana yang seharusnya ia lakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

2.1.9 Bentuk Dari Perilaku yang Bertentangan Dengan Nilai Budi Pekerti

a. Perilaku Menyimpang

Kehidupan saat ini banyak sekali anak berperilaku bertentangan dengan nilai-nilai agama, budaya, bermasayarakat, berbangsa dan bernegara. Hal ini dikarenakan merosotnya keimanan dan nilai budi pekerti. banyak sekali permasalahan-permasalahan yang dilakukan oleh anak seperti memakai narkoba, mencuri, dan perbuatan yang jauh dari nilai agama.

Menurut Sarlito. W.S (1988:196), perilaku menyimpang

adalah “keseluruhan atau tingkah laku yang menyimpang dari

ketentuan yang berlaku dalam masyarakat yaitu melanggar norma agama, etika, peraturan sekolah, keluarga dan


(59)

37

Menurut Andi Marppiare dalam Fuad Amsyori, (1982:191), perilaku menyimpang adalah:

Tingkah laku yang ditimbulkan oleh adanya rasa tidak enak, rasa tertekan dalam taraf yang kuat sebagai akibat dorongan-dorongan yang saling bertentangan dalam diri seseorang yang secara kuat akan melakukan tindakan-tindakan agresif yang berlebihan dan menurut masyarakat tingkah laku tersebut merupakan tingkah laku sosial yang menyimpang dari kewajaran, cenderung ada rasa putus asa, tidak aman atau cenderung ingin merusak dan melanggar peraturan-peraturan.

Berdasarkan pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa perilaku menyimpang adalah perbuatan seseorang yang tidak sesuai atau bertentangan dengan norma-norma yang berlaku di dalam masyarakat baik norma sosial, norma agama, dan norma budaya.

b. Sifat Perilaku Menyimpang

Pada dasarnya penyimpangan perilaku adalah perbuatan yang bertentangan dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Norma –norma yang berasal dari kebiasaan masyarakat itu sendiri dan ada yang ditetapkan oleh pemerintah yang mempunyai sangsi yang tegas.

Menurut Y. Bambang Mulyono (1984:22) penyimpangan perilaku memiliki sifat:

1. Penyimpangan perilaku yang bersifat a-moral atau anti sosial, yaitu sesuatu perilaku yang tidak teratur di dalam undang-undang tertentu sehingga tidak dapat dikatakan sebagai pelanggaran hukum

2. Penyimpangan perilaku yang sudah diatur dalam undang-undang tertentu, sehingga bagi yang


(60)

38

melanggarnya akan mendapatkan sangsi dan dapat dikatakan sebagai pelanggaran hukum.

c. Karakteristik Penyimpangan Perilaku

Menurut Y. Bambang Mulyono (1984:20), penyimpangan perilaku dibedakan menjadi dua bagian, yaitu:

1. Perilaku menyimpang yang sifatnya masih ringan dengan ciri-ciri:

a. Membohong, memutar balikan fakta dengan tujuan menipu atau menutupi kesalahan.

b. Kabur dari rumah tanpa izin dari orang tua. c. Keluyuran, pergi sendiri atau berkelompok

sehingga mudah menimbulkan perbuatan yang membahayakan karena iseng.

d. Memilki dan membawa benda yang membahayakan orang lain.

e. Membaca buku-buku cabul dan kebiasaan menggunakan kata-kata yang tidak sopan.

f. Turut dalam pelacuran atau melacurkan diri dengan alasan ekonomi atau alasan lainnya. g. Berpakaian yang tidak sopan, minum-minuman

keras atau menghisap ganja sehingga merusak diri sendiri.

2. Perilaku menyimpang yang sifatnya sudah berat, memilki ciri-ciri:

a. Berjudi dengan menggunakan barang atau uang lain

b. Mencuri, mencopet, menjambret, merampas dengan kekerasan atau tanpa kekerasan.

c. Penggelapan barang, penipuan dan pemalsuan. d. Pelanggaran tata susila (penyelewengan susila,

menjual gambar porno dan lain-lain). e. Percobaan pembunuhan.


