105 THE EFFECT OF NUMBERED HEAD TOGETHER TEACHING MODEL ASSISTED OUTDOOR STUDY METHOD UPON NATURAL SCIENCES LEARNING ACHIEVEMENT OF ELEMENTARY STUDENTS

  

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN NHT (NUMBER HEAD TOGETHER)

BERBANTUAN METODE OUTDOOR STUDY TERHADAP HASIL BELAJAR

IPA SISWA SD

  1

  2

  3 Maria Magdalena Muke Yosefina Uge Lawe Pelipus Wungo Kaka 1,2,3

  STKIP Citra Bakti, NTT

  

  

Abstrak

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran NHT berbantuan metode outdoor study (MPNHT-BMOS) terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD gugus V Kecamatan Golewa Kabupaten Ngada tahun ajaran 2016. Penelitian ini menggunakan bentuk penelitian post test only control group

  

design. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD gugus V yang

  berjumlah 32 orang untuk kelompok eksperimen yang dibelajarkan dengan MPNHT-BMOS dan 30 orang untuk kelompok kontrol yang dibelajarkan dengan model pembelajaran langsung (MPBL) yang diambil secara random kelas. Data dikumpulkan dengan tes hasil belajar pada akhir pertemuan. Bentuk tesnya adalah pilihan ganda (objektif tes). Pengujian hipotesis menggunakan tehnik t-test. Hasil analisis data menunjukkan nilai t hitung = 7.408, nilai t tabel pada α = 0,05 ;db 60(n -

  1 +n

  2

  2) diperoleh harga sebesar 2.000. Dengan demikian, nilai t hitung lebih besar dari t tabel ( = 2.000), sehingga Ho di tolak dan H1 di terima. Dari rata-

  = 7.408 >

  ℎ

  rata hitung diketahui bahwa untuk kelompok yang dibelajarkan dengan MPNHT- BMOS lebih besar dari kelompok yang dibelajarkan dengan MPBL (

  1 = 82 > 2 =

  ̅ ̅ 56,23). Berdasarkan hasil analisis data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar IPA antara siswa yang belajar dengan menggunakan MPNHT-BMOS dengan siswa yang belajar dengan menggunakan MPBL.

  Kata Kunci : Model pembelajaran NHT berbantuan metode outdoor study dan hasil belajar IPA.

  

THE EFFECT OF NUMBERED HEAD TOGETHER TEACHING MODEL

ASSISTED OUTDOOR STUDY METHOD UPON NATURAL SCIENCES

LEARNING ACHIEVEMENT OF ELEMENTARY STUDENTS

  1

  2

  3 Maria Magdalena Muke Yosefina Uge Lawe Pelipus Wungo Kaka 1,2,3

  STKIP Citra Bakti, NTT

  

  

ABSTRACT

  This research aimed at finding out the effect of Numbered Head Together Teaching Model Assisted Outdoor Study Method (NHTM-OSM) Upon Natural Sciences Learning Achievement of fifth graders of areas V, Golewa District, Ngada Regency in the School Year 2016. This research employed posttest only control group design. The sample was selected randomly by class from the fifth graders and resulted in total 32 students for experiment group who were treated by using NHTM- OSM and 30 students for control group who were treated by using Direct Teaching Model (DTM). The data gathered by learning achievement test at the end of the lesson. The form of the test was multiple choices (objective test). In addition, the hypothesis is tested through t-test technique. The result of data analysis shows that the score of tvalue

  = 7.408, score ttable on α = 0.05; db 60 (n1+n2-2) then resulted in 2.000. Thus, the score of tvalue is bigger than ttable (tcount = 7.408 > ttable = 2.000), so H0 refused and H1 accepted. From the average calculation it was found that for group who were treated by using NHTM-OSM was higher than group who were treated by using DTM (

  1 = 82 > 2 = 56,23). Based on the result of

  ̅ ̅ data analysis, it can be concluded that there is a significant difference of Natural Sciences learning achievement between students who were treated by using NHTM-OSM and students who were treated by using DTM.

