Rencana dan Eksekusi pa karawang
Rencana dan Eksekusi
Yakobus 2: 14-26
• Seorang perancang
bangunan telah
menyelesaikan bangunan
mewah pesanan kliennya.
• Namun Sang Klien Berkata :
Luar Biasa!ini akan menjadi
sebuah maha karya yang
sangat indah…
• Perancang : Bila demikian
kapan saya bisa mengerjakan
bangunan ini.
• Klien : Oh Sabar, saya baru
mencari lahan cocok, bila
sudah mendapatkannya nanti
saya akan menghubungi anda.
• Tak bisa dimungkiri, kita pun
acap kali melakukan yang sama
seperti klien itu.
• Kita Mungkin adalah seorang
yang penuh dengan ide.
• Kita bisa menghabiskan begitu
banyak tenaga , pikiran untuk
berfokus menghasilkan ide ,
konsep maupun strategi yang
hebat yang memajukan atau
usaha atau perusahaan kita,
bahkan GEREJA kita.
• Sayangnya rencana hebat itu terhenti di situ.
Rancangan itu tidak hanya berhenti pada
pujian namun juga tidak pernah dieksekusi.
• Jadi apa gunanya kita menghabiskan begitu
banyak waktu untuk beripikir tetapi tidak
pernah diwujudkan
• Tidak ada gunanya ?
• Untuk menikmati hasil ,ada saatnya seluruh
energi , waktu , sumber daya , perhatian
harus dicurahkan untuk eksekusi.
Surat ini untuk menentang
pietisme Yahudi – kaum Zelot.
Mereka melakukan ibadah yang
sangat baik tetapi hidup mereka
sangat jauh jika dibandingkan
dengan ibadah mereka.
Ayat 19, “Engkau percaya, bahwa
hanya ada satu Allah saja? Itu baik!
Tetapi setan-setan pun percaya akan
hal itu dan mereka gemetar”,
merupakan sebuah penekanan dari
Yakobus. Jadi dapat dikatakan bahwa
pengakuan verbal adalah sesuatu
yang kosong jika tanpa disertai dengan
sebuah tindakan yang nyata.
• Yakobus, dalam suratnya mengingatkan
tentang pentingnya melakukan eksekusi ,
sebagaimana halnya sebuah ide.
• Yakobus sedang membicarakan hakekat iman.
• Jika seseorang beriman, maka ia harus
mengeksekusi iman itu dengan perbuatan
yang nyata.
• Hasil iman itu terlihat dari perbuatan yang
menyertainya.
• BUTUH KERJA SAMA UNTUK MENGEKSEKUSI.
Yakobus 2: 14-26
• Seorang perancang
bangunan telah
menyelesaikan bangunan
mewah pesanan kliennya.
• Namun Sang Klien Berkata :
Luar Biasa!ini akan menjadi
sebuah maha karya yang
sangat indah…
• Perancang : Bila demikian
kapan saya bisa mengerjakan
bangunan ini.
• Klien : Oh Sabar, saya baru
mencari lahan cocok, bila
sudah mendapatkannya nanti
saya akan menghubungi anda.
• Tak bisa dimungkiri, kita pun
acap kali melakukan yang sama
seperti klien itu.
• Kita Mungkin adalah seorang
yang penuh dengan ide.
• Kita bisa menghabiskan begitu
banyak tenaga , pikiran untuk
berfokus menghasilkan ide ,
konsep maupun strategi yang
hebat yang memajukan atau
usaha atau perusahaan kita,
bahkan GEREJA kita.
• Sayangnya rencana hebat itu terhenti di situ.
Rancangan itu tidak hanya berhenti pada
pujian namun juga tidak pernah dieksekusi.
• Jadi apa gunanya kita menghabiskan begitu
banyak waktu untuk beripikir tetapi tidak
pernah diwujudkan
• Tidak ada gunanya ?
• Untuk menikmati hasil ,ada saatnya seluruh
energi , waktu , sumber daya , perhatian
harus dicurahkan untuk eksekusi.
Surat ini untuk menentang
pietisme Yahudi – kaum Zelot.
Mereka melakukan ibadah yang
sangat baik tetapi hidup mereka
sangat jauh jika dibandingkan
dengan ibadah mereka.
Ayat 19, “Engkau percaya, bahwa
hanya ada satu Allah saja? Itu baik!
Tetapi setan-setan pun percaya akan
hal itu dan mereka gemetar”,
merupakan sebuah penekanan dari
Yakobus. Jadi dapat dikatakan bahwa
pengakuan verbal adalah sesuatu
yang kosong jika tanpa disertai dengan
sebuah tindakan yang nyata.
• Yakobus, dalam suratnya mengingatkan
tentang pentingnya melakukan eksekusi ,
sebagaimana halnya sebuah ide.
• Yakobus sedang membicarakan hakekat iman.
• Jika seseorang beriman, maka ia harus
mengeksekusi iman itu dengan perbuatan
yang nyata.
• Hasil iman itu terlihat dari perbuatan yang
menyertainya.
• BUTUH KERJA SAMA UNTUK MENGEKSEKUSI.