PROSIDING HEFA (Health Events for All)
- – Pati Km. 5 Desa Jepang, Mejobo, Kudus Telp (0291) 4248655, Fax (0291) 4248657
Prosiding Health Event of All merupakan Terbitan berkala ilmiah seminar hasil-hasil penelitian dan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan setiap 1 tahun oleh LPPM STIKES Cendekia Utama Kudus.
PROSIDING HEFA (Health Events for All)
Menuju Masyarakat Sehat dan Sejahtera dengan
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)P ISSN 2581 – 2270 E ISSN 2614 – 6401 Pengarah
Ketua STIKES Cendekia Utama Kudus
Penanggung Jawab
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) STIKES Cendekia Utama Kudus
Editors
Eko Prasetyo, S.KM, M.Kes David Laksamana Caesar, S.KM, M.Kes
Ns. Sholihul Huda, S.Kep, M.N.S Ns. Sri Hartini, S.Kep, M.Kes
Dessy Erliani Mugitasari, S.Farm, Apt
Sistem Informasi dan Teknologi
Susilo Restu Wahyuno, S.Kom
Sekretariat :
LPPM SIKES Cendekia Utama Kudus Jl. Lingkar Raya Kudus
Email : lppm.stikescendekiautama@yahoo.com www.stikescendekiautamakudus.ac.id
DAFTAR ISI
Coliform di Depot Air Minum (DAM) pada Wilayah Kerja Puskesmas Mejobo
98
Determinan Kasus Difteri di Jawa Timur
90 Meiana Harfika, Kuntoro, Rachmah Indawati Pemodelan Regresi Linier Berganda untuk Estimasi
83 Ipit Koriah Hubungan Status Gizi dengan Tingkat Prestasi Siswa Sekolah Dasar di SD N Wotan 04 Kecamatan sukolilo kabupaten pati
73 Intan Susilo Utami Studi Deskriptif Perilaku Pemberian ASI pada Ibu Bekerja di Desa Lau Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus
64 Himayatul Lutfah Gambaran Faktor-Faktor yang Menyebabkan Kejadian Obesitas pada Remaja
57 Hidayatun Ni’mah Gambaran Persepsi Pencegahan Seks Pranikah pada
Remaja di MA Abadiyah Kec. Gabus Kab. Pati
Halaman Judul ........................................................................................................... i Dewan Redaksi .......................................................................................................... ii Kata Pengantar Ketua LPPM .................................................................................... iii Daftar Isi..................................................................................................................... iv
Penulis Judul Artikel Halaman Ahmad Rifa’i Hubungan Perilaku Caring Perawat dengan Kepuasan
40 Galia Wardha Alvita, Solikhul Huda Pengaruh Senam Keseimbangan dengan Resiko Jatuh pada Lansia di Unit Rehabilitasi Sosial Margomukti Rembang
34 Ema Erniyang Hubungan Pengetahuan Ibu dan Dukungan Keluarga dengan Pemberian Makanan Pendamping Asi pada Bayi
di Desa Tlogoharum Wilayah Kerja Puskesmas
Wedarijaksa II Pati24 Eka Pangestu Wati Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Gabus II Kabupaten Pati
17 Dewi Ayu Jamilah Hubungan Antara Status Gizi dengan Perkembangan Motorik Kasar pada Anak Balita Usia 1-5 Tahun di
Posyandu Balita “Balai Desa” Dukuhseti Kec.