  Keywords: Numbered Head Together Teaching Model Assisted Outdoor Study Method, Natural Science Learning Achievement

  PENDAHULUAN

  Pendidikan merupakan usaha sadar untuk memanusiakan manusia agar lebih manusiawi. Makna pendidikan secara sederhana menurut Hasbullah (2012:1) dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Dengan demikian, bagaimanapun sederhananya peradaban suatu masyarakat, dan didalamnya terjadi atau berlangsung suatu proses pendidikan. Karena itulah sering dinyatakan pendidikan telah ada sepanjang peradaban umat manusia. Selanjutnya menurut UU No.20 Tahun 2003 (dalam Hasbullah, 2012: 3), pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilannya yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

  Pendidikan pada hakikatnya mengandung tiga unsur, yaitu mendidik, mengajar, dan melatih. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan mutu kehidupan manusia baik sebagai individu, maupun sebagai kelompok dalam kehidupan bermasyarakat. Pemerintah telah berupaya untuk mendirikan lembaga-lembaga pendidikan baik formal maupun non-formal. Menurut UU Nomor 20 Tahun 2004 (dalam Hasbullah, 2012: 53), jenjang pendidikan formal salah satunya adalah pendidikan Sekolah Dasar (SD).

  Pendidikan Sekolah Dasar merupakan pendidikan kedua setelah pendidikan di rumah oleh keluarga (Hasbullah, 2012: 48). Dalam dunia lingkungan kedua ini, seorang anak kadang-kadang tidak dapat menyesuaikan diri dengan baik. Anak merasa suasana sekolah tidak seperti yang dialami dalam keluarga. Inilah tantangan bagi guru untuk mengupayakan agar siswa dapat betah di dalam lingkungan sekolah. Dari kehidupan di rumah yang serba menggantungkan diri pada orang tua maka dengan memasuki sekolah anak mendapatkan kesempatan melatih dirinya untuk bertanggung jawab untuk terjun ke dunia masyarakat luas. Sekolah dasar sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan pendidikan anak.

  Dengan demikian pemerintah senantiasa berusaha untuk meningkatakan kualitas pendidikan antara lain dengan meningkatkan kemampuan guru lewat training-training, menambah fasilitas, menambah dana pendidikan, mencari system mengajar yang tepat guna, system evaluasi yang baik, penyempurnaan kurikulum, penyediaan buku-buku bermutu (Hasbullah, 2012:197). Selain itu berbagai upaya telah dilakukan untuk dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, antara lain dengan memberikan pelajaran tambahan setelah pelajaran sekolah, dan penyediaan LKS. Semuanya ini bertujuan meningkatkan mutu pendidikan yang masih relatif rendah sesuai dengan kebutuhan sekarang dan masa yang akan datang.

  Hal tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah rendahnya kualitas guru, dan penerapan model, metode serta teknik pembelajaran yang tidak sesuai dengan kebutuhan siswa. Sampai saat ini, masih banyak guru dalam pembelajaran hanya mampu untuk menyampaikan pengetahuan kepada anak didik dengan penjelasan atau pemberian materi yang berpusat pada guru, dan siswa hanya seolah-olah sebagai pendengar dan menulis apa yang disampaikan guru, sehingga siswa hanya bisa belajar dengan cara mengahafal tanpa memahami. Hal ini membuat siswa cendrung pasif dan pembelajaran menjadi membosankan. Siswa menjadi kurang mandiri, tidak berani mengungkapkan pendapatnya, selalu meminta bantuan guru dan kurang berusaha serta tidak dapat membangun pemahaman sendiri (Sardiman, 2011: 111).

  Faktor tersebut di atas, sangat berpengaruh terhadap tercapainya hasil belajar atau cita-cita yang diharapkan dari proses pembelajaran yang telah dijalankan. Rendahnya prestasi siswa pada palajaran IPA kelas V SD di gugus V, Kecamatan Golewa, Kabupaten Ngada selama ini menandakan bahwa penerapan pembelajaran IPA sangat kurang menarik sehingga hasil yang dicapai dalam pembelajaran tersebut kurang maksimal .Kondisi yang seperti ini harus diupayakan untuk di perbaiki.

