demokrasi dan kesejahteraan muhibin doc
MUHIBIN
Demokrasi dan Kesejahteraan
Dalam era kontemorer seperti sekarang sistem politik demokrasi dianggap sebagai
sebuah sistem yang terbaik di dunia. Hal tersebut ditunjukan dengan sebagian besar negara –
negara yang ada di dunia menerapkan sitem demokrasi. Demokrasi menjadi sistem politik
yang terbaik dibanding dengan sistem politik yang sudah ada seperti: oligarki, theokrasi, dan
lain sebagainya. Hal tersebut didasari oleh asas yang dibawa oleh demokrasi secara idiil
merupakan pemerintahan yang berasal dari rakyat dan ntuk kepentingan rakyat pula.
Sehingga dalam pemerintahan yang ada memang bertujuan untuk menyejahterakan seluruh
rakyat dan yang terenting adalah pemerintah kontrol langsung oleh rakyat. Sistem tersbut
tidak dapat ditemui di sistem yang lain seperti oligarki dimana pemerintahan yang kekuasaan
politiknya secara efektif dipegang oleh kelompok elit kecil dari masyarakat, baik dibedakan
menurut kekayaan, keluarga, atau militer.
Dalam perjalan Indonesia sendiri telah 68 tahun merdeka telah mengalami pergantian
sistem politik dalam tahap menuju negara yang demokratis seperti saat ini. Pada periode
kemerdekaan tepatnya pada masa revolusi merupaka awal dari peletakan pondasi demokrasi
di indonesia. Hal tersebut terlihat pembentukan KNIP sebagai pengganti parlemen yang
bertujuan untuk membatasi kekuasaan presiden yang berisikan seluruh elemen masyarakat.
Serta pada tanggal 30 oktober 1945 atas anjuran KNIP maka dibentuk lah peraturan
pemerintah yang berisikan pembentukkan partai – partai politik sebagai wadah penampung
aspirasi masyarakat.1
Kemudian pada tahun 1950 sampai 1959 diterapkan sistem pemerintahan demkrasi
parlementer dengan menggunakan UUDS sebagai landasan konstitusinya. Dalam sistem ini
dianggap sebagai masa kejayaan sistem pasca kemerdekaan karena pada masa sistem ini
seluruh elemen demokrasi dapat ditemui. Namun sistem ini mengalami kendala terutama
kondisi di parlemen sendiri dimana cendrung terdapat perselihan antar partai. Akibat terburuk
dari perselisihan paham antar partai berdampak pada pemerintahan yang tidak stabil karena
setiap partai oposisi dengan mudah mengeluarkan mosi tidak percaya. Sehingga dengan
demikian partai pengusaha dengan perdana menterinya harus mundur dari pemerintahan
1
Prof. Dr. Slamet muljana. Kesadaran Nasionalisme dai kolonialisme sampai kemerdekaan. Yogyakarta: 2008. PT
pelangi aksara
MUHIBIN
sehingga kesejahteraan masyarakat dan negera tidak capai karena para elit politik sibuk
mengurusi kekuasaan.
Pada tahun 1959 dengan keadaan politik yang terus tidak setabil yang mengakibatkan
kepentingan rakyat sekan terabaikan maka presiden Soekarno merupah sistempemerintahan
dari dekorasi parlementer menjadi demokrasi terpimpin. Dengan alasan bahwa demokrasi
terpimpin lebih tepat dengan kepribadian bangsa indonesia. Pada awalnya masyarakat dan
kekuatan angkatan bersenjata menyetujui sistem parlementer dengan alasan menghilangkan
gesekan kepentingan antar partai politik dalam parlemen. Namun yang terjadi malah
penerapan demokrasi terpimpin tidak membuat membuat kondisi politik dalam negeri makin
membaik namun justru memburuk dan centrung pada pemerintahan ototiter. Peneraman
demokrasi terpimpin tidak mengalami perubahan yang berarti dengan tidak menunjukkan
keuntungan yang berarti dalam demokrasi yang sebenarnya untuk menyejahterakan
masyarakat.
Untuk memperbaiki kekurangan yang terdapat pada sistem politik sebelumnya,
pemerintahan orde baru mencanangkan sistem politik yang demokratis yang disebut sistem
demokrasi pancasila. Demokrasi pancasila pun dibentuk dengan tujuan untuk menerapkan
sistem demokrasi yang berdasarkan atas pelaksanaan pancasila dan UUD 1945. 2 Namun
sistem ini dianggap telah menyelewengkan terhadap nilai – nilai pancasila yang digunakan
sebagai sarana mempertahan kekuasaan orde baru. Untuk mengoreksi penyimpangan yang
dilakukan orde barumaka muncul gerakan reformasi yanng dimotori oleh mahasiswa.