Dukuhseti Kab. PatiPerbandingan Efektifitas Antibakteri Infusa dan Sirup Daun Rambutan terhadap Bakteri Staphylococcus
aureus dengan Salmonella typhi secara In Vitro
10 Ariyanti, Eni Masruriati, Desy Tri Jayanti, Siti Kunariyah
1 Ayu Safitri Juniati Hubungan Tingkat Stres dengan Strategi Koping yang digunakan pada Santri Remaja di Pondok Pesantren Nurul Alimah Kudus
Pasien di Ruang Rawat Inap Kelas III RSUD dr. Loekmonohadi Kudus
49 Habbshah Oka Nurlaela, David Laksamana Caesar Hubungan Higiene Sanitasi dengan Jumlah Bakteri Meivina Zufiyanti Studi Deskriptif Tingkat Kecemasan Ibu yang 107 Mempunyai Anak Usia Pra Sekolah (3-6 Tahun) yang Mengalami Hospitalisasi di Rumah Sakit Mifta Ariyani Studi Deskriptif Alat Permainan yang Diberikan 115
Orangtua pada Anak Usia Prasekolah di Desa Pringtulis Kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara Novayani Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Reproduksi terhadap 121
Kusumardiani Pengetahuan Remaja tentang Kesehatan Reproduksi Puji Rofikhah Implementasi Program Inspeksi Keselamatan dan 129 Hidayah Kesehatan Kerja (K3) sebagai Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja di Unit Paper Mill 10 PT. Pura
Barutama Kudus Putri Rahayu Hubungan Perilaku Vulva Hygiene dengan Kejadian 134 Berliana Keputihan di SMP 2 Mejobo Kudus Rahma Listianawati Hubungan Pengetahuan Perawat tentang Keselamatan 145
Pasien (patient safety) dengan Sikap Perawat terhadap Pemberian Obat di Ruang Rawat Inap Kelas III RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus Renny Wulan Perbedaan Perawatan Luka Post Operasi Bersih 154
Apriliyasari, Noor Menggunakan Balutan Kasa dengan Balutan Faidah, Emma Setiyo Transparan terhadap Waktu Penyembuhan Luka di Wulan RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus Resti Prastika Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Pemberian 161
Imunisasi Campak pada Bayi di Posyandu Desa Kayen Kecamatan Kayen Kabupaten Pati Roi kholik Andika Pengaruh Pelayanan terhadap Kepuasan Pasien BPJS 169 Yuswantoro Kesehatan Rawat Jalan di Puskesmas Grobogan Rostiami Studi Deskriptif Respon Time Perawat pada Pasien di 177
IGD RSUD dr. Loekmonohadi Kudus Siti Syarifah Aplikasi Primary Survey oleh Perawat terhadap 185 Ketepatan Penentuan Triase Pasien Gawat Darurat di
IGD RSUD dr. Loekmonohadi Kudus Sony Factarun Hubungan Motivasi dan Perilaku Menggosok Gigi 191 dengan Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di MI NU Islahussalafiyah Kudus
Lampiran .................................................................................................................... 201 Pedoman Penulisan Artikel HEFA............................................................................. 202
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GABUS II KABUPATEN PATI
Eka Pangestu Wati
STIKES Cendekia Utama Kudus
ekapangestu.ep.ep@gmail.com
ABSTRACT
Stunting is short and very short. Data obtained from Gabus II Public Health Center in
2016 total number of child under five years stunting as many as 83 children, with 19 very
short toddler and 64 short toddler. The purpose of this study was to analyze the factors
associated with the incidence of stunting in Puskesmas Gabus II. This research is
correlational analytic research with cross sectional approach. Sample size of 69.
Instruments used were questionnaires and microtoise. The chi-square correlation is used
to find the relationship and test the hypothesis between the two variables. Based on
statistical test indicate that there is correlation between mother's knowledge about intake
of toddlers with incidence of stunting (p = 0,041), there is no relation of family income to
stunting event (p = 0,736), and no relationship of birth weight with stunting event (p =
0,418) . The conclusion of this research is there is relationship between mother's
knowledge about intake of toddler with incidence of stunting, no relation of family income
with stunting event, and no relation about birth weight of toddler with stunting event.Keywords : Stunting, Knowledge, Family Income, Birth Weight
INTISARI
Stunting merupakan keadaan yang pendek dan sangat pendek. Data yang diperoleh dari