  Upaya yang dapat dilakukan diantaranya melalui perbaikan kegiatan pembelajaran lewat strategi pembelajaran guru, serta disesuaikan dengan tingkat kemampuan dan kararkteristik siswa. Kegiatan pembelajaran yang berpusat pada guru sudah semestinya diganti menjadi berpusat pada siswa. Perlu diperhatikan bahwa pembelajaran yang berpusat pada guru perlu diganti dengan strategi/cara lain yang relevan agar dapat membawa peserta didik pada pemahaman yang sesungguhnya.

  Dari kenyataan tersebut dapat diketahui penyebab mengapa hasil belajar siswa rendah pada setiap tes dalam pembelajaran IPA yaitu sebagai berikut. (1) Siswa kurang memahami serta tidak menyukai pembelajaran IPA, (2) Tidak terdapat motivasi belajar dari diri sendiri, orang tua, guru dan masyarakat, (3) pembelajaran masih berpusat pada guru, (4) Siswa merasa bosan terus berada dalam ruangan.

  Untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran IPA maka diperlukan upaya yang dapat menunjang ketuntasan pencapaian proses serta produk pembelajaran ilmu pengetahuan alam. Upaya yang diperkirakan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA adalah dengan menggunakan pembelajaran multi model dan metode, salah satunya adalah model pembelajaran NHT (Number Head Together).. Dengan demikian model pembelajaran NHT dapat diterapkan di SD sebagai pedoman pembelajaran yang strategis sesuai dengan tingkat kemampuan siswa.

  Menurut Slavin (Huda, 2011: 130), model pembelajaran NHT merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif dimana siswa bekerja sama dalam kelompok kecil dan saling membantu dalam belajar. Model pembelajaran ini dilakukan dengan pembagian nomor kepada setiap siswa dalam kelompok sehingga semua siswa harus berusaha melibatkan diri walaupun kemampuan siswa dalam kelompok berbeda-beda. Model pembelajaran NHT mewajibkan semua siswa dalam kelompok harus memahami masalah yang sedang dipecahkan. Siswa dalam kelompok yang memiliki kemampuan lebih tinggi diwajibkan untuk dapat membimbing siswa yang kurang mampu hingga siswa tersebut dapat mengerti. Untuk lebih meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran IPA selain dengan menerapkan model NHT dapat juga dibantu dengan metode outdoor study.

  Metode Outdoor Study merupakan suatu kegiatan menyampaikan pelajaran di luar kelas, sehingga kegiatan atau aktivitas belajar mengajar berlangsung di alam bebas (Vera A, 2012 :17). Metode Outdoor Study merupakan suatu metode yang digunakan dimana guru mengajak siswa belajar di luar kelas untuk melihat langsung sesuatu peristiwa yang terjadi di lapangan dengan tujuan mengakrabkan atau mendekatkan diri siswa dengan lingkungan nyata. Pembelajaran yang efektif akan membawa siswa pada pengalaman belajar yang mengesankan. Pengalaman yang diperoleh akan semakin berkesan apabila proses pembelajaran yang diperolehnya merupakan hasil dari pemahaman dan penemuannya sendiri, dalam konteks ini siswa mengalami serta mengamati langsung dengan menggunakan panca inderanya. Guru hanya sebagai fasilitator serta moderator dalam proses pembelajaran ini. Pemilihan lingkungan di luar kelas menjadi tempat belajar atau sumber belajar harus disesuaikan dengan materi ajar serta tingkat perkembangan kognitif dan fisik anak.

  Menurut Hamalik (dalam Suryani, 2012: 21), hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Dengan kata lain hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar inilah yang menjadi alat ukur bagi guru untuk mengetahui sejauh mana tujuan pendidikan dan pengajaran telah dicapai. Menurut (Sudjana N, 2014: 49), tujuan pendidikan yang ingin dicapai dapat dikategorikan menjadi tiga bidang yakni bidang kognitif (penguasaan intelektual), bidang afektif (berhubungan dengan sikap dan nilai), serta bidang psikomotor (kemampuan/keterampilan bertindak/berperilaku). Ketiganya tidak berdiri sendiri, tetapi merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, bahkan membentuk hubungan hirarki. Sebagai tujuan yang hendak dicapai, ketiganya harus nampak sebagai hasil belajar siswa di sekolah. Oleh karena itu, ketiga aspek tersebut, harus di pandang sebagai hasil belajar, dari proses pengajaran. Hasil belajar tersebut nampak dalam perubahan tingkah laku, secara teknik dirumuskan dalam sebuah pernyataan verbal melalui tujuan pengajaran (tujuan instruksional). Dengan kata lain rumusan tujuan pengajaran berisikan hasil belajar yang diharapkan, dan harus dikuasai oleh siswa mencakup tiga aspek tersebut.

  Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah adalah: “ apakah terdapat perbedaan hasil belajar IPA antara siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan model NHT berbantuan metode outdoor study dan siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan model pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SD di gugus V, kecamatan Golewa kabupaten Ngada tahun ajaran 2015/2016?

  Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar IPA antara siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan model NHT berbantuan metode outdoor study dan siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan model pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SD di gugus V, kecamatan Golewa kabupaten Ngada tahun ajaran 2015/2016.

  Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang di atas, dapat dirumuskan hipotesis penelitian yaitu terdapat perbedaan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan model NHT (Numbered Head Together) dan kelompok siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional pada siswa kelas V semester II tahun pelajaran 2015/2016 sekolah dasar di gugus V, kecamatan Golewa, kabupaten Ngada.

METODE PENELITIAN

  Penelitian ini akan dilaksanakan pada Sekolah Dasar di Gugus V Kecamatan Golewa, Kabupaten Ngada, dengan subjek penelitian adalah siswa kelas V semester II tahun pelajaran 2015/2016. Penelitan akan dilaksanakan pada semester II tahun 2016. Penelitian ini telah dilaksanakan selama satu bulan yaitu pada bulan Maret tahun 2016 pada semester II.

  Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi eksperiment) dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah post-test only control group

  design. Populasi dalam penelitian ini adalah 4 sekolah yaitu SD yang ada di gugus V, kecamatan golewa, kabupaten Ngada. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan secara bertahap. Tahap pertama dilakukan random terhadap sekolah, dari empat sekolah diambil dua sekolah sebagai sampel penelitian (subjek penelitian). Sehingga diperoleh satu kelas sebagai kelompok eksperimen yaitu SDN Koeloda dan satu kelas sebagai kelompok yaitu SDI Malanuza.

  Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan metode tes. Instrumen penelitian yang digunakan dalam bentuk tes tertulis yaitu objektif tes (pilihan ganda). Sebelum tes digunakan terlebih dahulu dilakukan validasi dengan uji validitas dan reabilitas. Tes pilihan ganda ini terdiri atas 20 butir soal. Teknik penskoran tiap butir soal dengan menggunakan skala 0-100.

  Sebelum dilakukan analisis data dengan menggunakan t-tes, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis yaitu (1) Uji Normalitas Sebaran Data dan (2) Uji Homogenitas Varians.

  Uji hipotesis digunakan untuk menguji hipotesis yang telah dikemukakan pada penelitian, yaitu terdapat perbedaan hasil belajar IPA antara siswa yang belajar dengan mengunakan model pembelajaran NHT dan siswa yang belajar dengan menggunakan model konvensional.

  Dalam penelitian pengaruh treatment dianalisis dengan statistik t-test. Jika terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok ekperimen dan kelompok kontrol maka perlakuan yang diberikan berpengaruh secara signifikan. (Sugiyono dalam Suryani, 2012:52).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  Setelah dilakukan penelitian melalui penerapan model atau metode pembelajaran pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol maka ditemukan data melalui tes hasil belajar IPA yang berkaitan dengan ruang lingkup materi yang diteliti. Adapun penelitian yang dilakukan adalah dengan menggunakan rancangan penelitian ekperimen post-test only kontrol group design. Rancangan ini hanya menekankan pada pencapaian hasil belajar pada tes akhir (post test).

  Deskripsi Data Penelitian Hasil Post-Test Kelompok Eksperimen

  Data hasil pengukuran post-test hasil belajar IPA siswa kelompok eksperimen yang berjumlah 32 siswa menunjukkan skor tertinggi adalah 100 dan skor terendah adalah 53.

  Dari perhitungan di atas, dapat kita sajikan dalam tabel distribusi frekuensi seperti pada tabel 05.

