Makalah Antropologi dan sosiologi dan docx

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Antropologi kesehatan adalah membahas tentang pengaruh unsurunsur sosial budaya terhadap penghayatan masyarakat tentang penyakit dan
kesehatan. Artinya, mempelajari bagaimana kebudayaan dan masyarakat
mempengaruhi masalah-masalah kesehatan, pemeliharaan kesehatan dan
masalah lainnya. Dalam hal ini, proses sosial dan gambaran kebudayaan baik
dari kesehatan, kesakitan, dan perawatan yang berhubungan dengan
kebudayaan.
Sosiologi merupakan ilmu untuk mempelajari perilaku sosial yang
berkembang di suatu masyarakat. Ilmu ini berkembang sesuai dengan
perkembangan masyarakat sehingga saat ini sosiologi sudah memiliki sub
cabang kelimuan seperti sosial kesehatan, sosial politik, sosial ekonomi dan
hukum sosial. Sosial kesehatan mempelajari perubahan pola kesehatan yang
dikaitkan dengan paparan globalisasi, perubahan perilaku, lingkungan sosial
maupun ekonomi dan budaya masyarakat itu sendiri.
Perkembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan membuat ilmu
sosiologi semakin masuk ke dalam pelayanan kesehatan, salah satunya
pelayanan kebidanan. Saat ini masalah kebidanan dan kesehatan reproduksi

seperti masalah gender, kematian ibu, kematian anak dan kesehatan remaja
merupakan salah satu masalah utama dalam kesehatan di seluruh dunia.
Asuhan kebidanan yang akan diberikan terkait dengan masalah-masalah
tersebut membutuhkan pemahaman bidan dari sisi sosial masyarakat,
sehingga tujuan asuhan bisa tercapai dengan baik. Untuk itulah penulis

2

mencoba membahas tentang Pandangan Antropologi dan Sosiologi Terhadap
Profesi Kebidanan.
1.2. Tujuan
1.2.1. Umum
Mengetahui pandangan antropologi dan sosilogi ke dalam ilmu
kesehatan terutama kebidanan.
1.2.2. Khusus
a. Mengetahui ilmu antropologi dan sosiologi secara umum.
b. Memahami ilmu antropologi dan sosiologi dari sudut pandang
profesi.
c. Memahami masalah-masalah sosial masyarakat yang terkait dengan
asuhan kebidanan.

d. Memahami penerapan ilmu sosiologi di dalam pelayanan kebidanan.

3

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Antropologi
2.1.1. Defenisi Antropologi
Antropologi Antropos = Manusia, Logos = ilmu. Jadi Antropologi
adalah Ilmu tentang manusia. Studi aspek fisik, budaya, dan perilaku
manusia untuk mendapat pengertian tentang keragaman manusia.
Antropologi kesehatan merupakan bagian dari antropologi sosial dan
kebudayaan yang mempelajari bagaimana kebudayaan dan masyarakat
mempengaruhi masalah-masalah kesehatan, pemeliharaan kesehatan dan
masalah terkait lainnya.
Antropologi kesehatan membicarakan masalah konsep sakit, sehat,
pengobatan tradisional, serta kebiasaan atau perilaku dan pantangan suatu
kelompok masyarakat terhadap makanan tertentu.
2.1.2. Cabang-cabang Antropologi
1. Antropologi Fisik (Biologis)

Studi sistematis tentang makhluk manusia sebagai organisme
biologis yang meliputi nutrisi dan pertumbuhan, korelasi antar bentuk
tubuh dengan variasi yang luas dari penyakit dan pengaruh-pengaruh
evolusi manusia (jenis penyakit yang berbeda-beda). Antropologi fisik
meliputi :
a. Paleoantropologi (mempelajari asal-usul dan perkembangan manusia
secara biologis).
b. Somatologi (mempelajari sejarah terjadinya aneka warna makhluk
manusia dipandang dari sudut ciri-ciri tubuhnya).