Reformasi merupakan bentuk kekesalan masyarakat akan orde baru yang cendrung otoriter
dimana kebabasan masyarakat dibatasi. Dengan tekad menuntut kebebasan dan kesejahteraan
masyarakat maka dibutuhkan penerapan sistem demokrasi yang sebenarnya di Indonesia
melalui jalur reformasi. Masa reformasi telah terjadi 15 tahun yang lalu kini indonesia
menerapkan sistem demokrasi seutuhnya dengan sistem pemilu yang langsung bahkan
indonesia menjadi negara terdemokrasi terbesar ketiga di dunia. Dan kini muncul pertanyaan
dengan penerapan demokrasi yang seutuhnya dengan kebebasan individu apakah
kesejahteraan masyarakat Indonesia telah membaik?. Apakah makna demokrasi telah
diartikan sebenernya sebagai kebebasan berpolitik untuk keuntungan bersama?
Pengertian dan prinsip demokrasi
2
Syamsudin Haris. Dessentralisasi dan otonomi daerah: desentralisasi, demokrasi dan akuntabilitas pemerintah
daerah. Jakarta: 2005, LIPI hal 122
MUHIBIN
Secara etimologis, demokrasi berasal bahasa Yunani, yaitu demos yang berarti rakyat
atau penduduk dan cratein yang berarti kekuasaan atau kedaulatan. Dengan demikian, secara
bahasa demokrasi adalah keadaan negara di mana kedaulatan atau kekuasaan tertingginya
berada di tangan rakyat. Konsep demokrasi diterima oleh hampir seluruh negara di dunia.
Diterimanya konsep demokrasi disebabkan oleh keyakinan mereka bahwa konsep ini
merupakan tata pemerintahan yang paling unggul dibandingkan dengan tata pemerintahan
lainnya. Demokrasi telah ada sejak zaman Yunani Kuno. Presiden Amerika Serikat ke-16,
Abraham Lincoln mengatakan demokrasi adalah government of the people, by the people
and for the people.
Inu Kencana Syafiie merinci prinsip-prinsip demokrasi sebagai berikut, yaitu ; adanya
pembagian kekuasaan, pemilihan umum yang bebas, manajemen yang terbuka, kebebasan
individu, peradilan yang bebas, pengakuan hak minoritas, pemerintahan yang berdasarkan
hukum, pers yang bebas, beberapa partai politik, konsensus, persetujuan, pemerintahan yang
konstitusional, ketentuan tentang pendemokrasian, pengawasan terhadap administrasi negara,
perlindungan hak asasi, pemerintah yang mayoritas, persaingan keahlian, adanya mekanisme
politik, kebebasan kebijaksanaan negara, dan adanya pemerintah yang mengutamakan
musyawarah.
Prinsip-prinsip Demokrasi Pancasila
Terdapat 10 pilar demokrasi konstitusional Indonesia menurut Pancasila dan Undangindang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, yang sebagai berikut:
a.Demokrasi yang Berketuhanan Yang maha Esa
b.Demokrasi dengan kecerdasan
c.Demokrasi yang berkedaulatan rakyat
d.Demokrasi dengan rule of law
e.Demokrasi dengan pemisahan kekuasaan Negara
f.Demokrasi dengan hak asasi manusia
g.Demokrasi dengan pengadilan yang merdeka
h.Demokrasi dengan otonomi daerah
MUHIBIN
i.Demokrasi dengan kemakmuran
j.Demokrasi yang berkeadilan social
Demokrasi
Pancasila
mendasarkan
diri
pada
faham
kekeluargaan
dan
Kegotongroyongan yang ditujukan untuk:
a. Kesejahteraan rakyat
b. Mendukung unsur-unsur kesadaran hak ber-ketuhanan Yang Maha Esa
c. Menolak atheisme
d. Menegakkan kebenaran yang berdasarkan kepada budi pekerti yang luhur
e. Mengembangkan kepribadian Indonesia
f. Menciptakan keseimbangan perikehidupan individu dan masyarakat, kasmani dan
rohani, lahir dan bathin, hubungan manusia dengan sesamanya dan hubungan manusia
dengan Tuhannya.
Desentralisasi dan otonomi daerah
Dalam penerapan demokrasi seutuhnya dalam pasca reformasi demi tercapainya
sistem pemerintahan yang baik sehingga bermafaat bagi raknyat merupakan orientasi utama
bangsa indonesia. Salah satu manfaat yang jelas sangat diprioritaskan adalah masalah
kesejahteraan rakyat indonesia. Maka pemantapan konsep konsep desentralisasi dan otonomi
daerah menjadi salah satu instrumen terpenting dalam mencapai kesejahteraan dan
kemakmran masyarakat indonesia.