Puskesmas Gabus II tahun 2016 total jumlah balita stunting sebanyak 83 balita, dengan
19 balita sangat pendek dan 64 balita pendek. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting di Puskesmas
Gabus II. Penelitian ini merupakan penelitian analitik korelasional dengan pendekatan
cross sectional . Besar sampel sejumlah 69. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner
dan microtoise. Korelasi chi-square digunakan untuk mencari hubungan dan menguji
hipotesis antar kedua variabel. Berdasarkan uji statistik menunjukkan bahwa ada
hubungan pengetahuan ibu tentang asupan makan balita dengan kejadian stunting
(p=0,041), tidak ada hubungan pendapatan keluarga dengan kejadian stunting (p=0,736),
dan tidak ada hubungan berat lahir dengan kejadian stunting (p=0,418). Kesimpulan
penelitian ini adalah ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang asupan makan balita
dengan kejadian stunting, tidak ada hubungan pendapatan keluarga dengan kejadian
stunting, dan tidak ada Hubungan tentang berat lahir balita dengan kejadian stunting.Kata Kunci : Stunting, Pengetahuan, Pendapatan Keluarga, Berat Lahir
LATAR BELAKANG
Menurut WHO (World Health Organization) makanan yang bergizi merupakan modal utama dalam perkembangan tubuh, terutama bagi bagi. Makanan bergizi tidak hanya menentukan kesehatan tubuh bayi dikemudian hari, tapi juga kecerdasan otaknya. Status gizi balita adalah mencocokkan umur anak (dalam bulan) dengan berat atau tinggi badan standar tabel WHO-NCHS (World
Health Organizaton
- – National Center for Health Statistics). Jika hasil berat
badan anak setelah dicocokkan dengan tabel WHO-NCHS masih kurang maka status gizi balita tersebut dinyatakan kurang. Begitu pula dengan tinggi badan. Jika setelah dicocokkan tinggi badan balita masih kurang, maka termasuk pendek (WHO, 2010).
Stunting merupakan pendek dan sangat pendek adalah status gizi yang didasarkan pada indeks Panjang Badan menurut Umur (PB/U) atau Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) (Kemenkes, 2011). Berdasarkan data WHO 2010, menunjukkan bahwa 171 juta anak (167 juta anak di negara berkembang dan 4 juta di negara maju) mengalami stunting. Dari hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, prevalensi stunting di Indonesia adalah 37.2% yang terdiri dari 18,0 % sangat pendek dan 19,2% pendek, yang berarti terjadi peningkatan dibandingkan tahun 2010 (35,6%) dan 2007 (36,8%). Stunting terjadi akibat kekurangan gizi dalam waktu lama yang diawali sejak masa janin hingga 2 tahun pertama kehidupan.
Berdasarkan Profil Kesehatan Kabupaten Pati tahun 2016, prevalensi
stunting meningkat dari tahun 2015 sebesar 7,09% menjadi 8,1% tahun 2016.
Berdasarkan data PSG (Penentuan Status Gizi) tahun 2016 di Puskesmas GabusII, diperoleh pencapaian prevalensi stunting diatas yaitu 14,59% dari pencapaian target stunting Kabupaten Pati yaitu 5%. Prevalensi stunting di Puskesmas Gabus
II Puskesmas terdiri dari pendek 11,25% dan sangat pendek 3,34% dengan total jumlah balita stunting 83 balita. Puskesmas Gabus II memiliki 11 wilayah kerja, antara lain desa Wuwur, Karaban, Tlogoayu, Bogotanjung, Koryokalangan, Sugihrejo, Mojolawaran, Sambirejo, Pantirejo, Gebang, dan Kosekan. (Data Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Pati, 2016).
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik korelasional dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data secara formal (kuesioner) kepada subyek untuk menjawab pertanyaan secara tertulis. Penelitian ini variabel bebas meliputi tingkat pengetahuan ibu, tingkat pendapatan keluarga, dan berat lahir pada balita, serta variabel terikatnya adalah stunting. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu balita yang mempunyai balita stunting yaitu sebesar 83 responden. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Random Sampling, dengan sampel sebesar 69 responden. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Juni di Wilayah Kerja Puskesmas Gabus II. Karakteristik responden dalam penelitian ini adalah responden yang memiliki balita stunting dan berada di wilayah kerja Puskesmas Gabus II. Instrumen dalam penelitian ini ada kuesioner dan microtoise. Hasil akan diolah menggunakan chi-square.