(61)

39

d. Faktor-Faktor Penyimpangan Perilaku.

Penyimpangan perilaku disebabkan oleh beberapa faktor. Seperti yang dikemukakan oleh Kartini Kartono (2005:93), faktor penyebab kenakalan remaja (penyimpangan perilaku), yaitu:

1. Disorganisasi familiar, struktur keluarga yang berantakan.

2. Lingkungan masyarakat (tetangga) yang rusak dan buruk.

3. Subkultural delikuen sebagai manifestasi ekstrim dan kebudayaan remaja, tradisi delikuen di daerah-daerah rawan.

4. Kondisi sekolah yang tidak menguntungkan

5. Sempitnya lapangan pekerjaan, sukar mendapatkan pekerjaan dan jenis pekerjaan yang cocok dengan ambisi dan keinginan anak muda zaman sekarang. 6. Disorganisasi sosial, penyimpangan sosial, formalisme

dari lembaga-lembaga sosial.

7. Konstitusi jasmaniah dan rohaniah yang lemah dan gangguan kejiwaan.

8. Penggunaan mekanisme pelarian diri dan pembelaan diri yang negatif oleh anak-anak remaja yang mengalami ganguan emosional yang kemudian menstimulir remaja menjadi kriminal.

2.2 Kerangka Pikir

Kegiatan esktakurikuler merupakan salah satu media yang dapat membantu dalam pembentukan budi pekrti siswa yang mencangkup kedisiplinan, rasa tanggung jawab, sopan santun, religius, dengan demikian kegiatan ekstrakurikuler sebagai organisasi siswa di sekolah agar dapat melibatkan semua siswa di sekolah, harus menyelenggarakan kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan memilki kemanfaatan


(62)

40

bagi dirinya sebagai penyaluran bakat-bakat potensial dan pendewasan diri mereka sehingga dapat terbentuk kepribadian yang baik.

Berdasarkan kerangka pikir di atas dapat digambarkan sebagai berikut:

Keterangan: Hubungan antar variabel. Keterlibatan siswa dalam

ekstrakurikuler (X) a. Pikiran b. Tenaga c. Keahlian d. Materi

Budi Pekerti Siswa (Y)

1. Religius 2. Disiplin 3. Sopan santun 4. Bertanggung Jawab


(63)

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode korelasional yang bertujuan untuk mengkaji kondisi yang aktual terhadap pengaruh keterlibatan siswa dalam ekstrakurikuler terhadap budi pekerti siswa.

3.1.1 Langkah-langkah Penelitian

Langkah-langkah penelitian merupakan suatu upaya persiapan yang sifatnya sistematis yang meliputi perencanaan, prosedur hingga teknis pelaksanaan di lapangan, hal ini dimaksudkan agar penelitian yang akan dilaksanakan dapat berjalan sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Adapun langkah-langkah penelitian yang dilakukan secara garis besar dapat dideskripsikan sebagai berikut:

1. Persiapan pengajuan Judul

langkah awal yang peneliti lakukan dalam penelitian ini adalah mengajukan judul kepada pembimbing akademik, yang terdiri dari dua alternatif judul. Selanjutnya pada tanggal 30 Oktober 2012 salah satu judul yang diajukan disetujui oleh pembimbing


(64)

42

akademik. Langkah selanjutnya judul diajukan kepada ketua program studi PPKn jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung dan mendapat persetujuan, sekaligus menetapkan pembimbing utama dan pembimbing pembantu yang akan membimbing penulis selama menyusun skripsi ini.

2. Penelitian Pendahuluan

Setelah mendapatkan izin penelitian pendahuluan dari Dekan fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung No 6921/UN26/3/PL/2012, maka peneliti mulai melaksanakan penelitian pendahuluan kepada siswa-siswa di SMA Negeri 15 Bandar Lampung baik yang mengikuti organisasi ekstrakurikuler maupun yang tidak mengikuti.

