Pengaruh Indeks Harga Konsumen dan Kapit

Pengaruh Indeks Harga Konsumen dan Kapitalisasi Pasar
BEI Terhadap Kinerja Reksa Dana Syari’ah
A. Latar Belakang
Pasar modal syariah di Indonesia saat Ini telah tumbuh dan berkembang selama kurun
waktu dua decade atau selama 20 tahun, yaitu ditandai semenjak diluncurkannya produk reksa
dana syariah di tahun 1997. Pasar modal merupakan alternative penting dalam rangka
pelaksanaan pembangunan ekonomi nasional selain dana yang didapatkan dari pinjaman
luarnegeri selain itu juga merupakan perluasan peran serta masyarakat dalam pemilikan saham
menuju pemerataan pendapatan, sehingga diharapkan akan dapat mengurangi ketergantungan
terhadap pinjaman luar negeri, dan memperkecil kemungkinan larinya modal keluar negeri
(Capital flight).
Reksadana melalui manajer investasi dapat membantu investor dalam melakukan
langkah langkah alokasi, seleksi dan pergantian sekuritas. Menurut Fatwa DSN MUI no.
20/DSN-MUI/IV/2001 Reksa dana syariah yaitu reksa dana yang beroperasi menurut ketentuan
dan prinsip prinsip syariah islam, baik dalam bentuk akad antara para pemodal sebagai pemilik
harta (shahibul mal/Rabbul maal) dengan manajer investasi sebagai wakil shahibul maal, maupun
antara manajer investasi sebagai wakil shahibul maal dengan pengguna investasi. (Qoyum, 2017)
Peranan manajer investasi sangat penting dalam Reksa Dana Syari’ah, manajer bertugas
menawarkan Reksa dana syari’ah kepada investor. Dana yang diperoleh oleh manajer investasi
dari para investor ditanamkan dalam bentuk saham atau obligasi syariah yang dinilai
menguntungkan. Reksa dana syariah memiliki tujuan untuk mendapatkan pertumbuhan nilai

investasi dalam jangka panjang dan memperoleh pendapatan yang berkelanjutan kepada pemodal
yang hendak mengikuti syariah islam.
Portofolio investasi dari reksa dana syariah dapat terdiri dari berbagai macam instrument
surat berharga seperti saham syariah, obligasi syariah, instrument pasar uang, atau campuran dari
instrument-instrumen diatas. Sejak ditetapkannya ketentuan instrument investasi tersebut dalam
UU pasar modal. Risiko di dalam investasi dapat dihilangkan, tetapi risiko tersebut bisa dikurangi
dengan diversifikasi yang merupakan strategi alokasi asset (Tandelilin, 2009).
Penilaian terhadap kinerja Reksa Dana Syariah dilakukan karena dengan melakukan
penilaian terhadap Reksa Dana syariah dapat mengetahui kemampuan Reksa Dana syari’ah dalam
menghasilkan keuntungan dan bersaing dari Reksa Dana syariah jenis lainnya. Return dari reksa
dana biasa dikenal dengan NAB (Nilai Aktiva Bersih) dimana nilainya akan diperbarui setiap
hari berdasarkan hasil transaksi Reksa Dana syari’ah pada hari tersebut. Besarnya NAB dari suatu
Reksa Dana Syari’ah merupakan alat ukur untuk menilai kinerja Reksa Dana syariah .Penelitian
Ini memiliki tujuan yang pertama mengetahui signifikansi pengaruh Indeks Harga Konsumen
terhadap Kinerja Reksa Dana Syari’ah dan untuk mengetahui signifikansi pengaruh Kapitalisasi
Pasar BEI terhadap kinerja Reksa Dana Syari’ah.