HASIL DAN PEMBAHASAN Pengetahuan
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Asupan Makan Balita
dengan Kejadian Stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Gabus II
Kejadian Stunting Variabel Kategori Stunting Tidak Total P Stunting Value F % F % f % 24 43,6
2 14,3 26 37,7 Pengetahuan Ibu tentang Baik 20 36,4 5 35,7 25 36,2 Asupan Makan Balita
Cukup 0,041 11 20,0
7 50,0 18 26,3 Kurang Total 55 100 14 100 69 100
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa ibu responden yang memiliki tingkat pengetahuan tentang asupan makan balita baik dan mengalami kejadian stunting pada balita sebanyak 24 (43,6%), Ibu yang memiliki pengetahuan tentang asupan makan balita cukup dan mengalami stunting sebanyak 20 (36,4%), dan Ibu yang memiliki pengetahuan tentang asupan makan balita kurang dan mengalami stunting sebanyak 11 (20%). Berdasarkan uji statistik menggunakan chi-square diperoleh p value = 0,041, lebih kecil dari 0,05 ( p value < 0,05) maka Ha diterima. Jadi dapat disimpulkan ada Hubungan antara pengetahuan ibu tentang asupan makan balita dengan kejadian stunting.
Menurut penelitian Farah Okky, dkk (2015) di Kabupaten Jember, menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu tentang tingkat energi protein pada balita di wilayah pedesaan. Hal tersebut dikarenakan asupan zat gizi yang tidak adekuat, terutama dari total energi yang berhubungan dengan masalah dan gangguan pertumbuhan fisik pada balita. Pada daerah pedesaan umumnya sumber protein yang dikonsumsi berasal dari sumbe nabati. Kandungan protein pada sumber bahan makanan hewani lebih tinggi jika dibandingkan dengan sumber protein nabati.
Perbedaan hasil hubungan antara asupan makan energi protein pada balita dengan kejadian stunting bisa terjadi karena faktor lain seperti adanya penyakit infeksi atau penyakit penyerta yang dapat menghambat dan mengganggu proses penyerapan oleh tubuh. Meskipun beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan asupan energi protein pada balita dengan kejadian stunting, namun banyaknya faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada penelitian ini, kemungkina tidak ada hubungan bisa terjadi antara pengetahuan ibu tentang asupan makan energi protein dengan kejadian sunting pada balita disebabkan oleh faktor lain seperti penyakit penyertanya.
Pendapatan Keluarga
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Tingkat Pendapatan Keluarga dengan Kejadian Stunting Pada
Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Gabus II
Variabel Kategori Kejadian Stunting Stunting Tidak Stunting Total P Value
Pendapatan F % f % f % 0,736
KeluargaTinggi 8 14,5 1 7,1 9 13,0 Sedang 27 49,1 8 57,1 35 50,7 Rendah 20 36,4 5 35,7 25 36,2 Total 55 100 14 100 69 100
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa pendapatan keluarga responden tinggi dan mengalami kejadian stunting sebanyak 8 (14,5%), pendapatan keluarga responden sedang dan mengalami kejadian stunting sebanyak 27 (49,1%), dan pendapatan keluarga responden rendah dan mengalami kejadian stunting sebanyak 20 (36,4%). Berdasarkan uji statistik menggunakan chi-square dengan taraf kepercayaan diperoleh p value = 0,736 maka Ha ditolak. Jadi dapat disimpulkan tidak ada Hubungan antara pendapatan keluarga dengan kejadian stunting.
Penelitian yang dilakukan oleh Hadi Riyadi dkk pada tahun 2006 juga menunjukkan bahwa tingkat pendapatan keluarga belum ada pengaruh/hubungan dengan status gizi indikator TB/U. hal tersebut dikarenakan indikator TB/U merupakan gambaran status gizi masa lampau, sementara nilai variabel bebas yang dijadikan variabel hanya menunjukkan rekaman waktu yang lebih singkat. Tidak ada Hubungan antara tingkat pendapatan keluarga dengan stunting (pendek) juga sesuai dengan pendapat Nursalam (2005) yang mengatakan pertumbuhan bayi tidak terlalu berpengaruh dengan pendapatan keluarga. Apabila keluarga dengan pendapatan rendah mampu mengelola makanan yang bergizi dengan bahan yang sederhana dan murah maka pertumbuhan bayi juga akan baik.