Maksud dari penelitian pendahuluan ini adalah mengetahui lokasi dan keadaan tempat penelitian, untuk mendapatkan data serta mendapatkan gambaran secara umum tentang berbagai masalah yang akan diteliti dalam rangka menyusun proposal penelitian ini, yaitu pengaruh keterlibatan siswa dalam organisasi ekstrakurikuler terhadap budi pekerti siswa SMA Negeri 15 Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013.


(65)

43

3. Pengajuan Rencana Penelitian

Rencana penelitian diajukan mulai proses konsultasi sebagai salah satu prosedur untuk memperoleh pesertujuan melaksanakan seminar proposal skripsi. Setelah proses konsultasi dan perbaikan proposal skripsi dari pembimbing utama dan pembimbing pembantu selesai, kemudian dilanjutkan dengan seminar proposal yang dilaksanakan pada tanggal 1 Februari 2013. Tujuan dari pada seminar tersebut diantaranya adalah untuk memperoleh masukan, saran-saran dan kritik dari berbagai pihak demi kesempurnaan penulisan skripsi ini.

Berdasarkan surat izin penelitian yang dikeluarkan oleh Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung No 1372/UN26/3/PL.2013, yang diajukan kepada kepala SMA Negeri 15 Bandar Lampung, maka dilaksanakanlah penelitian ini.

4. Penyusunan Alat Pengumpulan Data

Sesuai dengan teknik pengumpulan data yang menggunakan alat pengumpulan data berupa angket tertutup yang akan ditujukan kepada responden yang berjumlah 55 orang dengan jumlah pertanyaan 24 buah dengan 3 alternatif jawaban. Langkah-langkah tersebut digambarkan sebagai berikut:


(66)

44

a. Membuat kisi-kisi angket tentang pengaruh keterlibatan siswa dalam organisasi ekstrakurikuler terhadap budi pekerti siswa di SMA Negeri 15 Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013.

b. Membuat item-item pertanyaan angket tentang pengaruh keterlibatan siswa dalam organisasi ekstrakurikuler terhadap budi pekerti siswa di SMA Negeri 15 Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013.

c. Melakukan konsultasi terhadap angket yang akan digunakan untuk meneliti kepada pembimbing I dan pembimbing II guna mendapat persetujuan.

d. Setelah angket tersebut disetujui oleh pembimbing I dan pembimbing II, serta angket siap disebar, selanjutnya peneliti mengadakan uji coba angket kepada sepuluh siswa sebagai responden di luar sampel yang sebenarnya.

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di SMA Negeri 15 Bandar Lampung yang berjumlah 546 siswa. Siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sebanyak 381 siswa dan yang tidak mengikuti ekstrakulikuler sebanyak 165 siswa.


(67)

45

3.2.2 Sampel

Sampel adalah sebagian objek yang nyata dan memiliki karakteristik tertentu yang mewakili populasi. Suharsimi Arikunto (1986:97) menjelaskan bahwa” Apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan populasi, selanjutnya apabila subjeknya lebih dari 100, maka dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.

Populasi dalam penelitian ini sebanyak 546 orang, maka dapat diambil sampel 10% dari 546 orang yaitu, 55 orang.

3.3 Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel yang dipakai dalam penelitian ini adalah teknik Stratified Sampling. Pengambilan sampling dalam teknik ini populasi dibagi menjadi beberapa populasi yang lebih kecil, sehingga populasi diambil beberapa individu yang homogen. Dari sub populasi diambil beberapa individu sebagai sampelnya.

Cara pengambilan sampelnya adalah 55 sampel dibagi menjadi dua kelompok yaitu siswa yang mengikuti organisasi dan yang tidak mengikuti organisasi dengan rincian yang mengikuti organisasi sebanyak 38 sampel dan yang tidak mengikuti organisasi sebanyak 17 sampel, sehingga sampel yang diperoleh benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh atau dapat


(68)

46

menggambarkan keadaan populasi memperoleh peluang yang sama untuk menjadi sampel dan mewakili populasi.