Secara formal, berdasar Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentangPemerintahan
Daerah, desentralisasi diartikan sebagai penyerahan kewenanganpemerintah oleh Pemerintah
kepada Daerah Otonom dalam kerangka NegaraKesatuan Republik Indonesia. Sementara
otonomi daerah diartikan sebagai hak,wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus sendiriurusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
sesuai denganperaturan perundang-undangan (Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004).
Tujuan desentralisasi , yaitu (i) tujuan politik, untuk menciptakan suprastruktur dan
infrastruktur politik yang demokratik berbasis padakedaulatan rakyat. Diwujudkan dalam
bentuk pemilihan kepala daerah, dan legislatif secara langsung oleh rakyat; (ii) tujuan
MUHIBIN
administrasi, agar pemerintahan daerah yang dipimpin oleh kepala daerah dan bermitra
dengan DPRD dapat menjalankanfungsinya untuk memaksimalkan kinerja dalam
mengembangkan daerah setempat (iii) tujuan sosial ekonomi, mewujudkan pendayagunaan
modal sosial, modal intelektual dan modal finansial masyarakat agar tercipta kesejahteraan
masyarakat secara luas.3
Namun niat mulia dari desentralisasi dan otonomi daerah yang merupakan
perwujudan sistem demokrasi yang merupakan pemerintahan dari rakyat untuk rakyat demi
terciptanya ksejahteraan. Tujuan mulia otonomi daerah atau pemekaran wilayah tidak
semuanya berhasil dengan sistem pemerintahan yang baik. Justru yang terjadi pemekaran
dijadikan proyek bagi kepentingan beberapa kelompok serta tingginya korupsi dan kolusi di
wilayah yang baru merupakan kendala terbesar. Dengan demikian masyarakat lah yang
menjadi korban dengan belum terciptanya kehidupan yang layak dan mapan.
3
Oswar ungkasa.Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia:Konsep, Pencapaian dan Agenda Kedepan
diakses dari
http://www.academia.edu/2759012/Desentralisasi_dan_Otonomi_Daerah_di_Indonesia_Konsep_Pencapaian_
dan_Agenda_Kedepan
Demokrasi dan Kesejahteraan
Dalam era kontemorer seperti sekarang sistem politik demokrasi dianggap sebagai
sebuah sistem yang terbaik di dunia. Hal tersebut ditunjukan dengan sebagian besar negara –
negara yang ada di dunia menerapkan sitem demokrasi. Demokrasi menjadi sistem politik
yang terbaik dibanding dengan sistem politik yang sudah ada seperti: oligarki, theokrasi, dan
lain sebagainya. Hal tersebut didasari oleh asas yang dibawa oleh demokrasi secara idiil
merupakan pemerintahan yang berasal dari rakyat dan ntuk kepentingan rakyat pula.
Sehingga dalam pemerintahan yang ada memang bertujuan untuk menyejahterakan seluruh
rakyat dan yang terenting adalah pemerintah kontrol langsung oleh rakyat. Sistem tersbut
tidak dapat ditemui di sistem yang lain seperti oligarki dimana pemerintahan yang kekuasaan
politiknya secara efektif dipegang oleh kelompok elit kecil dari masyarakat, baik dibedakan
menurut kekayaan, keluarga, atau militer.
Dalam perjalan Indonesia sendiri telah 68 tahun merdeka telah mengalami pergantian
sistem politik dalam tahap menuju negara yang demokratis seperti saat ini. Pada periode
kemerdekaan tepatnya pada masa revolusi merupaka awal dari peletakan pondasi demokrasi
di indonesia. Hal tersebut terlihat pembentukan KNIP sebagai pengganti parlemen yang
bertujuan untuk membatasi kekuasaan presiden yang berisikan seluruh elemen masyarakat.
