Pertemuan 1 Accounting Bab 1 Pendahuluan Akuntansi Internasional
KIMIA MEDISINAL II
JULAEHA., M.P.H., Apt
081392932832
KONTRAK KULIAH
Penilaian akhir/kelulusan mahasiswa dalam
matakuliah kimia medisinal 2 mengacu pada
aturan yang berlaku di universitas.
15 menit setelah dosen masuk kelas,
mahasiswa tidak diperkenankan masuk.
Mahasiswa tidak diperkenankan ngobrol di
dalan kelas pada saat proses kuliah
berlangsung, kecuali mendiskusikan materi
ajar.
Mahasiswa tidak diperkenankan
menggunakan handphone di dalam kelas.
(sebaiknya sillent/getar)
MATERI KULIAH
Session
1,2
Pokok Bahasan
Hubungan struktur dengan obat penekan sistem saraf
pusat (Anestetik sistematik, Sedative-hipnotik,
Relaksan pusat, Antipsikotik,
Antikejang)
3-5
Hubungan struktur dengan obat perangsang sistem
saraf pusat (Analeptic, Metilzantin, Perangsang
psikomotor, Halusinogen)
6
Hubungan struktur dengan aktivitas obat analgetik
(analgetik narkotika dan non-narkotika)
7
Hubungan struktur dengan aktivitas obat
kardiovaskular (Kardiotonik, Antiartmia, Antihipertensi,
Antiangina, Vasodilator, Antilipemik )
8
UTS
9
Hubungan struktur dengan aktivitas obat kolinergik
(Kolinergik dengan efek langsung, Kolinergik dengan
efek tak langsung, Reaktivator kolinesterase)
LANJUT..........
Session
Pokok Bahasan
10
Hubungan struktur dengan aktifitas pemblok kolinergik
(Antikolinergik, Pemblok ganglionik, Pemblok saraf otot)
11
Hubungan struktur dengan aktifitas obat adrenergik
(Penggolongan berdasarkan mekanisme kerja,
Penggolongan berdasarkan efek farmakologis)
12
Hubungan struktur dengan aktivitas obat pemblok
adrenergik (senyawa pemblok alfa adrenergik dan
senyawa pemblok beta adrenergik)
13
Hubungan struktur dengan aktivitas obat diuretik
14
Hubungan struktur dengan aktivitas obat antidiabetik oral
15
Hubungan struktur dengan aktivitas anestesi lokal
16
UAS
REFERENSI
Siswandono,
Bambang Soekardjo, 2000, Kimia
Medisinal, Unair Press, Surabaya
Nofraday, 1985, Medical Chemistry, A
Biochemical Approach, Oxford Press, New York
Foye WO, 1981, Principles of Medicinal
Chemistry, 3rd ed,Lea & Febiger, Philadelphia
Wolf ME, 1980, Burger’s Medicinal Chemistry,
John Wilwy & Son, New York
TUJUAN PEMBELAJARAN
Memahami
hubungan struktur dengan absorpsi,
distribusi, metabolisme dan eksresi obat.
Memahami hubungan kelarutan, sifat kimia fisika
dengan aktivitas biologis.
Memahami hubungan struktur dan interaksi
obat-reseptor.
Memahami hubungan struktur aktivitas obat.
Memprediksi efek farmakologis suatu obat
berdasarkan struktur kimianya.
MEKANISME KERJA OBAT PENEKAN
SISTEM SARAF PUSAT
LETAK AKSI OBAT PADA SISTEM
SARAF PUSAT
Obat penekan sistem saraf pusat adalah
senyawa yang dapat menghambat aktivitas
sistem saraf pusat
Berdasarkan tempat aksinya, aksi obat pada
susunan saraf pusat terbagi menjadi 3
kategori, yaitu : aksi pada presinaptik, aksi
pada celah sinaptik, aksi postsinaptik.
Aksi presinaptik artinya obat bekerja
mempengaruhi proses sintesi, penyimpanan,
metabolisme, dan pelepasan
neurotransmiter.
Aksi pada celah sinaptik meliputi aksi obat
setelah neurotranmiter dilepaskan namun
belum beraksi pada reseptornya
Aksi pascasinaptik artinya obat bekerja
sebagai agonis atau antagonis pada reseptor
pascasinaptik
INGAT........