  

Tabel 05. Distribusi Frekuensi Post-test Kelompok Eksperimen

  2 Interval x ( nilai f F fx (x-

  ̅)

  tengah) absolute komulatif

  53-60

  56.5

  1

  1 56.5 1777.47 61-68

  64.5

  3 4 193.5 2516.03 69-76

  72.5

  4 8 290 3382.59 77-84

  80.5

  10 18 805 4377.15 85-92

  88.5

  9 27 796,5 5499.71 93-100

  96.5

  5 32 482,5 6750.27

  Total ∑f= 32 ∑fx=

  ∑( − ̅)

  2624 = .

  Dari perhitungan Mean (M), Median (Md) dan Modus (Mo) post-test hasil belajar IPA siswa kelompok eksperimen diperoleh hasil perhitungan skor untuk Mo= 83.3, Md= 82.9, M= 82 sehingga skor menjadi Mo > Md > M. Kesimpulannya adalah sebagian skor post test hasil belajar siswa kelompok eksperimen cenderung tinggi.

  Deskripsi Data Penelitian Hasil Post-Test Kelompok kontrol

  Data dari hasil pengukuran post-test hasil belajar siswa kelompok kontrol yang berjumlah 30 siswa menunjukkan skor tertinggi adalah 80 dan skor terendah adalah 33.

  Dari hasil di atas, distribusi data hasil belajar IPA siswa kelompok kontrol disajikan pada tabel 07.

  

Tabel 07. Distribusi Frekuensi Post test Kelompok kontrol

Interval x ( nilai f F fx

  ( − ̅)

  tengah) absolute komulatif

  33-40

  36.5

  3 3 109,5 635.04 41-48

  44.5

  4 7 178 1102.24 49-56

  52.5

  12 19 630 1697.44 57-64

  60.5

  2 21 121 2420.64 65-72

  68.5

  5 26 342,5 3271.84 73-80

  76.5

  4 30 306 4251.04

  Total ∑f= 30 ∑fx=

  ∑( − ̅)

  1687 = . Dari perhitungan Mean (M), Median (Md) dan Modus (Mo) post test hasil belajar IPA siswa kelompok kontrol diperoleh hasil perhitungan skor untuk Mo= 52.5, Md= 53.73, M= 56.23 sehingga skor menjadi Mo< Md< M. Kesimpulannya adalah sebagian skor post test hasil belajar siswa kelompok kontrol cenderung rendah.

  Uji Normalitas Data

  Uji normalitas dilakukan untuk menguji normal tidaknya sebaran data yang dianalisis. Hipotesis statistik dapat dirumuskan sebagai berikut. H0:f0 = fe (data normal)

  H1:f0 ≠ fe (data tidak normal) Uji normalitas dapat dianalisis dengan menggunakan program SPSS 16.00. Uji normalitas sebaran data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan statistik Kolmogrov-Smirnov, dapat dilihat pada tabel 09.

  

Tabel 09. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data

Tests of Normality a

  Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk MODELNHT Statistic df Sig. Statistic df Sig.

  HASIL A1 .167 32 .024 .953 32 .173

  BELAJAR A2 .137 30 .160 .963 30 .373

  Berdasarkan tabel 4.4 hasil uji normalitas dengan program SPSS 16.00 for

Windows terbukti bahwa nilai signifikan hasil belajar IPA berada di atas 0,05.

Kelompok eksperimen (A1) = 0,024 sedangkan kelompok kontrol (A2)= 0,160 sehingga dinyatakan bahwa semua kelompok data yang diperoleh dalam penelitian ini berdistribusi normal.

  Uji Homogenitas Varians

  Untuk menguji homogenitas varian dapat menggunakan teknik analisis program SPSS 16.00 from Windows. Kriteria agar varians dikatakan homogen jika angka signifikan yang dihasilkan lebih besar dari 0,05. Hasil uji homogenitas varian dapat dilihat pada tabel 010.

  

Tabel 010. Deskripsi Hasil Uji Homogenitas Varians Hasil Belajar IPA

Test of Homogeneity of Variance

  Levene Statistic df1 df2 Sig.