Tabel 3.1.. Data jumlah sampel berdasarkan jumlah siswa di SMA 15 Bandar Lampung

No Keterlibatan siswa dalam ekstrakurikuler

Populasi Sampel 1 Siswa yang terlibat

esktrakurikuler

(55/546)x 381

38 2 Siswa yang tidak terlibat

ekstrakurikuler

(55/546)x 165

17

Jumlah 546 55

sumber data olah penelitian

3.4 . Variabel Penelitian

3.4.1 . Variabel Bebas ( X )

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Keterlibatan Siswa Dalam Organisasi Ekstrakurikuler.

3.4.2. Variabel Terikat ( Y )

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Budi Pekerti Siswa di SMA Negeri 15 Bandar Lampung.

3.5 Definisi Variabel

Menurut Augusty Ferdinand (2006: 40), variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai. Definisi variabel dalam penelitian ini adalah:


(69)

47

1. keterlibatan siswa dalam organisasi ekstrakurikuler (X), adalah suatu keikutsertaan atau partisipasi siswa dalam suatu kegiatan di luar maupun di dalam jam pelajaran sekolah dalam meningkatkan minat dan bakat para peserta didik.

.2. Budi Pekerti Siswa ( Y ), adalah perilaku mengenai baik buruk nya seseorang siswa yang tercermin dari perbuatan, sikap, dan perasaannya.

3.6 Definisi Konseptual Variabel

1. Keterlibatan Siswa dalam Organisasi Ekstrakurikuler

Keterlibatan siswa dalam organisasi ekstrakurikuler adalah suatu ke ikutsertaan siswa dalam suatu kegiatan di luar mata pelajaran baik di sekolah maupun di luar sekolah untuk membantu peserta didik mengembangkan potensi, bakat dan minat mereka melalui kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak sekolah

2. Budi Pekerti Siswa

budi pekerti siswa adalah bentuk perilaku mengenai baik buruk nya seseorang siswa yang tercermin dari perbuatan, sikap, dan perasaannya. Budi pekerti berisi nilai-nilai perilaku yang akan diukur menurut kebaikan dan keburukannya melalui norma agama, norma hukum, tata krama, sopan santun, norma budaya dan adat istiadat masyarakat.


(70)

48

3.7. Definisi Operasional Variabel

1. Keterlibatan Siswa dalam Organisasi Ekstrakurikuler

Keterlibatan siswa dalam organisasi ekstrakurikuler dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh keterlibatan siswa dalam organisasi ekstrakurikuler terhadap budi pekerti siswa SMA Negeri 15 Bandar Lampung.

Keterlibatan siswa dalam organisasi ekstrakurikuler yang diteliti pada penelitian ini terdiri dari beberapa komponen:

a. Pikiran b. Tenaga. c. Keahlian d. Materi.

Berdasarkan hal tersebut maka keterlibatan siswa dalam organisasi ekstrakurikuler dapat diukur dengan kriteria aktif, kurang aktif dan tidak aktif.

2. Budi Pekerti Siswa

Penelitian pada budi pekerti siswa ini dapat dilihat dari catatan-catatan permasalahan atau pelanggaran yang pernah dilakukan siswa SMA Negeri 15 Bandar Lampung yang terdapat pada data BK. Pelanggaran tersebut termasuk dalam tingkah laku yang bertentangan dengan norma dan bersifat melanggar hukum yang berlaku (norma hukum), bertentangan dengan norma kesopanan, adat istiadat dan norma


(71)

49

kesusilaan yang ada dilingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.

Budi pekerti siswa yang diteliti pada penelitian ini terdiri dari beberapa komponen:

a. Disiplin. b. Religius. c. Sopan santun. d. Bertanggung jawab.

Berdasarkan hal tersebut maka budi pekerti siswa dapat diukur dengan kriteria baik, cukup baik, dan kurang baik.