4

2. Antropologi Budaya (Etnomedisin)
Suatu antropologi yang mempelajari pengobatan tradisional, tidak
hanya yang berhubungan dengan sumber-sumber tertulis tetapi terutama
pengetahuan dan praktek yang secara oral diturunkan selama beberapa
abad. Adapun bagian dari antropologi ini meliputi :
a. Etnolinguistik, maksudnya, mempelajari sejarah asal, perkembangan
dan penyebaran aneka warna bahasa yang diucapkan manusia.
b. Prehistori/pra-sejarah, artinya, mempelajari sejarah perkembangan,

penyebaran dan terjadinya aneka warna kebudayaan manusia sebelum
mengenal tulisan.
c. Etnologi, maksudnya mempelajari kebudayaan-kebudayaan dalam
kehidupan masyarakat dari sebanyak mungkin suku bangsa yang
tersebar di dunia.
2.1.3. Antropologi Kesehatan
Kesehatan adalah keadaan sehat sejahtera badan,jiwa dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
Antropologi kesehatan membicarakan faktor sakit, masalah konsep sakit,
sehat, pengobatan tradisional, serta kebiasaan atau perilaku dan pantangan
suatu kelompok masyarakat terhadap makanan tertentu.
2.1.4. Pendekatan Antropologi dalam Pelayanan Kebidanan
Pelayanan Kebidanan yang menjadi tanggung jawab praktek profesi
bidan dalam sistem pelayanan kesehatan yang bertujuan meningkatkan
kesehatan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan kesehatan masyarakat
dengan menggunakan pendekatan ilmu antropologi.

5

2.2. Sosiologi

2.2.1. Defenisi Sosiologi
Sosiologi berasal dari bahasa Latin yaitu Socius yang berarti
kawan/interaksi dan Logos yang berarti ilmu pengetahuan. lmu sosiologi
bisa juga diartikan sebagai pengetahuan kemasyarakatan. Sedangkan
masyarakat adalah sekelompok individu yang mempunyai hubungan,
kepentingan bersama dan berbudaya. Kelompok tersebut meliputi
keluarga, suku bangsa, negara, organisasi politik, ekonomi dan sosial.
Sosiologi itu berarti mempelajari masyarakat, perilaku masyarakat, dan
perilaku sosial manusia dengan mengamati perilaku kelompok yg
dibangunnya.
Sosiologi kesehatan merupakan proses perilaku individu di dalam
masyarakat yang akan mempengaruhi status kesehatan serta bagaimana
hubungan yang timbul antara petugas kesehatan dengan kliennya. Peran
dari faktor sosial budaya dalam pelaksanaan tugas medis menjadi dasar
bagi tumbuh dan berkembangnya cabang ilmu sosiologi kesehatan
(kebidanan).
Berdasarkan beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan
bahwa ilmu sosial mempelajari beberapa aspek yaitu, masyarakat, perilaku
masyarakat, budaya yang berkembang di dalamnya, interaksi individuindividu (tenaga kesehatan dan klien) dan hasil interaksinya di dalam
masyarakat itu sendiri yang akan mempengaruhi kehidupannya.

2.2.2. Pokok Bahasan Sosiologi
1. Fakta Sosial
Merupakan cara bertindak, berfikir dan berperasaan yang berada
di

luar

individu

dan

mempunyai

kekuatan

memaksa

serta

6


mengendalikan individu tersebut. Contohnya : kepatuhan pegawai
negeri sipil (PNS) dalam memakai pakaian seragam dipengaruhi oleh
aturan-aturan.
2. Tindakan Sosial
Merupakan

tindakan

yang

dilakukan

dengan

mempertimbangkan perilaku orang lain. Contoh: menanam apotik
hidup di halaman bertujuan untuk kepentingan keluarga bukan
merupakan tindakan sosial. Tetapi ketika penanaman apotik hidup
diikutsertakan dalam sebuah lomba dan mendapatkan perhatian
masyarakat, maka hal tersebut merupakan suatu tindakan sosial.