B. Landasan Teori

a. Investasi

Berinvestasi pada dasarnya adalah membeli suatu asset yang pada saat ini dan dapat dijual
dengan nilai yang lebih tinggi pada masa yang akan datang untuk mendapatkan keuntungan
(Tendelilin, 2009). Hal penting dalam berinvestasi yaitu:
1. Jenis-jenis Produk Investasi di Pasar Modal
Produk-produk investasi di pasar modal yang dapat dilakukann misalnya berinvestasi
pada deposito, sertifikat Bank Indonesia (SBI), surat berharga komersial, saham, obligasi,
reksa dana, serta surat berharga derivative lainnya seperti option, futures dan lain- lain.
2. Risiko Investasi dan diversifikasi Investasi
Teori investasi modern berbagai risiko tersebut digolongkan menjadi dua, yaitu risiko
sisematis atau unsystematic risk (Husnan, 2003)
b. Reksa Dana Syari’ah
Undang-undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27), mendefinisikan reksa
dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal
untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer Investasi.
Menurut Fatwa DSN MUI no. 20/DSN-MUI/IV/2001 Reksa dana syariah yaitu reksa
dana yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip prinsip syariah islam, baik dalam bentuk
akad antara para pemodal sebagai pemilik harta (shahibul mal/Rabbul maal) dengan manajer
investasi sebagai wakil shahibul maal, maupun antara manajer investasi sebagai wakil
shahibul maal dengan pengguna investasi. (Qoyum, 2017)
1.)

Karakteristik utama dari Reksa Dana syari’ah adalah sharia compliance. Reksa
dana harus memastikan semua aktivitas investasi sesuai dengan ketentuan syariah
termasuk pemilihan perusahaan tujuan investasi. Reksa dana syari’ah tidak bisa
bekerjasama dengan bank konvensional yang menerapkan system bunga tetap
ataupun kerjasama dengan perusahaan yang memproduksi barang-barang haram
seperti alcohol, rokok, babi, porografi, narkoba atau perusahaan yang penuh dengan
gambling (Thuba,2012).
2.) Prinsip Reksa Dana Syariah
Perbedaan utama antara Reksa Dana Syari;ah dengan konvensional terletak pada
proses pemilihan asset yang membentuk portofolionya. Reksa dana konvensional
tentu saja hanya menggunakan pertimbangan tingkat keuntungan dan risiko dalam
mengatur portofolio investasi. Sementara Reksa dana Syariah harus
mempertimbangkan kehalalan suatu produk keuangan di samping tingkat keuntungan
dan resikonya.
Pemilik asset dalam portofolio Reksa Dana Syariah dilakukan melalui proses
penyaringan yang ketat berdasarkan prinsip syariah, yaitu memilih asset atau saham
perusahaan yang tidak memiliki aktivitas haram seperti riba, gharar, judi, produksi
makanan atau minuman haram, seperti daging babi, minuman keras, rokok dan
sebagainya. Jika Reksa Dana Syariah membeli portofolio, maka portofolio yang
dibeli merupakan portofolio yang sudah dinyatakan sesuai syariah. Selain ciri

tersendiri pada produk Reksa Dana syariah, terdapat juga proses cleasing atau
membersihkan pendapatan yang diperoleh dengan cara membayar zakat. Kini di
Indonesia telah ada beberapa perusahaan manajer investadi yang menawarkan Reksa
Dana berbasis Syariah.
3.) Jenis- Jenis Reksa Dana Syariah.

c.

a. Dilihat dari bentuknya, :
 Reksa Dana berbentuk perseroan
 Reksa Dana berbentuk kontrak investasi kolektif
b. Dilihat dari sifatnya, :
 Reksa dana Tertutup
 Reksa dana Terbuka
c. Dilihat dari porofolio investasinya
 Reksa dana Pasar uang
 Reksa dana pendapatan tetap
 Reksa dana Saham
 Reksa dana campuran
d. Dilihat dari tujuan investasinya

