Pengaruh Sistem Pengendalian Intern dan (1)

Pengaruh Sistem Pengendalian Intern dan Reformasi Birokrasi
Terhadap Kualitas Pelayanan Pada Pusat Pembinaan Akuntan dan
Jasa Penilai Kementerian Keuangan
Haris Prasetiyo *)

ABSTRAK

Sistem Pengendalian Intern mempunyai dimensi lingkungan pengendalian,
penaksiran risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, dan pemantuan.
Reformasi Birokrasi mempunyai dimensi penataan kelembagaan, penataan
ketatalaksanaan, penataan sumberdaya manusia aparatur, akuntabilitas, dan
pelayanan dan kualitas pelayanan.
Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh sistem pengendalian intern dan
reformasi birokrasi baik secara sendiri maupun secara bersama-sama terhadap
kualitas pelayanan pada Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai (PPAJP).
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dan paradigma
positivisme. Penelitian dilakukan PPAJP Kementerian Keuangan dimulai bulan
Nopember 2012 sampai dengan Februari 2013..
Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh yang kuat dan signifikan
antara sistem pengendalian intern dan reformasi birokrasi dengan peningkatan
kualitas pelayanan. Kontribusi variabel sistem pengendalian intern secara bersamasama dengan variabel reformasi birokrasi terhadap kualitas pelayanan menunjukkan

angka yang sangat signifikan yaitu sebesar 92,3%. Artinya 7,7% sisanya adalah
kualitas pelayanan yang disebabkan oleh faktor-faktor lain.
Kata kunci: Sistem Pengendalian Intern, Reformasi Birokrasi dan Kualitas
Pelayanan.

Pusat Pembinaan Akuntan dan
Jasa Penilai (PPAJP) merupakan salah
satu Satuan Kerja di Lingkungan
Kementerian Keuangan yang tugas dan
fungsinya diatur dalam Peraturan
Menteri
Keuangan
Nomor
184/PMK.01/2010 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Keuangan.
Berdasarkan
ketentuan
pasal
2109 PMK Nomor 184/PMK.01/2010
disebutkan PPAJP mempunyai tugas

menyiapkan rumusan kebijakan di
bidang pembinaan profesi akuntan
publik dan penilai publik, pengembangan
dan pengawasan jasa akuntan publik
*)

dan jasa penilai publik, serta penyajian
informasi akuntan dan penilai publik.
Penyusunan
SOP
Layanan
Unggulan berpedoman pada PMK
Nomor
139/PMK.01/2006
tentang
Pedoman
Penyusunan
Standar
Prosedur Operasi (Standard Operating
Procedures) di Lingkungan Departemen

Keuangan sebagaimana telah diubah
dengan PMK Nomor 55/PMK.01/2007,
yang
di
dalam
SOP
tersebut
memperhatikan risiko utama (key risk)
yang mungkin timbul Identifikasi risiko
dimaksud termasuk salah satu unsur
sistem pengendalian intern.

PNS Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai, Kementerian Keuangan

1

SOP Pelayanan Penyelesaian
Perizinan Akuntan Publik dan Penilai
Publik merupakan tata cara pemberian
izin Akuntan Publik dan Penilai Publik,

yang diselesaikan dalam jangka waktu
20 hari kerja, tidak ada biaya atas jasa
pelayanan,
dengan
melengkapai
berbagai syarat administrasi.
Terdapat beberapa fakta yang
menunjukkan belum optimal kualitas
pelayanan publik yang dilakukan Pusat
Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai
terhadap
pemenuhan
kepentingan
pemangku kepentingan, antara lain:
1.
Terdapat
7
pemberian
izin
Akuntan Publik dan Penilai Publik yang

jangka waktu penyelesaiannya melebihi
20 hari kerja,
2.
Terdapat 33 kasus dengan
menggunaka pemalsuan hasil audit
akuntan publik pada beberapa Kantor
Akuntan Publik (KAP) yang resmi
terdaftar pada PPAJP.
3.
Tata laksana proses pemeriksaan
terhadap Akuntan Publik, belum efektif,
terjadi kasus pembatalan Keputusan
Menteri Keuangan Republik Indonesia
Nomor 126/KM.1/2009, tertanggal 22
Februari 2010 tentang Pembekuan izin
Akuntan Publik LP berdasarkan amar
keputusan Mahkamah Agung nomor
67/G/2010/PTUN-JKT.
Berdasarkan uraian yang telah
dikemukakan tersebut, penulis tertarik

melakukan penelitian dengan judul
Pengaruh Sistem Pengendalian Intern
dan Reformasi Birokrasi Terhadap
Kualitas
Pelayanan
Pada
Pusat
Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai
(PPAJP) Kementerian Keuangan.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini pendekatan yang
digunakan
adalah
pendekatan
kuantitatif.
Pendekatan
ini
lebih
mengandalkan angka-angka berupa
skor sebagai kerangka dasar analisis.