2. Khayalan Sosiologis
Merupakan suatu cara untuk memahami apa yang terjadi di
masyarakat maupun di dalam masing-masing seseorang. Contoh : jika
di suatu daerah hanya memiliki satu orang ibu hamil yang tidak
melakukan Ante Natal Care (ANC), maka ibu hamil tersebut merupakan
masalah. Masalah individual ini dipecahkan melalui pendekatan secara
personal.

3. Realita Sosiologis
Merupakan pengungkapan tabir menjadi suatu realitas yang
tidak terduga oleh sosiolog dengan mengikuti kaidah-kaidah ilmiah dan
pembuktian secara ilmiah.
2.2.3. Masyarakat
a. Proses Terbentuknya Masyarakat
Masyarakat terbentuk ketika sekumpulan orang mendiami suatu
wilayah bersama dan menjalin pergaulan sosial baik masyarakat

7

perkotaan ataupun pedesaan sehingga menghasilkan suatu sistem nilai,

sistem sosial, dan kebudayaannya.
b. Naluri sosial
Manusia

mempunyai

naluri

untuk

berhubungan

dengan

sesamanya. Hubungan-yang berkesinambungan ini menghasilkan polapola interaksi sosial.
c. Sistem nilai sosial
Nilai sosial adalah hal-hal suatu unsur-unsur material maupun non
material yang mengandung ukuran (nilai) yang dianggap baik, penting,
berguna dalam masyarakat. Sistem nilai sosial adalah nilai-nilai tertentu
yang merupakan suatu kesatuan untuk suatu kepentingan atau kegiatan.

Contoh: Sistem nilai perkawinan didalamnya terdapat nilai cinta kasih,
nilai pengorbanan, nilai saling menyesuaikan, lembaga perkawinan,
nilai kekerabatan dan sebagainya.

d. Kebudayaan
Kebudayaan adalah hasil buah budi manusia, didalam masyarakat
terdapat kebudayaan, karena masyarakatlah pembentuk kebudayaan.
2.2.4. Kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan masyarakat
Kebutuhan tersebut antara lain:
1. Informasi
2. Energi
3. Materi

8

4. Sistem komunikasi
5. Sistem produksi
6. Sistem organisasi sosial
7. Sistem pengendalian sosial
8. Perlindungan masyarakat terhadap ancaman-ancaman yang tertuju

pada jiwa dan harta bendanya.
2.2.5. Komponen-Komponen Dasar Suatu Masyarakat
a. Populasi, maksudnya warga-warga suatu masyarakat yang dilihat dari
setiap sudut pandangan kolektif.
b. Kebudayaan hasil karya, cipta dan rasa dari kehidupan bersama yang
mencakup : sistem lambang-lambang dan informasi
c. Hasil-hasil kebudayaan material organisasi sosial, jaringan hubungan
antara warga-warga masyarakat yang bersangkutan, yang antara lain
mencakup : warga masyarakat secara individual, peranan-peranan,
kelompok-kelompok sosial kelas-kelas sosial.
2.2.6. Ruang Lingkup Sosiologi Kesehatan
Sosiologi kesehatan meliputi faktor-faktor sosial dalam penyebab
(etiologi), jumlah (prevalensi), penafsiran (interpretasi) dari penyakit.
Berikut ini beberapa faktor yang dapat mempengaruhi status kesehatan
seseorang.