  HASILBELAJA Based on Mean .520

  1 60 .473 R

  Based on Median .038

  1 60 .845

  Based on Median

  .038 1 56.514 .845

  and with adjusted df Based on trimmed

  .472

  1 60 .495

  mean

  Berdasarkan tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa Levene Statistic pada

  

Besed on Mean 0,520 dengan angka signifikan 0,473 ternyata lebih besar dari

  angka signifikan 5% (α= 0,05). Dengan demikian varian hasil belajar IPA kedua kelompok adalah homogen.

  Uji Hipotesis Penelitian

  Uji hipotesis digunakan untuk menguji hipotesis yang telah dikemukakan pada penelitian yaitu terdapat pengaruh hasil belajar IPA siswa kelas V yang belajar dengan menggunakan model NHT berbantuan metode outdoor study dan siswa yang belajar dengan menggunakan model konvensional.

  Menuru t Sugiyono (Koyan, 2012) jika n1≠n2 dan homogen dapat digunakan t-

  

test dengan polled varians dengan derajat kebebasan (db) = (n1+n2)- 2. Karena

  data penelitian ini homogen dan n1≠ n2, maka untuk menghitung t-test digunakan rumus polled varians dengan db (n1+n2)-2.

  Dari hasil uji hipotesis dengan menggunakan teknik uji-t diperoleh t-hitung= 7.408.

  Karena n1≠n2 dan homogen maka t-tabel dengan db=n1+n2– 2=60 dengan taraf signifikan 5 % (α=0,05) adalah 2,021. Ternyata t-hitung = 7.408> t-tabel = 2.000, sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Kesimpulannya terdapat perbedaan hasil belajar IPA antara siswa yang belajar dengan menggunakan model pemebelajaran NHT berbantuan metode outdoor study dengan siswa yang belajar menggunakan model konvensional.

HASIL DAN PEMBAHASAN

  Secara umum hasil penelitian ini dapat dideskripsikan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara kelompok siswa yang menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) berbantuan metode outdoor study dengan kelompok siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil analisis data dan uji-t yang telah dilakukan, diketahui t hitung = 7.408 dengan db 60 (n 1+ n

  2 - 2) dan taraf

  signifikan5% diketahui t tabel = 2.000. Dari hasil perhitungan tersebut pada taraf signifikansi 5% diketahui t hitung lebih besar dari t tabel , ini berarti hasil penelitian menunjukkan signifikan.

  Jika dilihat dari skor rata-rata hasil belajar, kelompok eksperimen memperoleh skor rata-rata hasil belajar lebih tinggi dari pada skor rata-rata hasil belajar kelompok kontrol. Skor rata-rata kelompok eksperimen adalah 82 sedangkan skor rata-rata hasil belajar kelompok kontrol adalah 56.23(82 > 56.23).

  Faktor yang mempengaruhi peningkatan hasil belajar IPA dalam penelitian ini adalah metode NHT berbantuan metode outdoor study. Pembelajaran yang menggunakan model ini, lebih banyak melibatkan peserta didik dalam menelaah materi pelajaran. Setiap peserta didik dalam kelompok diberi nomor yang berbeda. Pendidik mengajukan pertanyaan dan meminta peserta didik untuk menjawabnya berdasarkan nomor yang disebutkan guru. Sebelum menjawabnya peserta didik yang bersangkutan berdiskusi dengan teman dalam kelompok untuk memastikan jawaban yang akan dijawabnya.

  Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Heads Together) adalah sebuah model pembelajaran dalam kelompok dimana masing-masing peserta didik diberi nomor yang berbeda, berdiskusi dan bekerja sama serta mampu menjawab pertanyaan atau soal sesuai nomor yang disebutkan guru. Agar hasil belajar IPA lebih efektif selain dengan menggunakan model NHT dapat juga dibantu dengan metode outdoor study (belajar di luar kelas)

  Metode outdoor study dimana siswa harus mencari tahu sendiri mengenai materi di luar kelas sehingga siswa dengan lebih bebas dan tidak bosan untuk mengikuti pembelajaran khususnya pada pembelajaran IPA dengan materi bumi dan alam semesta. Guru sebagai fasilitator harus tetap membimbing siswa dalam kelompok untuk mengerjakan tugas yang diberikan. Dengan demikian siswa menjadi lebih aktif sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dan hasil belajar siswa lebih tinggi.