 Growth fund
 Income fund
 Safety fund
4.) Mekanisme operasional dalam Reksa dana Syari’ah
Mekanisme operasional Reksa Dana Syari’ah didasarkan pada fatwa yang
dikeluarkan oleh Dewan Syari’ah Nasional, yaitu pedoman pelaksanaan investasi
untuk reksa dana Syariah yang terdapat pada pasal 2 Fatwa DSN No.20/DSNMUI/IV/2001 sebagai berikut:
a.
Antara pemodal dengan manajer investasi dilakukan dengan system
wakala (pendelegasian atau pemberian mandat).
b.
Antara Manajer Investasi dan pengguna investasi dilakukan dengan
system mudharabah.
5.) Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Syari’ah
Nilai aktiva bersih (NAB) atau Net Asset Value (NAV) tidak dapat dipisahkan
dari Reksa Dana karena istilah ini merupakan suatu tolak ukur dalam memantau hasil
portofolio suatu Reksa Dana. Nilai aktiva bersih adalah nilai pasar yang wajar dari
suatu efek dan kekayaan lain dari reksa dana dikurangi seluruh keajaibannya.
Besarnya Nilai aktiva bersih dapat berflyktuasi setiap hari, tergantung pada
perubahan nilai efek dari portofolio. Meningkatnya Nilai aktiva bersih

mengindikasikan naiknya nilai investasi pemegang saham atau unit penyertaan.
Begitu juga sebaliknya, menurunnya nilai aktiva bersih berarti berkurangnya nilai
investasi pemegang unit penyertaan.
Indeks Harga Konsumen (IHK)
Indeks Harga konsumen adalah nomor indeks yang mengukur harga rata-rata dari
barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga (household). Indeks Harga
Konsumen (IHK) dapat diartikan sebagai indeks harga dari biaya sekumpulan barang
konsumsi yang masing-masing diberi bobot menurut proporsi belanja masyarakat untuk
komoditi yang bersangkutan.
Rumus untuk menghitung IHK adalah
IHK=(Pn/Po)x100
Pn : Harga Sekarang
Po : Harga Pada tahun dasar

IHK adalah indeks yang seringt dipakai namun bukanlah satu satunya indeks yang dipakai
untuk mengukur laju inflasi. Masih ada indeks yang dapat digunakan yakni indeks harga
produsen (IHP), yang mengukur harga sekelompok barang yang dibeli perusahaan
(produsen bukannya kkonsumen).
d. Kapitalisasi Pasar BEI
Kapitalisasi Pasar adalah sebuah istilah bisnis yang menunjuk pada harga keseluruhan

dari sebuah perusahaan yaitu harga yang harus dibayar seseorang bila ingin membeli 100%
kepemilika perusahaan tersebut. Kapitalisasi dihitung dengan harga saham perusahaantersebut
dengan harga saham perusahaan pada saat ini.
Fungsi istilah Kapitalisi Pasar : istilah kapitalisasi pasar sering digunakan dalam topic
keuangan. Dalam dunia Investasi saham, istilah ini disebut untuk menggambarkan nilai sebuah
perusahaan, Kapitalisasi pasar perusahaan seringkali adalah pengukuran penting dari
keberhasilan atau kegagalan perusahaan terbuka. Semakin besar kapitalisasi pasar, maka
semakin mahal perusahaan tersebut dihargai oleh pasar.
Jumlah Lembar Beredar x Harga Saham = Kapitalisasi Pasar
Dapat disimpulkan bahwa nilai kapitalisasi pasar perusahaan akan selalu berubah dari waktu ke
waktu, naik ataupun turun. Jika harga saham naik, berarti nilai perushaan itu naik dan sebaliknya
jika harga turun berarti nilai perusahaan akan turun juga. Di Bursa Efek Indonesa sendiri
terdapat lebih dari 500 saham yang tercatat yang sahamnya seringkali berdasarkan besar
kecilnya.

C. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode ini merupakan metode
penelitian yang berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistic, penelitian ini bersifat asosiatif
dimana menggambarkan hubungan antar dua variabel atau lebih (sugiyono,2013:30) sehingga dapat
mengetahui hubungan antara Indeks Harga Konsumen dan Kapitalisasi Pasar BEI terhadap kinerja Reksa

Dana Syari’ah.

JII (x1)
IHK (x2)

NAB (Y)

Variabel Terikat adalah Variabel yang dipengaruhi oleh variabel lainnya. Variabel Terikat Disini
adalah NAB . Variabel Bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas pada
penelitian ini adalah JII (x1) dan IHK(x2). Dalam penelitian ini satuan ukurannya adalah presentase

dihitung setiap bulan dari bulan januari 2016 sampai bulan desember 2016 yang dapat diperoleh dari
ww.ojk.go.id
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif tersebut
adalah data Reksa Dana Syari’ah yang ada Di Bursa efek Indonesia dan Otoritas Jasa keuangan
periode 2016.
Populasi adalah sekumpulan data yang memiliki karakteristik yang sama atau sejenis. Populasi
yang digunakan adalah seluruh perusahaan Reksa dana Syariah yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia selama periode 2016. Sampel adalah sebagian populasi yang terdiri dari beberapa anggota
yang dipilih dari populasi (sugiyono,2013:116). Teknik pengambilan sampel dilakukan secara

purposive sampling dengan tujuan mendapatkan sampel yang sesuai dengan kriteria yang ditentukan.
Kriteria yang digunakan untuk memilih sampel yaitu perusahaan Reksa dana syari’ah dilihat dari
tanggal efektif tahun 2016 yang sudah diperdagangkan.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi non partisipan
yaitu pengamatan data yang berupa laporan portofolio yang diperoleh dari www.ojk.go.id , Metode
analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara dua atau lebih variabel bebas terhadap satu variabel terikat.
Jika dalam penelitian terdapat dua atau lebih variabel independen, maka untuk melihat pengaruh
hubungan antar variabel dependen terhadap variabel independen digunakan metode analisis regresi
linier berganda. Adapun persamaan Regresi sebagai berikut:

Y=α=b1x1+b2x2+ei
Keterangan:
Y = Kinerja Reksa Dana syariah
α = Konstanta
b = slope atau koefisien regresi
x1= JII (kapitalisasi pasar BEI)
x2= IHK (Indeks Harga Konsumen)

Pengujian asumsi klasik merupakan pengujian untuk menentukan ketetapan dari

model yang digunakan dalam penelitian ini. Berikut merupakan beberapa pengujian yang
dapat dilakukan untuk mengetahui uji asumsi klasik terpenuhi atau tidak, yaitu uji normalitas,
uji multikolinearitas, Uji kolinearitas serta Uji heteroskedastisitas.

D. DATA HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Uji Multikolinieritas

Hasil
dapat dilihat
Centered VIF
Variabel JII
2,545. Karena
variabel tidak
dari 10 atau 5
menyaratkan
maka

Variance Inflation Factors
Date: 03/18/11 Time: 02:20
Sample: 1 12

Included observations: 12

Variable

Coefficient
Variance

Uncentered
VIF

Centered
VIF

C
JII
IHK

7.95E+08
3.36E-06
61707.29

25694.44
437.9740
30984.39

NA
2.545447
2.545447

uji Multikolinieritas,
pada
table
kolom
nilai
VIF
untuk
dan IHK sama-sama
nilai VIF dari kedua
ada yang lebih besar
( banyak buku yang
tidak lebih dari 5),
dikatakan tidak terjadi
multikolinieritas pada

kedua variabel tersebut.
2. Uji Normalitas
5

Series: Residuals
Sample 1 12
Observations 12

4

3

2

1

0
-1250

-1000

-750

-500

-250

0

250

500

750

Mean
Median
Maximum
Minimum
Std. Dev.
Skewness
Kurtosis

2.42e-11
66.08937
911.7667
-1091.454
551.2942
-0.237111
2.597952

Jarque-Bera
Probability

0.193264
0.907890

1000

Nilai Probability Jarque-Bera hitung sebesar 0,9078 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa
residual terdistribusi normal yang artinya asumsi klasik tentang kenormalan telah dipenuhi.

