48 HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRIMESTER III TENTANG PRE-EKLAMSIA DENGAN UPAYA PENCEGAHAN TERJADINYA EKLAMSIA

  • *) Perawat RSUD Pare Kediri

    **) Perawat RSUD Pare Kediri

  urnal Vol.2 No.1, 1 Jan – 30 Juni 2011

  

TENTANG PRE-EKLAMSIA DENGAN UPAYA PENCEGAHAN

TERJADINYA EKLAMSIA

Siti Mubaidah*, Ani Lestari**

  In Indonesia, pre-eclampsia are main causes of mortality for mother and fetus. The purpose of this study is

to know the correlation between knowledge of pregnant woman primigravida trimester III about pre-eclamsia

with the efforts to prevent the incidence of eclamsia in Gynecology Clinic of Pare Public Hospital Kediri.

  The research design used in this study was a non experimental with cross sectional approach. The

population was all pregnant women primigravida trimester III who attended to Gynecology clinic of Pare Public

Hospital in May 2010. Sample size was 15 respondents. The research instruments were questionnaire, which the

data was analyzed by using Spearman correlation's.

  Results were obtained with 7 respondents (46.7%) have sufficient knowledge and 8 respondents (53.3%) had adequate prevention efforts, based on Spearman analysis was obtained significance value ( ρ

  ) 0.009 with an error rate (α) 0.05. Thus ρ < α means that H1 is received it means there is a correlation between knowledge of

pregnant women primigravida trimester III about pre-eclampsia with efforts to prevent the occurrence of

eclampsia, while H0 is rejected. Where as for respondents who have less knowledge but good prevention efforts

or simply because they were housewives who had plenty of time at home to access information relating to the

prevention efforts of health workers, thus can be concluded that for the prevention of eclampsia is better

required good knowledge of pre-eclampsia.

  Key words: Knowledge of pre-eclampsia, Prevention efforts Latar Belakang

  Pre-eklamsia merupakan hipertensi dan proteinuria yang didapatkan setelah umur kehamilan mencapai 20 minggu. Di Indonesia pre-eklamsia mendominasi penyebab tingginya angka kematian ibu dan janin selain dua penyebab lainnya , yaitu perdarahan pasca melahirkan dan infeksi. Ada beberapa faktor resiko tinggi ibu hamil yang rawan terserang pre-eklamsi, antara lain kehamilan pertama, kegemukan / obesitas, kehamilan kembar, kehamilan dengan riwayat diabetes dan hipertensi serta usia ibu hamil di atas 35 tahun akan lebih besar resikonya menderita pre-eklamsia. Jika sudah terjadi eklamsia, biasanya hanya tertolong salah satunya, bisa ibu atau anaknya saja. Mencegah timbulnya pre-eklamsia memang tidak mudah dibutuhkan pengetahuan ibu yang lebih banyak tentang pencegahan eklamsia selain dengan mengenali faktor resiko, mengenali penyakit yang sudah diderita ibu hamil sebelumnya, dan mewaspadai kehamilan dengan cairan ketuban banyak. Pada prinsipnya pada kunjungan antenatal care (ANC) harus rutin dilakukan pengecekan. (Rahmi, 2008).

  Kasus pre-eklamsia dan eklamsia terjadi pada 6- 8% wanita hamil di Indonesia (Doddy Partomihardjo, 2008). Menurut WHO angka kejadian pre-eklamsia berkisar antara 0,51%-38,4%. Di negara maju angka kejadian pre-eklamsia sekitar 6-7%. Sedangkan angka kematian ibu yang diakibatkan pre-eklamsia dan eklamsia dinegara berkembang masih tinggi. Hasil penelitian kasus pre-eklamsia di Medan, mayoritas terjadi pada umur 20-30 tahun sebanyak 10 kasus (13,89 %), mayoritas ditemukan pada multipara 14 kasus (19,44%). Sedangkan usia kehamilan mayoritas pada usia kehamilan > 24-42 minggu sebanyak 30 kasus (41,67%) dan berdasarkan tingkat pendidikan berpendidikan SD sebanyak 18 kasus (25%) (Rossa Amelda, 2008). Berdasarkan data di RSU dr. Soetomo kejadian pre-eklamsia tercatat 30 hingga 50 kasus pertahunnya. Dengan prevalensi 1,08% (Rahmi, 2008). Hasil data di poli kandungan RSUD Kabupaten Kediri ibu hamil yang memeriksakan kandungannya pada bulan Juli 2009