Skor tersebut diperoleh dengan metode
survei. Metode ini, menurut Kerlinger &
Lee (2000:599), lazimnya digunakan
pada populasi besar maupun kecil,

tetapi data yang dipelajari adalah data
dari sampel yang diambil dari populasi
tersebut, sehingga ditemukan kejadiankejadian relatif, distribusi dan hubunganhubungan antarvariabel.
Dalam hal ini, survei dimaksudkan
untuk mempelajari sikap, keyakinan,
nilai-nilai, demografi, tingkah laku, opini,
kebiasaan, keinginan, ide-ide, dan tipe
informasi lain (McMillan & Schumacher,
2006: 233) yang diperlukan untuk
kepentingan penelitian. Dari data, fakta
atau informasi yang diperoleh melalui
survei tersebut dapat digambarkan
kondisi masing-masing variabel yang
diteliti sehingga memungkinkan untuk
diketahui

Pengaruh
Sistem
Pengendalian Intern dan Reformasi
Birokrasi terhadap Kualitas Pelayanan
pada Pusat Pembinaan Akuntan dan
Jasa Penilai.
Operasionalisasi Variabel
Dalam Penelitian ini menggunakan
variabel
bebas
yakni
sistem
pengendalian intern (X1) dan reformasi
birokrasi (X2) serta variabel terikat yakni
kualitas pelayanan (Y) pada Pusat
Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai.
Untuk
memperjelas
batasan
masing-masing

variabel,
maka
dijabarkan ke dalam definisi operasional
variabel sebagai berikut:
1.
Sistem
pengendalian
intern
meliputi struktur organisasi, metode dan
ukuran-ukuran yang dikoordinasikan
untuk menjaga kekayaan organisasi,
mengecek ketelitian dan keandalan data
akuntansi, mendorong efisiensi dan
mendorong
dipatuhinya
kebijakan
manajamen
2.
Reformasi
Birokrasi

adalah
pembaharuan mind-set (pola pikir) dan
culture set (budaya kerja) serta
reformasi dalam sistem manajemen
pemerintah.
3.
Kualitas pelayanan adalah tingkat
keunggulan yang diharapkan dan
pengendalian atas tingkat keunggulan
tersebut untuk memenuhi keinginan
pelanggan.
2

Sistem Pengendalian Intern (Mulyadi,
2002:175)
Dimensi:







Lingkungan pengendalian
Penilaian risiko
Kegiatan Pengendalian
Informasi dan komunikasi
Pemantauan pengendalian intern

Reformasi Birokrasi (Sedarmayanti,
2009:75)
Dimensi:






Kualitas Pelayanan (Zeithaml, 1990:56)
Dimensi:











tangible
reliable
responsiveness
competence
courtesy
credibility
Security
Access
Communication
understanding

Penataan kelembagaan
Penataan ketatalaksanaan
Penataan SDM
akuntabilitas
pelayanan dan kualitas pelayanan

Gambar Model Penelitian
Populasi dan Sampel
Penelitian ini dilaksanakan pada
Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa
Penilai. Populasi dalam penelitian ini
adalah
seluruh pegawai Pusat
Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai
yang berjumlah 93 pegawai dan
pemegang izin Akuntan Publik dan
Penilai Publik yang berjumlah 86 AP/PP
yang diberikan pada kurun waktu tahun
2011-2012. Jadi, jumlah populasi secara
keseluruhan adalah 179.
Jumlah sampel untuk penelitian
dengan margin of error sebesar 5%
adalah sebanyak 119 orang responden
terdiri dari 60 orang respoden dari
karyawan PPAJP dan 59 orang
responden dari Akuntan Publik/Penilai
Publik dengan asumsi bahwa sampel
sudah cukup terwakili dan data cukup
heterogen,
sehingga
dengan
pengambilan sampel sebanyak ini dapat
dianggap telah memenuhi persyaratan
dan mewakili populasi dari penelitian ini.

