IDA NUR JANNAH Hakikat tujuan dan kedudu

TUGAS MATA KULIAH AKHLAK TASAWUF
Dosen Pembimbing: Dr. Zubair, M.A.
Uraian tentang “Hakikat Tasawuf, Tujuan Tasawuf, dan Kedudukan Tasawuf dalam Islam”.
Oleh Ida Nur Jannah, Jurusan Tarjamah Semester VI B, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
******************************************************************************

Hakikat
Tasawuf
Ajaran tasawuf, adalah bagian dari kekayaan khazanah Islam. Ia bukanlah aliran sesat.
Bahwa ada penyimpang oknum atau lembaga sufi itu tidak berarti tasawuf secara keseluruhan
jelek dan sesat. Kita jangan sekali-kali terjebak apada generalisir masalah. Karena sejatinya,
tokoh-tokoh sufi berpendapat ajaran tasawuf harus bersendikan al-Qur’an dan Hadis. Diluar itu
ditolak!
Tasawuf, seperti dinyatakan Syeikh Yusuf al-Qaradhawi, adalah bagian tak terpisahkan
dari ajaran Islam. Karena misi tasawuf memperbaiki akhlak. Dan akhlak jelas sekali bagian dari
Islam. Karena Nabi Muhamad Saw diutus untuk menyempurnakan akhlak.
Dan kalau dikatakan lagi, bahwa ajaran Tasawuf sebenarnya termasuk kelanjutan dari
ajaran Mistik umat terdahulu, kemiripannya tidak berarti bahwa Tasawuf dalam Islam adalah
Mistik umat terdahulu, tetapi memang banyak ajaran umat terdahulu masih dipertahankan oleh
Islam; misalnya ajaran tentang perkawinan, khitanan, jual-beli, sewa-menyewa, pegadaian dan
sebagainya.


Tujuan Tasawuf
1. Membersihkan hati agar sampai kepada ma’rifat terhadap Allah sebagai ma’rifat yang
sempurna.
2.

Ilmu akhlak, dapat mengetahui batas antara yang baik dengan yang buruk dan dapat
menempatkan sesuatu pada tempatnya.

3.

Meningkatkan derajat manusia.

4.

Menuntun kepada kebaikan.

5.

Menifestasi kesempurnaan iman.


6.

Keutamaan dari hari kiamat.

7.

Kebutuhan pokok dalam keluarga.

8.

Membina kerukunan antar tetangga.

9.

Untuk mensukseskan pembangunan bangsa dan negara.

10. Dunia betul-betul

Kedudukan

Islam

membutuhkan akhlakul karimah

Tasawuf

dalam

Ajaran Akhlaq dan Tasawuf terdapat dalam sendi ajaran Ihsan, maka tasawuf itu sendiri

merupakan pengamalan hamba yang melahirkan kebajikan rohani, untuk mendapatkan ma’rifah
kepada Allah SWT.
Mengenai kedudukan Tasawuf dalam Islam, terdapat beberapa pendapat yang
mengatakan, bahwa hal itu tidak termasuk bagian integral dari ajaran Islam, dengan
mengemukakan argumentasi sebagai berikut:
1. Tidak terdapat satupun kata Tasawuf dan Sufi dalam Al-Qur’an maupun Hadits.
2. Banyak istilah Tasawuf yang sering digunakan oleh Sufi, tidak ditemukan dalam Al-Qur’an dan
Hadits.
3. Timbulnya istilah Tasawuf dan Sufi beserta dengan ajarannya, baru dikenal pada abad ketiga
Hijriyah.

4. Ajaran Tasawuf yang diamalkan oleh orang Islam, mirip dengan ajaran Mistik yang telah
diamalkan oleh umat terdahulu.
Ada juga yang tidak sependapat dengan keterangan di muka, dan tetap menganggap
bahwa Tasawuf merupakan bagian dari ajaran Islam, yang sama dengan kedudukan akhlaq,
meskipun dari sisi lain ada perbedaannya.
Tasawuf mempunyai kedudukan sama seperti akhlak, meskipun dari sisi lain ada sedikit
perbedaannya, ajaraan tasawuf dalam islam memang tidak sama kedudukan hukumnya dengan
rukun rukun islam yang sifatnya wajib, tapi ajaran tasawuf lebih bersifat sunah, maka ulama
tasawuf sering menamakan ajarannya dengan sebutan “fadaailu al-amal” (amalan yang
hukumnya lebih afdhal).

Maka sering kita jumpai pembagian tasawuf menjadi tiga macam, yaitu :
a. Tasawuf aqidah, yang membahas masalah metafisis (hal gaib) yang unsurnya adalah
keimanan kepada tuhan
b. Tasawuf ibadah, yang membahas dalam masalah rahasia ibadah
c. Tasawuf ahklaki, yang membahas pada budi pekerti yang mengantarkan manusia
mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.