  Temuan ini menunjukkan bahwa hasil belajar IPA siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran NHT lebih baik daripada siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional, dalam arti pemberian perlakuan yang berupa model pembelajaran NHT berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran NHT telah memberikan kontribusi yang cukup berarti dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

  Hasil yang diperoleh pada penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Suara, I Made At. All (2014) melakukan penelitian yang berjudul pengaruh model pembelajaran NHT berbantuan media grafis terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD Gugus Letda Made Putra tahun pelajaran 2013/2014. jenis penelitian yang digunakan adalah ekperimen quasi dengan desain none quivalent control group design. data yang dikumpulkan yaitu data hasil belajar IPA dan dianalisis dengan menggunakan uji-t. dari analisis hasil belajar siswa diperoleh nilai rata-rata 77,4 untuk kelas eksperimen dan 68,4 untuk kelas control dengan t-hitung sebesar 4,56 sedangkan t-tabel 2.00 yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar IPA siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan media grafis dengan siswa yang belajar dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SD Gugus Letda Made Putra tahun pelajaran 2013/2014. selanjutnya menurut Sastrawan, Wayan At. All. (2014) melakukan penelitian yang berjudul pengaruh model pembelajaran NHT berbantuan media

  

software terhadap dan hasil belajar IPA siswa kelas V SD Gugus III Desa Bengkel

  Kecamatan Busungbiu tahun pelajaran 2013/2014. jenis penelitian yang digunakan adalah ekperimen semu data yang dikumpulkan yaitu data hasil belajar

  IPA dan dianalisis dengan menggunakan uji-t. dari analisis hasil belajar siswa diperoleh nilai rata-rata 77,4 untuk kelas eksperimen dan 68,4 untuk kelas control dengan t-hitung sebesar 7,3 sedangkan t-tabel 2.00 yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar IPA siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan media

  

software dengan siswa yang belajar dengan menggunakan pembelajaran

  konvensional pada siswa kelas V SD Gugus Letda Made Putra tahun pelajaran 2013/2014.

  Melalui model pembelajaran NHT berbantuan metode outdoor study juga dapat mengembangkan kemampuan berpikir dan kratifitas secara optimal karena dengan model NHT berbantuan outdoor study siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri dan mengamati suatu objek, keadaan atau proses. Dengan demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran, ataupun mencoba sendiri dan menarik kesimpulan dari proses yang dialami itu, sehingga siswa menjadi lebih aktif dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.

  Model pembelajaran NHT berbantuan metode outdoor study dipandang perlu untuk diterapkan dalam pembelajaran khususnya dalam mengajarkan materi yang berkaitan dengan penemuan konsep dan prinsip. Penerapan model NHT juga melibatkan peran siswa secara aktif dalam pembelajaran untuk menemukan konsep atau prinsip materi pembelajaran.

  Berdasarkan hasil analisis data, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar IPA antara siswa yang belajar dengan menggunakan model pemebelajaran NHT berbantuan metode outdoor study dengan siswa yang belajar menggunakan model konvensional.

  PENUTUP

  Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikansi antara siswa yang menggunakan model pembelajaran NHT berbantuan metode outdoor study dengan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan uji hipotesis melalui uji-t ternyata H ditolak dan H

  1 (t hitung = 7.408 > t tabel

  = 2.000) dengan taraf signifikan 5%. Dilihat dari kriteria pengujian, ini berarti hasil belajar IPA siswa yang mendapat pembelajaran dengan menggunakan model NHT berbantuan metode outdoor study berbeda dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional.

  Selain itu dilihat dari nilai rerata hitung, ternyata kelompok eksperimen yang menggunakan model NHT berbantuan metode outdoor study lebih tinggi daripada kelompok kontrol ( x ̅eksperimen = 82 > x̅ kontrol = 56.23).

  Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran NHT berbantuan metode outdoor study mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan hasil belajar IPA siswa. Hal ini terbukti dari hasil belajar siswa kelas V SDN Koeloda selaku kelas eksperimen setelah menerapkan model pembelajaran NHT lebih tinggi daripada siswa kelas V SDI Malanuza selaku kelas kontrol yang menerapkan model pembelajaran konvensional.