3.8. Teknik Pengumpulan Data

Untuk Mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan berbagai alat pengumpul data Sebagai berikut:

1. Teknik Pokok

a. Angket

Angket dalam penelitian ini di gunakan untuk mengukur data angka-angka yang berupa skor nilai. Angket disebar kepada siswa-siswi kelas X1 IPA 2 dan X1 IPS 2, sebagai responden yang isinya adalah daftar pertanyaan berbentuk pilihan ganda keterlibatan siswa dalam organisasi ekstrakulikuler dan pertanyaan yang


(72)

50

mengacu kepada budi pekerti yang dimiliki siswa dengan menggunakan tiga alternatif jawaban (a), (b), dan (c) yang setiap masing-masing diberi skor.

2. Teknik Penunjang

a. Wawancara

Teknik wawancara ini digunakan oleh peneliti dengan tujuan sebagai pelengkap dan pengumpul data secara lengkap yang dapat dijadikan bahan penelitian dengan menerima informasi seluas-luasnya mengenai permasalahan penelitian yang diperoleh dari sumber yaitu guru PKn SMA Negeri 15 Bandar Lampung.

b. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat, lengger, agenda. dan sebagainya. Teknik ini digunakan untuk menemukan data-data atau bahan-bahan tertulis tentang kenakalan siswa dan lokasi penelitian yang dianggap sesuai dengan fokus penelitian. Sumber data adalah tata usaha dan BK SMA Negeri 15 Bandar Lampung.


(73)

51

3.9. Uji Validitas dan Uji Reabilitas

1. Uji Validitas

Uji validitas diadakan melalui kontrol langsung terhadap teori-teori yang melahirkan indikator-indikator variabel yang disesuaikan dengan maksud dan isi butir soal yang dilakukan melalui koreksi angket.

2. Uji Reabilitas

Untuk membuktikan alat pengumpulan data, maka diadakan uji coba angket, reabilitas menunjukan bahwa sesuatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data, instrumen tersebut sudah baik.

Berdasarkan pernyataan tersebut, yang dimaksud dengan reabilitas adalah kemantapan suatu alat ukur yang akan digunakan sebagai pengumpul data dalam penelitian. Teknik yang dipakai dalam penelitian ini adalah teknik belah dua. Adapun langkah-langkah yang akan ditempuh adalah sebagai berikut:

1) Menyebarkan angket atau menguji cobakan kepada 10 orang di luar responden

2) Untuk menguji reabilitas angket digunakan teknik belah dua, ganjil atau genap.

3) Mengkoreksi kelompok ganjil dan genap dengan korelasi “person -r” (the person product moment correlation coeffesien), yaitu:


(74)

52

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi antara gejala X dan Y ∑X = Jumlah sekor distribusi X

∑Y = Jumlah sekor distribusi Y ∑XY = Jumlah Perkalian X dan Y

N = Jumlah responden x dan y yang mengisi kuisioner ∑X2

= Jumlah kuadrat skor distribusi X2 ∑Y2

=Jumlah kuadrat skor distribusi Y2 (Sutrisno Hadi, 1989:318)

4) Untuk mengetahui kofesien reabilitas seluruh item angket digunakan rumus Sperman Brown:

Keterangan :

rxy = Koefisien reliabelitas seluruh item rgg = Koefisien korelasi item ganjil dan genap (Sutrisno Hadi, 1981: 37).

Mengetahui tinggi rendahnya reliabel menurut Manase Mallo (1989: 139) dapat dilihat pada indeks reliabelitas di bawah ini:

0,09-1,00 = reliabelitas tinggi 0,50-0,89 = reliabelitas sedang 0,00-0,49 = reliabelitas rendah


(1)

(Sudjana, 1996: 280)

Derajat kriteria uji sebagai berikut:

1) Jika X2 hitung lebih besar atau sama dengan X2 tabel dengan tarif signifikan 5% maka hipotesis diterima.