UNTUK MENJALANKAN FUNGSI
SUATU SISTEM SARAF ,
DIPERLUKAN JARINGAN SYARAF
YANG BERISI RIBUAN SEL-SEL
SARAF YANG AKAN
MENGHANTARKAN INFORMASI
DARI DAN KE OTAK DARI
BERBAGAI BAGIAN TUBUH
HUBUNGAN STRUKTUR – AKTIVITAS
OBAT PENEKAN SISTEM SARAF PUSAT
Berdasarkan efek farmakologisnya obat
penekan sistem saraf pusat dibagi menjadi
lima golongan :
Anestetika sistemik
Sedativa dan hipnotika
Relaksan pusat
Antipsikotik
Antikonvulsi
HUBUNGAN STRUKTUR – AKTIVITAS
ANESTETIKA SISTEMIK
Anestetika sistemik adalah senyawa yang
dapat menekan aktivitas fungsional sistem
saraf pusat
Anestetika sistemik menekan sistem saraf
pusat secara tidak selektif
Aktivitas biologi lebih ditentukan oleh sifat
kimia fisika, bukan oleh interaksinya dengan
reseptor.
Anestetika sistemik termasuk golongan
senyawa yang berstruktur tidak khas
CARA PEMBERIAN ANESTETIKA
SISTEMIK
1. Secara inhalasi
berupa gas atau cairan yang mudah
menguap
Diberikan bersamaan dengan oksigen,
oksigen umumnya digunakan sebagai pelarut
Efek samping : delirium, mual, takikardi,
aritmia jantung, depresi pernapasan, kadang
– kadang ada yang menimbulkan
hepatotoksik, nefrotoksik, dan karsiogenik
KEUNTUNGAN ANESTETIKA INHALASI
Kedalaman anestesi dapat diubah dengan
cepat dengan mengubah kadar obat
Kemungkinan terjadinya depresi pernapasan
sesudah operasi kecil karena obat
dieliminasikan dengan cepat.
Contoh : dietileter, vinil eter, enfluran,
isofluran, metoksifluran (turunan eter)
Kloroform, etil klorida, halotan,
trifluorometanol.
2. Anestetika injeksi
Awal kerja cepat
Masa kerjanya cepat
Biasanya dikombinasikan dengan anestesi
inhalasi untuk operasi yang memerlukan
waktu lama
Efek samping: depresi pernapasan, aritmia
jantung, spasma pada bronki dan laring,
hipotensi, mual dan rasa pusing sesudah
operasi.
Contoh: tipental Na, ketamin HCl
TERIMAKASIH
JULAEHA., M.P.H., Apt
081392932832
KONTRAK KULIAH
Penilaian akhir/kelulusan mahasiswa dalam
matakuliah kimia medisinal 2 mengacu pada
aturan yang berlaku di universitas.
15 menit setelah dosen masuk kelas,
mahasiswa tidak diperkenankan masuk.
Mahasiswa tidak diperkenankan ngobrol di
dalan kelas pada saat proses kuliah
berlangsung, kecuali mendiskusikan materi
ajar.
Mahasiswa tidak diperkenankan
menggunakan handphone di dalam kelas.
(sebaiknya sillent/getar)
MATERI KULIAH
Session
1,2
Pokok Bahasan
Hubungan struktur dengan obat penekan sistem saraf
pusat (Anestetik sistematik, Sedative-hipnotik,
Relaksan pusat, Antipsikotik,
Antikejang)
3-5
Hubungan struktur dengan obat perangsang sistem
saraf pusat (Analeptic, Metilzantin, Perangsang
psikomotor, Halusinogen)
6
Hubungan struktur dengan aktivitas obat analgetik
(analgetik narkotika dan non-narkotika)
7
Hubungan struktur dengan aktivitas obat
kardiovaskular (Kardiotonik, Antiartmia, Antihipertensi,
Antiangina, Vasodilator, Antilipemik )
8
UTS
9
Hubungan struktur dengan aktivitas obat kolinergik
(Kolinergik dengan efek langsung, Kolinergik dengan
efek tak langsung, Reaktivator kolinesterase)
LANJUT..........