9

Lingku nga

Perilak u

Pe layn Keshat an

St atuske hatni divu

Herdi ter

Gambar : Teori Bloom
Berdasarkan teori bloom, menurut saya, dapat dilihat bahwa faktorfaktor yang dapat mempengaruhi kesehatan seseorang itu baik faktor
prilaku, hereditas, lingkungan dan pelayanan kesehatan. Artinya, dari sudut
prilaku seseorang yang mempunyai perilaku hidup bersih dan sehat akan
menciptakan hidup seseorang akan sehat baik jasmani dan rohani.
Berdasarkan lingkungan, lingkungan yang bersih juga akan
menciptakan suasana yang sejuk yang jauh dari penyebab datangnya suatu
penyakit, misalkan dalam suatu rumah jika rumah dan sekitar rumah bersih
baik pembuangan limbah, kamar mandi dan baju tidak bergantungan akan
mencegah timbulnya sarang nyamuk.
Sama halnya dengan hereditas, jika hereditasnya baik kemungkinan
akan mewariskan yang baik juga. Begitu juga dari faktor pelayanan
kesehatan, pelayanan yang baik dan berkualitas jika suatu penyakit terjadi
pada seseorang apabila ditangani dengan baik maka seseorang itu akan
cepat sembuh dan menghindari terjadinya penularan.
Adanya interaksi antar petugas dalam memberikan pelayanan pada
klien merupakan kebutuhan yang sering terjadi dalam menyelesaikan

10

masalah kesehatan klien baik di keluarga dan komunitas, sehingga
program pengobatan menjadi lebih tepat sesuai keahliannya.
2.2.7. Pendekatan Sosiologi di Bidang Kesehatan
Untuk memahami suatu fenomena sosial terkait dengan ilmu
kesehatan, ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan yaitu :
1. Pendekatan emik
Pendekatan emik adalah memahami mengapa seorang individu
melakukan atau menolak suatu tindakan. Dalam program kesehatan
seseorang tidak mau mengikuti suatu program kesehatan, misalnya
program keluarga berencana.
2. Pendekatan Etik
Merupakan pendekatan melalui analisa perilaku/gejala sosial dari
sudut pandang orang luar dan dibandingkan dengan budaya lain.
Oleh karena itu dalam mengembangkan sosiologi di bidang
kesehatan, seorang tenaga kesehatan harus mempunyai kemampuan
untuk memahami apa yang dirasakan oleh klien, keluarga dan
masyarakat, yang kemudian dianalisis dan diinterpretasikan sesuai
dengan ilmu kesehatan yang sudah dimiliki.

2.2.8. Penerapan Sosiologi
Penerapan sosiologi di bidang kesehatan bertujuan untuk
menambah kemampuan tenaga kesehatan dalam hal ini adalah saat bidan
melaksanakan asuhan-asuhan kepada klien, keluarga dan masyarakat.
Kemampuan seorang bidan dalam memahami sosial budaya di masyarakat
yang terkait dengan ruang lingkup kerja dan tanggungjawabnya
merupakan salah satu kunci penting keberhasilan asuhan yang diberikan.
Artinya, bidan bekerja

dengan memperhatikan pola respon klien

11

memberikan pelayanan sesuai kebutuhan klien serta tidak memaksakan
kehendak klien.
Berbagai alasan mendasar pentingnya profesi bidan memahami
sosiologi dalam memberikan asuhan antara lain :
1. Setiap perempuan mempunyai hak yang sama dengan laki-laki atas
perawatan kesehatan yang utuh sepanjang daur kehidupannya.
2. Kesehatan perempuan tidak hanya dipengaruhi oleh keunikan fisik
tetapi juga dipengaruhi oleh kondisi sosial, kebudayaan dan ekonomi
dimana dia berada.
3. Perempuan tidak memiliki kekuasaan atas kesehatan dirinya, sumbersumber yang besar untuk mencapai derajat kesehatannya bahkan
sebagai istri memiliki posisi yang lebih rendah dari laki-laki di mata
masyarakat. Hal tersebut menyebabkan kondisi seperti pendapat yang
tidak baik berikut ini :