2) Jika X2 hitung lebih kecil atau sama dengan X2 tabel dengan tarif signifikan 5% maka hipotesis ditolak.

Selanjutnya data akan diuji dengan menggunakan rumus koefisien kontingensi, yaitu:

Keterangan:

C : koefisien kontingensi X2 : Chi kuadrat

n : jumlah sampel. (Sudjana, 1996: 280)

Agar harga C yang diperoleh dapat digunakan untuk nilai derajat asosiasi faktor-faktor, maka harga C dibandingkan dengan koefisien kontingensi maksimum, dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:


(2)

60

Keterangan:

C max : koefisien kontingensi maksimum

M : Harga minimun antara banyaknya baris dan kolom dengan kriteria uji pengaruh makin dekat dengan harga C max makin besar derajat asosiasi antar faktor (Sutrisno Hadi, 1989: 317)

Mengetahui derajat keeratan hubungan dapat dilihat pada kriteria keeratan hubungan sebagai berikut:

0,90 – 1,00 : Hubungan sangat tinggi 0,50 – 0,89 : Hubungan tinggi. 0,21 – 0,20 : Hubungan sedang. 0,00 – 0,20 : Hubungan rendah. (Sutrisno Hadi 1989:273)


(3)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan analisis data pembahasan dan hasil penelitian khususnya analisis data seperti yang telah diuraikan dalam pembahasan, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa:

Ada pengaruh yang signifikan antara keterlibatan siswa dalam organisasi ekstrakurikuler terhadap budi pekerti siswa SMA Negeri 15 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013. Kegiatan ekstrakurikuler dapat dijadikan sebagai wadah bagi siswa untuk bersosialisasi dengan baik dengan lingkungan sekolah, masyarakat dan dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi para siswa baik itu tentang moral, akhlak dan ilmu pengetahuan lainnya serta dapat membantu siswa dalam mengembangkan bakat dan minat para siswa sehingga siswa dapat memanfaatkan waktunya untuk kegiatan-kegiatan yang positif, dan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler memiliki perilaku yang lebih baik.


(4)

92

5.2 SARAN

Setelah penulis menyelesaikan penelitian, membahas, menganalisis data dan mengambil kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis ingin mengatakan bahwa:

1. Sekolah seharusnya mewajibkan siswanya untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sehingga siswa tidak akan menghabiskan waktu luang mereka untuk kegiatan-kegiatan yang kurang positif.

2. Siswa rajin dan semangat untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang bersifat positif seperti mengikuti penyuluhan ESQ tersebut akan membantu siswa untuk mampu mengenal kepribadian mereka, siswa lebih mampu untuk menguasi emosionalnya dan spritualnya menjadi lebih baik atau kegiatan-kegiatan positif lainnya yang dapat membentuk kepribadian siswa yang bertanggung jawab dan mandiri.

3. Pembina ekstrakurikuler lebih sering memantau kegiatan ekstrakurikuler yang sedang diadakan oleh para siswa, dan membuat kegiatan-kegiatan ekskul yang lebih dapat membentuk kepribadian siswa.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Amsyori, Fuad.1982.Mencegah Kenakalan Remaja.Bandung:Indonesia Publishing House.

Arikunto, Suharsimi. 1996. Pengelolan Kelas dan Siswa. Jakarta: CV Rajawali. , 1990. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara.

, 1993. Organisasi dan Administrasi, Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. Jakarta: PT Raja Grafindo.

Asmani, Jamal Ma’mur. 2011. Pendidikan Karakter di Sekolah. Yogyakarta: Diva Press

Badudu, Yus dan Zain SM. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

B. Suryosubroto. 2002. Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Daradjat, Zakiah.1982.Membina Nilai-Nilai Moral di Indonesia.Jakarta:Bulan Bintang.

Depdikbud. 1987. Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta. D, Ratna Wilis. 1996. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Djamarah, S. B. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta: Bandung.