Session
Pokok Bahasan
10
Hubungan struktur dengan aktifitas pemblok kolinergik
(Antikolinergik, Pemblok ganglionik, Pemblok saraf otot)
11
Hubungan struktur dengan aktifitas obat adrenergik
(Penggolongan berdasarkan mekanisme kerja,
Penggolongan berdasarkan efek farmakologis)
12
Hubungan struktur dengan aktivitas obat pemblok
adrenergik (senyawa pemblok alfa adrenergik dan
senyawa pemblok beta adrenergik)
13
Hubungan struktur dengan aktivitas obat diuretik
14
Hubungan struktur dengan aktivitas obat antidiabetik oral
15
Hubungan struktur dengan aktivitas anestesi lokal
16
UAS
REFERENSI
Siswandono,
Bambang Soekardjo, 2000, Kimia
Medisinal, Unair Press, Surabaya
Nofraday, 1985, Medical Chemistry, A
Biochemical Approach, Oxford Press, New York
Foye WO, 1981, Principles of Medicinal
Chemistry, 3rd ed,Lea & Febiger, Philadelphia
Wolf ME, 1980, Burger’s Medicinal Chemistry,
John Wilwy & Son, New York
TUJUAN PEMBELAJARAN
Memahami
hubungan struktur dengan absorpsi,
distribusi, metabolisme dan eksresi obat.
Memahami hubungan kelarutan, sifat kimia fisika
dengan aktivitas biologis.
Memahami hubungan struktur dan interaksi
obat-reseptor.
Memahami hubungan struktur aktivitas obat.
Memprediksi efek farmakologis suatu obat
berdasarkan struktur kimianya.
MEKANISME KERJA OBAT PENEKAN
SISTEM SARAF PUSAT
LETAK AKSI OBAT PADA SISTEM
SARAF PUSAT
Obat penekan sistem saraf pusat adalah
senyawa yang dapat menghambat aktivitas
sistem saraf pusat
Berdasarkan tempat aksinya, aksi obat pada
susunan saraf pusat terbagi menjadi 3
kategori, yaitu : aksi pada presinaptik, aksi
pada celah sinaptik, aksi postsinaptik.
Aksi presinaptik artinya obat bekerja
mempengaruhi proses sintesi, penyimpanan,
metabolisme, dan pelepasan
neurotransmiter.
Aksi pada celah sinaptik meliputi aksi obat
setelah neurotranmiter dilepaskan namun
belum beraksi pada reseptornya
Aksi pascasinaptik artinya obat bekerja
sebagai agonis atau antagonis pada reseptor
pascasinaptik
INGAT........
UNTUK MENJALANKAN FUNGSI
SUATU SISTEM SARAF ,
DIPERLUKAN JARINGAN SYARAF
YANG BERISI RIBUAN SEL-SEL
SARAF YANG AKAN
MENGHANTARKAN INFORMASI
DARI DAN KE OTAK DARI
BERBAGAI BAGIAN TUBUH
HUBUNGAN STRUKTUR – AKTIVITAS
OBAT PENEKAN SISTEM SARAF PUSAT
Berdasarkan efek farmakologisnya obat
penekan sistem saraf pusat dibagi menjadi
lima golongan :
Anestetika sistemik
Sedativa dan hipnotika
Relaksan pusat
Antipsikotik
Antikonvulsi
HUBUNGAN STRUKTUR – AKTIVITAS
ANESTETIKA SISTEMIK
Anestetika sistemik adalah senyawa yang
dapat menekan aktivitas fungsional sistem
saraf pusat
Anestetika sistemik menekan sistem saraf
pusat secara tidak selektif
Aktivitas biologi lebih ditentukan oleh sifat
kimia fisika, bukan oleh interaksinya dengan
reseptor.
Anestetika sistemik termasuk golongan
senyawa yang berstruktur tidak khas
CARA PEMBERIAN ANESTETIKA
SISTEMIK
1. Secara inhalasi
berupa gas atau cairan yang mudah
menguap
Diberikan bersamaan dengan oksigen,
oksigen umumnya digunakan sebagai pelarut
Efek samping : delirium, mual, takikardi,
aritmia jantung, depresi pernapasan, kadang
– kadang ada yang menimbulkan
hepatotoksik, nefrotoksik, dan karsiogenik
KEUNTUNGAN ANESTETIKA INHALASI
Kedalaman anestesi dapat diubah dengan
cepat dengan mengubah kadar obat
Kemungkinan terjadinya depresi pernapasan
sesudah operasi kecil karena obat
dieliminasikan dengan cepat.
Contoh : dietileter, vinil eter, enfluran,
isofluran, metoksifluran (turunan eter)
Kloroform, etil klorida, halotan,
trifluorometanol.
2. Anestetika injeksi
Awal kerja cepat
Masa kerjanya cepat
Biasanya dikombinasikan dengan anestesi
inhalasi untuk operasi yang memerlukan
waktu lama
Efek samping: depresi pernapasan, aritmia
jantung, spasma pada bronki dan laring,
hipotensi, mual dan rasa pusing sesudah
operasi.
Contoh: tipental Na, ketamin HCl
TERIMAKASIH