3. Uji Heterokedastisitas

Heteroskedasticity Test: Breusch-Pagan-Godfrey

F-statistic

1.340793

Prob. F(2,9)

0.3093

Obs*R-squared

2.754680

Prob. Chi-Square(2)

0.2522

Scaled explained SS

1.238020

Prob. Chi-Square(2)

0.5385

Nilai Prob. F hitung dan Chi-square hituung lebih besar dari tingkat Alpha 0,05 maka Ho
diterima yang artinya tidak terjadi heteroskedastisitas, sedangkan apabila nilai Prob. F hitung lebih kecil
dari tingkat alpha 0,05 maka Ho ditolak yang artinya terjadi heteroskedastisitas. Nilai prob. dari F hitung
dari chi-square hitung lebih besar dari tingkat alpha 0,05 maka disimpulkan tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model persamaan-persamaan.
4. Uji Autokorelasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
F-statistic
Obs*R-squared

2.468289
4.962807

Prob. F(2,7)
Prob. Chi-Square(2)

0.1544
0.0836

Nilai Prob. F(2,7) ≠ sebesar 0,1544 dapat juga disebut sebagai Nilai Probabilitas F hitung. Nilai
Prob. F hitung lebih besar dari tingkat alpha 0,05 (5%) sehingga, berdasarkan uji hipotesis, Ho diterima
yang artinya tidak terjadi autokorelasi. Sebaliknya, Apabila Nilai Prob. F hitung lebih Kecil dari 0,05
maka dapat disimpulkan terjadi autokorelasi.

Dependent Variable: NAB
Method: Least Squares
Date: 03/18/11 Time: 01:24
Sample: 1 12
Included observations: 12

Variable

Coefficient

Std. Error

t-Statistic

Prob.

C

-218688.3

28202.49

-7.754220

0.0000

JII

-0.005235

0.001834

-2.854357

0.0190

IHK

1925.380

248.4095

7.750830

0.0000

R-squared

0.905161

Mean dependent var

10864.65

Adjusted R-squared

0.884085

S.D. dependent var

1790.151

S.E. of regression

609.4786

Akaike info criterion

15.87540

Sum squared resid

3343178.

Schwarz criterion

15.99663

Hannan-Quinn criter.

15.83052

Durbin-Watson stat

1.934312

Log likelihood
F-statistic
Prob(F-statistic)
I.

-92.25242
42.94876
0.000025

Uji F ( Uji kelayakan Model)

Hasil uji F dapat dilihat pada table diatas. Nilai Prob. F (statistic) sebesar 0,000025 lebih kecil dari tingkat
signifikansi 0,05 sehingga daapat disimpulkan bahwa model regresi yang diestimasi layak digunakan
untuk menjelaskan pengaruh JII dan IHK terhadap NAB.
II.

Uji T (Uji koefisien regresi)

Nilai Prob. t hitung dari variabel bebas JII sebesar 0,0190 yang lebih kecil dari 0,05 sehingga variabel
bebas JII berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat NAB pada alpha 5% atau dengan kata lain, JII
pada taraf keyakinan 95% . Sama Halnya dengan pengaruh variabel bebas IHK terhadap variabel terikat
NAB , karena nilai prob. t hitung 0,0000 yang lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa
variabel bebas IHK berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat NAB pada alpha 5% atau dengan
kata lain, Nilai IHK terhadap NAB terhadap JII pada taraf keyakinan 95%.
III.