  Berdasarkan simpulan di atas maka diajukan beberapa saran antara lain sebagai berikut. siswa disarankan agar hasil penelitian ini dapat menjadi landasan bagi siswa dalam meningkatkan kemampuan berpikir dan memecahkan masalah IPA yang berkaitan dalam kehidupan sehari-hari. Guru disarankan agar mampu menerapkan model pembelajaran NHT berbantuan metode outdoor study untuk meningkatkan profesionalismenya dengan menambah pengetahuan mengenai model pembelajaran sehingga dapat menghasilkan anak didik yang cerdas dan bertanggung jawab. Sekolah disarankan dengan adanya hasil penelitian ini dapat dijadikan pedoman untuk meningkatkan kualitas tenaga pengajar sehingga dapat menciptakan peserta didik yang berkualitas dan bertanggung jawab.

DAFTAR PUSTAKA

  Sastrawan, Wayan At. All. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran NHT Berbantuan Media Software Terhadap Dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Gugus III Desa Bengkel Kecamatan Busungbiu Tahun Pelajaran 2013/2014. Journal Mimbar PGSD. Volume 3 no. 1.

  Hasbullah. 2012. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan (edisi revisi). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Huda, Miftahul. 2011. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Koyan, I Wayan. 2012. Statistik Pendidikan. Bali: Universitas Pendidikan Ganesha Press. Suara, I Made At. All. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran NHT Berbantuan

  Media Grafis Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Gugus Letda Made Putra Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal Penelitian Pasca Sarjana Undikhsa. Volume 2 No 1.

  Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Sudjana, Nana. 2014. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Suryani, Ni Wayan Uci Risma. 2012. Pengaruh penggunaan metode eksperimen terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV semester I tahun pelajaran

  2012/2013 di sekolah dasar kelurahan gilimanuk kecamatan Malaya kabupaten jembrana. Skripsi (tidak diterbitkan). Vera, Adelia. 2012. Metode Mengajar Anak di Luar Kelas (Outdoor Study).

  Yogyakarta: Diva Press.

Dokumen yang terkait

View of COMMUNITY OPINION AGAINST THE QUALITY OF BASIC EDUCATION ON ELEMENTARY SCHOOL (SDN) IN TABALONG REGENCY

0 0 20

THE EFFECTS OF CAPITAL STRUCTURE AND GOOD CORPORATE GOVERNANCE ON DIVIDEND POLICY AND FIRM VALUE An Empirical Research at Banks Listed in Indonesia Stock Exchange for the Period of 2008-2012

0 0 19

THE EFFECT OF FINANCIAL LEVERAGE ON FIRM VALUE AND MARKET RISK (Research on Consumer Goods Industries Listed In Indonesian Stock Exchange In The Year of 2010-2012)

0 0 12

THE INFLUENCE OF CAPITAL STRUCTURE AND FIRM SIZE ON PROFITABILITY AND DIVIDEND POLICY (An Empirical Study at Property and Real Estate Sector Listed in Indonesia Stock Exchange during the periods of 2009-2012)

0 0 10

41 ANALISIS DAYA SAING DENGAN MENGGUNAKAN DESTINATION COMPETITIVENESS MODEL (Studi pada Heritage Tourism di Jawa)

1 1 11

33 SUCCESS OF IMPLEMENTATION OF COMPUTER CRIME ACT (UU ITE NO.11 2008) (A Case Study in the Higher Education Institution in Indonesia)

0 0 8

THE REALIZATION OF “CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PROGRAMS” AS A PART OF GCG IN INDONESIAN STATE-OWNED ENTERPRISES (Case Study of PERUM Jasa Tirta I in Malang Regency)

0 0 8

AN ANALYSIS ON THE BACKGROUND OF ONLINE TRANSPORTATION CREW TO SUPPORT THE TOURISM AND NON- TOURISM ACTIVITIES (A Study on Online Transportation Drivers and Riders in Bandung)

0 0 7

ANALYSIS OF FACTORS THAT INFLUENCE EMPLOYEE PERFORMANCE (Study on Permanent Employees in Operational Section of PT WIMCycle Indonesia - Surabaya)

0 0 12

118 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE JIGSAW BERBANTUAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA SD

0 0 12