Teknik Penarikan Sampel
Teknik
penarikan
sampel
representatif dari populasi dalam
penelitian ini menggunakan teknik
probability
sampling
yaitu
teknik
sampling untuk memberikan peluang
yang sama pada setiap anggota
populasi untuk dipilih menjadi anggota
sampel.
Teknik Analisis Data
Uji Kualitas Data terdiri dari
Pengujian Validitas dan Pengujian
Realibilitas sedangkan teknis analisa
data berupa Analisis Statistik Deskriptif
dan Analisis Statistik Inferensial
Uji
Persyaratan
Analisis
dan
Pengujian Kriteria Statistik
Uji ini terdiri dari Uji Normalitas ,
Uji Linearitas dan Uji Homogenitas
sedangkan Pengujian Kriteria Statistik
berupa Pengujian Koefisien Regresi
Parsial (uji t), Pengujian Koefisien
Regresi Secara Simultan (uji F)
3

1.

2.

3.

Pengujian Koefisien Determinasi
Koefisien
determinasi
dipergunakan
untuk
mengetahui
prosentase perubahan variabel tidak
bebas (Y) yang disebabkan oleh variabel
bebas (X), dengan melakukan
Pengujian Hipotesis 1
Dilakukan uji parsial bertujuan untuk
membuat
kesimpulan
mengenai
pengaruh variabel independen X1
(sistem pengendalian intern) terhadap
variabel
dependen
Y
(kualitas
pelayanan).
Pengujian Hipotesis 2
Dilakukan uji parsial bertujuan untuk
membuat
kesimpulan
(inference)
mengenai
pengaruh
variabel
independen X2 (reformasi birokrasi)
terhadap variabel dependen Y (kualitas
pelayanan).
Pengujian Hipotesis 3
Pengujian secara simultan terhadap
persamaan regresi estimasi perlu
dilakukan untuk memastikan apakah
persamaan regresi tersebut dapat
digunakan untuk menaksir nilai variabel
dependen pada nilai variabel

independen tertentu. Pengujian terhadap
pengaruh-pengaruh variabel independen
secara
bersama-sama
(simultan)
terhadap perubahan nilai variabel
dependen.
HASIL PENELITIAN
Hasil
uji
validitas
dengan
menggunakan metode Corrected ItemToral Correlationadalah setiap item
indikator
pada
variabel
Sistem
Pengendalian Intern (X1), variabel
Reformasi Birokrasi, dan variabel
Kualitas Pelayanan (Y) semua nilai
korelasi diatas r tabel, jadi semua item
indikator adalah valid.
Analisis Statistik Deskriptif
Dari
hasil
analisis
statistik
deskriptif dapat diketahui deskripsi data
variabel Sistem Pengendalian Intern
(X1), variabel Reformasi Birokrasi (X2),
dan Variabel Kualitas Pelayanan (Y),
dengan data sebagai berikut:

Tabel 1 Statistik Deskriptif

a.
b.
c.
d.
e.
f.

Range
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviasi
Variance

Total Sistem
Pengendalian
Intern
a. 34
b. 57
c. 91
d. 68,83
e. 9,438
f. 89.09

Total
Reformasi
Birokrasi
a. 33
b. 57
c. 90
d. 68,81
e. 9,722
f. 94,52

Total Kualitas
Pelayanan
a.
b.
c.
d.
e.
f.

38
69
107
82,96
11,41
130,23

Sumber: Penelitian SPSS Versi 20.

Uji Normalitas Data
Uji Normalisasi ini dilakukan untuk
mengetahui apakah nilai residual
tersebar normal atau tidak. Prosedur uji
dilakukan dengan uji KolmogorovSmirnov, dengan ketentuan sebagai
berikut :

Hipotesis yang digunakan :
H0 : residual tersebar normal
H1 : residual tidak tersebar normal
Jika nilai sig. (p-value) > maka H0
diterima
yang
artinya
normalitas
terpenuhi.Hasil uji normalitas dapat
dilihat pada Tabel 2.