Koefisien Determinasi

Nilai R-square pada table diatas besarnya 0,8840 menunjukkan bahwa proporsi pengaruh variabel JII dan
IHK terhadap variabel NAB sebesar 88,40%. Artinya, JII dan IHK terhadap NAB memiliki proporsi
pengaruh terhadap JII sebesar 88,40% sedangkan sisanya 11,60% (100% - 88,40%) dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak ada di dalam regresi.

E. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka dapat disimpulan bahwa Kapitalisasi Pasar BEI
berpengaruh negative signifikan terhadap kinerja Reksa Dana Syariah. Apabila Kapitalisasi Pasar BEI
meningkat maka kinerja Reksa Dana Syari’ah akan Menurun. Hal ini menunjukkan Kapitalisasi Pasar
BEI Berdampak pada menurunnya kinerja Reksa Dana Syari’ah. Harga jual yang tinggi menyebabkan
menurunnya daya beli investor untuk Reksa dana Syari’ah karena investor mengutamakan kebutuhan
pokok, sehingga mempengaruhi keuntungan perusahaan dan Harga Reksa Dana Syari’ah yang menurun
berdampak pada kinerja Reksa dana syari’ah.
Indeksa Harga Konsumen berpengaruh negatif signifikan terhadap reksa dana saham. Apabila Indeks
Harga Konsumen meningkat maka kinerja Reksa Dana Syari’ah akan Menurun. Hal ini menunjukkan
Indeks Harga Konsumen Berdampak pada menurunnya kinerja Reksa Dana Syari’ah. Harga jual yang
tinggi menyebabkan menurunnya daya beli investor untuk Reksa dana Syari’ah karena investor
mengutamakan kebutuhan pokok, sehingga mempengaruhi keuntungan perusahaan dan Harga Reksa
Dana Syari’ah yang menurun berdampak pada kinerja Reksa dana syari’ah.

DAFTAR PUSTAKA

Suad Husnan. (2004). Dasar – Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Yogyakarta Penerbit UPP
AMP YKPN.
Qoyum,Abdul. (2017). “Lembaga Keuangan Islam Di Indonesia”. Yogyakarta : Penerbit Elmathera
Publisher.
Tandelilin, Eduardus. (2001). Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Kanisius: Yogyakarta.
UU No 8 Tahun 1995 BAPEPAM
ISRA, Islamic Financial system Princiles & Operations. Kuala lumpur 2012
Nurul Huda dan Mustafa Edwin nasution, investasi pada pasar modal syariah, edisi revisi, cet.2
(Jakarta:kencana, 2008) hlm 116-117.
https://id.m.wikipwdia.org/wiki/indeks_harga_konsumen
Widya, Evalarazke.2011. Pengaruh Expense Ratio, Turnover Ratio, ukuran Reksa dana dan cashflow
terhadap kinerja reksa dana periode 2005-2007.
Hermawan, Denny.2016 . Pengaruh Inflasi, suku bunga, ukuran reksa dana, dan umur reksa dana terhadap
reksa dana. E-jurnal Manajemen Unud, vol.5, No.5, 2016:3106-3133, ISSN:2302-8912
www.ojk.go.id/id/karnal/syariah/data-dan-statistik-reksa-dana-syariah-mei-2016.aspx
Mansuri, Jakarta 2016 . “Modul Praktikum Eviews”.
Purboyo, Rizka zulfikar, 2017. Reaksi signal factor makroekonomi, fundamental, dan risiko sistemis (beta
saham) terhadap return saham syariah yang terdaftar di Jakarta islamik indeks. At-tadbir: Jurnal Ilmiah
Manajemen vol. 1, No.2.
Armansyah, Rohmad Fuad. 2016. Faktor makro ekonomi dan Indeks Harga saham gabungan. JOURNAL
of Research in Economics and Management. Vol.16.No.1:1-14
https://www.bps.go.id/brs/view/1284
Isnurhadi, 2014. Pengaruh Kinerja dan Risiko Reksa dana terhadap jumlah asset Under manajemen dan
unit penyertaan. Jurnal Manajemen dan Bisnis sriwijaya vol. 12 no.3.
Adawiyah, Robiatul. Retno endah Supeni 2015. Kinerja keuangan berbasis penciptaan nilai, makro
ekonomi dan dampaknya terhadap retutn saham sektor pertambangan. Jurnal Manajemen Dan Bisnis
Indonesia Vol.1 No.2
Ibrahim, zaini. Siti sunayah. 2016. Analisis Pengaruh Perubahan Variabel Makroekonomi terhadap return
sham syariah PT. Telekomunikasi Indonesia, TBK. Periode 2011-2013. Jurnal ekonommi keuangan dan
bisnis islam vol’7 No.1. P-ISSN:2085-3696:E-ISSN.