Ferdinand, Augusty.2006.MetodePenelitian Managemen.Semarang.CV.Indoprint. Hadi, Sutrisno. 1986.Metodologi Research.Yogyakarta:Tarsito Bandung

Harefa, Sastra. 1998. Perbedaan Wewenang dan Kekuasaan. http// www.anneahira.com . Diakses pada tanggal 1 Januari Pukul 11.30.


(6)

Kartono, Kartini. 2005. Patologi 2 kenakalan Remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Malo, Manase. 1985. Metodelogi Penelitian Sosial. Jakarta: Rajawali

Mulyono, Y. Bambang. 1984. Pendekatan Analisis Kenakalan Remaja dan Penanggulangannya. Yogyakarta: Kanasisus.

Nawawi, Hadari. 1986. Administrasi Sekolah. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Ranupndojo, Heidjrachman dan Suad Husna. 1989. Manajemen Personalia. Yogyakarta. BPEE

Sarlito, W.S.1988.Psikologi Remaja.Jakarta.Pt Raja Grafida Persada.

Sedyawati, Edi. 2007. Pendidikan Budi Pekerti. http:// www.suara pembaharuan.com. Di akses pada tanggal 2 Januari Pukul 15:40.

Subarman, Enggus. 1997. Upaya Meningkatkan Budi Pekerti Siswa di Sekolah. http://www.kartika.blogspot.com Diaskses pada tanggal 2 Januari 16:02.

Sudarsono.1991.Kenakalan Remaja.Jakarta:Rineka Cipta.

Sugiono. 2012. Metode penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sudjana.1982.Metode Statistka. Bandung: Tarsito

Sukardi, Dewa Ketut dan Desak Made Sumiarti. 1990 . Bimbingan Penyuluhan Di Sekolah. Jakarta:Rineka Cipta.

Sutisna, Oteng. 1983. Administrasi Pendidikan, Dasar Teoritika untuk Praktek Profesional. Bandung: Angkasa.

Stephen, P.Robbins.1994. Teori Organisasi Struktur, Desain, dan Aplikasi, Jakarta: Arcan:

Rianse, Usaman dan Abdi.2009. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonom. Bandung: AIBETA.

WS, Winkel. 1997. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia.

Zuriah, Nurul. 2007. Pendidikan Moral Dan Budi Pekerti Dalam Perspektif Perubahan. Jakarta: Bumi Aksara.


Dokumen yang terkait

PENGARUH LATIHAN KOORDINASI TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA PADA SISWA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMA NEGERI 9 BANDAR LAMPUNG

0 11 15

PENGARUH KETERLIBATAN SISWA DALAM ORGANISASI EKSTRAKURIKULER TERHADAP BUDI PEKERTI SISWA SMA NEGERI 15 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

12 145 86

PENGARUH PERAN GURU PKN DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP KENAKALAN REMAJA SMA NEGERI 15 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN

2 28 66

PENGARUH MINAT DAN CARA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SMA BINA MULYA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 7 85

PEMBELAJARAN MENGEMBANGKAN GAGASAN POKOK MENJADI PARAGRAF PADA SISWA KELAS X.5 SMA NEGERI 16 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 8 83

PEMBELAJARAN APRESIASI DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 16 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 7 80

PENGARUH PEMANFAATAN SARANA DAN PRASARANA BELAJAR SEKOLAH DAN AKTIVITAS DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SEMESTER GANJIL SMA NEGERI 1 PAGELARAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 8 112

PENGARUH INTENSITAS KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PALANG MERAH REMAJA (PMR) TERHADAP PERUBAHAN SIKAP SOSIAL SISWA SMA NEGERI 1 KOTAAGUNG KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 11 61

PERANAN PEMBELAJARAN PKn DALAM MENANAMKAN NILAI – NILAI PERSATUAN PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 12 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 6 54

PENGARUH KONSEP BUDAYA ORGANISASI INTRA SEKOLAH TERHADAP KETERAMPILAN SOSIAL SISWA KELAS X SMA XAVERIUS PAHOMAN BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 12 46