Keluarga dengan pendapatan tinggi bisa mengalami kejadian stunting karena pengalokasian dana untuk kebutuhan gizi makanan belum teralisasi dengan baik. Keluarga dengan pendapatan rendah belum menjamin akan mengalami kejadian stunting, begitu juga dengan pendapatan sedang. Kebutuhan gizi makanan dalam keluarga tercukupi dengan baik apabila pengalokasian dana untuk gizi dipertimbangkan dengan baik.
Berat Lahir
Tabel 3
Distribusi Frekuensi Berat Lahir dengan Kejadian Stunting Pada Balita
di Wilayah Kerja Puskesmas Gabus II
Kejadian Stunting Variabel Kategori Stunting Tidak Total P Stunting Value Pendapatan Keluarga F % f % f % 15 27,8
4 28,6 19 27,6 Lebih 33 61,1 10 71,4 43 62,3 Normal
0,418 7 11,1 7 10,1 Kurang
Total 55 100 14 100 69 100 Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa berat lahir balita lebih dan mengalami kejadian stunting pada balita sebanyak 15 (27,8%), berat lahir balita normal dan mengalami kejadian stunting pada balita sebanyak 33 (61,2%), dan berat lahir balita kurang dan mengalami kejadian stunting pada balita sebanyak 7 (11,1%). Berdasarkan uji statistik menggunakan chi-square diperoleh p value = 0,418 maka Ha ditolak. Jadi dapat disimpulkan tidak ada Hubungan antara berat lahir dengan kejadian stunting.
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Novita Siaahan, et al (2013), di daerah wilayah Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara yang menunjukkan bahwa p>0,05 berati tidak ada Hubungan yang signifikan antara berat lahir balita dengan kejadian stunting pada balita. Hasil diperoleh dari 10 balita BBLR dan 83 balita normal. Hasil penelitian ini betentangan dengan penelitian yang sebelumnya dilakukan yang menjelaskan bahwa anak BBLR kedepannya akan memiliki ukuran antropometri yang kurang di masa dewasa. Hal tersebut memang berlawanan dengan teori yang ada, anak balita yang lahir dengan berat badan lahir rendah lebih beresiko untuk tumbuh stunting dibanding anak yang lahir dengan berat badan normal. Selain itu, kondisi BBLR tidak akan mempengaruhi pertumbuhan anak balita jika anak tersebut mendapatkan asupan yang memadai serta kondisi lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak balita.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang “Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Stunting di W ilayah Puskesmas Gabus II Kabupaten Pati”, diperoleh simpulan sebagai berikut : Pengetahuan ibu tentang asupan makan balita di wilayah Puskesmas Gabus II memiliki tingkat pengetahuan baik (37,7%), Pendapatan keluarga di wilayah Puskesmas Gabus II sebagian besar memiliki tingkat pendapatan sedang (52%), Berat lahir balita di wilayah Puskesmas Gabus
II sebagian besar balita dengan berat lahir normal (62%), Sebagian besar balita di Puskesmas Gabus II masih mengalami stunting (80%), Ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang asupan makan balita dengan kejadian stunting pada balita di wilayah Puskesmas Gabus II (p value < 0,05), Tidak Ada hubungan antara tingkat pendapatan keluarga dengan kejadian stunting pada balita di wilayah Puskesmas Gabus II (p value < 0,05), dan Tidak Ada hubungan antara berat lahir balita dengan kejadian stunting pada balita di wilayah Puskesmas Gabus II (p value < 0,05)
Berdasarkan hasil penelitian tentang “Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Stunting di Wilayah Puskesmas Gabus II Kabupaten Pati”, diperoleh saran sebagai berikut : Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting selanjutnya, bagi masyarakat sebaiknya lebih menambah wawasan tentang pengetahuan gizi pada balita bisa dengan melakukan konseling gizi saat posyandu, dan mempertimbangkan lagi alokasi dana pendapatan keluarga untuk kebutuhan gizi makanan. Bagi akademik manfaat dari hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi yang diharapkan dapat menjadi tambahan pengetahuan bagi para mahasiswa dan dapat berguna bagi kemajuan akademik.
DAFTAR PUSTAKA Anindita, Putri (2012).