Pricing Model dan Arbitrage Pricing Theory dalam Memprediksi Tingkat Pendapatan Saham Industri
Manufaktur Sebelum dan Semasa Krisis Ekonomi , Fakultas Ekonomi, Universitas Airlangga Jurnal
Penelitian Dinamika Sosial Vol. 5 No. 2 Agustus 2004: 125-139.
Samsul, Mohamad. (2006). Pasar Modal dan Manajemen Portofolio, Bab 11, Teori Portofolio. Erlangga:
Jakarta.
Wulandari, Permata. (2010). Analisa Komparasi Kinerja Reksa Dana Saham Syariah Indonesia dan
Malaysia. Jurnal Manajemen Usahawan Indonesia. Vol. 40 No.1 Februari 2011, FE-UI: Depok.
Fahmi, Irham dan Yovi Lavianti (20090, Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Alfabeta: Bandung.
Mossin, Jan.(1969). Security Pricing and Investment Criteria in Competitive Market, The American
Economic Review, Vol.59, No.5.
Wiliasih, Ranti. Wiwiek Rindiyati.2014. Analisis pengaruh variabel EPS dan amkro ekonomi terhadap
return Saham Jakarta Islamic Index Sektor Pertanian. Jurnal Al-muara’ah, Vol.3.No.1. ISSN p:2337-4363
Zuniarti, Ida. 2014. Analisis Faktor makro yang mempengaruhi indeks hara sham gabungan di bursa efek
Indonesia.
Adi Mulyawan, Sean. Elizabeth Tiur Manurung. 2009. Pengaruh Tingkat Bunga, Indeks Harga Saham
Terhadap Harga saham PT Telkom berdasarkan Path Analisis (penelitian di bursa efek Indonesia). Jurnal
Administrasi Bisnis. Vol.5, No.2. :189-202. ISSN:0216-1249.
Fordian, dian. 2016. Pengaruh makro ekonomi dan pemilihan presiden terhadap indeks harga saham
gabungan bursa efek Indonesia studi periode 2012-2016. Jurnal Adbispreneur Vol.1, No.3.Hal267-277
Aziz, Abdul . 2010. Manajemen investasi syariah. Bandung : alfabeta/ hlm 139.
Pratomo, E. P dan nugraha, Reksa Dana Solusi Perencanaan Investasi Di era modern, (Jakarta: PT
gramedia pustaka, 2009), hlm 81.
Hamzah, Ardi. 2011. Analisis Karakteristik perusahaan dan ekonomi makro pada return saham syariah
dan non syariah. Jurnal akuntansi akrual 3(1). E-ISSN:2502-6380.
Kusumaningtyas, Titah Kinanti. 2015. Pengaruh good corporate terhadap nilai perusahaan yang terdaftar
pada indeks Sri-kehati. Jurnal ilmu & riset akuntansi vol.4
Kandarisa, Nur Aini, 2013. Perkembangan dan hambatan Reksa Dana syari’ah di Indonesia.
Appa, Yuni. 2014. Pengaruh Inflasi dan kurs rupiah/dolar amerika terhadap indeks harga saham gabungan
(IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI). E-Journal Administrasi Bisnis. Vol.2.No.4:498-512.