4

Tabel 2 Uji Normalitas Data
Studentized
Residual
N
80
Normal Parameters a,b Mean
.0053377
Std. Deviation 1.010225415
Most Extreme
Absolute
.065
Differences
Positive
.050
Negative
-.095
Kolmogorov-Smirnov Z
.710
Asymp. Sig. (2-tailed)
.751
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Dari hasil perhitungan didapat nilai
sig. sebesar 0.751 atau lebih besar dari
0.05; maka ketentuan H0 diterima yaitu
bahwa
asumsi
normalitas
terpenuhi.Dengan
terpenuhi
seluruh
asumsi klasik regresi di atas maka dapat
dikatakan model regresi linear berganda
yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sudah layak atau tepat.Sehingga
dapat diambil interpretasi dari hasil
analisis regresi berganda yang telah
dilakukan.
Uji Linearitas
Hasil uji Linearitas dapat dilihat
pada output Tabel Anova, dengan hasil
sebagai berikut:
1. Nilai
signifikansi
variabel
Sistem
Pengendalian
Intern
dan
variabel
Kualitas Pelayanan sebesar 0,000, maka
dapat disimpulkan bahwa antara variabel
Sistem Pengendalian Intern dan variabel
Kualitas Pelayanan terdapat hubungan
yang linier karena nilai signifikasinya
kurang dari 0,05.
2. Nilai signifikansi variabel Reformasi
Birokrasi dan variabel Kualitas Pelayanan

sebesar 0,000, maka dapat disimpulkan
bahwa
antara
variabel
Reformasi
Birokrasi dan variabel Kualitas Pelayanan
terdapat hubungan yang linier karena
nilai signifikasinya kurang dari 0,05.
Dengan demikian asumsi Linieritas
terpenuhi.
Uji Homogenitas
Tujuan uji homogenitas untuk
menguji apakah dalam sebuah model
regresi, terjadi ketidaksamaan varians
dari residual dari suatu pengamatan ke
pengamatan lain, jika tetap maka disebut
homogenitas dan jika berbeda disebut
homogenitas.Model regresi yang baik
adalah homogenitas atau tidak terjadi
homogenitas.
Homogenitas
diuji
dengan
menggunakan uji koefisien korelasi rank
spearman yaitu mengkorelasikan antara
absolut residual hasil regresi dengan
semua
variabel
bebas.
Apabila
probabilitas hasil korelasi lebih kecil dari
0,05 (5%), maka persamaan regresi
tersebut berarti homogenitas.

5

Tabel 3 Uji Homogenitas
Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta
1. (Constant)
-.010
1.347
Sistem
.012
.127
.007
pengendalian
.013
.107
.008
intern
-.011
.155
-.005
Reformasi
Birokrasi
Kualitas
pelayanan
a. Dependent Variable: Studentized Residual
Sumber: Data Primer Diolah, 2013
Dengan melihat Tabel 3 berikut
hasil uji homogenitas untuk masingmasing variabel :
1.
Nilai sig. untuk sistem
pengendalian intern adalah 0.907
2.
Nilai sig. untuk Reformasi Birokrasi
adalah 0.921
3.
Nilai sig. untuk menutup penjualan
adalah 0.931
Dari hasil pengujian tersebut
didapat bahwa nilai p seluruh variabel
adalah > α (α = 0,05), sehingga dapat
disimpulkan bahwa koefisien regresi
tidak nyata maka terdapat hubungan
yang penting secara statistik di antara
peubah sehingga dapat disimpulkan
bahwa sisaan mempunyai ragam
homogeny (konstan) atau dengan kata
lain tidak terdapat gejala homogenitas.
Hasil Analisis Regresi
Teknik
analisis
ini
meliputi
deskripsi data dan teknik pengujian
hipotesis dalam perhitungan regresi.
Deskripsi
data
digunakan
untuk
mengetahui nilai tertinggi, nilai terendah,
simpangan baku (Standar Deviasi).

t
-.019
.051
.056
-.062

Sig.
.933
.907
.921
.931

Kemudian uji hipotesis digunakan
Regresi Linear dinyatakan berarti
apabila Fhitung< Ftabel diuji pada taraf
signifikansi 0,05.
Sedangkan teknik analisis yang relevan
untuk menguji hipotesis 1 dan 2 adalah
dengan teknik regresi uji t. Seluruh
analisis data statistic digunakan alat
bantu
komputer
dengan
Statistic
Program for Social Science (SPSS)
forWindows versi 20.
Berdasarkan hasil perhitungan data
dengan bantuan Statistic Program for
Social Science (SPSS) for windows versi
20 diperoleh hasil Ringkasan Anova
untuk uji signifikansi serta hasil analisis
regresi ganda X1 dan X2 terhadap Y
terlihat pada tabel berikut :
1.
Pengaruh sistem pengendalian
intern terhadap Kualitas Pelayanan
PPAJP Kementerian Keuangan
Hasil analisis pengaruh sistem
pengendalian intern terhadap kualitas
pelayanan adalah sebagai berikut :