‘Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu, Pendapatan Keluarga,, kecukupan Protein & Zinc Dengan Stunting (pendek) Pada Balita Usia 6-
35 Bulan di Kecamatan Tembalang Kota Semarang’
(online://ejornals1undip.ac.id/index/php/jkm) diakses tanggl 1 Agustus 2017 Anisa, Paramitha (2012). ‘Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian
Stunting Pada Balita Usia 25-60 bulan di Kelurahan Kalibaru Depok Tahun 2012’
Data Stunting Puskesmas Gabus II. (2016). ‘Rekapitulasi Data Pemantauan
Status Gizi Tahun 2016’. Puskesmas Gabus II. Pati
Dinas Kesehatan Kabupaten Pati (2016). ‘Profil Kesehatan Kabupaten Pati Tahun
2016’. Dinas Kesehatan Kabupaten Pati. Pati
Farah, Okky dkk (2015). ‘Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Stunting
pada Anak Balita di Wilayah Pedesaan dan Perkotaan’. (online: e-
journal/pustaka/kesehatan/storage/emulated/0/download/2520-1-4993-1-10- 2016-03-13.pdf) diakses tanggal 1 Agustus 2017 Lestari, Wanda dkk (2014).
‘ Faktor resiko Stunting pada anak umur 6-24 bulan di Kecamatan Penanggalan, Kota Subulussalam Prov insi Aceh’ (ISSN :
1858-4942) Vol 3, No.1 (online:storage/emulated/0/download/8752-19502- 3-PB.pdf), diakses tanggal 2 Agustus 2018
Notoatmodjo, Soekidjo (2010). ‘Kesehatan Masyarakat Ilmu & Seni’. PT Rineka Cipta: Jakarta
Novayeni, Muchlis, dkk (2011). ‘ Hubungan Asupan Energi dan Protein Dengan Status Gizi Balita di Kelurahan Tamamaung’ (onlone: download/NOVAYENI MUCHLIS K211006024.pdf) diakses tanggal 1 Agustus 2017 Proverawati, Atikah. (2011). ‘Ilmu Gizi Untuk Keperawatan dan Kesehatan’.
Nuha Medika: Yogyakarta Riskesdas (2013). ‘Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013’. diakses tanggal 12 Maret 2017 Sastroasmoro, Sudigdo. (2011). ‘Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis’. ed 4.
Sangung Seto: Jakarta
PEDOMAN PENULISAN ARTIKEL PEMAKALAH SEMINAR KESEHATAN “HEALTH EVENTS FOR ALL” LPPM STIKES CENDEKIA UTAMA KUDUS A. Ketentuan Artikel
Artikel disusun sesuai format baku terdiri dari: Judul Artikel, Nama
Penulis, Abstrak(bahasa inggris), Intisari(bahasa Indonesia), Latar Belakang, Metode, Hasil dan Pembahasan, Kesimpulan dan Saran, Daftar Pustaka.
Naskah maksimal 8 halaman, tulisan times new roman ukuran 12 font, ketikan 1 spasi , diketik dalam 1 kolom, jarak tepi 3 cm, dan ukuran kertas A4. Naskah menggunakan bahasa Indonesia baku, setiap kata asing diusahakan dicari padanannya dalam bahasa Indonesia baku, kecuali jika tidak ada, tetap dituliskan dalam bahasa aslinya dengan ditulis italic.
B. Format Penulisan
Judul Naskah
Judul ditulis secara jelas dan singkat dalam bahasa Indonesia yang menggambarkan isi pokok/variabel, maksimum 20 kata. Judul diketik dengan huruf Book Antique, ukuran font 13, bold UPPERCASE, center, jarak 1 spasi.
Nama Penulis
Meliputi nama lengkap penulis utama tanpa gelar dan anggota, disertai nama institusi/instansi, alamat institusi/instansi, kode pos, PO Box, dan e-mail penulis. Data Penulis diketik dengan huruf Times New Roman, ukuran font 11, center, jarak 1spasi
Abstrak dan Intisari
Ditulis dalam bahasa inggris dan bahasa Indonesia, dibatasi 250-300 kata dalam satu paragraf, bersifat utuh dan mandiri.Tidak boleh ada referensi. Abstrak terdiri dari: latar belakang, tujuan, metode, hasil analisa statistik, dan kesimpulan. Disertai kata kunci/keywords.