48 HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRIMESTER III

  urnal Vol.2 No.1, 1 Jan – 30 Juni 2011

  

49

  sebanyak 77 orang dan tercatat 12 (16%) ibu hamil yang menderita pre-eklamsia. Berdasarkan hasil studi pendahuluan jumlah ibu hamil primigravida sebanyak 22 orang.

  Pengetahuan yang kurang disebabkan oleh pendidikan kesehatan yang kurang, kesadaran ibu hamil dalam keaktifan pemeriksaan kehamilan. Pengetahuan ibu hamil sangat berpengaruh terhadap pencegahan eklamsia. Penyebab dari Pre-eklamsia antara lain kelainan aliran darah menuju rahim, masalah dengan sistem ketahanan tubuh dan diet atau konsumsi makanan yang salah. Hal ini tentunya akan berdampak pada kehamilan, terutama bayi dan ibu. Gejala yang ditimbulkan berupa : hipertensi, proteinuria, edema, sakit kepala, muntah, nyeri perut bagian atas. Berat badan yang naik secara cepat. Oleh karena itu penanganan tindak lanjut agar pre-eklamsia tidak terjadi eklamsia jika tidak segera ditanggulangi berdampak membahayakan bagi penderitanya seperti kematian ibu atau bayinya (Rahmi, 2008).

  Tujuan dari pencegahan adalah dapat mengurangi kejadian dan menurunkan angka kesakitan dan kematian.Untuk dapat menegakkan diagnosis dini diperlukan pengawasan hamil yang teratur dengan memperhatikan kenaikan berat badan, kenaikan tekanan darah dan pemeriksaan urin untuk menentukan proteinuria. Untuk pengenalan tanda- tanda kehamilan yang memiliki tanda bahaya dan komplikasi kehamilan banyak poster dan leaflet yang disebarkan kepada masyarakat khususnya ibu-ibu hamil yang berkunjung dalam pelayanan antenatal maupun pada kegiatan kunjungan rumah dalam pemantauan kesehatan masyarakat. Selain itu digunakan juga KIA (kartu ibu dan anak) yang lebih memungkinkan dilibatkannya ibu hamil untuk secara aktif mengamati sendiri kehamilannya. KIA tersebut juga bermanfaat bagi petugas kesehatan dalam mengidentifikasi faktor resiko dan komplikasi kehamilan sehingga dapat memberikan informasi dan saran yang tepat. (Rahmi, 2008). Upaya pencegahan pre-eklamsia yang dilakukan ibu hamil, antara lain makan makanan yang tinggi protein dengan tambahan satu butir telur setiap hari, makanan empat sehat lima sempurna, tinggi karbohidrat, cukup vitamin, rendah lemak, cukup istirahat, mengurangi aktivitas kerja, kurangi garam apabila berat badan bertambah dan perawatan antenatal meliputi uji kemungkinan pre- eklamsia dan penilaian kondisi janin dalam rahim.

  Dari uraian diatas peneliti tertarik untuk mengambil judul penelitian tentang hubungan pengetahuan ibu hamil primigravida trimester III tentang pre-eklamsia dengan upaya pencegahan terjadinya eklamsia di Poli Kandungan RSUD Kabupaten Kediri.

  Rumusan Masalah

  Dari Latar Belakang diatas,dirumuskan masalah penelitian ”Adakah hubungan pengetahuan ibu hamil primigravida trimester III tentang pre-eklamsia dengan upaya pencegahan terjadinya eklamsia di Poli Kandungan RSUD Kabupaten Kediri ?”