6

Tabel 4 Pengaruh Sistem pengendalian intern Terhadap Kualitas pelayanan
Coefficient (a)
Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
t
Sig.
B
Std. Error
Beta
1. (Constant)
5.388
3.105
1.719
.091
Sistem
.014
.254
.012
.056
.956
pengendalian
intern
a. Dependent Variable: Kualitas pelayanan
Pengaruh
variabel
sistem
pengendalian intern (X1) terhadap
variabel kualitas pelayanan (Y) terlihat
pada table 4. yang ditunjukkan dengan
persamaan regresi Y = a + bX1 = 5.388 +
0,014X1 Dimana :
X1
= Sistem pengendalian intern
Y
= Kualitas pelayanan
Koefesien regresi sebesar 0,014
menyatakan bahwa setiap penambahan

satu satuan atau nilai kualitas pelayanan
akan memberikan peningkatan skor
sebesar 0,014 satuan.
2. Pengaruh reformasi birokrasi terhadap
kualitas pelayanan PPAJP Kementerian
Keuangan Hasil analisis pengaruh
Reformasi Birokrasi terhadap kualitas
pelayanan adalah sebagai berikut :

Tabel 5 Pengaruh Reformasi Birokrasi Terhadap Kualitas pelayanan Coefficient (a)
Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
t
Sig.
B
Std. Error
Beta
1. (Constant)
5.338
3.105
1.719
.091
Reformasi
1.114
.246
.949
4.520
.000
Birokrasi
a. Dependent Variabel (Kualitas pelayanan)
Pengaruh variabel Reformasi
Birokrasi (X2) terhadap variable kualitas
pelayanan (Y) terlihat pada tabel 5 yang
ditunjukkan dengan persamaan regresi
Y = a + bX2 = 5,338 + 1,114 X2 Dimana :
X2
= Reformasi Birokrasi
Y
= Kualitas pelayanan
Koefesien
regresi
sebesar
1,114
menyatakan bahwa setiap penambahan
satu satuan atau nilai kualitas pelayanan

akan memberikan peningkatan skor
sebesar 1,114 satuan
3. Pengaruh sistem pengendalian intern
dan reformasi birokrasi secara bersamasama terhadap kualitas pelayanan
PPAJP Kementerian Keuangan.
Hasil analisis pengaruh sistem
pengendalian intern (X1) dan Reformasi
Birokrasi
(X2) terhadap kualitas
pelayanan (Y) adalah sebagai berikut :

7

Tabel 6 Pengaruh Sistem pengendalian intern dan Reformasi Birokrasi Terhadap
Kualitas pelayanan Coefficient (a)
Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
t
Sig.
B
Std. Error
Beta
1. (Constant)
5.335
3.105
1.719
.091
Sistem
.014
.254
.012
.056
.956
pengendalian
1.114
.246
.949
4.520
.000
intern
Reformasi
Birokrasi
a. Dependent Variabel (Kualitas pelayanan)

Pengaruh
variabel
sistem
pengendalian intern (X1) Reformasi
Birokrasi (X2) terhadap variabel kualitas
pelayanan (Y) terlihat pada tabel 6 yang
ditunjukkan dengan persamaan regresi Y
= a + b1X1+b2X2 = 5,335 + 0,014X1+
1,114X2
Keterangan :
X1
= Sistem pengendalian intern
X2
= Reformasi Birokrasi
Y
= Kualitas pelayanan
Koefesien regresi sebesar 0,014
dan 1,114 menyatakan bahwa setiap

penambahan satu satuan atau nilai
kualitas pelayanan akan memberikan
peningkatan skor sebesar 1,128 satuan
Hasil Uji Hipotesis
1. Pengaruh sistem pengendalian intern
terhadap kualitas pelayanan PPAJP
Kementerian Keuangan.
Ringkasan hasil uji signifikansi (uji-t)
adalah sebagai berikut :

Tabel 7 Pengaruh Sistem pengendalian intern Terhadap Kualitas pelayanan
Coefficient (a)
Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
t
Sig.
B
Std. Error
Beta
1. (Constant)
5.338
3.105
1.719
.091
Sistem
.014
.254
.012
0.056
.956
pengendalian
intern
a. Dependent Variabel (Kualitas pelayanan)
Nilai thitung berdasarkan tabel 7 yaitu
thitung untuk variabel sistem pengendalian
intern (X1) = 0,056 Sedangkan nilai ttabel
dapat dicari dengan cara sebagai berikut
:
a. Tingkat signifikansi (α) = 0,05
b. Dk (derajat kebebasan) = n-k-1=60-21=57
c. Uji dilakukan dua sisi, sehingga nilai
ttabel = 2,002