LAP ee r b e i mh pb ua na ny
lp a e k r i e mb e p r up ae n
d a r i ppaaddaa l a
mp e i r s e k m i n p u a n
Berdasarkan

penjelasan

a k la k id m i d i is k k a i n
k i-la k i

diatas,

bahwa sosiologi

itu

perlu

diterapkanan difahami dalam profesi kebidanan. Artinya, pemberdayaan
perempuan (empowerment women) itu perlu termasuk dalam penyetaraan

12

gender dengan tujuan mengubah kondisi-kondisi (derajat) mereka
termasuk dalam kesehatan kesehatan perempuan. Maksudnya, perempuan
itu berhak mendapatkan baik perlakuan baik, pendidikan, pengambilan
keputusan dan pelayanan kesehatan yang baik.
2.2.9. Profesi Bidan
Profesi adalah suatu bidang pekerjaan seseorang yang dilandasi
pendidikan, keahlian, keterampilan dan lain-lain. Yang mana, seseorang
yang mempunyai profesi itu harus dilaksanakan sebagai suatu pekerjaan
utama, dijadikan sebagai sumber utama nafkah hidup, mengabdi kepada
kepentingan masyarakat termasuk bidan.
Menurut IBI, Bidan Indonesia adalah seorang perempuan yang
lulus dari pendidikan bidan yang diakui pemerintah dan organisasi profesi
di wilayah Negara Republik Indonesia serta memiliki kompetensi dan
kualifikasi untuk diregister, sertifikasi dan atau sah mendapatkan lisensi
untuk menjalankan praktik kebidanan.
Artinya, yang mempunyai profesi bidan harus trampil, ahli dan
mempunyai pengetahuan dalam memberikan pelayanan yang baik
terhadap masyarakat, memberikan pelayanan sesuai kebutuhan masyarakat
(klien) dan bidan bekerja dengan penuh tanggungjwab.

13

BAB III
TINJAUAN KASUS
MASALAH SOSIAL DAN KESEHATAN WANITA
3.1. Kasus
Allah maha kaya, dari kekayaanNya menciptakan berbagai macam
keunikan termasuk keunikan dunia bahkan keunikan perempuan. Dunia ini Allah
ciptakan begitu besar sehingga tidak terlihat dan dijumpai bahkan tak terhingga
seseorang seberapa banyak perempuan diunia ini. Dalam kehidupan berbagai
macam warna-warni kehidupan dan gejolak kehidupan baik yang tinggal dikota
ataupun pedesaan dan berbagai gejolak itulah yang dirasakan perempuan.
Berbagai macam gejolak kehidupan tadi dihadapkan pada perempuan
baik dari status ekonomi rendah, menengah atau atas bahkan status sosial budaya
yang berbeda-beda. Sama halnya juga, penyakit yang tidak memilah-milih siapa
yang harus terkena penyakit dan siapa yang tidah boleh sakit dan bentuk layanan
kesehatanpun berbeda-beda.

14

Kunci kehidupan bahagia itu tidak lain adalah kesehatan terutama bagi
seorang perempuan yang sudah mempunyai peran sebagai seorang istri bahkan
seorang ibu. Karena kenapa, kesehatan itu sangat mempengaruhi segala
sesuatunya. Bagi yang sudah menjadi peran sebagai seorang ibu tadi, jika sehat
akan menggangu aktivitas terutama dalam bekerja untuk memenuhi kebutuhan
hidup. Yang sering terjadi dalam hidup ini yang diperhatikan derajat kesehatannya
oleh suami hanya pada saat seorang ibu itu hamil hingga bersalin, sementara
perempuan itu diperhatikan kesehatannya selama siklus kehidupannya.
Seorang perempuan yang sehat itu akan mengembangkan potensinya
baik dalam mengurus rumahtangga ataupun berinteraksi dalam berkehidupan
dimasyarakat. Berdasarkan penjelasan diatas, penulis akan membahas masalah
sosial dan kesehatan perempuan yang menyangkut sosial budaya, berdasarkan
kisah hidup si Feby :
Cerita Feby
Disuatu desa bisa dikatakan desa biru, salah satu penduduk desa itu
adalah keluarga Feby. Berbagai perbedaan penduduk di desa itu baik dari
suku, agama, ekonomi terutama perbedaan pemikiran penduduk khususnya
pemikiran orangtua. Feby termasuk dari kalangan anak yang ekonomi
menengah ke atas dan feby anak yang turut dengan ucapan juga penyayang
kepada orangtuanya.
Orangtuanya feby tidak ingin derajat keluarganya menurun dia
bertekat untuk menikahkan anaknya ke yang bermartabat pula, memang benar
orangtua mana yang tidak menginginkan anaknya bahagia juga keluarganya
yang derajatnya tinggi, tentu setiap orang ingin terhindar dari kemiskinan.