Serta pada tanggal 30 oktober 1945 atas anjuran KNIP maka dibentuk lah peraturan
pemerintah yang berisikan pembentukkan partai – partai politik sebagai wadah penampung
aspirasi masyarakat.1
Kemudian pada tahun 1950 sampai 1959 diterapkan sistem pemerintahan demkrasi
parlementer dengan menggunakan UUDS sebagai landasan konstitusinya. Dalam sistem ini
dianggap sebagai masa kejayaan sistem pasca kemerdekaan karena pada masa sistem ini
seluruh elemen demokrasi dapat ditemui. Namun sistem ini mengalami kendala terutama
kondisi di parlemen sendiri dimana cendrung terdapat perselihan antar partai. Akibat terburuk
dari perselisihan paham antar partai berdampak pada pemerintahan yang tidak stabil karena
setiap partai oposisi dengan mudah mengeluarkan mosi tidak percaya. Sehingga dengan
demikian partai pengusaha dengan perdana menterinya harus mundur dari pemerintahan
1
Prof. Dr. Slamet muljana. Kesadaran Nasionalisme dai kolonialisme sampai kemerdekaan. Yogyakarta: 2008. PT
pelangi aksara
MUHIBIN
sehingga kesejahteraan masyarakat dan negera tidak capai karena para elit politik sibuk
mengurusi kekuasaan.
Pada tahun 1959 dengan keadaan politik yang terus tidak setabil yang mengakibatkan
kepentingan rakyat sekan terabaikan maka presiden Soekarno merupah sistempemerintahan
dari dekorasi parlementer menjadi demokrasi terpimpin. Dengan alasan bahwa demokrasi
terpimpin lebih tepat dengan kepribadian bangsa indonesia. Pada awalnya masyarakat dan
kekuatan angkatan bersenjata menyetujui sistem parlementer dengan alasan menghilangkan
gesekan kepentingan antar partai politik dalam parlemen. Namun yang terjadi malah
penerapan demokrasi terpimpin tidak membuat membuat kondisi politik dalam negeri makin
membaik namun justru memburuk dan centrung pada pemerintahan ototiter. Peneraman
demokrasi terpimpin tidak mengalami perubahan yang berarti dengan tidak menunjukkan
keuntungan yang berarti dalam demokrasi yang sebenarnya untuk menyejahterakan
masyarakat.
Untuk memperbaiki kekurangan yang terdapat pada sistem politik sebelumnya,
pemerintahan orde baru mencanangkan sistem politik yang demokratis yang disebut sistem
demokrasi pancasila. Demokrasi pancasila pun dibentuk dengan tujuan untuk menerapkan
sistem demokrasi yang berdasarkan atas pelaksanaan pancasila dan UUD 1945. 2 Namun
sistem ini dianggap telah menyelewengkan terhadap nilai – nilai pancasila yang digunakan
sebagai sarana mempertahan kekuasaan orde baru. Untuk mengoreksi penyimpangan yang
dilakukan orde barumaka muncul gerakan reformasi yanng dimotori oleh mahasiswa.
Reformasi merupakan bentuk kekesalan masyarakat akan orde baru yang cendrung otoriter
dimana kebabasan masyarakat dibatasi. Dengan tekad menuntut kebebasan dan kesejahteraan
masyarakat maka dibutuhkan penerapan sistem demokrasi yang sebenarnya di Indonesia
melalui jalur reformasi. Masa reformasi telah terjadi 15 tahun yang lalu kini indonesia
menerapkan sistem demokrasi seutuhnya dengan sistem pemilu yang langsung bahkan
indonesia menjadi negara terdemokrasi terbesar ketiga di dunia. Dan kini muncul pertanyaan
dengan penerapan demokrasi yang seutuhnya dengan kebebasan individu apakah
kesejahteraan masyarakat Indonesia telah membaik?. Apakah makna demokrasi telah
diartikan sebenernya sebagai kebebasan berpolitik untuk keuntungan bersama?
Pengertian dan prinsip demokrasi
2
Syamsudin Haris. Dessentralisasi dan otonomi daerah: desentralisasi, demokrasi dan akuntabilitas pemerintah
daerah. Jakarta: 2005, LIPI hal 122
MUHIBIN
Secara etimologis, demokrasi berasal bahasa Yunani, yaitu demos yang berarti rakyat
atau penduduk dan cratein yang berarti kekuasaan atau kedaulatan. Dengan demikian, secara
bahasa demokrasi adalah keadaan negara di mana kedaulatan atau kekuasaan tertingginya
berada di tangan rakyat. Konsep demokrasi diterima oleh hampir seluruh negara di dunia.
Diterimanya konsep demokrasi disebabkan oleh keyakinan mereka bahwa konsep ini
merupakan tata pemerintahan yang paling unggul dibandingkan dengan tata pemerintahan
lainnya. Demokrasi telah ada sejak zaman Yunani Kuno. Presiden Amerika Serikat ke-16,
Abraham Lincoln mengatakan demokrasi adalah government of the people, by the people
and for the people.