  Tujuan Penelitian

  1. Tujuan umum Mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil primigravida trimester III tentang pre-eklamsia dengan upaya pencegahan terjadinya eklamsia di Poli Kandungan RSUD Kabupaten Kediri tahun 2010.

  2. Tujuan Khusus

  a. Mengindentifikasi pengetahuan ibu hamil primigravida trimester III tentang pre-eklamsia di Poli Kandungan RSUD Kabupaten Kediri tahun 2010.

  b. Mengidentifikasi upaya pencegahan terjadinya eklamsia di Poli Kandungan RSUD Kabupaten Kediri tahun 2010.

  c. Menganalisis adakah hubungan pengetahuan ibu hamil primigravida trimester III tentang pre eklamsia dengan upaya pencegahan terjadinya eklamsia di Poli Kandungan RSUD Kabupaten Kediri tahun 2010.

  Desain Penelitian

  Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian analitik korelasi cross sectional yaitu suatu penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran atau observasi data variabel independent dan dependent hanya satu kali, pada satu saat (Nursalam, 2003). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan ibu hamil tentang pre-eklamsia dengan upaya pencegahan terjadinya pre-eklamsia di Poli Kandungan RSUD Kabupaten Kediri. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel independen yaitu pengetahuan ibu hamil primigravida trimester III tentang pre-eklampsia, sedangkan variabel dependen

  urnal Vol.2 No.1, 1 Jan – 30 Juni 2011

  

50

  pada penelitian ini adalah upaya pencegahan terjadinya eklampsia.

  Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2010 dengan kurun waktu 1 minggu, antara tanggal 3 sampai dengan tanggal 8 Mei 2010 di Poli Kandungan RSUD Kabupaten Kediri.

  Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang memeriksakan kandungannya di Poli Kandungan RSUD Kabupaten Kediri pada bulan Juli 2009 sebanyak 77 orang. Pada penelitian ini sampel diambil dari sebagian ibu hamil yang memeriksakan kandungannya di poli kandungan RSUD Kabupaten Kediri. Pengambilan sampel memperhatikan kriteria inklusi dan ekslusi yaitu 1) Hamil Primigravida Trimester III, 2) Bersedia menjadi responden 3) Mampu membaca dan menulis. Kriteria eksklusi antara lain : 1) Ibu post operasi 2) Ibu dengan penyulit/ penyakit lain. Untuk penentuan sampel penelitian, digunakan teknik Accidental sampling. Pemilihan sampling dengan cara ini merupakan pengambilan kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia (Notoatmojo, 2005). Dalam penelitian ini sampling sebanyak 15 responden.

  Proses pengumpulan data adalah suatu prosedur yang sistemik dan stadart dimulai dari pengajuan ijin kepada Direktur Akademi Keperawatan Pamenang Kediri, dilanjutkan kepada Direktur RSUD Kabupaten Kediri, kemudian kepada Kepala Bidang Keperawatan, kepada Kepala Diklat RSUD Kabupaten Kediri, kepada lahan penelitian, yaitu Kepala Poli Kandungan RSUD Kabupaten Kediri. Tahap awal responden diberi penjelasan mengenai maksud dan tujuan penelitian. Responden diberi kesempatan untuk berfikir mengenai maksud dan tujuan penelitian, selanjutnya memberikan lembar persetujuan menjadi responden (informed consent

  ) kepada responden. Responden dipersilahkan menandatangani informed consent jika bersedia menjadi responden dalam penelitian. Dilanjutkan dengan memberikan kuesioner kepada responden. Memberi kesempatan kepada responden untuk mengisi kuesioner. Meminta kembali kuesioner yang telah terisi dan meneliti kelengkapan pengisian kuesioner. Melakukan proses selanjutnya mulai dari editing,scaring dan tabulating.

  Alat ukur yang digunakan dalam penelitian pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahui (Arikunto, 2006). Jenis kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tipe tertutup, yaitu suatu kuesioner yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih (Arikunto, 2006).