15

Akan tetapi, sikap dan tindakan orang tua feby ini salah. Dia terlalu
melawan takdir dan memaksakan kehendak tanpa memikirkan lebih jauh
kebahagiaan anaknya, hanya memikirkan derajat ataupun martabat. Ketika
feby tamat SMA usianya belum begitu cocok untuk menikah dan kesehatan
reproduksinya belum matang. Ayah feby memaksakan anaknya untuk
menikah dengan anak kawannya yang derajatnya tinggi. Tanpa menyelidiki
lebih jauh perilaku anak dari kawannya itu. Penilaiannya baik sama seperti
kawannya, akan tetapi jelas ada perbedaan.
Singkat cerita feby menikah dengan lelaki yang sikapnya begitu
membuat feby harus mengikuti semua aturan silelaki tersebut bisa dikatakan
ada sifat egois. Satu tahun pernikahan mereka dianugrahi anak, dua tahun
dianugrahi anak juga. Merasa kurang bisa merawat diri, anak bahkan suami si
feby membicarakan pada suaminya tentang keluarga berencana (KB) dengan
sikap dan cepat suami tidak menyetujui hal itu, dikarenakan kebiasaan dan
kurangnya pengetahuan tentang hal itu termasuk KB kesehatan wanita. Tahun
ketiga dan kelima dianugrahi anak juga hingga jumlah anak mereka 5 (lima)
diusia yang muda itu.
Kisah demi kisah yang awalnya suami masih perhatian dengan anakanak itu walaupun egois dan istri yang sudah terlihat kelelahan lebih dari
perannya sebagai seorang ibu sehingga diri sendiri tidak begitu terurus lagi.
Gertakan demi gentakan diberikan suami karena perubahan pada diri feby
juga kurang pengurusan pada suami. Bukannya membantu feby malah
meminta perhatian harus melebihi yang dibeikan pada anak-anak mereka
termasuk terus melayani suami tersebut.

16

Suatu ketika suami mulai bosan dengan keadaan yang berubah pada
feby diakibatkan karena mereka menikah terlalu mudah, jarak anak terlalu
dekat, melahirkan terlalu sering mulailah suami berubah dan terpengaruh oleh
masyarakat lain, kelayapan diluar bahkan sering tidak pulang kerumah dan
mau bermain sama perempuan lain.
Akibat dari perilakunya itu suami terkena PMS (gonorrhea) dan si
feby tertular PMS (penyakit menular seksual) dari suaminya. Feby mulai
terasa gejala penularan tadi dan sakit-sakitan ada juga keluar cairan berbau
busk akhirnya mengurus keluargapun tidak seperti biasanya. ketika feby
menceritakan kepada seorang tetangganya (ibu Ati), ati menyarankan untuk
minum rebusan daun sirsak dan ramuan lainnya karena menurutnya itu obat
herbal untuk infeksi. Feby meminumnya dan tidak ada perubahan. Untuk
berobat ketenaga kesehatan sementara feby lebih percaya dengan obat-obat
herbal.
Dan suatu ketika tenaga kesehatan mengadakan penyuluhan tentang
kesehatan masalah kewanitaan (reproduksi) didesa tersebut feby mengikuti
penyuluhan tersebut. Dengan penasaran dengan yang terjadi pada dirinya
setelah selesai acara dia mendekati salah seorang petugas kesehatan dan
menceritakan kejadiannya dan obat-obatan yang telah diminummya karena
obat herbal itu sudah kebiasaan di desa mereka sebelum berobat ke tenaga
kesehatan. Tenaga kesehatan (bidan) tidak menyalahkan feby, sebagai seorang
bidan harus memahami budaya itu jika tidak berakibat pada pasien dan bidan
terus mensosialisasikan kejalan yang lebih baik lagi. Setelah bidan memeriksa
feby, dia sudah terkena PMS dan setelah mengetahui status perkawinan yang