Keputusan :
Karena thitung< nilai ttabel yaitu 0,056
< 2,002 maka Ho diterima.Terlihat pada
kolom sig (signifikansi) pada tabel 4.8
terdapat nilai 0,956 atau probabilitas jauh
di atas 0,05. Karena nilai t hitung< nilai ttabel
yaitu 0,056 < 2,002 maka Ho diterima.
Artinya
secara
parsial
sistem
pengendalian
intern
tidak
berpengaruhsignifikan terhadap kualitas
pelayanan.
8

2. Pengaruh reformasi birokrasi terhadap
kualitas pelayanan PPAJP Kementerian
Keuangan

Ringkasan hasil uji signifikansi (uji-t)
adalah sebagai berikut :

Tabel 8 Pengaruh Reformasi Birokrasi Terhadap Kualitas pelayanan Coefficient (a)
Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
t
Sig.
B
Std. Error
Beta
1. (Constant)
5,338
3,105
1.719
.091
Reformasi
1,114
.246
.949
4.520
.000
Birokrasi
a = Dependent Variabel (Kualitas pelayanan)
Nilai thitung berdasarkan table 8
yaitu thitung untuk variabel Reformasi
Birokrasi (X2) = 4,520. Sedangkan nilai
ttabel dapat dicari dengan cara sebagai
berikut :
a. Tingkat signifikansi (α) = 0,05
b. Dk (derajat kebebasan) = n-k-1=60-21=57
c. Uji dilakukan dua sisi, sehingga nilai
ttabel = 2,002
Keputusan :
Karena thitung> nilai ttabel yaitu 4,520 >
2,002 maka H0 ditolak.Terlihat pada

kolom sig (signifikansi) pada tabel 4.9
terdapat nilai 0,000 atau probabilitas jauh
di bawah 0,05. Karena nilai t hitung> nilai
ttabel yaitu 4,520 > 2,002 maka Ho ditolak.
Artinya
secara
parsial
Reformasi
Birokrasi
berpengaruh
signifikan
terhadap kualitas pelayanan.
3. Pengaruh sistem pengendalian intern
dan reformasi birokrasi secara bersamasama terhadap kualitas pelayanan
PPAJP Kementerian Keuangan
Ringkasan hasil uji signifikansi (uji – F)
adalah sebagai berikut :

Tabel 9 Pengaruh Sistem pengendalian intern (X1) dan Reformasi Birokrasi (X2)
Terhadap Kualitas pelayanan (Y)
Model
Sum of
Mean
Squares
df
Square
F
Sig.
1. Regression
7088.871
2 3544.435 339.515
.000a
Residual
595.062 57
10.440
Total
7683.933 59
a. Predictor (Constant)
: Sistem pengendalian intern, Reformasi
Birokrasi
b. Dependent Variabel
: Kualitas pelayanan
Nilai Fhitung berdasarkan tabel 9
yaitu Fhitung (X12) = 339,515. Sedangkan
nilai Ftabel dapat dicari dengan cara
sebagai berikut :
a. Tingkat signifikansi (α) = 0,05
b. Dk (derajat kebebasan) = n-k-1=60-21=57

c. Uji dilakukan dua sisi, sehingga nilai
Ftabel = 3,156
Keputusan :
Karena Fhitung> nilai Ftabel yaitu
339,515 >3,156 maka Ho ditolak.

9

Tabel 10 Koefisien Korelasi dan Determinasi
Adjusted
Model
R
R Square
R Square
1
.960a
.923
.920
a.