  Kegiatan analisa data meliputi tahapan editing, yaitu mengkaji dan meneliti data yang telah terkumpul apakah sudah baik dan sudah dapat dipersiapkan untuk proses berikutnya. Teknik editing yaitu mengecek macam-macam isian data, jika didalam instrumen data item yang diisi “tidak tahu” atau isian lain yang tidak dikehendaki peneliti padahal isian yang diharapkan tersebut merupakan variabel pokok maka item ini perlu di drop out; tahap kedua adalah coding, yaitu mengklasifikasikan jawaban dari responden macam-macamnya dengan menandai kode pada masing-masing jawaban. Tahap ketiga adalah scoring, yaitu pemberian skor/nilai terhadap bagian-bagian yang perlu diberi skor.Tahap keempat dari pengolahan data adalah tabulating/ presenting, yaitu penyusunan data dalam bentuk tabel.

  Analisis hubungan pengetahuan dengan upaya pencegahan dilakukan dengan uji korelasi Spearman. Menurut Sulaiman (2003) Korelasi Spearman merupakan uji yang digunakan untuk mencari hubungan atau untuk menguji signifikasi hipotesis asosiatif bila masing-masing variabel yang dihubungkan berbentuk ordinal. Cara penarikan kesimpulan didasarkan dari hasil uji korelasi spearman. Jika Ho ditolak maka dapat disimpulkan ada hubungan dan sebaliknya jika Ho diterima maka tidak ada hubungan.

  Hasil Penelitian

  Dari gambar menunjukkan bahwa dari 15

  Data Umum

  responden yang diteliti didapatkan 4 responden

  a. Distribusi Umur (26,7%) tamat SD, 8 responden (53,3%) tamat SMP, 3 responden (20%) tamat SMA.

  3

  2

  d. Distribusi Sumber Informasi

  2

  2

  8 8 < = 20 21-25 26-30 31-35

  3 Dari gambar diatas menunjukkan bahwa dari Petugas Kesehatan Saudara / Keluarga

  15 responden yang diteliti didapatkan 3 responden

  Media Cetak Media Elektronik

  (20%) dengan umur < = 20 tahun, 8 responden (53,3%) dengan umur 21-25 tahun, 2 responden (13,3%) dengan umur 26-30 tahun, 2 responden (13,3%) dengan umur 31-35 tahun. Dari gambar 4.5 menunjukkan bahwa dari 15 responden yang diteliti, 8 responden (53,3%) b. Distribusi Pekerjaan mendapat informasi tentang pre-eklamsia dari

  Petugas kesehatan, 3 responden (20.0%) mendapat informasi tentang pre-eklamsia dari

  4

  saudara / keluarga, 2 responden (13,3%) mendapat informasi dari media cetak dan 2 responden (13,3%) mendapat informasi tentang pre-eklamsia dari media elektronik.

  9

2 Data Khusus

  a. Tingkat pengetahuan ibu hamil primigravida

  IRT Swasta Wiraswasta trimester III tentang pre-eklamsia.

  3

  gambar diatas dapat diketahui sebagian besar responden yaitu 9 responden (60%) sebagai Ibu

  7

  rumah tangga, sebanyak 4 responden (26,7%) bekerja sebagai wiraswasta dan sebanyak 2 responden (13,3%) bekerja swasta

  5

  c. Distribusi Pendidikan

  Cukup Kurang Baik

  3

4 Dari gambar dapat diketahui dari 15

  responden yang diteliti, 3 responden (20%) memiliki pengetahuan tentang pre-eklamsia baik, 7 responden (46,7%) memiliki pengetahuan pre- eklamsia cukup dan 5 responden (33,3%) memiliki pengetahuan tentang pre-eklamsia

  8 kurang. SD SMP SMA

51 Vol.2 No.1, 1 Jan – 30 Juni 2011

  urnal b. Upaya Pencegahan terjadinya Eklamsia

  d. Analisa data dengan korelasi spearman’s Dari data yang didapatkan kemudian diolah