Menuju Masyarakat Sehat dan Sejahtera dengan
21 Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) Intisari dalam Bahasa Indonesia diketik dengan hurufTimes New Roman, ukuran font 11, jarak 1 spasi. Abstrak Bahasa Inggris diketik dengan huruf
Times New Roman , ukuran font 11, italic, jarak 1spasi.
Latar Belakang
Berisi informasi secara sistematis/urut tentang: masalah penelitian, skala masalah, kronologis masalah, dan konsep solusiyang disajikan secara ringkas dan jelas.
Metode Penelitian
Berisi tentang: jenis penelitian, desain, populasi, jumlah sampel, teknik
sampling , karakteristik responden, waktu dan tempat penelitian, instrumen
yang digunakan, serta uji analisis statistik yang digunakan disajikan dengan jelas.
Hasil dan Pembahasan
Hasil penelitian hendaknya disajikan secara berkesinambungan dari mulai hasil penelitian utama hingga hasil penunjang yang dilangkapi dengan pembahasan. Hasil dan pembahasan dapat dibuat dalam suatu bagian yang sama atau terpisah. Jika ada penemuan baru, hendaknya tegas dikemukakan dalam pembahasan. Nama tabel/diagram/gambar/skema, isi beserta keterangannya ditulis dalam bahasa Indonesia dan diberi nomor sesuai dengan urutan penyebutan teks. Satuan pengukuran yang digunakan dalam naskah hendaknya mengikuti sistem internasional yang berlaku.
Simpulan dan Saran
Kesimpulan hasil penelitian dikemukakan secara jelas.Saran dicantumkan setelah kesimpulan yang disajikan secara teoritis dan secara praktis yang dapat dimanfaatkan langsung oleh masyarakat.
Ucapan Terima Kasih(apabila ada)
Apabila penelitian ini disponsori oleh pihak penyandang dana tertentu, misalnya hasil penelitian yang disponsori oleh KEMENRISTEK DIKTI, DINKES, dsb.
Menuju Masyarakat Sehat dan Sejahtera dengan
21 Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)
Daftar Pustaka
Sumber pustaka yang dikutip meliputi: jurnal ilmiah, skripsi, tesis, disertasi, dan sumber pustaka lain yang harus dicantumkan dalam daftar pustaka. Sumber pustaka disusun berdasarkan sistem Harvard.Jumlah acuan minimal 10 pustaka (diutamakan sumber pustaka dari jurnal ilmiah yang uptodate 10 tahun sebelumnya). Nama pengarang diawali dengan nama belakang dan diikuti dengan singkatan nama di depa nnya. Tanda “&” dapat digunakan dalam menuliskan nama-nama pengarang, selama penggunaannya bersifat konsisten. Cantumkan semua penulis bila tidak lebih dari 6 orang. Bila lebih dari 6 orang, tulis nama 6 penulis pertama dan selanjutnya dkk. Daftar Pustaka diketik dengan huruf Times New Roman, ukuran font 12, jarak 1 spasi.
C. Tata Cara Penulisan Naskah
Anak Judul : Jenis huruf Times New Roman, ukuran font 12, Bold UPPERCASE
Sub Judul : Jenis huruf Times New Roman, ukuran font 12, Bold, Italic Kutipan : Jenis huruf Times New Roman, ukuran font 10, italic Tabel : Setiap tabel harus diketik dengan spasi 1, font 11 atau disesuaikan.
Nomor tabel diurutkan sesuai dengan urutan penyebutan dalam teks (penulisan nomor tidak memakai tanda baca titik “.”).Tabel diberi judul dan subjudul secara singkat.Judul tabel ditulis diatas tabel.Judul tabel ditulis dengan huruf Times New Roman dengan font 11, bold (awal kalimat huruf besar) dengan jarak 1 spasi, center.Antara judul tabel dan tabel diberi jarak 1 spasi.Bila terdapat keterangan tabel, ditulis dengan font 10, spasi 1, dengan jarak antara tabel dan keterangan tabel 1 spasi.Kolom didalam tabel tanpa garis
vertical . Penjelasan semua singkatan tidak baku pada tabel ditempatkan pada catatan kaki.