Std. Error of
the Estimate
3.23105

Predictors: (Constant), Sistem pengendalian intern, Reformasi Birokrasi

Untuk
mengetahui
kekuatan
pengaruh atau koefisien determinasi
sistem pengendalian intern (X1) dan
Reformasi Birokrasi
(X2) secara
bersama-sama
terhadap
kualitas
pelayanan (Y) dapat dilihat pada nilai R
square
adalah
0.923
(adalah
pengkuadratan dari koefisien korelasi
0,960 atau 0,9602) berarti 92,3%
kontribusi variabel sistem pengendalian
intern (X1) dan Reformasi Birokrasi (X2)
terhadap kualitas pelayanan (Y), sisanya
7,7% dapat disebabkan oleh faktor-faktor
yang lain.
Dari beberapa pengujian hipotesis
di atas, selanjutnya peneliti melakukan
pengujian faktor dengan menghubungkan
kedua
faktor
tersebut
(sistem
pengendalian intern dan Reformasi
Birokrasi) dengan variabel dependent
(kualitas pelayanan).
Pembahasan
1. Pengaruh sistem pengendalian intern
terhadap kualitas pelayanan PPAJP
Kementerian Keuangan
Berdasarkan hasil uji hipotesis
secara parsial sistem pengendalian intern

tidak perpengaruh positif
terhadap
kualitas
pelayanan
pada
PPAJP
Kementerian
Keuangan.
Namun
berdasarkan
uji
regresi
masih
menunjukkan koefisien regresi positif.
Koefisien regresi sebesar 0,014
menyatakan bahwa setiap penambahan
satu
satuan
atas
nilai
sistem
pengendalian intern akan memberikan
peningkatan sebesar 0,014 satuan
Hasil analisis terlihat bahwa
pada kolom sig (signifikansi) terdapat
nilai 0,956 atau probabilitas jauh diatas
0,05. Karena nilai t hitung< nilai ttabel yaitu
0.056 < 2,002 maka Ho diterima yang
artinya koefisien regresi tidak signifikan
atau secara parsial tidak pengaruh positif
sistem pengendalian intern terhadap
kualitas pelayanan.
Hal tersebut disebabkan karena
variabel sistem pengendalian intern
mempunyai korelasi dengan variabel
reformasi birokrasi berdasarkan hasil uji
Multikolinearitas,
dinyatakan
bahwa
Inflaton Factor (VIF) lebih dari 10 dan
Tolarance lebih dari 0,1 yang artinya
terjadi
korelasi
diantara
variabel
bebasnya, seperti terlampir dalam tabel
11

Tabel 11 Hasil Uji Multikolinearitas
Model
Unstandardized Standardized
Coefficients
Coefficients Collinearity Collinearity
Tolerance
VIF
B
Std.
Beta
Error
1. (Constant) 5,338
3,105
SPI
.014
.254
.012
.031
32.434
Reformasi 1,114
.246
.949
.031
32.434
Birokrasi
2. Pengaruh
reformasi
birokrasi
terhadap kualitas pelayanan PPAJP
Kementerian Keuangan

Ada pengaruh positif Reformasi
Birokrasi terhadap kualitas pelayanan
pada PPAJP Kementerian Keuangan.
10

Pengaruh
variabel
Reformasi
Birokrasi
(X2) terhadap variabel
kualitas pelayanan (Y) ditunjukkan
dengan persamaan regresi
Ŷ = a + b2X2 = 5,338 + 1,114 X2
Koefisien regresi sebesar 1,114
menyatakan
bahwa
setiap
penambahan satu satuan atas nilai
Reformasi
Birokrasi
akan
memberikan peningkatan
sebesar
1,114 satuan
Hasil analisis terlihat bahwa
pada kolom sig (signifikansi) terdapat
nilai 0,000 atau probabilitas jauh
dibawah 0,05. Karena nilai t hitung> nilai
ttabel yaitu 4,520 > 2,002 maka Ho
ditolak yang artinya koefisien regresi
signifikan atau terdapat pengaruh
positif Reformasi Birokrasi terhadap
kualitas pelayanan.
Terbukti
koefisien
korelasi
antara X2 dengan Y sebesar 4,520
tergolong cukup kuat.
Dengan
demikian terdapat pengaruh positif
Reformasi Birokrasi terhadap kualitas
pelayanan.
3. Pengaruh sistem pengendalian intern
dan reformasi birokrasi secara
bersama-sama terhadap kualitas
pelayanan
PPAJP
Kementerian
Keuangan.
Koefisien determinasi faktor
sistem pengendalian intern (X1) dan
Reformasi Birokrasi
(X2) secara
bersama-sama terhadap variabel
kualitas pelayanan (Y) adalah 0,923
Ada pengaruh positif antara
sistem pengendalian intern dan
Reformasi Birokrasi secara simultan
terhadap kualitas pelayanan pada
PPAJP
Kementerian
Keuangan.
Pengaruh
variabel
sistem
pengendalian
intern
(X1)
dan
Reformasi Birokrasi (X2) terhadap
variabel kualitas pelayanan (Y)
ditunjukkan
dengan
persamaan
regresi Ŷ + a + b1X1 + b2X2 = 5,338 +
0,014X1+ 1,114X2
Koefisien regresi sebesar 0,014
dan 1,114 menyatakan bahwa setiap
penambahan satu satuan atas