  3 4 dengan statistik non parametrik korelasi

  spearman’s dengan menggunakan bantuan SPSS 11 forwindows di peroleh nilai signifikasi ( )

  ρ

  0,009 dengan tingkat kesalahan ( ) 0,05 Dengan

  α

  demikian < berarti bahwa hipotesa kerja

  ρ α

  8

  (H ) diterima dan (H ) ditolak artinya ada 1 hubungan antara pengetahuan ibu hamil

  Baik Cukup Kurang

  primigravida trimester III tentang pre-eklamsia dengan upaya pencegahan terjadinya eklamsia. Dari gambar menunjukkan bahwa dari 15

  Pembahasan

  responden yang diteliti, 4 responden (26,7%)

  a. Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida Trimester memiliki upaya penceghan pre-eklamsia baik, 8

  III Tentang Pre-Eklamsia. responden (53,3%) memiliki upaya pencegahan

  Berdasarkan hasil analisa data pengetahuan cukup dan 3 responden (20%) memiliki upaya ibu hamil primigravida trimester III tentang pre- pencegahan kurang. eklamsia pada diagram menunjukkan bahwa 7 responden (46,7%) memiliki pengetahuan cukup c. Hubungan pengetahuan ibu hamil primigravida tentang pre-eklamsia,

  3 responden (20%) trimester III tentang pre-eklamsia dengan upaya memiliki pengetahuan baik dan hanya 5 pencegahan terjadinya Eklamsia. responden (33,3%) memiliki pengetahuan tentang pre-eklamsia kurang. Berdasarkan hasil penelitian

  Upaya Pencegahan

  menunjukkan bahwa seluruh responden pernah

  Baik Cukup Kurang Total

  mendapatkan informasi tentang pre-eklamsia dan

  Pengetahuan

  sebagian responden mendapatkan informasi

  3 - Baik 3 - tersebut dari petugas kesehatan. 20% 20%

  Pengetahuan merupakan hasil dari “tahu“

  Cukup - -

  7

  7

  dan ini terjadi setelah orang melakukan

  46,7% 46,7% penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Sedang

  1

  1

  3

  5 Pengetahuan dapat di pengaruhi oleh beberapa 6,7% 6,7% 20% 33,3%

  faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal

  Total

  4

  8

  3

  15

  (Notoatmodjo, 2002). Menurut Notoatmodjo

  26,7% 53,3% 20% 100%

  (2003) informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang, dengan pemberian Dari tabel menunjukkan bahwa dari 3 informasi-informasi tentang cara-cara mencapai responden (20%) memiliki pengetahuan tentang hudup sehat, cara pemeliharaan kesehatan serta pre-eklamsia baik dengan upaya pencegahan baik, cara menghindari penyakit, sehingga semakin sebanyak 7 responden (46,7%) memiliki banyak informasi yang didapat maka semakin pengetahuan tentang pre-eklamsia cukup dengan tinggi pula tingkat pengetahuan. upaya pencegahan cukup,sebanyak 1 responden

  Menurut peneliti perbedaan tingkat (6,7%) memiliki pengetahuan tentang pre- pengetahuan dipengaruhi banyak faktor, antara eklamsia kurang dengan upaya pencegahan baik. lain seperti umur, pekerjaan, pendidikan,

  Sebanyak 1 responden (6,7%) memiliki informasi yang didapat, fasilitas dan sumber pengetahuan tentang pre-eklamsia kurang dengan informasi. Faktor yang lebih dominan dari hasil upaya pencegahan cukup dan sebanyak 3 penelitian ini adalah informasi dimana semakin responden (20%) memiliki pengetahuan tentang banyak informasi yang didapat maka semakin pre-eklamsia kurang dengan upaya pencegahan tinggi pula tingkat pengetahuan tentang pre- kurang.