Inu Kencana Syafiie merinci prinsip-prinsip demokrasi sebagai berikut, yaitu ; adanya
pembagian kekuasaan, pemilihan umum yang bebas, manajemen yang terbuka, kebebasan
individu, peradilan yang bebas, pengakuan hak minoritas, pemerintahan yang berdasarkan
hukum, pers yang bebas, beberapa partai politik, konsensus, persetujuan, pemerintahan yang
konstitusional, ketentuan tentang pendemokrasian, pengawasan terhadap administrasi negara,
perlindungan hak asasi, pemerintah yang mayoritas, persaingan keahlian, adanya mekanisme
politik, kebebasan kebijaksanaan negara, dan adanya pemerintah yang mengutamakan
musyawarah.
Prinsip-prinsip Demokrasi Pancasila
Terdapat 10 pilar demokrasi konstitusional Indonesia menurut Pancasila dan Undangindang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, yang sebagai berikut:
a.Demokrasi yang Berketuhanan Yang maha Esa
b.Demokrasi dengan kecerdasan
c.Demokrasi yang berkedaulatan rakyat
d.Demokrasi dengan rule of law
e.Demokrasi dengan pemisahan kekuasaan Negara
f.Demokrasi dengan hak asasi manusia
g.Demokrasi dengan pengadilan yang merdeka
h.Demokrasi dengan otonomi daerah
MUHIBIN
i.Demokrasi dengan kemakmuran
j.Demokrasi yang berkeadilan social
Demokrasi
Pancasila
mendasarkan
diri
pada
faham
kekeluargaan
dan
Kegotongroyongan yang ditujukan untuk:
a. Kesejahteraan rakyat
b. Mendukung unsur-unsur kesadaran hak ber-ketuhanan Yang Maha Esa
c. Menolak atheisme
d. Menegakkan kebenaran yang berdasarkan kepada budi pekerti yang luhur
e. Mengembangkan kepribadian Indonesia
f. Menciptakan keseimbangan perikehidupan individu dan masyarakat, kasmani dan
rohani, lahir dan bathin, hubungan manusia dengan sesamanya dan hubungan manusia
dengan Tuhannya.
Desentralisasi dan otonomi daerah
Dalam penerapan demokrasi seutuhnya dalam pasca reformasi demi tercapainya
sistem pemerintahan yang baik sehingga bermafaat bagi raknyat merupakan orientasi utama
bangsa indonesia. Salah satu manfaat yang jelas sangat diprioritaskan adalah masalah
kesejahteraan rakyat indonesia. Maka pemantapan konsep konsep desentralisasi dan otonomi
daerah menjadi salah satu instrumen terpenting dalam mencapai kesejahteraan dan
kemakmran masyarakat indonesia.
Secara formal, berdasar Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentangPemerintahan
Daerah, desentralisasi diartikan sebagai penyerahan kewenanganpemerintah oleh Pemerintah
kepada Daerah Otonom dalam kerangka NegaraKesatuan Republik Indonesia. Sementara
otonomi daerah diartikan sebagai hak,wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus sendiriurusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
sesuai denganperaturan perundang-undangan (Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004).
Tujuan desentralisasi , yaitu (i) tujuan politik, untuk menciptakan suprastruktur dan
infrastruktur politik yang demokratik berbasis padakedaulatan rakyat. Diwujudkan dalam
bentuk pemilihan kepala daerah, dan legislatif secara langsung oleh rakyat; (ii) tujuan
MUHIBIN
administrasi, agar pemerintahan daerah yang dipimpin oleh kepala daerah dan bermitra
dengan DPRD dapat menjalankanfungsinya untuk memaksimalkan kinerja dalam
mengembangkan daerah setempat (iii) tujuan sosial ekonomi, mewujudkan pendayagunaan
modal sosial, modal intelektual dan modal finansial masyarakat agar tercipta kesejahteraan
masyarakat secara luas.3
Namun niat mulia dari desentralisasi dan otonomi daerah yang merupakan
perwujudan sistem demokrasi yang merupakan pemerintahan dari rakyat untuk rakyat demi
terciptanya ksejahteraan. Tujuan mulia otonomi daerah atau pemekaran wilayah tidak
semuanya berhasil dengan sistem pemerintahan yang baik. Justru yang terjadi pemekaran
dijadikan proyek bagi kepentingan beberapa kelompok serta tingginya korupsi dan kolusi di
wilayah yang baru merupakan kendala terbesar. Dengan demikian masyarakat lah yang
menjadi korban dengan belum terciptanya kehidupan yang layak dan mapan.
3
Oswar ungkasa.Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia:Konsep, Pencapaian dan Agenda Kedepan
diakses dari
http://www.academia.edu/2759012/Desentralisasi_dan_Otonomi_Daerah_di_Indonesia_Konsep_Pencapaian_
dan_Agenda_Kedepan