kualitas pelayanan akan memberikan
peningkatan sebesar 1,128 satuan
Pengaruh
terbentuk
oleh
variabel X1 dan X2 terhadap variabel Y
dapat diperoleh koefisien determinasi
diperoleh hasil rx1x2y = 0,923 (adalah
pengkuadratan dari koefisien korelasi
0,960 atau 0,9602) yang berarti 92 %
konstribusi
variabel
sistem
pengendalian
intern
(X1)
dan
Reformasi Birokrasi
(X2) secara
bersama-sama terhadap kualitas
pelayanan (Y), sisanya 7,7% dapat
disebabkan oleh faktor-faktor yang
lain. Dengan demikian terdapat
pengaruh positif sistem pengendalian
intern dan Reformasi Birokrasi secara
bersama-sama terhadap kualitas
pelayanan.
Berdasarkan
hasil
analisis
secara parsial maupun simultan di
atas, dapat disimpulkan bahwa antara
sistem pengendalian intern dan
Reformasi Birokrasi
sama-sama
memiliki pengaruh yang signifikan.
Hal tersebut berarti pengaruh sistem
pengendalian intern dan Reformasi
Birokrasi
secara bersama-sama
terhadap kualitas pelayanan pada
PPAJP Kementerian Keuangan.dapat
dinyatakan berhasil.
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian
maka kesimpulan yang penulis
berikan adalah sebagai berikut:
1. Secara parsial sistem pengendalian
intern (X1) tidak berpengarh signifikan
terhadap kualitas pelayanan (Y).
2. Secara parsial reformasi birokrasi (X2)
berpengaruh
signifikan
terhadap
kualitas pelayanan (Y).
3. Secara simultan sistem pengendalian
intern (X1) dan reformasi birokrasi (X2)
berpengaruh
signifikan
terhadap
kualitas pelayanan (Y).
Saran
1. Manajemen
Keuangan:

PPAJP

Kementerian

11

a. menyempurnaan
ketatalaksanaan
seperti Standar Operating Prosedure
(SOP) supaya tidak ditemukan lagi
pemberian izin Akuntan Publik dan
Penilai Publik yang melebihi janji
layanan dan adanya praktik Akuntan
Publik dan Penilai Publik palsu.
b. meningkatkan responsiveness dan
credibility
melalui
kegiatan
internalisasi nilai-nilai Kementerian
Keuangan
(integritas,
profesionalisme, sinergi, pelayanan,
dan kempurnaan).
c. meningkatkan competence melalui
kegiatan inhouse traning terkait aspek
teknis.
d. meningkatkan
security
melalui
kegiatan penguatan bisnis proses
DAFTAR PUSTAKA
Mulyadi.
2001.
Sistem
Akuntansi.
Jakarta: Salemba Empat
Mulyadi. 2002. Auditing. Jakarta:Penerbit
Salemba Empat
Sedarmayanti.
2009.
Reformasi
Administrasi Publik, Reformasi
Birokrasi,
dan Kepemimpinan
Masa
Depan
(mewujudkan
Pelayanan
Prima
dan

2.
a.
b.

c.

untuk menjamin kepastian hukum
bagi kepentingan publik.
Akuntan Publik dan Penilai Publik
yang akan menerima jasa pelayanan
dari PPAJP Kementerian Keuangan.
mengisi dan menyampaikan lembar
evaluasi pelayanan pemberian izin
Akuntan Publik dan Penilai Publik.
Menolak permintaan pegawai PPAJP
yang bermaksud akan memberikan
bantuan
untuk
mempermudah
pemberian izin Akuntan Publik dan
Penilai Publik.
Melaporkan
kepada
Ombusman
apabila didapati pemberian izin
Akuntan Publik dan Penilai Publik
melebihi janji layanan.

Kepemimpinan
yang
Baik).
Bandung: Refika Aditama
Kerlinger, F. N. & Lee, H. B. (2000).
Foundation of Behavioral
Research. 4th Edition. Forth Worth:
Harcourt Coledge Publisher.
McMillan, James H., and Sally
Schumacher. Research in
Education. New Jersey: Pearson,
2006

12