52 Vol.2 No.1, 1 Jan – 30 Juni 2011

  urnal

  urnal Vol.2 No.1, 1 Jan – 30 Juni 2011

  ) 0,05 Dengan demikian

  1. Pengetahuan ibu hamil tentang Pre-eklamsia Dari hasil penelitian didapatkan 3 responden (20%) memiliki pengetahuan baik, 7 responden (46,7%) memiliki pengetahuan cukup dan 5 responden (33,3%) memiliki pengetahuan kurang.

  Kesimpulan

  Menurut peneliti faktor informasi dan fasilitas paling dominan mempengaruhi pengetahuan responden dalam penelitian ini. Dari 15 responden terdapat 7 responden (46,7%) mendapat informasi tentang pre-eklamsia cukup dan memiliki pengetahuan tentang pre-eklamsia dengan cukup, dan sisanya 8 responden (53,3%) memiliki informasi tentang pre-eklamsia cukup dengan upaya pencegahan yang cukup pula. Sedangkan untuk faktor fasilitas dimana terdapat 9 responden (60%) mendapat informasi dari petugas kesehatan dengan cukup dan memiliki pengetahuan tentang pre-eklamsia cukup serta upaya pencegahan dengan cukup pula, berarti faktor informasi dan fasilitas mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang dan tingkat pengetahuan mempengaruhi upaya pencegahan terjadinya eklamsia.

  Faktor yang mempengaruhi pengetahuan dapat digolongkan menjadi 2 bagian, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri atas usia, pendidikan, pengalaman dan kepercayaan sedangkan faktor eksternal terdiri atas fasilitas, kebudayaan dan informasi (Notoatmodjo, 2003). Diagnosis dini pre-eklamsia dan penanganannya perlu segera dilaksanakan untuk menurunkan angka kematian ibu dan anak. Pemeriksaan antenatal yang teratur dan secara rutin mencari tanda pre-eklamsia sangat penting dalam upaya pencegahan eklamsia disamping faktor-faktor penyebab pre-eklamsia lainnya (Erry Gumelar, 2008).

  berarti bahwa hasil berarti Ho ditolak sedangkan H 1 diterima artinya ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil primigravida trimester III tentang pre-eklamsia dengan upaya pencegahan terjadinya eklamsia di poli kandungan RSUD Kabupaten Kediri.

  α

  <

  ρ

  α

  

53

  ) 0,009 dengan tingkat kesalahan (

  ρ

  c. Hubungan pengetahuan pre-eklamsia dengan upaya pencegahan Berdasarkan hasil analisa hubungan antara pengetahuan pre-eklamsia dengan upaya pencegahan terjadinya eklamsia dengan menggunakan uji korelasi melalui bantuan SPSS 11 for windows, di peroleh nilai signifikasi (

  Menurut peneliti bahwa sebagian besar responden mengetahui tentang upaya pencegahan terjadinya pre-eklamsia yang cukup. Hal tersebut banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain faktor lingkungan dan fasilitas kesehatan. Faktor lingkungan dimana seseorang melakukan interaksi dengan orang yang memiliki pengetahuan yang lebih baik tentang upaya pencegahan eklamsia sehingga orang tersebut bisa mendapatkan informasi tersebut. Sedangkan fasilitas kesehatan dimana semakin lengkap fasilitas kesehatan di daerah tempat tinggal seseorang, semakin dekat fasilitas tersebut serta semakin rendah biaya yang dibutuhkan maka semakin tinggi pula pengetahuan dan upaya pencegahan terjadinya eklamsia tersebut sehingga kesehatan seseorang tersebut akan meningkat.

  Pre-eklamsia merupakan komplikasi kehamilan yang berkelanjutan dengan penyebab yang sama (Wiknjosastro, 2005). Menurut Notoatmodjo (1993) Fasilitas adalah segala sesuatu yang dapat memudahkan perkara atau kelancaran tugas. Fasilitas mencakup orang, waktu, tenaga dan sebagainya. Semuanya berpengaruh terhadap perilaku seseorang atau kelompok masyarakat.