17

belum usia produkti juga tidak ber-KB sehingga membuat feby merasakan
kesakitan itu. Pengobatan demi pengobatan, pemberdayaan perempuan
termasuk penyetaraan gender pun ditingkatkan feby mulai membaik dan dia
tidak ingin perempuan lain merasakan hal yang sama seperti dirinya apalagi
pada anak-anaknya.
Dan setiap kali bidan melakukan pendekatan ataupun penyuluhan
kedesa mereka atau tempat yang terjangkau baik tentang reproduksi, KB dan
maslah lainnya, mereka mengikuti dan mengajak perempuan lainnya untuk
menyaksikannya karena dia tidak ingin apa yang dialaminya terjadi pada
wanita lain. Dari penerimaan mereka itu otomatis interaksi antara bidan ke
masyarakat pun akan terjalin. Dan bidan pun harus memahami sosial budaya
yang ada disuatu tempat dimana ia berinteraksi. Artinya, seorang bidan harus
bisa memasukkan diri dan fungsi profesinya dan memahami masalah-masalah
kesehatan dan sosial budaya dan lebih memperhatikan kesehatan wanita
dalam arti harus memberdayakan perempuan disuatu tempat tersebut.

18

BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Pandangan profesi bidan baik di dunia maupun di Indonesia terhadap
antropologi dan sosiologi terhadap profesi kebidanan pada dasarnya sama,
yaitu antropologi dan sosiologi telah menjadi

bagian penting dalam

pelayanan kebidanan. Sejarah perkembangan masyarakat, dinamika dalam
lingkungan masyarakat, berkembang yang semakin maju, gaya hidup dan
budaya yang berlaku, penyetaraan gender terkait kesehatan, aturan kesehatan
bahkan perubahan arah politik di pemerintahan menjadi acuan dalam
memberikan pelayanan kebidanan.
Pergeseran pandangan ini membuat bidan tidak hanya dituntut untuk
mahir memberikan pelayanan kesehatan pada perempuan sepanjang daur
kehidupan, tetapi juga harus mengetahui fenomena atau peristiwa yang
sedang terjadi di masyarakat sehingga mempunyai wawasan yang luas bukan

19

hanya secara keilmuan tetapi juga secara sosial. Pergeseran paradigma ini
juga memberikan imbas yang besar terhadap pendidikan dan pelayanan .
4.1. Saran
Sebagai seorang bidan, bidan harus selalu berusaha membangun
interaksi yang baik, komunikasi yang efektif dengan masyarakat. Bidan juga
harus memahami sosial budaya, serta memberikan pelayanan sesuai
kebutuhan masyarakat yang ada dimasyarakat serta jangan memaksakan
kehendak masyarakat. Namun, jika berakibat fatal bidan harus bias membawa
ke jalan yang benar.
Daftar Pustaka
1. http://bidandarni.blogspot.co.id/2015/01/makalah-pandang-antropologiterhadaf.html
2. http://www.academia.edu/8779767/Tugas_mata_kuliah_konsep_kebidanan
3. http://bidanshop.blogspot.co.id/2014/10/pendekatan-antropologi-dansosiologi.html