Menuju Masyarakat Sehat dan Sejahtera dengan
21 Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)
Gambar : Judul gambar diletakkan di bawah gambar. Gambar harus diberi
nomor urut sesuai dengan pemunculan dalam teks. Grafik maupun diagram dianggap sebagai gambar. Latar belakang grafik maupun diagram polos. Gambar ditampilkan dalam bentuk 2 dimensi. Judul gambar ditulis dengan huruf Times New dengan font 11, bold (pada tulisan
Roman “gambar 1”), awal
kalimat huruf besar, dengan jarak 1 spasi, center Bila terdapat keterangan gambar, dituliskan setelah judul gambar.
Rumus :ditulis menggunakan Mathematical Equation, diketik center
D.Teknis Pelaksanaan Seminar Pemakalah
Pemakalah
Seminar Kesehatan “Health Events for All” LPPM STIKES
Cendekia Utama Kudus dapat memilih pelaksanaan seminar dalam bentuk: 1.
Oral Presentasi (format PPT maksimal 10 halaman) atau 2. Poster (sesuai ketentuan pembuatan/ penatakelolaan poster)
Menuju Masyarakat Sehat dan Sejahtera dengan
21 Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)
Menuju Masyarakat Sehat dan Sejahtera dengan
21 Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) PENATAKELOLAAN POSTER SEMINAR KESEHATAN “HEALTH EVENTS FOR ALL”
Poster yang akan dicetak dan diseminarkan di
Seminar Kesehatan “Health Events for All” dibuat dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan sebagai
berikut: a. poster dalam bentuk cetak berjumlah 1 (satu) lembar ukuran tinggi x lebar adalah 70 cm x 70 cm dipasang secara vertikal; b. poster harus dapat terbaca dengan baik dalam jarak maksimum 7 kaki atau sekitar 2 meter; c. jumlah kata maksimum 250; d. pedoman tipografi: 1. teks ditulis rata kiri (left justified), kecuali ada pengaturan ruang antar kata); dan
2. diketik dengan jarak 1,2 spasi (line spacing).
e. sub-judul ditulis dengan ukuran lebih besar daripada teks (dapat juga ditulis dengan memberi garis bawah (underline) atau dengan menggunakan cetak tebal (bold); f. panjang kolom tidak boleh lebih dari 11 kata; g. jenis huruf (font) tidak boleh lebih dari 2 jenis typeface; h. tidak diperkenankan untuk menggunakan huruf kapital (capital letter) semua; i. margin harus disesuaikan dengan besar kolom; j. desain lay-out poster harus memperhatikan prinsip keseimbangan formal dan non-formal, yang mencakup:
1. aspek simetris dan asimetris; 2. prinsip kesatuan pengaturan elemen gambar, warna, latar belakang, dan gerak; dan
3. mampu mengarahkan mata pembaca mengalir ke seluruh area poster. k. pertimbangkan hirarki dan kontras untuk menunjukkan penekanan objek atau aspek-aspek yang mendapat perhatian khusus atau diutamakan; l. isi poster harus dapat terbaca secara terstruktur untuk kemudahan
'navigasi'nya; m. poster harus memuat: 1. bagian atas berisi judul, NIDN (bagi Dosen), nama pelaksana, dan logo
Perguruan Tinggi; 2. bagian tengah (bagian isi) berisi latar belakang (pengantar atau abstrak),
Metode, Hasil Utama Penelitian (teks dan gambar atau fotografi atau skema), Simpulan, dan Referensi (tambahan); dan
3. bagian bawah dapat disisipkan logo sponsor atau lembaga, detail kontak, tanggal dan waktu penelitian. n. gambar produk dapat ditampilkan untuk mendukung visualisasi pelaksanaan kegiatan; o. poster dibuat menggunakan aplikasi pengolah grafik, seperti Corel Draw,
Adobe Photoshop, Microsoft Powerpoint dan aplikasi sejenis lainnya (grafik, tabel atau hasil dokumentasi fotografi dapat ditampilkan); p. Poster wajib dibawa pada saat kegiatan dan diemail ke: hefa.stikescendekiautama@gmail.com dengan resolusi file poster minimal
1024 x 1024 pixel, dan maksimum 3543 x 3543 pixel; format JPG/JPEG dengan ukuran maks 5 MB.
Menuju Masyarakat Sehat dan Sejahtera dengan
21 Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)