  Berdasarkan hasil analisa upaya pencegahan terjadinya eklamsia pada ibu hamil pada diagram 4.7 menunjukkan bahwa terdapat 8 responden (53,3%) memiliki upaya pencegahan eklamsia cukup, 4 responden (26,7%) memiliki upaya pencegahan eklamsia baik, 3 responden (20%) mempunyai upaya pencegahan kurang.

  b. Upaya pencegahan terjadinya Eklamsia.

  eklamsia. Selain faktor informasi ada pula faktor sumber informasi / dari mana asal informasi tersebut juga dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan responden tentang pre-eklamsia.

  2. Upaya pencegahan terjadinya Eklamsia

  urnal Vol.2 No.1, 1 Jan – 30 Juni 2011

  Penelitian Ilmu Keperawatan .Jakarta: Salemba

  Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan .

  Jakarta: Salemba Medika Notoatmodjo, Soekidjo.(2003). Pendidikan dan

  Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

  .(2005).Metodologi Penelitian

  Kesehatan .Jakarta: Rineka Cipta

  Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi

  Medika Nursalam dan Siti Pariani.(2001). Metodologi Riset

  Edisi 2. Jakarta : EGC Notoadmojo, S (2005). Metodelogi Penelitian

  Keperawatan pendekatan praktis .Jakarta: CV

  agung Setyo Rahmi (2008). Waspadai Pre-eklamsi Saat Hamil. http://www. Halohalo.co.id. (Download

  1 Oktober 2009) Rossa, Amelda (2008). Ibu Hamil Dengan Pre- eklamsia .http : // www. helvetia. ac. id / library.

  (Download: 9 Oktober 2009) Tamsuri, Anas. (2008). Panduan Praktis Riset

  Keperawatan Bagi Pemula. Pare : Akademi

  Keperewatan Pamenang Pare Wiknjosastro, H (2005). Ilmu Kebidanan , Ed.

  3.Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

  Kesehatan . Jakarta: Rineka Cipta

  eklamsia&eklamsia.com (Download 8 Oktober 2009) Muchtar Rustam (1998). Sinopsis Obstetri Jilid 1.

  (26,7%) mempunyai upaya pencegahan baik, 8 responden (53,3%) mempunyai upaya pencegahan cukup dan 3 responden (20%) mempunyai upaya pencegahan kurang.

  3. Bagi Responden Dianjurkan bagi klien untuk meningkatkan pengetahuan tentang pre-eklamsia dan upaya pencegahannya melalui berbagai macam media dan informasi dari petugas kesehatan.

  3. Hubungan pengetahuan ibu hamil primigravida trimester III tentang pre-eklamsia dengan upaya pencegahan terjadinya Eklamsia

  Dari hasil uji korelasi spearman’s diketahui hubungan antara pengetahuan pre-eklamsia dengan upaya pencegahan terjadinya eklamsia dengan nilai signifikasi (

  ρ

  ) 0,009 dengan tingkat kesalahan (α) 0,05 dengan demikian ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil primigravida trimester III tentang pre-eklamsia dengan upaya pencegahan terjadinya eklamsia

  Saran

  1. Bagi tempat penelitian Diharapkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan Antenatal Care khususnya tentang upaya pencegahan terjadinya eklamsia.

  2. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan dapat menambah studi kepustakaan dan menjadi suatu masukkan yang bermanfaat bagi mahasiswa Akper Pamenang

  4. Bagi Peneliti Diharapkan untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang pre-eklamsia dan upaya pencegahannya pada ibu hamil.

  Eklamsia http://www. Klik dokter. pre-

  DAFTAR PUSTAKA Astria Yonne (2009). Konsep Ibu Hamil. http://wikipedia.com . (Download : 14 Oktober 2009).

  Gde Manuaba, Ida Bagus (1998). Ilmu Kebidanan

  Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan . Jakarta: EGC

  Gumilar Erry (2008). Waspadai Pre-eklamsia Pada

  Kehamilan . http://www.waspadai pre-eklamsia

  pada kehamilan.com. (Download : 14 Oktober 2009)

  Partomihardjo, Doddy (2008). Pre-eklamsia dan